Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

Dosen Pengampu : Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS, CIBA, CERA

Disusun oleh :

Nuraenie Oktavianthie

(43219010116)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik.

Penyusunan makalah ini merupakan suatu bentuk penugasan kepada para mahasiswa
secara langsung di Ruang B-202 dengan mata kuliah Pengauditan II. Tujuan penyusunan makalah
ini adalah sebagai Tugas Individu dari Ibu Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS,
CIBA, CERA.

Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moral, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Rina Yuliastuty Asmara MM, Ak, CA, CSRS, CIBA, CERA selaku dosen mata
kuliah Pengauditan II Universitas Mercu Buana.
2. Teman-teman, selaku penyemangat dalam pengerjaan makalah Pengauditan II.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengauditan II. Makalah membahas tentang “Audit Siklus
Penjualan dan Penagihan”.

Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Jakarta, 13 September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. ......................................................... 3
2.2 Tujuan Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. ............................................................... 3
2.3 Rekening di dalam Siklus Penjualan dan Penagihan. ...................................................... 3
2.4 Lima Golongan Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Kas. ......................... 4
2.5 Fungsi Bisnis, Catatan dan Dokumen Terkait dalam Siklus Penjualan dan Penagihan. .. 5
2.6 Metodologi untuk Mendesain Tes Kontrol dan Tes Substantif Transaksi Penjualan. ..... 8
2.7 Retur Penjualan dan Penukaran Barang. ........................................................................ 10
2.8 Metodologi untuk Mendesain Tes Pengendalian dan Tes Substantif Transaksi
Penerimaan Uang Tunai. ........................................................................................................... 10
BAB III......................................................................................................................................... 12
PENUTUP.................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam sebuah proses audit terdapat proses pengujian, diantaranya adalah pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi pada siklus penjualan dan penagihan.
Kedua jenis pengujian tersebut merupakan bagian dari tahap II dalam proses audit. Setelah
memahami kedua pengujian tersebut maka proses audit selanjutnya adalah melanjutkan
ketahap III dan berfokus pada prosedur analitis substantif dan pengujian perincian saldo dalam
siklus penjualan dan penagihan. Auditor harus mengetahui kapan harus bergantung pada
pengendalian internal dan kapan tidak. Penilaian risiko pengendalian dan perancangan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi
dalam siklus penjualan dan penagihan perlu dilakukan.

Dalam pembahasan ini akan mengilustrasikan betapa pentingnya bagi auditor untuk
mengetahui kelompok-kelompok transaksi dan saldo-saldo akun dalam siklus penjualan dan
penagihan pada sebuah perusahaan biasa. Karena sebagian besar audit atas transaksi-transaksi
dalam siklus penjualan dan penagihan melibatkan dokumentasi dan catatan-catatan, sangat
penting untuk memahami dokumen-dokumen dan catatan yang biasanya digunakan dalam
siklus tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari itu penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan audit siklus penjualan dan penagihan ?
2. Apakah tujuan audit siklus penjualan dan siklus penagihan ?
3. Bagaimana rekening di dalam siklus penjualan dan penagihan ?
4. Sebutkan lima golongan transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan kas ?
5. Bagaimana fungsi bisnis, catatan dan dokumen terkait dalam siklus penjualan dan
penagihan ?
6. Bagaimana metodologi untuk mendesain tes kontrol dan tes substantif transaksi penjualan?

1
7. Bagaimana retur penjualan dan penukaran barang ?
8. Bagaimana metodologi untuk mendesain tes pengendalian dan tes subtantif transaksi
penerimaan uang tunai ?

1.3 Tujuan Masalah


Penulisan makalah ini juga dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan yang akan dicapai dan
diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Tujuan tersebut antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian audit siklus penjualan dan penagihan.
2. Untuk mengetahui dan memahami tujuan audit siklus penjualan dan siklus penagihan.
3. Untuk mengetahui dan memahami rekening di dalam siklus penjualan dan penagihan.
4. Untuk mengetahui dan memahami lima golongan transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan kas.
5. Untuk mengetahui dan memahami fungsi bisnis, catatan dan dokumen terkait dalam siklus
penjualan dan penagihan.
6. Untuk mengetahui dan memahami metodologi untuk mendesain tes kontrol dan tes
substantif transaksi penjualan.
7. Untuk mengetahui dan memahami retur penjualan dan penukaran barang.
8. Untuk mengetahui dan memahami metodologi untuk mendesain tes pengendalian dan tes
subtantif transaksi penerimaan uang tunai.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Audit Siklus Penjualan dan Penagihan


Pengertian siklus penjualan dan penagihan → proses pemindahan kepemilikan barang-
barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual.

2.2 Tujuan Audit Siklus Penjualan dan Penagihan


Tujuan dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi saldo akun
yang dipengaruhi oleh siklus yang disajikan secara wajar sesuai SAK. Terdapat perbedaan sifat
dan arsip akun untuk industri jasa, perusahaan ritel dan perusahaan asuransi namun dari konsep
kunci/aturan dasarnya tetap sama.

2.3 Rekening di dalam Siklus Penjualan dan Penagihan

3
2.4 Lima Golongan Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Kas
1. Penjualan (tunai atau kredit).
2. Penerimaan kas.
3. Return penjualan dan pengurangan harga.
4. Penghapusan piutang tak tertagih.
5. Estimasi beban piutang tak tertagih.

Kelompok transaksi akun fungsi bisnis serta dokumen dan catatan terkait siklus
penjualan dan penagihan
Kel Transaksi Akun Fungsi Bisnis Dokumen dan Catatan
Penjualan Penjualan · Pemrosesan pesanan · Permintaan pelanggan
Piutang Dagang pelanggan · Pesanan penjualan
· Pemberian kredit · Pesanan pelanggan atau
· Pengiriman barang pesanan penjualan
· Penagihan pelanggan · Dokumen pengiriman
dan mencatat · Faktur penjualan
penjualan · Arsip transaksi penjualan
· Jurnal dan daftar penjualan
· Jurnal atau daftar penjulaan
· Arsip utama piutang dagang
· Neraca saldo piutang
dagang
· Laporan penagihan bulanan
Penerimaan Kas dibank (debit Pemrosesan dan · Slip pembayaran
kas dari penerimaan Pencatatan penerimaan · Daftar awal penerimaan kas
kas) kas · Arsip transaksi penerimaan
Piutang dagang kas
· Jurnal atau daftar
penerimaan kas

4
Return Return penjualan Pemrosesan dan · Memo kredit
penjualan dan dan pengurangan pencatatan return · Jurnal return penjualan dan
pengurangan harga piutang penjulan dan pengurangan harga
harga dagang pengurangan harga
Penghapusan Piutang dagang Penghapusan piutang · Formulir otorisasi piutang
piutang tak penyisihan tak tertagih tak tertagih
tertagih piutang tak
tertagih
Beban piutang Pembebanan piutang · Jurnal Umum
tak tertagih tak tertagih

2.5 Fungsi Bisnis, Catatan dan Dokumen Terkait dalam Siklus Penjualan dan Penagihan
Siklus Penjualan dan penagihan terjadi ketika dimulai dengan sebuah permintaan
pelanggan dan berakhir dengan konversi bahan baku atau jasa kedalam akun piutang dagang
dan selanjutnya kedalam kas. Terdapat delapan fungsi bisnis dalam siklus penjualan dan
penagihan:
1. Pemrosesan Pesanan Pelanggan
Menurut hukum permintaan pesanan pelanggan merupakan penawaran untuk
membeli barang dalam kondisi tertentu yang disepakati. Penerimaan pesanan pelanggan
sering kali mengakibatkan terciptanya pesanan penjualan dengan segera. Permintaan
pelanggan terhadap barang mengawali seluruh siklus. Umumnya, merupakan sebuah
penawaran untuk membeli barang dengan aturan tertentu. Diterimanya pesanan pelanggan
seringkali langsung menimbulkan pesanan penjualan. Dokumen dan catatan yang dibuat
adalah sebagai berikut:
a. Pesanan Pelanggan (Pesanan biasanya diterima via telepon, internet atau mungkin
melalui pameran).
b. Pesanan Penjualan (Dokumen yang berisi detail barang yang dipesan oleh pelanggan).
c. Persetujuan Kredit (Menyetujui kredit untuk pelanggan).

5
2. Pengiriman Barang
Fungsi ini merupakan titik pertama dalam siklus penyerahan aset. Pada saat
pengiriman barang berlangsung, terdapat dokumen pengiriman yang berisi deskripsi
barang dan data-data lain yang relevan. Dokumen pengiriman yang asli akan dikirim ke
pelanggan dan salinannya akan disimpan. Dokumen pengiriman barang disiapkan pada
saat pengiriman yang dilakukan secara otomatis oleh komputer didasarkan pada informasi
pesanan penjualan. Dokumen ini merupakan beberapa salinan dari dokumen pengiriman
barang serta dapat digunakan untuk melakukan penagihan yang tepat kepada para
pelanggan.
3. Tagihan kepada Pelanggan dan Pembukuan Penjualan
Pelanggan diberitahukan tentang jumlah yang harus dibayar untuk barang yang
dibelinya, harus dibuat dengan benar dan tepat waktu.
a. Faktur Penjualan : Menentukan jumlah barang yang dijual dan jatuh tempo pembayaran
untuk pelanggan (lembar asli dikirim kepada pelangggan, salinannya disimpan).
b. File Transaksi Penjualan : Berisi semua transaksi penjualan yang diproses melalui
sistem akuntansi untuk 1 periode. Informasi pada file transaksi penjualan digunakan
untuk berbagai catatan, daftar, atau laporan, tergantung perusahaan.
c. Jurnal Penjualan atau Daftarnya : Dibuat dalam berbagai periode, tetapi lebih sering
untuk 1 bulan. Kecuali daftar/jurnal yang meliputi total masing-masing nomor rekening
dibuat untuk suatu periode waktu tertentu. Daftar/jurnal juga meliputi retur penjualan
dan potongan, atau daftar/jurnal yang terpisah dari transaksi tsb.
d. Piutang di Neraca Percobaan : Daftar jumlah piutang masing-masing pelanggan dan
waktunya. Neraca percobaan memperlihatkan umur piutang dan komponen saldo
piutang dari setiap pelanggan sampai pada tanggal laporannya.
e. Rekening Bulanan : Dokumen yang dikirim melalui pos/elektronik kepada pelanggan
yang menyatakan saldo rekening awal piutang, jumlah dan tanggal setiap penjualan,
pembayaran tunai yang diterima, memo kredit yang dikeluarkan, dan saldo akhir.

6
4. Pemrosesan dan Pencatatan Penerimaan Kas
Memproses dan mencatat penerimaan meliputi menerima, menyimpan dan
mencatat penerimaan tunai. Penerimaan tunai meliputi baik uang tunai maupun cek. Yang
perlu diperhatikan adalah kemungkinan pencurian. Pencurian dapat terjadi sebelum uang
dimasukkan ke dalam catatan atau sesudahnya.
Pertimbangan yang perlu diperhatikan di dalam penanganan penerimaan tunai
adalah semua uang tunai harus disimpan di bank dengan jumlah dan waktu yang sesuai dan
dicatat dalam transaksi peneimaan tunai,yang nantinya akan digunakan untuk membuat
jurnal penerimaan tunai dan untuk memperbaharui rekening piutang dan file induk buku
besar. Berita pengiriman uang sangat dibutuhkan untuk tujuan ini.
5. Memproses dan Membukukan Penerimaan Tunai
Perusahaan biasanya menyiapkan orang yang menerima laporan untuk barang yang
dikembalikan dan mengembalikan barang itu ke gudang. Pengembalian barang dan
pemotongan harga haarus dengan benar dan tepat dicatat di dalam data transaksi retur
penjualan dan pemotongan harga dan data rekening piutang. Memo kredit biasanya
dikeluarkan untuk pengembalian dan pemotongan harga untuk mendukung terjaganya
pengawasan dan untuk memfasilitasi catatan yang baik.
6. Menghapus Piutang Tak Tertagih
Meskipun bagian kredit bekerja dengan baik, tapi tidak menutup kemungkinan jika
beberapa pelanggan tidak membayar tagihan mereka. Ketika perusahaan memutuskan
bahwa kredit tersebut tidak bisa lagi ditagih, maka piutang itu harus dihapus. Khususnya
setelah pelanggan bangkrut, atau piutang diserahkan ke biro penagihan. Akuntansi
membutuhkan penyesuaian yang tepat terhadap piutang yang tak dapat ditagih.
7. Menetapkan Piutang yang Tidak Ditagih
Cadangan untuk menentukan piutang yang tak dapat ditagih untuk periode
penjualan yang sekarang adalah perusahaan tidak dapat lagi menagihnya di masa yang akan
datang. Untuk sebagian besar perusahaan, cadangan hutang yang tidak dapat ditagih
merupakan penyesuaian manajemen terhadap cadangan piutang yang tak tertagih pada
akhir periode.

7
8. Efek E-Commerce terhadap Siklus Penjualan dan Penagihan
a. Aktivitas manajemen penjualan dan penagihan pada perusahaan yang menggunakan
pasar elektronik maupun yang masih tradisional adalah sama.
b. Manajemen akan tetap bertanggung jawab dengan menggunakan kebijakan akuntansi
dan pengawasan internal ketika beraktivitas dengan menggunakan e-commerce.
c. Pada beberapa perusahaan sistem penjualan online diintegrasikan dengan sistem
penjualan tradisional, sedang pada perusahaan lain membuat sistem pembukuan
akuntansi dan pengawasan internal secara terpisah untuk penjualan online.
d. Auditor harus mampu memahami kunci desain dan operasional pengawasan internal
yang ada pada e-commerce sebagai tambahan pemahaman terhadap pengawasan
internal dalam siklus penjualan dan penagihan.

2.6 Metodologi untuk Mendesain Tes Kontrol dan Tes Substantif Transaksi Penjualan
Dalam mendapatkan pemahaman atas pengendalian internal dapat digunakan suatu
pendekatan yang tipikal untuk penjualan, auditor mempelajari bagan arus klien, menyusun
kuesioner, serta melakukan pengujian penelusuran penjualan.
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian
internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu :
1. Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.
2. Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi
penjualan.
3. Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor lalu mengaitkannya
dengan tujuan.
4. Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi
pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
Aktivitas penegendalian yang membantu dalam mengidentifikasi pengendalian kunci
untuk penjualan :
1. Pemisahan tugas yang tepat.
Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun
penipuan atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses

8
ke kas bagi siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan
dan penerimaan kas ke dalam computer.
2. Otorisasi yang tepat.
Auditor akan memeriksa otorisasi pada tiga titik kunci, yaitu
a. Kredit yang harus diotorisasi dengan tepat sebelum penjualan dilakukan.
b. Barang harus dikirim hanya setelah otorisasi yang tepat diberikan.
c. Harga termasuk syarat dasar, pengiriman, diskon juga harus diotorisasi.
Kedua pengendalian pertama ini mencegah hilangnya aset perusahaan yang disebabkan
karena pengiriman kepada pelanggan fiktif yang dimaksudkan adalah pelanggan yang tidak
membayar ketika barang sudah diterima.
3. Dokumen dan catatan yang memadai.
Harus ada prosedur pencatatan yang memadai sebelum sebagian besar tujuan audit yang
berkaitan dengan transaksi dapat dipenuhi. Contohnya adalah dokumen yang telah diberi
nomor terlebih dahulu pada saat permintaan pelanggan diterima dan dokumen ini
mencegah kegagalan menagih atau mencatat penjualan dan terjadinya penagihan dan
pencatatan duplikat.
4. Dokumen telah diberi nomor terlebih dahulu.
Penomoran terlebih dahulu berguna untuk mencegah kegagalan untuk menagih atau
mencatat penjualan serta terjadinya duplikasi penagihan dan pencatatan namun penomoran
tidak bermanfaat apabila tidak ada pertanggung jawaban didalamnya.
5. Laporan tagihan bulanan.
Pengiriman laporan tagihan bulanan pada pelanggan mendorong pelanggan untuk
merespon jika ada saldo yang dikatakan tidak benar. Fungsi ini harus terpisah dari
pengelola kas untuk menghindari kegagalan yang disengaja dalam mengirimkan laporan
tersebut.
6. Prosedur verifikasi internal.
Program komputer atau personil yang independen harus mengecek bahwa pemrosesan dan
pencatatan penjualan memenuhi keenam tujuan audit terkait transaksi.

9
2.7 Retur Penjualan dan Penukaran Barang
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk
mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memproses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah
matrealitas. Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga
auditor dapat mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan kejadian.
Untuk retur dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian
transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang
usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo
akun untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun.
Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi
untuk mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan,
tidak dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan
pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sama untuk mendapatkan
pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif atas transaksi yang sesuai
guna memverifikasi jumlahnya.

2.8 Metodologi untuk Mendesain Tes Pengendalian dan Tes Substantif Transaksi
Penerimaan Uang Tunai
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan uang tunai seperti yang
digunakan untuk penjualan. Prosedur audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi penerimaan kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama
seperti yang digunakan untuk penjualan, tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan
kas.
Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses
berikut ini :
1. Menetukan pengendalian internal utama untuk setiap tujuan audit.
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan risiko pengendalian.

10
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji moneter bagi setiap
tujuan.
Bagian penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan uang tunai
adalah mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya kecurangan. Jenis penggelapan uang tunai yang paling sulit dideteksi oleh auditor
adalah ketika hal tersebut terjadi sebelum kas dicatat di jurnal penerimaan kas atau listing kas
lainnya. Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas (proof of
cash receipts). Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat
jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada. Hal ini bisa dicegah
dengan cara pemisahan tugas dan kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas
sekaligus memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian siklus penjualan dan penagihan adalah proses pemindahan kepemilikan
barang-barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual. Tujuan
dalam audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi saldo akun yang dipengaruhi
pleh siklus yang disajikan secara wajar sesuai SAK. Terdapat perbedaan sifat dan arsip akun
untuk industri jasa, perusahaan ritel dan perusahaan asuransi namun dari konsep kunci / aturan
dasarnya tetap sama. Lima Golongan Transaksi dalam Siklus Penjualan dan Penagihan Kas
adalah Penjualan (tunai atau kredit), Penerimaan kas, Return penjualan dan pengurangan
harga, Penghapusan piutang tak tertagih, serta Estimasi beban piutang tak tertagih. Fungsi
bisnis siklus penjualan dan penagihan antara lain Pemrosesan pesanan pelanggan, Pengiriman
barang, Tagihan kepada pelanggan dan pembukuan penjualan, Pemrosesan dan pencatatan
penerimaan kas, Memproses dan membukukan penerimaan tunai, Menghapus piutang tak
tertagih, Menetapkan piutang yang tidak ditagih, serta Efek e-commerce terhadap siklus
penjualan dan penagihan

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, hendaknya penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam
penerapan audit siklus penjualan dan penagihan.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan khususnya
tentang audit siklus penjualan dan penagihan dan penerapannya terhadap kualitas
Pengauditan suatu perusahaan.
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan, wawasan yang
luas, dan tentunya bermanfaat bagi mempelajari mengenai Pengauditan di suatu
perusahaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Adhy. (2015). Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. Retrieved from adhy543.blogspot.com:
http://adhy543.blogspot.com/2015/11/audit-siklus-penjualan-dan-penagihan.html

Agung, A. (2017). Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. Retrieved from


ekonomiagungaditya.blogspot.com:
http://ekonomiagungaditya.blogspot.com/2017/01/audit-siklus-penjualan-dan-
penagihan.html

Azalia, D. (2016). Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. Retrieved from


www.kompasiana.com/azalia_diana:
https://www.kompasiana.com/azalia_diana/5709c6942023bd00056c123b/audit-siklus-
penjualan-dan-
penagihan#:~:text=Jadi%20gini%2C%20rekening%20yang%20terkait,sama%20Beban%
20Piutang%20Tak%20Tertagih

Elva, A. S. (2016). Audit Siklus Penjualan dan Penagihan. Retrieved from www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/elva/56d6fe26f27a61ae1214dbc8/audit-siklus-penjualan-
dan-penagihan?page=all

Hendrawan, A. S. (n.d.). Audit Siklus Penjualan dan Penagihan ch 14. Pengauditan, 13.

13

Anda mungkin juga menyukai