Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 6:

Gratianus Haried Dwi Yogaiswara (18)


Regina Davine (32)
Safitri Jayaningrum (33)

AUDIT OF THE CAPITAL ACQUISITION AND REPAYMENT CYCLE

1. Accounts in the Cycle

Setiap perusahaan tentunya akan memiliki akun-akun yang berbeda, bergantung atas industri yang
dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Beberapa akun ada yang dimiliki setiap perusahaan, namun
ada pula yang tidak. Contoh akun tersebut adalah capital stock dan retained earnings. Beberapa akun
lain yang mungkin ada dalam siklus ini adalah: Notes Payable, Contracs Payable, Mortgages Payable, Dll.

Metodologi pembuatan desain tests of details of balances untuk akun dalam siklus Capital Acquisition
dan repayment cycle sama seperti akun lainnya di dalam perusahaan. Auditor mengatur tingkat
materialitas Notes Payable biasanya pada tingkat rendah, hal ini dikarenakan auditor menganggap
bahwa akun tersebut dapat dilunasi oleh debitornya dan juga mudah untuk menentukan dan
mendeteksinya sehingga tingkat materialitas atas perusahaan yan di audit diturunkan pada akun
tersebut, serta pihak internal manajamen perusahaan juga mengatur inherent risk atas akun ini rendah
karena dianggap perusahaan dapat mengecek nilai dalam akun dengan mudah.

2. Notes Payable

Notes Payable adalah kewajiban resmi dari perusahaan kepada kreditor, yang bisa dilindungi ataupun
tidak dilindungi dengan aset sebagai jaminan, dan juga bunga. Tujuan dari auditor mengaudit Notes
Payable adalah :

 Internal control perusahaan atas Notes Payable memadai


 Transaksi pokok dan bunga Notes Payable dilakukan dan dicatat sesuai dengan enam tujuan
audit berkaitan dengan transaksi
 Kewajiban atas Notes Payable dan beban bunga yang berkaitan dan kewajiban yang masih harus
dibayar dinyatakan dengan benar sebagaimana didefinisikan oleh tujuh dari delapan tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo
 Pengungkapan berkaitan Notes Payable dan beban bunga yang terkait memenuhi empat
penyajian dan pengungkapan tujuan audit

Internal Controls

Terdapat empat pengendalian penting atas Notes Payable :

1. Proper authorization for the issue of new notes. Tanggung jawab atas penerbitan surat utang
baru harus berada ditangan dewan direksi atau managemen level atas.
2. Adequate controls over the repayment of principal and interest. Dalam pembayaran pokok utang
dan bunga secara berkala harus sesuai dengan kontrol atas siklus akuisisi dan pembayaran.
3. Proper documents and records. Hal ini termasuk jurnal subsidiary dan pengendalian atas hutang
kosong dan yang sudah dibayar oleh orang yang ditentukan.
4. Periodic independent verification. Secara berkala, semua data yang telah dicatat harus
direkonsiliasi dengan jurnal umum dan dibandingkan dengan catatan utang yang dipegang oleh
pegawai yang tidak bertanggungjawab dalam pencatatan

Tests of Controls and Substantive Tests of Transactions

Tes dari notes payable meliputi penerbitan surat utang sampai pembayaran pokok utang dan bunganya.
Tes audit ini merupakan bagian dari tes untuk transaksi penerimaan kas dan pengeluaran uang. Test of
controls dan substantive test tambahn dari transaksi utang adalah pada bagian details of balances
karena unsur materialitas dari transaksi individu.

Analytical Procedures for Notes Payable

Analytical Procedure Possible Misstatement


Recalculate approximate interest expense on the Misstatement of interest expense and accrued
basis of average interest rates and overall interest or omission of an outstanding note
monthly notes payable. payable
Compare individual notes outstanding with those Omission or misstatement of a note payable
of the prior year.
Compare total balance in notes payable, interest Misstatement of interest expense and accrued
expense, and accrued interest with prior-year interest or notes payable
balances.

Tests of Detail of Balances

Tes ini lebih menekankan terhadap unsur materialitas dan juga internal kontrol perusahaan dalam
kaitannya dengan Notes Payable. Dua objektif audit yang berkaitan dengan saldo dari Notes Payable
yang palig penting adalah :

1. Semua Notes Payable dimasukkan ke dalam laporan perusahaan (Completeness)


2. Notes Payable dalam daftar dicatat dengan akurat (Accuracy)

OWNERS’ EQUITY

Ada perbedaan audit antara perusahaan public dan private.

 Untuk perusahaan private, biasanya memiliki jumlah pemegang saham yang lebih kecil.
Transaksi yang dicatat atas nama ekuitas pemilik juga hanya perubahan ekuitas pemilik terhadap
pendapatan / kerugian tahunan serta deklarasi dividen, yang jarang diberikan pada pemegang
saham perusahaan private. Maka dari itu auditor tidak menghabiskan banyak waktu melakukan
verifikasi ekuitas pemilik.
 Untuk perusahaan public, verifikasi yang dilakukan untuk ekuitas pemilik lebih kompleks karena
pemegang sahamnya lebih banyak dan sering bergantinya pemilik saham. Maka itu auditor
memerlukan tes terhadap akun-akun ekuitas seperti:
- Capital and common stock
- Paid-in capital in excess of par
- Retained earnings and related dividends

Tujuan memeriksa akun-akun tersebut adalah:

- Memastikan internal control terhadap saham dan dividen telah memadai


- Transaksi ekuitas pemilik telah dicatat dengan benar
- Saldo ekuitas pemilik dicatat dan disajikan dengan benar

Internal control yang perlu dilakukan perusahaan untuk menjaga aktivitas akun ekuitas pemilik di
antaranya:

1. Otorisasi yang benar untuk sebuah transaksi


Karena transaksi ekuitas cukup material, kebanyakan transaksi memerlukan otoritas dari direksi
seperti:
- Penerbitan saham: tipe saham yang diterbitkan (preferred / common), jumlah saham, par
value, dan tanggal penerbitan
- Pembelian kembali saham: waktu pembelian dan jumlah yang akan dibayarkan
- Deklarasi dividen: bentuk dividen (cash / saham), jumlah dividen per lembar, dan tanggal
pencatatan serta pembayaran dividen

2. Penyimpanan catatan yang benar dan pemisahan wewenang


Saat perusahaan mencatat sendiri transaksi saham dan saham yang beredar, internal control
perusahaan harus dapat memastikan bahwa:
- Pemilik saham yang sebenarnya ditulis dalam catatan perusahaan
- Jumlah dividen yang tepat dibayarkan kepada pemegang saham saat hari pencatatan
- Potensi penyalahgunaan asset diminimalisasi

Maka dari itu perusahaan perlu melakukan internal control seperti penugasan yang tepat,
prosedur penyimpanan catatan yang memadai, serta verifikasi internal independent
terhadap informasi.

Sementara untuk melakukan pengawasan terhadap saham, perusahaan membuat:


- Capital stock certificate record
Mencatat penerbitan dan pembelian kembali saham selama umur perusahaan. Catatan ini
berisi nomor sertifikat, jumlah saham yang diterbitkan, nama orang yang menerima, dan
tanggal penerbitan. Jika saham dibeli kembali, maka sertifikat dibatalkan dan dicatat
kembali.
- Shareholders’ capital stock master file
Mencatat saham yang beredar pada waktu tertentu. Master file ini mengecek keakuratan
sertifikat saham dengan saldo pada jurnal umum.

Selain itu pembayaran uang dividen juga memerlukan pengawasan yang memadai, seperti:
- Cek dividen disiapkan berdasarkan catatan sertifikat saham oleh orang yang tidak
bertanggung jawab atas pencatatan saham
- Pengecekan independent terhadap nama pemegang saham dan jumlah ceknya serta
rekonsiliasi jumlah cek dengan dividen yang telah diotorisasi
- Penggunaan imprest dividend account untuk mencegah pembayaran dividen yang berlebih

3. Registrar independen dan agen transfer saham


- Registrar independent diperlukan oleh setiap perusahaan yang sahamnya terdaftar dalam
bursa. Ia bertugas memastikan bahwa penerbitan saham dilakukan sesuai dengan ketentuan
perusahaan dan atas otorisasi direksi. Saat terjadi pergantian pemilik, ia bertugas
menandatangani sertifikat yang baru serta memastikan sertifikat yang lama telah
dikembalikan dan dibatalkan sebelum menerbitkan yang baru.
- Agen transfer saham bertugas menjaga catatan pemilik saham, termasuk mencatat
pemindahan kepemilikan. Adanya agen ini membuat kontrol lebih kuat karena ada pihak
independent yang mencatat pemindahan kepemilikan tersebut.

Audit Modal Saham dan Modal Disetor

Auditor memperhatikan empat hal berikut ketika mengaudit modal saham dan agio saham antara
lain:

1. Transaksi modal saham yang telah dicatat (tujuan yang berkaitan dengan transaksi – kelengkapan)

2. Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat (tujuan yang
berkaitan dengan transaksi – keterjadian dan keakuratan)

3. Modal saham telah dicatat secara akurat (tujuan yang berkaitan dengan saldo- keakuratan)

4. Modal saham telah disajikan dan diungkapkan secara layak (keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan)

Transaksi modal saham yang ada telah dicatat tujuan ini dapat dengan mudah dipenuhi apabila
panitera atau agen transfer digunakan. Auditor dapat mengkofirmasikan apabila setiap transaksi modal
saham memang terjadi serta keakuratan transaksi yang ada dengan mereka dan kemudian menentukan
apakah setiap transaksi telah dicatat.

Transaksi modal saham yang dicatat memang terjadi dan dicatat secara akurat akan diperlukan audit
yang ekstensif ( dilakukan secara luas dari segala aspek transaksi) atas transaksi yang melibatkan
penerbitan modal saham seperti penerbitan modal saham baru secara tunai, merger dengan
perusahaan lain melalui pertukaran saham, saham sumbangan, dan pembelian saham treasuri.

Modal saham dicatat secara akurat Auditor memverifikasi saldo akhir akun modal saham dengan
menentukan terlebih dahulu jumlah saham yang beredar pada tanggal neraca. Setelah auditor yakin
bahwa jumla saham yang beredar sudah benar, nilai pari yang tercatat dalam akun modal dapat
diverifikasi dengan mengalikan jumlah saham dengan nilai pari saham. Saldo akhir akun agio saham
merupakan suatu jumlah residu. Saldo ini diaudit dengan memverifikasi jumlah transaksi yang tercatat
selama tahun tersebut dan menambahkannya dengan atau menguranginya dari saldo awal akun.
Modal saham disajikan dan diungkapkan secara layak sumber informasi paling penting untuk
menentukan apakah keempat tujuan yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan bagi aktivitas
modal saham telah dipenuhi adalah akta perusahaan, notulen rapat dewan direksi, dan analisis auditor
menganai transaksi modal saham.

Audit deviden

Tujuan yang penting, termasuk yang berkenan dengan utang deviden adalah:

1. Deviden yang dicatat memang terjadi (occurrence)

2. Deviden yang ada telah dicatat ( completeness)

3. Deviden telah dicatat secara akurat (accuracy)

4. Deviden dibayar kepada pemegang saham yang ada (occurrence)

5. Utang deviden telah dicatat (completeness)

6. Utang deviden telah dicatat secara akurat (accuracy)

Auditor dapat memverifikasikan (occurance) bagi deviden yang tercatat dengan memeriksa
notulen rapat dewan direksi menyangkut otorisasi jumlah deviden per saham dan tanggal deviden.
Ketika melakukan hal tersebut, auditor harus waspada terhadap kemungkinan belum tercatatnya
deviden yang diumumkan, terutama segera sebelum tanggal neraca.

Acuuracy pengumuman deviden dapat diaudit dengan menghitung kembali jumlah atas dasar
deviden per saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar. Jika klien menggunakan agen transfer
untuk membagikan deviden, totalnya dapat ditelusuri ke ayat jurnal pengeluaran kas milik agen dan juga
dikonfirmasi.

Jika klien menyimpan catatan deviden miliknya dan membayar devidennya sendiri, auditor
dapat memverifikasi total jumlah deviden dengan menghitung kembali dan merujuk ke kas yang
dikeluarkan.

Audit laba ditahan

Untuk memulai audit laba ditahan, pertama auditor menganalisis laba ditahan sepanjang tahun
berjalan. Skedul audit yang menunjukan analisis, yang biasanya merupakan bagian dari file permanen,
berisi desktripsi setiap transaksi yang mempengaruhi akun tersebut.

Untuk menyelesaikan audit atas pengkreditan ke laba ditahan bagi laba bersih selama tahun
tersebut, auditor hanya perlu menelusuri ayat jurnal laba ditahan ke angka laba bersih pada laporan
laba rugi. Dalam mengaudit pendebetan dan pengkreditan ke laba ditahan, selain laba bersih dan
deviden, aditor juga harus menentukan apakah transaksi itu telah dicantumkan.

Setelah auditor yakin bahwa transaksi yang dicatat telah diklasifikasikan secara benar sebagai
transaksi laba ditahan, langka selanjutnya adalah memutuskan apakah hal itu telah dicatat secara
akurat. Bukti audit yang diperlukan untuk menentukan keakuratan itu tergantung pada sifat
transaksinya.

Auditor juga mengevaluasi apakah ada transaksi yang sebenarnya harus dimasukan tetapi belun
dilakukan. Sebagai contoh, jika klien mengumumkan deviden saham, nilai pasar sekuritas yang
diterbitkan harus dikapitalisasi dengan mendebet laba ditahan dan mengkredit modal saham.

Standar akuntansi mewajibkan penyajian dan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
laba ditahan. Auditor sangat sibuk menentukan apakah tujuan penyajian dan pengungkapan laba
ditahan telah dipenuhi, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan setiap restriksi terhadap
pembayaran deviden.

Anda mungkin juga menyukai