Kelompok 5
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Penerimaan dan Perencanaan Audit”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
Kata Pengantar...................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Pengambilan Keputusan Perikatan Audit..........................................................5
2.2 Penyiapan Penugasan dan Perencanaan Audit..................................................6
2.3 Prosedur Penilaian Risiko Audit........................................................................16
2.4 Pemahaman Industri Bisnis Klien.....................................................................20
BAB III...............................................................................................................................24
PENUTUPAN.....................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................24
Daftar Pustaka..................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
2. Mengidentifikasi kondisi khusus dan risiko yang tidak biasa . Berbagai faktor
yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi khusus dan risiko
yang tidak biasa yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan
audit dari calon klien dapat diketahui dengan cara :
a. Mengidentifikasi pemakai laporan yang telah di audit
b. Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klien
c. Mengidentifikasi pembatasan lingkup
d. Mengavaluasi system pelaporan keuangan entitas dan kemampuan untuk
audit
e.
3. Menilai kompetensi untuk melaksanakan audit
Standar umum pertama dari GAAS menyatakan :
Audit dilaksanakan oleh seseorang atau orang-orang yang memiliki pelatihan
teknis dan kecakapan yang memadai sebagai seorang auditor.
Oleh karena itu, sebelum menerima suatu perikatan audit, auditor harus
menentukan apakah mereka memiliki kompetensi professional untuk
menyelesaikan perikatan sesuai GAAS. Umumnya hal ini termasuk
mengidentifikasi anggota kunci dari tim audit serta mempertimbangkan
kebutuhan untuk mencari bantuan dari konsultan dan spesialis selama
pelaksanaan audit.
a. Jasa yang diinginkan
b. Mengidentifikasi tim audit
Tim audit pada umumnya trdiri dari :
Seorang partner, yang memiliki baik tanggung jawab keseluruhan
maupun tanggung jawab akhir untuk suatu perikatan.
Satu atau lebih manajer, yang biasanya memiliki keahlihan signifikan
dalm industri dan yang mengkordinasi serta mengawasi pelaksanaan
progam audit.
Satu atau lebih senior, yang mungkin memilii tanggung jawab untuk
merencanakan audit, melakukan bagian dari progam audit, dan
mengawasi serta me-review pekerjaan asisten staf.
Asisten staf, yang melakukan berbagai prosedur audit yang di
perlukan.
c. Mempertimbangkan kebutuhan untuk konsultasi dan menggunakan
spesialis
4. Mengavalusi indepedensi
Standar umum kedua dari GAAS menyatakan :
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, indepedensi dalam
sikap mental perlu dipertahankan oleh para auditor.
Indepedensi dalam perikatan audit diwajibkan oleh peraturan 101 dari
kode etik perilaku professional AICPA dan merupakan salah satu dari elemen
pengendalian mutu. Lebih lanjut, jika calon klien diwajibkan menyerahkan
laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC, auditor harus mematuhi
persyratan komisi berkenaan dengan indepedensi.
Oleh karena itu, sebelum menerima klien audit yang baru, kantor akuntan
public harus mengavaluasi apakah terdapat kondisi yang akan mempengaruhi
indepedensi dengan klien. Satu prosedur yang dapat digunakan adalah
mengedarkan nama calon klien kepada semua staf professional untuk
mengidentifikasi apakah terdapat hubungan keuangan atau bisnis. Jika
disimpulkan bahwa persyratan indepedensi tidak dapat depenuhi, maka
perikatan harus ditolak atau calon klien harus diberitahu bahwa kantor akuntan
akan menolak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Kantor
akuntan public harus menetukan apakah penerimaan klien tidak akan
menimbulkan konflik kepentingan dengan klien lainnya.
1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut
auditor mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu
mengidentifikasi risiko salah saji yang material yang disebebkan oleh
kecurangan atau kekeliruan;
2. Prosedur analitikal;
3. Pengamatan dan inspeksi.
ISA 240.18
Auditor wajib mananyakan kepada manajemen dan pihak lain di dalam entitas
(jika perlu), untuk menentukan apakah mereka mengetahui kecurangan yang
terjadi, yang disangka terjadi atau yang dituduhkan, yang mempunyai dampak
pada entitas. (A15 – A17)
Prosedur bertanya digunakan auditor dalam hubungannya dengan prosedur
penilaian risiko lainnya, untuk mengidentifikasi risiko salah saji yang material.
Perhatian utama dalam pertanyaan yang diajukan adalah pemahaman mengenai
setiap aspek yang wajib diketahui.
3. Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal sebagai prosedur penilaian risiko membantu
mengidentifikasi hal-hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan dan audit. Sebagai contoh, segala sesuatu yang bersifat luar biasa,
seperti transaksi atau peristiwa luar biasa, angka-angka yang terlalu tinggi,
rasio yang melenceng dan tren yang ganjil.
Disamping sebagai prosedur penilaian risiko, prosedur analitikal juga
dapat digunakan sebagai prosedur audit selanjutnya dalam:
a. Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan. Ini adalah prosedur
analitikal substantif;
b. Melakukan riviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang
akhir audit.
1. Manajemen senior
Manajemen senior biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi dan
lainnya yang mengendalikan arah strategi perusahaan. Dalam beberapa hal,
sebuah perusahaan mungkin akan dikelola oleh pemiliknya dan tjuannya
digerakkan oleh tujuan pemilik. Memahami pengalaman manajemen dengan
entitas dan pengalaman manajemen dapat membantu auditor menilai risiko
bawaan dari salah saji laporan keuangan.
3. Sumberdaya organisasi
a. Sumberdaya keuangan
b. Sumberdaya berdasarkan aktiva
c. Sumberdaya manusia
d. Sumberdaya informasi
e. Sumberdaya tidak berwujud
Pemahaman atas sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan adalah
penting untuk :
a. Menentukan kinerja yang dilaporkan berkenaan dengan bagaimana laporan
keuangan dibandingkan dengan pengetahuan auditor yang mendasari aktivitas
bisnis.
b. Mengembangkan suatu ekspektasi atas laporan keuangan.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan
suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa
auditing mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan
perjanjian tersebut, klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan
kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut
berdasarka kompetensi profesionalnya.
Daftar Pustaka
Sukrisno, A. (2004). Auditing( Pemeriksa Akuntan ) Oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta:
FEUI.