Anda di halaman 1dari 23

BAB 22

Audit Siklus Akuisisi Modal dan


Pembayaran
Mata Kuliah : Auditing II Kembali
Dosen : Drs. Wayan Rai Suathana, Ak. MM. CFrA

Kode Dosen : 144


Introducing Our
Team
Yunita Nur Indah Nurul
S.D
022119056 Nuraini
022119057

Elia Try Suci Annisa Aura


Wulansari
022119058 Utamy
022119061 Aroffah
022119063
Karakteristik Unik dari
Siklus Akuisisi Modal dan
Pembayaran
 Kembali
Secara relatif hanya ada segelintir transaksi yang mempengaruhi
saldo akun, tetapi setiap transaksi itu sering kali sangat
material.
 Pengecualian atau salah saji satu transaksi dapat bersifat
material.
 Adanya hubungan legal antara entitas klien dan pemegang sahan,
obligasi atau, dokumen kepemilikan yang serupa
 Ada hubungan langsung antara akun dividen dan bunga serta
utang dari ekuitas.
Akun – Akun Dalam Siklus
Akun-akun dalam siklus akuisisi modal
dan pembayaran kembali tergantung
pada jenis bisnis yang dioperasikan
perusahaan dan bagaimana operasi
tersebut dibiayai. Siklus ini seringkali
melibatkan akun-akun berikut :

 Wesel bayar  Agio saham


 Utang kontrak  Beban bunga
 Utang hipotik  Beban akrual
 Utang obligasi  Apropiasi laba ditahan
 Kas di bank  Saham treasuri
 Modal saham – biasa  Modal sumbangan
 Modal saham – preferen  Laba ditahan
 Dividen yang diumumkan  Utang dividen
Wesel Bayar
Pengujian Audit Atas
Wessel Bayar
Tujuan dari audit atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah :
 Pengendalian internal atas wesel bayar sudah memadai

 Transaksi pembayaran pokok dan bunga yang melibatkan wesel


bayar diotorisasi secara layak serta dicatat sesuai dengan enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

 Kewajiban untuk wesel bayar dan beban bunga terkait serta


kewajiban akrual telah dinyatakan secara layak seperti yang
didefinisikan dalam tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

 Pengungkapan yang terkait dengan wesel bayar dan beban bunga


terkait memenuhi empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan
Pengendalian Wesel
Bayar Terdapat empat pengendalian yang penting terhadap wesel bayar :

1) Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru


2) Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga
3) Dokumen dan catatan yang memadai
4) Verifikasi independen periodic

Pengujian pengendalian untuk wesel bayar dan bunga terkait harus menekankan pada
pengujian empat pengendalian internal di atas. Selain itu, auditor juga harus
memverifikasi pencatatan yang akurat atas penerimaan dari hasil wesel dan
pembayaran pokok beserta bunganya.
Penjelasan
Terdapat empat pengendalian yang penting terhadap wesel bayar :
1) Otorisasi yang tepat atas penerbitan wesel baru. Tanggung jawab atas penerbitan wesel baru
harus diberikan kepada dewan direksi atau personil manajemen tingkat tinggi.

2) Pengendalian yang memadai terhadap pembayaran kembali pokok dan bunga. Pembayaran bunga
dan pokok secara periodik harus menjadi subjek pengendalian dalam siklus akuisisi dan pembayaran.
Pada saat wesel diterbitkan, departemen akuntansi harus menerima salinan wesel itu, seperti ketika
menerima faktur vendor dan laporan penerimaan.

3) Dokumen dan catatan yang memadai. Hal tersebut mencakup catatan pembantu dan pengendalian
terhadap wesel kosong serta wesel yang telah dibayar oleh orang yang berwenang. Wesel yang telah
dibayar harus dibatalkan dan ditahan di bawah pengawasan pejabat yang berwenang.

4) Verifikasi independen periodik. Secara periodik, catatan wesel yang terinci harus direkonsiliasi
dengan buku besar umum dan dibandingkan dengan catatan pemegang wesel oleh karyawan yang
tidak bertanggung jawab menyimpan catatan yang terinci.
Audit Atas Transaksi
Perbedaan ekuitas pemilik antara perusahaan terbuka (publicly
Ekuitas
held corporation)Pemilik
dan perusahaan tertutup (closely held
corporation).

0 Perusahaan
0 Perusahaan
1 Tertutup
Memiliki sedikit pemegang saham dan
hanya terdapat sedikit transaksi
selama tahun berjalan.
2 Terbuka
Verifikasi ekuitas pemilik lebih
kompleks karena terdapat lebih
banyak pemegang saham dan
banyak perubahan pada individu
pemegang saham.
Ekuitas Pemilik
Tujuan dari akun-akun ekuitas pemilik dan dividen untuk menentukan apakah :

1) Pengendalian internal atas modal saham sudah memadai


2) Transaksi ekuitas pemilik dengan benar, seperti didefinisikan oleh enam
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
3) Saldo ekuitas pemilik telah dicatat secara layak/benar seperti didefinisikan
oleh delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo, dan disajikan serta
diungkapkan secara layak, seperti didefinisikan oleh empat tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk akun ekuitas pemilik.
Pengendalian Internal
Otorisasi Transaksi yang Tepat karena setiap transaksi ekuitas pemilik
umumnya bersifat material, banyak dari transaksi tersebut haris disetujui
oleh dewan dereksi.
Berikut jenis transaksi ekuitas pemilik biasanya memerlukan otorisasi khusus:
1. Penerbitas Modal Saham
2. Pembelian Kembali Modal Saham
3. Pengumuman Dividen
Penjelasan
 Penerbitan Modal Saham. Otoritas itu termasuk jenis ekuitas yang akan diterbitkan
(seperti saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan diterbitkan, nilai
pari saham, kondisi privilege bagi setiap saham selain saham biasa, dan tanggal
penerbitan.
 Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, penetapan waktu pembelian kembali, dan jumlah yang akan dibayar atas
saham semuanya harus disetujui oleh dewan direksi.
 Pengumuman Dividen. Dewan direksi harus mengotorisasi bentuk dividen (seperti
tunai atau saham), jumlah dividen per saham, dan catatan serta tanggal pembayaran
dividen.
Pengendalian Internal
Penyimpanan Catatan dan Pemisahan Tugas yang Tepat. Jika
perusahaan menyimpan catatan miliknya sendiri mengenai transaksi
saham dan saham yang beredar, pengendalian internal harus memadai
untuk memastikan bahwa :

 Pemilik aktual saham diakui dalam catatan perusahaan.


 Jumlah dividen yang benar dibayar ke pemegang saham yang
memiliki saham pada tanggal pencatatan dividen.
 Potensi adanya salah penempatan aset telah diminimalisasi.
Pengendalian Internal
Sebagai pengendalian terhadap modal saham, sebagian besar perusahaan menyimpan
pembukuan sertifikat saham dan file induk modal saham pemegang saham.

 Catatan sertifikat modal saham ( capital stock certificate record) mencatat


penerbitan dan pembelian kembali modal saham selama umur perusahaan. Catatan
transaksi modal saham meliputi nomor sertifikat, jumlah saham yang diterbitkan,
nama orang yang akan menerima saham yang diterbitkan, dan tanggal penerbitan.
 File induk modal saham pemegang saham ( shareholder’s capital stock master
file) adalah catatan saham yang beredar pada suatu waktu tertentu. File induk
berfungsi sebagai pengecek terhadap keakuratan catatan sertifikat modal saham dan
saldo saham biasa dalam buku besar umum. File tersebut juga digunakan sebagai dasar
pembayaran dividen.
Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang mempengaruhi pembayaran dividen dapat mencakup :

 Cek dividen yang disiapkan dari catatan sertifikat modal saham oleh seseorang yang
tidak bertanggung jawab menyimpan catatan modal saham.
 Setelah cek disiapkan, dilakukan verifikasi independen atas nama pemegang saham
dan jumlah cek serta merekonsiliasi total jumlah cek dividen dengan total dividen
yang diotorisasi dalam notulen.
 Akun dividen imprest yang terpisah digunakan untuk mencegah pembayaran jumlah
dividen yang lebih besar dari yang diotorisasi.

Panitera Independen dan Agen Transfer Saham. Perusahaan yang sahamnya tercatat
pada penjualan sekuritas perlu menggunakan pencatatan untuk mengendalikan aktivitas
penerbitan saham/ diwajibkan memiliki panitera independen.
Audit Modal Saham
dan Modal Disetor
Auditor sangat memperhatikan 4 hal berikut ketika mengaudit modal saham
dan agio saham :
1. Transaksi modal saham yang ada telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan
transaksi kelengkapan).
2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara
akurat (tujuan yang berkaitan dengan transaks kejadian dan keakuratan).
3. Modal saham telah dicatat secara akurat (tujuan yang berkaitan denggan
saldo keakuratan).
4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan secara layak (keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan).
Audit Modal Saham dan Modal
1) Transaksi Modal Saham yang Ada Telah Dicatat Tujuan ini dapat dengan mudah
Disetor
dipenuhi apabila panitera atau agen transfer digunakan.

2) Transaksi Modal Saham yang Dicatat Memang Terjadi dan Dicatat Secara Akurat
Tujuan ini diperlukan audit yang ektensif atas transaksi yang melibatkan penerbitan
modal saham seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan
perusahaan lain melalui pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham
treasuri.

3) Modal Saham Dicatat Secara Akurat Auditor memverifikasi saldo akhir tahun modal
saham dengan menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal
neraca.

4) Modal Saham Disajikan dan Diungkapkan Secara Layak Auditor harus menentukan
bahwa setiap kelas saham memiliki deskripsi yang tepat, termasuk jumlah saham yang
diterbitkan dan beredar serta setiap hak khusus atas masing-masing kelas.
Audit Dividen
Tujuan paling penting termasuk yang berkenaan dengan
utang dividen, adalah :
1) Dividen yang dicatat memang terjadi (keterjadian).

2) Dividen yang ada telah dicatat (kelengkapan).

3) Dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan).

4) Dividen yang dibayar kepada pemegang saham yang ada (keterjadian).

5) Utang dividen telah dicatat (kelengkapan).

6) Utang dividen telah dicatat secara akurat (keakuratan).


Audit Dividen
 Auditor dapat memverifikasi keterjadian bagi dividen yang tercatat
dengan memeriksa notulen rapat dewan direksi meyangkut otorisasi
jumlah dividen per saham dan tanggal dividen. Ketika melakukan hal
tersebut, auditor harus waspada terhadap kemungkinan belum
tercatatnya dividen yang diumumkan, terutama segera sebelum
tanggal neraca. Prosedur audit yang berkaitan dengan erat adalah
mereview file permanen audit untuk menentukan apakah terdapat
restriksi atas pembayarn dividen dalam perjanjian indenture obligasi
atau provisi saham preferen.

 Keakuratan pengumuman dividen dapat diaudit dengan menghitung


kembali jumlah atas dasar dividen per saham dikalikan dengan jumlah
saham yang beredar. Jika klien menggunakan agen transfer untuk
membagikan dividen, totalnya dapat ditelusuri ke ayat jurnal
pengeluaran kas milik agen dan juga dikonfirmasi.
Audit Dividen
 Jika klien menyimpan catatan dividen miliknya dan membayar
dividennya sendiri, auditor dapat memverifikasi total jumlah dividen
dengan menghitung kembali dan merujuk ke kas yang dikeluarkan.
Selain itu, auditor juga harus memverifikasi apakah pembayarn
dilakukan kepada pemegang saham yang memiliki saham per tanggal
catatan dividen. Auditor dapat menguji hal ini dengan memilih sampel
pembayaran dividen yang tercatat dan menelusuri nama peyee pada
cek yang dibatalkan ke catatan dividen. Pada saat yang sama, auditor
dapat memverifikasi jumlah dan otentisitas cek dividen.

 Pengujian atas utang dividen harus dilakukan bersamaan dengan


dividen yang diumumkan. Setiap dividen yang belum dibayar harus
dicatat sebagai kewajiban.
Audit Laba Ditahan
 Satu-satunya transaksi yang melibatkan laba ditahan adalah laba bersih
tahun tersebut dan pengumuman dividen. Perubahan lain dalam laba
ditahan dapat mencakup koreksi laba periode sebelumnya, penyesuaian
periode sebelumnya yang dibebankan atau dikredit secara langsung ke
laba ditahan, dan penetapan atau eliminasi apropriasi laba ditahan.

 Dalam mengaudit pendebitan pengkreditan ke laba ditahan, selain laba


bersih dan dividen, auditor juga harus menentukan apakah transaksi itu
telah dicantumkan. Sebagai contoh, penyesuaian periode sebelumnya
dapat dimasukkan dalam laba ditahan hanya jika penyesuaian itu memenuhi
persyaratan standar akuntansi.
Audit Laba Ditahan
Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan informasi yang
berkaitan dengan laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan
apakah tujuan penyajian dan pengungkapan laba ditahan telah dipenuhi,
terutama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap restriksi
pembayaran dividen. Sering kali, perjanjian dengan pihak bankir,
pemegang saham, dan kreditor lainnya melarang atau membatasi jumlah
dividen yang dapat dibayar klien. Restriksi tersebut harus diungkapkan
dalam catatan kaki atas laporan keuangan.
Thank You

Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai