(2014017040)
4A2
Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembliannya tergantung pada tipe
operasi bisnis perusahaan dan bagaiman operasi tersebut dijani.semua perseroan memiliki
modal saham dan laba ditahan,tetapi hanya sedikit yang memiliki modal saham dan laba
ditahan,tetapi hanya sedikit yang memiliki saham preferen,agio saham,dan saham dibeli
kembali(treasury stock). Karakteristik yang unik dari siklus perolehan modal dan
pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun-akun dalam siklus ini .
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus
perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang diikuti untuk akun-
akun lainya.
Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit. Sebagai contoh, dalam menentukan
pengujian rinci saldo utang wesel,auditor mempertimbangkan risiko bisnis,materialitas
pelaksanaan,risiko inheren, hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
transaksi,dan hasil dari prosedur analitis.
Untuk memahami dengan baik sejumlah akun terpilih yang merupakan bagian
signifikan dari siklus ini pada umumnya. Dibawah ini akan dibahas
(1). Pengauditan utang wesel dan beban bunga yang bersangkutan untuk memberi
gambaran pinjaman berbunga,dan
(2). Pengauditan modal saham biasa,agio saham biasa,dividen,dan laba ditahan untuk
menggambarkan akun-akun ekuitas.
1. UTANG WESEL
Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya.yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset.biasanya
wasel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara satu bulan sampai satu tahun,tapi ada
juga yang jangka waktunya lebih panjang.
Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok pinjaman dan
pembayaran, karena pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak
kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam
sampel oleh auditor untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Oleh
karena itu, auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran.
Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah :
o Pengengendalian internal atau utang wesel memadai.
o Transaksi yang menyangkut poko pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi
dengan benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi.
· Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo
(catatan : Tujuan nilai bersih bisa direalisasi tidak diterapkan pada pengauditan akun
kewajiban).
Pengendalian Internal
Ada empat pengendalian internal bagi utang wesel, yaitu :
1. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi lebih dahulu.kewenangan pemberian
persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau manajemen tingkat
tinggi .
2. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman maupun
bunganya.
3. Dokumen dan catatan yang memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan catatan
pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh pejabat yang
ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda ‘’LUNAS’’ dan disimpan oleh
pejabat yang berwenang.
4. Veritifikasi independen secara periodik.
a. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi
Pengujian pengendalian utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan pembayaran
kembali pokok pinjaman dan bunganya.
b. Prosedur analitis
Prosedur analitis penting dalam pengauditan utang wesel karena pengujian rinci beban bunga
dan utang bunga seringkali dapat ditiadakan apabila hasilnya memuaskan.
c. Pengujian rinci saldo
Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar utang wesel dan
utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien.
Ada dua tujuan audit saldo yang penting dalam adit atas utang wesel :
1. Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan ( kelengkapan)
2. Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengnan akurat ( ketelitian )
Tujuan-tujuan diatas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa material walaupun
yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut satu buah wesel. Apabila pengendalian
internal atas utang wesel tidak efektif, auditor harus memperluas prosedur untuk menguji
kemungkinan adanya utang wesel yang tidak di catat.
2. EKUITAS PEMILIK
Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik dengan
perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya biasanya
hanya sedikit, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode jarang sekali
terjadi. Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa perubahan ekuitas
pemilik karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian deviden (kalau ada) .
Sebaliknya dalam perusahaan perseroan public , verifikasi ekuitas pemilik jauh lebih kompleks
karena perusahaan memiliki pemegang saham yang banyak dan sering terjadi perubahan
individu yang memegang saham.
Pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam perseroan public, termasuk :
Modal saham biasa
Agio saham
Laba ditahan dan dividen yang bersangkutan
a. Pengendalian Internal
Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik.
OTORISASI TRANSAKSI SECARA TEPAT
Contoh Transaksi yang biasanya memerlukan Otorisasi Khusus :
· Penerbiatan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis ekuitas yang diterbitkan
(apakah saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai per
saham, preferensi saham yang bukan saham biasa, dan tanggal penerbitan.
· Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, saat pembelian kembali, dan jumlah yang harus dibayar untuk saham-saham
tersebut harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
· Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen (apakah
dividen tunai atau dividen saham), jumlah dividen per lembar saham, dan tanggal pencatatan
dan tanggal pembayaran dividen.