Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PERPAJAKAN I

PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

Disusun oleh :
Kelompok 9
Esti Rahmadini

C1C112072

Faisal Ridhani

C1C112054

Gita Mulia Amanda

C1C112217

Mutia Rahmah

C1C112227

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
jualah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PEMBUKUAN DAN
PENCATATAN makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan I.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kekurangan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi yang memerlukannya dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Banjarmasin , Juli 2014

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI ..3
BAB I PENDAHULUAN ...4
1.1 Latar Belakang Masalah ...4
1.2 Rumusan masalah .4
1.3 Tujuan ...4
BAB II PEMBAHASAN ... 5
2.1 Definisi Pembukuan Dan Pencatatan ..... 5
2.2 Syarat-Syarat Penyelenggaraan Pembukuan Dan Pencatatan. 5
2.3 Tujuan Penyelenggaraan Pembukuan/Pencatatan ... 6
2.4 Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata Uang Selain Rupiah . 7
2.5 Tempat Penyimpanan Buku/Catatan/Dokumen .. 8
2.6 Pembukuan Dan Pencatatan Untuk UKM.8
BAB III PENUTUP . 10
3.1 Kesimpulan 10
DAFTAR PUSTAKA .. 11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Usaha perdagangan merupakan bentuk usaha yang semaki banyak di minati oleh masyarakat
Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya perekonomian, maka semakin
banyak pulau usaha perdagangan barang dan jasa yang dapat di jumpai. Sebagai Negara yang
sebagian besar pengeluaran di biayai dari penerimaan pajak tentunya usaha perdagangan yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan di Indonesia tidak dapat menghindari dari kewajiban
perpajakan. Selahsatu upaya yang harus di lakukan oleh wajib pajak yang melakukan usaha
perdagangan untuk dapat memenuhi kewajiban perpajakan yang baik adalah dengan
menyelenggarakan pembukuan.
Pembukuan tersebut yang akan di pergunakan sebagai dasar perhitungan pajak terutang pada
suatu tahun pajak. Selain itu, informasi yang benar dan lengkap penghasilan wajib pajak sangat
penting untuk dapat mengenakan pajak yang adil dan wajar senilai dengan kemampuan
ekonomis wajib pajak. Untuk dapat menyajikan informasi yang dimaksud. Wajib pajak harus
melaksanakan pembukuan. Dimana dengan pembukuan tersebut wajib pajak dapat mengetahui
sendiri betapa besarnya pajak terutang, menyetor dan melapor pajak.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pembukuan dan pencatatan
2. Syarat-syarat penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan pajak
3. Tujuan dari proses pembukuan dan pencatatan

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perpajakan serta mampu
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anda tentang teori pembukuan dan pencatatan
termasuk untuk UKM.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Pembukuan dan Pencatatan
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi, harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang
ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap
Tahun Pajak Berakhir.
Wajib pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah :
1. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di
Indonesia
2. Wajib pajak badan di Indonesia
Pencatatan adalah pengumpulan data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau
penerimaan bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang
terutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang dikenai pajak yang
bersifat final.
Wajib pajak yang wajib melakukan pencatatan adalah :
1. Wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan Neto.
2. Wajib pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
2.2 Syarat-syarat Penyelenggaraan Pembukuan dan Pencatatan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembukuan:
1. Pembukuan atau pencatatan harus dilakukan dengan iktikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

2. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan


huruf Latin , angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam Bahasa Indonesia
atau dalam bahasa Asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3. Pembukuan diselenggarakan dengan taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas.
Perubahan terhadap metode dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari
Direktur Jenderal Pajak.
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya
pajak yang terutang.
5. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang Rupiah dapat
diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan.
Syarat-syarat penyelenggaraan pencatatan :
1. Pencatatan harus menggambarkan antara lain:
a. Peredaran atau penerimaan bruto dan atau jumlah penghasilan bruto yang diterima
dan atau diperoleh.
b. Penghasilan yang bukan objek pajak dan atau penghasilan yang pengenaan pajaknya
bersifat final.
2. Bagi WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan atau tempat usaha, pencatatan
harus menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan atau tempat
usaha yang bersangkutan
3. Selain kewajiban pajak untuk menyelenggarakan pencatatan, WP orang pribadi harus
menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.
2.3 Tujuan Penyelenggaraan Pembukuan/Pencatatan
Tujuannya adalah untuk mempermudah :
1. Pengisian SPT
2. Perhitungan dan Penghasilan Kena Pajak
3. Perhitungan PPN dan PPnBM
4. Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha/pekerjaan bebas.

2.4 Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan Mata Uang Selain Rupiah
Wajib pajak yang diperkenankan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa asing dan mata uang selain Rupiah yaitu bahasa Inggris dan satuan mata uang dollar
Amerika Serikat adalah :
1. Wajib pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yaitu wajib pajak yang beroperasi
berdasarkan ketentuan Peraturan perundang-undangan Penanaman Modal Asing.
2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi
berdasarkan kontrak dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Pertambangan selain pertambangan minyak dan gas
bumi.
3. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi.
4. Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5)
Undang-Undang Pajak Penghasilan atau menurut Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) yang terkait;
5. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di
bursa efek luar negeri.
6. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan Raksadana dalam denominasi mata
uang Dollar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif
Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal.
7. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk luar negeri, yaitu
perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan
induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 Ayat (4) huruf a dan b Undang-Undang Pajak Penghasilan.
2.5 Tempat Penyimpanan Buku/Catatan/Dokumen
Buku, catatan dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan
dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau secara program online wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu tempat

kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak
badan. Perubahan Tahun Buku Dan Metode Pembukuan Perubahan terhadap metode pembukuan
dan atau tahun buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.
2.6Pembukuan Dan Pencatatan Untuk UKM
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis
usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no.
99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil
dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.
Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar
Rupiah)
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak
dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha
Menengah atau Usaha Besar
5. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan
usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Penyelenggaraan pembukuan perusahaan menjadi faktor penting yang menunjang
pengembangan UKM kedepan. Logikanya jika para pelaku UKM tidak memiliki pembukuan
yang baik, maka mereka tidak akan mengetahui laba yang sesungguhnya dari usaha yang
mereka lakukan.
Bagi Wajib Pajak yang memiliki usaha, maka pencatatan yang dilakukan meliputi
peredaran atau laba bersih dan penghasilan lainnya. Sementara bagi yang menerima

penghasilan dari luar usaha dan pekerjaan bebas pencatatannya hanya mengenai penghasilan
kotor dan netto yang merupakan objek pajak penghasilan.
Ada dua cara untuk menghitung penghasilan kena pajak :
1. Menggunakan pembukuan
2. Menggunakan norma perhitungan
Untuk pembukuan adalah laporan keuangan yang dibuat dalam kaitannya dengan
operasional usaha. Sementara , norma adalah standar dasar jika tidak menggunakan
pembukuan. Namun tetap diwajibkan melakukan pencatatan pada setiap laba kotor usaha
yang dijalankan. Untuk menghitung berapa penghasilan yang dikenakan pajak, maka
terlebih dahulu harus diketahui :
a. Penghasilan tidak kena pajak, dan
b. Berapa besarnya tariff pajak

10

BAB III
PENUTUP
2.7 Kesimpulan
Setiap akhir tahun, ada kegiatan yang menarik untuk diperhatikan pada
perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan yang mempunyai kesadaran akan
pentingnya pembukuan dan pencatatan pajak. Sebab kegiatan pembukuan atau pencatatan
pajak berguna untuk kegiatan audit. Dengan diaudit oleh akuntan public, laporan
keuangan mereka menjadi terpecaya dan dipublikasikan bagi para investor, kreditur dan
pihak berkepentingan lainnya.
Penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan pajak memiliki syarat-syarat yang
harus di penuhi oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan memiliki tujuan bagi perusahaan yaitu
mempermudah :
1. Pengisian SPT
2. Perhitungan dan Penghasilan Kena Pajak
3. Perhitungan PPN dan PPnBM
4. Penyelenggaraan pembukuan juga untuk mengetahui posisi keuangan dan hasil
kegiatan usaha/pekerjaan bebas.

Penyelenggaraan pembukuan perusahaan menjadi faktor penting yang menunjang


pengembangan UKM kedepan. Logikanya jika para pelaku UKM tidak memiliki
pembukuan yang baik, maka mereka tidak akan mengetahui laba yang sesungguhnya dari
usaha yang mereka lakukan. Selain itu, informasi mengenai jumlah aset perusahaan dan
arus kas juga menjadi aspek yang tidak kalah pentingnya dalam mengatur perencanaan
bisnis perusahaan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Resmi, Siti.2013. Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta : Salemba Empat


Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat
http://pajak.go.id diakses pada hari Kamis , 3 Juli 2014 pada pukul 22.00
http://wikipedia.com diakses pada hari Kamis , 3 Juli 2014 pada pukul 22.00

Anda mungkin juga menyukai