Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENUGASAN ASSURANS
Pengauditan II

Dosen :

Rina Yuliastuty Asmara, Dr. MM

Disusun Oleh :
Deliya Novita Sari 43219010021

Universitas Mercu Buana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

S1 Akuntansi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong hamba-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ringkasan ini dengan tepat waktu, tanpa adanya bantuan dari-
Nya mungkin makalah ringkasan ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Makalah ringkasan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Audit Atas
Kas, yang kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah ringkasan ini
disusun melalui banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun faktor lain
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan maka makalah
ringkasan ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang ringkasan “Penugasan Assurans” sebagai salah satu
Tugas sesi 14 dari Universitas Mercu Buana. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bu Rina Yuliastuty Asmara, Dr. MM selaku dosen mata kuliah Pengauditan II dan teman-
teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ringkasan ini dapat memberikan kita dapat memahami konsep dari
Penugasan Assurans. Karena makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.

Jakarta, 04 Desember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................................6

2.1 Penugasan Assurans............................................................................................................6

2.2 Kerangka Kerja Internasional Untuk Jasa-Jasa Auditor.................................................7

2.3 Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahan Publik.......................7

2.4 Penugasan Atestasi..............................................................................................................8

2.5 Jasa Web Trust..................................................................................................................10

2.6 Jasa SysTrust.....................................................................................................................11

2.7 Laporan Keuangan Prospektif..........................................................................................11

2.8 Penugasan Prosedur yang Disepakati..............................................................................13

2.9 Audit atau Penugasan Assurance Lainnya......................................................................13

Dasar Akuntansi Komprehensif Lainnya ( other comprehensive basis of accounting =


OCBOA).........................................................................................................................................13

BAB III : PENUTUP.........................................................................................................................16

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan alat bagi Perusahaan untuk mengetahui posisi
harta, kewajiban dan modal yang dimiliki Perusahaan, dan juga menggambarkan laba
yang diperoleh Perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang telah
dibuat oleh Manajemen menjadi informasi bagi Stake Holder. Namun, laporan
keuangan yang telah disusun tidak akan terlepas dari salah saji, untuk itu sangat
penting dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik (Auditor Eksternal)
untuk menghindari atau mengurangi salah saji.

Laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor eksternal sebagai pihak yang
kompeten dan independen, dengan tujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK yang berlaku umum serta
terbebas dari salah saji. Produk akhir dari pemeriksaan adalah menghasilkan
pendapat,Unqualified opinion, Unqualified opinion with explanatory language,
Qualified opinion, Adverse opinion, dan Disclaimer opinion. Unqualified opinion
sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan, karena pendapat tersebut
memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji material
yang tidak terlalu berpengaruh signifikan, maka salah saji tersebut dapat dianggap
wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Untuk menentukan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Untuk
dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik setelah menentukan risiko audit, hal lain
yang harus dipetimbangkan adalah menentukan tingkat materialitas. Tingkat
materialitas yang ditetapkan oleh auditor mempunyai peranan terhadap hasil
pemeriksaan. Penetapan materialitas membantu auditor merencanakan pengumpulan
bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah, maka akan
lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat adalah
sebagai berikut :

1. Apa Jasa Review dan Kompilasi ?

2. Apa Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahan publik ?

3. Apa Penugasan Atestasi ?

4. Apa Jasa Web Trust ?

5. Apa Jasa SysTrust ?

6.Apa Laporan Keuangan Prospektif ?

7. Apa Penugasan Prosedur yang Disepakati ?

8. Apa Audit atau Penugasan Assurance Lainnya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ringkasan ini yaitu untuk memenuhi tugas
perkuliahan pengauditan II pada sesi 14 yang diberikan secara individu kepada setiap
mahasiswa, agar mahasiswa dapat memahami bagaimana konsep dari Penugasan
Assurans.
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Penugasan Assurans
Framework mendefinisikan “assurance engagement” (penugasan asurans)
sebagai berikut : “Assurance engagement” means an engagement in which a
practitioner expresses a conclusion designed to enhance the degree of confidence of
the intended users other than the responsible party about the outcome of the
evaluation or measurement of a subject matter against criteria”`atau “Penugasan
asurans adalah penugasan di mana praktisi memberikan kesimpulan yang dirancang
untuk menaikkan tingkat kepercayaan dari pengguna yang dituju, yang bukan pihak
yang bertanggung jawab atas hasil evaluasi atau pengukuran suatu pokok tugas
terhadap kriteria”. Kondisi mengenai penugasan (engagement circumstances) bisa
berbeda dari suatu penugasan ke penugasan lainnya. Kondisi yang berbeda ini
menyebabkan perbedaan antara suatu penugasan asurans dengan penugasan asurans
yang lain, dan menyebabkan perbedaan antara suatu penugasan asurans dengan
penugasan non-asurans. Kondisi mengenai penugasan (engagement circumstances)
meliputi syarat-syarat penugasan (terms of engagement), termasuk apakah:Penugasan
itu merupakan penugasan dengan asurans memadai (reasonable assurance
engagement) atau penugasan dengan asurans terbatas (limited assurance engagement),
meliputi :Ciri pokok tugas (character of the subject matter), Kriteria yang digunakan ,
Kebutuhan dari Pengguna yang dituju , Ciri relavan dari Penanggung Jawab (relavant
characteristics of the responsible party) dan lingkungannya.

Etik Code of Ethics terdiri atas tiga bagian yaitu : 1. Prinsip-prinsip Dasar
(Fundamental Principles) etika profesi akuntansi; 2. Prinsip-prinsip Dasar yang
diterapkan untuk akuntan professional “dalam praktik publik”, atau akuntan public; 3.
Prinsip-Prinsip Dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam bisnis”,
akuntan internal. Prinsip-Prinsip Dasar mengenai kode etik menjadi kerangka
konseptual yang wajib diterapkan akuntan ketika: Mengidentifikasi ancaman (threats)
terhadap kepatuhan atas Prinsip-Prinsip Dasar, Mengevaluasi seberapa signifikannya
ancaman yang diidentifikasi (threats identified), Melakukan pengamanan (safeguards)
untuk mengeliminasi atau menekan ancaman (threats) ke tingkat yang dapat diterima
(acceptable level). Prinsip-Prinsip Dasar kode etik diantaranya: Integritas, Objektif,
Kompetensi, Konfidensialitas dan Perilaku Profesional.
2.2 Kerangka Kerja Internasional Untuk Jasa-Jasa Auditor
• Tiga standar yang ditetapkan (ISA, ISRE, dan ISAE) memberikan kerangka
penugasan asurans (assurance engagement) dan satu standar yang ditetapkan (ISRS)
didasarkan pada kerangka jasa-jasa terkait.

• ISA, ISRE, dan ISRS bersama-sama dijadikan rujukan sebagai Standar Penugasan
IAASB (International Auditing and Assurance Standards Board).

2.3 Review Informasi Laporan Keuangan Interim untuk Perusahan Publik


SEC mengharuskan catatan kaki dalam laporan keuangan tahunan yang
diaudit, yang menerapkan penjualan kuartalan, laba kotor, dan laba per saham untuk
dua tahun terakhir. Pada umumnya, catatan kaki dalam laporan tahunan diberi label
belum diaudit. Karena kantor akuntan yang sama melakukan baik audit tahunan
maupun review laporan keuangan interim public, kantor tersebut disebut auditor.

Seperti SSARS, review interim perusahaan public memasukan lima


persyaratan bagi penugasan jasa review. Auditor harus:

1. Memperoleh pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi dari industry


klien,
2. Memperoleh pengetahuan mengenai klien,
3. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen,
4. Melaksanakan prosedur analitis dan,
5. Memperoleh surat representasi.

Review atas perusahaan public tidak menyediakan dasar untuk


mengekspresikan tingkat assurance pendapat yang positif. Akan tetapi, keduan review
itu berbeda dalam beberapa bidang. Berikut adalah beberapa perbedaan utamanya:

1. Karena audit tahunan yang dilaksanakan oleh klien public, auditor harus
memperoleh informasi yang cukup mengenai pengendalian internal klien
baik untuk informasi keuangan tahunan maupun interim.
2. Karena klien diaudit setiap tahun, pengetahuan auditor akan digunakan
untuk mempertimbangkan lingkup dari pengajuan pertanyaan serta
prosedur analitis untuk review.
3. Menurut SSARS, auditor mengajukan pertanyaan mengenai tindakan
direksi dan rapat para pemegang saham; sementara bagi perusahaan public,
auditor membaca notulen rapat tersebut.
4. Adutor harus memperoleh bukti bahwa informasi keuangan interim
sesuai atau direkonsiliasi dengan catatan akuntansi untuk review interim
perusahaan public tersebut.

Review intrim perusahaan public dilaksanakan mgekuti standar PCAOB dan


laporan review bukan SSARS. Jika auditor memutuskan bahwa auditor interim
melanggar standar akuntansi, laporan tersebut harus dimodifikasi. Data kuartalan
yang direview oleh auditor dan disertakan dalam catatan kaki dalam laporan tahunan
yang diaudit harus diberi tanda “belum diaudit”.

2.4 Penugasan Atestasi


Dalam penugasan atestasi, akuntan public melaporkan reabilitas informasi
atau asersi yang dibuat oleh pihak lain. contohnya ketika sebuah bank meminta
akuntan public untuk melaporkan secara tertulis apakan klien audit menaati semua
persyaratan dalam kesepakatan pinjaman.

AICPA telah mengeluarkan 11 standar atestasi yang dinyatakan dalam istilah


yang cukup umum, termasuk jenis penugasan baru yang mungkin muncul. Standar
tersebut ditunjukan dalam table 25-1.

Perbedaan paling nyata antara standar atestasi dan 10 GAAS PCAOB ada
dalam standar atestasi umum 2 dan 3.

TABEL 25-1 Standar Atestasi yang Diterima Umum


Standar Umum
1.penugasan atestasi harus dilakukan oleh seorang yang memiliki pelatihan teknis dan
kemahiran yang memadai
2. Penugasan harus oleh seorang praktisi yang memiliki pengetahuan yang mencukupi
mengenai persoalan
3. Praktisi harus melakukan penugasan hanya jika dia memiliki alsan untuk merasa yakin
bahwa persoalan dapat dievaluasi berdasarkan kriteria yang sesuai dan tersedia bagi
pemakai
4.Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental
harus dijaga oleh praktisi
5.Ketelitian profesional harus dilaksanakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penugasan
serta persiapan auadit dan pembuatan
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan oleh praktisi dengan memadai dan asisten, jika ada, harus
disupervisi dengan benar.
2. Bukti yang mencukupi harus diperoleh praktisi untuk menyediakan dasar yang masuk
akal bagi kesimpulan yang diekspresikan dalam laporan
Standar Pelaporan
1. Praktisi harus mengidentifikasi persoalan atau asersi yang dilaporkan dan
menyatakan karakter penugasan dalam laporan.
2. Praktisi harus menyatakan kesimpulan praktisi mengenai persoalan atau asersi
dalam penugasan, persoalan, dan jika memungkinkam, asersi yang berhubungan
dalam laporan.
3. Praktisi harus menyatakan seluruh pernyataan signifikan praktisi mengenai
penugasan, persoalan dan jika memungkinkan, asersi berhubungan dalam laporan.
4. Praktisi harus menyatakan seluruh laporan bahwa pemakai laporan dibatasi pada
pihak-pihak tertentu dan dalam situasi tertentu berikut ini:
- Jika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi persoalan ditentukan oleh
prktisi agar hanya berlaku bagi sejumlah pihak terbatas yang berpartisipasi
dalam penetapannya atau yang dapat dianggap memiliki pemahaman yang
memadai tentang kriteria tersebar.
- Jika kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi persoalan hanya tersedia bagi
pihak tertentu.
- Jika pelaporan persoalan dan asersi tertulis tidak disediakan oleh pihak yang
bertanggung jawab.
- Jika laporan tentang penugasan asersi menerapkan prosedur yang disetujui pada
persoalannya.

Untuk menyediakan pedoman tambahan dalam melakukan penugasan atestasi,


AICPA menerbitkan Statements on Standards for Attestation Engagements
(SSAE), yang biasanya disebut standar atestasi. Semua bentuk atestasi lain dibahas
dalam standar atestasi, pengecualiannya adalah untuk review laporan keuangan
historis entitas non public, yang dibahas dalam SSARS.

Auditing Sandards Board memutuskan untuk tidak berusaha mendifinisikan


potensi batasan dari penugasan atestasi kecuali dalam istilah konseptual karena jasa
yang baru mungkin akan muncul. AICPA telah mengembangkan standar astestasi
khusus untuk menangani jenis penugasan khusus. Standar atestasi mendefinisikan tiga
tingkat penugasan dan bentuk kesimpulan yang berhubungan:

1. Pemeriksaan
Menghasilkan kesimpulan yang positif.
2. Review
Akuntan public menyediakan assurance negative.
3. Prosedur yang disetujui
Semua prosedur yang akan dilakukan akuntan public disepakati oleh
akuntan public, pihak yang bertanggung jawab, dan pihak pemakai.

2.5 Jasa Web Trust


Jasa WebTrust merupakan suatu jasa yang dikembangkan menurut prinsip dan
kriteria Trust Service. Suatu situs yang memenuhi prinsip Trust Services berhak untuk
menampilkan cap elektronik Webtrust pada transaksinya atau pada halaman
pemesanan, yang dituukan untuk memberi pemakaian situs keyakinan mengenai
kredibilitas situs tsb. Ketika melaksanakan jasa assurance kantor akuntan public
mengukur apakah situs web perusahaan sesuai dengan Lima Prinsip Trust Service
sebagai berikut :

1. Keamanan merupakan praktik keamanan, memastikan bahwa sistem


dilindungi oleh akses yang tidak memiliki otorisasi ( baik secara fisik maupun
logis)
2. Ketersediaan merupakan praktik ketersediaan, memastikan bahwa sistem
tersedia untuk operasi dan digunakan sesuai kesepakatan atau persetujuan
3. Integritas pemprosesan memastikan bahwa pemprosesasn sistem
lengkap,akurat,tepat waktu dan otorisasi.
4. Privasi Online memastikan bahwa informasi pribadi yang diperoleh
sebagai,hasil,dari,e-commercdikumpulkan,digunakan,diungkapkan,dan
disimpan sesuai kesepakatan dan persetujuan.
5. Kerahasiaan memastikan bahwa informasi yang dinyatakan sebagai rahasia
dilindungi sesuai kesepakatan atau persetujuan.

2.6 Jasa SysTrust


Ketika semakin banyak organisasi yang bergantung pada teknologi informasi,
keamanan, ketersediaan, dan keakuratan merupakan hal sangat penting. Jasa SysTrust
menyediakan assurance kepada manajemen, dewan direksi, atau pihak ketiga
mengenai reliabilitas sistem informasi yang digunakan untuk menghasilkan informasi
real-time.

Dalam penugasan SysTrust, akuntan publik yang memiliki lisensi SysTrust


mengevaluasi sistem perusahaan dengan menggunakan prinsip dan kriteria SysTrust
serta menentukan apakah pengendalian terhadap sistem tersebut berjalan. Laporan
tersebut mungkin berkenaan dengan salah satu prinsip Trust Services atau kombinasi
dari beberapa prinsip Trust Services.

2.7 Laporan Keuangan Prospektif


Laporan keuangan prospektif mengacu pada prediksi atau ekspedisi laporan
keuangan selama beberapa periode dimasa depan ( laporan laba rugi ) atau pada suatu
tanggal di masa depan (neraca) . Contohnya adalah prdiksi manajemen atas laporan
laba rugi dan neraca satu tahun dimasa depan .

Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif:

1. Peramalan (forecast) adalah laporan keuangan prospektif yang


menyajikan posisi keuangan entitas yang diharapkan, hasil operasi, dan
arus kas berdasarkan pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang
bertanggung jawab. Bank biasanya menysyaratkan informasi ini sebagai
bagian dari permohonan pinjaman.
2. Proyeksi ( projection) adalah laporan keuangan prospektif yang
menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas
berdasarkan pengetahuan dan keyakinan terbaik pihak yang bertanggung
jawab berdasarkan satu atau lebih asumsi hipotesis. Sebagai contoh,
laporan keuangan proyeksi mungkin mengasumsikan bahwa perusahaan
mampu menaikan harga produk utamanya sebesar 10 persen tanpa
mengurangi unit yang terjual.
Pengguna Laporan Keuangan Prospektif

Laporan keuangan prosfektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut:

1. Laporan penggunaan umum disiapkan untuk digunakan oleh pihak ketiga


mana pun, seperti pernyataan peramalan keuangan dalam suatu prospektif
untuk penjualan obligasi rumah sakit.
2. Laporan penggunaan terbatas disiapkan hanya untuk pihak ketiga dengan
siapa pihak yang bertanggung jawab berhadapan secara langsung, seperti
penyertaan proyeksi keuangan dalam dokumen aplikasi pinjaman bank.

Jenis Penugasan

AICPA menciptakan standar atestasi yang lebih spesifik, yang menggambarkan jenis
penugasan berikut laporan keuangan prospektif :

1. Penugasan pemeriksaan dimana akuntan public memperoleh kepuasan


mengenai kelengkapan maupun kewajaran semua asumsi.
2. Penugasan kompilasi di mana akuntan public terutama terlibat dengan
keakuratan perhitungan laporan, dan bukan kewajaran asumsi.
3. Penugasan prosedur yang disepakati dimana akuntan public dan semua
pemakai laporan menyetujui prosedur atestasi terbatas dan spesifik.

Pemeriksaan Laporan Keuangan Prospektif

Dalam penugasan tingkat pemeriksaan, akuntan public :

1. Mengevaluasi penyusunan laporan keuangan prospektif


2. Mengevaluasi asumsi pendukung yang mendasari
3. Mengevaluasi penyajian laporan keuangan prospektif mengenai
kesesuaian dengan pedoman penyajian AICPA
4. Menerbitkan laporan pemeriksaan
2.8 Penugasan Prosedur yang Disepakati
Ketika auditor dan manajemen setuju bahwa penugasan audit akan terbatas
pada prosedur audit tertentu, audit dianggap sebagai penugasan prosedur yang
disepakati. Banyak akuntan public menyebutkan hal tersebut sebagai penugasan
prosedur dan temuan karena menghasilkan laporan yang berfokus pada pelaksanaan
prosedur audit spesifik dan temuan yang dihasilkan setrlah prosedur diselesaikan.

Penugasan prosedur yang disepakati menarik bagi akuntan public karena


manajemen atau pihak ketiga merinci prosedur yang ingin mereka lakukan dan
kemudian akuntan public mengeluarkan laporan yang menguraikan prosedur yang
disepakati serta temuan yang dihasilkan oleh prosedur tersebut.

2.9 Audit atau Penugasan Assurance Lainnya


Dasar Akuntansi Komprehensif Lainnya ( other comprehensive basis of
accounting = OCBOA)
Auditor sering kali mengaudit laporan yang disusun atas dasar selain GAAP
atau IFRS .standart auditing menerapkan penugasan audit tersebut, tetapi persyaratan
pelaporannya berbeda dari yang digambarkan. Dasar-dasar selain GAAP atau IFRS
yang mengatur penerbitan laporan antara lain :

● Dasar kas atau dasar kas yang dimodifikasi


Dengan akuntansi dasar kas, hnaya penerima dan pengeluaran kas yang
dicatat. Dasar kas diikuti kecuali untuk item-item tertentu, seperti asset tetap
dan penyusutan.
● Dasar yang digunakan untuk mentaati persyaratan dari agen peraturan
Contoh yang umum mencakup sistem akun yang seragam yang diperlukan
oleh perusahaan kereta api,utilitas,dan beberapa perusahaan asuransi.
● Dasar pajak penghasilan
Aturan pengukuran yang digunakan untuk pengajuan pengembalian pajak
sering kali digunakan juga untuk penyusunan laporan keuangan, walaupun
tidak sesuai GAAP dan IFRS.
● Serangkaian kriteria pasti yang memiliki dukungan substansial. Contohnya :
dasar akuntansi tingkat harga

Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti
ketika klien mengikuti GAAP atau IFRS. Secara alami auditor harus sepenuhnya
memahami dasar akuntansi yang disetujui oleh klien. Sebagai contoh dalam
mengaudit perusahaan perkeretaanapian persyaratan akuntansi yang kompleks
mengharuskan auditor memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk
melakukan audit.

Unsur, Akun, atau Item Khusus

Audit atas unsur, akun, atau item khusus lebih menyerupai audit biasa atas
laporan keuangan kecuali hal tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan yang
lengkap. Materialitas didefinisikan dalam istilah unsur, akun, atau item khusus yang
sedang diaudit dan bukan laporan secara keseluruhan. Dampaknya adalah
memerlukan lebih banyak bukti ketimbang jika item tersebut diverifikasi hanya untuk
satu dari banyak bagian laporan.

Sebagai contoh, jiga akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji yang
lebih kecil akan dianggap material ketimbang jika penjualan merupakan satu dari
banyak akun dalam audit laporan keuangan yang lengkap.

Auditor harus memperluas upaya auditnya untuk memasukkan unsur, akun ,


atau item yang saling berhubungan dengan yang sedang diaudit. Sebagai contoh,
dalam mengekspresikan pendapat atas penjualan, auditor juga harus
mempertimbangkan pengaruh piutang usaha terhadap penjualan.

Klien kadang-kadang terlibat dalam kesepakatan pinjaman yang


mengharuskannya menyediakan peminjam dengan laporan dari akuntan public
mengenai eksistensi atau noneksistensi sejumlah kondisi. Sebagai contoh, bank
mungkin mengharuskan perusahaan menyimpan sejumlah dolar tertentu dari modal
kerja pada tanggal tertentu dan memperoleh laporan audit yang menyatakan apakah
perusahaan menaati persyaratan modal kerja yang dinyatakan.

Surat Ketaatan Utang dan Laporan yang Serupa

Auditor mungkin menerbiykan laporan mengenai ketaan utang dan penugasan


serupa sebagai laporan terpisah atau dengan menambahkan sbuah paragraph setelah
paragraph pendapat sebagai bagian dari laporan yang mengekspresikan pendapatnya
atas laporan keuangan.
Dalam kedua kasus tersebut, auditor harus mengamati persoalan berikut dalam
penugasan semacam itu :

1. Auditor harus memiliki kualifikasi untuk mengevaluasi apakah klien telah


memenuhi provisi dalam penugasan.
2. Auditor harus menyediakan surat ketaatan utang hanya bagi klien untuk siapa
auditor melakukan audit laporan keuangan secara keseluruhan.
3. Pendapat auditor merupakan suatu assurance negative, yang menyatakan
bahwa tidak ada yang menarik perhatian auditor yang akan menyebabkan
auditor merasa yakin terdapat ketidaktaanan.
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan merupakan alat bagi Perusahaan untuk mengetahui posisi
harta, kewajiban dan modal yang dimiliki Perusahaan, dan juga menggambarkan laba
yang diperoleh Perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang telah
dibuat oleh Manajemen menjadi informasi bagi Stake Holder. Namun, laporan
keuangan yang telah disusun tidak akan terlepas dari salah saji, untuk itu sangat
penting dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik (Auditor Eksternal)
untuk menghindari atau mengurangi salah saji.

Laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor eksternal sebagai pihak yang
kompeten dan independen, dengan tujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK yang berlaku umum serta
terbebas dari salah saji. Produk akhir dari pemeriksaan adalah menghasilkan
pendapat,Unqualified opinion, Unqualified opinion with explanatory language,
Qualified opinion, Adverse opinion, dan Disclaimer opinion. Unqualified opinion
sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan, karena pendapat tersebut
memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji material
yang tidak terlalu berpengaruh signifikan, maka salah saji tersebut dapat dianggap
wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Untuk menentukan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Untuk
dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik setelah menentukan risiko audit, hal lain
yang harus dipetimbangkan adalah menentukan tingkat materialitas. Tingkat
materialitas yang ditetapkan oleh auditor mempunyai peranan terhadap hasil
pemeriksaan. Penetapan materialitas membantu auditor merencanakan pengumpulan
bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah, maka akan
lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Randal J Elder. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Alvin A. Arens. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Mark.S.Beasley. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Yuliastuty Asmara, Rina. Modul Mata Kuliah Pengauditan II : “Penugasan Assurans”.
Universitas Mercu Buana.

Anda mungkin juga menyukai