Anda di halaman 1dari 6

SOAL-SOAL MATERI PEMBUKUAN DAN PENCATATAN PAJAK

Disusun oleh :
Kelompok 2
Monica Ratu Leo (01031381823168)
Hilda Try Salsabilla (01031381823127)
Thessalonica Octaviani (01031381823141)

DOSEN PENGAMPU :

HJ. ERMADIANI, SE, MM, AK


MEITA RAHMAWATI, SE, M.ACC, AK
ANTON INDRA BUDIMAN, SE, MSI, AK
NILAM KESUMA, SE, M.SI, AK

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
A. SOAL PILIHAN GANDA
1. Pengertian Pembukuan yaitu proses pencatatan secara teratur tentang?
a. Modal
b. Keadaan Harta
c. Penghasilan dan Biaya
d. Jenis Usaha/penjualan dan pembelian
2. Mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan
(pembukuan) yaitu ?
a. Mata uang pelaporan
b. Mata uang penilaian.
c. Mata uang fungsional
d. Mata uang asing.
3. Kewajiban bagi WP memperlihatkan dan meminjamkan pembukuan atau
pencatatan dan dokumen sebagaimana diatur dalam ?
a. Undang-Undang No. 15 tahun 2008
b. Undang-Undang No. 27 tahun 2010
c. Pasal 29 ayat 30 huruf a Undang-Undang KUP
d. Pasal 30 ayat 29 huruf a Undang-Undang KUP
4. Pengecualian penyelenggaraan pembukuan bagi WP Orang Pribadi
tetapitetap menyelenggarkan pencatatan. Hal tersebut diatur dalam?
a. Pasal 27 ayat (1) Undang-undang KUP
b. Pasal 28 ayat (2) Undang-undang KUP
c. Pasal 29 ayat (1) Undang-undang KUP.
d. Pasal 30 ayat (2) Undang-undang KUP.
5. Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing
dan mata uang selain rupiah adalah, kecuali…
a. Wajib pajak dalam rangka penanaman modal asing
b. Wajib pajak dalam rangka pembentukan usaha di luar negeri
c. Wajib pajak dalam rangka kontrak karya
d. Badan usaha tetap
B. SOAL ESSAY
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembukuan dan pencatatan dalam perpajakan
2. Apa persamaan pembukuan dan pencatatan
3. Apa perbedaan pembukuan dan pencatatan
4. Sebutkan syarat penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan pajak
5. Jelaskan bagaimana melakukan pembukuan dalam bahasa dan mata uang asing.

JAWAB :

1. Jika mengacu pada UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan dengan perubahan berkali-kali hingga menghasilkan Undang-
Undang No. 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 29 adalah pembukuan merupakan proses
pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi
keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan, biaya, serta jumlah
perolehan dan penyerahan barang/jasa dalam periode pajak tersebut. Sedangkan
menurut Undang-undang yang sama pada pasal 28 ayat 9 mengatakan, Pencatatan
terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung
pajak terutang. Termasuk di dalamnya penghasilan bukan objek pajak atau dikenai
pajak.

2. Persamaan dari pembukuan dan pencatatan pajak adalah :

- Pertama, keduanya merupakan salah satu kegiatan akuntansi perpajakan


dimana wajib pajak wajib melakukan kedua aktivitas tersebut untuk
menghitung pajak terutang.

- Kedua, pembukuan dan pencatatan pajak berfungsi sebagai pedoman


pemenuhan kewajiban perpajakan seperti laporan SPT, perhitungan pajak
penghasilan pajak, PPN, dan PPnBM (barang mewah).
- Ketiga,penyelenggaraan pembukuan juga berfungsi untuk mengetahui posisi
keuangan dari hasil kegiatan usaha.

Pada dasarnya, pencatatan merupakan bagian dari pembukuan. Kegiatan


pembukuan juga harus mengacu pada pencatatan pajak. Keduanya tidak bisa
saling dipisahkan dalam perekaman kewajiban pajak.

3. Berdasarkan UU No. 6 tahun 1983 pasal 28 ayat 1 sebagaimana telah beberapa


kali mengalami perubahan terakhir dengan UU No 28 tahun 2007 (UU KUP) hal
mendasar yang membedakan antara kegiatan pencatatan dan pembukuan adalah
subyek pajak.

Bagi pengusaha atau wajib pajak pribadi atau perusahaan sebagai wajib pajak
badan wajib melakukan pembukuan dengan peredaran bruto dalam setahun
kurang dari Rp 4.800.000.000 (4,8 milyar rupiah).

Itu artinya wajib pajak pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha tidak
diwajibkan untuk melakukan pembukuan tapi tetap harus melakukan pencatatan
dengan norma perhitungan penghasilan neto dengan syarat memberitahukan ke
Direktur Jenderal Pajak (DJP) dalam jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun
pajak yang bersangkutan.

4. Adapun syarat-syarat dalam penyelenggaraan pembukuan pajak antara lain;

 Diselenggarakan dengan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan


usaha yang sebenarnya.
 Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab,
satuan mata uang rupiah disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh menteri keuangan.
 Pembukuan dengan bahasa asing dapat dilakukan setelah mendapatkan izin
dari kementerian keuangan.
 Diselenggarakan dengan prinsip taat asas stelsel keuangan atau stelsel kas.
 Komponen pembukuan sekurang-kurangnya mencatat mengenai harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.
Sedangkan syarat pencatatan meliputi,

 Diselenggarakan secara teratur dan beritikad baik sesuai keadaan sebenarnya


dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah dan
disusun dalam bahasa Indonesia.
 Pencatatan dalam satu tahun harus diselenggarakan secara kronologis.
 Pencatatan harus menggambarkan peredaran atau penerimaan bruto atau
jumlah penghasilan bruto yang diterima
 Penghasilan bukan objek pajak atau penghasilan yang pengenaannya pajak
bersifat final.
 Jika wajib pajak memiliki lebih dari satu jenis usaha, pencatatan harus
menggambarkan secara jelas masing-masing jenis usaha, atau jika berbeda
tempat harus menjelaskan lokasi tempat usaha Anda sejelas-jelasnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah segala bentuk catatan, dokumentasi
atau bukti sebagai dasar pembukuan dan pencatatan yang dikelola secara
elektronik atau online wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di
tempat kegiatan atau tinggal wajib pajak.

5. Apabila wajib pajak menyelenggarakan pembukuan dengan bahasa dan mata uang
asing atau secara umum adalah dollar Amerika Serikat, maka ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi yaitu.
 Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yaitu Wajib Pajak yang
beroperasi berdasarkan ketentuan Peraturan perundang-undangan Penanaman
Modal Asing
 Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi
berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan Perundang-undangan Pertambangan selain pertambangan
minyak dan gas bumi
 Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas
bumi;
Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan atau menurut Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang terkait
 Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun
seluruhnya di bursa efek luar negeri
 Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan Reksadana dalam
denominasi mata uang Dollar Amerikat Serikat dan telah memperoleh Surat
Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawasa Pasar
Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan pasar modal
 Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri,
yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan atau dikuasai
oleh perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai
hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a
dan b Undang- Undang Pajak Penghasilan.

C. SOAL KASUS

Anda mungkin juga menyukai