Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AUDITING 1
MENERIMA PERIKATAN AUDIT DAN
MERENCANAKAN AUDIT

Disusun Oleh

WILDA KHAIRA
RANDI APRI DONI
YUDI ADITIA

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Tinjuaan Atas Audit Laporan Keuangan.....................................................3
B. Menerima Dan Mempertahankan Klien.......................................................4
C. Merencanakan Audit.................................................................................11
D. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Klien...................12
E. Mlaksanakan Prosedur Analitis.................................................................15
F. Rasio-Rasio Keuangan Utama yang Digunakan dalam Prosedur
Analitis......................................................................................................17
BAB III PENUTUP.....................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis seolah tidak memiliki batas ruang dan
waktu.Perkembangan ini juga diikuti standar penyusuan laporan keuangan
yang lebih transparan.Sebagai tanggung jawab suatu organisasi maupun
perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan kepada stekholder-nya maka
diperlukan pihak yang indenpenden untuk menghasilkan informasi keuangan
yang relevan serta bermanfaat bagi pengguna untuk pengembalin
keputusan.Laporan keuangan dapat dipercaya sebagai dasar pengembalian
keputusan bagi smeua pihak yang berkepentingan.
Audit atas laporan keuangan harus dilaksanakan tetapi sebelum nya,
auditor perlu mempertimbangkan untuk menerima atau menolak periaktan
audit dari calon klien. Ada beberapa tahap-tahap audit atas laporan keuangan
yang harus dilasanakan oleh auditor untuk dapat menerima atau tidak
perikatan audit calon klien. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen. Audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Oleh Karena itu untuk dapat menerima periaktan audit, auditor mendapat
keyakinan bahwa perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan
keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari
integritas.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tinjauan atas audit laporan keuangan
2. Jelaskan cara penerimaan dan memperthankan klien
3. Jelaskan cara memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry klien
4. Jelaskan cara melaksanakan prosedur analitis

1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tinjauan atas audit laporan keuangan
2. Untuk mengetahui cara penerimaan dan memperthankan klien
3. Untuk mengetahui cara memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industry klien
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan prosedur analitis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Atas Audit Laporan Keuangan


Terdapat banyak alasan untuk melakukan audit laporan keuangan.
Sacurities Exchange Commision (SEC) mewajibkan perusahaan public untuk
diaudit.Banyak hokum Negara bagian yang mewajibkan entitas pemerintah
untuk diaudit. Suatu audit dapat diminta untuk dilakukan sebagai syarat atas
persetujuan pinjaman atau penerimaan pembiaayan pemerintah federal di A.S.
Apapun alasan untuk dilakukannya suatu audit, keempat tahap dalam audit
(phase of an audit) berikut dapat diidentifikasi:
1. Menerima dan mempertahankan klien
2. Merencanakan audit
3. Melaksanakan pengujian audit
4. Melaporkan temuan

Setiap tahap audit tersebut akan dibahas di bawah ini


1. Menerima dan Mempertahankan Klien
Tahap awal dari audit laporan keuangan melibatkan suatu
kepetusan untuk menerima (atau menolak) kesempatan untuk menjadi
auditor dari klien baru atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien
yang sudah ada standar pengendaliaan mutu (dibahas dalam Bab I)
menyediakan petunjuk professional berkenan dengan keputusan untuk
menerima dan melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan standar
umum dan standar pekerjaan lapangan dari standar auditing yang berlaku
umum.

2. Merencanakan Audit
Tahap kedua dari audit memerlukan pengembangan suatu stategi
audit untuk pelaksanaan audit dan penentuan lingkup audit. Perencanaan
penting agar suatu perikatan audit berjalan dengan sukses. Baik standar

3
umum dan standar pekerjaan lapangan menyediakan pedoman professional
berkenan dengan perencanaan audit.

3. Melaksanakan Pengujian Audi


Tahap ketiga dari audit adalah melaksanakan pengujian audit.
Tahap ini juga disebut sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan ( field
work), karena pengujian biasanya dilakukan atas izzin klien. Tujuan utama
dari tahap ini adalah untuk memperoleh bukti audit mengenai kondisi
ekonomi klien, efektivitas pengendalian interen, dan kewajaran laporan
keuangan klien.

4. Melaporkan Temuan
Tahap keempat dan tahap teakhir dari audit adalah pelaporan
temuan-temuan. Elemen penting dari setiap audit adalah komunikasi
mengenai temuan audit. Laporan audit merupakan bagian penting dari
setiap perikatan. Laporan ini dapat merupakan suatu laporan standar,
seperti dibahas dalam Bab 2, atau dapat, merupakan suatu laporan yang
menyimpang dari laporan standar.

B. Menerima dan Mempertahankan Klien


Dalam profesi auntan public, terdapat persaingan yang ketat antar
kantor akuntan untuk mendapatkan klien. Klien tersebut termasuk klien yang
meminta audit untuk pertama kali dank lien yang meminta penggantian
auditor. Penggantian audittor dapat diakibatkan oleh berbagai factor termasuk
(1) mergen antara perusahaan yang memiliki auditor indenpenden yang
berbeda, (2) kebutuhan akan jasa professional yang lebih luas, (3)
ketidakpuasan dengan kantor akuntan tertentu, (4) keinginan untuk
mengurangi biaya audit, dan (5) marger antara kantor CPA.

4
Gambar 7-1. Langkah-langkah dalam Penerimaan Suatu Perikatan Audit

Mengidentifikasi Menilai kompetensi


Mengevaluasi
kondisi khusus untuk melaksanakan
integritas
dan risiko yang audit
manajemen
tidak biasa

Keputusan untuk
Mengevaluasi Membuat surat
menerima atau
independen perikatan
menolak perikatan

Gambar di atas menunnjukan sejumlah langkah-langkah yang dapat


diambil oleh kantor-kantor akuntan public untuk memastikan hanya menerima
periaktan audit yang dapat diselesaikan sesuai dengan semua standar
profesional yang dapat di aplikasikan. Setiap langakah di bahas di bawah ini.

1. Mengevaluasi Integritas Manajemen


Tujuan utama dari audit laporan keuangan adalah untuk
memeberikan suatu memberiak pendapat atas laporan keuangan
manajemen. Jadi, penting bagi auditor untuk menerima suatu perikatan
audit hanya apabila terdapat keyakinan yang memadai bahwa manajemen
klien dapat dipercaya.
Untuk klien yang sudah ada, pengalaman auditor di masa lalu
dengan manajemen klien harus dapat dijadikan pertimbangan.

2. Berkomunikasi Dengan Auditor Terdahulu


Untuk klien pernah diaudit, pengetahuan mengenai manajemen
klien yang diperoleh auditor terdahulu (predecessor auditor) merupakan
informasi penting bagi auditor pengganti (successor auditor). Sebelum
menerima perikatan, AU 315.03, communication between Predecessor and
Successor Auditors (SAS 84), menyarankan agar auditor pengganti

5
mengambil inisiatif untuk berkomunikasi, baik secara lisan atau tertulis,
dengan auditor terdahulu.
Dalam komunikasi, auditor pengganti harus membuat pertanyaan2
spesifik dan beralasan berkenaan dengan hal-hal yang dapat
mempengaruhi keputusan untuk menerima suatu perikatan audit, seperti:
a. Informasi yang dapat menunjukan intgritas manajemen
b. Perselisihan dengan manajemen mengenai prinsip-prinsip akuntansi
c. Dan prosedur-prosedur audit, atau hal-hal signifikan sejenis lainnya.
d. Komunikasi kepada komite audit atau pihak lain yang memiliki
otoritas dan tanggung jawab yang ekuivalen dengan komite audit
berkenan dengan kecurangan, tindakan melanggar hokum klien, hal-
hal yang berkaitan dengan pengendaliaan intern, dan kualitas prinsip-
prinsip akuntansi.
e. Pemahaman auditor terdahulu mengenai alasan dari penggantiaan
auditor
Auditor terdahulu diharapkan untuk menjawab dengan tepat waktu
dan lengkap, dengan mengasumsikan klien memberi ijin.

3. Mengajukan Pertanyaan Kepada Pihak Ketiga Lainnya


Informasi mengenai integritas manajemen juga dapat diperoleh
dari pihak-pihak lain yang memiliki pengetahuaan seperti pengacara,
bankir, dan pihak-pihak lain di dalam komunitas keuangan dan bisnis yang
memiliki hubungan bisnis dengan calon klien.

4. Me-review Pengalaman Masa Lalu dengan Klien yang Telah Ada


Sebelum membuat keputusan untuk melanjutkan suatu perikatan
dengan klien audit, auditor harus berhati-hati dalam mempertimbangkan
pengalaman masa lalu dengan manajemen klien.

5. Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Risiko yang Tidak Biasa


Elemen penting dari audit melibatkan penilaian resiko salah saji
material dalam laporan keuanga. Akuntan public juga menaruh perhatiaan
terhadap resiko bisnis auditor (auditor’s business risk ) jika dihubungkan

6
dengan perusahaan yang memiliki masalah kesulitan keuangan atau
kelangsungan usaha (going concern).

Mengidentifikasi Pemakai Laporan yang telah Diaudit


Bab 4 menunjukan bahwa tanggung jawab hokum auditor atas
audit dapat bervariasi tergantung pada pemakai laporan. Oleh karena itu,
auditor harus mempertimbangkan status calon klien apakah sebagai
perusahaan swasta atau perusahaan public, apakah terdapat pewaris atau
pihak-pihak ketiga berkenan dengan keberadaan kewajiban berdasarkan
common law, dan jika ada, peraturan atau hokum apa yang mengatur
kondisi tersebut.

Menilai Stabilitas Keuangan dan Hukum Calon Klien


Jika suatu entitas mengalami kesulitan hokum, seperti dibahas di
atas, perkara hokum tersebut sangat mungkin akan melibatkan auditor,
yang sering dianggap memiliki “deep pockets”. Oleh karena itu, auditor
mungkin akan mengeluarkan biaya keuangan dan biaya lainnya untuk
membela diri mereka, meskipun mereka telah berusaha untuk memberikan
jasanya seprofesional mungkin.
Untuk alasan ini, auditor seharusnya berusaha untuk
mengidentifikasi dan menolak calon klien yang memiliki risiko tinggi
untuk dituntut

Mengidentifikasi Pembatasan Lingkup


Ketika mempertimbangkan apakah akan menerima suatu perikatan,
auditor harus mengevaluasi apakah perbatasan lingkup audit
meningkatkan resiko yang menyebabkan auditor tidak dapat menerbitkan
pendapat wajar tanpa pengecualin. Auditor harus mempertimbangkan
apakah manajemen telah melanggar batasan-batasan dalam melaksanakan
prosedur audit.

Mengevaluasi Sistem Pelaporan Keuangan Entitas dan Kemampuan


untuk audit

7
Sebelum menerima suatu perikatan, auditor seharusnya
mengevaluasi apakah terdapat kondisi lain yang meningkatkan pertayaan
mengenai kemampuan audit atau auditabilitas calon klien. Kondisi-kondisi
tersebut dapat termasuk tidak adanya catatan akuntansi yang penting, atau
kalaupun ada kondisinya cukup buruk, tidak adanya jejak audit yang
cukup, atau manajemen menghindari tanggung jawabnya untuk
memelihara elemen pengendaliaan intrn yang memadai.

6. Menilai Kompetensi Untuk Melaksanakan Audit


Standar umum pertama dari GAAS menyatakan:
Audit dilaksanakan oleh seseorang atau orang-orang yang memiliki
pelatihan teknis dan kecakapan yang memadai sebagai auditor.
Oleh karena itu, sebelum menerima suatu periaktan audit, auditor
harus menetukan apakah mereka memiliki kopetensi professional untuk
menyelesaikan perikatan sesuai dengan GAAS.

Jasa yang diinginkan


Kebanyakan klien yang memerlukan suatu audit juga memerlukan
jasa tambahan. Organisasi kecil yang tidak memiliki akuntan public yang
bekerja di dalam organisasi tersebut mungkin akan memerlukan suatu jasa
akuntansi yang bervariasi, seperti meminta auditor melakukan pekerjaan
akuntasi kunci, membuat ayat jurnal, atau membuat konsep laporan
keuangan.

Mengidentifikasi Tim Audit


Bab 6 mendeskripsikan penempatan staf audit sebagai satu dari
empat keutusan kunci yang harus mempertimbangkan oleh auditor
berkenan dengan pengumpulan bukti audit. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa pengetahuaan, keahlian, dan kemampuan tim audit
sesuai dengan kebutuhan staf professional perikatan. Secara umum,
semakin mampu dan berpengalaman staf yang ditugaskan dalam suatu
perikatan tertentu, semakin kecil diperlakukannya pengawasan secara
lansung.

8
Tim audit (audit team) pada umumnya terdiri dari:
- Seorang patner, yang memiliki baik tanggung jawab keseluruhan
maupun tanggung jawab akhir untuk suatu periaktan.
- Satu atau lebih manajer, yang biasa nya memiliki keahlian signifikan
dalam industri dan yang mengkordinasikan serta mengawasi
pelaksanaan program audit.
- Satu atau lebih senior, yang mungkin memiliki tanggung jawab untuk
mercanaakan audit, melakukan bagian dari program audit, dan
mengawasi serta me-review pekerjaan asisten staf.
- Asintef staf, yang melakukan sebagai prosedur audit yang diperlukan.

Anggota kunci dari tim audit biasanya diidentifikasi sebelum


penerimaan perikatan untuk memastikan ketersediaan mereka.

Mempertimbangkan Kebutuhan untuk Konsultasi dan Menggunakan


Spesialis
Dalam menetukan apakah akan menerima suatu perikatan, adalah
lebih baik bagi seorang auditor untuk mempertimbangkan apakah akan
menggunakan jasa konsultasi dan special untuk membantu tim audit dalam
melaksanakan audit.
Demikian juga, beberapa hal mungkin memerlukan penggunaan
spesialis dari luar kotak akuntan public. SAS 73, using the Work of a
Specialist (AU 336), mengakui bahwa auditor dapat menggunakan
pekerjaan spesialis untuk memperoleh bahan bukti yang kompeten.
Contohnya termasuk penggunaan:
- Penaksiran untuk menyediakan bukti tentang penilaiaan aktiva seperti
benda seni
- Insinyur untuk menentukan kuantitas cadangan mineral yang ada
- Aktuaris utuk menentukan jumlah yang digunakan dalam akuntansi
program pension

9
- Pengacara untuk menilai kemungkinan hasil dari perkara hukuman
yang tertunda
- Konsultan lingkungan untuk menentukan dampak hokum dan
peraturan lingkungan

Sebelum menggunakan spesialis, auditor diharapkan memenuhi


kualifikasi professional,reputasi, dan objeltiv spesialis. Sebagai contoh,
auditor harus mempertimbangkan:
- Apakah spesialis telah memiliki sertifikasi professional, lisensi, atau
pengakuaan kompetensi lainnya yang sesuai dengan bidang spesialis.
- Hasil dari mengajukan pertanyaan terhadap sejawat spesialis dan pihak
lainnya yang mengenali reputasi dan keberadaan professional spesialis
tersebut.
- Apakah specialis memiliki hubungan dengan klien yang mungkin akan
menghamburkan objektivitasnya.

7. Mengevaluasi Independensi
Standar umum keuda dari GAAS menyatakan:
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental perlu dipertahankan oleh para auditor.
Independensi dalam perikatan audit diwajibkan oleh peraturan 101 dari
Kode Etik Prilaku Profesional AICPA dan merupakan salah satu dari
elemen pengendaliaan mutu. Lebih lanjut, jika calon klien diwajibkan
menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC, auditor
harus mematuhi persyaratan komisi berkenaan dengan independensi.

8. Keputusan Untuk Menerima Atau Menolak Audit


Dalam membuat keputusan mengenai apakah akan menerima atau
menolak suatu audit, kantor akuntan public mengelola risiko bisnis sendiri.
Alasan-alasan umum untuk menolak atau menerima klien audit termasuk
item-item yang telah dibahas sebelumnya seperti perhatiaan tentang
integritas manajeman, risiko khusus seperti pembatasan lingkup,
kemampuan audit atau ketidaksepekatan dengan auditor terdahulu,

10
masalah yang berhubungan dengan memperoleh keahlian yabg diperlukan
untuk audit, atau masalah indepedensi.
Kondisi yang dapat menyebabkan kantor akuntan public menarik
diri dari suatu audit termasuk:
- Kekhawatiran mengenai intgritas manajemen atau penahanan bukti
yang tampak selama audit
- Klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam laporan
keuangan.
- Klien tidak mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperbaiki kecurangan atau tindakan melawan hokum yang
ditemukan selama audit.

Sebuah kantor CPA harus menegaskan apakah kantor tersebut akan


menerima dan melanjutkan klien audit dengan cara yang sama ketiak
kantor tersebut menerima klien baru.

9. Mempersiapkan Surat Perikatan


Sebagai langkah akhir dari tahap penerimaan, merupakan praktek
professional yang baik untuk mentaati syarat-syarat dari setiap perikatan
dalam surat perikatan.

C. Merencanakan Audit
Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan.
Perencanaan menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam
perencanaan pribadi untuk kuliah atau dalam perencanaan bisnis untuk
pengembangan produk baru seperti computer personal.
Perencanaan audit melibatkan pengembangan suatu strategi
menyuluruh untuk pelaksanaan dan penentuan linkup audit yang
dgriharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan suatu sikap
skeptisme professional mengenai hal-hal seperti integritas manajemen
kekeliruan dan ketidakberesan, serta tindakan melawan hokum.
1. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Audit

11
Perencanaan audit melibatkan sejumlah langkah penting dalam
perencanaan audit yagn telah dibahas Bab 5. Memperoleh pengetahuan
tentang bisnis dan industry merupakan prosedur audit kritis yang
membentuk fondasi untuk banyak prosedur audit lainnya.

D. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis dan Industri Klien


Auditor biasanya berusaha untuk menyeimbangkan prosedur audit
topdown dengan prosedur audit bottom-up untuk memeriksa transaksi-
transaksi yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Hal yang penting dari
pendekatan top-downadalah pemahaman auditor tentang bisnis dan industry.
Auditor kemudian mengkombinasikan pengetahuan tersebut dengan informs
lain yang diperoleh dalam audit untuk mengembangkan suatu perharapan
mengenai apa yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan.
1. Siklus Bisnis Klien
Penting bagi auditor untuk memahami aspek-aspek kunci dari
siklus bisnis klien.Suatu tinjauan tentang siklus bisnis klien disajikan
dalam siklus.Siklus ini dimulai ketika satu organisasi membawa tujuan dan
sumber dayanya secara bersamaan.
Terdapat beberapa aspek kritis dari siklus bisnis yang penting bagi
auditor untuk dipahami. Hal tersebut termasuk:
a. Manajemen, tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya
organisasi
b. Produk dan jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas.
c. Proses inti dan siklus operasional entitas.
d. Bagaimana proses inti menghasilkan pertumbuhan, laba, arus kas, dan
nilai.
e. Keputusan investasi dan pembiayaan entitas.

2. Manajemen Senior
Dalam merencanakan audit adalah penting bagi auditor untuk
memahami siapa manajemen dan pengalaman manajemen dalam industry.
Dalam konteks ini.Manajemen senior biasanya berarti pejabab entitas,
dewan direksi, dan lainya yang mengendalikan arah strategi perusahan.

12
Dalam beberapa hal, sebuah perusahaan mungkin akan dikelola oleh
pemiliknya dan tujuannya digerakan oleh tujuan pemilik.
3. Tujuan dan Sasaran Manajemen
Tujuan Manajemen mungkin berhubungan dengan memperoleh
pangsa pasar tanbahab atau memperoleh target pertumbuhan penjualan,
laba, arus kas, atau penilian pasar entitas. Tim audit juga harus mengenali
tujuan strategic manajemen (dan dewan direksi) untuk membantu
pengembangan harapan kinerja keuangan dan mengevaluasi kelayakan
bukti yang diperoleh dalam audit.

4. Sumber Daya Organisasi


Auditor harus memahami sumberdaya-sumberdaya organisasi dan
pentingnya sumberdaya-sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan
entitas.Sumberdaya entitas tidak terbatas pada sumberdaya keuangan saja.
Lima kategori sumber, yaitu sumberdaya keuangan, sumberdaya
berdasarkan aktiva, sumberdaya manusia, sumberdaya informasi,
dan sumberdaya tidak terwujud, dan menimbulkan beberapa pertanyaan
penting yang harus dijawab oleh auditor.

5. Produk Dan Jasa, Pasar, Pelanggan, dan Persaingan Entitas


Penjualan merupakan suatu pemicu penting dari biaya,
profitabilitas, dan arus kas. Kapanpun suatu organisasi akan
mengembangkan suatu peramalan atau proyeksi ia harus memulainya
dengan meramalkan volume aktivitas penjualan.Oleh karena itu, penting
bagi auditor untuk memahami produk dan jasa, pasar, pelanggan dan
persaingan entitas.
Titik awal yang biasa ditempuh adalah pengenditifikasian produk
dan jasa entitas.Pemahaman mengenai produk organisasi mensyarankan
auditor untuk memperoleh pemahaman mengenai keseluruhan pasar bagi
produk.

6. Proses Inti Entitas dan Siklus Operasi

13
Dalam rangka menetukan profitabilitas suatu entitas dan arus kas
secara layak, adalah penting untuk memahami proses inti dan siklus
operasi yang dihasilkan. Proses inti adalah proses yang digunakan klien
untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan medistribusikan
produk atau jasanya. Proses inti sering kali terdapat secara spesifik pada
industry tertentu dan mungkin bahkan spesifik pada klien tertentu. Auditor
harus memahamai sruktur biaya entitas, termasuk apakah operasi
merupakan pada biaya tetep, atau apakah biaya operasi terutama terdiri
dari biaya variable yang bervariasi sesuai dengan volume aktivitas.

7. Keputusan Infestasi dan Pembiayaan Entitas


Disamping mengelola operasi, dan arus kas dari operasi, suatu
entitas juga harus mengelola (1) aktiva dan sumberdaya yang diperlukan
untuk menghasilkan penjualan, laba dan arus kas, dan (2) sumberdaya
modal yang digunakan untuk memperoleh sumberdaya-sumberdaya
tersebut. Analisis keuangan sering monitor kemampuan suatu entitas untuk
menghasilkan arus kas bebas, yaitu, apakah entitas dapat menghasilkan kas
dari operasi yang mencakupi untuk membiayai pertumbuhan dan ekspansi
modal.

8. Prosedur Untuk Memperoleh Suatu Pemahaman Tentang Bisnis Dan


Industri
Berbagai prosedur dapat diguakan untuk memperoleh
pengetahuaan mengenai bisnis dan industry.Dibawah ini menyediakan
sejumlah contoh prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh
pemahaman tersebut dan menjelaskan mengapa prosedur-prosedur penting
bagi audit.
No Prosedur Audit Tujuan Prosedur Audit
1 Meriview Data Industri Me-review data indutri yang
menyediakan suatu eksternal
mempertimbangkan kelayakan
aktivitas entitas
2 Meriview informasi bisnis kunci Meriview informasi seperti
rapat dewan direksi atau

14
kontrak-kontrak penting yang
membuat auditor waspada
terhadap kondisi spesifik
3 Mengadakan Tinjauan Operasi Hasil samping yang penting
Klien dari peninjauan tersebut adlah
kesempatan untuk bertemu
dengan personel yang
menduduki posisi kunci di
dlam organisasi

E. Melaksanakan Prosedur Analitis


AU 329.02, analytical prosedures (SAS 56), mendefenisikan prosedur
analitis sebagai evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non
keuangan.
Prosedur analitis digunakan dalam audit untk tujuan berikut:
1. Dalam tahap perencanaan audit, untuk membantu auditor dalam
mencanakan sifat, waktu dan luasnya prsedur audit lainnya.
2. Dalam tahap pengujian, sebagai pengujian substantive untuk memperoleh
bukti mengenai asersi tertentu.
3. Pada penyelesaian audit, dalam melakukan review akhir terdapat
kelayakan keseluruhan laporan keuangan yang di audit.

1. Mengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang Akan


Dilakukan
Kecanggihan dan luasnya prosedur entitas yang digunakan dlam
perencanaan bervariasi berdasarkan ukuran dan kompleksitas klien
ketrsedian data, pertimbangan auditor.
a. Perbandingan data absolut. Proseur ini melibatkan perbandingan
seerhana suatu jumlah saat ini, seperti saldo akun, dengan jumlah yang
diahrapkan
b. Laporan keuangan akurat umum. Juga dikenal sebagai analisis vertikel.

15
c. Analisis rasio. Sejumlah rasio yang sering kali digukan oleh
manajemen atau anlisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan
dengan nilai yang diharapkan untk rasio tersebut.

2. Mengembangkan Epektasi
Dasar pemikiran Yang mendasari penggunaa prosedaur analitis
dalam audit adlah hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus
berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui untuk sebaliknya.
Dasar pemikiran ini digunkan dalam mengembangkan espektasi dari
berbagai sumber.Sumber-sumber ini termasuk data historis dan data
internal yang berioritas pada masa mendatang dan data eksternal.
a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat
dibandingkan memberikan pertmbangan bagi perbahan yang di
ketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang
diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun
periode berjalan, perentase ukuran umum, rasio, atau hubungan antara
data keuangan dan non keuangan.
b. Hasi yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan.
Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien,
dan permalan untuk periode berjalan baik peramalan yang disiapkan
oleh auditor.
c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu
periode. Hal ini termasuk dalam satu akun diharapkan agar
memepngaruhi akun lainnya.
d. Data industry. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren
perusahaan dalam suatu industry tersedia untuk tujuan perbandingan.

3. Melaksankan Penghitungan/Perbandingan
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan
dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan jumlah saat
ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain
sebagainya.

16
4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan
Analisis atas perhitungan dan pembandingan harus membuat
auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis, mengenai
data rasio yang dapat menyediakan penilaian berkelanjutan atas
solvabilitas, efesiensi, dan profatabilitas realtif terhap tahun lalu dan
terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama.

5. Menyelidiki Perbedaan Segnifikan yang Tidak Diharapkan


Perbedaan signifikan yang tidak diharapkan harus diselidiki. Hal
ini biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan factor-
faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan
pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan
mendukung informasi baru akan mendukung perbaikan espektasi, yang
ada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan.

F. Rasio-Rasio Keuangan Utama Yang Digunakan dalam Preosedur Analitis


Pemakaian laporan keuangan dapat memperoleh tinjauan yang
berharga mengenai kondisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan
melalui analaisis rasio-rasio keuangan utama. Analisis yang sama dilakukan
oleh auditor untuk memberikan mereka suatu pemahaman yang lebih baik
tentang bisnis klien.
Di bawah nini menjelaskan penghitungan rasio-rasio yang secara
umum diguanakan untuk analisis rasio.Selain itu, disediakan komentar untuk
menjelaskan tujuan dari setiap rasio dan bagaiman rasio tersebut.
Rasio Penghitungan Tujuan dan Interprestasi
PROFITABIITAS Mengukur hubungan antara
Perputaran Penjualan – penjualan dan total aktiva
Total Aktiva
Marjin Laba Laba Bersih+ Mengukur profitabilitas,
(Bunga*(1-tarif pajak)) yang independen dari biaya
Penjualan pendanaan, sebagai
persentase penjualan.
Pengembalian atas Pengembaliaan atas aktiva

17
Aktiva Perputaran Aktiva X adalah suatu pengukuran
Marjin Laba profitabilitas dalam
hubungannya dengan
struktur perusahaan.
Levereg Laba Biasa Laba Berih- Deviden Mengukur dampak
Prefereb keputusan pembiayaan atas
Laba Bersih+ laba. Rasio ini
(Bunga*(1-tarif pajak membandingkan laba bersih
terhadap pemegang saham
biasa.
Levereg Struktur Total Aktiva Mengukur dampak dari
Modal Ekuitas Saham Biasa pemiayaan terhadap neraca
Pengambilan Atas Mengukur tingkat
Ekuitas Saham Pengembalian atas pengembalian setelah semua
Biasa Aktiva x Levereg Laba biaya pembiayaan
Bersih x Levereg dibandingkan dengan
Struktur Modal ekuitas pemegang saham
umum
SIKLUS Memperkirakan jumlah hari
OPERASI Pitang Usaha, Bersih x yang diperlukan untuk
Perputaran Piutang 365 menagih piutang usaha.
Usah (hari) Penjualan
Perputaran Persediaan x 365 Memperkirakan jumlah hari
Persediaan (hari) Harga Pokok Penjualan dimana perusahaan
menyimapan persedian,
mulai saat dibeli hingga
dijual.
Siklus Operasi Perputaran piutang + Memperkirakan jumlah hari
Kotor Perputaran Persediaan di mana perusahaan
menyimpan persediaan,
munjualnya dan menagih
piutangnya.

18
Perputaran Hutang Pembeliaan Memperkirakan jumlah hari
Usaha x 365 yang diperlukan oleh suatu
Harga Pokok Penjualan peruashaan untuk membayar
hutangnya.
Siklus Operasi Siklus Operasi Kotor – Siklus operasi bersih
Bersih Perputaran Hutang mengakui bahwa suatu
Usaha perusahaan mengkin
menggunakan pebiayaan
kreditor untuk mendanai
pembelian persediaan.
LIKUIDITAS Memperkirakan kemampuan
DAN perusahaan untuk
SOLVABILITAS Arus Kas dari Operasi menutupihutang saat ini
Kemampuan Arus Bagian Lancar yang jatuh tempo dan
Kas dari Operasi Hutang + Deviden dividen dengan arus kas
untuk Menutupi operasi.
Hutang Lancar dan
Deviden
Arus Kas Bebas Arus Kas dari Operasi Mengukur arus kas yang
– tersisa setelah menutupi arus
Pengeluaran Modal kas keluar dari operasi dan
pengeluaran modal.
Rasio Lancar Aktiva Lancar Mengukur tingkat dimana
Kewajiban Lancar kewajiban lancar ditutupi
oleh aktiva lancar.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar Memperkirakan
Kewajiban Moneter perlindungan yang
Lancar disediakan terhadap kreditor
jangka pendek dengan kas
atas aktiva yang mendekati
kas.
Hutang terhadap Total Kewajiban Mengukur sejauh mana

19
Ekuitas Ekuitas Pemegang suatu perusahaan
Saham menggunakan kapasitas
pembiayaan hutang-nya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu
ikatan perajnjian.Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing
mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian
menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan
auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai