Anda di halaman 1dari 18

PERPAJAKAN

02 Ketentuan Umum & Tatacara


Perpajakan (KUP)
FAKULTAS
EKONOMI &
BISNIS
MANAJEMEN S1
Bayu Safandi, SP. MM

Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi


DEFINISI
Pajak
Kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi / badan yang
bersifat memaksa berdasarkan UU, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung & digunakan untuk keperluan negara dan kemakmuran rakyat.

Wajib pajak
Orang pribadi/badan, meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut
pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan

Badan
Sekumpulan orang/modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan/tidak
melakukan usaha, meliputi PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan
nama/bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, ormas, organisasi sosial politik, atau lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap
(BUT).
DEFINISI
Pengusaha
Orang pribadi / badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya menghasilkan, mengimpor, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean,
melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

Pengusaha Kena Pajak (PKP)


Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang- Undang Pajak
Pertambahan Nilai Tahun 1984 dan perubahannya.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)


Nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
DEFINISI
Masa Pajak
Angka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung, menyetor,
dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu jangka waktu tertentu
sebagaimana ditentukan dalam UU. Masa Pajak sama dengan 1 (satu) bulan
kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan
(PMK) paling lama 3 (tiga) bulan kalender.

Tahun Pajak
jangka waktu 1 (satu) tahun kalender, kecuali bila Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender.

Pajak yang terutang


pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun
Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
DEFINISI
Surat Pemberitahuan (SP)
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau
pembayaran pajak, Objek Pajak dan/atau bukan Objek Pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)


Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

Surat Setoran Pajak (SSP)


bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
1. Mendaftarkan diri pada kantor DIRJEN Pajak yang wilayah kerjanya
meliput tempat tinggal / tempat kedudukan WP dan kepadanya
diberikan NPWP, apabila telah memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif.

2. Melaporkan usahanya pada kantor DIRJEN Pajak yang wilayah


kerjanya meliputi tempat tinggal / tempat kedudukan Pengusaha dan
tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha
Kena Pajak (PKP).

3. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas,


dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang rupiah, serta menandatangani dan
menyampaikannya ke kantor DIRJEN tempat WP terdafiar atau
dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DIRJEN Pajak.
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007

4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SP) dalam bahasa Indonesia


dengan menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang dizinkan,
yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.

5. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan


menggunakan Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.

6. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan
pada adanya surat ketetapan Pajak
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
7. Menyelenggarakan Pembukuan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak
badan, dan melakukan pencatatan bagi Wajib Pajak orang pribadi
yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

8. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan,


dokumen yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang
berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha,
pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak.

9. Memberikan Kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang


dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau

10. Memberikan Keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa.


HAK WAJIB PAJAK
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
1. Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 (satu) Surat Pemberitahuan
Masa.

2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi Wajib Pajak dengan


kriteria tertentu.

3. Memperpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan


Tahunan Pajak Penghasilan untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain
kepada Direktur Jenderal Pajak.

4. Membetulkan Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan


menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal
Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

5. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.


HAK WAJIB PAJAK
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
6. Mengajukan keberatan kepada DJP atas suatu:
a) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar / Kurang Bayar Tambahan;
b) Surat Ketetapan Pajak Nihil / Lebih Bayar; atau
c) pemotongan / pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

7. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas


Surat Keputusan Keberatan.

8. Menunjuk kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak


dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

9. Memperoleh pengurangan / penghapusan sanksi administrasi


berupa bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran
NPWP
merupakan suatu sarana dalam administrasi perpajakan
yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak & hanya diberikan satu NPWP
NPWP terdiri atas 15 digit, meliputi 9 digit pertama merupakan Kode
Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya merupakan Kode Administrasi
Perpajakan.

Pendaftaran NPWP dan PKP Melalui Elektronik


http://www.pajak.go.id
PEMBAYARAN PAJAK
1. Membayar sendiri pajak yang terutang
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri (PPh Pasal 24).
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual / yang ditunjuk pemerintah
(misalnya, bendaharawan pemerintah).
5. Pembayaran pajak-pajak lainnya.

TEMPAT DAN SARANA PEMBAYARAN PAJAK


1. Layanan pada loket/teller, dan/atau
2. Layanan dengan menggunakan sistem elektronik lainnya pada Bank
Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata
Uang Asing.
SURAT SETORAN PAJAK (SSP)
Pembayaran dan penyetoran pajak dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang
disamakan dengan SSP.
Formulir SSP dibuat dalam rangkap 4 (empat) dengan peruntukan:
a) Lembar ke-1: untuk arsip Wajib Pajak
b) Lembar ke-2: untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
c) Lembar ke-3: untuk dilaporkan oleh WP ke Kantor Pelayanan Pajak.
d) Lembar ke-4: untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran.
e) Lembar ke-5: untuk arsip pemungut (jika diperlukan).

SISTEM PEMBAYARAN PAJAK DILAKUKAN SECARA


ELEKTRONIK (BILLING SYSTEM).
• Membuat kode billing dan selanjutnya membayar kode billing.
• Cara membuat kode billing dapat dilakukan melalui Internet (sse.pajak.go.id
atau djponline.pajak go.id); billing DJP di KPP; sms ID Billing; internet banking;
Teller.
• Isian dalam pembuatan kode billing pada dasarnya sama dengan mengisi item-
item yang ada di SSP manual. Setelah memasukkan isian, kemudian akan
diterbitkan ID Biling yang selanjutnya digunakan untuk membayar.
Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP)
Besaran tarif PTKP orang pribadi terbaru :

➢ Bagi wajib pajak orang pribadi sebesar Rp 54.000.000


➢ Bagi wajib pajak yang kawin memperoleh tambahan sebesar Rp 4.500.000
➢ PTKP bagi istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami,
sebesar Rp 54.000.000
➢ Bila ada tambahan, maksimal 3 orang untuk tanggungan keluarga sedarah dalam
satu garis keturunan, semenda, atau anak angkat, sebesar Rp 4.500.000

Suami dan Istri


Laki-laki/Perempuan Lajang Laki-laki Kawin
Digabung

TK/0 Rp54.000.000 K/0 Rp58.500.000 K/I/0 Rp112.500.000

TK/1 Rp58.500.000 K/1 Rp63.000.000 K/I/1 Rp117.000.000

TK/2 Rp63.000.000 K/2 Rp67.500.000 K/I/2 Rp121.500.000

TK/3 Rp67.500.000 K/3 Rp72.000.000 K/I/3 Rp126.000.000


DAFTAR PUSTAKA

Siti Resmi, 2019. PERPAJAKAN Teori dan Kasus, Edisi 11, Buku 1 . Penerbit
Salemba Empat.

Teguh Hadi Wardoyo, Amin Subiyakto, dan Sapto Windi Argo (2014). Pajak
Terapan Brevet A&B, Taxsys.

Undang-undang Pajak Lengkap, 2011. Undang-undang Pajak Lengkap dan


aturan pelaksanaannya, Mitra Wacana Media.

Waluyo 2017, Perpajakan Indonesia Buku satu, Salemba Empat

Waluyo 2016, Akuntansi Pajak, Salemba Empat


LATIHAN SOAL PPh 21

Alya adalah karyawati pada perusahaan PT. ABC dengan status


menikah dan mempunyai 3 anak. Suami Alya merupakan pegawai
di perusahaan PT BCD. Alya menerima gaji Rp 7.000.000 per bulan.
PT. ABC mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan.
Perusahaan membayarkan iuran pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan
sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni senilai Rp 70.000 per bulan.
Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua
(JHT) karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan
Alya membayar iuran (JHT) setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JK)
dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing sebesar
0,24% dan 0,3% dari gaji. Pada bulan Mei 2022, di samping
menerima pembayaran gaji, Alya juga menerima uang lembur
(overtime) senilai Rp 2.000.000.
Penyelesaian

Gaji Pokok 7.000.000


- Tunjangan Lainnya (Lembur) 2.000.000
- JKK 0,24% 16.800
- JK 0,3% 21.000
- Jaminan Pensiun (JP), 1% dari gaji pokok 70.000
Penghasilan Bruto 9.107.800
Pengurangan:
- Biaya jabatan 5% x 9.037.800 = (451.890)
- Iuran Jaminan Hari Tua (JHT), 2% dari gaji pokok = (140.000)
= (591.890)
Penghasilan neto (bersih) sebulan 8.515.910
Penghasilan neto setahun 12 x 8.515.910 = 102.190.920
- PTKP = (54.000.000)

Penghasilan Kena Pajak Setahun = 48.190.920


PPh Terutang 5% x 48.190.920 = 2.409.546
PPh Pasal 21 Bulan Mei = 2.409.546/12 = 200.795

Ilustrasi di atas berlaku bagi wajib pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). Sementara, bagi wajib pajak yang tidak memiliki NPWP, akan dikalikan
120%, sehingga PPh Pasal 21 Bulan Mei menjadi Rp 200.795 x 120% = Rp 240.954

Anda mungkin juga menyukai