Anda di halaman 1dari 9

1. Berikut ini adalah gambar yang berkaitan dengan karakteristik kualitatif.

(Bobot 20%)

Link : https://www.academia.edu/6790102/FASBs_Conceptual_Framework
https://www.scribd.com/doc/197493301/SFAC-NO-2 (liat sini guys)
https://pdfs.semanticscholar.org/2e43/2239520567b37b31ded5b9f4798b538d0378.pdf?
_ga=2.191639594.1655517514.1655277132-1966239512.1655277132
http://kaseiur.blogspot.com/2013/06/karakteristik-kualitatif-informasi.html (liat sini guys)
https://dokumen.tips/documents/rangkuman-sfac-no-8.html (liat sini guys)
Berdasarkan gambar tersebut di atas, anda diminta untuk:
a. Berikan penjelasan komprehensif mengenai gambar tersebut (Bobot 10%)
Jawab:
Masuk kedalam SFAC 8 ya
Karakteristik kualitatif adalah karakteristik fundamental atau karakteristik yang
meningkatkan, sesuai dengan bagaimana mereka mempengaruhi kegunaan keputusan
dari informasi. Terlepas dari klasifikasi, setiap karakteristik kualitatif berkontribusi pada
kegunaan keputusan dari informasi pelaporan keuangan. Namun, menyediakan
informasi keuangan yang berguna dibatasi oleh kendala pada pelaporan keuangan,
biaya tidak boleh melebihi manfaat dari praktik pelaporan.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai unsur-unsur fundamental dan peningkatan
kualitas:

Pada bagian Benefit > Cost : Batasan ini merupakan bagian yang paling sulit dari
conceptual framework untuk diterapkan dalam praktik. Manfaat (benefit) informasi
akuntansi dinyatakan dengan kegunaan informasi akuntansi tersebut untuk berbagai
kelompok pemakai (terutama inverstor dan kreditur) dalam proses pengambilan
keputusan. Biaya langsung (direct cost) informasi adalah biaya dalam memperoleh,
menyajikan dan menyebarkan informasi (misalnya: biaya yang muncul dalam penerapan
SFAS No.33). Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi: Kerugian dalam kompetisi
disebabkan oleh informasi yang dipublikasikan (misalnya SFAS 14 dan SFAS 5).
Berkaitan dengan kemampuan memahami informasi. Banyak fakta menunjukkan
pengungkapan tambahan dari SFAS 33 tidak dipahami dengan baik oleh pengguna,
karena informasi yang dihasilkan relatif menjadi mahal akibat kurangnya pemahaman.
Masalah lain berhubungan dengan melimpahnya informasi adalah kemampuan pribadi
dan pasar untuk menyerap dan menggunakan informasi. Biaya dan manfaat informasi,
secara langsung maupun tidak berhubungan dengan konsekuensi ekonomi. Banyak
konsekuensi ekonomi yang muncul dari informasi akuntansi sulit dievaluasi. Beberapa di
antaranya legitimate dan dapat diterima. Misalnya, maksud SFAS 106 adalah
membukukan biaya layanan kesehatan para pensiunan pada cash basis seperti yang
dianjurkan standar.

Pada bagian Relevance :


Relevansi adalah kualitas yang diambiul dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal
pada SFAC menjadi ‘mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan
membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang dan
masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi.
Relevansi memiliki 2 aspek utama:
1. Predictive value /nilai merujuk pada kegunaan input untuk prediksi seperti cash flow
dan earning power daripada menjadi perkiraan ctual sendiri.

2. Confirmatory value : informasi yang relevan dengan nilai konfirmasi membantu


pengguna untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi harapan sebelumnya

Pada Bagian Faithful Representational :


Faithful Representational adalah korespondensi atau kesepakatan antara suatu ukuran
atau deskripsi dan fenomena yang dimaksudkan untuk diwakili. Dalam akuntansi,
fenomena yang diwakili adalah sumber daya ekonomi dan kewajiban serta transaksi-
transaksi dan kejadian yang mengubah sumber daya dan kewajiban tersebut.
1. Complete : semua informasi yang diperlukan untuk representasi yang jujur
disediakan. Sebuah kelalaian dapat menyebabkan informasi menjadi salah atau
menyesatkan.
2. Neutral : perusahaan tidak dapat memilih informasi untuk mendukung satu kelompok
pihak yang berkepentingan di atas yang lain. Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan harus tidak bias.
3. Free from Error : Mengacu pada informasi yang akan lebih akurat bila bebas dari
kesalahan. Representasi yang jujur tidak menunjukkan kebebasan total dari kesalahan,
karena sebagian besar ukuran pelaporan keuangan melibatkan estimasi dari berbagai
jenis yang menggabungkan pertimbangan manajemen. Seperti, menentukan beban
penyusutan dan beban piutang tak tertagih

Pada Bagian Comparabillity: Informasi yang diukur dan dilaporkan dengan cara yang
sama untuk perusahaan yang berbeda dianggap sebanding dan memungkinkan
pengguna untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan nyata dalam peristiwa
ekonomi antara perusahaan. Konsistensi adalah jenis komparabilitas dan hadir ketika
perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk peristiwa serupa, dari
periode ke periode.

Pada Bagian Verifiability: Terjadi ketika pengukur independen menggunakan metode


yang sama, memperoleh hasil yang serupa. Contoh verifikasi langsung adalah di mana
dua auditor independen menghitung item persediaan yang ada dan sampai pada jumlah
kuantitas fisik yang sama. Contoh verifikasi tidak langsung adalah di mana dua auditor
independen menghitung nilai persediaan akhir dengan menggunakan metode FIFO.
Verifikasi di sini dapat dilakukan dengan memeriksa kuantitas dan biaya (input) dan
menghitung ulang persediaan akhir (output).

Pada Bagian Timeliness: Memiliki informasi yang tersedia untuk pengambil keputusan
sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Memiliki informasi
yang relevan tersedia lebih cepat dapat meningkatkan kapasitasnya untuk
mempengaruhi keputusan.

Pada Bagian Understandability: Agar informasi menjadi berguna, harus ada koneksi
(keterkaitan) antara pengguna dan keputusan yang mereka buat. Tautan ini,
kemampuan memahami, adalah kualitas informasi yang memungkinkan pengguna yang
terinformasi secara wajar melihat signifikansinya. Pemahaman ditingkatkan ketika
informasi diklasifikasikan, dicirikan, dan disajikan dengan jelas dan ringkas.

Pada Bagian Materiality: Karakteristik terakhir yang disebutkan dalam SFAC nomor 2
adalah
materiality
yang merupakan bagian sifat ambang batas untuk pengakuan (threshold for
recognition).
Materialitas adalah sebuah konsep luas yang berhubungan dengan karakteristik
kualitatif, terutama relevansi dan keandalan. Materialitas dan relevansi keduanya
didefinisikan dalam hal apa yang mempengaruhi atau membuat suatu perbedaan bagi
pembuat keputusan. Sebuah keputusan untuk tidak mengungkapkan informasi yang
pasti mungkin bisa dibuat, karena investor tidak memiliki kebutuhan informasi semacam
itu (tidak relevan) atau karena jumlah yang terlibat terlalu kecil untuk membuat
perbedaan (tidak material). Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai
laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan
dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

b. Jelaskan apakah kegunaan conceptual framework bagi akuntansi? (Bobot 10%)


Jawab:
https://www.kompasiana.com/debbymariaad28/60707a04d541df5def570142/tb-1-tugas-
mata-kuliah-teori-akuntansi-prof-dr-apollo-daito-alasan-pentingnya-conceptual-
framework-kerangka-kerja-konseptual-bagi-bidang-akuntansi?page=all - section2
atau kita liat di TB1 kita ya guys yang kerangka konseptual manfaatnya
1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada.
Pelaporan keuangan harus memberikan informasi mengenai sumberdaya ekonomi
dalam suatu perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut dan dampak teransaksi,
kejadian dan situasi yang dapat mengubah sumber daya dan klaim tersebut.

2. Penyajian laba dalam laporan keuangan ditentukan oleh standar akuntansi yang berlaku,
Namun masih terdapat unsur diskresi yang dipengaruhi oleh subjektivitas dan interpretasi
manajemen. Berikut ini disajikan gambar yang dapat memebantu anda menjelaskan mengenai
manajemen laba. (Bobot 25%)

Jawab :

3. Penelitian mengenai keterkaitan antara laba akuntansi dan return saham diperkenalkan
pertama kali oleh Ball dan Brown (1968). Riset serupa masih bisa kita lihat jejaknya dalam riset
pasar modal di masa sekarang. Jelaskan pendapat anda!
Jawab:

a. Pandangan teori keagenan (Bobot 15%)

Penelitian yang dilakukan Ball dan Brown (1968) merupakan penelitian awal yang
menjelaskan hubungan informasi laba akuntansi dan harga saham. Ketika perusahaan
mengumumkan laba yang mengalami kenaikan, maka akan terjadi kecenderungan
perubahan positif pada harga saham dan sebaliknya jika laba mengalami penurunan maka
akan terjadi perubahan negatif pada harga saham. Secara umum penelitian yang dilakukan
Ball dan Brown ini menunjukkan bahwa laba akuntansi yang dipublikasikan melalui laporan
keuangan bermanfaat bagi para investor atau mempunyai kandungan informasi. Penelitian
ini kemudian mendorong dilakukannya penelitian-penelitian yang sejenis yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dengan harga saham. Dan ditambahin
teori keagenan di link : http://repo.darmajaya.ac.id/1018/3/BAB II.pdf

b. Pandangan teori sinyal (link 1) (Bobot 15%)

Ball and Brown (1968) menyatakan bahwa dalam teori sinyal, perusahaan menyusun
laporan keuangan secara periodik dan tersirat maksud-maksud tertentu yang ditujukan
kepada stakeholder perusahaan di link : https://repository.stie-mce.ac.id/872/3/BAB 2 -
TINJAUAN PUSTAKA.pdf

4. Berikut ini adalah cuplikan dari Laporan Posisi keuangan PT Astra Agro Lestari, Tbk. (Bobot
25%) (TM ke 6 JAWABANNYA)
Link : https://www.astra-agro.co.id/wp-content/uploads/2021/03/Annual-Report-Astra-Agro-2020.pdf
Definisi Aset
Aset atau Aktiva adalah semua sumber ekonomi atau nilai suatu kekayaan oleh suatu entitas tertentu
dengan harapan memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang dapat diukur dalam satuan uang,
termasuk didalamnya sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.

Jenis Kategori Aset yang Dimiliki PT Astra Agro Lestari TBK


1. Aset Lancar : Aset Lancar atau Aktiva Lancar adalah aset yang masa penggunaannya hanya dalam
jangka waktu yang singkat. Masa pakai aset lancar yang umum adalah kurang dari satu tahun.
a. Kas dan setara kas: uang tunai yang paling likuid sehingga pos ini biasanya ditempatkan pada
urutan yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang dapat digunakan dengan
segera seperti uang kertas, uang logam, dan saldo rekening giro di bank. Setara kas adalah investasi
berjangka pendek, dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
risiko atau perubahan nilai yang signifikan.
b. Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai : suatu jumlah pembelian kredit dari
pelanggan. Piutang timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya
diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari.
- Pihak ketiga : kewajiban pemerintah yang timbul dari kontrak pengadaan barang/jasa atau adanya
dana pihak ketiga yang berasal dari SPM-LS yang sampai dengan tanggal pelaporan belum
dibayarkan.Pada akhir periode pelaporan, dimungkinkan adanya pengakuan kewajiban atas transaksi
yang belum dilakukan pembayarannya. Hal ini akan mengakibatkan adanya utang kepada pihak ketiga
yang pembayarannya akan dilakukan pada periode berikutnya.
- Pihak berelasi : orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan
keuangannya.
c. Piutang lain-lain : tagihan perusahaan kepada pihak lain atau pihak ketiga yang timbul atau terjadi
bukan karena adanya transaksi penjualan barang dagang atau jasa secara kredit.
- Pihak ketiga : kewajiban pemerintah yang timbul dari kontrak pengadaan barang/jasa atau adanya
dana pihak ketiga yang berasal dari SPM-LS yang sampai dengan tanggal pelaporan belum
dibayarkan.Pada akhir periode pelaporan, dimungkinkan adanya pengakuan kewajiban atas transaksi
yang belum dilakukan pembayarannya. Hal ini akan mengakibatkan adanya utang kepada pihak ketiga
yang pembayarannya akan dilakukan pada periode berikutnya.
- Pihak berelasi : orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan
keuangannya.
d. Persediaan : barang – barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang diperoleh dari pembelian
atau dari hasil produksi sendiri dengan tujuan untuk dijual kembali kepada konsumen.
e. Aset Biologis : Aset biologis terdiri atas produk agrikultur bertumbuh dan aset hewan. Produk
agrikultur bertumbuh berupa produk panen yang tumbuh pada tanaman produktif sampai dengan saat
untuk dipanen.
Aset hewan berupa sapi ternak untuk dikembangbiakan dan sapi bakalan, masing- masing disajikan
pada aset tidak lancar dan aset lancar. Aset biologis diukur pada nilai wajar dikurangi dengan biaya
untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul saat pengakuan awal dan perubahan nilai wajar
dicatat dalam laba rugi pada saat periode terjadinya.
f. Uang muka : sejumlah uang yang ditentukan penjual atau kreditur yang harus dibayarkan pembeli
untuk barang atau properti sebagai jaminan sebelum pelunasan penjualan. Pada umumnya besaran
uang muka ditentukan dalam presentaase dari total harga penjualan. Down payment (uang muka) juga
sebagai pembayaran awal di muka, biasanya untuk membeli barang atau jasa yang pelunasannya
dengan cara mencicil.
e. Pajak dibayar dimuka : Pajak penghasilan dibayar dimuka adalah pembayaran dimuka atas pajak
penghasilan Perusahaan yang akan diperhitungkan dengan pajak penghasilan badan pada akhir tahun.
Termasuk di antaranya PPh pasal 25.

2. Aset Tidak Lancar :


a. Investasi pada ventura bersama : suatu entitas dimana Perusahaan memiliki pengendalian bersama
dengan satu venturer atau lebih. Ventura bersama dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
b. Piutang jangka panjang pihak berelasi : piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan di terima oleh
orang atau entitas yang terakit dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangan dalam jangka waktu
lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan
c. Aset pajak tangguhan, bersih : jumlah pajak penghasilan terpulihkan pada periode mendatang
sebagai akibat adanya : Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary
differences).
d. Tanaman produktif : Merupakan tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan yang
digunakan dan diharapkan menghasilkan produk agrikultur untuk jangka waktu lebih dari satu periode.
- Tanaman menghasilkan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan : Penyusutan
tanaman menghasilkan dimulai pada tahun tanaman tersebut menghasilkan dengan menggunakan
metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis yaitu 20 tahun. Tanaman kelapa sawit
dinyatakan menghasilkan bila telah berumur tiga sampai dengan empat tahun yang pada umumnya
telah menghasilkan tandan buah segar (TBS) rata-rata empat sampai dengan enam ton per hektar
dalam satu tahun. Tanaman karet dinyatakan menghasilkan bila telah berumur lima sampai dengan
enam tahun.
- Tanaman belum menghasilkan : Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan
yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk kapitalisasi
biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan
biaya tidak langsung lainnya yang dialokasikan berdasarkan luas hektar tertanam. Pada saat tanaman
sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman
menghasilkan.
e. Aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai : Semua kelompok aset
tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan (Model Biaya) dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali
tanah tidak disusutkan. Beban yang timbul sehubungan perolehan hak atas tanah diakui sebagai
bagian dari harga perolehan tanah. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus
selama taksiran masa manfaat ekonomis
f. Aset biologis : Aset biologis terdiri atas produk agrikultur bertumbuh dan aset hewan. Produk
agrikultur bertumbuh berupa produk panen yang tumbuh pada tanaman produktif sampai dengan saat
untuk dipanen.
Aset hewan berupa sapi ternak untuk dikembangbiakan dan sapi bakalan, masing- masing disajikan
pada aset tidak lancar dan aset lancar. Aset biologis diukur pada nilai wajar dikurangi dengan biaya
untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul saat pengakuan awal dan perubahan nilai wajar
dicatat dalam laba rugi pada saat periode terjadinya.
g. Goodwill : selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara jumlah harga perolehan investasi dengan
proporsi nilai wajar aset bersih entitas anak pada tanggal akuisisi. Goodwill tidak diamortisasi dan
dilakukan uji penurunan nilai setiap tahun.h. Perkebunan plasma : Biaya-biaya yang terjadi dalam
pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap diserah-terimakan dikapitalisasi
ke akun perkebunan plasma dan dinyatakan sebesar harga perolehan. Selanjutnya perkebunan
plasma diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai serah-terimanya
dibebankan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
i. Tagihan restitusi pajak : kelebihan bayar pajak penghasilan badan dan pajak lainnya tahun berjalan
dan tahun-tahun sebelumnya yang belum atau sedang diperiksa oleh DJP serta pembayaran atas surat
ketetapan pajak yang diterima oleh Perusahaan dan entitas anak dimana telah diajukan keberatan atau
banding.
j. Aset lain-lain : asset pemerintah daerah yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai asset lancar,
investasi jangka panjang, aset tetap dan dana cadangan.

Berdasarkan pada laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2019 Aset Lancar yang tertera
sebesar Rp 4.472.011.000, sedangkan pada tahun 2020 Aset Lancar yang tertera sebesar Rp
5.937.890.000. Dilihat dari kedua tahun tersebut dari tahun 2019 sampai 2020 mengalami kenaikan
sebesar Rp 1.465.879.000. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu kenaikan
pada bagian kas dan setara kas akibat meningkatnya penjualan ekspor dan melemahnya kurs Rupiah
terhadap Dollar AS, kenaikan piutang usaha baik pihak ketiga dan pihak berelasi sehubungan
penjualan ekspor, serta kenaikan persediaan sehubungan dengan kenaikan stok CPO.

Selanjutnya, laporan keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2019 Aset Tidak Lancar yang tertera
sebesar Rp 22.502.113.000, sedangkan pada tahun 2020 Aset Tidak Lancar yang tertera sebesar Rp
21.843.341.000. Dilihat dari kedua tahun tersebut dari tahun 2019 sampai 2020 mengalami penurunan
sebesar Rp 658.772.000. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan aset tetap yang
disebabkan penurunan belanja modal dan penyusutan tahunan rutin maupun penurunan pada tagihan
restitusi pajak sehubungan dengan adanya pengembalian restitusi atas surat ketetapan Pajak untuk
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Badan walaupun terdapat kenaikan atas perkebunan
plasma sehubungan dengan perjanjian plasma baru.

Sehingga, Total Aset pada tahun 2019 sebesar Rp 26.974.124.000, sedangkan pada tahun 2020 Total
Aset tertera sebesar Rp 27.781.231.000. Dilihat dari kedua tahun tersebut dari tahun 2019 sampai
2020 mengalami kenaikan sebesar Rp 807.107.000.

Anda mungkin juga menyukai