Anda di halaman 1dari 101

JADWAl ACARA

MUSYAWARAH BESAR KE ENAM (MUBES VI)


PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN (PKDP)
Padang, 01 – 03 Maret 2023

NO HARI JAM AGENDA P. JAWAB


1 Rabu, 01 08.00 – 12.00 Registrasi peserta di hotel truntum OC
Maret 2023 12.00 – 13.00 ISHOMA OC
13.00 – 14.30 Seremoni Pembukaan (Auditorium OC-SC-MC
Gubernur Sumbar):
 Pembuka
 Pembacaan Kalam Ilahi
 Menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya
Hj. Siti Bahari Spd, MM
 Menyanyikan Mars PKDP
 Mars Sumatera Barat
Syaharman Z.
 Tari Pasambahan
H. Refrizal
 Laporan ketua panitia
H. Mahyeldi A.
 Sambutan Ketua Umum PKDP
 Sambutan dan Membuka Acara
oleh Gubernur Sumatera Barat
 Doa
 Penutup
14.30 – 16.00 TALK SHOW NASIONAL di Siarkan SC
Langsung Oleh Padang TV:
“Piaman dulu, sekarang dan akan
datang”

Keynote Speaker :
H. Ahmad Sahroni SE, M.IKom
Narasumber :
1. Mayjen TNI (Purn) Dr. Markoni
S.H, M.H
2. John Kennedy Azis, SH.,MH
(Anggota DPR RI)
3. Suhatri Bur, SE.,MM (Bupati
Padang Pariaman)
4. Dr. Genius Umar, M. Si
(Walikota Pariaman)
5. Dr. H. Sidi Hermanto Tanjung,
SE, M.M (DPR RI)
Moderator : Nashrian (Pemred
Padang TV)
16.00 – 17.00 Peserta kembali ke tempat acara OC
hotel truntum
17.00 – 19.00 ISHOMA OC
19.00 – 19.45 Roadmap Reformasi Organisasi PKDP SC/ Dr. Harri Efendi
Narasumber : Iskandar SS, MA
- H. Hasanudin
19.45 - 20.30 Potensi PKDP dari, oleh dan untuk SC/ Dr. Harri Efendi
Piaman Iskandar SS, MA
Narasumber :
- Yobana Samial

20.30 – 21.30 Sidang Pleno 1 : SC


 Pembacaan dan Pengesahan
Jadwal Mubes VI
 Pembahasan dan pengesahan
draft tata tertib Mubes VI
 Pemilihan Pimpinan Sidang
MUBES VI

21.30 – 23.30 Sidang Pleno 2 : Pimpinan Sidang


 Laporan Pertanggung Jawaban
DPP PKDP oleh Ketua Umum dan
Jajaran
 Tanggapan dan Pandangan
umum DPW-DPW
23.30 – 06.00 ISTIRAHAT OC
2 Kamis, 02 06.00 – 08.00 Sarapan OC
Maret 2023 08.00 – 10.00 Sidang pleno 3 : Pimpinan Sidang
 Pembahasan perubahan AD/ART
(Komisi 1)
 Pembahasan Program Umum
(Komisi 2)
 Pembahasan rekomendasi
MUBES VI (Komisi 3)
10.00 – 12.00 Lanjutan Sidang pleno 3 : Pimpinan Sidang
 Laporan dan penetapan hasil
sidang komisi
12.00 – 13.00 ISHOMA
13.00 – 15.00 Sidang Pleno 4 : Pimpinan Sidang
 Pembahasan dan pengesahan
Tata Tertib Pemilihan
 Pemilihan Ketua Umum dan
Formatur
 Penetapan Ketua Umum dan
Formatur terpilih
15.00 – 16.00 ISTIRAHAT OC
16.00 – 17.00 Sidang Pleno 5: Pimpinan Sidang
 Pembacaan Keputusan Induk
MUBES VI PKDP
 Penutupan Sidang-Sidang MUBES
VI
17.00 – 19.00 ISHOMA
19.00 – 21.00 Acara Penutupan MUBES VI OC-SC-MC
 Pembuka
 Menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya
 Menyanyikan Mars PKDP
 Laporan Ketua Panitia
Sambutan dan ucapan
terimakasih Ketum Demisioner
 Sambutan dan pidato perkenalan
Ketum terpilih
 Menyanyikan Hymne Padamu
Negeri
 Doa
 Penutup
21.00 – 23.00 Hiburan Peserta, SC, OC
23.00 – 06.00 ISTIRAHAT OC
3 Jumat, 03 06.00 - 08.00 Sarapan OC
Maret 2023 08.00 – 12.00 WISATA OC

*Jadwal acara sewaktu-waktu bisa berubah


LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN

DEWAN PIMPINAN PUSAT


PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN
PERIODE 2018 – 2023

A. PENDAHULUAN
Musyawarah Besar (MUBES) ke V Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) di Pekanbaru pada
tahun 2018 menghasilkan beberapa hal keputusan strategis, disamping tepilihnya ketua umum dan
penunjukan formatur yang mewakili berbagai unsur juga mengamanahkan kepada kepengurusan
baru yang dipimpin oleh ketua umum terpilih untuk mengemban amanah berupa mengawal
berjalannya organisasi sesuai Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang udah dilakukan
perubahan, menjalankan program-program umum dan rekomendasi yang telah disepakati oleh
forum MUBES V.

Akan tetapi situasi organisasi setelah MUBES V mengalami sedikit kendala, sehingga kepengurusan
baru tidak dapat langsung bergerak dengan semestinya, diantara kendala tersebut adalah tersitanya
energi pengurus dengan adanya hutang paska MUBES V, disamping itu aset organisasi yang
diserahkan ke pengurus baru bisa dikatakan nol. Dengan demikian kepengurusan periode 2018 –
2013 seperti memulai organisasi dari awal sama sekali.

Pejalanan kepengurusan periode 2018 – 2023 bisa dikatakan periode yang banyak tantangan dan
permasalahan, baik tantangan dalam hal Sumber Daya Manusia tantangan struktural, permasalahan
keuangan, serta tantangan dan permasalah ekternal.

Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), bukannya kita tidak mempunyai SDM yang handal, akan
tetapi kita mempuntai permasalahan komitmen dalam mengemban amanah sebagai individu untuk
berperan sesuai dengan amanah jabatan kita dalam organisasi, ini menyebabkan roda organisasi
berjalan lamban bahkan sebagianstruktur vakum karena tidak pernah menjalankan program sama
sekali. Meskipun demikian DPP PKDP 2018 – 2023 tetap bisa menjalankan beberapa program
strategis terutama dalam hal konsolidasi organisasi dan pembenahan legalitas PKDP sebagai
perkumpulan.

Secara struktural, DPP PKDP periode 2018 – 2023 juga mendapatkan tantangan yang luar biasa,
terutama membenahi Dewan Pimpinan Wilayah yang sudah vakum dan berakhir periodesasinya.
Kepengurusan DPW yang sudah terbentuk sampai 2018 sebanyak 16 DPW, dua diantaranya sudah
berakhir masa jabatannya sesuai SK sejak seblum MUBES ke V di Pekanbaru. Secara bertahap DPP
PKDP 2018 – 2023 dapat membenahi dan mengaktifkan kembali DPW yang fakum dan mendorong
seluruh DPW untuk melaksanakan MUSWIL sebelum MUBES VI dilaksanakan, walapun masih
ada dua DPW yang masih berstatus PJS sampai MUBES VI ini dilaksanakan. Selain itu DPP PDKP
periode 2018 – 2023 juga berhasil membentuk/mendirikan tiga DPW baru yaitu DPW Jawa Tengah,
DPW Banten dan DPW Bangka Belitung.

Permasalahan yang paling krusial dalam menjalankan organisasi PKDP adalah dalam hal keuangan.
Kondisi keungan yang diwariskan DPP PKDP sebelumnya kepada DPP PKDP hasil MUBES V
berada dalam keadaan minus dan berhutang. Hal ini membuat situasi DPP diawal kepengurusan
terasa tidak terlalu kondusif meskipun akhirnya segala hal terkait hutang-piutang tersebut dapat
diselesaikan dengan bantuan oleh salah seorang donatur PKDP. Sampai pelaksanaan MUBES VI ini
permasalahan keungan ini masih menjadi tantangan dan PR tersediri bagi kepengurusan berikutnya,
dan minimal insya Allah kepengurusan 2018 – 2023 tidak meninggalkan hutang kepada
kepengurusan hasil MUBES ke VI ini.
Dari aspek ekternal yang paling diraskan dan amat krusial pada periode 2018 – 2023 ini adalah
terjadinya pandemi virus covid19 yang sampai saat ini masih menyisakan efek dalam berbagai lini
kehidupan masyarakat. Sebagai organisasi kemasyarakat PKDP secara langsung juga meraskan
dampak dari pandemi tersebut, selama lebih dari dua tahun masa pandemi bisa dikatakan aktivitas
organisasi tidak dapat digerakan secara normal bahkan lebih banyak pasif, sehingga hal ini
menjadikan gerakannya DPP PKDP 2018 – 2023 dan PKDP secara keseluruhan mengalami
pelambatan dalam menjalankan roda organisasi.

Akhirnya kami kepengurusan DPP PKDP 2018 – 2023 menyampaikan mohon maaf atas segala
kelemahan, kekurangan dan kealpaan kami dalam selama memimpin dan mengelola organisasi, dan
terima kasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak dalam mendukung dan berperan aktif dalam
menjalan organisasi dengan segala dinamikannya. Semoga kepengurusan yang terpilih dan
terbentuk dalam MUBES ke VI ini semakin maju, solid dalam menjaga martabat PKDP dimanapun
berada, sesuai dengan tema MUBES kita kali ini.

B. UMUM
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) periode 2018 – 2023
hasil Musyawarah Besar (MUBES) ke V di Pekanbaru pada tanggal.........tahun 2019, DPP PKDP
Struktur kepengurusana Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKDP hasil MUBES ke V di Pekan Baru
secara umum berada dibawah pimpimnan Ketua Umum yang dibantu oleh empat orang Wakil
Ketua Umum, masing-masing wakil ketua umum membawahi beberapa bidang sebagai koordinator
bidang-bidang yang berda di di bawahnya, fungsi koordinator masing-masing wakil ketua umum
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wakil Ketua Umum 1 mengkoordinir:
a. Bidang OKK dan Hubungan Antar Lembaga yang dibantu oleh:
1. Departemen Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga
2. Departemen Kaderisasi dan Keanggotaan
b. Bidang Hubungan Ranah dan Rantau yang dibantu oleh:
3. Departemen Hubungan Ranah dan Rantau
c. Bidang Komunikasi, Informasi dan Teknologi yang dibantu oleh:
4. Departemen Humas dan Komunikasi
5. Departemen Teknologi Informasi
Departemen Sosial Media
2. Wakil Ketua Umum 2 mengkoordinir :
a. Bidang Agama dan Dakwah yang dibantu oleh:
6. Departemen Pengembangan Dakwah Islam
b. Bidang Bundo Kanduang dan Pemberdayaan Perempuan yang dibantu oleh:
7. Departemen Bundo Kanduang dan Pemberdayaan Perempuan
c. Bidang Pemuda dan Olah Raga yang dibnatu oleh:
8. Departemen Pemuda
9. Depetemen Olah Raga
3. Wakil Ketua Umum 3 Mengkoordinir :
a. Bidang Hukum dan HAM yang dibantu oleh:
10. Departemen Hukum dan HAM
b. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan yang dibantu oleh:
11. Departemen Koperasi dan UMKM
12. Departemen Wirausaha dan ecomerce
c. Bidang Tenaga Kerja dan Pengembangan SDM yang dibantu oleh:
13. Departemen Penyaluran dan Perlindungan Tenaga Kerja
14. Deparetemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Wakil Ketua Umum 4 mengkoordinir :
a. Bidang Pendidikan, Seni, Adat dan Budaya yang dibantu oleh:
15. Departemen Pendidikan
16. Departemen Seni, Adat dan Budaya
b. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan yang dibantu oleh:
17. Departemen Sosial dan Filantropi
18. Departemen Pemberdayaan Masyarakat
c. Bidang Pariwisata, Kesehatan dan lingkungan Hidup yang dibantu oleh:
19. Departmen Pariwisata
20. Depatemen Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Kemudian secara teknis program-program yang direncanakan oleh DPP PKDP dilaksanakan oleh
bidang-bidang, diantara program-program yang dapat terlaksana sesuai dengan bidang-bidang yang
ada disampaikan dalam penjelasan perbidang sesuia tupoksinya.
C. BIDANG ORGANISASI, KADERISASI DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
1. Konsolidasi organisasi
Sudah terbentuk 19 DPW seluruh Indonesia yaitu :
NO NAMA DPW JUMLAH DPD KETUA DPW NO
KONTAK
1 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Edison 0813 6017
Provinsi Aceh Aceh Barat 6538
(Status Pjs)
2 DPW PKDP 1. DPD Kota Farianda Putra 0816 340
Provinsi Sumut Medan Sinik 988
2. DPD Kabupaten
Deli Serdang
3. DPD Kabupaten
Langkat
4. DPD Kota
Binjai
5. DPD Kota
Tebing Tinggi
6. DPD Kabupaten
Asahan
7. DPD Kota
Sibolga
3 DPW PKDP 1. DPD Kota Ali Mukni 0812 8458
Povinsi Sumbar Solok 3759
(Sudah Muswil 2. DPD Kota
tapi komposisi Payakumbuh
belum terbentuk 3. DPD Kabupaten
dan belum di SK Pesisir Selatan
kan) 4. DPD Kabupaten
Pasaman Barat
5. DPD Kota
Bukittinggi
6. DPD Kabupaten
Pasaman
7. DPD Kota
Padang Panjang
8. DPD Kabupaten
Kepulauan
Mentawai
9. DPD Kabupaten
Dharmasraya
10. DPD Kota
Sawahlunto
11. DPD Kabupaten
Agam
12. DPD Kota
Padang
13. DPD Kabupaten
Tanah Datar
14. DPD Kabupaten
Sijunjung
15. DPD Kabupaten
Solok
16. DPD Kabupaten
Solok Selatan
17. DPD Kabupaten
50 Kota
4 DPW PKDP 1. DPD Kota H. Nurman HMN 0811 7042
Provinsi Kepri Tanjung Pinang 916
2. DPD Kota
Batam
3. DPD Kabupaten
Bintan
4. DPD Kabupaten
Karimun
5. DPD Kabupaten
Linggga
6. DPD Kabupaten
Natuna
7. DPD Kabupaten
Anambas
5 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Herman Nazar 0811 767
Provinsi Riau Bengkalis 733
2. DPD Kabupaten
Indragiri Hilir
3. DPD Kabupaten
Indragiri Hulu
4. DPD Kabupaten
Kampar
5. DPD Kabupaten
Kepulauan
Meranti
6. DPD Kabupaten
Kuantan
Singingi
7. DPD Kabupaten
Pelalawan
8. DPD Kabupaten
Rokan Hilir
9. DPD Kabupaten
Rokan Hulu
10. DPD Kabupaten
Siak
11. DPD Kota
Dumai
12. DPD Kota
Pekanbaru
6 DPW PKDP 1. DPD Kota Hasanuddin 0821 2220
Provinsi Bengkulu Adnan 6222
Bengkulu 2. DPD Kabupaten
Bengkulu
Tengah
3. DPD Kabupaten
Bengkulu Utara
4. DPD Kabupaten
Muko-Muko
5. DPD Kabupaten
Lebong
6. DPD Kabupaten
Kepahyang
7. DPD Kabupaten
Rejang Lebong
8. DPD Kabupaten
Kaur
9. DPD Kabupaten
Bengkulu
Selatan
10. DPD Kabupaten
Seluma
7 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Drs. Arman 0811 7410
Provinsi Jambi Batang Hari Syafa’at, MM 765
2. DPD Kota
Jambi
3. DPD Kabupaten
Tebo
4. DPD Kabupaten
Bungo
5. DPD Kabupaten
Tanjung Jabung
Barat
6. DPD Sungai
Penuh Kerinci
7. DPD Kabupaten
Sarolangun
8. DPD Kabupaten
Merangin
9. DPD Kabupaten
Tebing Tinggi
10. DPD Kabupaten
Mara Tembesi
8 DPW PKDP 1. DPD Kota Eddy Agustian, 0811 7111
Provinsi Sumsel Palembang SE 216
2. DPD Pagar
Alam
3. DPD Oku
Timut
4. DPD Oku Induk
5. DPD Lahat
9 DPW PKDP Belum ada DPD Hasrul Sani 0853 7821
Bangka Belitung 9814
10 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten St. Ramanduang 0813 7977
Provinsi Lampung Utara 1601
Lampung 2. DPD Kabupaten
Tenggamus
3. DPD Kabupaten
Lampun Timur
4. DPD Kota
Bandar
Lampung
5. DPD Kabupaten
Pesisir Barat
6. DPD Kota
Metro
7. DPD Kabupaten
Lampung
Tengah
8. DPD Kabupaten
Lampung
Selatan
9. DPD Kabupaten
Pesawaran
10. DPD Tulang
Bawang Unit 2
11. DPD Tulang
Bawang Barat
12. DPD Lampung
Barat
11 DPW PKD 1. DPD Kota Yobana Samial 0813 6362
Provinsi DKI Jakarta Pusat 5510
Jakarta 2. DPD Kota
Jakarta Selatan
3. DPD Kota
Jakarta Timur
4. DPD Kota
Jakarta Barat
5. DPD Kota
Jakarta Utara
6. DPD Kabupaten
Kepulauan
Seribu
12 DPW PKDP 1. DPD Kota Azhar Aung 0812 9938
Provinsi Jabar Bekasi 326
(status Pjs) 2. DPD
Tasikmalaya
3. DPD Bandung
Raya
4. DPD
Kabupaten
Karawang
5. DPD Kabupaten
Purwakarta
6. DPD Kabupaten
Sumedang
13 DPW PKDP 1. DPD Kota Salwin Arfendi
Provinsi Jateng Semarang 0813 2600
2. DPD Kabupaten 8390
Semarang
3. DPD Soloraya
4. DPD Magelang
5. DPD Salatiga
14 DPW PKDP Belum ada DPD Novendri Yusdi, 0821 7447
Provinsi Jatim SH 6757
15 DPW PKDP Belum ada DPD Dasril 0812 2954
Provinsi DIY 442
16 DPW PKDP 1. DPD Kota Darmadi Koto 0812 3602
Provinsi Bali Denpasar 2055
2. DPD Kabupaten
Badung
3. DPD Kabupaten
Bangli
4. DPD Kabupaten
Tabanan
17 DPW PKDP 1. DPD Kota AKBP (P) H. 0812 6161
Provinsi Kalbar Pontianak Azuwir P, SH 8227
2. DPD Kabupaten
Sintang
3. DPD Kabupaten
Ketapang
18 DPW PKDP 1. DPD Kutai Jonhprizal Piliang 0813 4649
Provinsi Kaltim Kertanegara 0972
Tenggarong
2. DPD Penajam
Paser Utara

19 Banten (DPW 1. DPD Kota H. Syahruddin 0812 9536


status PJS) Serang 644
2. DPD Kota
Cilegon
3. DPD Kota
Taangerang
19 DPW 110 DPD

2. Rapat Kerja Nasional tahun 2021 di hotel Balairung Jakarta


3. Rapat Pimpinan Nasional tahun 2022 di Hotel Balairung Jakarta

D. BIDANG AGAMA DAN DAKWAH


1. Halal bihalal tahun 2018
2. Halal bihalal tahun 2019

E. BIDANG PENDIDIKAN, SENI, ADAT DAN BUDAYA


1. Penggalangan dan Penyaluran Brasiswa melalui Yayasan Beasiswa Piaman
2. The Vast Piaman Festival tahun 2019

F. BIDANG HUBUNGAN RANAH DAN RANTAU


Bentuk kegiatan atau program yang berhubungan dengan hubungan ranah dan rantau lebih banyak
dalam wujud koordinatif dan informatif. Dalam hal ini DPP bertindak sesuai kebutuhan serta situasi
dan kondisi, baik secara formal ataupun informal.
G. BIDANG SOSIAL KEMASYARAKATAN
Membantu korban bencana alam berupa gempa yang terjadi di Serang dan kegiatan-kegitan sosial
lainnya yan terjadi di wilayah indonesia.

H. BIDANG PEMUDA DAN OLAH RAGA


Berpatisipasi dalam kompetisi sepakbola antar organisasi Minang se Jabodetabek.

I. BIDANG HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


Berdasarkan Job Description pengurus pusat PKDP tahun 2018 – 2023 program kerja Bidang
Hukum dan HAM beserta jajarannya telah mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) pada
tahun 2019, yang diberi nama LBH PKDP Piaman Laweh PKDP yang sesuai dengan surat
Keputusan Ditjen Administrasi Hukum dan HAM RI tanggal November 2019 dengan daftar Badan
Hukum Yayasan Nomor AHU-0022976.AH.01.12 Tahun 2019. Lembaga Bantuan Hukum Piaman
Laweh PKDP yang berkantor sementara di kantor Notaris Hamidi di Jl. Ulu Jami Raya, No. 39
Jakarta Selatan.

Susunan Pengurus awal berdirinya Lembaga Bantuan Hukum Piaman Laweh PKDP adalah sebagai
berikut :

1) H. Refrizal : Pembina
2) Kol. (purn) H. Rizaldi, S.H, M.H : Ketua
3) Yusalman, S.IP, M.H : Sekretaris
4) DR. H. Badayong, S.H, M.H : Bendahara
5) Irwan, SH, M.H : Wakil Ketua
6) Umar Ali Hendri, S.H : Wakil Sekretaris
7) Hendra Saputra, S.H, M.Kn : Wakil Bendahara
8) Nursal, S.H, M.H : Pengawas

Bidang Hukum dan HAM juga menjalankan program-program yang sudah dirancang dikarenakan
pada saat itu adanya wabah penyakit virus Corona yang melanda Indonesia hingga sampai saat
sekarang ini, namun daripada itu kami tetap memberikan konsultasi dan bantuan hukum Non
Litigasi bagi warga Piaman khususnya adalah sebagai berikut :
a) Memberikan saran hukum dan masukan terkait penyelesaian tanah dan bangunan Gedung IKSG
b) Memberikan saran hukum kepada warga PKDP di Tangerang
c) Memberikan saran hukum rencana perjanjian Kerjasama DPP PKDP dengan pihak swasta
tentang transaksi elektronik
d) Memonitor dan memberi saran hukum atas meninggalnya Ketua DPD PKDP Krawang

J. BIDANG KOMUNIKASI, INFORMASI DAN TEKNOLOGI


1. Pembuatan Aplikasi PKDP (sesuai rencana program rakernas tahun 2021)
2. Pengalangan dana kas PKDP secara online melalui Aplikasi PKDP
3. Pembuatan kartu virtual dan nomor anggota PKDP melalui Aplikasi PKDP

K. KESEKJENAN
1. Penerbitan SK hasil MUBES V dan Acara Pelantikan
2. Penerbitan Buku AD/ART hasil MUBES V
3. Beck up Sekretariat
4. Penertiban dan Penerbitan SK Dewan Pimpinan Wilayah
L. KEUANGAN
Secara umum DPP PKDP periode 2018 – 2023 mengalami devisit Keuangan dalam setiap
melaksanakan program dan aktivitas organisasi, meskipun dilaksanakan penggalangan dana namun
tidaklah mencukupi untuk menutupi setiap pembiayaan yang dibutuhkan. Oleh karena itu DPP
PKDP periode ini tidak mempunyai kas yang tersimpan di rekening organisasi, karena setiap
program dan kegiatan lebih banyak menggunakan uang pribadi masing-masing pimpinan terutama
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.
Selain itu, DPP PKDP hasil MUBES V juga diwaris hutang dari DPP periode sebelumnya berupa
kekurangan biaya pelaksanaan MUBES V di pekanbaru, alhamdulillah hutang tersebut dapat
dilunasi atas kemurahan hati dari salah seorang toko pengusaha Piaman H, Arisal Azis.

Meskipu demikian, dalam pelaksanaan MUBES ke VI ini DPP PKDP berusaha untuk tidak
meningalkan hutang piutang kepada kepengurusan selanjutnya, dan jika memungkinkan
meninggalkan uang lebih di rekening organisasi.

M. ASET
1. Laptop merek lenovo 1 unit
2. Meja, kursi rapat dan perlengkapan kantor tersimpan di tempat Waketum Hamidi Bustami
(kondisi tidak diketahui)
3. SK AHU
4. Akta Notaris
5. NPWP
6. Rekening Bank BSI

N. PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggung Jawaban ini kami buat dan disampaikan didadalam forum
Musyawarah Besar ke Enam di Hotel Truntum Kota Padang Sumatera Barat.

Padang, 1 Maret 2023

Dewan Pimpinan Pusat


Persatuan Keluarga Daerah Piaman
Periode 2018 – 2023

Ketua Umum Sekretaris Jenderal,

ttd ttd

H. Refrizal Sikumbang Yuliandre Darwis, Ph. D


RANCANGAN TATA TERTIB
RANCANGAN KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

DAFTAR ISI

1 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP


Nomor : SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang
Pengesahan Tata Tertib dan Acara Musyawarah Besar
(MUBES) VI (MUBES) VI DPP PKDP

2 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor


: SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI
(MUBES) VI DPP PKDP

3 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP


Nomor : SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang Laporan
Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode 2018 – 2023

4 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP


Nomor : SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang
Pembentukan Komisi Persidangan

5 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor


: SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang Pengesahan Hasil
– Hasil Sidang Komisi Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI
DPP PKDP

6 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor


: SKEP.006/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang Penetapan Ketua
Umum Terpilih DPP PKDP Periode 2023 – 2028 Pada
Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP

7 Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor


: SKEP.007/SC/DPP-PKDP/III/2023, tentang Pembentukan
Formatur Untuk Menyusun Pengurus dan Personalia DPP
PKDP Periode 2023 - 2028
RANCANGAN KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.001/SC/DPP-PKDP/ /III/2023


TENTANG

PENGESAHAN TATA TERTIB DAN ACARA


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa Untuk Kelancaran Jalannya Sidang – Sidang Yang Dilaksanakan Selama
Musyawarah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKDP , Perlu Adanya Tata Tertib Dan
Jadwal Acara Sebagai Pemandu Jalannya Seluruh Persidangan.

2. Bahwa Tata Tertib Dan Jadwal Acara Sidang Tersebut Perlu Ditetapkan Dalam
Surat Keputusan

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta


Peraturan Pelaksananya.

3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) ke V PKDP Tahun 2018 tentang


Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG TATA


TERTIB DAN ACARA PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP .

PERTAMA : Mengesahkan Tata Tertib Dan Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP ,
Sebagaimana Tercantum Dalam Lampiran Surat Keputusan Ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan
berakhirnya Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………… …………………………
Ketua Sekretaris

......................... ......................... .........................


Anggota Anggota
Anggota

Lampiran : Rancangan Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP


Nomor : SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023.
Tanggal : 1 Maret 2023.
Tentang : Tata Tertib Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .

TATA TERTIB
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Pasal 1
NAMA TEMPAT DAN WAKTU

Nama Sidang Musyawarah ini adalah Musyawarah Besar (MUBES) VI , Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan
Keluarga Daerah Piaman bertempat di Hotel Truntum, Padang, Sumatera Barat dan diselenggarakan pada
tanggal 1 Maret 2023.

Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan Musyawarah Besar (MUBES) VI Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Keluarga Daerah
Piaman adalah untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VI Pasal 18 dan Anggaran
Dasar BAB VII Pasal 16.

Pasal 3
T EMA

Tema Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah : "Konsolidasi Organisasi untuk Mewujudkan PKDP
yang Berkemajuan, Solid, dan Bermartabat"
Pasal 4
PESERTA/PENINJAU

1. Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah:

a. 1 (Satu) orang utusan dewan pengawas DPP PKDP


b. 3 (Tiga) orang utusan dewan pengurus harian DPP PKDP
c. 2 (Dua) orang utusan DPW PKDP yang di tunjuk berdasarkan mandat / Surat tugas dari DPW
PKDP Masing – masing .
d. 1 (Satu) orang utusan DPD PKDP yang di tunjuk berdasarkan mandat / surat tugas dari DPD
Masing – masing.
e. 1 (Satu) orang utusan organisasi otonom tingkat pusat atau yang di tunjuk berdasarkan surat
mandat / tugas dari organisasi yang di wakilinya.
f. 1 (Satu) orang utusan Lembaga tingkat pusat atau yang di tunjuk berdasarkan surat mandat /
tugas dari Lembaga yang di wakilinya
g. 1 (Satu) orang utusan organisasi sektor Ikatan Keluarga ( IK ) yang mempunyai kepengurusan
tingkat pusat atau yang di tunjuk bardasarkan surat mandat / tugas dari organisasi yang di
wakilinya

2. Peninjau Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah :

a. Dewan Kehormatan DPP PKDP


b. Dewan Pembina DPP PKDP
c. Dewan Penasehat DPP PKDP
d. Dewan Penyantun DPP PKDP
e. Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKDP
f. Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKDP
g. Organisasi Otonom Tingkat Pusat
h. Organisasi Sektor (IKA) Tingkat Pusat
i. Lembaga Tingkat Pusat
j. Organisasi Otonom Tingkat Wilayah

Pasal 5
PIMPINAN SIDANG

1. Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah SC MUBES VI PKDP sampai
dengan tata tertib dan acara disyahkan.

2. Setelah Tata Tertib Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP disyahkan, maka Pimpinan Sidang diserahkan
kepada Presidium yang dibentuk oleh Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP yang terdiri dari:

a. 1 (satu) orang unsur dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKDP .


b. 4 (empat) orang dari unsur peserta MUBES PKDP.
c. Ketua Presidium dipilih oleh anggota Presidium.

3. Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP membentuk 2 (dua) Komisi masing – masing :
a. Komisi AD/ART dan Organisasi
b. Komisi Program Kerja dan Rekomendasi

4. Sidang Komisi-komisi dipimpin oleh Ketua Komisi yang dipilih oleh Anggota sidang Komisi.
Pasal 6
HAK BICARA DAN HAK SUARA

1. Setiap Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP sebagaimana pasal 4 butir 1 (satu) mempunyai
Hak Bicara dan Hak Suara.
2. Setiap Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP tersebut diatas mempunyai 1 (satu) Hak Suara.
3. Peninjau dan Undangan tidak memiliki hak suara, namun dapat menyampaikan pendapat atas izin pimpinan
sidang.

Pasal 7
KEPUTUSAN - KEPUTUSAN

1. Keputusan Dalam Sidang Pleno diambil dengan Musyawarah untuk mufakat.

2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak diperoleh maka keputusan diambil atas suara terbanyak.

3. Sidang – sidang dianggap sah jika dihadiri oleh sekurang – kurangnya lebih dari lima puluh persen, dari
jumlah perserta berdasarkan absensi kehadiran. Apabila Peserta Sidang belum mencapai quorum maka
sidang ditunda tiga puluh menit, untuk mencapai quorum, dan setelah menunggu tiga puluh menit maka
sidang dapat dilanjutkan atas persetujuan peserta dan keputusan sidang dianggap sah.

Pasal 8
PERUMUSAN

Kesimpulan atau keputusan Sidang Komisi-komisi dirumuskan oleh Panitia Perumus yang terdiri dari 1 (satu)
orang Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris dari peserta sidang komisi.

Pasal 9
PEMRASARAN

Pemrasaran adalah mereka yang diminta untuk memberikan saran, pendapat, atau pengarahan oleh Pimpinan
Sidang.

Pasal 10
SISTEM PEMILIHAN KETUA UMUM

1. Pemilihan Ketua Umum DPP PKDP dilakukan melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara langsung
secara tertulis, bebas dan rahasia oleh peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP

2. Pemilihan Ketua Umum DPP PKDP sebagai berikut :

2.1. Pendaftaran bakal calon (Balon) ketua umum didahului dengan proses penjaringan Bakal Calon (Balon)
oleh SC Berdasarkan Usulan tertulis untuk 1 (satu) orang dari DPW PKDP setelah bermusyawarah
dengan DPD masing-masing dan disampaikan selambat-lambatnya 25 Februari 2023.
2.2. Bakal Calon (Balon) Sebagaimana dimaksud diatas akan disampaikan kepada seluruh peserta oleh
pimpinan sidang MUBES VI.
2.3. Bakal Calon (Balon) Ketua Umum yang diusulkan oleh DPW-DPW, di sahkan sebagai calon Ketua Umum
DPP PKDP, oleh peserta MUBES.
2.4. Calon Ketua Umum yang telah disahkan oleh peserta MUBES VI yang diberikan kesempatan waktu
untuk musyawarah dan mufakat, untuk memilih ketua umum.
2.5. Apabila tidak tercapai Musyawarah dan Mufakat maka akan dilakukan pemilihan ketua umum DPP PKDP
oleh peserta MUBES VI melalui suara terbanyak (one man one vote). Apabila Calon Ketua Umum DPP
PKDP
pada putaran ini memperoleh 50% + 1 dari jumlah suara sah maka ditetapkan sebagai ketua umum DPP
PKDP terpilih.
2.6. Apabila calon ketua umum tidak ada yang memperoleh 50% + 1 dari jumlahh suara sah maka pemilihan
dilanjutkan untuk putaran kedua yang diambil dari perolehan suara terbanyak satu dan suara terbanyak
dua untuk putaran selanjutnya.

3. Pelantikan Ketua Umum DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dilakukan oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang
Musyawarah Besar DPP PKDP.

Pasal 11
SISTEM PEMILIHAN PENGURUS

1. Pembentukan Kepengurusan DPP PKDP dilakukan dengan sistim Formatur.

2. Formatur teridiri dari 7 (tujuh) orang yang terdiri dari :


a. Ketua Umum DPP PKDP terpilih sebagai Ketua Formatur.
b. Unsur Calon Ketua Umum.
c. Sisanya diwakili oleh unsur peserta MUBES VI

3. Susunan Formatur teridiri dari :


a. 1 (satu) orang Ketua (Ketua Terpilih).
b. 1 (satu) orang Sekretaris.
c. 5 (Lima) orang Anggota.

Pasal 12
KRITERIA CALON KETUA UMUM

1. Mempunyai garis keturunan Ibu dari Piaman.


2. Mempunyai keahlian/pengalaman dalam memahami/menghayati permasalahan PKDP
3. Mempunyai keahlian/pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus Organisasi PKDP
4. Memiliki visi dan misi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP
5. Mempunyai kemampuan untuk memimpin PKDP
6. Berdomisili atau bersedia tinggal di Jabodetabek
7. Tidak pernah cacat moral atau terlibat tindak pidana
8. Tidak sedang menjabat sebagai ketua partai politik di semua tingkatan.

13
KRITERIA CALON PENGURUS

1. Mempunyai keahlian/pengalaman dalam memahami/menghayati permasalahan PKDP


2. Mempunyai keahlian/pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus Organisasi PKDP
3. Memiliki visi dan misi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP
4. Tidak merangkap jabatan di setiap tingkatan organisasi PKDP
5. Tidak menjadi pengurus di organisasi lain yang sejenis dengan PKDP

Pasal 14
SUSUNAN ACARA

Susunan acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP dilampirkan pada tata tertib ini.

Pasal 15
PENUTUP

Hal-hal yang belum diatur atau yang belum cukup dalam Tata Tertib ini akan diatur oleh Pimpinan Sidang.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023

PRESEDIUM PIMPINAN SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

…………………………………. ………………………………….
Ketua Sekretaris

………………………… ...................... ……………………


Anggota Anggota Anggota

Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .


Nomor : SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023
Tanggal : ...... Maret 2023.
Tentang : Susunan acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .

ACARA
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Hari/Tanggal Waktu Uraian Kegiatan Keterangan

Jumat, 13.00 – 17.00 Registrasi Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI Panitia


30 Sept 2022
Jumat, 19.00 - 22.00  Pembukaan Panitia
30 Sept 2022  Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
 Mengheningkan Cipta
 Menyanyikan Mars Pkdp
 Laporan Ketua Panitia Penyelenggara
 Sambutan Ketua Umum DPP Pkdp
 Sambutan Walikota Pariaman
 Sambutan Bupati Padang Pariaman sekaligus Membuka
secara resmi Mubes VI DPP Pkdp
 Pembacaan Do’a
 Ramah Tamah/Foto Bersama

Sabtu, 08.00-09.00 PERSIDANGAN I SC


01 Okt 2022 1. Pengesahan Tata Tertib dan Jadwal Acara
2. Penetapan Presedium Pimpinan Sidang

Sabtu, 09.00-09.15 Coffe Break Panitia


01 Okt 2022
Sabtu, 09.15-12.00 PERSIDANGAN II Presidium
01 Okt 2022 1. Laporan Pertanggung Jawaban DPP PKDP
2. Pandangan Umum masing – masing DPD PKDP
Sabtu, 12.00-13.00 ISOMA Panitia
01 Okt 2022
Sabtu, 13.00-15.00 SIDANG KOMISI Presidium
01 Okt 2022 1. Pembagian Peserta
2. Sidang Komisi
Sabtu, 15.00-15.30 Coffee Break Panitia
01 Okt 2022
Sabtu, 15.30-17.00 1. Pleno Sidang Komisi Presidium
01 Okt 2022 2. Penetapan dan Pengesahan Sidang Komisi
Sabtu, 17.00-19.00 ISOMA Panitia
01 Okt 2022
Sabtu, 19.00-21.00 1. Pemilhan Ketua Presidium
01 Okt 2022 2. Penetapan Ketua Terpilih
3. Pembentukan Fermatur
4. Sidang Fermatur
5. Pelantikan Ketua Umum Terpilih oleh Presidium Pimpinan Sidang

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ...... Maret 2023

PIMPINAN SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

…………………………………. ………………………………….
Ketua Sekretaris

………………………… ........................ …………………………


Anggota Anggota Anggota

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG

PENGESAHAN PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa untuk kelancaran jalannya sidang – sidang yang dilaksanakan selama
Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP , perlu adanya Presidium Pimpinan
Sidang yang akan memimpin jalannya seluruh persidangan.
2. Bahwa Presidium Pimpinan Sidang tersebut perlu ditetapkan dalam Surat
Keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta


Peraturan Pelaksananya.

3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) V PKDP Tahun 2018 tentang Perubahan


dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor : SKEP.01/SC/DPP-


PKDP/III/2022 tanggal 1 Maret 2023 tentang Tata Tertib dan Jadwal Acara
Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2.
3. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG


PENGESAHAN PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI
DPP PKDP .

Pertama : Mengesahkan Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP
pada tanggal 1 Maret 2023 sebagai berikut :

1. Sdr ………………… Selaku Ketua Presidium


2. Sdr ................... Selaku Sekretaris Presidium
3. Sdr ................... Selaku Anggota Presidium
4. Sdr ................... Selaku Anggota Presidium
5. Sdr ................... Selaku Anggota Presidium
Kedua :
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan
berakhirnya Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023

PRESEDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

…………………………………… …………………………………..
Ketua Sekretaris
………………………… ......................... ………………………
Anggota Anggota Anggota

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG

LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN DPP PKDP


PERIODE 2018 - 2023

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa untuk Landasan Kerja Pengurus hasil Musyawarah Besar (MUBES) VI
DPP PKDP perlu adanya Laporan Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode
2018 -2023.
2. Bahwa Laporan Pertanggung Jawaban tersebut perlu ditetapkan dalam Surat
Keputusan

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :


SKEP.01/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Tata Tertib dan
Jadwal Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.02/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
3. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG


PENGESAHAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN DPP PKDP PERIODE 2018 –
2023.

Pertama : Menerima/Menolak Laporan Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode 2018 -


2023 dan menyatakan kepengurusan DPP PKDP Demisioner.
Kedua : Laporan DPP PKDP Periode 2018 - 2023 secara lengkap dan terperinci sebagaimana
lampiran yang tidak terpisahkan dalam Keputusan ini.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan
Ketiga : berakhirnya Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023

PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

……………………………… ……………………………….. ………………………………


Anggota Anggota Anggota
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI PERSIDANGAN
PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa untuk Landasan Kerja Pengurus DPP PKDP Periode 2023 – 2028, pada
Penyelenggaraan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP perlu dilakukan
Pembentukan Komisi Persidangan yang akan membahas Landasan Kerja
Pengurus DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dimaksud.
2. Bahwa Komisi Persidangan pada penyelenggaraan Musyawarah Besar (MUBES)
VI DPP PKDP tersebut perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :


SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Tata Tertib dan
Jadwal Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Laporan
Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode 2018 - 2023.
4. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG


PEMBENTUKAN KOMISI PERSIDANGAN PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI
DPP PKDP .

Pertama : Menetapkan komisi persidangan pada Musyawarah Walayah DPP PKDP adalah
sebagai berikut :
1. Komisi A adalah komisi persidangan Program Organisasi
2. Komisi B adalah komisi persidangan Program Kerja
Kedua : Anggota – anggota komisi persidangan pada Musyawarah Wlayah DPP PKDP secara
lengkap dan rinci sebagaimana dalam surat keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023

PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

……………………………… ……………………………….. ………………………………


Anggota Anggota Anggota

Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .


Nomor : SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023.
Tanggal : ... Maret 2023.
Tentang : Pembentukan Komisi Persidangan pada Musyawarah
Besar (MUBES) VI DPP PKDP

DAFTAR NAMA ANGGOTA KOMISI A


KOMISI PERSIDANGAN PROGRAM ORGANISASI

NO NAMA UTUSAN JABATAN


1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PIMPINAN SIDANG KOMISI A


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

……………………… ……………………….
Ketua Sekretaris

Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP


Nomor : SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023.
Tanggal : ... Maret 2023.
Tentang : Pembentukan Komisi Persidangan pada Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

DAFTAR NAMA ANGGOTA KOMISI B


KOMISI PERSIDANGAN PROGRAM KERJA

NO NAMA UTUSAN JABATAN

10

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PIMPINAN SIDANG KOMISI B


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG

PENGESAHAN HASIL - HASIL SIDANG KOMISI


PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa Komisi Persidangan yang dibentuk penyelenggaraan Musyawarah Besar


(MUBES) VI DPP PKDP melaksanakan tugas – tugasnya dan menghasilkan
keputusan – keputusan sebagai Landasan dan Pedoman Kerja kepegurusan DPP
PKDP Periode 2023 – 2028.
2. Bahwa Hasil - hasil KeputusanPersidangan Komisis Musyawarah Besar (MUBES)
VI DPP PKDP sebagaimana dimaksud perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :


SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Tata Tertib dan
Jadwal Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Laporan
Pertanggung Jawaban DPP PKDP Kota Batam Periode 2018 - 2023.
4. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pembentukan
Komisi Persidangan Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
5. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG


PENGESAHAN HASIL - HASIL SIDANG KOMISI PADA MUSYAWARAH BESAR
(MUBES) VI DPP PKDP .

Pertama : Mengesahkan Hasil – Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Wilaya DPP PKDP
sebagai Landasan dan Pedoman Kerja kepegurusan DPP PKDP Periode 2023 – 2028,
secara lengkap dan terperinci sebagaimana dalam Lampiran yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.

Kedua : Hasil – Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP sebagai
Landasan dan Pedoman Kerja kepegurusan DPP PKDP merupakan Landasan dan
Pedoman Kerja yang perlu dijabarkan dan dilaksanakan oleh kepegurusan DPP PKDP
Periode 2023 – 2028.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

…………………………… …………………………….. ……………………………


Anggota Anggota Anggota
Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Prvinsi .
Nomor : SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023.
Tanggal : ... Maret 2023.
Tentang : Pengesahan Hasil - Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

HASIL SIDANG KOMISI A


KOMISI PERSIDANGAN PROGRAM ORGANISASI

Ditetapkan di : Padang

Tanggal : ... Maret 2023

PIMPINAN SIDANG KOMISI A


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DAERAH DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

Lampiran : Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .


Nomor : SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023.
Tanggal : ... Maret 2023.
HASIL Tentang : Pengesahan Hasil - Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

SIDANG KOMISI B
KOMISI PERSIDANGAN PROGRAM KERJA
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PIMPINAN SIDANG KOMISI B


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.006/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG

PENETAPAN KETUA UMUM DPP PKDP TERPILIH


PERIODE 2023 – 2028
PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP


PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa pada pelaksanaan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP telah
terpilih secara definitif Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028
2. Bahwa terpilihnya Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dimaksud perlu
ditetapkan dalam Surat Keputusan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) V PKDP Tahun 2018 tentang Perubahan
dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Wlayah DPP PKDP Nomor :


SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Tata Tertib dan
Jadwal Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Laporan
Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode 2017 - 2023.
4. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.004/SC/DPP-PKDP//III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pembentukan
Komisi Persidangan Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
5. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.005/SC/DPP-PKDP//III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Hasil - Hasil Sidang Komisi Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
6. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP TENTANG


PENETAPAN KETUA UMUM DPP PKDP TERPILIH PERIODE 2023 – 2028
PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP .

Pertama : Menetapkan dan Mengesahkan saudara ………................... sebagai Ketua Umum


DPP PKDP Terpilih Periode 2023 – 2028 pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP
PKDP .

Kedua : Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028 terpilih langsung ditetapkan sebagai Ketua
Formatur untuk menyusun susunan Pengurus dan Personalia DPP PKDP Periode
2023 – 2028.

Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan DPP PKDP Pusat tentang Susunan Pengurus dan
Personalia DPP PKDP Periode 2023 – 2028 serta apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …..………………………………
Ketua Sekretaris

………………………… ………………………… …………………………..


Anggota Anggota Anggota
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Nomor : SKEP.007/SC/DPP-PKDP/III/2023

TENTANG

PEMBENTUKAN FORMATUR
UNTUK MENYUSUN SUSUNAN PENGURUS DAN PERSONALIA
DPP PKDP PERIODE 2023 - 2028

MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

Menimbang : 1. Bahwa untuk Melengkapi susunan pengurus dan personalia DPP PKDP periode
2023 – 2028, perlu dibentuk formatur dengan tugas untuk menyusun dan
melengkapi susunan Pengurus dan Personalia DPP PKDP periode 2023 – 2028
dimaksud.
2. Bahwa Formatur sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) diatas perlu
ditetapkan dalam Surat Keputusan

Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

Memperhatikan : 1. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :


SKEP.001/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Tata Tertib dan
Jadwal Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
2. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Laporan
Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode 2018 - 2023.
4. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.04/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pembentukan
Komisi Persidangan Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
5. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Pengesahan
Hasil - Hasil Sidang Komisi Pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
6. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP Nomor :
SKEP.006/SC/DPP-PKDP/III/2023 tanggal ... Maret 2023 tentang Penetapan
Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028 Terpilih Pada Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .

7. Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar


(MUBES) VI DPP PKDP .
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP KOTA BATAM


TENTANG PEMBENTUKAN FORMATUR UNTUK MENYUSUN SUSUNAN PENGURUS
DAN PERSONALIA DPP PKDP PERIODE 2023 - 2028
.

Pertama : Mengesahkan Formatur Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP , yang


susunannya sebagai berikut :

1. Sdr ……………Ketua Umum DPP PKDP terpilih sebagai Ketua Formatur.


2. Sdr …………..dari unsur Calon Ketua Umum DPP PKDP selaku sekretaris.
3. Sdr …………..dari unsur Calon Ketua Umum DPP PKDP selaku Anggota.
4. Sdr…………..dari unsur Calon Ketua Umum DPP PKPD DPP PKDP selaku Anggota.
5. Sdr……….....dari unsur peserta MUBES VI DPP PKDP sebagai Anggota.
6. Sdr..............dari unsur peserta MUBES VI DPP PKDP sebagai Anggota.
7. Sdr..............dari unsur peserta MUBES VI DPP PKDP sebagai Anggota.

Formatur Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP bertugas untuk menyusun


Kedua :
susunan pengurus dan personalia DPP PKDP Periode 2023 - 2028.

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan


Ketiga :
dikeluarkannya Surat Keputusan DPP PKDP Pusat tentang Susunan Pengurus dan
Personalia DPP PKDP Periode 2023 – 2028 serta apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023

PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG


MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP

………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris

………………………. ..……………………. …………………………


Anggota Anggota Anggota

SUSUNAN ACARA PELANTIKAN


KETUA UMUM DPP TERPILIH PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN (PKDP)
PERIODE 2023 - 2028

1. Pembacaan Surat Keputusan Presidium Pimpinan Sidang MUBES VI Dewan Pimpinan


Pusat PKDP tentang ketua umum terpilih Nomor : SKEP.006/SC/DPP-PKDP/III/2023
masa bakti tahun 2023 s/d tahun 2028.
( Oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang )

2. Kepada Ketua Umum Terpilih DPP PKDP yang akan dilantik diminta untuk kedepan
podium.

3. Pembacaan Janji Ketua Umum Terpilih yang akan dipandu oleh Ketua Presidium
Pimpinan Sidang

4. Pembacaan naskah Pelantikan oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang

5. Penandatanganan naskah Berita Acara Pelantikan Ketua Umum Terpilih Periode


tahun 2023 s/d tahun 2028.

6. Penyematan Lencana PKDP kepada Ketua Umum Terpilih Periode tahun 2023 s/d
tahun 2028

7. Penyerahan Pataka PKDP oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang kepada Ketua
Umum Terpilih

8. Penyampaian / pemberian ucapan selamat kepada Ketua Umum Terpilih


ANGGARAN DASAR (AD)
MUKADDIMAH1

Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, dan didorong oleh keinginan luhur dengan rasa
persatuan dan kesatuan serta tanggung jawab untuk mengabdi kepada masyarakat Piaman baik di
rantau maupun di kampung halaman selaku Warga Negara Indonesia ikut serta berperan dan
berpartisipasi kuat dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia yang yang tercinta ini secara
bersama - sama, berpedoman kepada 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu: Undang-Undang Dasar
1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan
kampung halaman merupakan bagian yang integral dengan pembangunan bangsa dan Negara ini
dimulai dari pembangunan berskala kecil seperti Korong (Desa), Nagari, Kecamatan, Kabupaten dan
Propinsi dengan pendekatan sosial-budaya

berorientasi kepada pembangunan manusia seutuhnya melalui pendidikan, kewirausahaan dan

1
kesejahteraan ekonomi selalu mengikuti perubahan untuk kemajuan bangsa dan negara agar
masyarakat Piaman naik kelas kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PKDP adalah wadah tempat berkumpulnya masyarakat Piaman merajut silaturrahim,


berkomunikasi bersifat informatif dan edukatif untuk kemajuan dan perubahan agar bisa naik kelas
dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat yang intelektual, mempunyai kearifan lokal, beradat
dan berbudaya serta beragama yang religius sehingga menampilkan akhlakul karimah. Sejak tahun
1984 masyarakat perantau Piaman berada dalam naungan organisasi Persatuan Keluarga Daerah
Piaman (Padang Pariaman dan sekitarnya), disingkat dengan “PKDP”, rakyatnya suka merantau
ke seluruh pelosok nusantara dan mancanegara. Hal itu mengisyaratkan kepada kita bahwa itulah ciri
khas etnis Minangkabau karena mempunyai sistem kemasyarakatan lain dari pada yang lain, yaitu
Matrilineal, sistem kekeluargaan dan kekerabatan berdasarkan garis ibu ditandai dengan Suku.
Sehingga harta pusaka tinggi yang tidak boleh dijual itu merupakan wakaf kaum diturunkan kepada
kaum ibu. Inilah salah satu faktor yang membuat kaum laki-lak orang Minang tidak betah berlama-lama
tinggal di kampung halamannya pergi merantau meninggalkan kampung halamannya mencari
kehidupan baru dalam jangka waktu tidak terbatas, sehingga timbulah falsafah hidup orang Minang,
dimana bumi dipijak disana langit dijujung, dimana negeri dihuni disana adat dipakai. Dinamika
hidupnya menjadi tinggi dan harus pandai beradaptasi, namun tetap senantiasa mencintai kampung
halaman tanah kelahiran dan leluhurnya. Untuk meningkatkan partisipasi dan apresiasi dalam hidupnya
setiap aktivitas pembangunan, baik di rantau maupun di ranah, melalui berbagai kelompok organisasi
kekeluargaan dan lembaga sosial masyarakat sehingga timbullah ide oleh pemimpin kita terdahulu
untuk membentuk wadah tempat berkumpul dan berkomunikasi yaitu PKDP (Persatuan Keluarga
daerah Padang Pariaman atau Piaman). Perantau Piaman yang pada awalnya berada dalam
berbagai naungan Organisasi ke-Piamanan sudah ada sejak sebelum kemerdekaan dan setelah
kemerdekaan. Kemudian Organisasi ke-Piamanan tersebut secara bertahap menyatu dalam PKDP
yang didirikan pada tahun 1984 di Kota

Pariaman, dengan tokoh utama Bapak Almarhum Kononel TNI ( Purn ) H. Anas Malik ( Kolonel TNI
( Purn ) H. Anas Malik Datuak Rangkayo Majo Basa ), selaku Bupati Kabupaten Padang Pariaman
pada saat itu, Akan tetapi organisasi-organisasi kepiamanan tersebut termasuk PKDP sampai saat itu
bersifat lokal ( hanya terbentuk disebahagian Provinsi – Provinsi di Indonesia ) belum punya Dewan
Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia serta belum terdaftar
Kementrian Hukum dan Ham ( Kemenkumham ).

Perantau Piaman sepakat mendirikan Organisasi yang berada di bawah naungan PKDP yang
berbadan hukum. Karena disadari pentingnya pengakuan secara legal oleh negara, sehingga dengan
demikian PKDP dapat membina dan menjalin hubungan yang harmonis sebagai badan hukum dengan
masyarakat dan suku bangsa lainnya.

PKDP mengemban tugas dan kewajiban meningkatkan sumber daya manusia para anggota dan
kader-kader organisasi dalam menjawab berbagai tantangan, terutama di era globalisasi dan arus
informasi sangat deras, saat ini kita memasuki zaman digital, teknologi Informatika kita harus kuat
untuk bisa mengikuti perubahan tatanan kehidupan dunia sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosial, adat-istiadat, agama, dan budaya masyarakat lokal serta dapat meningkatkan serta mempererat
hubungan silaturahim, mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya minang di rantau
maupun di ranah. Untuk melanjutkan perjuangan dan pengabdian secara berkesinambungan kepada
bangsa dan negara, serta kampung halaman, maka peserta MUBES KE VI - PKDP Padang memberi
kuasa kepada Ketua Umum PKDP terpilih untuk menandatangani “Pernyataan Keputusan Rapat
Besar PKDP’’ ini, sebagai berikut :

BAB I

NAMA, KEDUDUKAN, ALAMAT DAN WAKTU PENDIRIAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN disingkat dengan “PKDP”.

Pasal 2

Kedudukan

Dewan Pengurus Pusat PKDP berkedudukan di Jakarta Selatan, Jalan Damai Buntu, Nomor 2C,
Rukun Tetangga 005, Rukun Warga 05, Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan.

Pasal 3

Waktu Pendirian

PKDP secara nasional didirikan pada tanggal 29 April 1984, di Pariaman, Sumatera Barat, oleh para
tokoh perantau Piaman, diprakarsai oleh mantan Bupati Padang Pariaman Kolonel TNI ( Purn ) H.
Anas Malik.

BAB II KEDAULATAN

Pasal 4

Kedaulatan

Kedaulatan organisasi berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta Peraturan Organisasi PKDP (PO-PKDP).
BAB III

AZAS, SIFAT, FALSAFAH DAN IDENTITAS

Pasal 5

Asas

PKDP berazaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945.

Pasal 6

Sifat

1. PKDP bersifat kekeluargaan dan independen.


2. PKDP bersifat kekeluargaan adalah suatu sifat setiap anggota merasa satu keluarga dan rasa
kebersamaan, merasa senasib sepenanggungan.
3. PKDP bersifat independen adalah bersifat netral, tidak memihak kepada salah satu pihak, punya
kekuasaan sendiri, merdeka dan tidak dikendalikan dan dikontrol oleh pihak lain.
Pasal 7

Falsafah hidup

1. PKDP berfalsafahkan “Adat Basandi Syarak”, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK),


2. ABS-SBK adalah filosofi hidup anggota PKDP yang menjadikan ajaran Islam sebagai landasan
(pedoman) dan pola tata kehidupan berperilaku baik dalam berkeluarga dan bermasyarakat.
3. Akal dan budi serta keyakinan, sikap dan perilaku orang Minangkabau, selalu menggunakan akal
sehat, menjalankan raso jo pareso. Hidup bersandikan budi, berhati mulia. Berakal dan beriman,
yakin usaha sampai. Nan baik budi, nan indah baso, hutang emas dapat dibayar hutang budi dibawa
mati.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat. Bulek aia dek pambuluah, bulek kato dek mufakaik.
5. Dima bumi dipijak disana langit dijujung, dima nagari dihuni disinan adaik dipakai..
6. Persatuan dan gotong royong, yaitu sakabek bak lidih, sarumpun bak sarai dan barek samo dipikua,
ringan samo dijinjiang, ka bukik samo mandaki, kalurah samo manurun sahayun salangkah.
7. Alam takambang jadi guru, ambiak contoh kanan sudah, ambiak tuah ka nan manang.

Pasal 8

Identitas

1. PKDP adalah tempat berhimpunnya para perantauan Piaman ( Padang Pariaman, Kota Pariaman
dan sekitarnya).
2. Piaman yang dimaksud adalah wilayah budaya yang secara geografi meliputi:
a. Wilayah Kabupaten Padang Pariaman
b. Wilayah Kota Pariaman.
c. Wilayah tidak dibatasi oleh Daerah Administrasi Pemerintahan tapi dilihat dari Kesamaan Adat
dan Budaya.

BAB IV

TUJUAN DAN FUNGSI

Pasal 9

Tujuan

1. Mewujudkan suasana kekeluargaan, kebersamaan, keswadayaan dan kekerabatan antara warga


Piaman yang di rantau maupun di ranah, dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dengan
warga lainnya.
2. Membina dan meningkatkan kualitas ( Sumber Daya Manusia ) warga Piaman baik di rantau
maupun di ranah agar menjadi manusia yang baik beriman, bertaqwa, berilmu serta memiliki
kepedulian terhadap pembangunan rantau dan ranah serta siap menjadi tauladan bagi generasi
berikutnya.
3. Menciptakan peluang berusaha bagi warga piaman di rantau dan di ranah untuk dan meningkatkan
kualitas hidup, harkat dan martabatnya.
4. Melestarikan dan menerapkan nilai-nilai agama, adat, dan budaya dalam kehidupan bermasya
rakat, berbangsa, dan bernegara

Pasal 10

Fungsi

1. Sebagai wadah berhimpunnya seluruh warga masyarakat yang berasal dari Piaman berdasarkan
wilayah adat dan budaya
2. Menanamkan rasa cinta kepada ranah Piaman terhadap para anggotanya sebagai bagian integral
dari NKRI.
3. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Piaman untuk pembangunan rantau dan ranah
dalam berbagai bidang.

BAB V

USAHA

Pasal 11

Usaha
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya PKDP melaksanakan berbagai usaha sesuai dengan azas, sifat
dan falsafah organisasi.

BAB VI

ORGAN DAN STRUKTUR

Pasal 12

Organ

1. PKDP mempunyai organ dan struktur terdiri dari:


a. Rapat Anggota
b. Dewan Pengawas
c. Dewan Pengurus

2. Organ dan struktur sebagaimana yang dimaksud ayat 1 pasal ini, meliputi:

a. Pada Tingkat Pusat :


- Rapat Anggota Besar (Musyawarah Besar/MUBES).
- Dewan Pengawas Pusat.
- Dewan Pengurus Pusat (DPP).
b. Pada Tingkat Wilayah:
- Rapat Anggota Wilayah (Musyawarah Wilayah/MUSWIL).
- Dewan Pengawas Wilayah.
- Dewan Pengurus Wilayah (DPW).
c. Pada Tingkat Kabupaten/Kota ;
- Rapat Anggota Daerah (Musyawarah Daerah/MUSDA).
- Dewan Pengawas Daerah.
- Dewan Pengurus Daerah (DPD).
d. Pada Tingkat Kecamatan :
- Rapat Anggota Cabang (Musyawarah Cabang/MUSCAB).
- Dewan Pengawas Cabang.
- Dewan Pengurus Cabang (DPC).
e. Pada Tingkat Nagari/ Desa/Kelurahan.
- Rapat Anggota Ranting (Musyawarah Ranting/MUSRAN).
- Dewan Pengawas Ranting.
- Dewan Pengurus Ranting (DPR).
Pasal 13

Rapat Anggota

1. Rapat anggota adalah organ PKDP tertinggi yang mempunyai kekuasaan yang tidak diserahkan
kepada Dewan Pengurus dan/atau Dewan Pengawas.
2. Rapat Anggota, sebagaimana yang dimaksud ayat 1 diatas, yaitu :
a. MUBES pada tingkat Nasional.
b. MUSWIL pada tingkat Provinsi.
c. MUSDA pada tingkat Kabupaten / Kota.
d. MUSCAB pada tingkat Kecamatan.
e. MUSRAN pada tingkat Desa / Kelurahan.
3. Rapat anggota, selain sebagaimana yang dimaksud ayat 2 diatas, diatur lebih lanjut dalam ART,
meliputi:
a. MUBES Luar Biasa (MUBESLUB) pada tingkat Nasional.
b. MUSWIL Luar Biasa (MUSWILLUB) pada tingkat Provinsi.
c. MUSDA Luar Biasa (MUSDALUB) pada tingkat Kabupaten/Kota.
d. MUSCAB Luar Biasa (MUSCABLUB) pada tingkat Kecamatan.
e. MUSRAN Luar Biasa (MUSRANLUB) pada tingkat Desa/Kelurahan.
Pasal 14

Kewajiban dan Wewenang MUBES

MUBES berkewajiban dan berwenang, meliputi :

1. Keputusan mengenai perubahan AD;


2. Pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Pusat dan DPP.
3. Pemberhentian dan pengangkatan antar waktu Anggota Dewan Pengawas Pusat dan Anggota
DPP, yang pemberhentian dan pengangkatannya didelegasikan kepada Dewan Pengawas Pusat.
4. Pembekuan DPP sementara didelegasikan kepada Dewan Pengawas Pusat;
5. Penetapan kebijakan umum DPP PKDP berdasarkan AD;
6. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran DPP PKDP;
7. Penetapan keputusan mengenai penggabungan atau pembubaran PKDP.
8. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban DPP;
9. Penunjukan likuidator dalam hal PKDP dibubarkan.
Pasal 15

Kewajiban dan Wewenang MUSWIL

MUSWIL berkewajiban dan berwenang, meliputi :

1. Pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Wilayah dan DPW.


2. Pemberhentian dan pengangkatan antar waktu Anggota Dewan Pengawas Wilayah dan Anggota
DPW, yang pemberhentian dan pengangkatannya didelegasikan kepada Dewan Pengawas
Wilayah.
3. Pembekuan DPW sementara didelegasikan kepada Dewan Pengawas Wilayah;
4. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran DPW.
5. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban DPW.

Pasal 16

Kewajiban dan Wewenang MUSDA

MUSDA berkewajiban dan berwenang, meliputi :

1. Pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Daerah dan DPD.


2. Pemberhentian dan pengangkatan antar waktu Anggota Dewan Pengawas Daerah dan Anggota
DPD, yang pemberhentian dan pengangkatannya didelegasikan kepada Dewan Pengawas Daerah.
3. Pembekuan DPD sementara didelegasikan kepada Dewan Pengawas Daerah;
4. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran DPD;
5. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban DPD;

Pasal 17

Kewajiban dan Wewenang MUSCAB

MUSCAB berkewajiban dan berwenang, meliputi :

1. Pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Cabang dan DPC.


2. Pemberhentian dan pengangkatan antar waktu Anggota Dewan Pengawas Cabang dan Anggota
DPC, pemberhentian dan pengangkatannya didelegasikan kepada Dewan Pengawas Cabang.
3. Pembekuan DPC sementara didelegasikan kepada Dewan Pengawas Cabang;
4. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran DPC ;
5. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban DPC;

Pasal 18

Kewajiban dan Wewenang MUSRAN


MUSRAN berkewajiban dan berwenang, meliputi :

1. Pemberhentian dan pengangkatan Anggota Dewan Pengawas Ranting dan DPR.


2. Pemberhentian dan pengangkatan antar waktu Anggota Dewan Pengawas Ranting dan Anggota
DPR, pemberhentian dan pengangkatannya didelegasikan kepada Dewan Pengawas Ranting.
3. Pembekuan DPR sementara didelegasikan kepada Dewan Pengawas Ranting;
4. Pengesahan Program Kerja dan Rancangan Anggaran DPR;
5. Pengesahan Laporan Pertanggungjawaban DPR;

BAB VII

KEANGGOTAAN

Pasal 19

Anggota

Anggota PKDP terdiri dari:

1. Anggota Biasa adalah mereka yang berasal dari Daerah Piaman atau mereka yang mempunyai
garis keturunan dengan warga Piaman, dan ketentuan lainnya diatur lebih lanjut pada ART dan
PO-PKDP.
2. Anggota Kehormatan/Luar Biasa adalah seseorang yang berasal dari luar Piaman yang
mempunyai perhatian dan dedikasi atau dianggap berjasa/berkontribusi terhadap PKDP dan
Masyarakat Piaman dan ketentuan lainnya diatur lebih lanjut pada ART dan PO-PKDP.
Pasal 20

Hak Dan Kewajiban Anggota

1. Hak Anggota
a. Bersuara dan mengajukan usul, pendapat serta pandangan baik diminta maupun tidak diminta
secara lisan maupun tulisan untuk kemajuan organisasi.
b. Memilih dan dipilih untuk jabatan dalam organisasi.
c. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2. Kewajiban Anggota
a. MentaatiAD/ART PKDP;
b. Mentaati seluruh keputusan MUBES dan PO-PKDP lainnya;
c. Menghadiri kegiatan-kegiatan dan aktivitas organisasi secara sukarela;
d. Memberikan dukungan moril dan materiil kepada kegiatan organisasi;
e. Membayar iuran anggota.
f. Setia dan disiplin kepada organisasi PKDP
g. Menjaga citra Dan nama baik PKDP.
h. Membantu pimpinan organisasi dalam melaksanakan program kerja organisasi dan wajib
membela kepentingan organisasi terhadap upaya - upaya yang menghalangi pelaksanaan
program kerja tersebut, yang dapat merugikan organisasi.

BAB VIII

DEWAN PENGAWAS

Pasal 21

Dewan Pengawas

1. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan dan penindakan
kepada Dewan Pengurus yang bermasalah.
2. Dewan Pengawas terdiri dari satu orang atau lebih anggota Dewan Pengawas
3. Dewan pengawas dipimpin oleh satu orang ketua dan beberapa anggota.
4. Ketentuan tentang syarat-syarat menjadi dewan pengawas, kewajiban, wewenang, masa
jabatan, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART.

BAB IX

DEWAN PENGURUS

Pasal 22

Dewan Pengurus

1. Dewan Pengurus adalah organ yang melaksanakan kepengurusan PKDP yang sekurang-
kurangnya terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
2. Ketentuan tentang syarat-syarat menjadi dewan pengurus, kewajiban, wewenang dan masa
jabatan, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART.

Pasal 23

Kewajiban dan Wewenang DPP

DPP berkewajiban dan berwenang:

1. Mematuhi AD / ART dan PO PKDP


2. Menjalankan roda organisasi sesuai Keputusan MUBES.
3. Menetapkan keputusan organisasi.
4. Menyusun dan Menjalankan Program Kerja.
5. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada MUBES.

6. Mengangkat dan Memberhentikan Anggota PKDP.

Pasal 24

Kewajiban dan Wewenang DPW

DPW berkewajiban dan berwenang:

1. Mematuhi AD / ART dan PO PKDP


2. Menjalankan roda organisasi sesuai Keputusan MUSWIL.
3. Menetapkan keputusan organisasi.
4. Menyusundan Menjalankan Program Kerja.
5. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada MUSWIL.
6. Mengangkat dan memberhentikan anggota PKDP.

Pasal 30

Kewajiban dan Wewenang DPD

DPD berkewajiban dan berwenang:

1. Mematuhi AD / ART dan PO PKDP


2. Menjalankan roda organisasi sesuai Keputusan MUSDA.
3. Menetapkan keputusan organisasi.
4. Menyusun dan Menjalankan Program Kerja.
5. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada MUSDA.
6. Memberhentikan dan mengangkat Anggota PKDP.
Pasal 31

Kewajiban dan Wewenang DPC

DPC berkewajiban dan berwenang:

1. Mematuhi AD / ART dan PO PKDP


2. Menjalankan roda organisasi sesuai Keputusan MUSCAB.
3. Menetapkan keputusan organisasi.
4. Menyusun Program Tahunan.
5. Menjalankan Program.
6. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada MUSCAB.
7. Memberhentikan dan mengangkat anggota PKDP.
Pasal 32

Kewajiban dan Wewenang DPR

DPR berkewajiban dan berwenang :

1. Mematuhi AD / ART dan PO PKDP


2. Menjalankan roda organisasi sesuai Keputusan MUSRAN.
3. Menetapkan keputusan organisasi.
4. Menyusun serta menjalankan Program .
5. Menjalankan Program Tahunan.
6. Bertanggung jawab atas segala kegiatannya kepada MUSRAN.
7. Memberhentikan dan mengangkat dan memberhentikan anggota PKDP.

BAB X

ORGANISASI OTONOM, SEKTOR, LEMBAGA DAN PAYUNG PANJI

Pasal 33

Organisasi Otonom

1. Organisasi Otonom adalah organisasi yang dibentuk secara khusus oleh PKDP, sesuai dengan
fungsinya seperti : organisasi pemuda, wanita, mahasiswa, sarjana, pengusaha, pariwisata, seni &
budaya serta organisasi lainnya.
2. Pembentukan Organisasi Otonom harus disetujui oleh DPP PKDP.
3. Struktur Organisasi Otonom mengikuti struktur PKDP.
4. Hubungan PKDP dengan Organisasi Otonom bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan organisasi otonom, kewajiban dan wewenang, serta
masa jabatan dan keanggotaan Organisasi Otonom, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur
lebih lanjut pada ART dan PO-PKDP.

Pasal 34

Organisasi Ikatan Keluarga (IK)

1. Organisasi Ikatan Keluarga (IK) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan daerah asal, yaitu
kecamatan maupun Kanagarian di ranah Piaman.
2. Pembentukan Organisasi Ikatan Keluarga (IK) adalah atas inisiasi para anggotanya dan dilaporkan
ke pimpinan PKDP sesuai cakupan organisasinya.
3. Struktur Organissi Ikatan Keluarga (IK) disesuaikan dengan kebutuhan IK yang bersangkutan.
4. Hubungan PKDP dengan Organisasi Ikatan Keluarga dapat bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan, kewajiban dan wewenang, masa jabatan dan
keanggotaan Organisasi Ikatan Keluarga, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih
lanjut pada ART dan PO-PKDP.

Pasal 35

Lembaga

1. Lembaga adalah badan yang dibentuk secara khusus oleh PKDP untuk mengurus kegiatan tertentu
seperti pendidikan, seni budaya, adat dan agama, ekonomi seperti koperasi, hukum-HAM, ninik
mamak dan lainnya.
2. Pembentukan Lembaga bisa dilakukan oleh DPP, DPW, DPD dan DPC PKDP.
3. Struktur lembaga tingkat pusat bisa dibentuk sampai tingkat DPC.
4. Hubungan PKDP dengan lembaga bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan, kewajiban dan wewenang, masa jabatan dan
keanggotaan Lembaga, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART dan
PO-PKDP.
Pasal 36

Payung Panji

1. Payung panji adalah rumah besar bagi organisasi.


2. PKDP adalah payung panji seluruh organisasi perantau piaman.
3. Hubungan PKDP sebagai payung panji dengan organisasi perantau piaman lainnya bersifat
pembinaan dan koordinasi.
4. Ketentuan tentang PKDP sebagai Payung Panji bagi Organisasi Perantau Piaman lainnya, diatur
lebih lanjut pada ART dan PO-PKDP.

BAB XI

SUMBER DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

Pasal 37

Sumber Keuangan

1. Sumber keuangan meliputi :


a. Iuran dan sumbangan sukarela anggota;
b. Zakat, Infaq, Sedekah, Hibah, wakaf dan bantuan dari penyantun dan para dermawan;
c. Sumbangan dari pihak lain yang tidak mengikat;
d. Hasil usaha yang sah;
e. Penyertaan modal.
f. Aset yang dihasilkan dari sumber keuangan sebagaimana disebutkan pada ayat 1,2,3,4,5
menjadi kekayaan organisasi.

g. Ketentuan tentang tata cara pencatatan dan laporan keuangan dan Perbendaharaan serta harta
Kekayaan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas, diatur lebih lanjut pada ART
dan PO-PKDP.
2. Pengelolaan Keuangan dilakukan sebagai berikut :
a. Jumlah dan mekanisme pengelolaan pengumpulan uang ditentukan oleh tingkatan organisasi
PKDP.
b. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan pemasukan dan pengeluaran keuangan dilakukan
pencatatan/ pembukuan dan dibuatkan Laporan Tahunannya untuk kemudian dipertanggung
jawabkan dalam forum Rapat masing-masing tingkatan organisasi.

BAB XII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 38
Penyelesaian Sengketa Internal

1. Penyelesaian sengketa internal pada setiap permasalahan organisasi diselesaikan melalui rapat
dan mufakat oleh Dewan Pengurus pada setiap tingkatan organisasi PKDP.
2. Apabila penyelesaian sengketa internal, sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal di atas, tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian sengketa dilakukan oleh Dewan Pengawas masing-masing
tingkatan organisasi PKDP.
3. Apabila sengketa internal, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 Pasal di atas tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian sengketa dilakukan oleh Dewan Pengawas tingkatan diatasnya
dengan berkoordinasi dengan Dewan Pengurus diatasnya dan seterusnya.
4. Apabila sengketa internal, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 diatas, tidak dapat
diselesaikan, maka para pihak dapat melakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

BAB XIII

PERUBAHAN AD DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 39

Perubahan AD.

1. Perubahan atau penyempurnaan AD ditetapkan dan disahkan berdasarkan Ketetapan MUBES atau
MUBESLUB.
2. Ketentuan tentang perubahan Dan penyempurnaan AD pada MUBES atau MUBESLUB diatur lebih
lanjut dalam ART dan PO-PKDP.
Pasal 40

Pembubaran Organisasi

1. Pembubaran organisasi dilakukan harus melalui MUBESLUB.


2. MUBESLUB hanya dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya 75 persen dari
jumlah DPW PKDP yang aktif dan masih berlaku masa kepengurusannya serta rekomendasi dari
dewan pengawas.
3. Apabila organisasi dibubarkan maka MUBESLUB sekaligus menetapkan penghibahan dan
penyerahan sebagai sumbangan seluruh harta kekayaan organisasi kepada badan/Lembaga Sosial
yang berada di ranah/rantau Piaman.
4. Ketentuan tentang pembubaran organisasi diatur lebih lanjut dalam ART dan PO-PKDP.

BAB XIV

SEKRETARIAT

Pasal 41

Sekretariat Dewan Pengurus.

1. DPP, DPW, DPD, DPC dan DPR wajib menyediakan kesekretariatan PKDP yang representatif.
2. Kesekretariatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas, dapat mengangkat Sekretaris
Eksekutif yang professional; akan diatur lebih lanjut dalam PO.

BAB XV

PERATURAN PERALIHAN

Pasal 42

Peraturan Peralihan

1. PO, tentang Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga-lembaga dan Organisasi yang
berpayung panji kepada PKDP tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan AD dan ART.
2. PO mengatur lebih lanjut,tentang Kode Etik Anggota, Anggota Dewan Pengawas; dan Anggota
Dewan Pengurus; tata kerja organisasi DPP, DPW, DPD, DPC dan DPR; tata cara pembentukan
DPW, DPD, DPC dan DPR ; pendaftaran anggota biasa, luar biasa dan kehormatan ; tata kelola
3. keuangan organisasi dan pelaporannya; Organisasi Sektor; Organisasi Otonom ; Lembaga
(Yayasan) ; organisasi yang berpayung panji kepada PKDP; badan usaha dan lainnya.

4. Rancangan PO sebagaimana dimaksud ayat 2 diatas, dibuat oleh pengurus DPP PKDP dan
disahkan dalam RAKERNAS atau RAPIMNAS.

BAB XVI

PENUTUP

Pasal 43

Penutup

Hal-hal yang belum diatur atau belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan AD ini.

Pasal 44
Telah diangkat Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus Perkumpulan dengan susunan sebagai
berikut:
1. DEWAN PENGAWAS :
a. Ketua;
b. Anggota Dewan Pengawas ;
susunan lengkapnya akan disebutkan dalam lampiran tersendiri dan ART.

1. DEWAN PENGURUS :
a. Ketua Umum dan jajarannya;
b. Jajarannya;
susunan lengkap akan disebutkan dalam lampiran tersendiri dan ART.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

BAB I

KEANGGOTAAN

Pasal 1

Persyaratan Jadi Anggota PKDP

1. Yang menjadi anggota PKDP adalah :


a. Seseorangyang mempunyail eluhur dan/atau berasal dari daerah Piaman atau mereka yang
terikat tali kekeluargaan/tali darah dengan warga Piaman;
b. Seseorang di luar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a Pasal ini bersimpati kepada
PKDP yang dinyatakan dengan Surat Pernyataan tertulis;
c. Dapat menerima dan menyetujui AD dan ARTPKDP.
2. Anggota PKDP terdiri dari:

a. Anggota Biasa, ialah semua warga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a.
b. Anggota Luar Biasa, ialah semua warga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b.
c. Anggota Kehormatan, ialah pejabat pemerintahan dan tokoh-tokoh profesional yang menaruh
simpati serta berpartisipasi secara ikhlas kepada PKDP.

Pasal 2

Kartu Tanda Anggota dan Penghargaan

1. Setiap anggota memiliki Kartu Tanda Anggota.


2. Desain dan penomoran Kartu Tanda Anggota ditetapkan oleh DPP PKDP dan lebih lanjut diatur
dalam PO-PKDP.
3. Kartua Tanda Anggota ( KTA ) dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Daerah Persatuan Keluarga
Daerah Piaman ( DPD PKDP ) se Indonesia
4. Kartu Tanda Anggota ( KTA ) ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah.
5. Setiap tingkatan organisasi PKDP dapat memberikan penghargaan kepada anggota atau tokoh
lainnya yang berjasa luar biasa terhadap perjuangan organisasi dan lebih lanjut diatur dalam PO-
PKDP.
BAB II

PEMBERHENTIAN ANGGOTA

Pasal 3

Pemberhentian Anggota

1. Anggota berhenti karena:


a. Meninggal dunia
b. Atas permintaan sendiri;
c. Diberhentikan karena perbuatan yang mencemarkan kampung halaman (Cacat Moral)
organisasi, melanggar AD/ART/PO-PKDP.
2. Pemberhentian anggota PKDP dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat PKDP atas usulan tingkatan
organisasi PKDP dibawahnya.
3. Keputusan pemberhentian anggota dilakukan setelah terlebih dahulu diberikan peringatan tertulis
sebanyak 3 kali berturut-turut dalam jangka waktu 3 bulan oleh Dewan Pengurus pada setiap
tingkat, terkecuali untuk hal-hal yang dianggap luar biasa berdasarkan pertimbangan organisasi,
maka tidak memerlukan peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut sebagaimana dimaksud
diatas.
4. Dalam masa pemberhentian, anggota yang bersangkutan kehilangan hak-hak keanggotaannya
serta dibebaskan dari seluruh tugas dan fungsi keorganisasian yang melekat kepadanya.
5. Anggota yang dikenai sanksi pemberhentian berhak melakukan pembelaan diri dalam RapatPleno
Dewan Pengurus pada setiap tingkat.
6. Anggota yang dikenai sanksi pemberhentian akan memperoleh pemulihan hak-haknya kembali
setelah sanksinya dicabut oleh Dewan Pengurus setiap tingkatan, melalui Rapat Pleno Dewan
Pengurus setiap tingkatan.
7. Keputusan yang diambil Rapat Pleno Dewan Pengurus setiap tingkatan bersifat mengikat dan final.

BAB III

DEWAN PENGAWAS

Pasal 4

Struktur Dewan Pengawas

1. Dewan Pengawas adalah organ PKDP yang bertugas melakukan pengawasan dan penindakan
kepada:
a. Anggota Dewan Pengawas;
b. Anggota Dewan Pengurus;
c. Pembekuan Dewan Pengurus.
2. Dewan Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Dewan Pengawas.

3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Dewan Pengawas, maka 1 (satu) orang di antaranya
dapat diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas.
4. Dewan Pengawas setiap tingkat, sebagai berikut :
a. Pada tingkat Nasional adalah Dewan Pengawas Pusat.
b. Pada tingkat Provinsi adalah Dewan Pengawas Wilayah.
c. Pada tingkat Kabupaten/Kota adalah Dewan Pengawas Daerah.
d. Pada tingkat Kecamatan adalah Dewan Pengawas Cabang.
e. Pada tingkat Nagari/Desa/Kelurahan adalah Dewan Pengawas Ranting.

Pasal 5

Persyaratan Pengangkatan Dewan Pengawas

1. Kriteria pengangkatan Ketua dan Anggota Dewan Pengawas pada setiap tingkat sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan melakukan pengawasan dan penindakan kepada Anggota Dewan
Pengawas; Dewan Pengurus PKDP dan pembekuan Dewan Pengurus.
b. Mempunyai keahlian / pengalaman dalam memahami / menghayati permasalahan PKDP.
c. Mempuyai keahlian / pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus organisasi PKDP.
d. Memiliki visi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP.
e. Mempunyai kemampuan untuk memimpin PKDP.
f. Mempunyai garis keturunan (Ibu) dari Piaman.
g. Tidak merangkap jabatan pada organisasi PKDP di setiap tingkatan.
2. Anggota Dewan Pengawas diangkat melalui Rapat Anggota PKDP pada setiap tingkat, yaitu :
a. Dewan Pengawas Tingkat Nasional melalui MUBES;
b. Dewan Pengawas Tingkat Provinsi melaluiMUSWIL;
c. Dewan Pengawas Tingkat Kabupaten/Kota melalui MUSDA;
d. Dewan Pengawas Tingkat Kecamatan melalui MUSCAB;
e. Dewan Pengawas Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan melalui MUSRAN;
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.

3. Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas antar waktu ada kosong,maka dalam jangka waktu
paling Cepat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya kekosongan, Rapat Dewan Pengawas pada
tingkat kekosongan harus menyelenggarakan Rapat Dewan Pengawas suntuk mengisi kekosongan
itu, dengan tidak memperhitungkan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal
rapat Dewan Pengawas.
4. Dalam hal semua jabatan anggota Dewan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling
cepat14 (empat belas) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, RapatAnggota pada tingkat
kekosongan harus menyelenggarakan Rapat Anggota Dewan Pengawas untuk mengangkat
Anggota Dewan Pengawas baru, dan untuk sementara PKDP diurus oleh Dewan Pengurus,
dengan tidak

5. memperhitungkan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan
Pengawas.
6. Anggota Dewan Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Ketua Dewan Pengawas paling cepat14
(empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan pengunduran dirinya dan apabila yang
mengundurkan Ketua Dewan Pengawas, maka pemberitahuan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada angota Dewan Pengawas di bawahnya, dengan tidak memperhitung
kan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan Pengawas.
7. Dalam hal terdapat penggantian antar waktu Anggota Dewan Pengawas, maka dalam jangka waktu
paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Anggota Dewan
Pengawas, dan apabila diperlukan Dewan Pengurus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
8. kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (khusus untuk Dewan
Pengawas Pusat) dan/atau instansi terkait.
9. Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Anggota Dewan Pengurus.

Pasal 6

Berakhirnya Anggota Dewan Pengawas

Jabatan Anggota Dewan Pengawas berakhir pada setiap tingkat, apabila :

1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;
4. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Dewan Pengawas.
5. Masa jabatan berakhir.
Tugas Dan Wewenang Dewan Pengawas

Pasal 7

Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas pada setiap tingkat:

1. Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
pengawasan dan penindakan kepada Anggota Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.
2. Ketua Dewan Pengawas dan satu Anggota Dewan Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas
nama Dewan Pengawas.
3. Dewan Pengawas setiap tingkat berwenang:
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan PKDP;
b. Memeriksa dokumen;

c. Memeriksa pembukuan dan mencocokan dengan uang kas; atau


d. Mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Dewan Pengurus;
e. Memberi tindakan kepada Anggota Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.
f. Membekukan Dewan Pengurus.
4. Dewan Pengawas dapat memberi tindakan pemberhentian untuk sementara 1 (satu) orang atau
lebih Anggota Dewan Pengurus/1 (satu) atau lebih Anggota Dewan Pengawas, apabila Anggota
Dewan Pengawas dan Anggota Dewan Pengurus tersebut bertindak bertentangan dengan PO
dan/atau ART dan/atau AD dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Pemberitahuan pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan


disertai alasannya.

6. Dalam jangka waktu paling cepat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian
sementara itu, Dewan Pengawas diwajibkan untuk memanggil Anggota Dewan Pengawas/Dewan
Pengurus bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri, dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemberhentian sementara Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan
Pengawas.

7. Dalam jangka waktu paling cepat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri
Anggota Dewan Pengawas /Dewan Pengurus, maka Dewan Pengawas melalui Keputusan Rapat
Dewan Pengawas sesuai tingkatnya wajib:

a. Mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau


b. Memberhentikan sebagai Anggota Dewan Pengawas/Anggota Dewan Pengurus;
dengan tidak memperhitungkan tanggal pembelaan diri Anggota Dewan Pengawas/Anggota Dewan
Pengurusdan tanggal rapat Dewan Pengawas.

8. Dalam hal Dewan Pengawas tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
dan ayat 7 di atas, maka pemberhentian sementara batal demi hukum, dan yang bersangkutan
menjabat kembali jabatannya semula.

9. Dalam hal Dewan Pengurus dibekukan sementara, maka untuk sementara Dewan Pengawas
diwajibkan mengurus PKDP.
10. Dalam hal tindakan pembekuan sebagaimana yang dimaksud pada poin 9 diatas, Dewan
Pengawas wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan minimal 75 persen dari satu tingkatan
organisasi langsung dibawahnya.

Rapat Dewan Pengawas

Pasal 8

Dewan Pengawas pada setiap tingkat dapat melakukan Rapat Anggota Dewan Pengawas sesuai
kewenangan dan tugasnya.

Pimpinan, Kuasa, Kuorum dan Undangan

Rapat Dewan Pengawas Setiap Tingkat

Pasal 9

1. Pimpinan:
a. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas.
b. Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Dewan
Pengawas akan dipimpin oleh satu orang anggota Dewan Pengawas yang dipilih oleh dan dari
anggota Dewan Pengawas yang hadir.

2. Surat Kuasa :
Satu orang anggota Dewan Pengawas hanya diwakili oleh satu 1 anggota Dewan Pengawas
lainnya dalam Rapat Dewan Pengawas berdasarkan surat kuasa.

3. Kuorum dan Undangan :


Rapat Dewan Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat, apabila :
a. Dihadiri paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota Dewan Pengawas.
b. Undangan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (3) huruf a diatas harus dilakukan paling
cepat 7 (tujuh) hari sebelum Rapat diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal rapat ;
c. Dalam hal korum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a di atas tidak tercapai, maka
dapat diadakan Undangan Rapat Dewan Pengawas kedua;
d. Rapat Dewan Pengawas kedua diselenggarakan paling cepat 7 (tujuh hari) hari, terhitung sejak
Rapat Dewan Pengawas pertama, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan
tanggal Rapat ;
e. Rapat Dewan Pengawas kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusanyang mengikat,
apabila dihadiri lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah anggota Dewan Pengawas.
Pasal 10

Mufakat Dan Voting

Mufakat dan Voting Dewan Pengawas setiap tingkat:

1. Keputusan Rapat Dewan Pengawas harus diambil berdasarkan rapat untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan rapat untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
berdasarkan voting suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara yang sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.

4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara terbuka, kecuali Ketua Rapat
menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Dewan Pengawas dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota Dewan Pengawas lainnya yang ditunjuk oleh Rapat sebagai Sekretaris
Rapat.
7. Dewan Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Dewan Pengawas telah diberitahu secara tertulis
dan/atausemua anggota Dewan Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan
secara tertulis serta menandatangani usul tersebut.
8. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) diatas,mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Pengawas.

BAB IV

DEWAN PENGURUS

Pasal 11

Pemberhentian Pengurus

1. Setiap anggota Dewan Penguruspada setiap tingkat dapat diberhentikan karena:


a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri.
c. Tidak aktif.
d. Secara sadar melanggar atau tidak mematuhi PO dan/atau AD dan/atauART PKDP dan/atau
keputusan lain melalui Rapat Anggota.
e. Bertindak merugikan dan mencemarkan nama baik organisasi.
f. Menyalahgunakan kedudukan, wewenang dan kepercayaan yang diberikan organisasi.
g. Berhalangan tetap.
h. Sedang menghadapi proses peradilan dengan ancaman hukuman pidana di atas 5 tahun.
2. Setiap anggotaDewan Penguruspada setiap tingkat dapat diberikan sanksi sesuai dengan tingkat
kesalahan yang dilakukan berupa peringatan tertulisoleh Dewan Pengawas, sebanyak 3 (tiga) kali
dengan interval 14 (empat belas) hari, sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 7 diatas, yaitu;
a. Memberhentikan sementara (skorsing);
b. Mencabut keputusan pemberhentian sementara; atau
c. Memberhentikan anggota Dewan Pengurus yang bersangkutan.

3. Keputusan pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap dilakukan setelah terlebih dahulu
diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut dalam masa (3 x 14) hari terkecuali untuk
hal-hal yang dianggap luar biasa dapat diberhentikan langsung tanpa peringatan oleh Dewan
Pengawas.
4. Dalam masa pemberhentian sementara atau setelah pemberhentian tetap, anggota Dewan
Pengurus yang bersangkutan kehilangan hak-haknya sebagai anggota Dewan Pengurus.
5. Angota Dewan Pengurus yang dikenai sangsi pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap
berhak melakukan pembelaan diri pada Rapat Dewan Pengawas sesuai tingkatannya masing
masing.
6. Hak-hak rehabilitasi dapat diberikan kepada anggota Dewan Pengurus yang bersangkutan dengan
keputusan Dewan Pengawas.

BAB V

STRUKTUR DEWAN PENGURUS

Pasal 12

Dewan Pimpinan Pusat ( DPP )

1. DPP, terdiri dari;


a. Ketua Umum;
b. Wakil Ketua Umum sekurang-kurangnya 1 orang;
c. Beberapa orang Ketua;
d. Sekretaris Jenderal;
e. Wakil Sekretaris Jenderal sekurang-kurangnya 1 orang;
f. Bendahara Umum;
g. Wakil Bendahara Umum sekurang-kurangnya 1 orang;
2. Bidang-bidang.
a. Organisasi, Kaderisasi dan Hubungan Antarlembaga.
b. Agama dan dakwah
c. Pendidikan, Seni, Adat, dan Budaya.
d. Ekonomi, Koperasi dan UKM.
e. Hubungan Wilayah Rantau & Ranah
f. Sosial kemasyarakatan
g. Bundo Kanduang.
h. Pemuda dan Olah Raga
i. Hukum & HAM
j. Komunikasi, Informasi danTeknologi

k. Tenaga Kerja dan Pengembangan SDM


l. Pariwisata
m. Politik
n. dan bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 13

Dewan Pimpinan Wilayah ( DPW )

DPW, terdiri dari:

a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-
masing

Pasal 14

Dewan Pimpinan Daerah ( DPD )

DPD, terdiri dari:

a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-
masing.
Pasal 15

Dewan Pimpinan Cabang ( DPC )

DPC, terdiri dari:

a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.

c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing

Pasal 16

Dewan Pimpinan Ranting ( DPR )

DPR, terdiri dari:

a. Ketua.
b. Wakil Ketua, sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris.
d. Wakil sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing

Pasal 17

Perwakilan Luar Negeri

1. Dewan Pengurus Pusat PKDP dapat membentuk dan mengukuhkan perwakilan PKDP di Luar
Negeri setara dengan DPW PKDP.
2. Perwakilan PKDP Luar Negeri sebagaimana ayat (1) disebut Dewan Pengurus Wilayah PKDP
khusus (DPW PKDP khusus Luar Negeri).
3. Susunan kepengurusan DPW PKDP khusus disesuaikan dengan kebutuhan
BAB VI

DEWAN KEHORMATAN, DEWAN PENYANTUN, DEWAN PENASEHAT

DAN DEWAN PEMBINA

Pasal 18

Pembentukan Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat dan Dewan Pembina

PKDP dapat membentuk Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat dan Dewan
Pembina pada setiap tingkatan organisasi PKDP.

Pasal 19

Struktur Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun,

Dewan Penasehat dan Dewan Pembina.

1. Tingkat Pusat:
a. Dewan Kehormatan;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Kehormatan, diantaranya
dapat diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
e. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.

2. Tingkat Wilayah :
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;

Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota
d. Masing – masing ketua Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan Pembina adalah ex
officio anggota Dewan Pengawas.

3. Tingkat Daerah :
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.

4. Tingkat Cabang:
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.

5. Tingkat Ranting:
a. Dewan Penyantun;

Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.

Pasal 20
Tugas Dan Wewenang Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat
dan Dewan Pembina
1. Tingkat Pusat:
a. Dewan Kehormatan;
i. Memantau dan mengevaluasi disiplin dan/atau kepatuhan terhadap moral, kode etik PKDP
dalam rangka menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas PKDP dan menyerahkan
hasil pantauan dan evaluasi tersebut kepada Dewan Pengawas Pusat/Wilayah,
Daerah/Cabang dan Ranting.
ii. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota PKDP dan menyerahkan laporan
penelitiannya kepada Dewan Pengawas Pusat/Wilayah, Daerah/Cabang dan Ranting.
b. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program.
c. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan PKDP sesuai Visi, Misi dan
Tujuan PKDP.
ii. Memberikan masukan kepada DPP PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
d. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar program dan kegiatan PKDP sesuai dengan
AD dan ART
ii. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan.
2. Tingkat Wilayah :
a. Dewan Penyantun;

Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPW
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPW PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPW PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
e. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPW-PKDP, agar program dan kegiatan DPW-PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
3. Tingkat Daerah :
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPD
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPD PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPD PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPD PKDP, agar program dan kegiatan DPD PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPD PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
4. Tingkat Cabang:
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPC
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPC PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan organisasi.
ii. Memberikan masukan kepada DPC PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPC PKDP, agar program dan kegiatan DPC PKDP sesuai
dengan AD dan ART.

ii. Melakukan pembinaan kepada DPC PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
5. Tingkat Ranting:
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPR
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPR PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPR PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPR PKDP, agar program dan kegiatan DPR PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPR PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan

BAB VII

PERMUSYAWARATAN
Pasal 21

MUBES Dan MUBESLUB Pada Tingkat Nasional

1. MUBES berfungsi dan berwenang:


a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi.
b. Menilai pertanggung jawaban DPP.
c. Menetapkan, merubah dan menyempurnakan AD/ART organisasi.
d. Menetapkan Program Umum Organisasi.
e. Memilih Ketua Umum DPP dan Formatur.

2. MUBES diadakan 5 (lima) tahun sekali.


3. Palinglambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa bhakti, DPP menyiapkan pelaksanaan
MUBES.
4. MUBES dihadiri oleh:
a. Dewan Kehormatan Pusat.
b. Dewan Penyantun Pusat.
c. Dewan Penasehat Pusat.
d. Dewan Pembina Pusat.

e. Dewan Pengawas Pusat.


f. DPP.
g. DPW.
h. DPD.
i. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Pusat.
j. Undangan.
5. Peserta dan Peninjau MUBES.
a. Peserta MUBES terdiri dari DPP, DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom,Organisasi Ikatan
Keluarga (IK),Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat
Pusat; yang jumlahnya ditetapkan oleh DPP PKDP.
b. Peninjau MUBES adalah terdiri dari DPP, DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom,
Organisasi Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada
PKDPpada Tingkat Pusat dan para undangan yang jumlanya di tetapkan oleh DPP yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPP PKDP.
c. Peserta MUBES sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf a mempunyai hak bicara dan hak
suara.
d. Peninjau MUBES sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak
bicara.
e. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Tempat penyelenggara MUBES ditetapkan melalui Rapat Pleno DPP PKDP.

Pasal 22

MUBESLUB

1. MUBESLUBdapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPW
dan persetujuan dewan pengawas DPP PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUBESLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUBESLUB menjadi penyelenggara dan penanggung
jawab MUBESLUB atas persetujuan dewan pengawas DPP PKDP.
4. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUBESLUB sebagaimana di maksud pada ayat (3)
atas persetujuan dewan pengwas dapat membentuk komite bersifat ad-hock sebagai
penyelenggara MUBESLUB.
5. Pada MUBESLUB tidak ada peninjau.

Pasal 23

MUSWIL Dan MUSWILLUB

1. MUSWIL berfungsi dan berwenang:


a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi di Wilayah.
b. Menilai pertanggung jawaban DPW.
c. Menetapkan Program DPW.
d. Memilih Ketua DPW dan Formatur.
2. MUSWIL diadakan 5 (lima) tahun sekali.
3. Palinglambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa bakti, DPW menyiapkan pelaksanaan
MUSWIL.
4. MUSWIL dihadiri oleh:
a. Dewan Pengawas Wilayah
b. Dewan Penyantun Wilayah.
c. Dewan Penasehat Wilayah.
d. Dewan Pembina Wilayah.
e. DPP.
f. DPW.
g. DPD.
h. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Wilayah.
i. Undangan.
5. Peserta dan Peninjau MUSWIL.
a. Peserta MUSWIL terdiri dari DPP, DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom,Ikatan Keluarga
(IK), Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Wilayah;
yang jumlahnya ditetapkan oleh DPW PKDP.
b. Peninjau MUSWIL adalahterdiri dari DPP, DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom,Ikatan
Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat
Wilayah, dan pada undangan yang jumlahnya ditetapkan oleh DPW PKDP.
c. Peserta MUSWIL sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf a mempunyai hak bicara dan
hak suara
d. Peninjau MUSWIL sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak
bicara.
e. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Tempat penyelenggara MUSWIL ditetapkan melalui Rapat Pleno DPW PKD

Pasal 24

MUSWILLUB

1. MUSWILUB dapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPD
dan persetujuan dewan pengawas DPW PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSWILUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Pada MUSWILUB tidak ada peninjau.
4. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUSWILLUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3)
dapat membentuk komite bersifat ad-hock sebagai penyelenggara MUSWILLUB atas persetujuan
dewan pengawas wilayah.
5. Pada MUSWILLUB tidak ada peserta peninjau.

Pasal 25

MUSDA Dan MUSDALUB

1. MUSDA berfungsi dan berwenang:


a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi di Kabupaten/Kota.
e. Menilai pertanggung jawaban DPD.
f. Menetapkan Program DPD.
g. Memilih Ketua DPD dan Formatur.
2. MUSDA diadakan 5 (lima) tahun sekali.
3. Palinglambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa bhakti, DPD menyiapkan pelaksanaan
MUSDA.
4. MUSDA dihadiri oleh:
a. Dewan Pengawas Daerah
b. Dewan Penyantun Daerah.
c. Dewan Penasehat Daerah.
d. Dewan Pembina Daerah.
e. DPW.
f. DPD.
g. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Daerah.
h. Undangan.
5. Peserta dan Peninjau MUSDA.
a. Peserta MUSDA terdiri dari DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Daerah; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPD PKDP.

b. Peninjau MUSDAterdiri dari DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Daerah; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPD PKDP.Peserta MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
huruf a mempunyai hak bicara dan hak suara
c. Peninjau MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak bicara.
d. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
e. Tempat penyelenggara MUSDA ditetapkan melalui Rapat Pleno DPD PKD

Pasal 26

MUSDALUB

1. MUSDALUB dapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPC
dan persetujuan dewan pengawas DPD PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSDALUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Pada MUSDALUB tidak ada peninjau.
4. DPC yang meminta dilaksanakanya MUSDALUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3) dapat
membentuk komite bersifat ad-hock sebagai penyelenggara MUSDALUB atas persetujuan dewan
pengawas DAERAH.
5. Pada MUSWILLUB tidak ada peserta peninjau.

Pasal 27

MUSCAB Dan MUSCABLUB Pada Tingkat Kecamatan

1. MUSCAB berfungsi dan berwenang:


a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi di Kecamatan.
b. Menilai pertanggung jawaban DPC.
c. Menetapkan Program DPC.
d. Memilih Ketua DPC dan Formatur.
e. MUSCAB diadakan 5 (lima) tahun sekali.
2. Palinglambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa bhakti, DPC menyiapkan pelaksanaan
MUSCAB.
3. MUSCAB dihadiri oleh:
a. Dewan Pengawas Cabang
b. Dewan Penyantun Cabang.
c. Dewan Penasehat Cabang.
d. Dewan Pembina Cabang.

e. DPD.
f. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Cabang.
g. Undangan.
4. Peserta dan Peninjau MUSCAB.
a. Peserta MUSCAB terdiri dari DPD, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Cabang; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPC PKDP.
b. Peninjau MUSCAB terdiri dari DPD, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Cabang; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPC PKDP.
c. Peserta MUSCAB sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf a mempunyai hak bicara dan
hak suara
d. Peninjau MUSCAB sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak
bicara.
e. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Tempat penyelenggara MUSCAB ditetapkan melalui Rapat Pleno DPC PKD

Pasal 28

MUSCABLUB

1. MUSCABLUB dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang kurangnya 75% jumlah DPR.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSCABLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. DPR yang meminta dilaksanakanya MUSCABLUB menjadi penyelenggara dan penanggung jawab
MUSCABLUB.
4. DPR yang meminta dilaksanakanya MUSCABLUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3) dapat
membentuk komite bersifat ad-hoch sebagai penyelenggara MUSCABLUB atas persetujuan Dewan
Pengawas Cabang.
5. Pada MUSCABLUB tidak ada peninjau

Pasal 29

MUSRAN Dan MUSRANLUB Pada Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan

1. MUSRAN berfungsi dan berwenang:


a. Memegang kekuasaan tertinggi organisasi di Nagari/Desa/Kelurahan.
b. Menilai pertanggung jawaban DPR.
c. Menetapkan Program DPR.

d. Memilih Ketua DPR dan Formatur.


2. MUSRAN diadakan 5 (lima) tahun sekali.
3. Palinglambat 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa bhakti, DPR menyiapkan pelaksanaan
MUSRAN.
4. MUSRAN dihadiri oleh:
a. Dewan Pengawas Ranting
b. Dewan Penyantun Ranting.
c. Dewan Penasehat Ranting.
d. Dewan Pembina Ranting.
e. DPC.
f. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Ranting.
g. Undangan.
5. Peserta dan Peninjau MUSRAN.
a. Peserta MUSRAN terdiri dari DPC, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Ranting; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPR PKDP.
b. Peninjau MUSRANterdiri dari DPC, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Ranting dan
undangan yang jumlahnya ditetapkan oleh DPR PKDP.
c. Peserta MUSRAN sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf a mempunyai hak bicara dan
hak suara
d. Peninjau MUSRAN sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak
bicara.
e. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Tempat penyelenggara MUSRAN ditetapkan oleh DPR PKDP

Pasal 30

MUSRANLUB

1. MUSRANLUB dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang kurangnya 75% jumlah anggota
ranting.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSRANLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Anggota DPR, sebagaimana dimaksud angka 1 diatas, yang meminta dilaksanakanya
MUSRANLUB menjadi penyelenggara dan penanggung jawab MUSRANLUB.

4. Anggota DPR, sebagaimana dimaksud angka 1 diatas, yang meminta dilaksanakanya


MUSRANLUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3) dapat membentuk komite bersifat ad-hoch
sebagai penyelenggara MUSRANLUB atas persetujuan dewan pengawas ranting.
5. Pada MUSRANLUB tidak ada peninjau
BAB VIII

RAPAT DEWAN PENGAWAS

Pasal 31

Rapat Dewan Pengawas

1. Tingkat Nasional :
a. Rapat Dewan Pengawas Pusat dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Pusat.
b. UndanganRapat Dewan Pengawas Pusat dilakukan oleh Dewan Pengawas Pusat yang berhak
mewakili Dewan Pengawas Pusat.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Pusat disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Pusat secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal undangan
dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Pusat diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
f. Rapat Dewan Pengawas Pusat dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Pusat.

2. Tingkat Provinsi :
a. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Wilayah.
b. UndanganRapat Dewan Pengawas Wilayah dilakukan oleh Dewan Pengawas Wilayah yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Wilayah.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Wilayah disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Wilayah secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal undangan
dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Wilayah diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.

f. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Wilayah.
3. Tingkat Kabupaten/Kota :
a. Rapat Dewan Pengawas Daerah dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Daerah.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Daerah dilakukan oleh Dewan Pengawas Daerah yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Daerah.
c. Undangan Rapat Dewan Pengawas Daerah disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Daerah secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
undangan dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Daerah diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
f. Rapat Dewan Pengawas Daerah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Daerah.
4. Tingkat Kecamatan :
a. Rapat Dewan Pengawas Cabang dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Cabang.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Cabang dilakukan oleh Dewan Pengawas Cabang yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Cabang.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Cabang disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Cabang secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
d. cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal Rapat.
e. Undangan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
f. Rapat Dewan Pengawas Cabang diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
g. Rapat Dewan Pengawas Cabang dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Cabang.
5. Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan :
a. Rapat Dewan Pengawas Ranting dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Ranting.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Ranting dilakukan oleh Dewan Pengawas Ranting yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Ranting.
c. Undangan Rapat Dewan Pengawas Ranting disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Ranting secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling

d. cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
undangan dan tanggal Rapat.
e. Undangan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
f. Rapat Dewan Pengawas Ranting diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
g. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Ranting.

BAB IX

RAPAT-RAPAT DEWAN PENGURUS, KEHORMATAN,


PENYANTUN, PENASEHAT DAN PEMBINA

Pasal 32

Rapat-Rapat Tingkat Nasional

1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).


a. Dihadiri oleh Dewan Kehormatan Pusat, Dewan Penyantun Pusat, Dewan Penasehat Pusat,
Dewan Pembina Pusat, Dewan Pengawas Pusat, DPP, Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan
Keluarga (IK), Lembaga dan Organisai lain yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat
serta DPW.
b. Diadakan paling kurang dua kali dalam satu kali masa bakti DPP.
2. Rapat Pimpinan Nasional (RAPIMNAS)
a. Dihadiri oleh Dewan Pengawas Pusat, DPP, dan DPW
b. Diadakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat Pleno Gabungan
a. Dihadiri oleh Dewan Kehormatan Pusat, Dewan Penyantun Pusat, Dewan Penasehat Pusat,
Dewan Pembina Pusat, Dewan Pengawas Pusat dan DPP.
b. Diadakan oleh DPP sesuai kebutuhan.
4. Rapat Pleno Dewan Kehormatan.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Kehormatan Pusat.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Pusat dan DPP.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
5. Rapat Pleno Dewan Penyantun.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Pusat.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Pusat danD PP.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.

6. Rapat Pleno Dewan Pembina.


a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Pusat.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Pusat dan DPP.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
7. Rapat Pleno DPP
a. Dihadiri oleh seluruh pengurus DPP PKDP.
b. Dapat dihadiri oleh DPW yang diundang oleh DPP, dan dinyatakan sebagai pleno DPP
diperluas.
c. Diadakan minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun.
8. Rapat Pengurus Harian DPP
a. Dihadiri oleh Pengurus Harian DPP PKDP.
b. Diadakan sesuai kebutuhan.
9. Rapat Koodinasi DPP
a. Rapat kordinasi DPP adalah rapat bidang-bidang, rapat antar bidang, rapat unsur para ketua,
kesekjenan dan kebendaharaan Tingkat Pusat.
b. Diadakan sesuai kebutuhan atas petunjuk Ketua Umum.

Pasal 33

Rapat-Rapat Tingkat Provinsi

1. Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL).


a. Dihadiri oleh Dewan Penyantun Wilayah, Dewan Penasehat Wilayah, Dewan Pembina Wilayah,
Dewan Pengawas Wilayah, DPW, Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga
dan Organisai lain yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Wilayah serta DPD.
b. Diadakan paling kurang dua kali dalam satu kali masa bakti DPW.
2. Rapat Pimpinan Wilayah (RAPIMWIL)
a. Dihadiri oleh Dewan Pengawas Wilayah, DPW, dan DPD
b. Diadakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat Pleno Gabungan
a. Dihadiri oleh, Dewan Penyantun Wilayah, Dewan Penasehat Wilayah, Dewan PembinaWilayah,
Dewan Pengawas Wilayah dan DPW.
b. Diadakan oleh DPW sesuai kebutuhan.
4. Rapat Pleno Dewan Penyantun.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Wilayah.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Wilayah dan DPW.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
5. Rapat Pleno Dewan Pembina.

a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Wilayah.


b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Wilayah dan DPW.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
6. Rapat Pleno DPW.
a. Dihadiri oleh seluruh pengurus DPW PKDP.
b. Dapat dihadiri oleh DPD yang diundang oleh DPW, dan dinyatakan sebagai pleno DPW
diperluas.
c. Diadakan minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun.
7. Rapat Pengurus Harian DPW.
a. Dihadiri oleh Pengurus Harian DPW PKDP.
b. Diadakan sesuai kebutuhan.
8. Rapat Koodinasi DPW.
a. Rapat kordinasi DPW adalah rapat bidang-bidang, rapat antar bidang, rapat unsur para ketua,
kesekjenan dan kebendaharaan Tingkat Wilayah.
b. Diadakan sesuai kebutuhan atas petunjuk Ketua DPW.

Pasal 34

Rapat-Rapat Tingkat Kabupaten/Kota

1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA).


a. Dihadiri oleh Dewan Penyantun Daerah, Dewan Penasehat Daerah, Dewan Pembina Daerah,
Dewan Pengawas Daerah, DPD, Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga
dan Organisai lain yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Daerah serta DPC.
b. Diadakan paling kurang dua kali dalam satu kali masa bakti DPD.
2. Rapat Pimpinan Daerah (RAPIMDA)
c. Dihadiri oleh Dewan Pengawas Daerah, DPD dan DPC
d. Diadakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat Pleno Gabungan
c. Dihadiri oleh, Dewan Penyantun Daerah, Dewan Penasehat Daerah, Dewan Pembina Daerah,
Dewan Pengawas Daerah dan DPD.
d. Diadakan oleh DPD sesuai kebutuhan.
4. Rapat Pleno Dewan Penyantun.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Daerah.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Daerah danDPD.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
5. Rapat Pleno Dewan Pembina.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Daerah.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Daerah dan DPD.

c. Diadakan sesuai kebutuhan.


6. Rapat Pleno DPD.
a. Dihadiri oleh seluruh pengurus DPD PKDP.
b. Dapat dihadiri oleh DPC yang diundang oleh DPD, dan dinyatakan sebagai pleno DPD
diperluas.
c. Diadakan minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun.
7. Rapat Pengurus Harian DPD.
a. Dihadiri oleh Pengurus Harian DPD PKDP.
b. Diadakan sesuai kebutuhan.
8. Rapat Koodinasi DPD.
a. Rapat kordinasi DPD adalah rapat bidang-bidang, rapat antar bidang, rapat unsur para ketua,
kesekjenan dan kebendaharaan Tingkat Daerah.
b. Diadakan sesuai kebutuhan atas petunjuk Ketua
Pasal 35

Rapat-Rapat Tingkat Kecamatan

1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB).


a. Dihadiri oleh Dewan Penyantun Cabang, Dewan Penasehat Cabang, Dewan Pembina Cabang,
Dewan Pengawas Cabang, DPC, Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga
dan Organisai lain yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Cabang serta DPR.
b. Diadakan paling kurang dua kali dalam satu kali masa bakti DPC.
2. Rapat Pimpinan Cabang (RAPIMCAB)
a. Dihadiri oleh Dewan Pengawas Cabang, DPC dan DPR
b. Diadakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat Pleno Gabungan
a. Dihadiri oleh, Dewan Penyantun Cabang, Dewan Penasehat Cabang, Dewan Pembina Cabang,
Dewan Pengawas Cabang dan DPC.
b. Diadakan oleh DPC sesuai kebutuhan.
4. Rapat Pleno Dewan Penyantun.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Cabang.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Cabang danDPC.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
5. Rapat Pleno Dewan Pembina.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Cabang.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Cabang danDPC.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
6. Rapat Pleno DPC.
a. Dihadiri oleh seluruh pengurus DPC PKDP.
b. Dapat dihadiri oleh DPR yang diundang oleh DPC, dan dinyatakan sebagai pleno DPC
diperluas.

c. Diadakan minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun.


7. Rapat Pengurus Harian DPC.
a. Dihadiri oleh Pengurus Harian DPC PKDP.
b. Diadakan sesuai kebutuhan.
8. Rapat Koodinasi DPC.
a. Rapat kordinasi DPC adalah rapat bidang-bidang, rapat antar bidang, rapat unsur para ketua,
kesekjenan dan kebendaharaan Tingkat Cabang.
b. Diadakan sesuai kebutuhan atas petunjuk Ketua DPC
Pasal 36

Rapat-Rapat Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan

1. Rapat Kerja Ranting (RAKERRAN).


a. Dihadiri oleh Dewan Penyantun Ranting, Dewan Penasehat Ranting, Dewan
Pembina Ranting, Dewan Pengawas Ranting, DPR, Pimpinan Organisasi Otonom,
Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisai lain yang berpayung panji kepada
PKDP Tingkat Ranting.
b. Diadakan paling kurang dua kali dalam satu kali masa bakti DPR.
2. Rapat Pimpinan Ranting (RAPIMRAN)
a. Dihadiri oleh Dewan Pengawas Ranting, DPR dan anggota
b. Diadakan sesuai dengan kebutuhan.
3. Rapat Pleno Gabungan
a. Dihadiri oleh, Dewan Penyantun Ranting, Dewan Penasehat Ranting, Dewan
Pembina Ranting, Dewan Pengawas Ranting dan DPR.
b. Diadakan oleh DPR sesuai kebutuhan.
4. Rapat Pleno Dewan Penyantun.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Penyantun Ranting.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Ranting dan DPR
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
5. Rapat Pleno Dewan Pembina.
a. Dihadiri oleh Ketua dan Anggota Dewan Pembina Ranting.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Ranting dan DPR.
c. Diadakan sesuai kebutuhan.
6. Rapat Pleno DPR.
a. Dihadiri oleh seluruh pengurus DPR PKDP.
b. Dapat dihadiri oleh Dewan Pengawas Ranting.
c. Diadakan minimal 2 (dua) kali dalam satu tahun.
7. Rapat Pengurus Harian DPR.
a. Dihadiri oleh Pengurus Harian DPR PKDP.
b. Diadakan sesuai kebutuhan.
8. Rapat Koodinasi DPR.
a. Rapat kordinasi DPR adalah rapat bidang-bidang, rapat antar bidang, rapat unsur
para ketua, kesekjenan dan kebendaharaan Tingkat Ranting.
b. Diadakan sesuai kebutuhan atas petunjuk Ketua DPR.
BAB IX

QUORUM

Pasal 37

Quorum

1. Rapat-rapat dinyatakan sah apabila semua peserta telah diundang secara resmi.
2. Keputusan diambil secara Rapat mufakat dan apabila tidak memungkinkan diambil
dengan suara terbanyak.
3. Setiap peserta dalam Rapat-rapat mempunyai hak suara.
4. Semua keputusan Rapat-rapat pada semua tingkat mengikat bagi seluruh anggota
menurut jenjang organisasi.
5. Bila ada 2 (dua) atau lebih keputusan/kebijaksanaan yang bertentangan, maka yang
berlaku adalah keputusan dari tingkat yang lebih tinggi.

BAB X

PENETAPAN DAN PELANTIKAN

Pasal 38

Penetapan PKDP Pusat

Penetapankepengurusan DPP PKDP menjadi wewenang DPP PKDP melalui Surat


Keputusan atas dasar hasil MUBES/MUBESLUB.

Pasal 39

Penetapan PKDP Wilayah

Penetapan kepengurusan DPW PKDP menjadi wewenang DPP PKDP melalui Surat
Keputusan atas dasar hasil MUSWIL/MUSWILLUB

Pasal 40

Penetapan PKDP Daerah

Penetapan kepengurusan DPDPKDP menjadi wewenang DPW PKDP melalui Surat


Keputusan atas dasar hasil MUSDA/MUSDALUB.

Pasal 41

Penetapan PKDP Cabang


Penetapan kepengurusan DPCPKDP Cabang menjadi wewenang DPD PKDP melalui Surat
Keputusan atas dasar hasil MUSCAB/MUSCABLUB.

Pasal 42

Penetapan PKDP Ranting

Penetapan kepengurusan DPRPKDP menjadi wewenang DPCPKDP melalui Surat


Keputusan atas dasar hasil MUSRAN/MUSRANLUB.

Pasal 43

Pelantikan dan Pengukuhan PKDP Setiap Tingkat

1. Pelantikan PKDP Setiap Tingkat :


a. Tingkat Pusat menjadi wewenang DPP melalui Surat Keputusan hasil
MUBES/MUBESLUB.
b. Tingkat Wilayah menjadi wewenang DPP melalui Surat Keputusan hasil
MUSWIL/MUSWILLUB.
c. Tingkat Daerah menjadi wewenang DPW melalui Surat Keputusan hasil
MUSDA/MUSDALUB.
d. Tingkat Cabang menjadi wewenang DPD melalui Surat Keputusan hasil
MUSCAB/MUSCABLUB.
e. Tingkat Ranting menjadiwewenang DPC melalui Surat Keputusan hasil
MUSRAN/MUSRANLUB.
2. Kewenangan pengukuhan PKDP di setiap tingkatan, dapat diserahkan kepada Bupati
Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya
dan/atau pihak lain yang berjasa kepada PKDP.

BAB XI

PEMBENTUKAN, PENETAPAN DAN PELANTIKAN ORGANISASI OTONOM,

IKATAN KELUARGA (IK), LEMBAGA DAN ORGANISASI LAINNYA

Pasal 44

Pembentukan,Penetapan Dan Pelantikan Organisasi Otonom

1. Organisasi Otonom Tingkat Pusat dibentuk oleh DPP PKDP.


2. Organisasi Otonom Tingkat Pusat ditetapkan oleh DPP PKDP.
3. Organisasi Otonom Tingkat Pusat dilantik oleh DPP PKDP dan dalam keadaan tertentu
dapat dikukuhkan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan/atau
Walikota Pariamandan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain yang berjasa (akan)
kepada PKDP.
4. DPP PKDP berhak menjadi peserta dalam MUBES dan RAKERNAS Organisasi
Otonom.
5. Organisasi Otonom mempunyai azas, sifat dan tujuan yang sejalan dengan PKDP.
6. Organisasi Otonom mempunyai AD/ART serta lambang sendiri yang dibuat atas
kepakatan anggotanya.
7. Pimpinan Pusat Organisasi Otonom dapat membentuk kepengurusan sampai tingkat
daerah dan harus selalu berkoordinasi dengan PDKP setingkat.
8. Organisasi Otonom yang mempunyai kepengurusan secara struktural dari pusat sampai
daerah minimal mempunyai tiga DPW.
9. Organisasi Otonom yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu Provinsi bisa dibentuk,
ditetapkan dan dilantik oleh DPW PKDP setempat dan dalam keadaan tertentu
pengukuhannya dapat dlakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain
yang berjasa (akan) kepada PKDP.
10. Organisasi Otonom yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu Kabupaten/Kota bisa
dibentuk, ditetapkan dan dilantik oleh DPD PKDP setempat dan dalam keadaan tertentu
pengukuhannya dapat dilakukan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang Pariaman
dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain yang berjasa
(akan) kepada PKDP.
11. Nama - nama Organisasi Otonom PKDP, antara lain :
a. Perkumpulan Generasi Muda PKDP (GM-PKDP ).
b. Perkumpulan Mahasiswa PKDP ( PM-PKDP ).
c. Perkumpulan Pengusaha PKDP ( PP - PKDP ); atau Perkumpulan yang lebih
spesifik, antara lain Perkumpulan Rumah Makan Padang PKDP (PRMP-PKDP).
d. Perkumpulan Bundo Kanduang PKDP ( PBK-PKDP).
e. Perkumpulan Sarjana dan Intelektual PKDP ( PSI-PKDP )
f. Lembaga Penyelesaian Konflik/Sengketa dalam bentuk Lembaga Kehormatan
(Lembaga ARBITRASE ) atau Lembaga ADHOC.
g. Dan lain-lain.
12. Anggota Organisasi Otonom, otomatis menjadi anggota PKDP disetiap tingkatan,
secara administratif lebih lanjut diatur dalam PO.

Pasal 45

Penetapan Dan Pelantikan Organisasi Ikata Keluarga (IK)


1. Organisasi Ikatan Keluarga (IK)Pusat dibentuk oleh inisiatif dan aspirasi anggotanya
dengan mendapat atau tidak rekomendasi dari DPP PKDP.
2. Organisasi Ikatan Keluarga (IK)Pusat ditetapkan oleh DPP PKDP.
3. Organisasi Ikatan Keluarga (IK) Pusat dilantik oleh DPP PKDP dan dalam keadaan
tertentu pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan/atau Walikota Pariamandan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain yang
berjasa (akan) kepada PKDP.
4. DPP PKDP berhak menjadi peserta dalam MUBES dan RAKERNAS
5. Organisasi Ikatan Keluarga (IK)mempunyai azas, sifat dan tujuan yang sejalan dengan
PKDP.
6. Organisasi Ikatan Keluarga (IK)mempunyai AD/ART serta lambang sendiri yang dibuat
atas kepakatan anggotanya.
7. Pimpinan Pusat OrganisasiIkatan Keluarga (IK) dapat membentuk kepengurusan sampai
tingkat daerah dan harus selalu berkoordinasi dengan PDKP setingkat.
8. Organisasi Ikatan Keluarga (IK)yang mempunyai kepengurusan secara struktural dari
pusat sampai daerah minimal mempunyai tiga DPW.
9. Organisasi Ikatan Keluarga (IK) yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu Provinsi
bisa ditetapkan dan dilantik oleh DPW PKDP setempat dan dalam keadaan tertentu
pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain
yang berjasa (akan) kepada PKDP.
10. Organisasi Ikatan Keluarga (IK) yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu
Kabupaten/Kota bisa ditetapkan dan dilantik oleh DPD PKDP setempat dan dalam
keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya
dan/atau pihak lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
11. Anggota Organisasi Ikatan Keluarga (IK), otomatis menjadi anggota PKDP, secara
administratif lebih lanjut diatur dalam PO.
Pasal 46

Pembentukan, Penetapan Dan Pelantikan Lembaga

1. Lembaga dibentuk oleh DPP/DPW/DPD PKDP.


2. Lembaga ditetapkan oleh DPP PKDP / DPD PKDP.
3. Lembaga dilantik oleh DPP PKDP dan dalam keadaan tertentu dapat dikukuhkan oleh
Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota
Pariamandan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain yang berjasa (akan) kepada
PKDP.
4. DPP PKDP berhak menjadi peserta dalam MUBES dan RAKERNAS
5. Lembaga mempunyai azas, sifat dan tujuan yang sejalan dengan PKDP.
6. Lembaga mempunyai AD/ART serta lambang sendiri yang dibuat atas kepakatan
anggotanya.
7. Pimpinan Pusat Lembaga dapat membentuk kepengurusan sampai tingkat daerah atau
berbentuk cabang atau berbentuk perwakilan dan harus selalu berkoordinasi dengan
PDKP setingkat.
8. Lembaga yang mempunyai kepengurusan secara struktural dari pusat sampai daerah
minimal mempunyai tiga DPW atau beberapa cabang atau beberapa perwakilan.
9. Lembaga yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu Provinsi dapat dibentuk oleh
DPW PKDP serta di tetapkan DPW PKDP setempat dan dalam keadaan tertentu
pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak lain
yang berjasa (akan) kepada PKDP.
10. Lembaga yang ruang lingkup gerakannya hanya di satu Kabupaten/Kota dapat dibentuk
oleh DPD PKDP setempatserta ditetapkan dan dilantik oleh DPD PKDP setempat dan
dalam keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilakukanoleh Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya
dan/atau pihak lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
11. Anggota Organisasi Lembaga, otomatis menjadi anggota PKDP, secara administratif
lebih lanjut diatur dalam PO.

Pasal 47

Penetapan Dan Pelantikan Organisasi Yang

Berpayung Panji Kepada PKDP

1. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat tidak dibentuk oleh
PKDP.
2. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat ditetapkan oleh DPP
PKDP.
3. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat dilantik oleh DPP PKDP
dan dalam keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilakukanoleh Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariamandan/atau pejabat lainnya
dan/atau pihak lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
4. DPP PKDP berhak menjadi peserta dalam MUBES dan RAKERNAS
5. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP mempunyai azas, sifat dan tujuan yang
sejalan dengan PKDP.
6. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP mempunyai AD/ART serta lambang
sendiri yang dibuat atas kepakatan anggotanya.
7. Pimpinan Pusat Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP dapat membentuk
kepengurusan sampai tingkat daerah atau berbentuk cabangatau berbentuk perwakilan
dan harus selalu berkoordinasi dengan PDKP setingkat.
8. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP yang ruang lingkup gerakannya hanya
di satu Provinsi ditetapkan dan dilantik oleh DPW PKDP setempat dan dalam keadaan
tertentu pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak
lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
9. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP yang ruang lingkup gerakannya hanya
di satu Kabupaten/Kotaditetapkan dan dilantik oleh DPD PKDP setempat dan dalam
keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilantik oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak
lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
10. Anggota Organisasi Yang Berpayung Panji kepada PKDP, otomatis menjadi anggota
PKDP, secara administratif lebih lanjut diatur dalam PO.

BAB XII

TINDAKAN ORGANISASI

Pasal 48

Sanksi

1. Anggota PKDP, Anggota Dewan Pengurus dan Anggota Dewan Pengawas yang
melanggar aturan dan atau ketentuan dalam AD/ART PKDP dapat dikenakan sanksi
berupa tindakan disiplin organisasi.
2. Tindakan disiplin organisasi dapat berupa:
a. Peringatan lisan maupun tulisan.

b. Dibebaskan dari jabatan PKDP.

c. Diberhentikan dari anggota PKDP.

Pasal 49

Pembekuan DPP
1. DPP PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Pusat setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPP PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUBES
dapat mengajukan perpanjangan kepada Dewan Pengawas Pusat PKDP paling lama 3
(tiga) bulan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPP PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUBES dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Pusat PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPP PKDP, maka Dewan Pengawas Pusat PKDP dapat
menunjuk pejabat yang diberikan kewenangan menyelenggarakan MUBES.
5. DPP selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Pusat
PKDP.

Pasal 50

Pembekuan DPW

1. DPW PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Wilayah setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPW PKDP yang masa baktinya telah berakhir tetapi belum menyelenggarakan MUSWIL
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPP PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPW PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSWIL dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Wilayah PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPW PKDP, maka DPP PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSWIL.
5. DPW selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Wilayah
PKDP.
Pasal 51

Pembekuan DPD

1. DPD PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Daerah setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPD PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSDA
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPW PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPD PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSDA dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Daerah PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPD PKDP, maka DPW PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSWIL.
5. DPD selama masa peralihanberada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Daerah
PKDP.

Pasal 52

Pembekuan DPC

1. DPC PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Cabang setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPC PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSCAB
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPD PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPC PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila masa
perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSCAB dan telah diberi surat
peringatanoleh Dewan Pengawas Cabang PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPC PKDP, maka DPD PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSCAB.
5. DPC selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Cabang
PKDP.

Pasal 53

Pembekuan DPR

1. DPR PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Ranting setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPR PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSRAN
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPC PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPR PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas dapat dibekukan apabila masa
perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSRAN dan telah diberi surat
peringatanoleh Dewan Pengawas Ranting PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPR PKDP, maka DPC PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSRAN.
5. DPR selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Ranting
PKDP.

Pasal 54

Mekanisme Penindakan

Yang berwenang mengambil tindakan organisasi atas pelanggaran disiplin organisasi


adalah Dewan Pengawas pada masing-masing tingkatan melalui Rapat Dewan Pengawas
pada masing-masing tingkat setelah mendapat pertimbangan dari Dewan Pengawas
diatasnya.

BAB XIII

HAK SUARA DAN HAK BICARA SERTA PEMILIHAN

PIMPINAN ORGANISASI

Pasal 55

Hak Suara dan Hak Bicara

1. Peserta mempunyai hak bicara dan hak suara.


2. Peninjau hanya memiliki hak bicara.
3. Hak suara peserta dalam hal pemilihan Ketua Umum dan Ketua Dewan Pengurus
disetiap tingkatandiatur dalam peraturanTata Tertib yang disahkan oleh Rapat Anggota.

Pasal 56

Tata Cara Pemilihan

1. Tata cara Pemilihan Ketua Umum, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC, Ketua DPR
PKDP dan tim formatur diatur dalam Tata Tertib Pemilihan yang diputuskan oleh peserta
Rapat Anggota.
2. Ketua Umum DPP, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC, Ketua DPR PKDP terpilih
didampingi Tim Formatur yang dipilih atau yang ditunjuk bertugas menyusun
kepengurusan PKDP di masing-masing tingkatan selambat-lambatnya 20 (dua puluh)
hari setelah terpilih.

Kriteria Calon Ketua Umum, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC dan Ketua DPR

Pasal 57

1. Mempunyai keahlian / pengalaman dalam memahami / menghayati permasalahan


PKDP
2. Mempuyai keahlian / pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus organisasi
PKDP
3. Memiliki visi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP
4. Mempunyai kemampuan untuk memimpin PKDP
5. Mempunyai garis keturunan (Ibu) dari Piaman
6. Tidak merangkap jabatan pada organisasi PKDP di setiap tingkatan

Kriteria calon Anggota Dewan Pengurus


DPP, DPW, DPD, DPC dan DPR PKDP
Pasal 58
1. Mempunyai keahlian / pengalaman dalam memahami / menghayati permasalahan
PKDP
2. Mempuyai keahlian / pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus organisasi
PKDP
3. Memiliki visi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP
4. Mempunyai garis keturunan (Ayah atau Ibu) dari Piaman
5. Tidak merangkap jabatan pada organisasi PKDP di setiap tingkatan

BAB XIII

LAMBANG DAN ATRIBUT ORGANISASI


Pasal 59

Bentuk Lambang

Lambang (LOGO) PKDP berbentuk Segilima Yang di dalamnya terdapat "SURAU,


MINIATUR RUMAH GADANG (RUMAH BAGONJONG), RUMAH PANGGUNG TUNGKUIH
DAUN, KELAPA, GELOMBANG AIR LAUT, TIGA WARNA MARAWA (BENDERA)
MINANGKABAU: HITAM, MERAH. KUNING DAN PUTIH SERTA WARNA BIRU. SURAU
TERINTEGRASI DENGAN RUMAH ADAT ATAU RUMAH GADANG. MENARA BULAN
BINTANG ADALAH SIMBOL KEISLAMAN.

POHON KELAPA MENUNJUKAN KOMODITI UTAMA DARI PESISIR PIAMAN. LAUT


MENUNJUKAN DINAMIKA SERTA MOBILISASI SEBAGIAN ORANG PIAMAN DALAM
MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP BERPROFESI SEBAGAI NELAYAN.

Pasal 60

Arti Lambang

1. Secara keseluruhan :
Makna lambang (logo) PKDP secara keseluruhan adalah falsafah adat Minangkabau
"Adat Basandikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah, Syarak Mangato Adat
Mamakai”, menggambar kan kearifan lokal serta alam ranah Piaman.

2. Secara terurai :
a. Segi lima menggambarkan Rukun Islam yang 5 ( lima ), sholat 5 (lima) waktu dan
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila.
b. Bulan Bintang warna kuning emas menggambarkan “Syarak (bahwa orang Piaman)
Beragama Islam Ahlusunnah Wal Jamaah / Islam Sunni dan warna kuning Emas
logam mulia menggambarkan mulianya agama Islam.
c. Miniatur Rumah Gadang (Rumah Bagonjong ) menunjukkan identitas, bahwa orang
Piaman adalah Orang Minangkabau.
d. Bagian Rumah Pangggung Tungkuih Daun adalah bentuk/model ciri khas rumah
orang Piaman zaman dahulu bersifat Melayu.
e. Pohon Kelapa (batang karambie) menggambarkan, bahwa kelapa merupakan pohon
yang cukup dibanggakan, banyak manfaatnya dan salah satu komoditi ladang orang
Piaman dan ukuran kemakmuran masyarakat ( suatu kaum) karena bisa diwariskan
kepada anak-anak dan sanak keponakan suatu kaum di Piaman.
f. Gelombamg air laut menggambarkan, bahwa Piaman merupakan daerah Pinggir
Pantai (daerah pesisir). Kehidupan orang Piaman sebahagian sebagai Nelayan.
g. Tiga warna dasar adalah ciri khas warna bendera marawa (hitam, merah dan
kuning ) menggambarkan Luhak asal orang Minangkabau, yaitu Luhak Agam, Luhak
Tanah Datar dan Luhak 50 ( Lima Puluh Koto ) dan makna 3 (tiga) warna terdapat
pada marawa/bendera Minang. Niniak mamak, cadiak pandai dan alim ulama
bermakna Tigo Tungku Sajarangan, yaitu
Bila terjadi permasalahan di Nagari tungku tigo sajaranganlah yang utama
menyelesaikan masalah.
h. Arti dan makna Warna Yang terdapat dilogo tersebut yaitu :
 Warna Hitam memnggambarkan Ninik Mamak, bertanggungjawab, pekerja keras
sekaligus paga dalam nagari kalau mau pergi tempat bertanya dan kalau pulang
membawa berita.
 Warna merah menggambarkan keberanian.
 Warna Kuning menggambarkan Adat Istiadat.
 Warna Putih menggambarkan bersih dan suci serta diidentik dengan warna
syarak.
 Warna Biru menggambarkan kesejukkan.

Pasal 59

Model Dan Bentuk Atribut Organisasi

1. Bendera Pataka :

 Bahan Kain Beledru Warna hitam


 Warna dominan :Hitam, biru dan putih.
 Ukuran : Panjang 150 cm dan lebar 100 cm
 Aksesoris/ Kelengkapan :
i. Di tengah - tengah Bendera Pataka : “LOGO / LAMBANG PKDP”
ii. Di atas lambang/ logo PKDP tertulis : “PERSATUAN KELUARGA DAERAH
PIAMAN”.
iii. Dibawah logo/ lambang tertulis : “WADAH PEMERSATU PERANTAU
PIAMAN”.
iv. Di tepi (dipinggir) sekeliling Bendera Pataka terdapat : Rumbai - rumbai warna
kuning Emas

2. Pakaian Seragam (Uniform) :


 Model, warna dan bentuk seragam (Uniform)
 Warna dominan :
i. Warna hitam melambangkan: Warna ninik mamak, bertanggungjawab, pagar
dalam nagari, Payung Panji seluruh organisasi paguyuban di rantau asal orang
Piaman baik menamakan organisasi dengan kata persatuan, ikatan, himpunan
maupun mengunakan kata-kata lainnya.
ii. Warna Putih melambangkan :Kesucian, kebersihan perbuatan, kejernihan
pemikiran serta ikhlas dan sabar dalam berbuat, berkarya dan bertindak
iii. Warna biru melambangkan : “Kesejukkan, ramah dan bersahabat”.
iv. . Celana Hitam
● Warna Kombinasi : Hitam, merah dan kuning

● Aksesoris/ kelengkapan :

 Logo/ lambang PKDP


 Miniatur bendera merah putih.
 Nama Anggota dan Asal DPW, DPW, DPC PKDP

WARNA DASAR ( DOMINAN ) HITAM


3. Pakaian Seragam Untuk Pengukuhan Dan Pelantikan
Pakaian Seragam Khusus Untuk Ketua Umum ( Ketua DPP, Ketua DPW, Ketua DPW,
Ketua DPD, Sekretaris Umum ( Sekretaris Jendral ), Ketua DPW, Sekretaris DPW,
Bendahara DPW, dan Ketua DPD, Sekretaris DPD, Bendahara DPD adalah Pakaian
Seragam Demang Minangkabau dengan kelengkapan yaitu :
 Topi saluak Datuak
 Jas Hitam Kerah Teluk Belangga ( Kerah Sanghai )
 Jam Gantung di Saku
 Selempang Warna Marawa Ujung Kanan dan
kiri Logo / Lambang PKDP
 Celana Hitam
 Kain songket
 Sepatu Hitam
4. Pakaian Seragam Untuk Pelatikan untuk Keua DPC, Sekretaris DPC, Bendahara
DPC :
 Peci ( Kuiah Datuak )
 Pakian Seragam Biasa
 Selempang Warna Marawa Ujung Kanan dan kiri Logo / Lambang PKDP
 Sepatu Hitam

BAB XV PENUTUP

Pasal 62

Penutup

1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam ART ini diatur dalam peraturan tersendiri yang
ditetapkan oleh DPP PKDP dengan cara mengadakan Rapat Pleno DPP PKDP.
2. ART ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAHAGIAN – BAHAGIAN USULAN PENGGANTIAN LOGO BARU
USULAN PAKAIAN DEMANG MINANGKABAU UNTUK SERAGAM PELANTIKAN
KHUSUS UNTUK KETUA, SEKRETARIS DAN BENDAHARA ( DPP, DPW dan
DPD ) PKDP SE INDONESIA
BERITA ACARA

SIDANG PLENO 1 MUSYAWARAH BESAR (MUBES)

PERKUMPULAN PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN (PKDP)

I. SIDANG PLENO 1 MUBES.

Hari : Rabu, 1 Maret 2023

Pukul : 19.00 WIB sampai selesai.

Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi

Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, 25118.

telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman

II. PESERTA SIDANG PLENO 1 MUBES

Terlampir (Peserta MUBES)

III. KETUA SIDANG PLENO 1 MUBES.

Terlampir (SK Pimpinan Sidang MUBES)

IV. ACARA SIDANG PLENO 1 MUBES.

Sidang Pleno 1 MUBES.

1. Persetujuan Kourum Kehadiran Peserta MUBES.


2. Pesetujuan pembacaan dan pengesahan jadwal MUBES.
3. Persetujuan pembahasan dan pengesahan draft Tata Tertib MUBES.
4. Persetujuan pemilihan Pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES.
5. Persetujuan penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 1 MUBES ini kepada Pimpinan
Sidang.
6. Persetujuan pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES dan anggota-
anggotanya, baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini
dalam suatu akta notaris.
7. Dan lain-lain

Ketua Sidang Pleno 1 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.

V. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SIDANG PLENO 1 MUBES.

Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja mengusulkan
pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara MUBES tersebut,
dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:

1. Menyetujui Kourum Kehadiran Peserta MUBES, yaitu telah dihadiri sebanyak . peserta
MUBES, dari anggota peserta MUBES.
2. Menyetujui pembacaan dan pengesahan jadwal MUBES, dengan catatan terlampir.
3. Menyetujui pembahasan dan pengesahan draft Tata Tertib MUBES, dengan catatan
terlampir.
4. Menyetujui Pimpinan pada Sidang Pleno 2 MUBES :
- Sdr. , sebagai Ketua Sidang.
- Sdr. , sebagai anggota Sidang.
- Sdr. , sebagai anggota Sidang.
5. Menyetujui penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 1 MUBES ini kepada Pimpinan
Sidang.
6. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES dan anggota-
anggotanya, baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini
dalam suatu akta notaris.
7. Dan lain-lain

VI. PENUTUP

Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Rapat ini, maka Ketua menutup
Rapat pada pukul WIB

Padang, 1 Maret 2023

Pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES

1.
2.

3.

4.

5.

BERITA ACARA

SIDANG PLENO 2 MUSYAWARAH BESAR (MUBES)

PERKUMPULAN PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN (PKDP)

I. SIDANG PLENO 2 MUBES.

Hari : Rabu, 1 Maret 2023

Pukul : 20.00 WIB sampai selesai.

Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi

Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, 25118.

telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman

II. PESERTA SIDANG PLENO 2 MUBES

Terlampir (Peserta MUBES)

III. KETUA SIDANG PLENO 2 MUBES.

Terlampir (SK Pimpinan Sidang MUBES)


IV. ACARA SIDANG PLENO 2 MUBES.

Sidang Pleno 2 MUBES.

1. Persetujuan Kourum Kehadiran Peserta MUBES.


2. Persetujuan Laporan Pertanggungjawaban DPP PKDP oleh Ketua Umum dan jajarannya.
3. Persetujuan tanggapan dan pandangan umum DPW-DPW.
4. Persetujuan penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 2 MUBES ini kepada Pimpinan
Sidang Pleno 2 MUBES.
5. Persetujuan pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES, baik sendiri-
sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini dalam suatu akta notaris.
6. Dan lain-lain

Ketua Sidang Pleno 2 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.

V. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SIDANG PLENO 2 MUBES.

Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja mengusulkan
pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara MUBES tersebut,
dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:

1. Menyetujui Kourum Kehadiran Peserta MUBES.


2. Menyetujui Laporan Pertanggungjawaban DPP PKDP oleh Ketua Umum dan jajarannya,
dengan catatan terlampir.
3. Menyetujui tanggapan dan pandangan umum DPW-DPW, dengan catatan terlampir.
4. Menyetujui penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 2 MUBES ini kepada Pimpinan
Sidang Pleno 2 MUBES.
5. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES, baik sendiri-
sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini dalam suatu akta notaris.
6. Dan lain-lain

VI. PENUTUP

Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Rapat ini, maka Ketua menutup
Rapat pada pukul WIB

Padang, 1 Maret 2023

Pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES

1.
2.

3.

4.

5.

BERITA ACARA

SIDANG PLENO 3, 4 DAN 5 MUSYAWARAH BESAR (MUBES)

PERKUMPULAN PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN (PKDP)

I. SIDANG PLENO 3, 4 dan 5 MUBES.

Hari : Kamis, 2 Maret 2023

Pukul : 08.00 WIB sampai selesai.

Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi

Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, 25118.

telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman

II. PESERTA SIDANG PLENO 3, 4 dan 5 MUBES

Terlampir (Peserta MUBES)

III. KETUA SIDANG PLENO 3, 4 dan 5 MUBES.

Terlampir (SK Pimpinan Sidang MUBES)

IV. ACARA SIDANG PLENO 3, 4 dan 5 MUBES.

Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES.

1. Persetujuan Kourum Kehadiran Peserta MUBES.


2. Persetujuan Pembahasan Perubahan AD/ART (Komisi 1).
3. Persetujuan Pembahasan Program Umum (Komisi 2).
4. Persetujuan Pembahasan Rekomendasi MUBES 6 (Komisi 3).
5. Persetujuan Pembahasan dan Pengesahan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum.
6. Persetujuan Pemilihan Ketua Umum dan Formatur.
7. Persetujuan penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES ini kepada
Pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES
8. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES,
baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini dalam
suatu akta notaris.
9. Dan lain-lain.

Ketua Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.

V. KEPUTUSAN-KEPUTUSAN SIDANG PLENO 3, 4 dan 5 MUBES.

Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja
mengusulkan pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara
MUBES tersebut, dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:

1. Menyetujui Kourum Kehadiran Peserta MUBES.


2. menyetujui Perubahan AD/ART, sebagaimana terlampir.
3. menyetujui Program Umum, sebagaimana terlampir).
4. Menyetujui Rekomendasi MUBES 6, sebagaimana terlampir.
5. Menyetujui dan Pengesahan Tata Tertib Pemilihan Ketua Umum, sebagaimana terlampir
Surat Keputusan Sidang.
6. Menyetujui, Sdr.
Sebagai Ketua Umum; dan Tim Formatur, sebagai berikut.

- Ketua Umum terpilih, sebagai Ketua Tim Formatur.


-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

-Sdr. , sebagai Anggota Tim Formatur

7. Menyetujui penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES ini kepada
Pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES
8. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Umum terpilih dan/atau Pimpinan Sidang
Pleno 3, 4 dan 5 MUBES, baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan
keputusan ini dalam suatu akta notaris.
9. Dan lain-lain.

VI. PENUTUP

Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Sidang ini, maka Pimpinan Sidang
menutup Rapat pada pukul WIB

Padang, 2 Maret 2023

Pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan MUBES

1.

2.

3.

4.

5.

Anda mungkin juga menyukai