Anda di halaman 1dari 15

Pengertian 

Akuntansi Menurut Para Ahli


Pengertian akuntansi menurut American Accounting Association adalah proses
mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, dengan tujuan untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang tegas dan jelas bagi para pengguna
informasi akuntansi tersebut.

Manfaat Informasi Akuntansi

Manfaat informasi yang dihasilkan akuntansi memiliki manfaat yang diperoleh diantaranya:

1. Sebagai alat ukur keberhasilan maupun kegagalan dari sebuah usaha, dengan cara melihat
atau menilai harta dan hutang yang ada di perusahaan. Nilai uang dicatat dan dilaporkan
melalui proses akuntansi. Akuntansi dianggap sebagai Bahasa bisnis atau language of
business. Semua yang berhubungan dengan kegiatan usaha maka dapat dirasakan
manfaatnya dengan adanya ilmu akuntansi.
2. Akuntansi sebagai penghasil informasi yang oleh pihak manajemen dibutuhkan untuk
melakukan perencanaan, sekaligus mengevaluasi dan mengkontrol aktivitas operasional
usaha.
3. Menyajikan informasi ekonomi economic information dari suatu kesatuan ekonomi atau
economic entity (badan usaha) kepada pihak pemakai informasi baik pihak internal
perusahaan dan eksternal perusahaan.

Sejarah Singkat Akuntansi

Akuntansi diakui lahir melalui tokoh bernama Luca Patiolo yang dijuluki sebagai bapak
akuntansi pada akhir abad ke 15 lebih tepatnya pada tahun 1494. Akuntansi kemudian diperjelas
dengan keluarnya buku yang membahas tentang pencatatn dan pembukuan secara berpasangan
atau dikenal dengan double entry system, debet – kredit di dalam buku berjudul  “Summa De
Aritmatica, Geometrica, Proporpioni et Proportionalita”.

Istilah debet dan kredit berasal dari Bahasa latin yaitu debere (percaya / mempercaya) dan
credere (berutang). Gagasan Luca Paliolo ini lah ia diangkat sebagai bapak Akuntansi.

Akuntansi secara cepat berkembang di negara-negara Eropa yang dikenal dengan Tata Buku
Konvensional, yang dibawa oleh para ahli yang terispirasi dari buku karangan Luca Paliolo. Tata
buku pada mulanya hanya satu, yaitu tata buku tunggal, dan karena kebutuhan yang makin
kompleks, muncullah tata buku berpasangan. Perkembangan system amerika kemudian disebut
sebagai system Anglo Saxon yang sering kita kenal dengan accounting atau akuntansi. Baca
selengkapnya tentang sejarah akuntansi.

Bidang Bidang Akuntansi

Bidang bidang akuntansi yang diakui dikelompokkan menjadi 13 bidang, diantaranya

1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)


2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
6. System Informasi Akuntansi (Accounting Information System)
7. Akuntansi Penganggaran (Budgeting)
8. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
9. Akuntansi Public (Public Accounting)
10. Akuntansi Pendidik
11. Akuntansi Perilaku
12. Akuntansi Forensik
13. Akuntansi Intern
Siklus Akuntansi
1. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Pada umumnya, untuk membuat laporan keuangan, perusahaan jasa akan melewati beberapa
langkah yang dikelnal sebagai siklus akuntansi perusahaan jasa. Langkah tersebut diantaranya:

1. Transaksi keuangan
2. Mencatat transkasi keuangan berdasarkan bukti transaksi.
3. Membuat jurnal umum.
4. Membuat buku besar.
5. Membuat jurnal penyesuaian.
6. Membuat laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca dan laporan perubahan modal).
7. Membuat jurnal penutup.
8. Membut neraca saldo setelah penutupan.

2.   Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Membuat laporan keuangan khususnya perusahaan dagang pada prinsipnya sama saja. Hanya
terdapat tambahaan jurnal khusus alasannya karena untuk menampung transaksi yang banyak
dan berulang pada perusahaan dagang.

A. Tahap pencatatan

1. Transaksi baik dengan internal ataupun transkasi eksternal


2. Pengumpulan bukti transkasi
3. Mencatat ke jurnal umum, jurnal khusus dan buku besar pembantu.
4. Merekapitulasi jurnal umum dan jurnal khusus.

B. Tahap pengikhtisaran

1. Membentuk Neraca Saldo


2. Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
3. Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur

C. Tahap Pelaporan Keuangan

1. Menyusun Laporan Keuangan


1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Perubahan Modal
3. Laporan Neraca
4. Laporan Arus Kas
2. Menyusun Ayat Jurnal Penutup
3. Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
4. Menyusun Ayat Jurnal Pembalik

Jenis Jenis Akun

Untuk mencatat atau mengelompokkan transaksi yang sejenis, maka dibutuhkan nama
akun/perkiraan/rekening. Jenis akun tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu

1. Akun real (real account) adalah akun permanen yaitu akun yang saldonya pada akhir tahun
periode akuntansi dipindahkan ke neraca. Contohnya asset, kewajiban dan ekuitas.

Asset

Asset lancar : kas, surat berharga, piutang usaha dan piutang wesel.

Asset tetap: tanah, gedung, kendaraan, mesin dan peralatan.

Asset tetap tak berwujud contohnya hak paten, hak cipta, goodwill, franchise.
Kewajiban

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban usaha, kewajiban wesel. Kewajiban kewajiban.

Kewajiban jangka panjang seperti: kewajiban hipotik dan obligasi.

Modal/ekuitas, contohnya modal sendiri laba di tahan, dan modal saham.

2. Akun nominal (nominal account) adalah akun yang saldonya dipindahkan ke laba rugi pada
akhir periode akuntansi sebagai dasar pembuatan laporan laba rugi.

Pendapatan

Pendapatan usaha : pendapatan jasa salon

Pendapatan di luar usaha : pendapatan bunga.

Beban

Beban usaha : beban gaji, beban listrik, beban sewa.

Beban di luar usaha: beban bunga.

Baca : Pengertian Dan Penggolongan Akun (Riil dan Nominal) Dalam Akuntansi

Persamaan Dasar Akuntansi

Pengertian persamaan dasar akuntansi adalah hubungan antara harta, hutang dan modal yang
dimiliki perusahaan. Tujuan persamaan dasar akuntansi adalah sebagai dasar pencatatan pada
system akuntansi yang artinya setiap kali terjadi transkasi harus dicatat dalam dua aspek yaitu
sisi kiri (aktiva) dan pasiva.

Persamaan dasar akuntansi adalah keseimbangan antara sisi aktiva dan dengan sisi kanan pasiva,
perubahan yang muncul akibat kejadian transaksi keuangan , maka keseimbangannya juga harus
selalu di pertahankan.

Baca : Contoh Persamaan Dasar Akuntansi Perusahaan (13 Transaksi)

Laporan Keuangan Perusahaan

Akuntansi yang disebut sebagai Bahasa bisnis karena merupakan suatu alat untuk dapat
menyampaikan informasi keuangan kepada pihak yang membutuhkannya. Untuk menyampaikan
informasi akuntansi secara jelas maka harus dibuat laporan keuangan. laporan keuangan
perusahaan terdiri dari 4 jenis laporan diantaranya: laporan neraca atau posisi keuangan, laporan
laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

1. Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar ekonomis yang memuat informasi tentagn
asset hutan dan modal perusahaan dalam periode tertentu.
2. Laporan laba rugi berisi informasi mengenai pendapatan dan beban pada periode tertentu
sehingga dapat diketahui jumlah laba/rugi yang diperoleh perusahaan.
3. Laporan arus kas berfungsi untuk mengevaluasi kinerja perusahaan melalui struktur
keuangan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa yang akan
datang.
4. Catatan atas laporan keuangan, adalah daftar rincian yang ada di dalam laporan keuangan
yang fungsinya untuk menjhelaskan mengenai rincian sebuah produksi.
“11 Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta
Contoh”
 Neraca
 Transaksi Perusahaan Dagang
 Jurnal Khusus (Junal Penjualan dan Pembelian, Jurnal Penerimaan dan Pengeluaran Kas)
 Jurnal Umum Perusahaan Dagang
 Buku Besar Pembantu (Buku Pembantu Piutang, Utang, dan Persedian)
 Buku Besar Umum
 Laporan Harga Pokok Penjualan
 Jurnal Penyesuaian
 Kertas Kerja (Neraca Lajur)
 Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, Laporan Neraca)
 Jurnal Penutup
 Jurnal Pembalik Perusahaan Dagang

Semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian, jangan lupa share. 🙂

Siklus Akuntansi
11 Tahap Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Beserta Contoh – Dalam kegiatan akuntansi
perusahaan, kita seringkali mendengar tentang istilah siklus akuntansi perusahaan. Siklus
akuntansi perusahaan merupakan proses kegiatan dalam rangka membuat sebuah laporan
keuangan pada periode tertentu dalam suatu perusahaan. Proses kegiatan siklus akuntansi
dimulai pada saat terjadi transaksi sampai pada laporan keuangan disertai dengan pembuatan
jurnal penutup dan jurnal pembalik.

Artikel kali ini akan membahas tentang siklus akuntansi perusahaan dagang setelah di
kesempatan sebelumnya mengenai siklus akuntansi perusahaan jasa.

Perusahaan Dagang

Perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang dagang dari pemasok dan menjualnya
kepada konsumen dengan tanpa merubah baik bentuk dan kualitas suatu barang adalah ciri-ciri
perusahaan dagang.

Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Sekilas tidak ada yang berbeda dari siklus akuntansi perusahaan jasa maupun dagang.
Kegiatannya mulai dari pencatatan semua transaksi kedalam jurnal lalu di bukukan kedalam
buku besar dengan kelompok akun yang sejenis. Pada akhir periode, setiap saldo dari semua
rekening dihitung dan dicantumkan kedalam neraca lajur yang akan memudahkan proses
pembuatan laporan keuangan. (Baca: 16 Software akuntansi terbaik )
Gambar di atas dapat menggambarkan tentang tahapan siklus akuntansi secara umum dan dapat
diterapkan pada perusahaan dagang khususnya.

1. Identifikasi Transaksi Jurnal Umum

Tahap siklus akuntansi yang pertama adalah dengan cara mengidentifikasi transaki yang terjadi
pada perusahaan yang melibatkan semua akun Contoh transaksi perusahaan dagang biasanya
adalah pelunasan piutang dagang oleh pelanggan. Transaksi tersebut jika dicatat pada jurnal
umum adalah sebagai berikut. Baca Contoh Jurnal Umum Perusahaan Dagang. 

Debet
Nama Akun Kredit
Kas
xxxx
          Piutang Dagang
xxxx
2. Jurnal Khusus

Bagi perusahaan yang mempunyai transaksi yang sedikit mungkin bisa saja hanya menggunakan
jutnal umum untuk mencatat transaksinya. Namun bagaimana jika transaksinya sangat banyak ?
pasti akan sulit untuk mengkelompokkannya, jadi butuh jurnal khusus sebagai buku jurnal yang
menjadi wadah untuk transaksi-transaksi tertentu. Penggunaan jurnal khusus dapat
mengefisiensikan waktu tenaga dan biaya. Jenis-jenis jurnal khusus diantaranya :

1. Jurnal Penerimaan Kas.


2. Jurnal Pengeluaran Kas.
3. Jurnal Pembelian.
4. Jurnal Penjualan.

3. Buku Besar Pembantu

Setelah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat transaksi tertentu, perusahaan dagang pada
umumnya juga membuat buku besar khusus atau biasa disebut dengan buku besar pembantu.
Buku besar pembantu adalah bagian dari buku besar umum yang bertujuan untuk merinci lebih
lanjut data dalam satu akun. Pencatatan beberapa akun tertentu (akun piutang dan akun hutang)
untuk kemudian dijadikan dasar informasi menyusun neraca saldo perusahaan dagang.

Jenis buku besar pembantu (subsidiary ledger) yang digunakan perusahaan umumnya terdiri dari

1. Buku besar pembantu utang (account payable subsidiary ledger). Buku utang berfungsi
mencatat rincian utang menurut nama kreditor.
2. Buku besar pembantu piutang (account receivable subsidiary ledger). Buku piutang berfungsi
mencatat rincian piutang perusahaan menurut nama langganan (debitor).

4. Posting ke Buku Besar

Tahap selanjutnya adalah memindahkan data dari jurnal umum kedalam buku besar. Selain
daripada jurnal umum, pada perusahaan dagang informasi data buku besar berasal dari jurnal
khusus. Peristiwa ini disebut dengan posting buku besar. Baca Contoh Buku Besar Perusahaan
Dagang.

5. Laporan Harga Pokok Penjualan

Bila perusahaan dagang menerapkan metode pencatatan secara perpetual (fisik), secara otomatis
besarnya harga pokok barang yang terjual bisa ditentukan saat terjadi penjualan sehingga saat
membuat jurnal penjualan sekaligus mencatat harga pokok penjualan. Namun perhitungan HPP
tetap dianggap sebagai komponen dari laporan laba ruhi yang akan disajikan dalam laporan
keuangan.

Perhitungan harga pokok penjualan disusun pada akhir periode akuntansi atau pada saat
pembuatan laporan keuangan, dan laporan HPP disajikan secara terpisah dari laporan laba rugi.
Baca juga Harga Pokok Penjualan (HPP) Definisi ,Manfaat dan Contoh Lengkap.

6. Membuat Neraca Saldo

Informasi yang digunakan untuk membuat neraca saldo adalah berasal dari buku besar yaitu
setiap saldo akhir pada setiap akun-akun. Posisi debet dan kredit harus balance, jika tidak
balance artinya ada kesalahan saat mencatat dari buku besar. Baca Contoh Neraca Saldo
Perusahaan Dagang. 

7. Jurnal Penyesuaian

Pembuatan jurnal penyesuaian adalah akibat dari terjadi transaksi yang berpengaruh kepada
sejumlah akun perusahaan dan terkadang memunculkan kehadiran akun baru. Contoh transaksi
yang terjadi pada perusahaan dagang biasanya adalah sewa toko yang sudah jatuh tempo. Contoh
Jurnal Penyesuaian Perusahaan Dagang + Soal Dan Jawabannya.
8. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Tahap selanjutnya adalah penyesuaian neraca saldo dengan jurnal penyesuaian yang
menghasilkan neraca saldo setelah disesuaikan (adjusted trial balance).

9. Menyiapkan Laporan Keuangan

Tahap berikutnya adalah pembuatan laporan keuangan. laporan keuangan di buat dengan tujuan
memudahkan pencarian informasi mengenai posisi keuangan perusahaan seperti keadaan harta,
utang dan modal perusahaan. Informasi yang digunakan pada laporan keuangan berasal dari
neraca saldo setelah disesuaikan. Informasi tersebut bisa di dapatkan pada laporan keuangan
yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca. Baca Contoh Laporan Keuangan
Perusahaan Dagang

10. Membuat Jurnal Penutup

Tahap berikutnya adalah membuat jurnal penutup dari akun-akun yang terdapat di laporan laba
rugi yaitu akun pendapatan dan biaya. Selengkapnya klik link Pengertian, Tujuan dan Contoh
Jurnal Penutup dan Jurnal Pembalik.

11. Neraca Soldo Setelah Penutupan

Tahap ini adalah penyesuaian antara neraca saldo dengan jurnal penutup, kenapa harus
disesuaikan ? karena untuk mencatat kembali akun-akun yang telah berubah baik saldo atau pun
akunnya.

12. Jurnal Pembalik

Pada kondisi tertentu tidak perlu di buat jurnal pembalik karena jurnal pembalik dibuat hanya
untuk akun tertentu saja, misalnya untuk trasaksi pendapatan yang diterima dimuka yang pada
saat penjurnalan dicatat dengan sebagai pendapatan atau untuk transaksi biaya yang dibayar
dimuka (piutang).

Jurnal Umum (General Ledger) Perusahaan Dagang

AkuntansiLengkap.com – Jurnal umum perusahaan dagang adalah jurnal yang mencatat


seluruh transaksi keuangan yang timbul akibat kegiatan perdagangan seperti :

1. Pembelian barang dagang

2. Penjualan barang dagang

3. Pengembalian barang dagang yang di jual atau di beli (retur)

4. Potongan atas penjualan atau pembelian

Pada umumnya terdapat dua jenis metode pencatatan jurnal umum dalam perusahaan dagang
yakni metode fisik (periodik) dan metode perpetual.

1. Metode Fisik

Metode fisik digunakan oleh perusahaan yang menjual barang dagang yang relatif murah dan
sering terjadi.

Dalam metode ini, akun Persediaan barang dagang tidak boleh di debet ketika terjadi transaksi
pembelian barang dagang, dan tidak boleh di kredit ketika terjadi transaksi penjualan barang
dagang.
Transaksi pembelian barang dagang akan dicatat dengan mendebet akun pembelian, sedangkan
transaksi penjualan akan dicatat dengan mengkredit akun penjualan.

2.

Metode Perpetual

Metode perpetual digunakan oleh perusahaan yang memberlakukan tarif relatif mahal pada
barang dagangnya.

Dalam metode ini, Ketika terjadi transaksi pembelian barang dagang maka akan mendebet akun
persediaan barang dagang, dan ketika terjadi transaksi penjualan maka akan mengkredit akun
persediaan barang dagang.
Dalam penerapannya metode periodik lebih mudah untuk dijalankan, tetapi metode perpetual
memiliki ketepatan dan kecepatan informasi yang lebih baik daripada metode periodik.

Pengertian Jurnal Penerimaan Kas

Jurnal khusus penerimaan kas – bisa diartikan sebagai jurnal yang berfungsi untuk mencatat
transaksi keuangan yang terjadi dan dapat menambah saldo kas perusahaan, contohnya seperti
transaksi penjualan tunai, transaksi pelunasan piutang, transaksi pendapatan lain-lain yang masuk
dalam kolom serba-serbi, dan transaksi pengembalian barang yang telah dibeli akibat tidak
sesuai (mengalami kerusakan) secara tunai (retur pembelian).  Maka akan dicatat pada jurnal
penerimaan kas seperti berikut ini:

 Ketika terjadi transaksi penjualan barang dagang secara tunai maka otomatis akan
berpengaruh terhadap bertambahnya saldo kas pada (debet) dan penambahan saldo
penjualan pada (kredit).

 Ketika terjadi transaksi Pelunasan piutang maka akan berpengaruh terhadap penambahan
saldo kas pada (debet) dan pengurangan saldo piutang dagang pada (kredit). Apabila
terdapat potongan penjualan maka dicatat dengan mendebet akun kas dan potongan
penjualan.

 Ketika terjadi pengembalian barang dagangan yang telah dibeli secara tunai maka terjadi
penambahan kas dan pengurangan barang dagang yang telah dibeli karena adanya
pengembalian barang (retur), Pencatatan yang dilakukan adalah mendebet akun kas dan
mengkredit akun retur pembelian sebesar barang yang dikembalikan.
Contoh cara penyusunan jurnal penerimaan kas

Selama April 2014 UD SUBUR JAYA memiliki transaksi-transaksi terkait dengan penerimaan
kas sebagai berikut:

Tanggal 5 April 2014 telah menerima pelunasan piutang dagang dari Toko Ayu senilai Rp 2.
500.000

Tanggal 10 April 2014 berhasil terjual barang dagangan dengan tunai kepada Toko Dwi senilai
Rp 2. 300.000

Tanggal 13 April 2014 dilakukan pembelian barang dagangan dari Toko Puji dengan tunai
senilai Rp 7.500.000

Tanggal 20 April 2014 telah dikembalikan beberapa barang yang dibeli dari Toko Puji karena
terdapat kecacatan senilai Rp 2.400.000.

Transaksi pada tanggal 5 april adalah transaksi diterima pelunasan piutang dari pelanggan yaitu
toko ayu, sehingga saldo kas bertambah dan saldo piutang berkurang sejumlah angka yang sama
yaitu 2. 500.000, dicatat pada kas di posisi debet sebesar Rp 2. 500.000 dan pada kolom piutang
dagang pada posisi kredit sebesar Rp 2. 500.000.

Transaksi pada tanggal 10 april adalah transaksi penjualan barang dagang secara tunai kepada
toko Dwi, maka saldo kas bertambah dan saldo penjualan juga bertambah dengan angka sama
yaitu 2. 300.000, sehingga dicatat dalam jurnal penerimaan kas yaitu kas pada posisi debet
senilai Rp 2. 300.000 dan penjualan pada posisi kredit senilai Rp 2. 300.000.

Transaksi tanggal 13 april adalah transaksi pembelian barang dagang tunai dari Toko Puji
sebesar Rp 7.500.000. Transaksi ini tidak dicatat dalam jurnal penerimaan kas karena transaksi
ini menyebabkan saldo kas berkurang (untuk membeli barang dagangan) dan lebih tepat dicatat
dalam jurnal pengeluaran kas.

Transaksi tanggal 20 april adalah transaksi pengembalian barang dagang yang telah dibeli secara
tunai dari Toko Puji karena kondisi barang yang cacat. Transaksi ini dikenal dengan retur
pembelian, retur yang terjadi senilai Rp 2.400.000 dari total pembelian sebesar Rp 7.500.000.
Transaksi retur pembelian mengakibatkan UD Subur Jaya menerima uang kas dari Toko Puji
senilai Rp 2.400.000, sehingga dicatat dalam jurnal penerimaan kas pada posisi debet kas senilai
2.400.000 dan pada posisi kredit kolom serba-serbi dengan keterangan (nama akun) retur
pembelian senilai 2.400.000.

Pengertian Jurnal Pengeluaran Kas

Jadi Jurnal Pengeluaran Kas adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi
yang berhubungan dengan pengeluaran uang tunai.

Berikut ini adalah contoh analisis transaksi yang terdapat pada jurnal khusus pengeluaran kas.

1) Pembelian barang dagang tunai, dapat dianalisis menjadi:

 debet : pembelian

 kredit : kas

2) Pembayaran utang dagang dapat dilakukan dengan 2 cara:

a) jika tanpa potongan pembelian, analisisnya menjadi:

 debet : utang usaha

 kredit : kas

b) Jika ada potongan pembelian, analisisnya menjadi:

 debet : utang usaha

 kredit : kas

 kredit : potongan pembelian

Untuk transaksi yang tidak sering terjadi maka dicatat pada kolom tersendiri yaitu kedalam akun
serba-serbi dan lawannya adalah kas . Contoh transaksi ini seperti:

1) transaksi pembayaran pembelian perlengkapan, dapat dianalisis menjadi:

 debet : kolom serba serbi dengan nama akun perlengkapan

 kredit : kas

2) transaksi pembayaran gaji atau biaya lain-lain, dapat dianalisis menjadi:

 debet : kolom serba-serbi dengan mana akun biaya gaji / biaya lain-lain

 kredit : kas

Inilah contoh format kolom pada Jurnal Pengeluaran Kas:


Contoh Transaksi Jurnal Pengeluaran Kas

Diketahui bahwa dalam bulan April 2014  telah terjadi beberapa transaksi pengeluaran kas dalam
UD Subur Jaya  dengan data sebagai berikut:

Tanggal 7 April 2014  telah dilakukan pembelian barang dagang Kepada Toko Budi dengan
tunai senilai Rp 1.500.000

Tanggal 14 April 2014  Telah diterima kembali beberapa barang dagang karena rusak yang
sudah terjual dengan tunai pada Toko Bayu pada tanggal 5 April 2014  senilai Rp 300.000

Tanggal 16 April 2014  dilakukan pembayaran hutang pada CV Suci  Rp 1.650.000

Tanggal 20 April 2014  Telah dilakukan pembelian perlengkapan kantor dengan tunai pada Toko
Sejati senilai Rp 250.000

Tanggal 30 April 2014  dilakukan pembayaran gaji karyawan senilai Rp 1.300.000

Tanggal 7 April 2014  adalah transaksi pembelian barang dagang tunai, transaksi ini
menyebabkan saldo kas berkurang karena digunakan untuk membeli barang dagangan, dan akun
pembelian akan bertambah jadi posisi kas ada disebelah kredit dengan saldo sesuai yang
dikeluarkan yaitu Rp 1.500.000, dan pembelian diposisi debet dengan jumlah yang sama yaitu
Rp 1.500.000.

Transaksi tanggal 14 April 2014  adalah transaksi terjadinya retur penjualan atau penerimaan
kembali barang dagang yang telah terjual kepada pelanggan penyebabnya seperti diantaranya
adalah kerusakan barang tersebut atau cacat, akibat transaksi ini maka UD Subur Jaya  harus
mengeluarkan kas dan diberikan kepada Toko Bayu senilai barang yang dijual tersebut, sehingga
sudah jelas bahwa posisi kas ada diposisi kredit (karena saldonya telah berkurang) dan
bertambahnya transaksi retur penjualan diposisi debet dengan jumlah Rp 300.000.
Tanggal 16 April 2014  adalah transaksi pembayaran atau pelunasan hutang, akibat transaksi ini
maka UD Subur Jaya  mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar hutangya sehingga saldo
kas berkurang jadi posisi kas ada dikredit dengan jumlah sesuai uang yang dikeluarkan, dan
karena hutang telah dibayar maka hutangnya berkurang sehingga posisi hutang ada di debet
dengan jumlah sesuai yang dibayarkan yaitu Rp 1.650.000.

Tanggal 20 adalah transaksi pembelian perlengkapan secara tunai, pengaruhnya saldo kas
berkurang karena untuk membayar pembelian perlengkapan sehingga dicatat posisi kredit
sebesar uang yang dikeluarkan, sebaliknya akun perlengkapan mengalami penambahan karena
telah dilakukan pembelian jadi posisi perlengkapan ada di debet dengan jumlah sesuai nilai
perlengkapan tersebut.

Tanggal 30 adalah transaksi pembayaran beban. Semua transaksi pembayaran beban merupakan
transaksi yang akan mengurangi saldo kas seperti transaksi pembayaran beban gaji, akibat
pembayaran gaji maka akun kas dicatat pada posisi kredit dan beban gaji pada posisi debet
sebesar nilai uang yang dikeluarkan untuk membayar, dalam Data UD Subur Jaya  di atas adalah
Rp 1.300.000

Pengertian Jurnal Pembelian dan Jurnal Penjualan

Pengertian jurnal pembelian adalah jurnal khusus yang digunakan guna mencatat semua
transaksi pembelian barang dagang atau barang lain secara kredit. Sehingga pembelian barang
secara tunai akan dicatat dalam jurnal khusus pengeluaran kas.

Setiap terjadi pembelian kredit barang dagang, akan dicatat pada debet akun Pembelian dan
kredit akun Utang Dagang. Bila transaksi ini terjadi berulang-ulang, akan lebih praktis
disediakan kolom khusus untuk Pembelian dan Utang Dagang.

Sedangkan transaksi pembelian kredit barang lainnya, misalnya untuk pembelian perlengkapan
dan peralatan, maka akan dicatat pada kolom debet akun perlengkapan dan kredit akun Utang
Dagang. Bila transaksi ini juga terjadi berulang-ulang, bisa dibuatkan kolom tersendiri untuk
perlengkapan.

Untuk pembelian barang lain yang bersifat tidak berulang-ulang, tidak perlu dibuatkan kolom
khusus, namun cukup ditampung pada kolom serba-serbi .

Baca Juga: Pengertian Jurnal Penyesuaian + Contoh Soal Dan Jawaban Lengkap 

Pengertian jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat semua
transaksi penjualan barang yang juga secara kredit. Sehingga setiap penjualan barang secara
kredit akan dicatat dalam jurnal penjualan.
Dalam transaksi penjualan barang dagang secara kredit menyebabkan terjadi penambahan
piutang dagang dan penambahan penjualan.
Saat terjadi penambahan piutang dagang maka dicatat pada posisi debet karena piutang adalah
salah satu jenis harta dan sebaliknya ketika terjadi penambahan pendapatan dari hasil penjualan
maka dicatat pada posisi kredit.

Baca Juga: 

1. Contoh Jurnal Penerimaan Kas Perusahaan Dagang


2. Contoh Jurnal Pengeluaran Kas Perusahaan Dagang

Contoh Soal Jurnal Pembelian Perusahaan

Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada Usaha Dagang Cahaya pada bulan Juli.

Tgl Transaksi
Faktur No. M01. Dibeli sejumlah barang dagang dari UD MELATI seharga Rp
5 Juli.
1.200.000 dengan syarat n/30.
8 Juli Faktur No. L015. Dibeli perlengkapan toko dari UD. Laksana seharga Rp 600.000.
Faktur No. 025. Dibeli barang dagang dari UD. Mekar seharga Rp 2.000.000, dengan
12 Juli
syarat 2/30, n/30.
Faktur No. 204. Dibeli dari Toko Mawar diantaranya:

15 Juli 1. Mesin ketik seharga ………….. Rp 400.000


2. Perlengkapan kantor seharga ……… Rp 200.000

Faktur No. M35. Dibeli barang dagang dari UD. Melati seharga Rp 2.300.000, dengan
22 Juli
syarat 2/10, n/30.
24 Juli Faktur No. L 065. Dibeli perlengkapatn toko seharga Rp 400.000 dari UD. Laksana
Faktur No. 209E. Dibeli barang dagang dari PT. Kemuning seharga Rp 3.000.000
28 Juli
dengan syarat 3/10, n/60.

UD. CAHAYA
Jurnal Pembelian
Bulan Juli

Contoh Soal Jurnal Penjualan Perusahaan

Berikut ini transaksi penjualan kredit pada Usaha Dagang Cahaya pada bulan Juli.

Tgl Transakasi Penjualan


Faktur No. 011. Dijual sejumlah barang dagang kepada Toko Bersama seharga Rp
6 Juli
3.200.000 dengan syarat 4/10, n/30.
Faktur No. 012. Dikirim kepada Toko Sahabat untuk barang yang dipesannya seharga
10 Juli
Rp 2.400.000 dengan syarat 4/10, n/30.
Faktur No. 013. Dikirim barang pesanan Toko Famili seharga Rp 1.400.000 dengan
19 Juli
syarat 4/10,n/30.
Faktur No. 014. Dijual barang dagangan kepada PD. Cipta Usaha seharga Rp. 2.800.000
27 Juli
dengan syarat 4/10, n/30.

UD. CAHAYA
Jurnal Pembelian
Bulan Juli

Demikian pembahasan jurnal pembelian dan jurnal penjualan semoga bisa dipahami dan
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai