Anda di halaman 1dari 15

PEMBUKUAN DALAM

PERPAJAKAN
Nama Kelompok 1 :
 Afrida Isnaini  Dianira Milla Astri
(A1C015002) (A1C015024)
 Aulia Febri Afiyani  Dina Mariana
(A1C015010) (A1C015025)
 Azmiatul Ustiani  Eliana Natarina
(A1C015011) (A1C015027)
 Bq Khalfia Nurtaqwima  Erna Supiani
(A1C015014) (A1C015030)
 Bq Oktaviana Vina Wardani  Hesti Marliani
(A1C015015) (A1C015041)
 Berry Ahmad  Hunaini Anita Rahmi
(A1C015020) (A1C015045)
PENGERTIAN PEMBUKUAN
( pasal 1 angka 26 UU KUP )

Proses pencatatan yang


dilakukan secara teratur

Mengumpulkan data dan informasi


keuangan yang meliputi HARTA,
UTANG, MODAL, PENDAPATAN,
BIAYA, DAN HARGHA PEROLEHAN
PENYERAHAN BARANG & JASA

Yang Ditutup dengan

Menyusun Laporan Keuangan berupa


Neraca & Laporan Laba Rugi untuk periode
Tahun Pajak
KEWAJIBAN MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN
pasal 28 UU 16 Tahun 2009 tentang KUP

(1) Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuan

(2) Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan


pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetapi wajib
melakukan pencatatan adalah WP orang pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang menurut ketentuan
perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan netto dengan menggunakan Norma Perhitungan
Penghasilan Netto dan WP orang pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
WP BADAN

PEMBUKUAN
WP ORANG PRIBADI YANG MELAKUKAN
USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS YG
PEREDARAN USAHA > Rp. 4,8 MILYAR

Pengecualian Wajib pajak yang dikecualikan dari


Pembukuan kewajiban menyelenggarakan pembukuan
adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
tidak wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Tujuan Pembukuan:
1. Untuk menghitung pajak yang terutang pada setiap
tahun pajak berakhir
2. Mempermudah WP dalam mengisi SPT
3. Mempermudah perhitungan besarnya Penghasilan
Kena Pajak
4. Mempermudah penghitungan besarnya Pajak
Keluaran, Pajak Masukan dan PPN yang harus
disetor
5. Untuk mengetahui posisi keuanagan dan hasil yang
diperoleh selama satu periode kegiatan usaha WP
Tempat penyimpanan buku/ catatan /
dokumen
Disimpan selama 10 tahun di indonesia dengan
ketentuan :
• WP orang pribadi, di tempat kegiatan atau tempat
tinggal
• WP badan, di tempat kedudukan
Perubahan tahun buku dan metode
pembukuan
Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas
dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas. Perubahan
tahun buku dan perubahan metode pembukuan harus
mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pajak
PENYELENGGARAAN PEMBUKUAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA
ASING DAN SATUAN MATA UANG SELAIN RUPIAH

Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah


dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak dengan persetujuan
Menteri Keuangan dalam rangka:
1. Dalam Rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan Peraturan
Perundangan
2. Dalam rangka kontrak karya yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan
Pemerintah Republik Indonesia, selain pertambangan, minyak dan gas bumi
3. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerjasama yang beroperasi berdasarkan
ketentuan Perundangan Pertambangan, Minyak dan Gas Bumi
4. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) terkait.
5. Wajib Pajak yang mendaftarkan sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
Bursa Efek Luar Negeri
6. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksa dana dalam denominasi
satuan mata uang dolar
7. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri
 
Kerahasiaan Pembukuan
• Pembukuan yang diselenggarakan oleh wajib pajak
bersifat rahasia. Pada saat dilakukan pemeriksaan
oleh pihak pemeriksa pajak, maka kerahasiaan/
kewajiban untuk merahasiakan pembukuan itu
ditiadakan/ gugur.
KERAHASIAAN PEMBUKUAN DAN
SANKSI
PASAL 39 UNDANG – UNDANG KETENTUAN
UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN, SETIAP
ORANG DENGAN SENGAJA ;
1. MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN, PENCATATAN, ATAU
DOKUMEN LAIN YANG PALSU ATAU DIPALSUKAN
SEOLAH-OLAH BENAR ATAU TIDAK MENGGAMBARKAN
KEADAAN YANG SEBENARNYA
2. TIDAK MENYELENGGARAKAN PEMBUKUAN ATAU
PENCATATAN DI INDONESIA, TIDAK MEMPERLIHATKAN
ATAU TIDAK MEMINJAMKAN BUKU, CATATAN, ATAU
DOKUMEN LAIN
Sanksi Perpajakan Yang Terkait Dengan Pemb ukuan

Sanksi Administratif
– Tidak menyelenggarakan pembukuan/pencatatan sebagaimana pasal 28 KUP,
maka pajak terutang ditetapkan dengan SKPKB secara jabatan ditambah
kenaikan 50 % untuk PPh pasal 29 dan 100 % untuk PPh pasal 21, 23, 26
– Tidak memperlihatkan buku/dokumen, tidak memberi keterangan tidak
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan sebagaimana pasal 29 KUP,
maka maka pajak terutang ditetapkan dengan SKPKB secara jabatan ditambah
kenaikan 50 % untuk PPh pasal 29 dan 100 % untuk PPh pasal 21, 23, 26
Sanksi Pidana
• WP yang dengan sengaja memperlihatkan pembukuan/ pencatatan palsu atau
dipalsukan dan atau tidak memperlihatkan atau meminjamkan
pembukuan/pencatatan/ dokumen duipidana penjara selama-lamanya 6 tahun dam
atau denda setinggi-tingginya 4 kali jumlah pajak terutang.
Persyaratan/Ketentuan Pembukuan
a) Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
b) Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
c) Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
kas.
d) Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah
dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
e) Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku, harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
f) Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang.
g) Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta
dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Dasar Hukum Pembukuan
• Undang-undang no 6 tahun 1983
• Keputusan mentri keuangan Nomor 609/KMK.04/1994
• Keputusan mentri keuangan Nomor 629/KMK.04/1997
• Keputusan mentri keuangan Nomor 533/KMk.04/2000
• Surat Edaran diriktur jendral pajak Nomor SE -11/P
J.3/1996
• Surat Edaran diriktur jendral pajak Nomor SE
-01/PJ.31/1996
• Surat Edaran diriktur jendral pajak Nomor SE
-45/PJ.42/1999
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai