Anda di halaman 1dari 26

BUKTI AUDIT

SERTA
PROSEDUR DAN DOKUMENTASI AUDIT
PENYUSUN :

AHMAD FAHMI ROSYID (097)


ZIANA YUSTIKA FITRI (098)
MOH. SYARIFUDIN (107)
FITRI NUR ANGGRAENI (120)
BUKTI AUDIT

1. Kesesuaian dan Kecukupan Bukti


2. Jenis Bukti Audit
Kesesuaian dan Kecukupan Bukti

Kecukupan bukti audit lebih berkaitan dengan kuantitas bukti


audit

Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti


audit terdiri dari:
Kompeten
Ukuran
si Bukti
dan
Karakterist
Faktor- ik Populasi
faktor
Resiko Ekonomi
audit
Materialita
s
Materialita
s

 Auditor harus membuat pendapat pendahuluan atas tingkat


materialitas laporan keuangan
 Ada hubungan terbalik antara tingkat materialitas dan kuantitas
bukti audit yang diperlukan
 Semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas
bukti yang diperlukan
 Tingkat materialitas yang ditentukan rendah berarti torelable
missunderstatement rendah
Resiko
audit

 Hubungan antara risiko audit dengan jumlah bukti yang


diperlukan untuk mendukung pendapat auditor atas laporan
keuangan.
 Rendahnya risiko audit berarti tingginya tingkat kepastian yang
diyakini auditor mengenai ketepatan pendapatnya.
 Tingginya tingkat kepastian tersebut menuntut auditor untuk
menghimpun bukti yang lebih banyak.
Faktor-
faktor
Ekonomi

 Auditor memilih keterbatasan sumber daya yang digunakan


untuk memperoleh bukti yang digunakan sebagai dasar yang
memadai untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan
keuangan.
 Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya dalam
menghimpun bukti.
Ukuran
dan
Karakteris
tik
Populasi
 Auditor tidak mungkin menghimpun dan mengevaluasi seluruh
bukti yang ada untuk mendukung pendapatnya, karena hal
tersebut sangat tidak efisien.
 Pengumpulan bukti audit pemeriksaan terhadap bukti audit
dilakukan atas dasar sampling.
 Ada hubungan searah antara besarnya populasi dengan besar
sampling yang harus diambil dari populasi tersebut.
 Semakin besar populasinya, semakin besar jumlah sampel bukti
audit yang harus diambil dari populasinya.
Kompeten
si Bukti

 Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas


bentuknya, harus sah dan relevan.
 Keabsahan sangat tergantung atas keadaan yang berkaitan
dengan pemerolehan bukti tersebut.
 Kompetensi bukti yang berupa informasi penguat tergantung
pada beberapa faktor, yaitu:
 Relevansi
 Sumber
 Ketepatan waktu
 Objektifitas
Jenis Bukti Audit

Struktur Pengendalian Intern


Struktur pengendalian intern dapat digunakan untuk mengecek ketelitian dan
dapat dipercayainya data akuntansi. Kuat dan lemahnya struktur pengendalian
intern merupakan indikator utama untuk menentukan jumlah bukti yang harus
dikumpulkan.

Bukti Fisik
Bukti fisik banyak dipakai dalam verifikasi saldo berwujud terutama kas dan
persediaan. Bukti ini banyak diperoleh dalam perhitungan aktiva berwujud.

Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi seperti jurnal dan buku besar, merupakan sumber data untuk
membuat laporan keuangan. Oleh karena itu, bukti catatan akuntansi merupakan
objek yang diperiksa dalam audit laporan keuangan.
Jenis Bukti Audit

Konfi rmasi
Konfirmasi merupakan proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi
langsung dari pihak ketiga sebagai jawaban atas permintaan informasi tentang
unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan.

Ada tiga jenis konfirmasi yaitu:


1. Konfirmasi positif, merupakan konfirmasi yang respondennya diminta untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap informasi yang ditanyakan
2. Blank confirmation, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
mengisikan saldo atau informasi lain sebagai jawaban atas suatu hal yang
ditanyakan
3. Konfirmasi negatif, merupakan konfirmasi yang respondenya diminta untuk
memberikan jawaban hanya jika ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap
informasi yang ditanyakan
Jenis Bukti Audit

Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter merupakan bukti yang penting dalam audit. Bukti dokumenter
antara lain meliputi notulen rapat, faktur penjualan, rekening koran bank, dan
bermacam-macam kontrak.

Menurut sumber dan tingkat kepercayaan bukti, bukti dokumenter dapat


dikelompokkan sebagai berikut:
1. Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar dan dikirim kepada auditor
secara langsung
2. Bukti dokumenter yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui
klien
3. Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan oleh klien
Jenis Bukti Audit

Bukti Surat Pernyataan Tertulis


Surat pernyataan tertulis merupakan pernyataan yang ditandatangani seorang
individu yang bertanggungjawab dan berpengetahuan mengenai rekening,
kondisi, atau kejadian tertentu.
Penghitungan Kembali sebagai
Bukti auditor
Bukti matematis diperoleh Matematis
melalui penghitungan kembali oleh auditor.
Penghitungan yang di auditor merupakan bukti audit yang bersifat kuantitatif dan
matematis.

Bukti Lisan
Auditor dalam melaksanakan tugasnya banyak berhubungan dengan manusia
sehingga ia mempunyai kesempatan untuk mengadakan pengajuan pertanyaan
lisan
Jenis Bukti Audit

Bukti Analitis dan Perbandingan


Bukti analitis mencakup penggunaan rasio dan perbandingan data klien dengan
anggaran atau standar prestasi, trend industri dan kondisi ekonomi umum. Bukti
analitis menghasilkan dasar untuk menentukan kewajaran suatu pos tertentu
dalam laporan keuangan

Penghitungan Kembali sebagai


Bukti
Dalam menilai bukti Matematis
audit, auditor harus mempertimbangkan apakah tujuan audit
tertentu telah tercapai. Auditor harus secara mendalam mencari bukti audit dan
tidak memihak (bias) dalam mengevaluasinya
PROSEDUR DAN DOKUMENTASI AUDIT

1. Jenis Prosedur Substantif


2. Program Audit Substantif
3. Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
Jenis Prosedur Substantif

Pengujian rinci
Pengujian Prosedur
atau
detail transaksi analitis
detail saldo
Pengujian
rinci atau Empat tahapan metodologi perancangan pengujian detail saldo :
detail saldo
1. Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun
2. Menetapkan risiko pengendalian
3. Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis
4. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit
secara memuaskan
Pengujian
detail Pengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukan :
transaksi
1. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien
2. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal
3. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan
buku pembantu
Prosedur
Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau ratio yang
analitis dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dibandingkan dengan harapan yang
dikembangkan oleh auditor

Prosedur analitik merupakan bagian penting dalam proses audit dan terdiri dari evaluasi
terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk akal
antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data
keuangan dengan data nonkeuangan

Prosedur analitik digunakan dengan tujuan sebagai berikut:


1. Membantu auditor dalam merencanakan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lainnya
2. Sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti tentang asersi tertentu yang
berhubungan dengan saldo akun atau jenis transaksi
3. Sebagai review menyeluruh informasi keuangan pada tahap review akhir audit
Program Audit Substantif
Program audit adalah dokumen yang memuat pernyataan tujuan
audit dan rencana langkah-langkah audit (biasanya dalam bentuk
kalimat perintah) untuk mencapai tujuan audit tersebut

Program audit dapat dikelompokkan menjadi:


a) Program audit untuk pengujian pengendalian, yaitu
program audit untuk menguji pengendalian intern (internal
control) yang dijalankan manajemen terkait dengan
informasi/kegiatan yang akan diaudit
b) Program audit untuk pengujian substantif (substative
test), yang secara sederhana program audit ini dapat
dijelaskan sebagai rencana kerja untuk menguji kesesuaian
informasi yang diuji dengan data pendukungnya
Program Audit Substantif
8 PROSEDUR UNTUK MELAKSANAKAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan terkait dengan kinerja
tugas mereka

Pengamatan atau observasi terhadap personel dalam melaksanakan


tugas

Menginspeksi dokumen dan catatan

Melakukan penghitungan kembali atau reperforming

Konfirmasi

Analisis

Tracing atau pengusutan

Vouching atau penelusuran


Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
FUNGSI DAN SIFAT KERTAS KERJA

Kertas kerja adalah catatan-catatan yang diselenggarakan oleh


auditor tentang prosedur audit yang ditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diperolehnya, dan simpulan yang
dibuatnya sehubungan dengan auditnya

Contoh kertas kerja : program audit, analisis, memorandum,


surat konfirmasi, representasi, ikhtisar dari dokumen-dokumen
perusahaan, dan daftar atau komentar yang dibuat atau diperoleh
auditor
kertas kerja dapat pula berupa data yang disimpan dalam pita magnetik, film, atau
media yang lain
Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
FUNGSI DAN SIFAT KERTAS KERJA

 Fungsi Utama Kertas Kerja

1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor,


termasuk representasi tentang pengamatan atas standar
pekerjaan lapangan, yang tersirat ditunjukkan dalam
laporan auditor dengan disebutkannya frasa “berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Indonesia”

2. Membantu auditor dalam pelaksanaan dan supervisi audit


Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
FUNGSI DAN SIFAT KERTAS KERJA

 Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor


mengenai kuantitas, bentuk, dan isi kerta kerja untuk
perikatan

1. Sifat perikatan auditor


2. Sifat laporan auditor
3. Sifat laporan keuangan, daftar, dan keterangan yang perlu
bagi auditor dalam pembuatan laporan
4. Sifat dan kondisi catatan klien
5. Tingkat risiko pengendalian taksiran
6. Kebutuhan dalam keadaan tertentu untuk mengadakan
supervisi dan review atas pekerjaan yang dilakukan para
asisten
Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
ISI KERTAS KERJA

1. Pekerjaan yang telah direncanakan dan disupervisi dengan


baik, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan lapangan
yang pertama
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern telah
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,
saat, dan lingkup pengujian yang telah dilakukan
3. Bukti audit yang telah diperoleh, prosedur audit yang telah
diterapkan, dan pengujian yang telah dilaksanakan,
memberikan bukti kompeten yang cukup sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan, yang menujukan diamatinya standar pekerjaan
lapangan ketiga
Dokumentasi Audit (Kertas Kerja Audit)
KEPEMILIKAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA

Kertas kerja adalah milik auditor, namun hak dan kepemilikan atas
kertas kerja masih tunduk pada pembatasan yang diatur dalam
Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang berkaitan dengan
hubungan yang bersifat rahasia dengan klien

Auditor harus menerapkan prosedur memadai untuk menjaga


keamanan kertas kerja dan harus menyimpannya dalam periode
yang dapat memenuhi kebutuhan praktiknya dan ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku mengenai penyimpan dokumen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai