PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam Self assessment system, WP diberi kepercayaan serta
tanggung jawab secara langsung dan mandiri untuk menghitung,
menyetor, serta melapor sendiri besarnya pajak terutang. Artinya,
kesadaran wajib pajak merupakan hal penentu dalam jumlah pajak
yang diterima oleh negara. Dengan self assessment system, wajib
pajak diharapkan tidak hanya patuh terhadap kewajiban membayar
pajak, tapi harus dibekali dengan pengetahuan yang memadai
mengenai ketentuan, kebijakan, hukum, serta prosedur perpajakan
yang sesuai dengan Undang-undang yang berlaku. Kesadaran dan
pengetahuan tersebut harus dilandasi oleh kesadaran, kejujuran, dan
kedisiplinan yang memadai, maka kepercayaan yang diberikan
kepada WP tidak disalahgunakan.
Salah satu kasus yang banyak ditemukan adalah kurangnya
kesadaran para pengusaha wajib pajak untuk mendaftarkan dirinya
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Hal ini tentu
tidak sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang
telah diatur dalam undang-undang Akibatnya rentetatan pelanggaran
dibidang perpajakan kian terbuka lebar bagi mereka.
Melihat persolan di atas, penulis tertarik untuk mengangkatnya
dalam sebuah analisis masalah guna penyusunan makalah dengan
mengambil salah satu artikel terkait kasus pelanggaran KUP yang
1
pada
rumusan
masalah,
maka
penulisan
ini
bertujuan:
1. Mengetahui tindakan yang dilakukan PT. AKP supplier PT. Semen
Padang yang dinilai telah melanggar KUP dalam bidang
perpajakan.
2. Mengetahui sanksi yang dijerat terhadap pelanggaran tindak
pidana pajak yang dilakukan oleh PT. AKP supplier PT. Semen
Padang.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
A. Pengertian Ketentuan Umum Perpajakan
Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (KUP) adalah
ketentuan yang hanya berisikan hukum pajak formal, yang sematamata memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara pelaksanaan
pemungutan pajak oleh negara. Tata cara yang diatur dalam undangundang No.28 Tahun 2007 tentang KUP merupakan ketentuan umum
yang berlaku bagi semua jenis pajak. Pemungutan pajak akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tersebut kecuali undangundang pajak yang lain secara khusus menentukan sendiri tata cara
pelaksanaan pemungutannya.
Pengertian dasar yang terdapat dalam Ketentuan Umum
Perapajakan (KUP) adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
3
mempunyai
hak dan
kewajiban
perpajakan sesuai
dengan
firma,
kongsi,
koperasi,
dana
pensiun,
persekutuan,
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan perpajakan;
6. Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk
suatu Masa Pajak;
7. Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk
suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak;
8. Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau
telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan;
9. Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang
Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat
Ketetapan Pajak Lebih Bayar;
10. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya
sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar;
internet
(www.pajak.go.id)
di
situs
pada
Direktorat
aplikasi
Jenderal
Pajak
e-Registration
(ereg.pajak.go.id).
2) Kewajiban mendaftarkan diri berlaku pula terhadap wanita kawin
yang ingin dikenakan pajak secara terpisah dengan suaminya;
3) Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu yang mempunyai
tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib
mendaftarkan diri ke KPP yang wilayahnya kerjanya meliputi
tempat tinggalnya, juga diwajibkan mendaftarkan diri ke KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usah dilakukan;
4) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usahanya atau
pekerjaan bebas, bila sampai dengan suatu bulan memperoleh
penghasilan yang jumlahnya telah melebihi Penghasilan Tidak
10
tentang
peredaran
atau
penerimaan
bruto
dan/atau
brutonya
dalam
satu
tahun
kurang
dari
rupiah),
dapat
menghitung
penghasilan
neto
dengan
tindak
pidana
di
bidang
perpajakan
adalah
sehubungan
dengan
tindak
pidana
di
bidang
perpajakan;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta
melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;
g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan
ruangan
atau
tempat
pada
saat
pemeriksaan
sedang
1.
2.
b)
c)
d)
e)
15
f)
g)
h)
i)
mengajukan
permohonan
restitusi
atau
melakukan
dan/atau
kompensasi
atau
pengkreditan
yang
dilakukan.
dan/atau
menggunakan
faktur
pajak,
bukti
2.2
Analisis Masalah
(PPN) sejak 2007 sampai 2010, dan sengaja tidak mendaftarkan diri
dan tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
18
Pengusaha Kena Pajak (PKP) namun PT. AKP supplier PT. Semen
Padang menerbitkan faktur pajak, tapi tidak menyetor ke kas Negara.
Pelanggaran tersebut tentu sangat bertentangan dengan KUP
tentang pelaporan usaha untuk pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
dimana pengusaha yang dikenakan PPN, wajib melaporkan usahanya
pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk
dikukuhkan menjadi PKP. Hal ini tidak dilakukan oleh PT. AKP supplier
PT. Semen.
Hal ini menyebabkan diterbitkan SPT kepada PT. AKP supplier
PT. Semen Padang dan dilanjutkan pada penyelidikan tindak pidana
pelanggaran
KUP
yang
akhirnya
dibawa
kepengadilan
dan
atau
menggunakan
tanpa
hak
NPWP atau
20
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
penggelapan
3.2 Saran
a. Dengan penerapan Self assessment system, WP hendaknya
memiliki kesadaran untuk segera melaksanakan kewajibannya
sebagai objek pajak yaitu membayar pajak tepat waktu karena
21
22
DAFTAR PUSTAKA
-------------, Dua Pengemplang Pajak Rugikan Negara Rp. 1.03 M.
[Internet]
22
April
2013,
Available
from:
http://economy.okezone.com, diakses, 12 Mei 2013.
23
24