PENGAUDITAN II
PERTEMUAN 11 CHAPTER 22
OLEH :
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
PENGAUDITAN II PERTEMUAN 11 CHAPTER 22
A. Tujuan pemeriksaan auditor atas wesel bayar adalah untuk menentukan apakah:
3. Hutang atas wesel bayar dan beban bunga dan kewajiban yang masih harus
dibayar yang berhubungan, telah dinyatakan dengan wajar sesuai dengan 8 tujuan
spesifik audit.
4. Penyingkapan yang berhubungan dengan wesel bayar yang terkait dengan beban
bunga telah memenuhi 4 perentasi dan penyigkapan tujuan audit
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai inherent risk untuk
account notes payable
Pengujian terhadap transaksi wesel bayar meliputi penerbitan wesel bayar dan
pembayaran kembali pokok pinjaman serta bunga. Pengujian transaksi wesel bayar
dan bunganya harus lebih menekankan terhadap empat pengendalian intern
terpenting dan harus ada penekanan terhadap ketepatan jumlah penerimaan dan
pembayarannya.
E. Prosedur Analitik
Bandingkan wesel bayar yang Pengabaian atas salah saji wesel bayar
beredar dengan tahun sebelumnya
Bandingkan total notes payable, beban Misstatement pada beban bunga atau
bunga, dan hutang bunga dengan periode bunga terhutang; atau notes payable yang
sebelumnya tidak dimasukkan dalam laporan
keuangan
1. Langkah awal yang umum dilakukan dalam audit wesel bayar adalah penggunaan
skedul wesel bayar dan bunga terhutang yang diperoleh dari klien. Skedul ini
memuat keterangan rinci dari semua transaksi yang terjadi selama tahun berjalan
secara keseluruhan baik untuk periode pinjaman maupun bunga, salso awal dan
saldo akhir wesel bayar dan hutang bunga, serta informasi yang jelas dan rinci
mengenai wesel.
2. Bila selama tahun berjalan terdapat banyak transaksi yang melibatkan wesel
bayar, auditor dapat meminta klien untuk mempersiapkan skedul wesel-wesel
yang pada akhir tahun masih mempunyai saldo belum dilunasi.
1. Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen yang berkaitan
mencukupi.
2. Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan
spesifik audit.
B. Otorisasi transaksi yang tepat. Jenis transaksi ekuitas pemilik berikut ini
biasanya memerlukan spesifik otorisasi:
A. Empat hal yang penting dalam audit terhadap modal saham dan tambahan modal
disetor di atas nilai pari:
1. Seluruh transaksi modal saham yang ada telah dicatat (kelengkapan). Tujuan ini
dapat dicapai jika digunakan jasa pencatat atau agen pemindahan saham. Auditor
dapat meminta konfirmasi mengenai transaksi modal saham dan mengenai nilai
transaksi tersebut.
3. Modal saham dinilai dengan benar (akurasi). Saldo akhir dalam akun modal
diverifikasi, mula- mula dengan menentukan jumlah saham yang beredar pada
tanggal neraca. Konfirmasi dari agen pemindahan merupakan cara verifikasi
termudah. Jika tidak ada agen pemindahan maka auditor mengandalkan pada
pemeriksaan atas catatan saham dan menghitung seluruh saham yang beredar
dalam buku sertifikasi saham, meneliti sertifikat yang dibatalkan dan menghitung
sertifikat kosong.
Penekanan pada audit atas dividen adalah pada transaksinya dan bukan saldo akhir,
kecuali jika ada hutang dividen. Keenam tujuan spesifik audit atas transaksi relevan
untuk dividen.
Keenam tujuan audit terkait transaksi untuk transaksi relevan untuk deviden. Tetapi
biasanya, transaksi yang berkaitan dengan dividen diaudit dengan dasar 100 persen.
Keberadaan dapat dicek dengan meneliti notulen rapat dewan direksi mengenai
jumlah dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen. Ketepatan
penilaiian suatu pengumuman pembayaran dividen dapat diaudit dengan
menghitung kembali jumlahnya berdasarkan dividen setiap saham dan jumlah
saham beredar. Pengujian untuk melihat apakah pembayaran dilakukan kepada
pemegang saham yang memiliki saham tersebut pada tanggal pencatatan dividen
adalah dengan memilih suatu sample pembayaran dividen yang dicatat dan
menelusuri nama penerima uang pada cancelled check pada catatan dividen, untuk
meyakinkan bahwa penerima uang memang berhak.
1. Titik awal audit terhadap laba ditahan adalah analisis terhadap laba ditahan untuk
seluruh tahun yang bersangkutan (meliputi keterangan tentang setiap transaksi
yang mempengaruhi laba ditahan).
2. Audit terhadap pengkreditan atas laba ditahan yang berasal dari laba tahun yang
bersangkutan dilakukan dengan menelusuri jurnal dalam laba ditahan ke dalam
laba bersih pada penghitungan laba rugi. Prosedur ini dilakukan pada saat-saar
terakhir audit seluruh ayat jurnal penyesuaian yang mempengaruhi laba bersih
disesuaikan.
4. Pertimbangan penting lainnya dalam audit laba ditahan adalah menilai apakah
ada transaksi yang seharusnya dimasukan tetapi belum dicacat.
5. Hal penting dalam menentukan apakah laba ditahan diungkapkan dengan benar
dalam neraca adalah keberadaan pembatasan-pembatasan terhadap pembayaran
dividen. Pembatasan- pembatasan ini harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.