Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Audit Siklus Penggajian dan Personalia


Pengauditan II

Dosen :

Rina Yuliastuty Asmara, Dr. MM

Disusun Oleh :
Deliya Novita Sari 43219010021

Universitas Mercu Buana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

S1 Akuntansi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ringkasan ini dengan tepat waktu, tanpa adanya bantuan dari-Nya
mungkin makalah ringkasan ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Makalah ringkasan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Audit Siklus
Penggajian dan Personalia, yang kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah
ringkasan ini disusun melalui banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun
faktor lain dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan maka makalah
ringkasan ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang ringkasan “Audit Siklus Penggajian dan Personalia” sebagai
salah satu Tugas sesi 8 dari Universitas Mercu Buana. Saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bu Rina Yuliastuty Asmara, Dr. MM selaku dosen mata kuliah Pengauditan II dan
teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ringkasan ini dapat memberikan kita dapat memahami konsep siklus
penggajian dan personalia. Karena makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.

Jakarta, 21 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4


1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................5
BAB II : PEMBAHASAN.........................................................................................................................6

2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia.....................................................6


2.1.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia....................................................................7
2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penggajian dan Personalia Serta Dokumen dan Catatan Terkait.....8
2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia.....................................................................9
2.4 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif Atas Transaksi
10
2.5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo...................................................13
2.6 Tujuan Penyajian dan Pengungkapan........................................................................................17
BAB III : PENUTUP...............................................................................................................................18

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................19
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap transaksi
aliran kekayaan antar individu di dalam masyarakat diukur dengan satuan uang. Untuk
mendapakan berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat modern memerlukan
uang sebagai ukuran transaksi. Pengunaan uang telah menerobos ke semua aspek
kehidupan. Manusia modern memerlukan akuntansi sebagai komunikasi keuangan antar
individu di dalam masyarakat. Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan
dengan perkembangan kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
Setiap pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola kekayaan investor
berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan kekayaan tersebut kepada
investor. Dalam mempertanggungjawabkan kekayaan, manajemen perusahaan
mengunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu, perusahaan perlu
menyelengarakan akuntansi yang memungkinkan disajikannya laporan
pertanggungjawaban kepada para investor. Pertanggungjawaban keuangan memerlukan
dua unsur yaitu: kompetensi dalam bidang akuntansi dan keandalan informasi akuntansi
yang dihasilkan. Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks
transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarkat tersebut, sehingga memerlukan
kompetisi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan mereka dengan informasi
akuntansi.
Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai kewajaran
pertanggungjaawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang terjun dalam
profesi akuntan publik mampu menghasilkan jasa yang menjadikan masyarakat dapat
memperoleh informasi keuangan yang andal. Informasi keuangan yang andal bagi
masyarakat penting dalam menggambil keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi
secara efektif dan efesien.
Dalam makalah ini siklus kegiatan perusahaan akan digunakan sebagai objek
pengujian pengedalian khususnya jasa penggajian atau personalia yang berhubungan
langsung dengan sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan faktor penting
perusahaan dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan . Salah satu kewajiban
perusahaan adalah pemberian gaji sebagai balas jasa perusahaan. Pemberian jasa ini
merupakan proses yang dalam pelaksanaannya butuh suatu pengendalian yang memadai
agar tidak terjadi penyimpangan. Biaya gaji merupakan suatu masalah yang sangat
penting, biaya gaji merupakan biaya yang membutuhkan jumlah yang cukup besar
dibandingkan yang lain. Sehingga perlu adanya audit atas penggajian guna menghindari
berbagai macam kecurangan (fraud) dalam pelaksanaan siklus penggajian. Bertolak dari
uraian diatas, penulis membahas tentang siklus penggajian beseta prosedur-prosedur nya.
Penulis memberikan judul makalah Audit Siklus Penggajian dan Personalia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat adalah
sebagai berikut :
1. Akun dan dokumen apa saja yang terkait dalam audit siklus penggajian dan personalia?
2. Fungsi fungsi apa saja yang terkait dalam audit siklus pengganjian dan personalia?
3. Apa tujuan dari audit siklus pengganjian dan personalia?
4. Apa saja Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Subtantif Atas Transaksi?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan dari penulisan makalah ringkasan ini yaitu untuk memenuhi tugas
perkuliahan pengauditan II pada sesi 8 yang diberikan secara individu kepada setiap
mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami bagaimana konsep dari Siklus Penggajian
dan Personalia.
BAB II : PEMBAHASAN
Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan
pembayaran kepada semua karyawan. Ketidaktepatan dalam penilaian dan pengalokasian biaya
tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji laba bersih yang material. Perbedaan utama antara
siklus penggajian dan personalia serta siklus lainnya :

 Hanya ada satu kelas transaksi untuk penggajian. Penggajian hanya memiliki satu kelas karena
penerimaan jasa dari karyawan dan pembayaran jasa tersebut melalui penggajian biasanya terjadi
dalam periode waktu yang singkat.

 Transaksi pada umumnya jauh lebih signifikan daripada akun neraca terkait. Akun-akun yang
terkait dengan penggajian seperti penggajian akrual dan potongan pajak biasanya bernilai kecil
dibandingkan dengan total transaksi selama tahun bersangkutan.

 Pengendalian internal terhadap penggajian sudah efektif bagi hampir semua perusahaan,
bahkan perusahaan yang kecil sekalipun. Keefektifan dari pengendalian atas pemotongan dan
pembayaran pajak penggajian diatur oleh pemerintah. Adanya ketidakadilan dalam pembagian
gaji karyawan dapat menimbulkan masalah moral.

Audit penggajian menekankan pada pengujian pengendalian, pengujian substantif atas


transaksi, dan prosedur analitis.

2.1 Akun dan Transaksi dalam Siklus Penggajian dan Personalia


Akun yang umum dalam siklus penggajian dan personalia umunya dijelaskan
dengan akun T, yang menggambarkan cara informasi akuntansi mengalir melalui
berbagai akun dalam siklus penggajian dan personalia.
Dalam sebagian besar sistem, akun gaji dan upah akrual hanya digunakan pada
akhir periode akuntansi. Selama periode berjalan, beban baru akan dicatat apabila
karyawan telah benar-benar dibayar dan bukan ketika biaya tenaga kerja terjadi. Akrual
untuk tenaga kerja dicatat dengan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode bagi setiap
biaya tenaga kerja yang dihasilkan tetapi belum dibayar.
2.1.1 Akun dalam Siklus Penggajian dan Personalia
Siklus penggajian dan personalia melibatkan perolehan jasa dari karyawan yang konsisten
dengan tujuan perusahaan, dan akuntansi yang tepat untuk jasa tersebut. Transaksi utama
siklus ini adalah transaksi gaji dan upah. Transaksi ini mempengaruhi beberapa rekening
berikut:

1. Biaya gaji dan upah,

2. Berbagai bentuk tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan, tunjangan hari tua, dan
sebagainya,

3. Biaya tenaga kerja langsung,

4. Utang gaji dan upah,

5. Pajak penghasilan karyawan,

6. Rekening kas di bank, dengan sistem imprest atau dana tetap, yang khusus digunakan
untuk membayar gaji dan upah.
2.2 Fungsi Bisnis Dalam Siklus Penggajian dan Personalia Serta Dokumen dan
Catatan Terkait
Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan
diakhiri dengan membayar karyawan tsb atas jasa yang mereka laksanakan dan
pemotongan pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual.
 Fungsi Bisnis Personalia dan Kesempatan Kerja
Departemen sumber daya manusia menyediakan sumber yang independen untuk
mewawancarai dan merekrut personel yang memenuhi kualifikasi. Departemen
tersebut jugamerupakan sumber catatan yang independen bagi verifikasi internal
atas informasi upah.Termasuk penambahan dan penghapusan gajiserta perubahan
upah dan pengurangan.
 Catatan personalia
 Formulir otorisasi pengurangan
 Formulir otorisasi tingkat pembayaran
 Fungsi Bisnis Pencatatan Waktu dan Persiapan Penggajian
Pencatatan waktu (timekeeping) dan persiapan penggajian merupakan hal yang
pentingdalam audit penggajian karena mempengaruhi secara langsung beban
peggajian dalam setiap periode. Untuk mencegah salah saji dalam
empat aktivitas berikut diperlukan pengendalian yang memadai :
 Penyiapan kartu waktu oleh karyawan
 Pengikhtisaran dan penghitungan pembayaran kotor, pengurangan dan
pembayaran bersih .
 Penyiapan cek gaji
 Penyiapan catatan gaji

 Kartu waktu
 Tiket waktu pekerjaan
 File transaksi penggajian
 Jurnal atau daftar penggajian
 File induk penggajian
 Fungsi Bisnis Pembayaran Gaji
Cek gaji, ditulis untuk selanjutnya diserahkan kepada karyawan sebagai
pertukaran atas jasa yang dilaksanakanya. Jumlah cek tersebut merupakan
pembayaran kotor dikurangi pajak penghasilan dan potongan lainnya.

Rekonsiliasi rekening bank penggajian, merupakan hal yang penting bagi


semua akun kas,termasuk penggajian untuk menemukan kesalahan ataupun
kecurangan. Akun penggajian imprest adalah akun penggajian terpisah dimana
saldo bernilai kecil dipertahankan.
 Fungsi Bisnis Penyiapan SPT Pajak Penggajian dan Pembayaran Pajak
- Formulir W-2,adalah formulir yang dikirim setiap karyawan yang
mengikhtisarkan penghasilan karyawan selama tahun kalender, termasuk
pembayaran kotor,pemotongan pajak penghasilan dan pemotongan jaminan
social.
- SPT Pajak Penghasilan,adalah formulir yang diserahkan ke unit pemerintah
local untuk menunjukan pembayaran pajak yang dipotong pajak perusahaan.

2.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Gaji dan Personalia


Tujuan audit siklus jasa personalia dibedakan untuk setiap asersi laporan keuangan.

1. Asersi Keberadaaan atau Keterjadian Berkaitan dengan asersi keberadaan atau


keterjadian, auditor menekankan pada apakah seluruh saldo biaya gaji dan upah, utang
gaji dan upah, tunjangan, bonus, dan saldo rekening lain yang terkait, benar-benar eksis
pada tanggal neraca. Selain itu, asersi ini juga menekankan pada apakah seluruh transaksi
gaji dan upah yang tercatat benar-benar terjadi dan tidak ada transaksi pembayaran gaji
dan upah fiktif.

2. Asersi Kelengkapan Asersi kelengkapan menekankan apakah seluruh transaksi dan


saldo yang semestinya tercantum dalam laporan keuangan, sudah benar-benar dicatat dan
disajikan. Auditor akan mencoba mendeteksi apakah ada transaksi pembayaran gaji dan
upah yang belum tercatat.
3. Asersi Hak dan Kewajiban Berkaitan dengan asersi ini, auditor berusaha memastikan
apakah perusahaan mempunyai kewajiban legal atas biaya dan utang gaji dan upah, dan
pajak penghasilan karyawan.

4. Asersi Penilaian dan Pengalokasian Berkaitan dengan asersi penilaian, auditor akan
berusaha memperoleh bukti mengenai apakah saldo biaya gaji dan upah, bonus karyawan,
tunjangan, utang gaji dan upah, dan pajak penghasilan karyawan telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat. Auditor akan memastikan apakah saldo
tersebut diperoleh melalui penilaian dan pengalokasian sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.

5. Asersi Pelaporan dan Pengungkapan Selain memperoleh bukti mengenai keempat


asersi tersebut, auditor perlu menghimpun bukti mengenai apakah transaksi dan saldo
yang tercatat telah tepat diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan .

2.4 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Subtantif


Atas Transaksi
Pengendalian internal untuk pengujian biasanya sangat terstruktur dan terkendali
dengan baik untuk mengelola pengeluaran kas, meminimalkan keluhan dan
ketidakpuasan para karyawan, serta meminimalkan kecurangan penggajian. Karena
memroses penggajian serupa pada sebagian besar organisasi, dan program penggajian di
komputer harus dimodifikasi setiap tahun terhadap perubahan schedule pemotongan
pajak, umumnya perusahaan menggunakan jasa penggajian dari luar untuk memroses
penggajian. Biasanya tidak sulit bagi perusahaan untuk menetapkan pengendalian yang
baik dalam siklus penggajian dan personalia.

Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan bagian


paling penting dalam menguji penggajian, namun hal ini tidak bersifat ekstensif. Banyak
auditor menghadapi resiko salah saji material yang rendah, walaupun penggajian
seringkali menjadi bagian yang signifikan dari total beban. Ada tiga alasan untuk hal ini :
o Karyawan kemungkinan besar akan mengajukan keluhan kepada
manajemen jika mereka dibayar terlalu rendah.
o Semua transaksi penggajian secara tipikal seragam dan tidak rumit.
o Transaksi penggajian merupakan subjek audit pemerintah negara bagian
dan federal meyangkut pemotongan pajak penghasilan, jaminan sosial, dan
pajak pengangguran.
Untuk pengujian transaksi penjualan dan penerimaan kas, pengendalian internal,
pengujian pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi bagi setiap tujuan audit
yang berkaitan dengan transaksi, kita harus mengenal hal – hal berikut:
 Pengendalian internal bervariasi dari perusahaan ke perusahaan; karena itu,
auditor harus mengidentifikasi pengendalian, defisiensi yang signifikan, dan
kelemahan yang material untuk setiap organisasi.
 Pengendalian yang akan digunakan oleh auditor untuk mengurangi penilaian
risiko pengendalian harus diuji dengan pengujian pengendalian.
 Jika klien merupakan perusahaan publik, tingkat pemahaman pengendalian dan
luas pengujian pengendalian harus mencukupi untuk menerbitkan opini tentang
keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan keuangan.
 Pengujian substantif atas transaksi bervariasi tergantung pada resiko pengendalian
yang dinilai dan pertimbangan audit lainnya.
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi akan digabungkan
jika memungkinkan dan dilaksanakan dengan cara senyaman mungkin, dengan
menggunakan program audit format kinerja.
Pengendalian kunci bagi siklus penggajian dan personalia untuk menilai risiko
pengendalian:
1. Pemisahan tugas yang memadai, Pemisahan tugas merupakan hal yang penting
dalam siklus penggajian dan personalia, terutama untuk mencegah pembayaran
berlebih dan pembayaran kepada karyawan yang tidak ada atau fiktif. Fungsi
penggajian harus tetap independen dari departemen sumber daya manusia, yang
mengendalikan aktivitas penggajian kunci, seperti menghapus atau menambahkan
karyawan. Pemprosesan penggajian harus terpisah dari penyimpanan cek gaji
yang telah ditandatangani.
2. Otorisasi yang tepat, Hanya departemen sumber daya manusia yang boleh
mengotorisasi untuk menambah dan menghapus karyawan dari daftar penggajian
atau mengubah tingkat upah serta potongan. Jumlah jam kerja setiap karyawan,
terutama lembur, harus diotorisasi oleh bagian personalia. Persetujuan dapat
dibubuhkan pada semua kartu waktu atau dilakukan atas dasar pengecualian
hanya untuk jam lembur saja.
3. Dokumen dan Catatan yang memadai, Dokumen dan catatan yang memadai
tergantung pada sifat sistem penggajian. Kartu waktu dan catatan diperlukan
untuk karyawan per jam atau paruh-waktu. Untuk karyawan yang dibayar
berdasarkan tingkat potongan atau sistem intensif lainnya, diperlukan catatan yang
berbeda. Bagi banyak perusahaan, catatan waktu harus memadai untuk
mengakumulasi biaya penggajian menurut pekerjaan atau penugasan.
4. Pengendalian Fisik Terhadap Aktiva dan Catatan Akses ke cek gaji yang
belum ditandatangani harus dibatasi. Cek harus ditandatangani oleh karyawan
yang bertanggung jawab, dan penggajian harus didistribusikan oleh seseorang
yang independen dari fungsi penggajian dan pencatatan waktu. Setiap cek yang
tidak diklaim atau dicairkan harus dikembalikan untuk disetor ulang. Jika cek
ditandatangani oleh mesin tanda tangan, akses ke mesin tersebut harus dibatasi.
5. Pengecekan yang Independen atas Kinerja Perhitungan penggajian harus
diverifikasi secara independen, termasuk perbandingan total batch dengan
laporan ikhtisar. Anggota manajemen atau karyawan lain yang bertanggung
jawab harus mereview output penggajian untuk melihat setiap salah saji atau
jumlah yang tidak biasa.
6. Penyiapan Formulir Pajak Penggajian Sebagai bagian dari pemahaman atas
pengendalian internal, auditor harus mereview pengisian dari setidaknya salah
satu jenis formulir pajak penggajian yang merupakan tanggung jawab klien.
Potensi kewajiban berupa pajak yang belum dibayar, denda, dan bunga akan
muncul jika klien lalai menyiapkan formulir pajak secara benar.
7. Pengujian atas Karyawan, yang Tidak Ada Mengeluarkan cek gaji kepada
individu yang tidak bekerja lagi untuk perusahaan (karyawan yang tidak ada)
sering kali diakibatkan oleh masih dibayarnya cek karyawan padahal dia sudah
berhenti bekerja. Contoh orang yang melakukan jenis penggelapan ini adalah
mandor atau rekan karyawan. Untuk mendeteksi penggelapan, auditor dapat
membandingkan nama pada cek yang dibatalkan dengan kartu waktu dan catatan
lainnya untuk mengetahui tanda tangan yang diotorisasi. Untuk menguji karyawan
yang tidak ada, auditor dapat menelusuri transaksi yang dicatat dalam jurnal
penggajian ke departemen sumber daya manusia untuk menentukan apakah
karyawan telah benar-benar bekerja selama periode penggajian.
8. Pengujian atas Kecurangan Waktu, Kecurangan waktu terjadi apabila seorang
karyawan melaporkan waktu yang lebih banyak dari yang sebenarnya dikerjakan.
Karena kurangnya bukti yang tersedia, biasanya sulit bagi auditor untuk
mengungkapkan kecurangan waktu. Salah satu prosedurnya adalah merekonsiliasi
total jam yang dibayar menurut catatan penggajian dengan catatan jam kerja yang
independen. Akan tetapi biasanya jauh lebih mudah bagi klien untuk mencegah
jenis penipuan ini dengan pengendalian yang memadai ketimbang bagi auditor
untuk mendeteksinya.

2.5 Metodologi Untuk Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo


Auditor akan mengikuti metodologi untuk merancang pengujian atas rincian saldo
setelah menyelesaikan penilaian resiko pengendalian dan melaksanakan pengujian
pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi serta menilai kemungkinan salah
saji akun laporan keuangan dalam siklus penggajian dan personalia. Tahapan metodologi
untuk merancang pengujian atas rincian saldo untuk kewajiban penggajian adalah sebagai
berikut :

- Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban penggajian.


Resiko bisnis klien yang signifikan yang mempengaruhi penggajian tidak mungkin
terjadi pada sebagian besar perusahaan. Akan tetapi, resiko bisnis klien itu mungkin saja
terjadi pada kesepakatan kompensasi yang kompleks, yang mencakup bonus dan
rencana opsi saham serta kesepakatan kompensasi yang ditangguhkan lainnya.
- Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai resiko inheren untuk akun
kewajiban penggajian. Jika sebagian besar transaksi melibatkan kas, ada resiko inheren
berupa kecurangan penggajian. Karena itu, auditor sering kali mempertimbangkan
pentingnya tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi keterjadian. Hal ini juga
berlaku bagi perusahaan manufaktur yang secara signifikan membebankan tenaga
kerjanya ke persediaan, yang berpotensi menimbulkan misklasifikasi antara beban
penggajian dan persediaan atau di antara kategori persediaan.
- Menilai resiko pengendalian untuk siklus penggajian dan personalia.
- Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus penggajian dan personalia.
- Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk akun kewajiban penggajian.
Berikut ini ilustrasi atas prosedur analitis untuk akun – akun neraca serta laporan laba rugi dalam
siklus penggajian dan personalia :

 Merancang pengujian atas rincian saldo akun kewajiban penggajian untuk memenuhi tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Verifikasi akun kewajiban yang berkaitan dengan penggajian,
yang sering kali disebut sebagai beban penggajian akrual (accrued payroll expenses), biasanya
bersifat langsung jika pengendalian internal telah beroperasi secara efektif. Dua tujuan audit
yang berkaitan dengan saldo yang utama dalam menguji kewajiban penggajian adalah :

a. Akrual dalam neraca saldo telah dinyatakan pada jumlah yang benar (Keakuratan).

b. Transaksi dalam siklus penggajian dan personalia telah dicatat pada periode yang benar (Pisah
Batas).

Perhatian utama dalam kedua tujuan itu adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
kurang saji atau akrual yang dihilangkan. Berikut ini adalah beberapa akun kewajiban yang
utama dalam siklus penggajian dan personalia :

i. Jumlah Potongan dari Gaji Karyawan Pajak penggajian yang dipotong tetapi belum
dibayar kepada pemerintah dapat diuji dengan membandingkan saldonya dengan
jurnal penggajian, formulir pajak penggajian yang dibuat pada periode selanjutnya,
dan pengeluaran kas periode selanjutnya. Jika pengendalian internal sudah beroperasi
secara efektif, pisah batas dan keakuratan dapat dengan mudah diuji pada saat yang
bersamaan dengan prosedur tersebut.
ii. Gaji dan Upah Akrual Gaji dan upah akrual terjadi setiap kali karyawan belum
menerima upah yang telah menjadi haknya selama beberapa hari atau jam terakhir
hingga periode selanjutnya. Pisah batas dan keakuratan yang benar untuk gaji dan
upah akrual tergantung pada kebijakan perusahaan yang harus diikuti secara
konsisten dari tahun ke tahun.
iii. Komisi Akrual Konsep yang sama yang digunakan dalam memverifikasi gaji dan
upah akrual juga dapat diterapkan pada komisi akrual, meskipun akrual ini umumnya
lebih sulit diverifikasi karena perusahaan seringkali memiliki beberapa jenis
perjanjian yang berbeda dengan wiraniaga dan karyawan dengan komisi lainnya.
iv. Bonus Akrual Pada banyak perusahaan, bonus akhir tahun yang belum dibayar
kepada para pejabat dan karyawan merupakan pos yang sangat besar sehingga
kelalaian untuk mencatatnya akan menimbulkan salah saji yang material. Verifikasi
atas akrual yang tercatat biasanya dapat dicapai dengan membandingkannya dengan
jumlah yang diotorisasi pada risalah rapat dewan direksi.
v. Pembayaran Cuti Liburan, Cuti Sakit, atau Tunjangan Akrual Lainnya Akrual dari
kewajiban – kewajiban tersebut yang relatif konsisten dengan tahun sebelumnya
merupakan pertimbangan yang paling penting ketika mengevaluasi kewajaran
jumlahnya.
vi. Pajak Penggajian Akrual Pajak penggajian, seperti FICA dan pajak pengangguran
negara bagian serta federal dapat diverifikasi dengan memeriksa jumlah formulir
pajak yang disiapkan pada periode selanjutnya untuk menentukan jumlah yang sudah
harus dicatat sebagai kewajiban pada tanggal neraca.
vii. Pengujian atas Rincian Saldo untuk Akun Beban Disini pos yang paling penting
adalah gaji dan bonus pejabat, gaji kantor, gaji dan komisi penjualan, serta tenaga
kerja manufaktur langsung. Auditor hanya perlu melakukan pengujian tambahan
yang relatif sedikit terhadap akun – akun laporan laba rugi pada sebagian besar audit
selain prosedur analitis, pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,
dan pengujian atas akun kewajiban terkait yang telah dibahas.
viii. Kompensasi Pejabat Auditor harus memverifikasi apakah total kompensasi pejabat
merupakan jumlah yang diotorisasi oleh dewan direksi, karena gaji dan bonusnya
harus dimasukkan dalam laporan 10-K SEC dan SPT pajak penghasilan federal.
Verifikasi kompensasi pejabat juga dijamin karena beberapa individu mungkin saja
mampu membayar dirinya sendiri lebih besar dari jumlah yang diotorisasi.
ix. Komisi Beban komisi total dapat diverifikasi dengan mengalikan tingkat komisi
untuk setiap jenis penjualan dengan jumlah penjualan dalam kategori tersebut. Jika
informasi yang diinginkan tidak tersedia, mungkin perlu untuk menguji pembayaran
komisi tahunan atau bulanan untuk tenaga penjualan terpilih dan menelusuri total
pembayaran komisi.
x. Beban Pajak Penggajian Beban pajak penggajian untuk tahun berjalan dapat diuji
dengan mula mula merekonsiliasi total penggajian di setiap formulir pajak
penggajian dengan total penggajian untuk seluruh tahun. Total pajak penggajian
kemudian dapat dihitung ulang dengan mengalikan tingkat yang sesuai dengan
penggajian yang dikenakan pajak.
xi. Total Penggajian Pengujian yang berhubungan erat dengan pengujian pajak
penggajian adalah rekonsiliasi total beban penggajian dalam buku besar umum
dengan SPT pajak penggajian dan formulir W-2. Tujuan dari pengujian tersebut
adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian dibebankan ke akun non
penggajian atau sama sekali tidak dicatat dalam jurnal penggajian.
xii. Tenaga Kerja Kontrak Untuk mengurangi biaya penggajian, banyak organisasi
melakukan kontrak dengan organisasi luar untuk menyediakan staf. Biaya yang
dibayarkan ke organisasi luar diuji dengan membandingkan jumlah dengan
kesepakatan kontrak yang ditandatangani antara perusahaan dan perusahaan jasa
luar.

2.6 Tujuan Penyajian dan Pengungkapan


Pengungkapan yang diperlukan untuk transaksi siklus penggajian dan personalia
tidaklah mendalam, akan tetapi, beberapa transaksi yang kompleksi seperti opsi saham
dan rencana kompensasi pejabat eksekutif lainnya mungkin memerlukan pengungkapan
catatan kaki. Auditor dapat menggabungkan prosedur audit yang berhubungan dengan
keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dengan pengujian atas rincian saldo untuk
akun kewajiban dan beban.
BAB III : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Siklus jasa personalia meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan
dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja. Kompensasi tersebut meliputi gaji, upah
per jam, dan insentif lembur (upah lembur), komisi, bonus, dan berbagai bentuk
tunjangan karyawan. Tujuan audit siklus jasa personalia meliputi: (1) asersi keberadaan
dan keterjadian, (2) asersi kelengkapan, (3) asersi hak dan kewajiban, (4) asersi penilaian
dan pengalokasian, dan (5) asersi pelaporan dan pengungkapan.

Risiko bawaan asersi penilaian atau alokasi pada siklus jasa personalia mungkin
saja tinggi karena adanya kompleksitas perhitungan biaya gaji dan upah misalnya
besarnya volume, perhitungan gaji dan upah berdasar satuan jumlah produk yang
dihasilkan maupun jumlah jam kerja, serta penentuan jumlah gaji berikut bonus dan
kompensasi yang berdasar prestasi karyawan. Saldo utang gaji akhir tahun sering tidak
material.

Pertimbangan struktur pengendalian intern meliputi: (1) lingkungan


pengendalian, (2) penaksiran risiko, (3) sistem akuntansi, dan (4) pemantauan.
Penghimpunan dan pendokumentasian pemahaman pada audit siklus jasa personalia
meliputi: (1) Review pendahuluan, (2) Dokumentasi sistem, (3) menganalisa alur
transaksi, dan (4) indentifikasi pengendalian untuk memperoleh keyakinan. Dalam
menentukan risiko pengendalian, auditor perlu menyadari bahwa salah saji gaji dan upah
dapat disebabkan karena kesalahan yang tidak disengaja maupun manipulasi. Auditor
perlu memperhatikan adanya risiko overstatement gaji dan upah. Risiko understatement
(asersi kelengkapan) dapat dikatakan sangat kecil karena tenaga kerja akan mengklaim
apabila gajinya dibayar dalam jumlah lebih kecil dari semestinya.

Prosedur pengujian pengendalian yang dapat diterapkan untuk siklus gaji dan
upah dibedakan atas prsedur: pengujian pengendalian biaya gaji dan upah, dan pengujian
pengendalian pendistribusian cek gaji. Pengujian substantif saldo utang gaji dan upah
meliputi: prosedur analitis, perhitungan kembali utang gaji dan upah yang dibebankan,
verifikasi kompensasi eksekutif, dan menganalisis penyajian dan pengungkapan laporan
keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin. A, Randal J. Elder, Mark S.Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Edisi 12-
Jilid 2.Erlangga. Jakarta.

Yuliastuty Asmara, Rina. Modul Mata Kuliah Pengauditan II : “Siklus Penggajian dan
Personalia”. Universitas Mercu Buana.

Mulyadi, 2010. Auditing Edisi ke-6. Jakarta: PT Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai