Akuntansi Keuangan
STIE IGI
Hery Margono, SE, Ak,MM
Identifikasi Transaksi
Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mengidentifikasi
transaksi. Akuntan harus mengidentifikasi transaksi sehingga dapat
dicatat dengan benar. Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi
yang dapat dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan perubahan
posisi keuangan perusahaan dan dapat dinilai ke dalam unit moneter
secara objektif. Selain itu, transaksi yang akan dicatat juga harus
memiliki bukti, jika tidak ada bukti maka transaksi tidak dapat dicatat
dan dilaporkan dalam laporan keuangan. Bukti transaksi biasanya
berupa kuitansi, nota, faktur, bukti kas keluar, memo penghapusan
piutang dan lain sebagainya. Bukti-bukti tersebut tentu saja harus sah
dan diverifikasi.
Analisis Transaksi
Setelah mengidentifikasi transaksi, akuntan harus menentukan
pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Untuk memudahkan, Anda
dapat menggunakan persamaan matematis: Aktiva = Kewajiban +
Ekuitas. Sistem pencatatan adalah double-entry system, yaitu setiap
transaksi yang dicatat akan berefek terhadap posisi keuangan didebit
dan dikredit dalam jumlah yang sama. Sehingga setiap transaksi
mempengaruhi sekurang-kurangnya dua rekening pembukuan.
Pencatatan Transaksi Kedalam Jurnal
Setelah informasi transaksi dianalisis, kemudian dicatat secara runtut di
buku jurnal. Jurnal adalah suatu catatan kronologis tentang transaksi-
transaksi yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Proses
pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut penjurnalan (journalizing).
Terdapat dua macam jenis jurnal, jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal
umum dikenal dengan istilah jurnal saja. Biasanya pencatatan transaksi
dimasukan kedalam satu rekening yang didebit dan satu rekening
dikredit. Sedangkan, jurnal khusus, diselenggarakan untuk
meningkatkan efisiensi pencatatan terhadap transaksi yang berulang.
Contohnya seperti jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal penerimaan
kas, dan lainnya.
Sedangkan, jurnal khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi
sejenis/sama dan sering terjadi. Maksudnya, transaksi yang sejenis atau sama
dikelompokkan dalam satu jurnal, walaupun tanggalnya berbeda. Ada 4 jenis
pengelompokkan jurnal khusus, yaitu jurnal pembelian, penjualan, penerimaan,
dan pengeluaran. Jurnal khusus digunakan untuk membantu pencatatan jurnal
umum di mana transaksi yang akan diproses sering terjadi, lebih komplit dan
berulang-ulang. Karena jika hanya menggunakan jurnal umum, perusahaan akan
kewalahan dalam mengidentifikasi jumlah dari transaksi sejenis, seperti penjualan
dan pembelian.
Selanjutnya, akan dibahas tentang manfaat yang dimiliki oleh jurnal umum dan
khusus. Untuk memudahkanmu, kami akan menyajikan manfaat dari masing-
masing jurnal, pada poin di bawah ini:
Jurnal Umum
Pertama, akan dibahas tentang manfaat dari jurnal umum, diantaranya adalah
Historis
Manfaat historis, yaitu pencatatan setiap transaksi dilakukan berdasarkan waktu
terjadinya transaksi. Sehingga jurnal ini bisa menggambarkan kegiatan perusahaan
sehari-hari dalam satu bulan.
Pencatatan
Maksud dari manfaat ini yaitu untuk melakukan berbagai hal pencatatan keuangan
yang terjadi dalam perusahaan selama periode waktu tertentu.
Analisis
Selanjutnya adalah manfaat analisis yang berfungsi untuk mengetahui akun mana
yang harus di debit maupun di kredit.
Instruksi
Manfaat setelahnya yakni instruksi, yaitu untuk melakukan pencatatan pada buku
besar baik yang di debit maupun di kredit sesuai dengan hasil analisis.
Informatif
Terakhir, ada manfaat informatif, yaitu dalam memberikan informasi untuk
melakukan pencatatan bukti transaksi keuangan yang ada.
Jurnal Khusus
Setelah mengetahui manfaat jurnal umum, selanjutnya yang akan kita bahas
bersama adalah manfaat dari jurnal khusus. Untuk lebih jelasnya, bisa kamu lihat
pada poin-poin di bawah ini:
Memungkinkan Pembagian Pekerjaan
Pertama, yaitu memungkinkan adanya pembagian pekerjaan. Maksudnya adalah
pembagian pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik bila ada beberapa jurnal sesuai
sama bentuk transaksinya.
Jurnal Pembelian
Jenis pertama dalam jurnal khusus adalah jurnal pembelian. Yaitu untuk mencatat
semua transaksi pembelian barang usaha secara kredit.
Jurnal Penjualan
Selanjutnya, ada jurnal penjualan untuk mencatat semua transaksi yang
berhubungan dengan penjualan barang usaha secara kredit.
Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal ini akan berguna untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari
berbagai sumber pemasukan.
1. Identifikasi setiap transaksi yang masuk ke dalam jurnal. Jangan sampai salah
dalam memasukkan transaksi.
2. Identifikasi saldonya, apakah akan mengurangi atau justru malah menambah saldo
awal. Perhatikanlah saldo awal dan jenis transaksi untuk melakukan identifikasi.
3. Telitilah dalam menuliskan nominal setiap transaksi, jangan sampai salah menulis.
4. Lakukan analisis untuk mengetahui antara yang ada di debit dan di kredit harus
sama.
Jurnal Khusus
Untuk mengetahui perbedaan yang dimiliki diantara kedua jenis jurnal, maka
selanjutnya kita harus tau apa saja yang terdapat dalam jurnal khusus. Lebih
lengkapnya, bisa kamu lihat pada poin di bawah ini ya!
Lalu pada tanggal 31 desember 2018 telah dibuat ayat jurnal penyesuaian yaitu
sebagai berikut.
Maka jurnal pembalik yang dari transaksi diatas sebagai berikut.
Tanggal 31 desember 2018 telah dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut.
Jurnal pembalik atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut.
Dari awal periode tanggal 1 januari 2018 telah dibuat ayat jurnal pembalik sebagai berikut.
Selain itu ayat jurnal dibuat pada saat pembayaran gaji, sebagai berikut.
Dari jurnal pembalik yang telah dibuat pada tanggal 1 Januari 2018 adalah sebagai berikut.
Selain itu ada juga ayat jurnal yang dibuat saat pembayaran tanggal 1 Mei 2018 adalah
sebagai berikut.
Secara umum, fungsi dari jurnal ini adalah untuk penyesuaian yang terjadi
pada semua akun di dalam jurnal penyessuaian. Oleh karena itu, jurnal ini
sangat penting untuk dibuat oleh setiap perusahaan. Jadi, proses
penggunaan rekening yang digunakan perusahaan tersebut bisa tetap
stabil hingga memasuki setiap periode berikutnya.
AJP yang berlaku untuk masalah hutang atau beban yang masih perlu
untuk dilunasi atau dibayarkan. Misalnya saja : beban bunga atau hutang
bunga dari peminjaman ataupun hutang untuk biaya upah tertentu.
Ini merupakan jenis AJP yang berlaku untuk pendapatan yang masih bisa
diterima atau dibayarkan. Misalnya saja: sejumlah piutang bunga yang
masih bisa diterima secara rutin.
AJP ini pada awalnya akan tercatat sebagai sebuah beban piutang bukan
tercatat sebagai salah satu aset atau aktiva. Misalnya saja:
Akun yang ada di dalam jurnal pembalik juga akan sama dengan yang
disusun pada jurnal penyesuaian yang sebelumnya telah di susun pada akhir
periode.
Jadi, perbedaan nama akun-akun pada kedua jenis jurnal tersebut hanya
terletak pada posisi yang akan dibalik. Yakni akun yang sebelumnya berada
di sebelah informasi debet pada jurnal penyesuaian nantinya akan
diletakakan pada bagian kredit di jurnal pembalik, dan begitu juga
sebaliknya.