Anda di halaman 1dari 16

RINGKASAN MATERI KULIAH PENGAUDITAN II (EKA 446/D2)

PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN MODAL


DAN PENGEMBALIANNYA

Dosen: Dr. I Ketut Budiartha, S.E., M.Si., Ak., CPA

Oleh:

Kelompok 9

Anak Agung Ayu Indah Puspita Dewi (1907531187)

Kadek Aldi Permata Kusuma (1907531194)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
PENGAUDITAN SIKLUS PEROLEHAN MODAL
DAN PENGEMBALIANNYA

Siklus perolehan modal dan pengembaliannya yang menyangkut perolehan sumber-


sumber modal melalui pinjaman berbunga dan ekuitas pemegang saham serta pengembalian
modal. Siklus ini juga mencakup pembayaran bunga dan dividen.
Empat karakteristik siklus perolehan modal dan pengembaliannya mempengaruhi
akun-akun tersebut:
1) Hanya relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi saldo-saldo akun, tetapi setiap transaksi
sering kali sangat material. Sebagai contoh, perusahaan jarang menerbitkan obligasi, tetapi
begitu obligasi diterbitkan jumlahnya biasanya material. Oleh karena ukuran besar itulah,
sebagai bagian dari pemeriksaan atas saldo akun neraca, auditor memeriksa setiap transaksi
yang terjadi dalam siklus ini sepanjang tahun. Skedul atau daftar kebanyakan akun yang
ada dalam siklus ini berisi saldo awal, transaksi yang terjadi sepanjang tahun yang diaudit,
dan saldo akhir tahun.
2) Kesalahan penyajian atau penghilangan satu transaksi saja bisa material. Akibatnya,
tekanan utama auditor dalam pengauditan akun- akun tersebut sering kali diletakkan pada
tujuan audit saldo kelengkapan dan ketelitian.
3) Terdapat hubungan hukum antara entitas klien dengan pemegang saham, obligasi, atau
dokumen lain serupa itu. Dalam pengauditan transaksi-transaksi dalam siklus ini, auditor
harus sangat cermat untuk memastikan bahwa persyaratan hukum yang mempengaruhi
laporan keuangan telah terpenuhi dan disajikan dan diungkapkan dengan memadai.
4) Terdapat hubungan langsung antara akun bunga dan dividen dengan kewajiban dan ekuitas.
Dalam mengaudit kewajiban berbunga, auditor harus secara simultan memeriksa pula
beban bunga dan utang bunga. Demikian pula halnya dalam pengauditan ekuitas pemilik,
dividen yang diumumkan, dan utang dividen.

11.1 AKUN-AKUN DALAM SIKLUS


Akun-akun dalam siklus perolehan modal dan pengembaliannya tergantung pada
tipe organisasi bisnis perusahaan dan bagaimana operasi tersebut didanai. Semua perseroan
memiliki modal saham dan laba ditahan, tetapi hanya sedikit yang memiliki saham
preferen, agio saham, dan saham dibeli kembali (treasury stock). Seperti halnya siklus yang
lain, kas merupakan akun yang terpenting dalam perolehan modal maupun dalam

1
pengembaliannya selalu melibatkan akun kas. Karakteristik yang unik dari siklus perolehan
modal dan pengembaliannya mempengaruhi bagaimana auditor memeriksa akun-akun
dalam siklus ini. Siklus ini biasanya mencakup akun-akun sebagai berikut:
 Utang wesel  Kas di bank
 Utang kontrak  Modal saham biasa
 Utang hipotik  Modal saham preferen
 Utang obligasi  Agio saham
 Beban bunga  Modal sumbangan
 Utang bunga  Laba ditahan
 Laba ditahan disisihkan  Utang dividen
 Saham dibeli kembali  Modal pemilik (perseorangan)
 Dividen diumumkan  Modal sekutu (persekutuan)
Metodologi untuk perancangan pengujian rinci saldo untuk akun-akun dalam siklus
perolehan modal dan pengembaliannya sama dengan metodologi yang diikuti untuk akun-
akun lainnya.
Perbedaannya hanya pada nama akun yang diaudit. Sebagai contoh, dalam
menentukan pengujian rinci saldo utang wesel, auditor mempertimbangkan risiko bisnis,
materialitas pelaksanaan, risiko inheren, hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi, dan hasil dari prosedur analitis.
Auditor biasanya menetapkan materialitas pada tingkat rendah karena pada
umumnya dimungkinkan untuk mengaudit secara lengkap saldo akun dan transaksi yang
mempengaruhi saldo akun utang wesel. Demikian pula, auditor biasanya menetapkan risiko
inheren pada tingkat rendah karena nilai akun yang benar biasanya mudah ditentukan.
Demikian pula, auditor biasanya lebih menekankan pada tujuan audit saldo kelengkapan
untuk pengungkapan utang wesel, seperti jaminan dan pembatasan penggunaan utang
wesel.

11.2 UTANG WESEL


Utang wesel adalah kewajiban legal kepada seorang kreditor yang terdiri dari pokok
pinjaman dan bunganya, yang mungkin dijamin atau tidak dijamin dengan aset. Biasanya
wesel diterbitkan untuk suatu periode tertentu antara suatu bulan sampai satu tahun, tapi
ada juga yang jangka waktunya lebih panjang. Wesel diterbitkan untuk berbagai macam
tujuan, dan properti atau aset lain dijadikan sebagai jaminan pinjaman, seperti misalnya
sekuritas, piutang usaha, persediaan, dan aset tetap. Pokok pinjaman dan tingkat bunga

2
wesel harus dicantumkan dalam perjanjian kredit. Untuk wesel jangka pendek, pembayaran
pokok pinjaman dan bunga hanya diminta ketika wesel jatuh tempo. Untuk wesel berjangka
lebih dari 90 hari, bunga biasanya dibayar secara bulanan atau kuartalan.
Tujuan pengauditan atas utang wesel adalah untuk menentukan apakah:
1) Pengendalian internal atas utang wesel memadai
2) Transaksi yang menyangkut pokok pinjaman dan bunga wesel telah diotorisasi dengan
benar dan telah dicatat sesuai dengan keenam tujuan audit transaksi
3) Kewajiban untuk utang wesel dan bunga yang bersangkutan serta utang bunga telah
ditetapkan dengan benar sebagaimana dirumuskan dalam kedelapan tujuan audit saldo
4) Pengungkapan yang berkaitan dengan utang wesel dan bunga wesel terkait memenuhi
keempat tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Gambar 11.1 melukiskan akun-akun yang digunakan untuk utang wesel serta bunga
yang bersangkutan. Auditor biasanya melakukan pengujian atas pembayaran pokok
pinjaman dan bunganya sebagai bagian dari pengauditan siklus pembelian dan
pembayaran, karena pembayaran dicatat jurnal pengeluaran kas. Akan tetapi dalam banyak
kasus, karena transaksi jarang terjadi, tidak ada transaksi modal yang dimasukkan dalam
sampel oleh auditor untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi. Oleh
karena itu auditor biasanya menguji transaksi ini sebagai bagian dari siklus pembelian dan
pembayaran.
Gambar 11.1 Akun Utang Wesel dan Akun-Akun Bunga Terkait

A. PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal bagi utang wesel terdiri dari empat pengendalian, yaitu:
1. Penerbitan wesel harus mendapat otorisasi terlebih dahulu. Kewenangan
pemberian persetujuan penerbitan wesel berada pada dewan komisaris atau
manajemen tingkat tinggi. Biasanya diperlukan beberapa tandatangan persetujuan

2
dalam perjanjian kredit yang mencakup jumlah pinjaman, tingkat bunga, tanggal
pembayaran bunga dan angsuran, dan aset yang dijadikan agunan. Apabila wesel
diperbaharui (diperpanjang), diperlukan persetujuan yang sama seperti halnya
penerbitan wesel baru.
2. Terdapat pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok pinjaman
maupun bunganya. Pembayaran bunga periodik dan pembayaran angsuran pokok
pinjaman harus diawasi melalui siklus pembelian dan pembayaran. Pada saat wesel
diterbitkan, bagian akuntansi harus menerima suatu copy wesel, sama seperti halnya
ketika ia menerima copy faktur dari penjual dan laporan penerimaan barang. Bagian
utang akan secara otomatis menerbitkan check atau electronic funds transfer untuk
wesel yang telah jatuh tempo, dengan cara yang sama seperti ketika ia menyiapkan
pembayaran untuk pembelian barang dan jasa. Suatu copy wesel akan menjadi
dokumen pendukung pembayaran wesel.
3. Dokumen dan catatan memadai. Hal ini menyangkut penyelenggaraan catatan
pembantu dan pengawasan atas dokumen wesel yang telah dibayar oleh pejabat
yang ditunjuk. Wesel yang telah dilunasi harus diberi tanda “LUNAS” dan
disimpan oleh pejabat yang berwenang.
4. Verifikasi independen secara periodik. Secara periodik catatan detail wesel harus
direkonsiliasi dengan buku besar dan dibandingkan dengan catatan yang
diselenggarakan oleh pemegang wesel oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab
untuk menyelenggarakan catatan detail. Pada saat yang sama seseorang yang
independen harus melakukan perhitungan ulang biaya bunga wesel untuk menguji
ketelitian catatan pembukuan.

B. PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


TRANSAKSI
Pengujian atas transaksi utang wesel menyangkut penerbitan wesel dan
pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya. Pengujian audit ini menjadi
bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi untuk
penerimaan kas dan pengeluaran kas. Pengujian tambahan atas pengendalian dan
pengujian substantif transaksi biasanya dilakukan sebagai bagian dari pengujian rinci
saldo karena materialnya transaksi individual. Pengujian pengendalian atas utang wesel
beserta bunganya harus dititikberatkan pada pengujian atas empat pengendalian

3
internal. Selain itu, seorang auditor juga harus memeriksa ketelitian catatan penerimaan
dari pencairan pinjaman serta pembayaran kembali pokok pinjaman dan bunganya.

C. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis sangat penting dalam pengauditan utang wesel karena
pengujian rinci beban bunga dan utang bunga dapat dihilangkan jika hasilnya
menguntungkan. Auditor perlu mengadakan suatu prediksi independen atas beban
bunga, dengan menggunakan saldo utang berjalan dan tingkat bunga dan juga menguji
kemungkinan adanya utang wesel yang tidak tercatat. Berikut prosedur analitis untuk
utang wesel:

Prosedur Analitis Kemungkinan Kesalahan Penyajian


Hitung kembali rata- rata beban bunga Kesalahan penyajian beban bunga dan
dengan atas dasar tingkat bunga rata-rata utang bunga penghilangan hutang wesel.
dan saldo.
Membandingkan wesel individual yang Penghilangan atau kesalahan penyajian
masih berjalan dengan tahun lalu. utang wesel.
Membandingkan total saldo dalam akun Kesalahan penyajian beban bunga dan
utang wesel, beban bunga dan utang bunga utang bunga wesel.
dengan tahun lalu

D. PENGUJIAN RINCI SALDO


Titik tolak yang biasa dilakukan dalam pengauditan utang wesel adalah daftar
utang wesel dan utang bunga wesel yang diterima auditor dari klien.
Gambar 11.2 melukiskan contoh skedul/daftar, termasuk informasi rinci tentang
semua transaksi yang terjadi selama tahun yang diaudit yang menyangkut pokok dan
bunganya, saldo awal dan saldo akhir utang wesel dan utang bunga, informasi deskriptif
tentang wesel, tingkat bunga, dan aset yang dijadikan agunan.

4
Gambar 11.2 Skedul atau Daftar Utang Wesel dan Utang Bunga

Gambar 11.2 Skedul atau Daftar Utang Wesel dan Utang Bunga (Lanjutan)

Apabila terjadi sejumlah transaksi yang menyangkut utang wesel selama tahun
yang diaudit, akan menjadi tidak praktis bagi auditor untuk menggunakan skedul seperti
itu. Dalam situasi demikian, biasanya akan meminta klien untuk membuat suatu skedul
yang berisi wesel-wesel yang masih memiliki saldo yang belum dibayar pada akhir
tahun, menunjukkan deskripsi setiap wesel, saldo akhir tahun, dan saldo akhir tahun
utang bunga, termasuk agunan dan tingkat bunga. Ada dua tujuan audit saldo yang
penting dalam audit atas utang wesel:

5
1) Utang wesel yang ada telah dicatat dan dilaporkan (kelengkapan)
2) Utang wesel yang tercantum dalam daftar telah dicatat dengan akurat (ketelitian)
Tujuan-tujuan di atas sangat vital karena kesalahan penyajian bisa material
walaupun yang salah catat atau ditiadakan hanya menyangkut satu buah wesel. Adapun
Tujuan Audit Saldo dan Pengujian Rinci Saldo untuk Utang Wesel dan Bunga terdapat
pada tabel di bawah ini:

Tujuan Audit Saldo Prosedur Pengujian Komentar


Rinci Saldo

Utang wesel yang Jumlahkan ke bawah daftar Hal ini sering dilakukan
tercantum dalam daftar utang wesel dan utang pada seluruh wesel yangada
utang wesel cocok dengan bunga. karena populasinya hanya
register utang wesel atau Telusur totalnya ke buku sedikit atau apabila cukup
master fail klien, dan besar. banyak bisa dilakukan
totalnya telah dijumlahkan Telusur utang wesel dengan menggunakan
dengan benar dan cocok individual ke masterfail. perangkat lunak audit.
dengan buku besar
(kecocokan saldo).
Utang wesel yang Konfirmasi utang wesel. Tujuan keberadaan tidak
tercantum dalam daftar Periksa otorisasi pada copy begitu penting
utang wesel benar-benar duplikat wesel. dibandingkan dengan tujuan
ada (keberadaan). Periksa persetujuan kelengkapan dan ketelitian.
pengambilan kredit
dalam notulen rapat
perusahaan.

6
Utang wesel yang ada telah Periksa pembayaran wesel Tujuan ini penting untuk
dicantumkan dalam daftar setelah akhir tahun buku mengungkapkan
utang wesel (kelengkapan). untuk memastikan kemungkinan adanya
bahwa wesel tersebut kekeliruan dan kecurangan.
tercantum sebagai utang Ketiga prosedur ini lazim
pada akhir tahun yang dilakukan pada kebanyakan
diperiksa. audit. Tambahan prosedur
Dapatkan konfirmasi bank untuk mencari kewajiban
standar yang mencakup yang tidak dicatat
referensi spesifik tentang diperlukan apabila
keberadaan utang wesel pengendalian internal
dari semua bank yang lemah.
berkaitan dengan utang
wesel perusahaan.
Review rekonsiliasi bank
untuk wesel baru
yang dikreditkan
langsung ke akun bank
oleh bank.
Utang wesel dan utang Periksa pokok pinjamandan Dalam kasus-kasus tertentu
bunga yang tercantum bunga wesel pada perlu dilakukan perhitungan
dalam daftar sungguh- duplikat copy wesel. dengan menggunakan
sungguh akurat (ketelitian). Konfirmasi utang wesel, metode nilai sekarang
tingkat bunga, dan (present value) atas bunga
tanggal terakhir dan pokok pinjaman.
pembayaran bunga yang Sebagai contoh, apabila
telah dilakukan kepada peralatan dibeli dengan
pemegang wesel. menggunakan utang wesel.
Rekalkulasi utang bunga.

7
Utang wesel yang Periksa tanggal jatuh pada
tercantum dalam daftar duplikat copy wesel
utang wesel telah untuk memastikan
digolongkan dengan benar apakah sebagian atau
(penggolongan). seluruh utang wesel telah
menjadi utang jangka
pendek.
Review wesel untuk
memastikan apakah
wesel tersebut
merupakan utang wesel
atau utang usaha dengan
pihak berelasi.
Utang wesel telah Periksa duplikat copy wesel Wesel harus dilaporkan
dilaporkan pada periode untuk menentukan sebagai utang periode ini,
yang tepat (pisah batas). apakah wesel bertanggal apabila wesel tersebut
sebelum atau tepat pada bertanggal sebelum atau
tanggal neraca. tepat pada tanggal neraca.
Perusahaan mempunyai Periksa wesel untuk
kewajiban untuk membayar menentukan apakah
utang wesel. perusahaan mempunyai
kewajiban untuk
membayar.

Apabila pengendalian internal atas utang wesel tidak efektif, auditor harus
memperluas prosedur untuk menguji kemungkinan adanya utang wesel yang tidak
dicatat. Sebagai contoh, auditor bisa mengirim konfirmasi kepada kreditur yang di masa
lalu yang pernah memberi kredit wesel tetapi pada tahun ini tidak tercantum dalam
daftar utang wesel. Auditor juga bisa menganalisis beban bunga yang dibayarkan
kepada kreditor tetapi kreditor tersebut tidak tercantum namanya dalam daftar utang
wesel, dan mereview notulen rapat dewan komisaris untuk memeriksa kemungkinan
adanya wesel yang telah mendapat persetujuan tetapi tidak dicatat.
Selain tujuan audit saldo, empat tujuan audit penyajian dan pengungkapan juga
penting untuk utang wesel karena standar akuntansi keuangan mensyaratkan catatan
kaki yang memadai yang menjelaskan ketentuan-ketentuan berkenaan dengan utang

8
wesel yang sedang berjalan serta aset yang dijadikan agunan pinjaman. Apabila
pinjaman menghendaki adanya pembatasan signifikan atas aktivitas perusahaan, maka
hal tersebut harus pula diungkapkan dalam catatan kaki. Apabila auditor telah
melakukan pengujian rinci saldo untuk tujuan audit saldo, maka bukti yang diperoleh
dalam pengujian tersebut akan sangat membantu auditor dalam mencapai tujuan audit
penyajian dan pengungkapan.

11.3 EKUITAS PEMILIK


Ada perbedaan penting antara pengauditan ekuitas pemilik pada perseroan publik
dengan perseroan tertutup. Pada perusahaan perseroan tertutup yang pemegang sahamnya
biasanya hanya sedikit, transaksi yang menyangkut akun modal selama satu periode jarang
sekali terjadi. Transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik hanyalah berupa perubahan
ekuitas pemilik karena adanya laba atau rugi tahunan dan pembagian deviden (kalau ada).
Sebaliknya dalam perusahaan perseroan publik, verifikasi ekuitas pemilik jauh lebih
kompleks karena perusahaan memiliki pemegang saham yang banyak dan sering terjadi
perubahan individu yang memegang saham.
Pengujian akun-akun ekuitas pemilik dalam perseroan publik, termasuk:
1) Modal saham biasa
2) Agio saham
3) Laba ditahan dan dividen yang bersangkutan
A. PENGENDALIAN INTERNAL
Sejumlah pengendalian internal penting sekali bagi ekuitas pemilik.
1. OTORISASI TRANSAKSI SECARA TEPAT
Contoh Transaksi yang biasanya memerlukan Otorisasi Khusus:
a) Penerbitan Modal Saham. Pengotorisasian meliputi jenis ekuitas yang
diterbitkan (apakah saham preferen atau saham biasa), jumlah saham yang akan
diterbitkan, nilai per saham, preferensi saham yang bukan saham biasa, dan
tanggal penerbitan.
b) Pembelian Kembali Modal Saham. Pembelian kembali saham biasa atau saham
preferen, saat pembelian kembali, dan jumlah yang harus dibayar untuk saham-
saham tersebut harus mendapat otorisasi dari dewan komisaris.
c) Pengumuman Dividen. Dewan komisaris harus mengotorisasi bentuk dividen
(apakah dividen tunai atau dividen saham), jumlah dividen per lembar saham,
dan tanggal pencatatan dan tanggal pembayaran dividen.

9
2. PEMBUKUAN DAN PEMISAHAN TUGAS YANG TEPAT
Apabila perusahaan menangani sendiri catatan transaksi saham dan saham
yang beredar, pengendalian internal harus memadai untuk memastikan bahwa:
a) Pemegang saham sesungguhnya diakui dalam catatan perusahaan.
b) Jumlah dividen yang benar dibayarkan kepada pemegang yang memiliki saham
perusahaan pada tanggal pencatatan dividen.
c) Potensi terjadinya kecurangan aset diminimalkan.
Sebagai cara untuk mengawasi modal saham, banyak perusahaan
menyelenggarakan buku sertifikat saham dan master fail modal saham para
pemegang saham. Catatan sertifikat saham mencatat saham yang diterbitkan dan
saham yang dibeli kembali sepanjang perjalanan perusahaan. Catatan transaksi
modal saham mencakup nomor sertifikat saham, jumlah saham yang diterbitkan,
nama pemegang saham, dan tanggal penerbitan. Apabila saham dibeli kembali,
buku catatan sertifikat harus mencatat sertifikat saham yang ditarik kembali dan
tanggal penarikannya.
Master fail modal saham para pemegang saham adalah catatan saham
beredar pada suatu saat tertentu. Master fail berfungsi sebagai pengecek ketelitian
catatan sertifikat saham dan saldo modal saham biasa dibuku besar. Selain itu
Master Fail ini juga berguna sebagai dasar untuk pembayaran dividen.
3. REGISTRAR INDEPENDEN DAN AGEN TRANSFER SAHAM
Tanggung Jawab registrar independen adalah memastikan bahwa saham
diterbitkan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam anggaran
dasar perusahaan setelah mendapat otorisasi dari dewan komisaris apabila terjadi
perubahan dalam pemilikan saham. Registrar bertanggung jawab untuk
menandatangani semua sertifikat saham baru yang diterbitkan dan memastikan
bahwa sertifikat saham yang lama telah diterima dan dinyatakan tidak berlaku,
sebelum sertifikat pengganti diterbitkan.

B. PENGAUDITAN MODAL SAHAM DAN AGIO SAHAM


Empat hal yang menjadi perhatian utama auditor dalam pengauditan modal
saham dan agio saham:
1) Transaksi yang terjadi telah dibukukan (tujuan transaksi-kelengkapan)
2) Transaksi modal saham terbukukan sungguh-sungguh terjadi dan telah dicatat
dengan tepat (tujuan audit transaksi-keterjadian dan ketelitian)

10
3) Modal saham telah dicatat dengan akurat (tujuan audit saldo-ketelitian)
4) Modal saham telah disajikan dan diungkapkan dengan tepat (keempat tujuan
penyajian dan pengungkapan)
Dua hal pertama menyangkut pengujian pengendalian dan pengujian substantif
golongan transaksi, sedangkan dua hal berikutnya menyangkut pengujian detail saldo
dan pengungkapan yang bersangkutan.
1. TRANSAKSI YANG TERJADI TELAH DIBUKUKAN
Tujuan ini dapat dengan mudah dicapai apabila perusahaan klien
menggunakan registrar independen atau agen transfer. Auditor bisa mengirimkan
konfirmasi kepada mereka untuk menanyakan transaksi apa yang telah terjadi dan
keakuratan transaksi yang ada, dan kemudian memastikan apakah semua transaksi
itu telah terjadi.
2. TRANSAKSI MODAL SAHAM TERBUKUKAN SUNGGUH-SUNGGUH
TERJADI DAN DICATAT DENGAN TEPAT
Pengujian yang ekstensif dibutuhkan untuk transaksi-transaksi yang
menyangkut penerbitan modal saham seperti misalnya penerbitan saham baru
secara tunai, merger dengan perusahaan lain lewat pertukaran saham, saham donasi,
dan pembelian kembali saham.
Auditor memeriksa keakuratan catatan transaksi modal saham yang
dilakukan secara tunai dengan cara mengirim konfirmasi kepada agen transfer dan
menelusur jumlah transaksi yang tercatat di pembukuan ke penerimaan kas.
3. MODAL SAHAM DIBUKUKAN DENGAN TEPAT
Auditor memeriksa saldo akhir dalam akun modal saham dengan pertama-
tama menentukan jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Apabila tidak
terdapat agen transfer, auditor harus mengandalkan pada catatan saham yang ada
dan akuntansi untuk semua saham yang beredar dalam catatan sertifikat saham,
memeriksa sertifikat saham yang sudah tidak berlaku lagi, dan menghitung
sertifikat yang masih kosong.
Setelah auditor puas bahwa jumlah saham yang beredar telah ditentukan
dengan benar, nilai pari terbukukan dalam akun modal saham dapat diperiksa
dengan mengalikan jumlah lembar saham dengan nilai pari saham. Saldo akhir
dalam akun agio saham adalah jumlah residual. Ini bisa diaudit dengan memeriksa
jumlah transaksi selama tahun yang diperiksa dan menambahkan atau
mengurangkannya dari saldo awal akun.

11
4. MODAL SAHAM DISAJIKAN DAN DIUNGKAPKAN DENGAN TEPAT
Sumber informasi terpenting untuk menentukan apakah keempat tujuan penyajian
dan pengungkapan untuk aktivitas modal saham telah terpenuhi adalah anggaran
dasar perusahaan, notulen rapat dewan komisaris, dan analisis auditor tentang
transaksi modal saham.

C. PENGAUDITAN DIVIDEN
Titik berat pengauditan dividen adalah pada transaksi dividen, bukan pada saldo
akhir, kecuali apabila terdapat utang dividen. Auditor bisa memeriksa keterjadian
dividen yang telah dibukukan dengan memeriksa otorisasi pada notulen rapat dewan
komisaris tentang dividen per lembar saham dan tanggal pembayaran dividen. Dalam
melakukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap kemungkinan tidak tercatatnya
dividen yang telah diumumkan, terutama beberapa waktu menjelang akhir tahun.
Prosedur audit yang sangat berkaitan adalah mereview arsip audit permanen untuk
menentukan apakah terdapat pembatasan pembayaran dividen dalam perjanjian
obligasi atau provisi saham preferen.
Ketelitian pengumuman dividen dapat diaudit dengan melakukan rekalkulasi
jumlah berdasarkan dividen per lembar saham dikalikan dengan jumlah saham beredar.
Apabila klien menggunakan agen transfer untuk mendistribusikan dividen, total dividen
dapat ditelusur ke jurnal pengeluaran kas ke agen tersebut dan juga dikonfirmasi.

D. PENGAUDITAN LABA DITAHAN


Pada kebanyakan perusahaan, transaksi-transaksi yang menyangkut laba
ditahan hanyalah pencatatan laba bersih untuk tahun buku yang bersangkutan dan
pengumuman dividen. Perubahan lain dalam laba ditahan bisa berupa koreksi laba
tahun yang lalu, penyesuaian tahun yang lalu yang didebitkan atau dikreditkan langsung
ke laba ditahan, dan penetapan atau penghentian penyisihan (appropriation) laba
ditahan.
Untuk memulai pengauditan atas laba ditahan, auditor pertama-tama
menganalisis laba yang ditahan selama periode yang diaudit. Untuk mengaudit
pengkreditan atas laba ditahan untuk laba bersih yang diperoleh selama tahun yang
diaudit (atau pendebetan jika terjadi rugi bersih), auditor hanya perlu menelusur ayat
jurnal dalam laba ditahan ke angka laba bersih yang tercantum dalam laporan laba-rugi.

12
Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan atas laba ditahan, selain yang
disebabkan oleh laba bersih dan deviden auditor harus memastikan apakah transaksi-
transaksi telah dimasukkan. Setelah auditor yakin bahwa transaksi-transaksi
terbukukan sudah digolongkan dengan benar sebagai transaksi laba ditahan, tahap
berikutnya adalah memutuskan apakah transaksi-transaksi tersebut telah dicatat dengan
benar.
Auditor juga harus mengevaluasi apakah ada transaksi yang seharusnya
dimasukkan tetapi tidak dibukukan. Demikian pula, apabila laporan keuangan berisi
penyisihan laba ditahan, auditor harus mengevaluasi apakah masih diperlukan
penyisihan pada tanggal neraca.

13
DAFTAR RUJUKAN

Al, Haryono Jusup. (2014). Auditing Pengauditan Berbasis ISA. STIE YKPN: Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai