Anda di halaman 1dari 22

PENGAUDITAN

SIKLUS
PEROLEHAN MODAL
DAN
PENGEMBALIAN
NYA
Kelompok 7 :
1. Rizqi Wijayanti (020200305)
2. Rahmat Setiawan (020200307)
PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN
MODAL DAN
PENGEMBALIANNYA
Siklus akuisisi modal dan pembayaran kembali,
berfokus pada akuisisi sumber daya modal melalui
utang berbunga dan ekuitas pemilik dan
pembayaran kembali modal tersebut.Siklus ini
juga
mencakup pembayaran utang dan dividen.
AKUN-AKUN DALAM SIKLUS
Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya
tergantung pada tipe operasi bisnis perusahaan dan bagaimana
operasi tersebut didanai. Semua perseroan memiliki modal
saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki
saham preferen, agio saham, dan saham dibeli kembali (treasury
stock). Seperti halnya siklus yang lain, kas merupakan akun
yang
penting dalam siklus ini karena baik dalam perolehan modal
maupun dalam pengembaliannya selalu melibatkan akun kas.
Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan
pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa
akun - akun dalam siklus ini.
Siklus ini biasanya mencakup akun-akun di bawah
ini:

• Kas di Bank • Beban bunga


• Utang wesel • Utang bunga
• Utang kontrak • Laba Ditahan Disisihkan
• Utang hipotik • Laba Ditahan
• Modal saham-biasa • Utang Dividen
• Modal saham-preferen • Saham Dibeli Kembali
• Utang obligasi • Dividen Diumumkan
• Agio saham • Modal pemilik (perseorangan)
• Modal Sumbangan • Modal sekutu (persekutuan)
UTANG WESEL
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang
terdiri
dari pokok pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak
dijamin dengan aset. Biasanya wesel diterbitkan untuk suatu periode
tertentu antara satu bulan sampai satu tahun, tapi ada juga yang jangka
waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam
tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman,
seperti misalnya sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap.
Pokok pinjaman dan tingkat bunga wesel harus dicantumkan dalam
perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran pokok
pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk
wesel berjangka lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara
bulanan atau kwartalan.
Tujuan pengauditan atas utang wesel di antaranya :
◆Pengengendalian internal atas utang wesel memadai.
◆ Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga
wesel telah diotorisasi dengan benar dan telah dicatat sesuai
dengan keenam tujuan audit transaksi.
◆ Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang
bersangkutan
serta utang bunga telah ditetapkan dengan benar sebagaimana
dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo (catatan:
Tujuan "nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan pada
pengauditan akun kewajiban).
◆Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan
bunga wesel terkait memenuhi keempat tujuan audit penyajian
dan pengungkapan.
PENGENDALIAN INTERNAL
Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel, yaitu:
1. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih
dahulu. Kewenangan pemberian persetujuan penerbitan
wesel berada pada dewan komisaris atau manajemen
tingkat tinggi.
2. Terdapat pengendalian yang memadai untuk
pembayaran pokok pinjaman maupun bunganya.
Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran
pokok pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian
dan pembayaran.
3. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini
menyangkut penyelenggaraan catatan pembantu dan
pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar
oleh pejabat yang ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi
harus diberi tanda "LUNAS" dan disimpan oleh
pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik. Secara
periodik catatan detil wesel harus direkonsiliasi dengan
buku besar dan diban- dingkan dengan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang
yang tidak bertanggungjawab untuk menyelenggarakan
catatan detil.
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF TRANSAKSI
Pengujian transaksi utang wesel menyangkut penerbitan
wesel dan pembayaran kembali pokok pinjaman dan
bunganya. Pengujian audit ini merupakan bagian dari
pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Tambahan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi seringkali juga dilakukan sebagai
bagian dari pengujian rinci saldo karena materialnya
transaksi individual.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel
karena pengujian rinci beban bunga dan utang bunga
seringkali dapat ditiadakan apabila hasilnya memuaskan.
. Prediksi independen auditor atas beban bunga, dengan
menggunakan saldo utang berjalan dan tingkat bunga, akan
membantu auditor dalam menilai kewajaran beban bunga
dan juga menguji kemungkinan adanya utang wesel yang
tidak dicatat. Apabila beban bunga sesungguhnya jauh
lebih
besar dari estimasi auditor, salah satu kemungkinan hal itu
disebabkan pembayaran bunga dilakukan atas utang wesel
yang tidak dicatat.
PENGUJIAN RINCI SALDO
Titik tolak yang biasa dilakukan dalam
pengauditan
utang wesel adalah daftar utang wesel dan utang
bunga wosel yang diterima auditor dari klien.
Gambar 19-2 melukiskan contoh skedul/daftar,
termasuk informasi rinci tentang semua transaksi
yang terjadi selama tahun yang diaudit yang
menyangkut pokok dan bunganya, saldo awal dan
saldo akhir utang wesel dan utang bunga,
informasi deskriptif tentang wesel, tingkat bunga,
dan aset yang dijadikan agunan.
Apabila terjadi sejumlah transaksi yang
menyangkut utang wesel selama tahun yang
diaudit, akan menjadi tidak praktis bagi auditor
untuk menggunakan skedul seperti itu. Dalam
situasi demikian, biasanya akan meminta klien
untuk membuat suatu skedul yang berisi wesel-
wesel yang masih memiliki saldo yang belum
dibayar pada akhir tahun, menunjukkan deskripsi
setiap wesel, saldo akhir tahun, dan saldo akhir
tahun utang bunga, termasuk agunan dan tingkat
bunga.
EKUITAS PEMILIK
Ekuitas pemilik adalah besarnya kepemilikan
seorang pemilik atas bisnis terkait. Ekuitas
pemilik biasanya berlaku untuk bisnis kecil.
Perhitungan ekuitas pemilik serupa
dengan ekuitas pemegang saham, yakni besarnya
aset dikurangi dengan nilai kewajiban bisnis
tersebut. Ada perbedaan penting antara
pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan
publik dengan perseroan tertutup.
Pada perusahaan perseroan tertutup yang
pemegang sahamnya biasanya hanya sedikit,
transaksi yang menyangkut akun modal selama
satu periode Jarang sekali terjadi. Transaksi
yang
mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa
perubahan ekuitas pemilik karena adanya laba
atau rugi tahunan dan pembagian dividen (kalau
ada). Perseroan tertutup jarang membayar
dividen, dan auditor hanya membutuhkan waktu
sedikit untuk memeriksa ekuitas pemilik,
walaupun auditor tetap harus menguji catatan
perusahaan.
PENGENDALIAN INTERNAL
Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi
ekuitas pemilik. Di bawah ini akan kita bahas beberapa
diantaranya.
A. Otorisasi Transaksi Secara Tepat
Karena hampir setiap transaksi ekuitas pemilik material,
banyak transaksi semacam ini harus mendapat otorisasi
dari dewan komisaris.
B. Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Tepat
Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi
saham dan saham yang beredar, pengendalian internal
harus memadai untuk memastikan bahwa:
a. Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan
perusahaan.
b. Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang
yang memiliki saham perusahaan pada tanggal pencatatan
dividen.
c. Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
C.Registrar Independen dan Agen Transfer Saham
Setiap perusahaan dengan saham terdaftar di bursa efek
diwajbkan memiliki registrar independen sebagai pengendalian
untuk mencegah penerbitan saham yang tidak sesual dengan
peraturan. Tanggungjawab registrar independen adalah
memastikan bahwa saham diterbitkan perusahaan sesual
dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris
PENGAUDITAN MODAL SAHAM DAN AGIO SAHAM
Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam
pengauditan modal saham dan agio saham:
1. Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi
kelengkapan)
2. Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi
dan telah dicatat dengan tepat (tujuan audit transaksi
keterjadian dan ketelitian).
3. Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo
ketelitian)
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat
(keempat tujuan penyajian dan pengungkapan).
PENGAUDITAN DIVIDEN
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen,
bukan pada saldo akhir, kecuali apabila terdapat utang dividen.
Keenam tujuan audit transaksi untuk transaksi-transaksi,
relevan untuk dividen. Namun demikian, dividen biasanya
diaudit seratus persen. Tujuan terpenting, termasuk yang
berkaitan dengan utang dividen, adalah:
1. Dividen terbukukan sungguh-sungguh terjadi (keterjadian)
2. Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan)
3. Dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian).
4. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang ada yang
berhak (keterjadian)
5. Utang dividen telah dicatat (kelengkapan)
6. Utang dividen telah dicatat dengan akurat (ketelitian)
PENGAUDITAN LABA DITAHAN
Pada kebanyakan perusahaan, transaksi-transaksi yang
menyangkut laba ditahan hanyalah pencatatan laba bersih
untuk tahun buku yang bersangkutan dan pengumuman
dividen. Perubahan lain dalam laba ditahan bisa berupa koreksi
laba tahun yang lalu, penyesuaian tahun yang lalu yang
didebetkan atau dikreditkan langsung ke laba ditahan, dan
penetapan atau penghentian penyisihan (appropriation) laba
ditahan.
Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor
pertama-tama menganalisis laba ditahan selama periode yang
diaudit. Skedul audit yang menunjukkan analisis, biasanya
merupakan bagian dari arsip permanen, mencakup deskripsi
setiap transaksi yang mempengaruhi akun ini.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai