AUDITING 1
MENERIMA PERIKATAN AUDIT DAN
MERENCANAKAN AUDIT
Disusun Oleh
WILDA KHAIRA
RANDI APRI DONI
YUDI ADITIA
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN
SOLOK
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Tinjuaan Atas Audit Laporan Keuangan.....................................................3
B. Menerima Dan Mempertahankan Klien.......................................................4
C. Merencanakan Audit.................................................................................11
D. Memperoleh Pemahaman Tentang Bisnis Dan Industri Klien...................12
E. Mlaksanakan Prosedur Analitis.................................................................15
F. Rasio-Rasio Keuangan Utama yang Digunakan dalam Prosedur
Analitis......................................................................................................17
BAB III PENUTUP.....................................................................................................20
A. Kesimpulan................................................................................................20
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis seolah tidak memiliki batas ruang dan
waktu.Perkembangan ini juga diikuti standar penyusuan laporan keuangan
yang lebih transparan.Sebagai tanggung jawab suatu organisasi maupun
perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan kepada stekholder-nya maka
diperlukan pihak yang indenpenden untuk menghasilkan informasi keuangan
yang relevan serta bermanfaat bagi pengguna untuk pengembalin
keputusan.Laporan keuangan dapat dipercaya sebagai dasar pengembalian
keputusan bagi smeua pihak yang berkepentingan.
Audit atas laporan keuangan harus dilaksanakan tetapi sebelum nya,
auditor perlu mempertimbangkan untuk menerima atau menolak periaktan
audit dari calon klien. Ada beberapa tahap-tahap audit atas laporan keuangan
yang harus dilasanakan oleh auditor untuk dapat menerima atau tidak
perikatan audit calon klien. Laporan keuangan adalah tanggung jawab
manajemen. Audit atas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Oleh Karena itu untuk dapat menerima periaktan audit, auditor mendapat
keyakinan bahwa perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan
keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material sebagai akibat dari
integritas.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tinjauan atas audit laporan keuangan
2. Jelaskan cara penerimaan dan memperthankan klien
3. Jelaskan cara memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industry klien
4. Jelaskan cara melaksanakan prosedur analitis
1
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui tinjauan atas audit laporan keuangan
2. Untuk mengetahui cara penerimaan dan memperthankan klien
3. Untuk mengetahui cara memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
industry klien
4. Untuk mengetahui cara melaksanakan prosedur analitis
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Merencanakan Audit
Tahap kedua dari audit memerlukan pengembangan suatu stategi
audit untuk pelaksanaan audit dan penentuan lingkup audit. Perencanaan
penting agar suatu perikatan audit berjalan dengan sukses. Baik standar
3
umum dan standar pekerjaan lapangan menyediakan pedoman professional
berkenan dengan perencanaan audit.
4. Melaporkan Temuan
Tahap keempat dan tahap teakhir dari audit adalah pelaporan
temuan-temuan. Elemen penting dari setiap audit adalah komunikasi
mengenai temuan audit. Laporan audit merupakan bagian penting dari
setiap perikatan. Laporan ini dapat merupakan suatu laporan standar,
seperti dibahas dalam Bab 2, atau dapat, merupakan suatu laporan yang
menyimpang dari laporan standar.
4
Gambar 7-1. Langkah-langkah dalam Penerimaan Suatu Perikatan Audit
Keputusan untuk
Mengevaluasi Membuat surat
menerima atau
independen perikatan
menolak perikatan
5
mengambil inisiatif untuk berkomunikasi, baik secara lisan atau tertulis,
dengan auditor terdahulu.
Dalam komunikasi, auditor pengganti harus membuat pertanyaan2
spesifik dan beralasan berkenaan dengan hal-hal yang dapat
mempengaruhi keputusan untuk menerima suatu perikatan audit, seperti:
a. Informasi yang dapat menunjukan intgritas manajemen
b. Perselisihan dengan manajemen mengenai prinsip-prinsip akuntansi
c. Dan prosedur-prosedur audit, atau hal-hal signifikan sejenis lainnya.
d. Komunikasi kepada komite audit atau pihak lain yang memiliki
otoritas dan tanggung jawab yang ekuivalen dengan komite audit
berkenan dengan kecurangan, tindakan melanggar hokum klien, hal-
hal yang berkaitan dengan pengendaliaan intern, dan kualitas prinsip-
prinsip akuntansi.
e. Pemahaman auditor terdahulu mengenai alasan dari penggantiaan
auditor
Auditor terdahulu diharapkan untuk menjawab dengan tepat waktu
dan lengkap, dengan mengasumsikan klien memberi ijin.
6
dengan perusahaan yang memiliki masalah kesulitan keuangan atau
kelangsungan usaha (going concern).
7
Sebelum menerima suatu perikatan, auditor seharusnya
mengevaluasi apakah terdapat kondisi lain yang meningkatkan pertayaan
mengenai kemampuan audit atau auditabilitas calon klien. Kondisi-kondisi
tersebut dapat termasuk tidak adanya catatan akuntansi yang penting, atau
kalaupun ada kondisinya cukup buruk, tidak adanya jejak audit yang
cukup, atau manajemen menghindari tanggung jawabnya untuk
memelihara elemen pengendaliaan intrn yang memadai.
8
Tim audit (audit team) pada umumnya terdiri dari:
- Seorang patner, yang memiliki baik tanggung jawab keseluruhan
maupun tanggung jawab akhir untuk suatu periaktan.
- Satu atau lebih manajer, yang biasa nya memiliki keahlian signifikan
dalam industri dan yang mengkordinasikan serta mengawasi
pelaksanaan program audit.
- Satu atau lebih senior, yang mungkin memiliki tanggung jawab untuk
mercanaakan audit, melakukan bagian dari program audit, dan
mengawasi serta me-review pekerjaan asisten staf.
- Asintef staf, yang melakukan sebagai prosedur audit yang diperlukan.
9
- Pengacara untuk menilai kemungkinan hasil dari perkara hukuman
yang tertunda
- Konsultan lingkungan untuk menentukan dampak hokum dan
peraturan lingkungan
7. Mengevaluasi Independensi
Standar umum keuda dari GAAS menyatakan:
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi dalam sikap mental perlu dipertahankan oleh para auditor.
Independensi dalam perikatan audit diwajibkan oleh peraturan 101 dari
Kode Etik Prilaku Profesional AICPA dan merupakan salah satu dari
elemen pengendaliaan mutu. Lebih lanjut, jika calon klien diwajibkan
menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC, auditor
harus mematuhi persyaratan komisi berkenaan dengan independensi.
10
masalah yang berhubungan dengan memperoleh keahlian yabg diperlukan
untuk audit, atau masalah indepedensi.
Kondisi yang dapat menyebabkan kantor akuntan public menarik
diri dari suatu audit termasuk:
- Kekhawatiran mengenai intgritas manajemen atau penahanan bukti
yang tampak selama audit
- Klien menolak untuk membenarkan salah saji material dalam laporan
keuangan.
- Klien tidak mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperbaiki kecurangan atau tindakan melawan hokum yang
ditemukan selama audit.
C. Merencanakan Audit
Suatu tahap penting dari setiap perikatan audit adalah perencanaan.
Perencanaan menyajikan tujuan yang sama dalam audit seperti dalam
perencanaan pribadi untuk kuliah atau dalam perencanaan bisnis untuk
pengembangan produk baru seperti computer personal.
Perencanaan audit melibatkan pengembangan suatu strategi
menyuluruh untuk pelaksanaan dan penentuan linkup audit yang
dgriharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan suatu sikap
skeptisme professional mengenai hal-hal seperti integritas manajemen
kekeliruan dan ketidakberesan, serta tindakan melawan hokum.
1. Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Audit
11
Perencanaan audit melibatkan sejumlah langkah penting dalam
perencanaan audit yagn telah dibahas Bab 5. Memperoleh pengetahuan
tentang bisnis dan industry merupakan prosedur audit kritis yang
membentuk fondasi untuk banyak prosedur audit lainnya.
2. Manajemen Senior
Dalam merencanakan audit adalah penting bagi auditor untuk
memahami siapa manajemen dan pengalaman manajemen dalam industry.
Dalam konteks ini.Manajemen senior biasanya berarti pejabab entitas,
dewan direksi, dan lainya yang mengendalikan arah strategi perusahan.
12
Dalam beberapa hal, sebuah perusahaan mungkin akan dikelola oleh
pemiliknya dan tujuannya digerakan oleh tujuan pemilik.
3. Tujuan dan Sasaran Manajemen
Tujuan Manajemen mungkin berhubungan dengan memperoleh
pangsa pasar tanbahab atau memperoleh target pertumbuhan penjualan,
laba, arus kas, atau penilian pasar entitas. Tim audit juga harus mengenali
tujuan strategic manajemen (dan dewan direksi) untuk membantu
pengembangan harapan kinerja keuangan dan mengevaluasi kelayakan
bukti yang diperoleh dalam audit.
13
Dalam rangka menetukan profitabilitas suatu entitas dan arus kas
secara layak, adalah penting untuk memahami proses inti dan siklus
operasi yang dihasilkan. Proses inti adalah proses yang digunakan klien
untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan medistribusikan
produk atau jasanya. Proses inti sering kali terdapat secara spesifik pada
industry tertentu dan mungkin bahkan spesifik pada klien tertentu. Auditor
harus memahamai sruktur biaya entitas, termasuk apakah operasi
merupakan pada biaya tetep, atau apakah biaya operasi terutama terdiri
dari biaya variable yang bervariasi sesuai dengan volume aktivitas.
14
kontrak-kontrak penting yang
membuat auditor waspada
terhadap kondisi spesifik
3 Mengadakan Tinjauan Operasi Hasil samping yang penting
Klien dari peninjauan tersebut adlah
kesempatan untuk bertemu
dengan personel yang
menduduki posisi kunci di
dlam organisasi
15
c. Analisis rasio. Sejumlah rasio yang sering kali digukan oleh
manajemen atau anlisis keuangan dapat dihitung dan dibandingkan
dengan nilai yang diharapkan untk rasio tersebut.
2. Mengembangkan Epektasi
Dasar pemikiran Yang mendasari penggunaa prosedaur analitis
dalam audit adlah hubungan antar data dapat diharapkan untuk terus
berlanjut dalam ketidakberadaan kondisi yang diketahui untuk sebaliknya.
Dasar pemikiran ini digunkan dalam mengembangkan espektasi dari
berbagai sumber.Sumber-sumber ini termasuk data historis dan data
internal yang berioritas pada masa mendatang dan data eksternal.
a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat
dibandingkan memberikan pertmbangan bagi perbahan yang di
ketahui. Menurut pendekatan ini, dengan tidak adanya kondisi yang
diketahui, secara sederhana diasumsikan bahwa suatu saldo akun
periode berjalan, perentase ukuran umum, rasio, atau hubungan antara
data keuangan dan non keuangan.
b. Hasi yang diantisipasi berdasarkan anggaran formal dan peramalan.
Pendekatan ini termasuk penggunaan anggaran yang disiapkan klien,
dan permalan untuk periode berjalan baik peramalan yang disiapkan
oleh auditor.
c. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangan dalam suatu
periode. Hal ini termasuk dalam satu akun diharapkan agar
memepngaruhi akun lainnya.
d. Data industry. Persentase ukuran umum, rasio, dan data tren
perusahaan dalam suatu industry tersedia untuk tujuan perbandingan.
3. Melaksankan Penghitungan/Perbandingan
Langkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan
dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan jumlah saat
ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dan lain
sebagainya.
16
4. Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan Signifikan
Analisis atas perhitungan dan pembandingan harus membuat
auditor lebih memahami bisnis klien. Sebagai contoh, analisis, mengenai
data rasio yang dapat menyediakan penilaian berkelanjutan atas
solvabilitas, efesiensi, dan profatabilitas realtif terhap tahun lalu dan
terhadap perusahaan lain dalam industri yang sama.
17
Aktiva Perputaran Aktiva X adalah suatu pengukuran
Marjin Laba profitabilitas dalam
hubungannya dengan
struktur perusahaan.
Levereg Laba Biasa Laba Berih- Deviden Mengukur dampak
Prefereb keputusan pembiayaan atas
Laba Bersih+ laba. Rasio ini
(Bunga*(1-tarif pajak membandingkan laba bersih
terhadap pemegang saham
biasa.
Levereg Struktur Total Aktiva Mengukur dampak dari
Modal Ekuitas Saham Biasa pemiayaan terhadap neraca
Pengambilan Atas Mengukur tingkat
Ekuitas Saham Pengembalian atas pengembalian setelah semua
Biasa Aktiva x Levereg Laba biaya pembiayaan
Bersih x Levereg dibandingkan dengan
Struktur Modal ekuitas pemegang saham
umum
SIKLUS Memperkirakan jumlah hari
OPERASI Pitang Usaha, Bersih x yang diperlukan untuk
Perputaran Piutang 365 menagih piutang usaha.
Usah (hari) Penjualan
Perputaran Persediaan x 365 Memperkirakan jumlah hari
Persediaan (hari) Harga Pokok Penjualan dimana perusahaan
menyimapan persedian,
mulai saat dibeli hingga
dijual.
Siklus Operasi Perputaran piutang + Memperkirakan jumlah hari
Kotor Perputaran Persediaan di mana perusahaan
menyimpan persediaan,
munjualnya dan menagih
piutangnya.
18
Perputaran Hutang Pembeliaan Memperkirakan jumlah hari
Usaha x 365 yang diperlukan oleh suatu
Harga Pokok Penjualan peruashaan untuk membayar
hutangnya.
Siklus Operasi Siklus Operasi Kotor – Siklus operasi bersih
Bersih Perputaran Hutang mengakui bahwa suatu
Usaha perusahaan mengkin
menggunakan pebiayaan
kreditor untuk mendanai
pembelian persediaan.
LIKUIDITAS Memperkirakan kemampuan
DAN perusahaan untuk
SOLVABILITAS Arus Kas dari Operasi menutupihutang saat ini
Kemampuan Arus Bagian Lancar yang jatuh tempo dan
Kas dari Operasi Hutang + Deviden dividen dengan arus kas
untuk Menutupi operasi.
Hutang Lancar dan
Deviden
Arus Kas Bebas Arus Kas dari Operasi Mengukur arus kas yang
– tersisa setelah menutupi arus
Pengeluaran Modal kas keluar dari operasi dan
pengeluaran modal.
Rasio Lancar Aktiva Lancar Mengukur tingkat dimana
Kewajiban Lancar kewajiban lancar ditutupi
oleh aktiva lancar.
Rasio Cepat Aktiva Moneter Lancar Memperkirakan
Kewajiban Moneter perlindungan yang
Lancar disediakan terhadap kreditor
jangka pendek dengan kas
atas aktiva yang mendekati
kas.
Hutang terhadap Total Kewajiban Mengukur sejauh mana
19
Ekuitas Ekuitas Pemegang suatu perusahaan
Saham menggunakan kapasitas
pembiayaan hutang-nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perikatan adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu
ikatan perajnjian.Dalam perikatan audit, klien yang memerlukan jasa auditing
mengadakan suatu ikatan perjanjian dengan auditor. Dalam ikatan perjanjian
menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan
auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan audit tersebut.
20