PENUGASAN ASSURANS
Pengauditan II
Dosen :
Disusun Oleh :
Deliya Novita Sari 43219010021
S1 Akuntansi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah menolong hamba-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ringkasan ini dengan tepat waktu, tanpa adanya bantuan dari-
Nya mungkin makalah ringkasan ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ringkasan ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang Audit Atas
Kas, yang kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah ringkasan ini
disusun melalui banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun faktor lain
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Tuhan maka makalah
ringkasan ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang ringkasan “Penugasan Assurans” sebagai salah satu
Tugas sesi 14 dari Universitas Mercu Buana. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada
Bu Rina Yuliastuty Asmara, Dr. MM selaku dosen mata kuliah Pengauditan II dan teman-
teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ringkasan ini dapat memberikan kita dapat memahami konsep dari
Penugasan Assurans. Karena makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN...................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan alat bagi Perusahaan untuk mengetahui posisi
harta, kewajiban dan modal yang dimiliki Perusahaan, dan juga menggambarkan laba
yang diperoleh Perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan disusun
berdasarkan Standar Akuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan yang telah
dibuat oleh Manajemen menjadi informasi bagi Stake Holder. Namun, laporan
keuangan yang telah disusun tidak akan terlepas dari salah saji, untuk itu sangat
penting dilakukan pemeriksaan oleh Kantor Akuntan Publik (Auditor Eksternal)
untuk menghindari atau mengurangi salah saji.
Laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor eksternal sebagai pihak yang
kompeten dan independen, dengan tujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK yang berlaku umum serta
terbebas dari salah saji. Produk akhir dari pemeriksaan adalah menghasilkan
pendapat,Unqualified opinion, Unqualified opinion with explanatory language,
Qualified opinion, Adverse opinion, dan Disclaimer opinion. Unqualified opinion
sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan, karena pendapat tersebut
memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji material
yang tidak terlalu berpengaruh signifikan, maka salah saji tersebut dapat dianggap
wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Untuk menentukan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Untuk
dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik setelah menentukan risiko audit, hal lain
yang harus dipetimbangkan adalah menentukan tingkat materialitas. Tingkat
materialitas yang ditetapkan oleh auditor mempunyai peranan terhadap hasil
pemeriksaan. Penetapan materialitas membantu auditor merencanakan pengumpulan
bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah, maka akan
lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dibuat adalah
sebagai berikut :
Etik Code of Ethics terdiri atas tiga bagian yaitu : 1. Prinsip-prinsip Dasar
(Fundamental Principles) etika profesi akuntansi; 2. Prinsip-prinsip Dasar yang
diterapkan untuk akuntan professional “dalam praktik publik”, atau akuntan public; 3.
Prinsip-Prinsip Dasar yang diterapkan untuk akuntan professional “dalam bisnis”,
akuntan internal. Prinsip-Prinsip Dasar mengenai kode etik menjadi kerangka
konseptual yang wajib diterapkan akuntan ketika: Mengidentifikasi ancaman (threats)
terhadap kepatuhan atas Prinsip-Prinsip Dasar, Mengevaluasi seberapa signifikannya
ancaman yang diidentifikasi (threats identified), Melakukan pengamanan (safeguards)
untuk mengeliminasi atau menekan ancaman (threats) ke tingkat yang dapat diterima
(acceptable level). Prinsip-Prinsip Dasar kode etik diantaranya: Integritas, Objektif,
Kompetensi, Konfidensialitas dan Perilaku Profesional.
2.2 Kerangka Kerja Internasional Untuk Jasa-Jasa Auditor
• Tiga standar yang ditetapkan (ISA, ISRE, dan ISAE) memberikan kerangka
penugasan asurans (assurance engagement) dan satu standar yang ditetapkan (ISRS)
didasarkan pada kerangka jasa-jasa terkait.
• ISA, ISRE, dan ISRS bersama-sama dijadikan rujukan sebagai Standar Penugasan
IAASB (International Auditing and Assurance Standards Board).
1. Karena audit tahunan yang dilaksanakan oleh klien public, auditor harus
memperoleh informasi yang cukup mengenai pengendalian internal klien
baik untuk informasi keuangan tahunan maupun interim.
2. Karena klien diaudit setiap tahun, pengetahuan auditor akan digunakan
untuk mempertimbangkan lingkup dari pengajuan pertanyaan serta
prosedur analitis untuk review.
3. Menurut SSARS, auditor mengajukan pertanyaan mengenai tindakan
direksi dan rapat para pemegang saham; sementara bagi perusahaan public,
auditor membaca notulen rapat tersebut.
4. Adutor harus memperoleh bukti bahwa informasi keuangan interim
sesuai atau direkonsiliasi dengan catatan akuntansi untuk review interim
perusahaan public tersebut.
Perbedaan paling nyata antara standar atestasi dan 10 GAAS PCAOB ada
dalam standar atestasi umum 2 dan 3.
1. Pemeriksaan
Menghasilkan kesimpulan yang positif.
2. Review
Akuntan public menyediakan assurance negative.
3. Prosedur yang disetujui
Semua prosedur yang akan dilakukan akuntan public disepakati oleh
akuntan public, pihak yang bertanggung jawab, dan pihak pemakai.
Standar atestasi AICPA mendefinisikan dua jenis umum laporan keuangan prospektif:
Laporan keuangan prosfektif disiapkan bagi salah satu dari dua audiens berikut:
Jenis Penugasan
AICPA menciptakan standar atestasi yang lebih spesifik, yang menggambarkan jenis
penugasan berikut laporan keuangan prospektif :
Auditor biasanya melakukan audit tersebut dengan cara yang sama seperti
ketika klien mengikuti GAAP atau IFRS. Secara alami auditor harus sepenuhnya
memahami dasar akuntansi yang disetujui oleh klien. Sebagai contoh dalam
mengaudit perusahaan perkeretaanapian persyaratan akuntansi yang kompleks
mengharuskan auditor memiliki pengetahuan akuntansi terspesialisasi untuk
melakukan audit.
Audit atas unsur, akun, atau item khusus lebih menyerupai audit biasa atas
laporan keuangan kecuali hal tersebut diterapkan untuk selain laporan keuangan yang
lengkap. Materialitas didefinisikan dalam istilah unsur, akun, atau item khusus yang
sedang diaudit dan bukan laporan secara keseluruhan. Dampaknya adalah
memerlukan lebih banyak bukti ketimbang jika item tersebut diverifikasi hanya untuk
satu dari banyak bagian laporan.
Sebagai contoh, jiga akun penjualan dilaporkan secara terpisah, salah saji yang
lebih kecil akan dianggap material ketimbang jika penjualan merupakan satu dari
banyak akun dalam audit laporan keuangan yang lengkap.
Laporan keuangan perlu diaudit oleh auditor eksternal sebagai pihak yang
kompeten dan independen, dengan tujuan untuk memberikan keyakinan bahwa
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan SAK yang berlaku umum serta
terbebas dari salah saji. Produk akhir dari pemeriksaan adalah menghasilkan
pendapat,Unqualified opinion, Unqualified opinion with explanatory language,
Qualified opinion, Adverse opinion, dan Disclaimer opinion. Unqualified opinion
sangat diharapkan oleh pemakai laporan keuangan, karena pendapat tersebut
memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Artinya, walaupun di dalam laporan keuangan tersebut terdapat salah saji material
yang tidak terlalu berpengaruh signifikan, maka salah saji tersebut dapat dianggap
wajar sehingga dapat disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Untuk menentukan risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Untuk
dapat mencapai mutu dan kualitas yang baik setelah menentukan risiko audit, hal lain
yang harus dipetimbangkan adalah menentukan tingkat materialitas. Tingkat
materialitas yang ditetapkan oleh auditor mempunyai peranan terhadap hasil
pemeriksaan. Penetapan materialitas membantu auditor merencanakan pengumpulan
bahan bukti yang cukup. Jika auditor menetapkan jumlah yang rendah, maka akan
lebih banyak bahan bukti yang harus dikumpulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Randal J Elder. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Alvin A. Arens. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Mark.S.Beasley. 2015.Audit dan Jasa Assurance Jilid 2, Jakarta : ERLANGGA
Yuliastuty Asmara, Rina. Modul Mata Kuliah Pengauditan II : “Penugasan Assurans”.
Universitas Mercu Buana.