Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 1
Nama anggota :
Kelas/semester :
Pagi/VI
JURUSAN AKUNTANSI
PURWAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan........4
B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait...............5
C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Atas Transaksi Penjualan....................................................................8
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan.............................................................11
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas........................................................11
F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih.........................13
G. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian Serta
Pengungkapan....................................................................................................14
H. Pengendalian Internal Tambahan Atas Sakdo Akun Dan Penyajian Serta
Pengungkapan....................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
City Finance adalah klien terbesar yang dikelola dari kantor perusahaan
Big Four di Pittsburgh, perusahaan tersebut adalah konglomerat jasa
kekuangan yang memiliki hamper seribu kantor yang tersebar di Amerika
Serikat dan Kanada, serta kantor koresponden diluar negeri. Catatan
perusahaan berisi lebih dari sejuta piutang usaha dan perusahaan ini juga
memroses jutaan transkasi penjualan serta transaksi lainnya setiap tahun.
Pusat computer perusahaan berada didalam sebuah ruangan yang besar dan
nyaman yang berisikan beberapa computer mainframe yang besar serta
banyak peralatan pendukung lainnya. Karena kegagalan system dapat
menggangu operasi disemua cabang perusahaan, dipasang dua system online
yang lengkap dimana yag satu berfungsi sebagai cadangan bagi yang lainnya.
Perusahaan memiliki system checks dan balances yag tidak bias dimana
catatan transaksi kantor cabang direkonsiliasi dengan pengendalian
pemrosesan data harian, yang pada gilirannya, akan direkonsiliasi dengan
catatan akun bank bulanan. Setiap kali proses rekonsiliasi ini menunjukkan
kondisi out-of-balance yang signifikan, prosedur akan segera memecahkan
masalah tersebut secepat mungkin. Sejumlah besar staf audit internal akan
mengawasi setiap upaya investigative khusus ini.
1
selalu ada tekanan yang kuat kepada kantor akuntan public untuk
menyelesaikan audit dengan cepat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
masalah perlu diidentifikasi lebih dalam lagi. Maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
2
8. Bagaimana Pengendalian Internal Tambahan Atas Sakdo Akun Dan
Penyajian Serta Pengungkapan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari
penulisan ini adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap
transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam
salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan
untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada
pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun
penjualan kredit.
5
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Pesanan Pelanggan ( Customer Order)
Pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan
oleh pelanggan. Pesanan tersebut dapat diterima melalui telepon, surat,
formulir tercetak yang telah dikirimkan kepada calon pelanggan atau
pelanggan yang sudah ada, melalui tenaga penjualan, pesanan pelanggan
yang diajukan secara elektronik melalui Internet, atau hubungan jaringan
lainnya antara pemasok clan pelanggannya.
2. Pesanan Penjualan (Sales Order)
Pesanan penjualan adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi,
kuantitas, clan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh
pelanggan. Dokumen tersebut sering kali digunakan untuk menunjukkan
persetujuan kredit clan otorisasi pengiriman.
3. Pemberian Kredit
Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang,
yang menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang
dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan
pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading
dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan
secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat
jurnal dalam jurnal penjualan.
4. Pengiriman Barang
Fungsi yang penting ini merupakan titik awal siklus di mana perusahaan
akan menyerahkan aset. Sebagian besar perusahaan mengakui penjualan
ketika barang telah dikirim. Dokumen pengiriman dibuat pada waktu
pengiriman, yang dapat dilakukan secara otomatis dengan komputer,
berdasarkan informasi pesanan penjualan. Dokumen pengiriman, yang
sering kali berupa salinan bill of lading, sangatlah penting untuk menagih
jumlah yang sesuai dengan yang dikirim kepada pelanggan. Perusahaan
6
yang menyelenggarakan catatan persediaan perpetual juga dapat
memperbaharuinya berdasarkan catatan pengiriman.
5. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence)
Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan =
accuracy )
o Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan
relevan lainnya.
o File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system
akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.
o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan,
tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini
produk.
o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan
penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan
saldo akun pelanggan.
o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya
6. Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan
dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas
Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima
oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat
7
penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan
akuntansi.
Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari
jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan
untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan.
7. Penghapusan Piutang tak tertagih
Tanpa memandang kinerja departemen kredit, beberapa pelanggan belum
membayar tagihannya. Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah
tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan hams menghapusnya. Biasanya,
hal ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau penagihan
piutangnya diserahkan kepada agen penagihan. Akuntansi yang benar akan
mensyaratkan penyesuaian untuk piutang tak tertagih tersebut.
8. Penyediaan Piutang Tak Tertagih
Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya,
prinsip – prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat
beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat
ditagih. Sebagian besar perusahaan mencatat transaksi ini pada akhir setiap
bulan atau setiap kuartal.
8
Gambar Diatas mengilustrasikan metodologi untuk memahami pengendalian
internal dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi penjualan.
1. Memahami Pengendalian Internal – Penjualan
Auditor memahami pengendalian internalDengan menggunakan salah
satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari bagan
arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, clan
melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.
2. Menilai RisikoPengendalian yang Direncanakan – Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami
pengendalian internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat
empat langkah yang penting dalam pengendalian ini yaitu :
o Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko
pengendalian.
o Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahannya bagi penjualan.
o Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor
lalu mengaitkannya dengan tujuan .
o Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
3. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung
pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa
pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian
4. Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjualan
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian
pengendalian hams dirancang untuk memverifikasi keefektifannya.
Dalam sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat pengujian
pengendalian dari sifat pengendalian tersebut. Sebagai contoh, jika
pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah
9
untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani
dengan benar.
5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya
terbatas pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan
personil. Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor
harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman
tidak pernah dilakukan
Penjualan dicatat lebih dari satu kali
Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan
atau kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh
kecurangan. Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut
sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
6. Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen
sumber kejurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen
sumber. Pengujian pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan
(tujuan kelengkapan). Sementara yang kedua adalah untuk transaksi
yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
7. Penjualan dicatat dengan akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan
hal – hal berikut :
Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan
akuntansi.
10
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi clan metode yang digunakan
klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk
memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua
perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah materialitas. Dalam banyak hal,
retur clan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat
mengabaikannya.
Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur
dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian
transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari
penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan
fiktif. (Walaupun biasanya auditor lebih menekankan tujuan keterjadian untuk
transaksi retur dan pengurangan penjualan, tujuan kelengkapan juga
merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun untuk
menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun).
Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan. Akan tetapi, karena tujuan
dan metodologi untuk mengaudh retur dan pengurangan penjualan pada
intinya sama seperti untuk penjualan, kami tidak memasukkan studi yang
mendalam mengenai hal tersebut. Jika Anda ingin mengaudit retur dan
pengurangan penjualan, Dan dapat menerapkan logika yang sama untuk
mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif
atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.
11
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji
moneter setiap tujuan.
Jenis penggelapan kas yang paling sulit di deteksi oleh auditor adalah ketika
hal tersebut terjadi sebelum kas dicatatdi catat di jurnal penerimaan kas atau
listing kas lainnya, terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara
serentak atau simultan. Jadi menelusuri dari remittance advice atau prelisting
penerimaan kas yang telah dipranomori ke jurnal penerimaan kas dan catatan
pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif atas pencatatan kas
aktual yang diterima merupakan praktik yang normal. Pengujian ini hanya
efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya disiapkan pada
saat kas diterima.
Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas
yang dicatat elah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti
penerimaan kas (proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total
penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama satu periode
tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran
aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Prosedur ini tidak
dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang belum dicatat
dalam jurnal atau lamanya kas yang telah dicatat namun belum disetorkan,
12
deposit atau setoran yang yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat,
pinjaman bank yang didepositkan langsung ke rekening bank, dan salah saji
yang serupa.
13
ketidaktertagihannya. Dalam beberapa kasus, auditor juga memeriksa laporan
kredit seperti yang disediakan oleh Dun & Bradstreet. Setelah auditor
menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah
benar, pos tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji
apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.
Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat
direalisasidan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajian serta
pengungkapan.
Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo
yang penting bagi piutang uasaha karena kolektibilitas piutang sering kali
merupakan pos laporan keuangan yang penting. Hal ini sudah menjadi suatu
isu pada sejumlah kasus kewajiban akuntan. Karena itu, biasanya auditor
menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk tujuan realisasi.
Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review oleh
personil manajemen yang tepat.
Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin
lagi untuk ditagih
14
dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha,
kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan
pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan
penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
Auditor perusahaan publik juga harus mempertimbangkan dampak hasil
pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dalam materi ini membahas perancangan pengujian pengendalian clan
pengujian substantif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus
penjualan clan penagihan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur clan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban
piutang tak tertagih.
16
keuangan. Dalam audit pemsahaan nonpublik, keputusan untuk melakukan
pengujian pengendalian didasarkan pada keefektifan pengendalian clan sejauh
mana auditor bermaksud mengandalkannya untuk mengurangi risiko
pengendalian.
Auditor juga merancang pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat
dengan benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi juga dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A: Elder, Randal J: dan Beasley, Mark S. 2015. Auditing dan Jasa Assurance
Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
18