Perikatan (engagement) adalah kesepakatan dua pihak untuk mengadakan suatu ikatan perjanjian. Dalam perikatan tersebut klien menyerahkan pekerjaan audit atas laporan keuangan kepada auditor dan auditor sanggup untuk melaksanakan pekerjaan tersebut berdasarkan kompetensi profesionalnya. Ada enam langkah yang perlu ditempuh oleh auditor di dalam mempertimbangkan penerimaan perikatan dari calon kliennya.
1. 2.
3.
4.
5.
6.
Tahap-tahap penerimaan perikatan audit
Mengevaluasi integritas manajemen Mengidentifikasi keadaan khusus dan risiko luar biasa Menentukan kompetensi untuk melaksanakan audit Menilai independensi Menentukan kemampuan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan kecermatan dan keseksamaan Membuat surat perikatan audit
Mengevaluasi Integritas Manajemen
Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen, tanggung jawab auditor adalah sebatas opini yang diberikan. Oleh sebab itu auditor berkepentingan untuk mengevaluasi integritas manajemen, agar auditor mendapatkan keyakinan bahwa manajemen perusahaan klien dapat dipercaya, sehingga laporan keuangan yang diaudit bebas dari salah saji material.
1.
2. 3.
Berbagai cara ditempuh untuk mengetahui
integritas manajemen. Melakukan komunikasi dengan auditor terdahulu Meminta keterangan kepada pihak ketiga Melakukan review terhadap pengalaman auditor dimasa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan.
SA Seksi 315 Komunikasi antara Auditor
Terdahulu dengan Auditor Pengganti. Auditor terdahulu adalah auditor yang telah mengundurkan diri atau diberhentikan oleh klien bahwa tugasnya telah berakhir dan tidak diperpanjang dengan perikatan baru. Auditor pengganti adalah auditor yang telah menerima suatu perikatan atau auditor yang telah diundang untuk mengajukan proposal perikatan audit.
a.
b.
c.
Hal-hal yang perlu komunikasi auditor
pendahulu dengan auditor pengganti: Meminta keterangan tentang masalah yang spesifik Menjelaskan kepada calon klien tentang perlunya auditor pengganti berkomunikasi dengan auditor pendahulu. Mempertimbangkan keterbatasan jawaban yang di berikan oleh auditor pendahulu.
a) b) c)
Meminta keterangan kepada pihak ketiga,
seperti: Penasehat hukum Pejabat bank Pihak lain dalam masyarakat keuangan dan bisnis (Kadin, Gapensi, dll)
a.
b.
Melakukan review terhadap pengalaman
auditor dimasa lalu dalam berhubungan dengan klien yang bersangkutan, misalnya; Kekeliruan atau kecurangan dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh klien yang ditemukan dalam audit atas laporan keuangan tahun lalu. Maka kebenaran jawaban yang diberikan oleh klien perlu dipertimbangkan.
Identifikasi Kondisi Khusus dan Risiko Luar
Biasa Berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan oleh auditor tentang kondisi tersebut yang mungkin berdampak terhadap penerimaan perikatan audit: 1. Mengidentifikasi pemakai laporan audit 2. Mendapatkan informasi tentang stabilitas keuangan dan legal calon klien di masa depan 3. Mengevaluasi kemungkinan dapat atau
Penentuan Kompetensi Auditor untuk
Melaksanakan Audit Standar umum yang pertama berbunyi: Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. Oleh karena itu, sebelum auditor menerima suatu perikatan audit, ia harus mempertimbangkan apakah ia dan anggota tim auditnya memiliki kompetensi memadai untuk menyelesaikan perikatan tersebut, sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI.
Mengidentifikasi Tim Audit
Tim audit terdiri dari: 1. Seorang partner yang akan bertanggung jawab terhadap penyelesaian keseluruhan perikatan audit 2. Satu atau lebih manajer, yang akan mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan program audit 3. Staf asisten, yang melaksanakan berbagai prosedur audit yang diperlukan dalam pelaksanaan program audit.
1.
2.
3.
4.
Mempertimbangkan kebutuhan konsultan dan
penggunaan spesialis: Penilaian (misalnya, karya seni, obat-obatan khusus, dan restricted securities) Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan dengan kuantitas yang tersedia atau kondisi (misalnya, cadangan mineral atau tumpukan bahan baku yang ada digudang) Penentuan nilai yang diperoleh dengan menggunakan teknik atau metode khusus (misalnya beberapa perhitungan akturial) Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau persetujuan (misalnya, pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum lainnya, atau hak atas properti).