Anda di halaman 1dari 18

P2

Akuntansi Keuangan
STIE IGI
Hery Margono, SE, Ak,MM

Tujuan pokok akuntansi adalah menyediakan informasi yang


bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Untuk dapat menghasilkan
informasi yang diinginkan, akuntan melakukan serangkaian kegiatan
berupa pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik
selama periode berjalan, biasanya selama satu tahun. Aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data akuntansi secara sistematik dalam
satu periode akuntansi tersebut dikenal sebagai proses akuntansi atau
siklus akuntansi.
Menurut Harnanto (2002), siklus akuntansi yang lengkap terdapat 11
tahap, tetapi dua tahap diantaranya bersifat opsional. Di bawah ini
adalah beberapa tahapan dalam siklus akuntansi.

Identifikasi Transaksi
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi
transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat
dicatat dengan benar. Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi
yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan
posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter
secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus
memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat
dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya
berupa kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan
piutang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah
dan diverifikasi.

Analisis Transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan
pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda
dapat menggunakan persamaan matematis: Aktiva = Kewajiban +
Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap
transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit
dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi
mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di
buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-
transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Proses
pencatatan transaksi kedalam jurnal  disebut penjurnalan (journalizing).
Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal
umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi
dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening
dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk
meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang.
Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan
kas, dan lainnya.

Posting Buku Besar


Langkah selanjutnya yaitu mem-posting transaksi yang sudah dicatat
dalam jurnal ke dalam buku besar. Buku besar adalah kumpulan
rekening-rekening pembukuan yang masing-masing digunakan untuk
mencatat informasi tentang aktiva tertentu. Pada umumnya, perusahaan
mempunyai daftar susunan rekening-rekening buku besar yang disebut
chart of accounts. Masing-masing rekening biasanya diberi nomor kode,
untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan membuat cross-
reference dengan pencatatan transaksi di dalam jurnal.

Penyusunan Neraca Saldo


Neraca saldo adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar pada
periode tertentu. Cara menyusun neraca saldo sangat mudah, Anda
hanya perlu memindahkan saldo yang ada di buku besar ke dalam
neraca saldo untuk disatukan. Saldo pada neraca saldo harus sama
jumlahnya. Jika jumlah saldo debit tidak sama dengan jumlah yang ada
di kredit maka dikatakan bahwa neraca saldo tidak seimbang, masih ada
kesalahan. Jika demikian, maka akuntan harus mencari kesalahan yang
terjadi sebelum laporan disusun.

Penyusunan Jurnal Penyesuaian


Jika pada akhir periode akuntansi, terdapat  transaksi yang belum
dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau perlu disesuaikan maka
dicatat dalam jurnal penyesuaian. Penyesuaian dilakukan  secara
periodik, biasanya saat laporan akan disusun. Pencatatan penyesuaian
sama seperti pencatatan transaksi umumnya. Transaksi penyesuaian
dicatat pada jurnal penyesuaian dan kemudian dibukukan kedalam buku
besarnya. Setelah itu saldo yang ada di buku besar siap disajikan dalam
laporan keuangan. Dengan kata lain, hasil akhir proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang disusun secara akrual basis.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Pada tahap ini, Anda hanya perlu menyusun neraca saldo kedua dengan
cara memindahkan saldo yang telah disesuaikan pada buku besar ke
dalam neraca saldo yang baru. Saldo dari akun-akun pada buku besar
dikelompokan kedalam kelompok aktiva atau pasiva. Saldo antara
kelompok aktiva dan pasiva pada neraca saldo ini juga harus seimbang.
Namun, ingat saldo yang seimbang belum tentu benar tetapi saldo yang
benar pasti seimbang.

Penyusunan Laporan Keuangan


Berdasarkan informasi pada neraca saldo setelah penyesuaian, tahap
selanjutnya yaitu menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang
disusun seperti:
a.) Laporan laba rugi, untuk menggambarkan kinerja perusahaan.
b.) Laporan perubahan modal, untuk melihat perubahan modal yang telah
terjadi.
c.) Neraca, dapat digunakan memprediksi likuiditas, solvensi, dan
fleksibilitas.
d.) Laporan arus kas, memberikan informasi yang relevan mengenai kas
keluar dan kas masuk pada periode berjalan.

Penyusunan Jurnal Penutup


etelah membuat laporan keuangan, akuntan harus membuat jurnal
penutup. Jurnal penutup hanya dibuat pada akhir periode akuntansi saja.
Rekening yang ditutup hanya rekening nominal atau rekening laba-rugi.
Caranya adalah dengan me-nol kan atau membuat nihil rekening terkait.
Rekening-rekening nominal harus ditutup karena rekening tersebut
digunakan untuk mengukur aktivitas atau aliran sumber-sumber yang
terjadi pada periode berjalan. Pada akhir periode akuntansi, rekening
nominal sudah selesai menjalankan fungsinya sehingga harus ditutup.
Selanjutnya, pada periode berikutnya dapat digunakan kembali untuk
mengukur aktivitas yang baru dan mulai terjadi.

Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penutupan


(Opsional)
Pada langkah ini, akuntan menyusun neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo ini adalah daftar saldo rekening-rekening buku besar
setelah dibuatnya jurnal penutup. Oleh karena itu neraca saldo ini hanya
memuat saldo rekening-rekening permanen saja. Tujuan pembuatan
neraca saldo setelah penutupan adalah untuk memperoleh keyakinan
bahwa saldo yang seimbang sudah benar. Sehingga penyusunan neraca
saldo ini tidak wajib hanya bersifat opsional.

Penyusunan Jurnal Pembalik (Opsional)


Tujuan jurnal pembalik adalah menyederhanakan prosedur pencatatan
transaksi-transaksi tertentu yang terjadi secara repetitif pada periode
berikutnya. Karena tujuannya untuk menyederhanakan maka tahap
terakhir ini juga bersifat opsional. Jurnal pembalik biasanya dibuat pada
awal periode berikutnya. Caranya dengan membuat jurnal pembalik dari
jurnal penyesuaian yang telah dibuat. Dengan kata lain membalikan akun
yang telah dibuat pada jurnal penyesuaian dari yang awalnya debit
menjadi kredit dan dari yang awalnya kredit menjadi debit.
Siklus akuntansi merupakan proses dimana aktivitas yang dimulai
dari analisis dan pencatatan transaksi bisnis, serta berakhir dengan
persiapan untuk aktivitas periode akuntansi selanjutnya melalui
pembuatan jurnal penutup. Siklus akuntansi bukan hanya proses
untuk pembuatan laporan keuangan.

Pemanfaatan teknologi komputer sangat berdampak positif pada


kegiatan akuntansi. Siklus akuntansi yang panjang dapat dibuat dengan
mudah dan cepat dengan bantuan software akuntansi online. Jurnal
merupakan salah satu software akuntansi berbasis Cloud yang dapat
membantu Anda melakukan proses akuntansi dengan cepat, mudah,
dan aman. Anda hanya perlu memasukan data-data akuntansi
perusahaan, maka secara otomatis Jurnal akan memprosesnya dan
menghasilkan laporan keuangan yang Anda inginkan. Selain itu, jurnal
juga memiliki fitur-fitur lain untuk membantu Anda mengelola keuangan
perusahaan.

Jurnal Umum dan Jurnal Khusus:


Perbedaan dan Fungsi
banyak maka pembuatan jurnal ini dinilai kurang efektif untuk bisa mengecek
setiap transaksi secara cepat. Oleh sebab itu, diperlukan jurnal khusus. Lalu, apa
perbedaan kedua jurnal tersebut? Yuk, kita pelajari tentang perbedaan kedua jurnal
ini!

Apa itu Jurnal?


Jurnal akuntansi adalah suatu pencatatan yang sistematis berdasarkan kronologis
dari transaksi-transaksi finansial perusahaan. Setiap transaksi perusahaan harus di
jurnal terlebih dahulu sebelum masuk ke buku besar. Untuk itu, diperlukan jurnal
dalam siklus akuntansi perusahaan. Pada artikel ini akan dibahas terkait jurnal
umum dan khusus, serta apa yang membedakannya. Langsung saja, kita bahas
yang di awali dengan pengertian kedua jurnal tersebut.
Apa itu Jurnal Umum dan Jurnal
Khusus?
Jurnal umum adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan disuatu
perusahaan berdasarkan urutan waktu kejadian, terdiri dari 2 jalur, yaitu debet dan kredit.

Sedangkan, jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
sejenis/sama dan sering terjadi. Maksudnya, transaksi yang sejenis atau sama
dikelompokkan dalam satu jurnal, walaupun tanggalnya berbeda. Ada 4 jenis
pengelompokkan jurnal khusus, yaitu jurnal pembelian, penjualan, penerimaan,
dan pengeluaran. Jurnal khusus digunakan untuk membantu pencatatan jurnal
umum di mana transaksi yang akan diproses sering terjadi, lebih komplit dan
berulang-ulang. Karena jika hanya menggunakan jurnal umum, perusahaan akan
kewalahan dalam mengidentifikasi jumlah dari transaksi sejenis, seperti penjualan
dan pembelian.

Manfaat Jurnal Umum & Jurnal


Khusus

Selanjutnya, akan dibahas tentang manfaat yang dimiliki oleh jurnal umum dan
khusus. Untuk memudahkanmu, kami akan menyajikan manfaat dari masing-
masing jurnal, pada poin di bawah ini:

Jurnal Umum
Pertama, akan dibahas tentang manfaat dari jurnal umum, diantaranya adalah
Historis
Manfaat historis, yaitu pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan waktu
terjadinya transaksi. Sehingga jurnal ini bisa menggambarkan kegiatan perusahaan
sehari-hari dalam satu bulan.

Pencatatan
Maksud dari manfaat ini yaitu untuk melakukan berbagai hal pencatatan keuangan
yang terjadi dalam perusahaan selama periode waktu tertentu.

Analisis
Selanjutnya adalah manfaat analisis yang berfungsi untuk mengetahui akun mana
yang harus di debit maupun di kredit.

Instruksi
Manfaat setelahnya yakni instruksi, yaitu untuk melakukan pencatatan pada buku
besar baik yang di debit maupun di kredit sesuai dengan hasil analisis.

Informatif
Terakhir, ada manfaat informatif, yaitu dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.

Jurnal Khusus
Setelah mengetahui manfaat jurnal umum, selanjutnya yang akan kita bahas
bersama adalah manfaat dari jurnal khusus. Untuk lebih jelasnya, bisa kamu lihat
pada poin-poin di bawah ini:
Memungkinkan Pembagian Pekerjaan
Pertama, yaitu memungkinkan adanya pembagian pekerjaan. Maksudnya adalah
pembagian pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik bila ada beberapa jurnal sesuai
sama bentuk transaksinya.

Mempermudah Posting ke Akun Buku Besar


Manfaat selanjutnya dari jurnal ini akan mempermudahmu untuk melakukan
posting ke akun buku besar. Maksudnya, dengan adanya jurnal ini akan  lebih
mudah atau praktis dalam melakukan posting ke buku besar.

Memungkinkan Pengendalian Internal yang Tambah


Baik
Manfaat terakhir yaitu pengendalian internal akan semakin lebih baik bila hanya
satu orang petugas yang menangani satu atau dua jurnal khusus. Bandingkan saja
dengan satu orang yang menangani seluruh jurnal.

Jenis-Jenis Jurnal Khusus


Berikutnya akan dibahas tentang jenis-jenis yang dimiliki oleh jurnal khusus.
Diantaranya adalah:

Jurnal Pembelian
Jenis pertama dalam jurnal khusus adalah jurnal pembelian. Yaitu untuk mencatat
semua transaksi pembelian barang usaha secara kredit.

Jurnal Penjualan
Selanjutnya, ada jurnal penjualan untuk mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan penjualan barang usaha secara kredit.
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini akan berguna untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari
berbagai sumber pemasukan.

Jurnal Pengeluaran Kas


Terakhir ada jurnal pengeluaran kas, yang berguna untuk mencatat semua transaksi
pengeluaran uang dari berbagai sumber pengeluaran.

Cara Pencatatan Jurnal


Setelah mengetahui serba-serbi jurnal, sekarang kamu harus tau, bagaimana cara
mencatat jurnal yang baik. Cara pencatatan jurnal yang baik dan sesuai dengan
syarat akuntansi bisa dilihat dari penjabaran berikut ini:

1. Identifikasi setiap transaksi yang masuk ke dalam jurnal. Jangan sampai salah
dalam memasukkan transaksi.
2. Identifikasi saldonya, apakah akan mengurangi atau justru malah menambah saldo
awal. Perhatikanlah saldo awal dan jenis transaksi untuk melakukan identifikasi.
3. Telitilah dalam menuliskan nominal setiap transaksi, jangan sampai salah menulis.
4. Lakukan analisis untuk mengetahui antara yang ada di debit dan di kredit harus
sama.

Perbedaan Jurnal Umum dengan


Jurnal Khusus
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa perbedaan yang perlu
diperhatikan sebelum kamu memulai melakukan pencatatan jurnal ini. Mungkin
bagi kamu yang sudah mahir dengan akuntansi sudah dapat mengenal perbedaan
kedua jurnal tersebut dengan baik, namun bagi pemula yang baru belajar akuntansi
mungkin masih belum dapat mengerti lebih dalam apa perbedaan antara kedua
jurnal tersebut. Berikut kita simak penjelasannya
Jurnal Umum
Berikut kita simak ciri yang dimiliki oleh jurnal umum. Hal yang harus kamu
ketahui dari jurnal umum, bisa kamu lihat pada poin-poin di bawah ini:

 Terdiri dari 2 kolom yaitu debit dan kredit. 


 Untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. 
 Bentuk dari jurnal ini terdiri atas kolom Tanggal, Akun, Keterangan, Referensi
(Ref), dan Jumlah yang terdiri atas Kredit dan Debit. 
 Semua transaksi hanya dicatat pada satu jurnal saja. 
 Dilakukan setiap terjadi transaksi. 
 Untuk jurnal ini posting dari jurnal ke buku besar dilakukan langsung setiap terjadi
transaksi.
 Pencatatan dapat dilakukan oleh satu orang. 
 Digunakan hanya pada perusahaan jasa dan perusahaan dagang yang masih
tergolong kecil, dimana transaksinya belum begitu banyak. 
 Hanya memiliki satu jenis. 
 Fungsi dari jurnal ini berdasarkan kegunaan dari jurnal tersebut.

Jurnal Khusus
Untuk mengetahui perbedaan yang dimiliki diantara kedua jenis jurnal, maka
selanjutnya kita harus tau apa saja yang terdapat dalam jurnal khusus. Lebih
lengkapnya, bisa kamu lihat pada poin di bawah ini ya!

 Terdiri dari banyak kolom.


 Hanya digunakan untuk mencatat transaksi sejenis dan sering terjadi.
 Bentuk jurnal disesuaikan dengan kolom-kolom yang diperlukan dalam mencatat
transaksi sejenis.
 Transaksi yang terjadi harus dicatat sesuai dengan jenisnya dalam beberapa jenis
jurnal yang berbeda. Contohnya, apabila transaksi tersebut berhubungan dengan
pengeluaran, maka harus dicatat pada Jurnal Pengeluaran Kas.
 Dilakukan secara periodik, biasanya setiap akhir bulan.
 Posting dari jurnal ke buku besar dilakukan secara berkala dan kolektif.
 Pencatatan dilakukan oleh banyak orang.
 Digunakan oleh perusahaan besar dan memiliki transaksi yang sejenis dan terjadi
secara berulang-ulang sehingga membutuhkan teknik pencatatan secara khusus.
 Memiliki 4 jenis yaitu jurnal pembelian, jurnal pengeluaran kas, jurnal penjualan,
dan jurnal penerimaan kas.
 Berdasarkan dari jenis jurnal yang telah dikelompokkan.
Pada umumnya, jurnal umum memiliki tingkat kompleks yang lebih tinggi
daripada jurnal khusus. Hal ini dikarenakan, pencatatan pada jurnal ini
memerlukan pemahaman logika yang baik khususnya pada akun debit dan kredit.
Apabila kamu salah memahami mekanisme pada akun debit dan kredit ini, maka
hasilnya akan berdampak pada pelaporan selanjutnya. Penelusuran untuk
memperbaikinya pun akan memakan waktu dan membingungkan. Sebaliknya,
jurnal khusus lebih sederhana dan mudah dipahami, serta dapat diaplikasikan oleh
siapa saja tanpa harus memahami logika mekanisme akun debit dan kredit seperti
yang terjadi pada jurnal umum.

Perbedaan dan contoh Jurnal


Penyesuaian, Jurnal Penutup dan Jurnal
Pembalik
Dari ketiga jurnal yang sebagaimana telah tertera di judul yang sekilas terlihat memiliki
kedekatan dalam segala penerapannya. Akan tetapi dari ketiga jurnal tersebut yang
memiliki perbedaan yang begitu sangat mendasar. Nah, jadi bagaimanakah dan seperti apa
beda jurnal tersebut. Dibawah ini informasi selengkapnya.
1. Jurnal Penyesuaian
Yang pertama yaitu jurnal penyesuaian, jurnal ini dibuat dalam proses pencatatan dan
perubahan saldo dalam akun. Sehingga saldo tersebut dapat mencerminkan jumlah yang
sebenarnya. Untuk itu jurnal ini digunakan untuk menyesuaikan keadaan sebenarnya baik
pendapat maupun beban. Maka dari itu jurnal tersebut berguna untuk menetapkan saldo
catatan akun buku besar yang dibutuhkan untuk akhir periode sehingga sesuai dengan saldo
riilnya. Kemudian disamping itu juga jurnal penyesuaian ini berguna untuk menghitung
pendapatan dan beban selama periode yang bersangkutan.
2. Jurnal Penutup
Kedua jurnal penutup ialah jurnal uang ayat jurnalnya telah dibuat pada akhir periode
akuntansi untuk menutupi rekening-rekening nominalnya sementara. Maka dari itu
akibatnya penutupan ini, rekening-rekening ini pada awal periode akuntansi saldonya
menjadi 0 (nol). Untuk itu akun yang ditutup yaitu akun-akun nominal dan akun-akun
pembantu modal (akun nominal=pendapatan beban sedangkan akun pembantu modal-prive
dan ikhtisar (I/r).
3. Jurnal Pembalik
Ketiga adalah jurnal pembalik, jadi jurnal pembalik ini adalah jurnal yang untuk membalik
jurnal penyesuaian yang akan menimbulkan akun neraca. Kalau tidak dibalik maka akan
terjadi akun ganda. Atau kata lainnya adalah jurnal yang sudah dibuat pada awal periode
akuntansi berikutnya untuk membalik jurnal penyesuaian yang akan menimbulkan
perkiraan riil baru. Tujuan dari pembuatan pembalik tersebut ada dua; pertama bertujuan
untuk menyederhanakan pembuatan jurnal pada periode berikutnya. Oleh karena itu
dibuatnya jurnal pembalik akan sangat bermanfaat bagi perusahaan yang membuat jurnal
dengan jumlah yang banyak.
Selain itu tujuan lain dari jurnal pembalik adalah untuk meminimalkan kekeliruan yang
mungkin terjadi dalam proses pencatatan. Terlebih lagi karena jurnal pembalik ini sendiri
digunakan untuk pembalik jurnal penyesuaian. Maksudnya adalah jika jurnal penyesuaian
ayat jurnal penyesuaian menunjukkan debit maka jurnal pembalik ayat jurnal ini juga
diletakkan sebelah kredit dan sebaliknya. Untuk itu perlu di ingat lagi karena tidak semua
jurnal penyesuaian perlu dibalik tetapi hanya beban akrual saja yang memunculkan hutang
dan pendapatan perlu di akrual yang memunculkan piutang. Jadi beban akrual ini adalah
beban yang ditangguhkan pembayaran dan pendapatan akrual adalah pendapatan yang
masih harus diterima.
Maka penyusunan jurnal pembalik dalam proses ini atau siklus akuntansi adalah opsional.
Artinya ialah kamu boleh membuat jurnal pembalik dan kamu juga boleh tidak membuat
jurnal pembalik. Akan tetapi jika kamu buat juga akan memberikan manfaat sebagaimana
telah dijabarkan diatas.

Contoh Transaksi Jurnal Pembalik


1. Beban Dibayar di Muka
Terlebih dahulu beban telah dibayar atau dicatat sebagai beban. Maka dibuatkanlah jurnal
pembalik supaya menjadi sewa dibayar di muka atau menjadi harta. Missal saja, pada
tanggal 1 Desember 2018 telah dibayarkan uang sewa untuk 1 tahun sebesar Rp 2.400.000,
dan dicatat pada jurnal adalah sebagai berikut. 

Beban sewa Rp. 2.400.000  

   Kas   Rp. 2.400.000

Lalu pada tanggal 31 desember 2018 telah dibuat ayat jurnal penyesuaian yaitu
sebagai berikut. 

Sewa dibayar di muka Rp. 2.200.000  


  Beban sewa   Rp. 2.200.000

 
Maka jurnal pembalik yang dari transaksi diatas sebagai berikut. 

Beban sewa Rp. 2.200.000  

  Sewa dibayar di muka   Rp. 2.200.000

2. Pendapatan Diterima di Muka


Pada pendapatan sewa yang belum direalisasikan maka akan dicatat sebagai pendapatan.
Lalu disini juga jurnal pembalik dibuat untuk menjadikan pendapatan sebagai sewa
diterima dimuka. Misal saja,  pada tanggal 1 september 2018 perusahaan telah menerima
pendapatan sewa sebesar Rp 2.400.00 untuk 6 bulan. Maka jurnal yang dibuat saat transaksi
adalah sebagai berikut. 

Kas Rp. 2.400.000  

  Pendapatan sewa   Rp. 2.400.000

Tanggal 31 desember 2018 telah dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.

Pendapatan sewa Rp. 800.000  

  Sewa diterima di muka   Rp. 800.000

 
Jurnal pembalik atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut.

Sewa diterima di muka Rp. 800.000  

  Pendapatan sewa   Rp. 800.000

3. Beban yang Belum Dibayar


Misal, tanggal 31 desember 2018 terdapat gaji untuk bulan desember yang belum dibayar
perusahaan dengan rincian dana berikut ini.
- bagi karyawan penjualan sebesar Rp 1.750.000,
- bagi karyawan bagian kantor sebesar Rp 1.500.000
Maka gaji tersebut dibayar setiap tanggal 4 januari 2018. Dan ayat jurnal penyesuaian yang
telah dibuat pada 31 desember 2018, sebagai berikut. 

Beban gaji bagian penjualan Rp. 1.750.000  

Beban gaji karyawan kantor Rp. 1.500.000  

  Utang gaji   Rp. 3.250.000

 
Dari awal periode tanggal 1 januari 2018 telah dibuat ayat jurnal pembalik sebagai berikut. 

Utang gaji Rp. 3.250.000  

  Beban gaji bagian penjualan   Rp. 1.750.000

  Beban gaji karyawan kantor   Rp. 1.500.000

 
Selain itu ayat jurnal dibuat pada saat pembayaran gaji, sebagai berikut. 

Beban gaji bagian penjualan Rp. 1.750.000  

Beban gaji karyawan kantor Rp. 1.500.000  

  Kas   Rp. 3.250.000

4. Pendapatan yang Belum Diterima


Misalkan, pada setiap tanggal 1 Mei dan 1 November perusahaan menerima bunga sebesar
Rp 600.000. Maka ayat jurnal penyesuaian yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2018,
adalah sebagai berikut.   

Piutang bunga Rp. 600.000  

  Pendapatan bunga   Rp. 600.000

Dari jurnal pembalik yang telah dibuat pada tanggal 1 Januari 2018 adalah sebagai berikut.

Pendapatan bunga Rp. 200.000  

  Piutang bunga   Rp. 200.000

 
Selain itu ada juga ayat jurnal yang dibuat saat pembayaran tanggal 1 Mei 2018 adalah
sebagai berikut.

Kas Rp. 600.000  

  Piutang bunga   Rp. 600.000

Jurnal Pembalik : Pengertian,


Fungsi dan Cara Penyusunan
Ada banyak jenis jurnal yang disusun dalam pembukaan atau penutupan
sebuah periode, salah satunya adalah jurnal pembalik. jurnal ini akan
disusun ketika memasuki awal periode. Singkatnya, ini adalah jurnal yang
harus dibukukan sebelum adanya transaksi di awal sebuah periode.

Secara umum, fungsi dari jurnal ini adalah untuk penyesuaian yang terjadi
pada semua akun di dalam jurnal penyessuaian. Oleh karena itu, jurnal ini
sangat penting untuk dibuat oleh setiap perusahaan. Jadi, proses
penggunaan rekening yang digunakan perusahaan tersebut bisa tetap
stabil hingga memasuki setiap periode berikutnya.

Apa Itu Jurnal Pembalik?


Secara umum, jurnal ini merupakan timbal balik dari adanya penyusunan
jurnal penyesuaian. Hanya saja, tidak semua jenis jurnal penyesuaian harus
menggunakan laporan jurnal pembalik ini.

Jurnal ini adalah laporan yang diperlukan untuk meminimalisir terjadinya


kesalahan di dalam pencatatan saat memasuki awal periode akutansi.

Akun-Akun Yang Memerlukan Jurnal


Pembalik
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwasanya tidak semua akun akan
memerlukan pembuatan jurnal ini. Namun, akun-akun yang membutuhkan
jurnal pembalik, yaitu:
1. AJP (Ayat Jurnal Penyesuaian) Atas Beban

AJP yang berlaku untuk masalah hutang atau beban yang masih perlu
untuk dilunasi atau dibayarkan. Misalnya saja : beban bunga atau hutang
bunga dari peminjaman ataupun hutang untuk biaya upah tertentu.

2. AJP Atas Pendapatan

Ini merupakan jenis AJP yang berlaku untuk pendapatan yang masih bisa
diterima atau dibayarkan. Misalnya saja: sejumlah piutang bunga yang
masih bisa diterima secara rutin.

3. AJP atas Biaya Yang Dibayarkan Dimuka

AJP ini pada awalnya akan tercatat sebagai sebuah beban piutang bukan
tercatat sebagai salah satu aset atau aktiva. Misalnya saja:

 Pembiayaan terhadap asuransi yang harus dibayarkan di awal


penggunaan.
 Beban iklan yang tercatat sevagai biaya iklan.
 Beban sewa yang sudah dilaporkan sebagai biaya sewa.

4. AJP Atas Pendapatan Yang Diterima Dimuka

 Seperti poin nomor 3, ini adalah AJP yang sebelumnya dicatat


sebagai sebuah penghasilan bukan sebuah beban. Misalnya saja :
Pendapatann sewa alias rent revenue menjadi unearned rent revenue
atau pendapatan yang sudah didapatkan pada awal sewa.
 Unearned rent revenue sendiri digolongkan dalam bentuk hutang di
dalam perhitungan neraca. Sedangkan Rent revenue merupakan
bentuk dari komponen laporan laba rugi perusahaan.

Fungsi Jurnal Pembalik


Untuk mengenali lebih dalam, berikut fungsi-fungsi dari jurnal pembalik,
yaitu:

 Memudahkan setiap pencatatan informasi terkait ayat jurnal


penyesuaian yang dilakukan di awal periode akutansi.
 Memudahkan penyusunan jurnal yang akan dilakukan di periode
berikutnya dan menyederhanakan banyak jurnal yang akan dibuat
tersebut.
 Membantu dalam mengoreksi dan meminimalisir adanya kesalahan
penulisan ayat jurnal penyesuaian. Misalnya saja pencatatan ganda
tentang nominal beban maupun pendapatan di dalam sebuah
periode akutansi.

Bagaimana Cara Penyusunan Yang


Benar?
Menyusun jurnal pembalik bukanlah pekerjaan yang begitu rumit. secara
sederhana kita hanya perlu membalikkan posisi diantara kredit dan debet
dalam sebuah akun di awal periode akutansi.

Akun yang ada di dalam jurnal pembalik juga akan sama dengan yang
disusun pada jurnal penyesuaian yang sebelumnya telah di susun pada akhir
periode.
Jadi, perbedaan nama akun-akun pada kedua jenis jurnal tersebut hanya
terletak pada posisi yang akan dibalik. Yakni akun yang sebelumnya berada
di sebelah informasi debet pada jurnal penyesuaian nantinya akan
diletakakan pada bagian kredit di jurnal pembalik, dan begitu juga
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai