Anda di halaman 1dari 13

1

Pokok Bahasan #11

Audit Saldo Kas dan Instrumen Keuangan (Kas dan Setara Kas)

Elly Suryani, SE.,MSi.,Ak.,CA.,CPA

PENDAHULUAN

Deskripsi Singkat : Pada modul ini akan dijelaskan bagaimana Audit Saldo Kas dan
Instrumen Keuangan pada perusahaan yang akan diaudit.
Dokumen apa saja yang harus diperiksa pada transaksi kas dan
setara kas. Serta bagaimana prosedur audit yang harus dilakukan
pada transaksi kas dan setara kas ini untuk mencapai tujuan
audit.

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan mengenai kas di bank dan siklus transaksi
2. Menjelaskan mengenai jenis akun kas
3. Menjelaskan mengenai audit akun kas umum
4. Menjelaskan mengenai prosedur yang berorientasi
kecurangan
5. Menjelaskan mengenai audit akun bank penggajian
imprest
6. Menjelaskan mengenai audit kas kecil imprest
Relevansi : Mata kuliah ini sebagai pembuka pengetahuan tentang
keprofesian audit, penerapan proses audit dalam transaksi dan
dokumentasi oleh auditor di KAP, materi auditing II ini
merupakan suatu acuan dari materi Auditing I dan mata kuliah
Akuntansi Keuangan.

*Sumber Bahan : Auditing and Assurance Services - Arens, Elder and Beasley – ch.23

Audit2_elearning_elly
2

Materi Pertemuan #11

Audit Saldo Kas dan Instrumen Keuangan (Kas dan Setara Kas)

1. JENIS-JENIS AKUN KAS DAN INSTRUMEN KEUANGAN


Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan dibahas
terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak perusahaan karena
pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari
akun kas :
a. Akun Kas Umum
b. Akun Impres
c. Akun Bank Cabang
d. Dana Kas Kecil Impres
e. Setara Kas
f. Instrumen Keuangan

2. KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI


Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam
buku besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian
terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan
transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan
kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak
satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank :
• Kesalahan dalam menagih konsumen
• Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelumnya dicatat,
dengan akun dianggap sebagai piutang tak tertagih
• Duplikasi pembayaran faktur vendor
• Pembayaran tidak benar atas biaya pribadi pejabat perusahaan
• Pembayaran atas bahan baku yang tidak pernah diterima
• Pembayaran atas karyawan lebih besar daripada jam kerja aktualnya

Audit2_elearning_elly
3

• Pembayaran atas bunga pada pihak luar jumlahnya lebih besar dibandingkan tingkat bunga
sebenarnya
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi :
• Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
• Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi sudah
dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
• Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
• Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.

3. AUDIT ATAS KAS UMUM


Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus
mengakumulasikan bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana
dinyatakan dalam neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam
tujuan audit-terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan,
akurasi , pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam
neraca, dan nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir
tahun sama dengan saldo akun neraca lainya.
a. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan manajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainnya. Beberapa
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas
perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi
dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama
halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.
b. Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan
(Tahap I)

Audit2_elearning_elly
4

Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah
saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainnya,
terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk
tujuan lainnya.

Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)


Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
a. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas dan
pengeluaran kas.
b. Rekonsiliasi
c. pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek dan bank
independen
Pada bab ini, kita membahas pengendalian yang memengaruhi pencatatan transaksi kas,
yang penting dalam penelitian dan pengendalian untuk kas. Misalnya dalam siklus akuisisi,
pengendalian utama meliputi fungsi utang dagang, penandatanganan cek hanya dilakukan
oleh personel yang berwenang, menggunakan cek yang bernomor urut yang dicetak pada
kertas khusus, adanya telaah yang seksama atas dokumen pendukung sebelum cek
ditandatangani oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai. Jika
pengendalian yang memengaruhi kas terkait transaksi beroperasi efektif, maka risiko
pengendalian berkurang sebagaimana pengujian audit untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan
dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang
menangani atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank
dengan memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi
penilaian auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi
agar mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah
mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi,
verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi
yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang
merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai

Audit2_elearning_elly
5

rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang
termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau
ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan
melakukan tindakan berikut ini:
a. Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas tanggal,
dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
b. Memeriksa tanda tangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek dibatalkan.
c. Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada pencatatan
setoran kas.
d. Memeriksa urutan nomer pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
e. Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku dengan
saldo bank dan memeriksa kewajarannya dalam bisnis klien.
f. Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran kas.
g. Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan kas.
h. Menindaklanjuti cek beredar dan peringatan penghentian pembayaran.
Banyak paket peranti lunak akuntansi yang menyediakan rekonsiliasi bank sebagai bagian
dari prosedur bulanan. Meskipun peranti lunak mengurangi tindakan klerikal dalam
melakukan rekonsiliasi bank, pihak yang menyiapkan harus tetap melakukan banyak
prosedur pada daftar di atas. Pengendalian atas rekonsiliasi bank dilakukan pada saat personel
yang kompeten menelaah rekonsiliasi bank sesegera mungkin setelah selesai.

Mendesain dan Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substansif Atas


Transaksi (Tahap II)
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab
sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan
pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas
penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.

Mendesain dan Melakukan Prosedur Analitis (Tahap III)


Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting
dibandingkan area audit lainya. Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada

Audit2_elearning_elly
6

rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya
dengan rekonsiliasi yang dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga
membandingkan saldo akhir kas dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analitis ini
dapat ditemukan salah saji pada kas.

Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)


Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas
dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah
benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling
penting adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan.
Auditor juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk
menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diungkapkan. Dalam area audit lainya,
prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah
diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainnya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan konfirmasi bank
sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan pengujian rekonsiliasi bank.
Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat
sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka
auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan bank
untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan konfirmasi kepada auditor, agar
memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta mengisi konfirmasi. Pentingnya
konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank
mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalam formulir yang sama. Informasi
pada wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan
tanggal pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau
pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah
formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak
dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari

Audit2_elearning_elly
7

tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan
kelengkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya,
bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan
saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor
menginginkan konfirmasi atas jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan
konfirmasi yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Setelah auditor menerima konfirmasi bank secara lengkap, saldo dalam akun bank
yang dikonfirmasi oleh bank harus ditelusuri ke saldo yang disebutkan dalam konfirmasi
bank. Sama halnya dengan informasi lain, dalam konfirmasi, juga harus ditelusuri ke skedul
audit lainnya. Jika konfirmasi bank tidak sesuai dengan skedul audit, maka auditor harus
memeriksa selisihnya.
Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu dan
pembatalan cek terkait, duplikat slip setoran, dan dokumen lain yang termasuk dalam laporan
bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan dari laporan bank atas pisah batas adalah
untuk memberikan verifikasi bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir
tahun dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan ini, auditor
meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada auditor dalam waktu 7
sampai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah batas
tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji apakah karyawan
klien tidak memasukkan, menambahkan, atau menggantikan dokumen sesuai dengan laporan.
Pengujian ini jelas dilakukan untuk salah saji yang disengaja. Auditor melakukan verifikasi
berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
• Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan memo
kredit.
• Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
• Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan oleh bank
pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau penggantian.

Pengujian Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi bank yang dilakukan dengan benar oleh pihak independen merupakan
pengendalian internal penting atas kas. Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan

Audit2_elearning_elly
8

apakah pihak klien sudah menyiapkan rekonsiliasi dengan hati-hati dan melakukan verifikasi
apakah saldo bank yang dicatat klien sama jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada
setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank
atas pisah batas untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam
rekonsiliasi meliputi beberapa prosedur:
• Melakukan verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
• Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo
per bank pada rekonsiliasi bank untuk memastikan jumlahnya sama.
• Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan
bank atas pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal
pengeluaran kas dalam periode neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang
dikliring bank setelah tanggal neraca dan dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas harus
dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas,
maka seharusnya dianggap cek beredar karena tidak dikliring di bank sebelum tanggal
neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
• Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar
yang belum dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam
pemeriksaan ini harus dilakukan dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam
jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek belum diuangkan, harus dibahas dengan
klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan, maka vendor yang termasuk
dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah vendor tersebut
sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang dibatalkan
perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
• Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan
pisah batas untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun
berikutnya.
• Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini
meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang
didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di
investigasi untuk memastikan sudah diperlukan dengan benar oleh klien.

Audit2_elearning_elly
9

4. PROSEDUR BERORIENTASI – KECURANGAN


Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan
tugas antara pemegang kas dan pencatatan transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan
kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus dilakukan
auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi, mempertimbangkan
sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari
kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan, konfirmasi piutang dagang, pengujian
yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas
transaksi yang tidak lazim, pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang
tidak tertagih dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang paling efektif
untuk menemukan kecurangan. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung
terkait dengan saldo kas akhir tahun;

Perluasan Pengujian atas Rekonsiliasi Bank


Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan auditor :
1. Memulai rekonsiliasi bank untuk bulan/tahun tertanggal, dan membandingkan seluruh
bagian rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank
tertanggal.
2. Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank tertanggal
dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan/tahun tertanggal.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal penerimaan
dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua sudah
dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal untuk
rekonsiliasi bank tertanggal yang belum dikliring ke bank.

Pembuktian Kas
Auditor menggunakan pembuktian kas untuk menentukan apakah,
• Seluruh penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan.
• Seluruh setoran ke bank dicatat dalam pencatatan akuntansi
• Seluruh pengeluaran kas dibayarkan oleh bank

Audit2_elearning_elly
10

• Seluruh jumlah yang dibayarkan oleh bank sudah dicatat.

Pembuktian kas meliputi empat rekonsiliasi berikut ini :


1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang tercatat
dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi cek yang dibatalkan di kliring bank dengan yang dicatat dalam jurnal
pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar pada akhir periode pembuktian
kas.
Saat melakukan pembuktian kas, auditor menggabungkan pengujian susbtantif atas
transaksi dan pengujian perincian saldo. Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik
dalam membandingkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan
rekonsiliasi bank.

Pengujian Transfer Antarbank


Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
a. Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
b. Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim.
Asumsikan terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya
pengeluarannya yang dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
c. Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di
tahun fiskal yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan
pengeluaran kas dicatat setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk
menutupi berkurangnya kas.
d. Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan
benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus
dimasukkan sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar
pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.

Audit2_elearning_elly
11

e. Skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan
penggajian harus mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi
bank. Lebih saji atas setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan
adanya kemungkinan kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk
menemukan kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa
memerhatikan pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat
mengakibatkan salah perhitungan antara kas dan utang dagang.

5. AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika
terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti
yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar.
Cek beredar tersebut akan langsung jelas ketika cek diterbitkan. Dalam pengujian saldo akun
bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank, konfirmasi bank, dan
laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi sama dengan kas umum, kecuali
pengujian pada cek beredar yang biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya,
diperlukan perluasan prosedur bila pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak
direkonsiliasi dengan saldo kas impres pada buku besar.

6. AUDIT ATAS KAS KECIL IMPRES


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor
melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan
auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.

• Pengendalian Internal atas Kas Kecil


Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dana impres
yang merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan
dengan penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya.
Pembatasan juga harus dilakukan atas pengeluaran dari kas kecil, sama halnya dengan jumlah
total dana. Jenis pengeluaran yang dilakukan dari transaksi kas kecil harus jelas didefinisikan
sesuai kebijakan perusahaan.

Audit2_elearning_elly
12

Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai
mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang
bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya, ditambah total formulir kas kecil yang
disebut dalam buku besar. Perhitungan mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas
kecil harus dilakukan oleh auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher bernomor urut
yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini harus diverifikasi oleh
petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak digunakan kembali.

Pengujian Audit atas Kas Kecil


Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil
dibandingkan saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi
kecurangan transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien
dalam menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal
bersama pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil
penilaian risiko pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama
tahun berjalan, biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih lanjut karena tidak material.
Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil
dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus meliputi:
• Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
• Memperhatikan urutan voucher kas kecil
• Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
• Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register
kas, faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil
diperkirakan material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada
akhir tahun. Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan
apakah biaya yang belum tercatat jumlahnya material.

Audit2_elearning_elly
13

7. AUDIT ATAS INSTRUMEN KEUANGAN


Auditor harus mengakumulasi bukti yang cukup dan memadai untuk mengevaluasi apakah
instrumen keuangan (surat berharga) dalam LK telah disajikan secara wajar dan diungkapkan
dengan memadai sesuai dengan 8 tujuan audit atas tes saldo yaitu existence, completeness,
accuracy, classification, cutoff, detail tie in, realizable value dan right.

Audit2_elearning_elly

Anda mungkin juga menyukai