Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi Pajak adalah suatu proses pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran


suatu transaksi keuangan kaitannya dengan kewajiban perpajakan dan diakhiri dengan
pembuatan laporan keuangan fiskal sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang
terkait sebagai dasar pembuatan surat pemberitahuan tahunan.
Penyusunan laporan keuangan ini diperlukan untuk mempermudah perusahaan dalam
melaporkan harta/kekayaan dan juga penghasilan serta biaya yang diperoleh perusahaan pada
periode tertentu. Dan perusahaan perlu beberapa jenis laporan laba/rugi untuk menghitung
besarnya pajak yang terhutang pada tahun pajak tertentu.
Pembukuan Vs Pencatatan berdasar Undang-Undang No.16 tahun 2009 Pasal 28 ayat :

(1) disebutkan bahwa Wajib Pajak orang pribadi melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan
pembukuan.
(2) disebutkan bahwa Wajib Pajak yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan
pembukuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan tetapi wajib melakukan
pencatatan adalah Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Berdasarkan ketentuan Wajib Pajak orang Pribadi maupun Wajib Pajak badan diwajibkan
melakukan pembukuan yang merupakan proses pencatatan semua transaksi disertai dengan
bukti-bukti yang akurat dan diakhiri dengan pembuatan laporan keuangan. Namun apabila
proses menghitung menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto itu merupakan
pencatatan berdasar estimasi atau perkiraan dari Wajip Pajak sendiri yang dalam pencatatan
tidak didukung oleh bukti-bukti yang jelas dan akurat maka diperbolehkan karena alasan
kurangnya pengetahuan mengenai akuntansi itu sendiri.

Rumus PPh Terutang = 5% x DPP (Dasar pengenaan Pajak)

Proses Akuntansi Perpajakan dimulai dengan transaksi yang akan dicatat berkaitan
dengan informasi keuangan yang dapat dinilai dengan uang, bukan informasi non keuangan.
Lalu transaksi akan dicatat pada suatu jurnal, kemudian diposting lalu dipindahkan dalam
buku pembantu, dan dimasukan ke dalam neraca lajur yang akan dilanjutkan dengan
pembuatan laporan keuangan (laporan keuangan dapat dibuat secara bulanan atau tahunan),
kemudian akan terjadi rekonsiliasi fiskal dan diakhiri dengan Laporan keuangan fiskal.

Keterangan :
1. Jurnal adalah suatu transaksi yang terjadi akan dicatat setiap bulannya untuk mencatat
transaksi sehari-hari dan menyesuaikan akun-akun nominal. Terdapat dua jenis jurnal
yaitu:

1
2

a) Jurnal Umum yang digunakan untuk mencatat semua transaksi baik yang kredit
maupun tunai dalam satu jurnal.
b) Jurnal Khusus yang dibedakan menjadi empat (4) jenis jurnal diantaranya adalah
sebagai berikut ;
Jurnal Penjualan digunakan untuk mencatat transaksi kaitannya dengan
penjualan secara kredit.
Jurnal Pembelian digunakan untuk mencatat transaksi terkait dengan
pembelian secara kredit.
Jurnal Penerimaan Kas digunakan untuk mencatat transaksi kaitannya dengan
kas/uang yang masuk ke kas perusahaan.
Jurnal Pengeluaran Kas digunakan untuk mencatat transaksi terkait dengan
penjualan secara kredit.
2. Pemostingan adalah proses menggolongkan suatu jurnal ke dalam buku besar masing-
masing akun yang terkait.
3. Buku Besar Pembatu digunakan untuk membantu bagian akuntansi dalam memonitoring
besarnya mutasi hutang/piutang/persediaan untuk masing-masing
suplier/pelanggan/barang. Buku ini terdiri dari Buku Pembantu Piutang Dagang, Buku
Pembantu Hutang Dagang, dan Buku Pembantu Persediaan.
4. Neraca Lajur dibuat untuk mempermudah kita membuat laporan keuangan yang dimana
kita harus memasukan semua akun yang ada beserta saldo akhirnya dan juga memasukan
jurnal penyesuaian yang telah kita buat.
5. Berdasar Neraca Lajur diatas kita dapat membuat Laporan Keuangan, yang terdiri dari ;
a. Laporan Neraca
b. Laporan Laba/Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus kas
e. Catatan atas Laporan Keuangan
6. Berdasar peraturan dan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku di
Indonesia, perbedaan perlakuan antara akuntansi komersial menyebabkan perusahaan
harus membuat laporan rekonsiliasi fiskal. Rekonsiliasi fiskal adalah suatu proses
penyesuaian-penyesuaian laporan laba/rugi fiskal berdasar ketentuan perundang-
undangan sehingga diperoleh laba/rugi fiskal sebagai dasar untuk penghitungan pajak
penghasilan untuk satu tahun tertentu.
7. Berikutnya mendasar pada laporan rekonsiliasi fiskal kita dapat membuat Laporan
keuangan Fiskal, yang terdiri dari ;
a. Laporan Neraca Fiskal
b. Laporan Laba/Rugi fiskal
1.2 Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang yang ada, dibuat perumusan masalah penelitian terkait didapat
berdasarkan Akuntansi Perpajakan yakni:

1. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada


Pajak Penghasilan Pasal 21?
2. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
3

Pajak Penghasilan Pasal 22?


3. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 23?
4. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 24?
5. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 25?
6. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 29/ 28a?
7. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 31e?
8. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2?
9. Bagaimana Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Pertambahan Nilai?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan resume jurnal ini adalah untuk:

1. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada


Pajak Penghasilan Pasal 21.
2. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 22.
3. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 23.
4. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 24.
5. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 25.
6. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 29/28a.
7. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 31e.
8. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2.
9. Mengetahui Perlakuan Akuntansi Perpajakan, Contoh Kasus, dan Jawabannya Pada
Pajak Pertambahan Nilai..

1.4. Manfaat Penulisan


4

Penulisan resume jurnal ini tentu saja bermanfaat terutama bagi masyarakat umum, bagi penulis,
dan juga bagi ilmu pengetahuan.

1. Manfaat Akademik
Kami berharap melalui karya tulis ini, kami bisa menambah khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya di bidang Akuntansi Pajak.
2. Manfaat bagi Penulis
Manfaat yang dapat diperoleh bagi penulis sendiri yaitu dapat bertambahnya
khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai Akuntansi Pajak itu sendiri. Dan
yang terpenting, penulisan resume jurnal ini merupakan suatu syarat mutlak untuk
mengikuti Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Akuntansi Pajak.

Anda mungkin juga menyukai