Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN: PENGUJIAN


PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II

Dosen Pengampu :

Ibu Vita Eveline H, S.E., M.Akt., CSRS., CSRA.

Disusun oleh :

Kelompok 1

Nama anggota :

1. Ananda Mutia Hardy (NIM 030119106)


2. Ni’matur Rohmah (NIM 030119113)
3. Femmy Chania (NIM 030219117)

Kelas/semester :

Pagi/VI

JURUSAN AKUNTANSI

STIE DR. KHEZ. MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahi rabbil ’alamiin.. Segala puji


syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayah kepada kami selaku hamba-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Audit Siklus Penjualan dan Penagihan: Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi” pada waktu yang tepat.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas perkuliahan
yaitu mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi II. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan sebagai bahan kajian diskusi untuk menambah ilmu dan wawasan bagi
para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Pemeriksaan Akuntansi II yaitu Ibu Vita Eveline H, S.E., M.Akt., CSRS., CSRA.
yang telah memberikan tugas kelompok membuat makalah dan powerpoint,
dengan adanya tugas ini menjadikan kami lebih bersemangat dalam mendapatkan
berbagai bacaan literatur yang kemudian dikemas dalam bentuk susunan makalah
sehingga dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan dan menambah
ketertarikan terhadap literasi khususnya pada mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi
II. Terima kasih juga kepada anggota kelompok yang solid dalam bekerja sama
serta semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat tersusun.
Kami berharap adanya makalah ini bisa membawa manfaat dan keberkahan dalam
menuntut ilmu. Segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Purwakarta, 08 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan........4
B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait...............5
C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Atas Transaksi Penjualan....................................................................8
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan.............................................................11
E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas........................................................11
F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih.........................13
G. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian Serta
Pengungkapan....................................................................................................14
H. Pengendalian Internal Tambahan Atas Sakdo Akun Dan Penyajian Serta
Pengungkapan....................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................16
PENUTUP.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
City Finance adalah klien terbesar yang dikelola dari kantor perusahaan
Big Four di Pittsburgh, perusahaan tersebut adalah konglomerat jasa
kekuangan yang memiliki hamper seribu kantor yang tersebar di Amerika
Serikat dan Kanada, serta kantor koresponden diluar negeri. Catatan
perusahaan berisi lebih dari sejuta piutang usaha dan perusahaan ini juga
memroses jutaan transkasi penjualan serta transaksi lainnya setiap tahun.
Pusat computer perusahaan berada didalam sebuah ruangan yang besar dan
nyaman yang berisikan beberapa computer mainframe yang besar serta
banyak peralatan pendukung lainnya. Karena kegagalan system dapat
menggangu operasi disemua cabang perusahaan, dipasang dua system online
yang lengkap dimana yag satu berfungsi sebagai cadangan bagi yang lainnya.

Perusahaan memiliki system checks dan balances yag tidak bias dimana
catatan transaksi kantor cabang direkonsiliasi dengan pengendalian
pemrosesan data harian, yang pada gilirannya, akan direkonsiliasi dengan
catatan akun bank bulanan. Setiap kali proses rekonsiliasi ini menunjukkan
kondisi out-of-balance yang signifikan, prosedur akan segera memecahkan
masalah tersebut secepat mungkin. Sejumlah besar staf audit internal akan
mengawasi setiap upaya investigative khusus ini.

Karena City Finance merupakan sebuah perusahaan public, perusahaan


tersebut harus melaporkan laporan keuangan tahunannya termasuk laporan
manajemen mengenai pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan
pada From 10-K kepada Securities dan Exchange Commissions dalam waktu
60 hari setelah akhir tahun fiskalnya. Selain itu, perusahaan juga harus
mengumumkan laba tahunan dan menerbitkan laporan tahunannya segera
setelah akhir tahun dengan selayak – layaknya. Dalam keadaan tersebut,

1
selalu ada tekanan yang kuat kepada kantor akuntan public untuk
menyelesaikan audit dengan cepat.

Situasi yang dihadapi City Finance pada cerita pembuka mengilustrasikan


suatu audit di mana ketergantungan yang sangat besar pada pengendalian
internal dalam siklus penjualan clan penagihan akan mengharuskanauditor
untuk melakukan pengujian pengendalian clan pengujian substantif atas
transaksi yang ekstensif. Dalam situasi lainnya yang tidak melibatkan audit
perusahaan publik, auditor mungkin tidak terlalu bergantung pada
pengendalian internal tetapi, masih harus memahami pengendalian internal
terhadap penjualan clan penerimaan kas. Auditor harus mengetahui kapan
mereka harus bergantung pada pengendalian internal clan kapan tidak. Bab
ini akan membahas penilaian risiko pengendalian clan perancangan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi dalam siklus penjualan clan penagihan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
masalah perlu diidentifikasi lebih dalam lagi. Maka yang menjadi rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta


Penagihan?
2. Apa saja Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait
?
3. Bagaimana Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan
Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan?
4. Bagaimana Retur Dan Pengurangan Penjualan?
5. Bagaimana Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan
Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas?
6. Bagaimana Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih?
7. Bagaimana Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan
Penyajian Serta Pengungkapan?

2
8. Bagaimana Pengendalian Internal Tambahan Atas Sakdo Akun Dan
Penyajian Serta Pengungkapan?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan dari
penulisan ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan


Serta Penagihan
2. Untuk Mengetahui Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta
Catatan Terkait
3. Untuk Mengetahui Metodologi Untuk Merancang Pengujian
Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan
4. Untuk Mengetahui Retur Dan Pengurangan Penjualan
5. Untuk Mengetahui Metodologi Untuk Merancang Pengujian
Pengendalian Dan Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas
6. Untuk Mengetahui Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak
Tertagih
7. Untuk Mengetahui Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun
Dan Penyajian Serta Pengungkapan
8. Untuk Mengetahui Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun
Dan Penyajian Serta Pengungkapan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Akun Dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta


Penagihan
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah
mengevaluasi apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah
disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi. Gambar dibawah
menunjukkan akun-akun umum yang tercakup dalam siklus penjualan dan
penagihan dengan menggunakan akun T. Tentu saja, sifat akun-akun tersebut
dapat bervariasi tergantung pada industri kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku dan klien yang terlibat. Ada perbedaan sifat dan judul
akun bagi suatu industri jasa, perusahaan ritel, dan perusahaan asuransi, tetapi
konsep kuncinya tetap sama.

Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui


berbagai akun dalam siklus penjualan dan penagihan. Gambar ini
menunjukkan bahwa ada lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penagihan ( classes of transactions in the sales and collection cycle):

4
1. Penjualan (penjualan tunai dan kredit)
2. Penerimaan kas
3. Retur dan pengurangan penjualan
4. Penghapusan piutang tak tertagih
5. Estimasi beban piutang tak tertagih
Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap
transaksi dan jumlah yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam
salah satu dari dua akun neraca, yaitu akun piutang usaha atau penyisihan
untuk piutang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita mengasumsikan bahwa ada
pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun
penjualan kredit.

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Dan Dokumen Serta Catatan Terkait


Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang
diperlukan untuk mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada
pelanggan setelah keduanya tersedia untuk dijual. Hal ini diawali dengan
permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi bahan atau
jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.

5
Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang
pengujian pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham
fungsi bisnis dan dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Pesanan Pelanggan ( Customer Order)
Pesanan pelanggan adalah permintaan akan barang dagang yang diajukan
oleh pelanggan. Pesanan tersebut dapat diterima melalui telepon, surat,
formulir tercetak yang telah dikirimkan kepada calon pelanggan atau
pelanggan yang sudah ada, melalui tenaga penjualan, pesanan pelanggan
yang diajukan secara elektronik melalui Internet, atau hubungan jaringan
lainnya antara pemasok clan pelanggannya.
2. Pesanan Penjualan (Sales Order)
Pesanan penjualan adalah dokumen untuk mengomunikasikan deskripsi,
kuantitas, clan informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh
pelanggan. Dokumen tersebut sering kali digunakan untuk menunjukkan
persetujuan kredit clan otorisasi pengiriman.
3. Pemberian Kredit
 Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang,
yang menunjukkan deskripsi barang dagang , kuantitas yang
dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
 Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan
pegiriman barang antara pembawa dan penjual. Bill of lading
dikirimkan secara elektronik ketika barang telah dikirimkan , dan
secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat
jurnal dalam jurnal penjualan.
4. Pengiriman Barang
Fungsi yang penting ini merupakan titik awal siklus di mana perusahaan
akan menyerahkan aset. Sebagian besar perusahaan mengakui penjualan
ketika barang telah dikirim. Dokumen pengiriman dibuat pada waktu
pengiriman, yang dapat dilakukan secara otomatis dengan komputer,
berdasarkan informasi pesanan penjualan. Dokumen pengiriman, yang
sering kali berupa salinan bill of lading, sangatlah penting untuk menagih
jumlah yang sesuai dengan yang dikirim kepada pelanggan. Perusahaan

6
yang menyelenggarakan catatan persediaan perpetual juga dapat
memperbaharuinya berdasarkan catatan pengiriman.
5. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
 Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
 Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian =
occurrence)
 Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan =
accuracy )
o Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan
kuantitas barang yang dijual, harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan
relevan lainnya.
o File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang
mencantumkan semua transaksi penjualan yang diproses oleh system
akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu, atau sebulan.
o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi
penjualan yang cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan,
tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap transaksi seperti divisi atau lini
produk.
o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk
mencatat penjualan individual , penerimaan kas , serta retur dan
penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan untuk mempertahankan
saldo akun pelanggan.
o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara
elektronik kepada setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang
usahanya
6. Pemroses dan pencatatan penerimaan kas
 Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan
dan biasanya dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas
 Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima
oleh seseorang yang tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat

7
penjualan, piutang usaha, kas dan yang tidak memiliki akses ke catatan
akuntansi.
 Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari
jumlah pelanggan akibat retur barang atau pengurangan harga.
 Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan
untuk mencatat retur dan pengurangan penjualan.
7. Penghapusan Piutang tak tertagih
Tanpa memandang kinerja departemen kredit, beberapa pelanggan belum
membayar tagihannya. Setelah menyimpulkan bahwa suatu jumlah
tertentu tidak dapat ditagih, perusahaan hams menghapusnya. Biasanya,
hal ini terjadi setelah pelanggan mengajukan kebangkrutan atau penagihan
piutangnya diserahkan kepada agen penagihan. Akuntansi yang benar akan
mensyaratkan penyesuaian untuk piutang tak tertagih tersebut.
8. Penyediaan Piutang Tak Tertagih
Karena perusahaan diperkirakan tidak dapat menagih 100% penjualannya,
prinsip – prinsip akuntansi mengharuskan perusahaan untuk mencatat
beban piutang tak tertagih sebesar jumlah yang diperkirakan tidak dapat
ditagih. Sebagian besar perusahaan mencatat transaksi ini pada akhir setiap
bulan atau setiap kuartal.

C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan


Pengujian Substantif Atas Transaksi Penjualan

8
Gambar Diatas mengilustrasikan metodologi untuk memahami pengendalian
internal dan merancang pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi penjualan.
1. Memahami Pengendalian Internal – Penjualan
Auditor memahami pengendalian internalDengan menggunakan salah
satu pendekatan umum untuk penjualan, auditor mempelajari bagan
arus klien, menyiapkan kuesioner tentang pengendalian internal, clan
melaksanakan pengujian penjualan walkthrough.
2. Menilai RisikoPengendalian yang Direncanakan – Penjualan
Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami
pengendalian internal untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat
empat langkah yang penting dalam pengendalian ini yaitu :
o Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko
pengendalian.
o Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan
kelemahannya bagi penjualan.
o Setelah mengidentifikasi pengendalian dan kelemahannya, auditor
lalu mengaitkannya dengan tujuan .
o Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan
mengevaluasi pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.
3. Menentukan Luas Pengujian Pengendalian
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung
pada keefektifan pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa
pengujian itu dapat diandalkan untuk mengurangi resiko pengendalian
4. Merancang Pengujian Pengendalian untuk Penjualan
Untuk setiap pengendalian kunci, satu atau lebih pengujian
pengendalian hams dirancang untuk memverifikasi keefektifannya.
Dalam sebagian besar audit, relatif mudah menentukan sifat pengujian
pengendalian dari sifat pengendalian tersebut. Sebagai contoh, jika
pengendalian internal adalah untuk menandatangani pesanan
pelanggan setelah kreditnya disetujui, pengujian pengendalian adalah

9
untuk memeriksa apakah pesanan pelanggan telah ditandatangani
dengan benar.
5. Merancang Pengujian Substantif atas Transaksi Penjualan
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya
terbatas pada pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan
personil. Mencatat penjualan yang terjadi untuk tujuan ini, auditor
harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin terjadi :
 Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman
tidak pernah dilakukan
 Penjualan dicatat lebih dari satu kali
 Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat
sebagai penjualan.
Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan
atau kecurangan,sementara jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh
kecurangan. Konsekuensi potensial dari ketiga jenis salah saji tersebut
sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
6. Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen
sumber kejurnal dan memvouching dari jurnal kembali ke dokumen
sumber. Pengujian pertama adalah untuk transaksi yang dihilangkan
(tujuan kelengkapan). Sementara yang kedua adalah untuk transaksi
yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).
7. Penjualan dicatat dengan akurat
Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan
hal – hal berikut :
 Mengirimkan jumlah barang yang dipesan
 Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim
 Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan
akuntansi.

10
D. Retur Dan Pengurangan Penjualan
Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi clan metode yang digunakan
klien untuk mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk
memroses memo kredit yang telah digambarkan bagi penjualan, dengan dua
perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah materialitas. Dalam banyak hal,
retur clan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat
mengabaikannya.
Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan keterjadian. Untuk retur
dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian
transaksi yang tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari
penagihan piutang usaha yang ditutupi oleh retur atau pengurangan penjualan
fiktif. (Walaupun biasanya auditor lebih menekankan tujuan keterjadian untuk
transaksi retur dan pengurangan penjualan, tujuan kelengkapan juga
merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun untuk
menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir
tahun).
Secara alami, tujuan lainnya tidak boleh diabaikan. Akan tetapi, karena tujuan
dan metodologi untuk mengaudh retur dan pengurangan penjualan pada
intinya sama seperti untuk penjualan, kami tidak memasukkan studi yang
mendalam mengenai hal tersebut. Jika Anda ingin mengaudit retur dan
pengurangan penjualan, Dan dapat menerapkan logika yang sama untuk
mendapatkan pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substantif
atas transaksi yang sesuai guna memverifikasi jumlahnya.

E. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian Dan


Pengujian Substantif Atas Transaksi Penerimaan Kas
Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi penerimaan kas seperti
yang digunakan untuk penjualan. Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut ini:

1. Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit.

11
2. Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang
digunakan untuk mendukung pengurangan risiko pengendalian.
3. Merancang pengujian substantif atas transaksi untuk menguji salah saji
moneter setiap tujuan.

Seperti pada semua bidang audit lainnya, pengujian pengendalian bergantung


pada pengendalian yang diidentifikasi oleh auditor, seberapa andal
pengendalian itu akan mengurangi penilaian risiko pengendalian, dan apakah
perusahaan yang sedang diaudit merupakan perusahaan publik. Bagian
penting dari tanggung jawab auditor ketika mengaudit penerimaan kas adalah
mengidentifikasi defisiensi pengendalian internal yang meningkatkan
kemungkinan terjadinya kecurangan.

Menentukan Apakah Kas yang Diterima Telah Dicatat

Jenis penggelapan kas yang paling sulit di deteksi oleh auditor adalah ketika
hal tersebut terjadi sebelum kas dicatatdi catat di jurnal penerimaan kas atau
listing kas lainnya, terutama jika penjualan dan penerimaan kas dicatat secara
serentak atau simultan. Jadi menelusuri dari remittance advice atau prelisting
penerimaan kas yang telah dipranomori ke jurnal penerimaan kas dan catatan
pembantu piutang usaha sebagai pengujian substantif atas pencatatan kas
aktual yang diterima merupakan praktik yang normal. Pengujian ini hanya
efektif jika pita register kas atau beberapa prelisting lainnya disiapkan pada
saat kas diterima.

Penyiapan Bukti Penerimaan Kas

Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas
yang dicatat elah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti
penerimaan kas (proof of cash receipts). Dalam pengujian ini, total
penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas selama satu periode
tertentu, seperti satu bulan, akan direkonsiliasi dengan deposito atau setoran
aktual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Prosedur ini tidak
dapat digunakan untuk mengungkapkan penerimaan kas yang belum dicatat
dalam jurnal atau lamanya kas yang telah dicatat namun belum disetorkan,

12
deposit atau setoran yang yang belum dicatat, pinjaman yang belum dicatat,
pinjaman bank yang didepositkan langsung ke rekening bank, dan salah saji
yang serupa.

Pengujian Untuk Mengungkapkan Lapping Piutang Usaha

Lapping piutang usaha (lapping of account receivable) adalah penundaan ayat


jurnal penagihan piutang usaha untuk menutupi kekurangan kas yang ada.
Penggelapan dilakukan oleh seseorang yang menangani penerimaan kas dan
kemudian memasukkannya ke dalam sistem komputer Dia lalu menunda
pencatatan penerimaan kas dari satu pelanggan dan menutupi kekurangannya
dengan penerimaan kas lainnya yang selanjutnys ditutupi dengan penerimaan
dari pelanggan yang ketiga beberapa hari kemudian. Kryawan tersebut harus
terus menutupi kekurangan melalui lapping yang berulang, mengganti uang
yang dicuri, atau mencari cara lain untuk menutupi kekurangan itu.
Penggelapan sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan
tugas dan kebijakan cuti wajib bagt karyawan yang menangani kas sekaligus
memasukkan penerimaan kas ke dalam sistem. Penggelapan ini dapat
dideteksi dengan membandingkan nama jumlah. dan tanggal yang
ditunjukkan pada remittan.cadice dengan ayat jumal penerinaan kas dan
salinan slip setoran lerkait Karena relatif menghabiskan waktu, prosedur ini
hiasanya hanya dilakukan apabila ada dugaan bahwa penggelapan akan
terjadi akibat densiensi pengendalian internal

F. Pengujian Audit Untuk Menghapus Piutang Tak Tertagih


Pengendalian yang penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi
yang tepat atas penghapusan piutang tak tertagih harus diberikan oleh tingkat
manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui penyelidikan menyeluruh
mengenai alasan pelanggan tidak mampu membayar

Biasanya verifikasi atas penghapusan piutang hanya memerlukan waktu yang


relatif singkat. Yaitu auditor hanya memeriksa persetujuan oleh orang yang
tepat. Menyangkut sampel piutang yang dihapus, biasanya auditor juga harus
memeriksa korespondensi dalam file klien yang menyatakan

13
ketidaktertagihannya. Dalam beberapa kasus, auditor juga memeriksa laporan
kredit seperti yang disediakan oleh Dun & Bradstreet. Setelah auditor
menyimpulkan bahwa penghapusan piutang oleh ayat jurnal umum sudah
benar, pos tertentu harus ditelusuri ke file induk piutang usaha untuk menguji
apakah penghapusan telah dicatat dengan benar.

G. Pengendalian Internal Tambahan Atas Saldo Akun Dan Penyajian


Serta Pengungkapan
Pengendalian intern berkaitan langsung dengan saldo akun dan penyajian
serta pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi
atau diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian atau pengaruh subtantif
atasa dasar transaksi.

Untuk siklus penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan besar akan
mempengaruhi tujuan yang terkait dengan saldo nilai yang dapat
direalisasidan hak serta kewajiban dan empat tujuan penyajian serta
pengungkapan.

Nilai yang dapat direalisasi adalah tujuan audit yang terkait dengan saldo
yang penting bagi piutang uasaha karena kolektibilitas piutang sering kali
merupakan pos laporan keuangan yang penting. Hal ini sudah menjadi suatu
isu pada sejumlah kasus kewajiban akuntan. Karena itu, biasanya auditor
menetapkan risiko yang melekat tinggi untuk tujuan realisasi.

Dua pengendalian lainnya adalah:

 Penyusunan neraca saldo umur piutang usaha periodik untuk review oleh
personil manajemen yang tepat.
 Kebijakan menghapus piutang tak tertagih apabila sudah tidak mungkin
lagi untuk ditagih

H. Pengendalian Internal Tambahan Atas Sakdo Akun Dan Penyajian


Serta Pengungkapan
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap
pengujian substantif atas rincian saldo. Bagian dari audit yang paling

14
dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang usaha,
kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak tertagih.
Lebih lanjut jika hasil pengujian tidak memuaskan, auditor harus melakukan
pengujian substantif tambahan atas penjualan, retur dan pengurangan
penjualan, penghapusan piutang tak tertagih, dan pemrosesan penerimaan kas.
Auditor perusahaan publik juga harus mempertimbangkan dampak hasil
pengujian yang tidak memuaskan terhadap audit pengendalian internal atas
pelaporan keuangan.

Pada tahap penyelesaian pengujian pengendalian dan pengujian substantif


atas transaksi, auditor harus menganalisis setiap pengecualian, baik dalam
audit perusahaan publik maupun nonpublik, untuk menentukan penyebabk
dan implikasi dari pengecualian itu terhadap penilaian risiko pengendalian,
yang mungkin mempengaruhi risiko deteksi yang didukung dan pengujian
substantif terkait yang tersisa. Metodelogi dan implikasi dari analisis
pengecualian akan dijelaskan secara lebih gamblang pada bab berikutnya.

Pengaruh yang paling signifikan dari hasil pengujian pengendalian dan


pengujian substantif atas transaksi dalam siklus penjualan dan penagihan
adalah terhadap konfirmasi piutang usaha. Jenis konfirmasi, ukuran sampel,
dan penetapan waktu pengujian semuanya juga berpengaruh. Pengaruh
pengujian terhadap piutang usaha, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan
untuk piutang tak tertagih akan dibahas pada bab 16.

Gambar 14-7 mengilustrasikan akun-akun utama dalam siklus penjualan dan


penagihan serta jenis pengujian audit yang digunakan untuk mengaudit akun-
akun tersebut.gambar ini telah diperkenalkan pada bab sebelumnya (jilid 1)
dan disajikan disini untuk direview lebih lanjut.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi dalam materi ini membahas perancangan pengujian pengendalian clan
pengujian substantif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus
penjualan clan penagihan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur clan
pengurangan penjualan, penghapusan piutang usaha tak tertagih, serta beban
piutang tak tertagih.

Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian clan


pengujiansubstantif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi
clan mencakup langkah – langkah berikut:

 Memahami pengendalian internal


 Menilai risiko pengendalian yang direncanakan
 Menentukan luas pengujian pengendalian
 Merancang pengujian pengendalian clan pengujian substantif atas
transaksi untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi

Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi,


auditor berfokus pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan
sebagai senjata untuk mengurangi risiko pengendalian. Pertama, auditor
mengidentifikasi pengendalian internal, jika ada, untuk setiap tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi. Setelah menilai risiko pengendalian untuk
setiap tujuan, auditor kemudian menentukan luas pengujian pengendalian
yang hams dilakukan.

Dalam audit pemsahaan publik, pengujian pengendalian yang ekstensif hams


dilakukan untuk menyediakan dasar yang layak bagi pembuatan laporan
auditor mengenai keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan

16
keuangan. Dalam audit pemsahaan nonpublik, keputusan untuk melakukan
pengujian pengendalian didasarkan pada keefektifan pengendalian clan sejauh
mana auditor bermaksud mengandalkannya untuk mengurangi risiko
pengendalian.

Auditor juga merancang pengujian substantif atas transaksi bagi setiap kelas
transaksi untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat
dengan benar. Seperti pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi juga dirancang untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi.

Setelah perancangan pengujian pengendalian clan pengujian substantif atas


transaksi bagi setiap tujuan audit clan kelas transaksi selesai, auditor
mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format kinerja.
Tujuan dari program audit ini adalah untuk membantu auditor menyelesaikan
pengujian audit secara efisien.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A: Elder, Randal J: dan Beasley, Mark S. 2015. Auditing dan Jasa Assurance
Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai