Keynote Speaker :
H. Ahmad Sahroni SE, M.IKom
Narasumber :
1. Mayjen TNI (Purn) Dr. Markoni
S.H, M.H
2. John Kennedy Azis, SH.,MH
(Anggota DPR RI)
3. Suhatri Bur, SE.,MM (Bupati
Padang Pariaman)
4. Dr. Genius Umar, M. Si
(Walikota Pariaman)
5. Dr. H. Sidi Hermanto Tanjung,
SE, M.M (DPR RI)
Moderator : Nashrian (Pemred
Padang TV)
16.00 – 17.00 Peserta kembali ke tempat acara OC
hotel truntum
17.00 – 19.00 ISHOMA OC
19.00 – 19.45 Roadmap Reformasi Organisasi PKDP SC/ Dr. Harri Efendi
Narasumber : Iskandar SS, MA
- H. Hasanudin
19.45 - 20.30 Potensi PKDP dari, oleh dan untuk SC/ Dr. Harri Efendi
Piaman Iskandar SS, MA
Narasumber :
- Yobana Samial
A. PENDAHULUAN
Musyawarah Besar (MUBES) ke V Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) di Pekanbaru pada
tahun 2018 menghasilkan beberapa hal keputusan strategis, disamping tepilihnya ketua umum dan
penunjukan formatur yang mewakili berbagai unsur juga mengamanahkan kepada kepengurusan
baru yang dipimpin oleh ketua umum terpilih untuk mengemban amanah berupa mengawal
berjalannya organisasi sesuai Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang udah dilakukan
perubahan, menjalankan program-program umum dan rekomendasi yang telah disepakati oleh
forum MUBES V.
Akan tetapi situasi organisasi setelah MUBES V mengalami sedikit kendala, sehingga kepengurusan
baru tidak dapat langsung bergerak dengan semestinya, diantara kendala tersebut adalah tersitanya
energi pengurus dengan adanya hutang paska MUBES V, disamping itu aset organisasi yang
diserahkan ke pengurus baru bisa dikatakan nol. Dengan demikian kepengurusan periode 2018 –
2013 seperti memulai organisasi dari awal sama sekali.
Pejalanan kepengurusan periode 2018 – 2023 bisa dikatakan periode yang banyak tantangan dan
permasalahan, baik tantangan dalam hal Sumber Daya Manusia tantangan struktural, permasalahan
keuangan, serta tantangan dan permasalah ekternal.
Dalam hal Sumber Daya Manusia (SDM), bukannya kita tidak mempunyai SDM yang handal, akan
tetapi kita mempuntai permasalahan komitmen dalam mengemban amanah sebagai individu untuk
berperan sesuai dengan amanah jabatan kita dalam organisasi, ini menyebabkan roda organisasi
berjalan lamban bahkan sebagianstruktur vakum karena tidak pernah menjalankan program sama
sekali. Meskipun demikian DPP PKDP 2018 – 2023 tetap bisa menjalankan beberapa program
strategis terutama dalam hal konsolidasi organisasi dan pembenahan legalitas PKDP sebagai
perkumpulan.
Secara struktural, DPP PKDP periode 2018 – 2023 juga mendapatkan tantangan yang luar biasa,
terutama membenahi Dewan Pimpinan Wilayah yang sudah vakum dan berakhir periodesasinya.
Kepengurusan DPW yang sudah terbentuk sampai 2018 sebanyak 16 DPW, dua diantaranya sudah
berakhir masa jabatannya sesuai SK sejak seblum MUBES ke V di Pekanbaru. Secara bertahap DPP
PKDP 2018 – 2023 dapat membenahi dan mengaktifkan kembali DPW yang fakum dan mendorong
seluruh DPW untuk melaksanakan MUSWIL sebelum MUBES VI dilaksanakan, walapun masih
ada dua DPW yang masih berstatus PJS sampai MUBES VI ini dilaksanakan. Selain itu DPP PDKP
periode 2018 – 2023 juga berhasil membentuk/mendirikan tiga DPW baru yaitu DPW Jawa Tengah,
DPW Banten dan DPW Bangka Belitung.
Permasalahan yang paling krusial dalam menjalankan organisasi PKDP adalah dalam hal keuangan.
Kondisi keungan yang diwariskan DPP PKDP sebelumnya kepada DPP PKDP hasil MUBES V
berada dalam keadaan minus dan berhutang. Hal ini membuat situasi DPP diawal kepengurusan
terasa tidak terlalu kondusif meskipun akhirnya segala hal terkait hutang-piutang tersebut dapat
diselesaikan dengan bantuan oleh salah seorang donatur PKDP. Sampai pelaksanaan MUBES VI ini
permasalahan keungan ini masih menjadi tantangan dan PR tersediri bagi kepengurusan berikutnya,
dan minimal insya Allah kepengurusan 2018 – 2023 tidak meninggalkan hutang kepada
kepengurusan hasil MUBES ke VI ini.
Dari aspek ekternal yang paling diraskan dan amat krusial pada periode 2018 – 2023 ini adalah
terjadinya pandemi virus covid19 yang sampai saat ini masih menyisakan efek dalam berbagai lini
kehidupan masyarakat. Sebagai organisasi kemasyarakat PKDP secara langsung juga meraskan
dampak dari pandemi tersebut, selama lebih dari dua tahun masa pandemi bisa dikatakan aktivitas
organisasi tidak dapat digerakan secara normal bahkan lebih banyak pasif, sehingga hal ini
menjadikan gerakannya DPP PKDP 2018 – 2023 dan PKDP secara keseluruhan mengalami
pelambatan dalam menjalankan roda organisasi.
Akhirnya kami kepengurusan DPP PKDP 2018 – 2023 menyampaikan mohon maaf atas segala
kelemahan, kekurangan dan kealpaan kami dalam selama memimpin dan mengelola organisasi, dan
terima kasih atas dukungan dan kerjasama semua pihak dalam mendukung dan berperan aktif dalam
menjalan organisasi dengan segala dinamikannya. Semoga kepengurusan yang terpilih dan
terbentuk dalam MUBES ke VI ini semakin maju, solid dalam menjaga martabat PKDP dimanapun
berada, sesuai dengan tema MUBES kita kali ini.
B. UMUM
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) periode 2018 – 2023
hasil Musyawarah Besar (MUBES) ke V di Pekanbaru pada tanggal.........tahun 2019, DPP PKDP
Struktur kepengurusana Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKDP hasil MUBES ke V di Pekan Baru
secara umum berada dibawah pimpimnan Ketua Umum yang dibantu oleh empat orang Wakil
Ketua Umum, masing-masing wakil ketua umum membawahi beberapa bidang sebagai koordinator
bidang-bidang yang berda di di bawahnya, fungsi koordinator masing-masing wakil ketua umum
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Wakil Ketua Umum 1 mengkoordinir:
a. Bidang OKK dan Hubungan Antar Lembaga yang dibantu oleh:
1. Departemen Organisasi dan Hubungan Antar Lembaga
2. Departemen Kaderisasi dan Keanggotaan
b. Bidang Hubungan Ranah dan Rantau yang dibantu oleh:
3. Departemen Hubungan Ranah dan Rantau
c. Bidang Komunikasi, Informasi dan Teknologi yang dibantu oleh:
4. Departemen Humas dan Komunikasi
5. Departemen Teknologi Informasi
Departemen Sosial Media
2. Wakil Ketua Umum 2 mengkoordinir :
a. Bidang Agama dan Dakwah yang dibantu oleh:
6. Departemen Pengembangan Dakwah Islam
b. Bidang Bundo Kanduang dan Pemberdayaan Perempuan yang dibantu oleh:
7. Departemen Bundo Kanduang dan Pemberdayaan Perempuan
c. Bidang Pemuda dan Olah Raga yang dibnatu oleh:
8. Departemen Pemuda
9. Depetemen Olah Raga
3. Wakil Ketua Umum 3 Mengkoordinir :
a. Bidang Hukum dan HAM yang dibantu oleh:
10. Departemen Hukum dan HAM
b. Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan yang dibantu oleh:
11. Departemen Koperasi dan UMKM
12. Departemen Wirausaha dan ecomerce
c. Bidang Tenaga Kerja dan Pengembangan SDM yang dibantu oleh:
13. Departemen Penyaluran dan Perlindungan Tenaga Kerja
14. Deparetemen Pengembangan Sumber Daya Manusia
4. Wakil Ketua Umum 4 mengkoordinir :
a. Bidang Pendidikan, Seni, Adat dan Budaya yang dibantu oleh:
15. Departemen Pendidikan
16. Departemen Seni, Adat dan Budaya
b. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan yang dibantu oleh:
17. Departemen Sosial dan Filantropi
18. Departemen Pemberdayaan Masyarakat
c. Bidang Pariwisata, Kesehatan dan lingkungan Hidup yang dibantu oleh:
19. Departmen Pariwisata
20. Depatemen Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Kemudian secara teknis program-program yang direncanakan oleh DPP PKDP dilaksanakan oleh
bidang-bidang, diantara program-program yang dapat terlaksana sesuai dengan bidang-bidang yang
ada disampaikan dalam penjelasan perbidang sesuia tupoksinya.
C. BIDANG ORGANISASI, KADERISASI DAN HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
1. Konsolidasi organisasi
Sudah terbentuk 19 DPW seluruh Indonesia yaitu :
NO NAMA DPW JUMLAH DPD KETUA DPW NO
KONTAK
1 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Edison 0813 6017
Provinsi Aceh Aceh Barat 6538
(Status Pjs)
2 DPW PKDP 1. DPD Kota Farianda Putra 0816 340
Provinsi Sumut Medan Sinik 988
2. DPD Kabupaten
Deli Serdang
3. DPD Kabupaten
Langkat
4. DPD Kota
Binjai
5. DPD Kota
Tebing Tinggi
6. DPD Kabupaten
Asahan
7. DPD Kota
Sibolga
3 DPW PKDP 1. DPD Kota Ali Mukni 0812 8458
Povinsi Sumbar Solok 3759
(Sudah Muswil 2. DPD Kota
tapi komposisi Payakumbuh
belum terbentuk 3. DPD Kabupaten
dan belum di SK Pesisir Selatan
kan) 4. DPD Kabupaten
Pasaman Barat
5. DPD Kota
Bukittinggi
6. DPD Kabupaten
Pasaman
7. DPD Kota
Padang Panjang
8. DPD Kabupaten
Kepulauan
Mentawai
9. DPD Kabupaten
Dharmasraya
10. DPD Kota
Sawahlunto
11. DPD Kabupaten
Agam
12. DPD Kota
Padang
13. DPD Kabupaten
Tanah Datar
14. DPD Kabupaten
Sijunjung
15. DPD Kabupaten
Solok
16. DPD Kabupaten
Solok Selatan
17. DPD Kabupaten
50 Kota
4 DPW PKDP 1. DPD Kota H. Nurman HMN 0811 7042
Provinsi Kepri Tanjung Pinang 916
2. DPD Kota
Batam
3. DPD Kabupaten
Bintan
4. DPD Kabupaten
Karimun
5. DPD Kabupaten
Linggga
6. DPD Kabupaten
Natuna
7. DPD Kabupaten
Anambas
5 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Herman Nazar 0811 767
Provinsi Riau Bengkalis 733
2. DPD Kabupaten
Indragiri Hilir
3. DPD Kabupaten
Indragiri Hulu
4. DPD Kabupaten
Kampar
5. DPD Kabupaten
Kepulauan
Meranti
6. DPD Kabupaten
Kuantan
Singingi
7. DPD Kabupaten
Pelalawan
8. DPD Kabupaten
Rokan Hilir
9. DPD Kabupaten
Rokan Hulu
10. DPD Kabupaten
Siak
11. DPD Kota
Dumai
12. DPD Kota
Pekanbaru
6 DPW PKDP 1. DPD Kota Hasanuddin 0821 2220
Provinsi Bengkulu Adnan 6222
Bengkulu 2. DPD Kabupaten
Bengkulu
Tengah
3. DPD Kabupaten
Bengkulu Utara
4. DPD Kabupaten
Muko-Muko
5. DPD Kabupaten
Lebong
6. DPD Kabupaten
Kepahyang
7. DPD Kabupaten
Rejang Lebong
8. DPD Kabupaten
Kaur
9. DPD Kabupaten
Bengkulu
Selatan
10. DPD Kabupaten
Seluma
7 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten Drs. Arman 0811 7410
Provinsi Jambi Batang Hari Syafa’at, MM 765
2. DPD Kota
Jambi
3. DPD Kabupaten
Tebo
4. DPD Kabupaten
Bungo
5. DPD Kabupaten
Tanjung Jabung
Barat
6. DPD Sungai
Penuh Kerinci
7. DPD Kabupaten
Sarolangun
8. DPD Kabupaten
Merangin
9. DPD Kabupaten
Tebing Tinggi
10. DPD Kabupaten
Mara Tembesi
8 DPW PKDP 1. DPD Kota Eddy Agustian, 0811 7111
Provinsi Sumsel Palembang SE 216
2. DPD Pagar
Alam
3. DPD Oku
Timut
4. DPD Oku Induk
5. DPD Lahat
9 DPW PKDP Belum ada DPD Hasrul Sani 0853 7821
Bangka Belitung 9814
10 DPW PKDP 1. DPD Kabupaten St. Ramanduang 0813 7977
Provinsi Lampung Utara 1601
Lampung 2. DPD Kabupaten
Tenggamus
3. DPD Kabupaten
Lampun Timur
4. DPD Kota
Bandar
Lampung
5. DPD Kabupaten
Pesisir Barat
6. DPD Kota
Metro
7. DPD Kabupaten
Lampung
Tengah
8. DPD Kabupaten
Lampung
Selatan
9. DPD Kabupaten
Pesawaran
10. DPD Tulang
Bawang Unit 2
11. DPD Tulang
Bawang Barat
12. DPD Lampung
Barat
11 DPW PKD 1. DPD Kota Yobana Samial 0813 6362
Provinsi DKI Jakarta Pusat 5510
Jakarta 2. DPD Kota
Jakarta Selatan
3. DPD Kota
Jakarta Timur
4. DPD Kota
Jakarta Barat
5. DPD Kota
Jakarta Utara
6. DPD Kabupaten
Kepulauan
Seribu
12 DPW PKDP 1. DPD Kota Azhar Aung 0812 9938
Provinsi Jabar Bekasi 326
(status Pjs) 2. DPD
Tasikmalaya
3. DPD Bandung
Raya
4. DPD
Kabupaten
Karawang
5. DPD Kabupaten
Purwakarta
6. DPD Kabupaten
Sumedang
13 DPW PKDP 1. DPD Kota Salwin Arfendi
Provinsi Jateng Semarang 0813 2600
2. DPD Kabupaten 8390
Semarang
3. DPD Soloraya
4. DPD Magelang
5. DPD Salatiga
14 DPW PKDP Belum ada DPD Novendri Yusdi, 0821 7447
Provinsi Jatim SH 6757
15 DPW PKDP Belum ada DPD Dasril 0812 2954
Provinsi DIY 442
16 DPW PKDP 1. DPD Kota Darmadi Koto 0812 3602
Provinsi Bali Denpasar 2055
2. DPD Kabupaten
Badung
3. DPD Kabupaten
Bangli
4. DPD Kabupaten
Tabanan
17 DPW PKDP 1. DPD Kota AKBP (P) H. 0812 6161
Provinsi Kalbar Pontianak Azuwir P, SH 8227
2. DPD Kabupaten
Sintang
3. DPD Kabupaten
Ketapang
18 DPW PKDP 1. DPD Kutai Jonhprizal Piliang 0813 4649
Provinsi Kaltim Kertanegara 0972
Tenggarong
2. DPD Penajam
Paser Utara
Susunan Pengurus awal berdirinya Lembaga Bantuan Hukum Piaman Laweh PKDP adalah sebagai
berikut :
1) H. Refrizal : Pembina
2) Kol. (purn) H. Rizaldi, S.H, M.H : Ketua
3) Yusalman, S.IP, M.H : Sekretaris
4) DR. H. Badayong, S.H, M.H : Bendahara
5) Irwan, SH, M.H : Wakil Ketua
6) Umar Ali Hendri, S.H : Wakil Sekretaris
7) Hendra Saputra, S.H, M.Kn : Wakil Bendahara
8) Nursal, S.H, M.H : Pengawas
Bidang Hukum dan HAM juga menjalankan program-program yang sudah dirancang dikarenakan
pada saat itu adanya wabah penyakit virus Corona yang melanda Indonesia hingga sampai saat
sekarang ini, namun daripada itu kami tetap memberikan konsultasi dan bantuan hukum Non
Litigasi bagi warga Piaman khususnya adalah sebagai berikut :
a) Memberikan saran hukum dan masukan terkait penyelesaian tanah dan bangunan Gedung IKSG
b) Memberikan saran hukum kepada warga PKDP di Tangerang
c) Memberikan saran hukum rencana perjanjian Kerjasama DPP PKDP dengan pihak swasta
tentang transaksi elektronik
d) Memonitor dan memberi saran hukum atas meninggalnya Ketua DPD PKDP Krawang
K. KESEKJENAN
1. Penerbitan SK hasil MUBES V dan Acara Pelantikan
2. Penerbitan Buku AD/ART hasil MUBES V
3. Beck up Sekretariat
4. Penertiban dan Penerbitan SK Dewan Pimpinan Wilayah
L. KEUANGAN
Secara umum DPP PKDP periode 2018 – 2023 mengalami devisit Keuangan dalam setiap
melaksanakan program dan aktivitas organisasi, meskipun dilaksanakan penggalangan dana namun
tidaklah mencukupi untuk menutupi setiap pembiayaan yang dibutuhkan. Oleh karena itu DPP
PKDP periode ini tidak mempunyai kas yang tersimpan di rekening organisasi, karena setiap
program dan kegiatan lebih banyak menggunakan uang pribadi masing-masing pimpinan terutama
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan Bendahara Umum.
Selain itu, DPP PKDP hasil MUBES V juga diwaris hutang dari DPP periode sebelumnya berupa
kekurangan biaya pelaksanaan MUBES V di pekanbaru, alhamdulillah hutang tersebut dapat
dilunasi atas kemurahan hati dari salah seorang toko pengusaha Piaman H, Arisal Azis.
Meskipu demikian, dalam pelaksanaan MUBES ke VI ini DPP PKDP berusaha untuk tidak
meningalkan hutang piutang kepada kepengurusan selanjutnya, dan jika memungkinkan
meninggalkan uang lebih di rekening organisasi.
M. ASET
1. Laptop merek lenovo 1 unit
2. Meja, kursi rapat dan perlengkapan kantor tersimpan di tempat Waketum Hamidi Bustami
(kondisi tidak diketahui)
3. SK AHU
4. Akta Notaris
5. NPWP
6. Rekening Bank BSI
N. PENUTUP
Demikian Laporan Pertanggung Jawaban ini kami buat dan disampaikan didadalam forum
Musyawarah Besar ke Enam di Hotel Truntum Kota Padang Sumatera Barat.
ttd ttd
DAFTAR ISI
Menimbang : 1. Bahwa Untuk Kelancaran Jalannya Sidang – Sidang Yang Dilaksanakan Selama
Musyawarah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKDP , Perlu Adanya Tata Tertib Dan
Jadwal Acara Sebagai Pemandu Jalannya Seluruh Persidangan.
2. Bahwa Tata Tertib Dan Jadwal Acara Sidang Tersebut Perlu Ditetapkan Dalam
Surat Keputusan
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
Memperhatikan : Usulan, saran dan masukan – masukan seluruh Peserta Musyawarah Besar
(MUBES) VI DPP PKDP .
MEMUTUSKAN :
PERTAMA : Mengesahkan Tata Tertib Dan Acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP ,
Sebagaimana Tercantum Dalam Lampiran Surat Keputusan Ini.
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan
berakhirnya Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
PRESIDIUM PIMPINAN SIDANG SEMENTARA
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
………………………… …………………………
Ketua Sekretaris
TATA TERTIB
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Pasal 1
NAMA TEMPAT DAN WAKTU
Nama Sidang Musyawarah ini adalah Musyawarah Besar (MUBES) VI , Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan
Keluarga Daerah Piaman bertempat di Hotel Truntum, Padang, Sumatera Barat dan diselenggarakan pada
tanggal 1 Maret 2023.
Pasal 2
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan Musyawarah Besar (MUBES) VI Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Keluarga Daerah
Piaman adalah untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Anggaran Rumah Tangga BAB VI Pasal 18 dan Anggaran
Dasar BAB VII Pasal 16.
Pasal 3
T EMA
Tema Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah : "Konsolidasi Organisasi untuk Mewujudkan PKDP
yang Berkemajuan, Solid, dan Bermartabat"
Pasal 4
PESERTA/PENINJAU
Pasal 5
PIMPINAN SIDANG
1. Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP adalah SC MUBES VI PKDP sampai
dengan tata tertib dan acara disyahkan.
2. Setelah Tata Tertib Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP disyahkan, maka Pimpinan Sidang diserahkan
kepada Presidium yang dibentuk oleh Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP yang terdiri dari:
3. Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP membentuk 2 (dua) Komisi masing – masing :
a. Komisi AD/ART dan Organisasi
b. Komisi Program Kerja dan Rekomendasi
4. Sidang Komisi-komisi dipimpin oleh Ketua Komisi yang dipilih oleh Anggota sidang Komisi.
Pasal 6
HAK BICARA DAN HAK SUARA
1. Setiap Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP sebagaimana pasal 4 butir 1 (satu) mempunyai
Hak Bicara dan Hak Suara.
2. Setiap Peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP tersebut diatas mempunyai 1 (satu) Hak Suara.
3. Peninjau dan Undangan tidak memiliki hak suara, namun dapat menyampaikan pendapat atas izin pimpinan
sidang.
Pasal 7
KEPUTUSAN - KEPUTUSAN
2. Jika musyawarah untuk mufakat tidak diperoleh maka keputusan diambil atas suara terbanyak.
3. Sidang – sidang dianggap sah jika dihadiri oleh sekurang – kurangnya lebih dari lima puluh persen, dari
jumlah perserta berdasarkan absensi kehadiran. Apabila Peserta Sidang belum mencapai quorum maka
sidang ditunda tiga puluh menit, untuk mencapai quorum, dan setelah menunggu tiga puluh menit maka
sidang dapat dilanjutkan atas persetujuan peserta dan keputusan sidang dianggap sah.
Pasal 8
PERUMUSAN
Kesimpulan atau keputusan Sidang Komisi-komisi dirumuskan oleh Panitia Perumus yang terdiri dari 1 (satu)
orang Ketua dan 1 (satu) orang Sekretaris dari peserta sidang komisi.
Pasal 9
PEMRASARAN
Pemrasaran adalah mereka yang diminta untuk memberikan saran, pendapat, atau pengarahan oleh Pimpinan
Sidang.
Pasal 10
SISTEM PEMILIHAN KETUA UMUM
1. Pemilihan Ketua Umum DPP PKDP dilakukan melalui musyawarah mufakat atau pemungutan suara langsung
secara tertulis, bebas dan rahasia oleh peserta Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP
2.1. Pendaftaran bakal calon (Balon) ketua umum didahului dengan proses penjaringan Bakal Calon (Balon)
oleh SC Berdasarkan Usulan tertulis untuk 1 (satu) orang dari DPW PKDP setelah bermusyawarah
dengan DPD masing-masing dan disampaikan selambat-lambatnya 25 Februari 2023.
2.2. Bakal Calon (Balon) Sebagaimana dimaksud diatas akan disampaikan kepada seluruh peserta oleh
pimpinan sidang MUBES VI.
2.3. Bakal Calon (Balon) Ketua Umum yang diusulkan oleh DPW-DPW, di sahkan sebagai calon Ketua Umum
DPP PKDP, oleh peserta MUBES.
2.4. Calon Ketua Umum yang telah disahkan oleh peserta MUBES VI yang diberikan kesempatan waktu
untuk musyawarah dan mufakat, untuk memilih ketua umum.
2.5. Apabila tidak tercapai Musyawarah dan Mufakat maka akan dilakukan pemilihan ketua umum DPP PKDP
oleh peserta MUBES VI melalui suara terbanyak (one man one vote). Apabila Calon Ketua Umum DPP
PKDP
pada putaran ini memperoleh 50% + 1 dari jumlah suara sah maka ditetapkan sebagai ketua umum DPP
PKDP terpilih.
2.6. Apabila calon ketua umum tidak ada yang memperoleh 50% + 1 dari jumlahh suara sah maka pemilihan
dilanjutkan untuk putaran kedua yang diambil dari perolehan suara terbanyak satu dan suara terbanyak
dua untuk putaran selanjutnya.
3. Pelantikan Ketua Umum DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dilakukan oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang
Musyawarah Besar DPP PKDP.
Pasal 11
SISTEM PEMILIHAN PENGURUS
Pasal 12
KRITERIA CALON KETUA UMUM
13
KRITERIA CALON PENGURUS
Pasal 14
SUSUNAN ACARA
Susunan acara Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP dilampirkan pada tata tertib ini.
Pasal 15
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur atau yang belum cukup dalam Tata Tertib ini akan diatur oleh Pimpinan Sidang.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
…………………………………. ………………………………….
Ketua Sekretaris
ACARA
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Hari/Tanggal Waktu Uraian Kegiatan Keterangan
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ...... Maret 2023
…………………………………. ………………………………….
Ketua Sekretaris
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Nomor : SKEP.002/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
Menimbang : 1. Bahwa untuk kelancaran jalannya sidang – sidang yang dilaksanakan selama
Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP , perlu adanya Presidium Pimpinan
Sidang yang akan memimpin jalannya seluruh persidangan.
2. Bahwa Presidium Pimpinan Sidang tersebut perlu ditetapkan dalam Surat
Keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
MEMUTUSKAN :
Pertama : Mengesahkan Presidium Pimpinan Sidang Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP
pada tanggal 1 Maret 2023 sebagai berikut :
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
…………………………………… …………………………………..
Ketua Sekretaris
………………………… ......................... ………………………
Anggota Anggota Anggota
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Nomor : SKEP.003/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
Menimbang : 1. Bahwa untuk Landasan Kerja Pengurus hasil Musyawarah Besar (MUBES) VI
DPP PKDP perlu adanya Laporan Pertanggung Jawaban DPP PKDP Periode
2018 -2023.
2. Bahwa Laporan Pertanggung Jawaban tersebut perlu ditetapkan dalam Surat
Keputusan
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
MEMUTUSKAN :
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berlaku sampai dengan
Ketiga : berakhirnya Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP .
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
Nomor : SKEP.004/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMISI PERSIDANGAN
PADA MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Menimbang : 1. Bahwa untuk Landasan Kerja Pengurus DPP PKDP Periode 2023 – 2028, pada
Penyelenggaraan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP perlu dilakukan
Pembentukan Komisi Persidangan yang akan membahas Landasan Kerja
Pengurus DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dimaksud.
2. Bahwa Komisi Persidangan pada penyelenggaraan Musyawarah Besar (MUBES)
VI DPP PKDP tersebut perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
MEMUTUSKAN :
Pertama : Menetapkan komisi persidangan pada Musyawarah Walayah DPP PKDP adalah
sebagai berikut :
1. Komisi A adalah komisi persidangan Program Organisasi
2. Komisi B adalah komisi persidangan Program Kerja
Kedua : Anggota – anggota komisi persidangan pada Musyawarah Wlayah DPP PKDP secara
lengkap dan rinci sebagaimana dalam surat keputusan ini.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ..... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
……………………… ……………………….
Ketua Sekretaris
10
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Nomor : SKEP.005/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Pertama : Mengesahkan Hasil – Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Wilaya DPP PKDP
sebagai Landasan dan Pedoman Kerja kepegurusan DPP PKDP Periode 2023 – 2028,
secara lengkap dan terperinci sebagaimana dalam Lampiran yang tidak terpisahkan
dari surat keputusan ini.
Kedua : Hasil – Hasil Sidang Komisi pada Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP sebagai
Landasan dan Pedoman Kerja kepegurusan DPP PKDP merupakan Landasan dan
Pedoman Kerja yang perlu dijabarkan dan dilaksanakan oleh kepegurusan DPP PKDP
Periode 2023 – 2028.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
Ditetapkan di : Padang
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
SIDANG KOMISI B
KOMISI PERSIDANGAN PROGRAM KERJA
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
KEPUTUSAN
MUSYAWARAH BESAR (MUBES) VI DPP PKDP
Nomor : SKEP.006/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
Menimbang : 1. Bahwa pada pelaksanaan Musyawarah Besar (MUBES) VI DPP PKDP telah
terpilih secara definitif Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028
2. Bahwa terpilihnya Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028 dimaksud perlu
ditetapkan dalam Surat Keputusan.
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) V PKDP Tahun 2018 tentang Perubahan
dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
MEMUTUSKAN :
Kedua : Ketua DPP PKDP Periode 2023 – 2028 terpilih langsung ditetapkan sebagai Ketua
Formatur untuk menyusun susunan Pengurus dan Personalia DPP PKDP Periode
2023 – 2028.
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan DPP PKDP Pusat tentang Susunan Pengurus dan
Personalia DPP PKDP Periode 2023 – 2028 serta apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan didalamnya akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023
………………………………….. …..………………………………
Ketua Sekretaris
Nomor : SKEP.007/SC/DPP-PKDP/III/2023
TENTANG
PEMBENTUKAN FORMATUR
UNTUK MENYUSUN SUSUNAN PENGURUS DAN PERSONALIA
DPP PKDP PERIODE 2023 - 2028
Menimbang : 1. Bahwa untuk Melengkapi susunan pengurus dan personalia DPP PKDP periode
2023 – 2028, perlu dibentuk formatur dengan tugas untuk menyusun dan
melengkapi susunan Pengurus dan Personalia DPP PKDP periode 2023 – 2028
dimaksud.
2. Bahwa Formatur sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) diatas perlu
ditetapkan dalam Surat Keputusan
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28E Ayat 3
Tentang Hak Kebebasan Berserikat, Berkumpul Dan Mengemukakan Pendapat.
2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan Serta
Peraturan Pelaksananya.
3. Keputusan Musyawarah Besar (MUBES) VI V PKDP Tahun 2018 tentang
Perubahan dan Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
Ditetapkan di : Padang
Tanggal : ... Maret 2023
………………………………….. …………………………………..
Ketua Sekretaris
2. Kepada Ketua Umum Terpilih DPP PKDP yang akan dilantik diminta untuk kedepan
podium.
3. Pembacaan Janji Ketua Umum Terpilih yang akan dipandu oleh Ketua Presidium
Pimpinan Sidang
6. Penyematan Lencana PKDP kepada Ketua Umum Terpilih Periode tahun 2023 s/d
tahun 2028
7. Penyerahan Pataka PKDP oleh Ketua Presidium Pimpinan Sidang kepada Ketua
Umum Terpilih
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, dan didorong oleh keinginan luhur dengan rasa
persatuan dan kesatuan serta tanggung jawab untuk mengabdi kepada masyarakat Piaman baik di
rantau maupun di kampung halaman selaku Warga Negara Indonesia ikut serta berperan dan
berpartisipasi kuat dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia yang yang tercinta ini secara
bersama - sama, berpedoman kepada 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu: Undang-Undang Dasar
1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan
kampung halaman merupakan bagian yang integral dengan pembangunan bangsa dan Negara ini
dimulai dari pembangunan berskala kecil seperti Korong (Desa), Nagari, Kecamatan, Kabupaten dan
Propinsi dengan pendekatan sosial-budaya
1
kesejahteraan ekonomi selalu mengikuti perubahan untuk kemajuan bangsa dan negara agar
masyarakat Piaman naik kelas kehidupannya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pariaman, dengan tokoh utama Bapak Almarhum Kononel TNI ( Purn ) H. Anas Malik ( Kolonel TNI
( Purn ) H. Anas Malik Datuak Rangkayo Majo Basa ), selaku Bupati Kabupaten Padang Pariaman
pada saat itu, Akan tetapi organisasi-organisasi kepiamanan tersebut termasuk PKDP sampai saat itu
bersifat lokal ( hanya terbentuk disebahagian Provinsi – Provinsi di Indonesia ) belum punya Dewan
Pimpinan Pusat berkedudukan di Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia serta belum terdaftar
Kementrian Hukum dan Ham ( Kemenkumham ).
Perantau Piaman sepakat mendirikan Organisasi yang berada di bawah naungan PKDP yang
berbadan hukum. Karena disadari pentingnya pengakuan secara legal oleh negara, sehingga dengan
demikian PKDP dapat membina dan menjalin hubungan yang harmonis sebagai badan hukum dengan
masyarakat dan suku bangsa lainnya.
PKDP mengemban tugas dan kewajiban meningkatkan sumber daya manusia para anggota dan
kader-kader organisasi dalam menjawab berbagai tantangan, terutama di era globalisasi dan arus
informasi sangat deras, saat ini kita memasuki zaman digital, teknologi Informatika kita harus kuat
untuk bisa mengikuti perubahan tatanan kehidupan dunia sangat berpengaruh terhadap kehidupan
sosial, adat-istiadat, agama, dan budaya masyarakat lokal serta dapat meningkatkan serta mempererat
hubungan silaturahim, mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya minang di rantau
maupun di ranah. Untuk melanjutkan perjuangan dan pengabdian secara berkesinambungan kepada
bangsa dan negara, serta kampung halaman, maka peserta MUBES KE VI - PKDP Padang memberi
kuasa kepada Ketua Umum PKDP terpilih untuk menandatangani “Pernyataan Keputusan Rapat
Besar PKDP’’ ini, sebagai berikut :
BAB I
Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama PERSATUAN KELUARGA DAERAH PIAMAN disingkat dengan “PKDP”.
Pasal 2
Kedudukan
Dewan Pengurus Pusat PKDP berkedudukan di Jakarta Selatan, Jalan Damai Buntu, Nomor 2C,
Rukun Tetangga 005, Rukun Warga 05, Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan.
Pasal 3
Waktu Pendirian
PKDP secara nasional didirikan pada tanggal 29 April 1984, di Pariaman, Sumatera Barat, oleh para
tokoh perantau Piaman, diprakarsai oleh mantan Bupati Padang Pariaman Kolonel TNI ( Purn ) H.
Anas Malik.
BAB II KEDAULATAN
Pasal 4
Kedaulatan
Kedaulatan organisasi berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya sesuai Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (ART) serta Peraturan Organisasi PKDP (PO-PKDP).
BAB III
Pasal 5
Asas
Pasal 6
Sifat
Falsafah hidup
Pasal 8
Identitas
1. PKDP adalah tempat berhimpunnya para perantauan Piaman ( Padang Pariaman, Kota Pariaman
dan sekitarnya).
2. Piaman yang dimaksud adalah wilayah budaya yang secara geografi meliputi:
a. Wilayah Kabupaten Padang Pariaman
b. Wilayah Kota Pariaman.
c. Wilayah tidak dibatasi oleh Daerah Administrasi Pemerintahan tapi dilihat dari Kesamaan Adat
dan Budaya.
BAB IV
Pasal 9
Tujuan
Pasal 10
Fungsi
1. Sebagai wadah berhimpunnya seluruh warga masyarakat yang berasal dari Piaman berdasarkan
wilayah adat dan budaya
2. Menanamkan rasa cinta kepada ranah Piaman terhadap para anggotanya sebagai bagian integral
dari NKRI.
3. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Piaman untuk pembangunan rantau dan ranah
dalam berbagai bidang.
BAB V
USAHA
Pasal 11
Usaha
Untuk mencapai tujuan dan fungsinya PKDP melaksanakan berbagai usaha sesuai dengan azas, sifat
dan falsafah organisasi.
BAB VI
Pasal 12
Organ
2. Organ dan struktur sebagaimana yang dimaksud ayat 1 pasal ini, meliputi:
Rapat Anggota
1. Rapat anggota adalah organ PKDP tertinggi yang mempunyai kekuasaan yang tidak diserahkan
kepada Dewan Pengurus dan/atau Dewan Pengawas.
2. Rapat Anggota, sebagaimana yang dimaksud ayat 1 diatas, yaitu :
a. MUBES pada tingkat Nasional.
b. MUSWIL pada tingkat Provinsi.
c. MUSDA pada tingkat Kabupaten / Kota.
d. MUSCAB pada tingkat Kecamatan.
e. MUSRAN pada tingkat Desa / Kelurahan.
3. Rapat anggota, selain sebagaimana yang dimaksud ayat 2 diatas, diatur lebih lanjut dalam ART,
meliputi:
a. MUBES Luar Biasa (MUBESLUB) pada tingkat Nasional.
b. MUSWIL Luar Biasa (MUSWILLUB) pada tingkat Provinsi.
c. MUSDA Luar Biasa (MUSDALUB) pada tingkat Kabupaten/Kota.
d. MUSCAB Luar Biasa (MUSCABLUB) pada tingkat Kecamatan.
e. MUSRAN Luar Biasa (MUSRANLUB) pada tingkat Desa/Kelurahan.
Pasal 14
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
BAB VII
KEANGGOTAAN
Pasal 19
Anggota
1. Anggota Biasa adalah mereka yang berasal dari Daerah Piaman atau mereka yang mempunyai
garis keturunan dengan warga Piaman, dan ketentuan lainnya diatur lebih lanjut pada ART dan
PO-PKDP.
2. Anggota Kehormatan/Luar Biasa adalah seseorang yang berasal dari luar Piaman yang
mempunyai perhatian dan dedikasi atau dianggap berjasa/berkontribusi terhadap PKDP dan
Masyarakat Piaman dan ketentuan lainnya diatur lebih lanjut pada ART dan PO-PKDP.
Pasal 20
1. Hak Anggota
a. Bersuara dan mengajukan usul, pendapat serta pandangan baik diminta maupun tidak diminta
secara lisan maupun tulisan untuk kemajuan organisasi.
b. Memilih dan dipilih untuk jabatan dalam organisasi.
c. Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi.
2. Kewajiban Anggota
a. MentaatiAD/ART PKDP;
b. Mentaati seluruh keputusan MUBES dan PO-PKDP lainnya;
c. Menghadiri kegiatan-kegiatan dan aktivitas organisasi secara sukarela;
d. Memberikan dukungan moril dan materiil kepada kegiatan organisasi;
e. Membayar iuran anggota.
f. Setia dan disiplin kepada organisasi PKDP
g. Menjaga citra Dan nama baik PKDP.
h. Membantu pimpinan organisasi dalam melaksanakan program kerja organisasi dan wajib
membela kepentingan organisasi terhadap upaya - upaya yang menghalangi pelaksanaan
program kerja tersebut, yang dapat merugikan organisasi.
BAB VIII
DEWAN PENGAWAS
Pasal 21
Dewan Pengawas
1. Dewan Pengawas adalah organ yang bertugas melakukan pengawasan dan penindakan
kepada Dewan Pengurus yang bermasalah.
2. Dewan Pengawas terdiri dari satu orang atau lebih anggota Dewan Pengawas
3. Dewan pengawas dipimpin oleh satu orang ketua dan beberapa anggota.
4. Ketentuan tentang syarat-syarat menjadi dewan pengawas, kewajiban, wewenang, masa
jabatan, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART.
BAB IX
DEWAN PENGURUS
Pasal 22
Dewan Pengurus
1. Dewan Pengurus adalah organ yang melaksanakan kepengurusan PKDP yang sekurang-
kurangnya terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
2. Ketentuan tentang syarat-syarat menjadi dewan pengurus, kewajiban, wewenang dan masa
jabatan, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 30
BAB X
Pasal 33
Organisasi Otonom
1. Organisasi Otonom adalah organisasi yang dibentuk secara khusus oleh PKDP, sesuai dengan
fungsinya seperti : organisasi pemuda, wanita, mahasiswa, sarjana, pengusaha, pariwisata, seni &
budaya serta organisasi lainnya.
2. Pembentukan Organisasi Otonom harus disetujui oleh DPP PKDP.
3. Struktur Organisasi Otonom mengikuti struktur PKDP.
4. Hubungan PKDP dengan Organisasi Otonom bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan organisasi otonom, kewajiban dan wewenang, serta
masa jabatan dan keanggotaan Organisasi Otonom, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur
lebih lanjut pada ART dan PO-PKDP.
Pasal 34
1. Organisasi Ikatan Keluarga (IK) adalah organisasi yang dibentuk berdasarkan daerah asal, yaitu
kecamatan maupun Kanagarian di ranah Piaman.
2. Pembentukan Organisasi Ikatan Keluarga (IK) adalah atas inisiasi para anggotanya dan dilaporkan
ke pimpinan PKDP sesuai cakupan organisasinya.
3. Struktur Organissi Ikatan Keluarga (IK) disesuaikan dengan kebutuhan IK yang bersangkutan.
4. Hubungan PKDP dengan Organisasi Ikatan Keluarga dapat bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan, kewajiban dan wewenang, masa jabatan dan
keanggotaan Organisasi Ikatan Keluarga, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih
lanjut pada ART dan PO-PKDP.
Pasal 35
Lembaga
1. Lembaga adalah badan yang dibentuk secara khusus oleh PKDP untuk mengurus kegiatan tertentu
seperti pendidikan, seni budaya, adat dan agama, ekonomi seperti koperasi, hukum-HAM, ninik
mamak dan lainnya.
2. Pembentukan Lembaga bisa dilakukan oleh DPP, DPW, DPD dan DPC PKDP.
3. Struktur lembaga tingkat pusat bisa dibentuk sampai tingkat DPC.
4. Hubungan PKDP dengan lembaga bersifat pembinaan dan koordinasi.
5. Ketentuan tentang syarat-syarat pembentukan, kewajiban dan wewenang, masa jabatan dan
keanggotaan Lembaga, sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, diatur lebih lanjut pada ART dan
PO-PKDP.
Pasal 36
Payung Panji
BAB XI
Pasal 37
Sumber Keuangan
g. Ketentuan tentang tata cara pencatatan dan laporan keuangan dan Perbendaharaan serta harta
Kekayaan organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas, diatur lebih lanjut pada ART
dan PO-PKDP.
2. Pengelolaan Keuangan dilakukan sebagai berikut :
a. Jumlah dan mekanisme pengelolaan pengumpulan uang ditentukan oleh tingkatan organisasi
PKDP.
b. Hal-hal yang menyangkut pengelolaan pemasukan dan pengeluaran keuangan dilakukan
pencatatan/ pembukuan dan dibuatkan Laporan Tahunannya untuk kemudian dipertanggung
jawabkan dalam forum Rapat masing-masing tingkatan organisasi.
BAB XII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 38
Penyelesaian Sengketa Internal
1. Penyelesaian sengketa internal pada setiap permasalahan organisasi diselesaikan melalui rapat
dan mufakat oleh Dewan Pengurus pada setiap tingkatan organisasi PKDP.
2. Apabila penyelesaian sengketa internal, sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal di atas, tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian sengketa dilakukan oleh Dewan Pengawas masing-masing
tingkatan organisasi PKDP.
3. Apabila sengketa internal, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 2 Pasal di atas tidak dapat
diselesaikan, maka penyelesaian sengketa dilakukan oleh Dewan Pengawas tingkatan diatasnya
dengan berkoordinasi dengan Dewan Pengurus diatasnya dan seterusnya.
4. Apabila sengketa internal, sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 diatas, tidak dapat
diselesaikan, maka para pihak dapat melakukan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
BAB XIII
Pasal 39
Perubahan AD.
1. Perubahan atau penyempurnaan AD ditetapkan dan disahkan berdasarkan Ketetapan MUBES atau
MUBESLUB.
2. Ketentuan tentang perubahan Dan penyempurnaan AD pada MUBES atau MUBESLUB diatur lebih
lanjut dalam ART dan PO-PKDP.
Pasal 40
Pembubaran Organisasi
BAB XIV
SEKRETARIAT
Pasal 41
1. DPP, DPW, DPD, DPC dan DPR wajib menyediakan kesekretariatan PKDP yang representatif.
2. Kesekretariatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas, dapat mengangkat Sekretaris
Eksekutif yang professional; akan diatur lebih lanjut dalam PO.
BAB XV
PERATURAN PERALIHAN
Pasal 42
Peraturan Peralihan
1. PO, tentang Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga-lembaga dan Organisasi yang
berpayung panji kepada PKDP tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak
bertentangan dengan AD dan ART.
2. PO mengatur lebih lanjut,tentang Kode Etik Anggota, Anggota Dewan Pengawas; dan Anggota
Dewan Pengurus; tata kerja organisasi DPP, DPW, DPD, DPC dan DPR; tata cara pembentukan
DPW, DPD, DPC dan DPR ; pendaftaran anggota biasa, luar biasa dan kehormatan ; tata kelola
3. keuangan organisasi dan pelaporannya; Organisasi Sektor; Organisasi Otonom ; Lembaga
(Yayasan) ; organisasi yang berpayung panji kepada PKDP; badan usaha dan lainnya.
4. Rancangan PO sebagaimana dimaksud ayat 2 diatas, dibuat oleh pengurus DPP PKDP dan
disahkan dalam RAKERNAS atau RAPIMNAS.
BAB XVI
PENUTUP
Pasal 43
Penutup
Hal-hal yang belum diatur atau belum tercakup dalam Anggaran Dasar ini diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan AD ini.
Pasal 44
Telah diangkat Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus Perkumpulan dengan susunan sebagai
berikut:
1. DEWAN PENGAWAS :
a. Ketua;
b. Anggota Dewan Pengawas ;
susunan lengkapnya akan disebutkan dalam lampiran tersendiri dan ART.
1. DEWAN PENGURUS :
a. Ketua Umum dan jajarannya;
b. Jajarannya;
susunan lengkap akan disebutkan dalam lampiran tersendiri dan ART.
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
BAB I
KEANGGOTAAN
Pasal 1
a. Anggota Biasa, ialah semua warga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a.
b. Anggota Luar Biasa, ialah semua warga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b.
c. Anggota Kehormatan, ialah pejabat pemerintahan dan tokoh-tokoh profesional yang menaruh
simpati serta berpartisipasi secara ikhlas kepada PKDP.
Pasal 2
PEMBERHENTIAN ANGGOTA
Pasal 3
Pemberhentian Anggota
BAB III
DEWAN PENGAWAS
Pasal 4
1. Dewan Pengawas adalah organ PKDP yang bertugas melakukan pengawasan dan penindakan
kepada:
a. Anggota Dewan Pengawas;
b. Anggota Dewan Pengurus;
c. Pembekuan Dewan Pengurus.
2. Dewan Pengawas terdiri dari 1 (satu) orang atau lebih anggota Dewan Pengawas.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Dewan Pengawas, maka 1 (satu) orang di antaranya
dapat diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas.
4. Dewan Pengawas setiap tingkat, sebagai berikut :
a. Pada tingkat Nasional adalah Dewan Pengawas Pusat.
b. Pada tingkat Provinsi adalah Dewan Pengawas Wilayah.
c. Pada tingkat Kabupaten/Kota adalah Dewan Pengawas Daerah.
d. Pada tingkat Kecamatan adalah Dewan Pengawas Cabang.
e. Pada tingkat Nagari/Desa/Kelurahan adalah Dewan Pengawas Ranting.
Pasal 5
1. Kriteria pengangkatan Ketua dan Anggota Dewan Pengawas pada setiap tingkat sebagai berikut :
a. Mempunyai kemampuan melakukan pengawasan dan penindakan kepada Anggota Dewan
Pengawas; Dewan Pengurus PKDP dan pembekuan Dewan Pengurus.
b. Mempunyai keahlian / pengalaman dalam memahami / menghayati permasalahan PKDP.
c. Mempuyai keahlian / pengalaman, waktu dan dedikasi dalam mengurus organisasi PKDP.
d. Memiliki visi kedepan dalam memperbaiki citra untuk mengembangkan PKDP.
e. Mempunyai kemampuan untuk memimpin PKDP.
f. Mempunyai garis keturunan (Ibu) dari Piaman.
g. Tidak merangkap jabatan pada organisasi PKDP di setiap tingkatan.
2. Anggota Dewan Pengawas diangkat melalui Rapat Anggota PKDP pada setiap tingkat, yaitu :
a. Dewan Pengawas Tingkat Nasional melalui MUBES;
b. Dewan Pengawas Tingkat Provinsi melaluiMUSWIL;
c. Dewan Pengawas Tingkat Kabupaten/Kota melalui MUSDA;
d. Dewan Pengawas Tingkat Kecamatan melalui MUSCAB;
e. Dewan Pengawas Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan melalui MUSRAN;
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali.
3. Dalam hal jabatan anggota Dewan Pengawas antar waktu ada kosong,maka dalam jangka waktu
paling Cepat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya kekosongan, Rapat Dewan Pengawas pada
tingkat kekosongan harus menyelenggarakan Rapat Dewan Pengawas suntuk mengisi kekosongan
itu, dengan tidak memperhitungkan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal
rapat Dewan Pengawas.
4. Dalam hal semua jabatan anggota Dewan Pengawas kosong, maka dalam jangka waktu paling
cepat14 (empat belas) hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, RapatAnggota pada tingkat
kekosongan harus menyelenggarakan Rapat Anggota Dewan Pengawas untuk mengangkat
Anggota Dewan Pengawas baru, dan untuk sementara PKDP diurus oleh Dewan Pengurus,
dengan tidak
5. memperhitungkan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan
Pengawas.
6. Anggota Dewan Pengawas berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan
secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Ketua Dewan Pengawas paling cepat14
(empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan pengunduran dirinya dan apabila yang
mengundurkan Ketua Dewan Pengawas, maka pemberitahuan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada angota Dewan Pengawas di bawahnya, dengan tidak memperhitung
kan tanggal kekosongan Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan Pengawas.
7. Dalam hal terdapat penggantian antar waktu Anggota Dewan Pengawas, maka dalam jangka waktu
paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Anggota Dewan
Pengawas, dan apabila diperlukan Dewan Pengurus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
8. kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (khusus untuk Dewan
Pengawas Pusat) dan/atau instansi terkait.
9. Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap sebagai Anggota Dewan Pengurus.
Pasal 6
1. Meninggal dunia;
2. Mengundurkan diri;
3. Bersalah melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang diancam dengan
hukuman penjara paling sedikit 5 (lima) tahun;
4. Diberhentikan berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Dewan Pengawas.
5. Masa jabatan berakhir.
Tugas Dan Wewenang Dewan Pengawas
Pasal 7
1. Dewan Pengawas wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
pengawasan dan penindakan kepada Anggota Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus.
2. Ketua Dewan Pengawas dan satu Anggota Dewan Pengawas berwenang bertindak untuk dan atas
nama Dewan Pengawas.
3. Dewan Pengawas setiap tingkat berwenang:
a. Memasuki bangunan, halaman, atau tempat lain yang dipergunakan PKDP;
b. Memeriksa dokumen;
6. Dalam jangka waktu paling cepat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pemberhentian
sementara itu, Dewan Pengawas diwajibkan untuk memanggil Anggota Dewan Pengawas/Dewan
Pengurus bersangkutan untuk diberi kesempatan membela diri, dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemberhentian sementara Anggota Dewan Pengawas dan tanggal rapat Dewan
Pengawas.
7. Dalam jangka waktu paling cepat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pembelaan diri
Anggota Dewan Pengawas /Dewan Pengurus, maka Dewan Pengawas melalui Keputusan Rapat
Dewan Pengawas sesuai tingkatnya wajib:
8. Dalam hal Dewan Pengawas tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6)
dan ayat 7 di atas, maka pemberhentian sementara batal demi hukum, dan yang bersangkutan
menjabat kembali jabatannya semula.
9. Dalam hal Dewan Pengurus dibekukan sementara, maka untuk sementara Dewan Pengawas
diwajibkan mengurus PKDP.
10. Dalam hal tindakan pembekuan sebagaimana yang dimaksud pada poin 9 diatas, Dewan
Pengawas wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan minimal 75 persen dari satu tingkatan
organisasi langsung dibawahnya.
Pasal 8
Dewan Pengawas pada setiap tingkat dapat melakukan Rapat Anggota Dewan Pengawas sesuai
kewenangan dan tugasnya.
Pasal 9
1. Pimpinan:
a. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas.
b. Dalam hal Ketua Dewan Pengawas tidak dapat hadir atau berhalangan, maka Rapat Dewan
Pengawas akan dipimpin oleh satu orang anggota Dewan Pengawas yang dipilih oleh dan dari
anggota Dewan Pengawas yang hadir.
2. Surat Kuasa :
Satu orang anggota Dewan Pengawas hanya diwakili oleh satu 1 anggota Dewan Pengawas
lainnya dalam Rapat Dewan Pengawas berdasarkan surat kuasa.
1. Keputusan Rapat Dewan Pengawas harus diambil berdasarkan rapat untuk mufakat.
2. Dalam hal keputusan berdasarkan rapat untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil
berdasarkan voting suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) jumlah suara yang sah.
3. Dalam hal suara setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak.
4. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan,
sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara terbuka, kecuali Ketua Rapat
menentukan lain dan tidak ada keberatan dari yang hadir.
5. Suara abstain dan suara yang tidak sah tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang
dikeluarkan.
6. Setiap Rapat Dewan Pengawas dibuat Berita Acara Rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat
dan 1 (satu) orang anggota Dewan Pengawas lainnya yang ditunjuk oleh Rapat sebagai Sekretaris
Rapat.
7. Dewan Pengawas dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan
Pengawas, dengan ketentuan semua anggota Dewan Pengawas telah diberitahu secara tertulis
dan/atausemua anggota Dewan Pengawas memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan
secara tertulis serta menandatangani usul tersebut.
8. Keputusan yang diambil sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) diatas,mempunyai kekuatan yang
sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Pengawas.
BAB IV
DEWAN PENGURUS
Pasal 11
Pemberhentian Pengurus
3. Keputusan pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap dilakukan setelah terlebih dahulu
diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 kali berturut-turut dalam masa (3 x 14) hari terkecuali untuk
hal-hal yang dianggap luar biasa dapat diberhentikan langsung tanpa peringatan oleh Dewan
Pengawas.
4. Dalam masa pemberhentian sementara atau setelah pemberhentian tetap, anggota Dewan
Pengurus yang bersangkutan kehilangan hak-haknya sebagai anggota Dewan Pengurus.
5. Angota Dewan Pengurus yang dikenai sangsi pemberhentian sementara atau pemberhentian tetap
berhak melakukan pembelaan diri pada Rapat Dewan Pengawas sesuai tingkatannya masing
masing.
6. Hak-hak rehabilitasi dapat diberikan kepada anggota Dewan Pengurus yang bersangkutan dengan
keputusan Dewan Pengawas.
BAB V
Pasal 12
Pasal 13
a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan wilayah masing-
masing
Pasal 14
a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil Sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-
masing.
Pasal 15
a. Ketua.
b. Wakil Ketua sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris
d. Wakil sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing
Pasal 16
a. Ketua.
b. Wakil Ketua, sekurang-kurangnya 1 orang.
c. Sekretaris.
d. Wakil sekretaris, sekurang-kurangnya 1 orang.
e. Bendahara
f. Wakil Bendahara, sekurang-kurangnya 1 orang.
g. Bidang-bidang yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing
Pasal 17
1. Dewan Pengurus Pusat PKDP dapat membentuk dan mengukuhkan perwakilan PKDP di Luar
Negeri setara dengan DPW PKDP.
2. Perwakilan PKDP Luar Negeri sebagaimana ayat (1) disebut Dewan Pengurus Wilayah PKDP
khusus (DPW PKDP khusus Luar Negeri).
3. Susunan kepengurusan DPW PKDP khusus disesuaikan dengan kebutuhan
BAB VI
Pasal 18
Pembentukan Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat dan Dewan Pembina
PKDP dapat membentuk Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat dan Dewan
Pembina pada setiap tingkatan organisasi PKDP.
Pasal 19
1. Tingkat Pusat:
a. Dewan Kehormatan;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Kehormatan, diantaranya
dapat diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
e. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.
2. Tingkat Wilayah :
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota
d. Masing – masing ketua Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan Pembina adalah ex
officio anggota Dewan Pengawas.
3. Tingkat Daerah :
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.
4. Tingkat Cabang:
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.
5. Tingkat Ranting:
a. Dewan Penyantun;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penyantun, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
b. Dewan Penasehat;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Penasehat, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota.
c. Dewan Pembina;
Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang anggota dari Dewan Pembina, diantaranya dapat
diangkat sebagai Ketua dan lainnya sebagai anggota
d. Masing – masing ketua Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat, dan Dewan
Pembina adalah ex officio anggota Dewan Pengawas.
Pasal 20
Tugas Dan Wewenang Dewan Kehormatan, Dewan Penyantun, Dewan Penasehat
dan Dewan Pembina
1. Tingkat Pusat:
a. Dewan Kehormatan;
i. Memantau dan mengevaluasi disiplin dan/atau kepatuhan terhadap moral, kode etik PKDP
dalam rangka menjaga martabat, kehormatan, citra dan kredibilitas PKDP dan menyerahkan
hasil pantauan dan evaluasi tersebut kepada Dewan Pengawas Pusat/Wilayah,
Daerah/Cabang dan Ranting.
ii. Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota PKDP dan menyerahkan laporan
penelitiannya kepada Dewan Pengawas Pusat/Wilayah, Daerah/Cabang dan Ranting.
b. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program.
c. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan PKDP sesuai Visi, Misi dan
Tujuan PKDP.
ii. Memberikan masukan kepada DPP PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
d. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar program dan kegiatan PKDP sesuai dengan
AD dan ART
ii. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan.
2. Tingkat Wilayah :
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPW
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPW PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPW PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
e. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPW-PKDP, agar program dan kegiatan DPW-PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPP-PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
3. Tingkat Daerah :
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPD
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPD PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPD PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPD PKDP, agar program dan kegiatan DPD PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPD PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
4. Tingkat Cabang:
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPC
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPC PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan organisasi.
ii. Memberikan masukan kepada DPC PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPC PKDP, agar program dan kegiatan DPC PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPC PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
5. Tingkat Ranting:
a. Dewan Penyantun;
Memberikan santunan (dana), arahan, bimbingan, masukan dan pendapat serta usulan
khusunya dalam kaitannya dalam dukungan pelaksanaan program-program kepada DPR
PKDP.
b. Dewan Penasehat;
i. Menjaga dan memastikan pelaksanaan kerja dan kegiatan kepada DPR PKDP sesuai Visi,
Misi dan Tujuan.
ii. Memberikan masukan kepada DPR PKDP berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan
program.
c. Dewan Pembina;
i. Melakukan pembinaan kepada DPR PKDP, agar program dan kegiatan DPR PKDP sesuai
dengan AD dan ART.
ii. Melakukan pembinaan kepada DPR PKDP, agar PKDP mempunyai wawasan kedepan
sesuai kebutuhan dan tantangan
BAB VII
PERMUSYAWARATAN
Pasal 21
Pasal 22
MUBESLUB
1. MUBESLUBdapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPW
dan persetujuan dewan pengawas DPP PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUBESLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUBESLUB menjadi penyelenggara dan penanggung
jawab MUBESLUB atas persetujuan dewan pengawas DPP PKDP.
4. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUBESLUB sebagaimana di maksud pada ayat (3)
atas persetujuan dewan pengwas dapat membentuk komite bersifat ad-hock sebagai
penyelenggara MUBESLUB.
5. Pada MUBESLUB tidak ada peninjau.
Pasal 23
Pasal 24
MUSWILLUB
1. MUSWILUB dapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPD
dan persetujuan dewan pengawas DPW PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSWILUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Pada MUSWILUB tidak ada peninjau.
4. DPW - DPW yang meminta dilaksanakanya MUSWILLUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3)
dapat membentuk komite bersifat ad-hock sebagai penyelenggara MUSWILLUB atas persetujuan
dewan pengawas wilayah.
5. Pada MUSWILLUB tidak ada peserta peninjau.
Pasal 25
b. Peninjau MUSDAterdiri dari DPW, DPD dan utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Daerah; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPD PKDP.Peserta MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (5)
huruf a mempunyai hak bicara dan hak suara
c. Peninjau MUSDA sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak bicara.
d. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
e. Tempat penyelenggara MUSDA ditetapkan melalui Rapat Pleno DPD PKD
Pasal 26
MUSDALUB
1. MUSDALUB dapat diselenggarakan atas Permintaan sekurang kurangnya 75% dari jumlah DPC
dan persetujuan dewan pengawas DPD PKDP.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSDALUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Pada MUSDALUB tidak ada peninjau.
4. DPC yang meminta dilaksanakanya MUSDALUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3) dapat
membentuk komite bersifat ad-hock sebagai penyelenggara MUSDALUB atas persetujuan dewan
pengawas DAERAH.
5. Pada MUSWILLUB tidak ada peserta peninjau.
Pasal 27
e. DPD.
f. Pimpinan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK), Lembaga dan Organisasi lain yang
berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Cabang.
g. Undangan.
4. Peserta dan Peninjau MUSCAB.
a. Peserta MUSCAB terdiri dari DPD, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDPpada Tingkat Cabang; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPC PKDP.
b. Peninjau MUSCAB terdiri dari DPD, DPR, utusan Organisasi Otonom, Ikatan Keluarga (IK),
Lembaga dan Organisasi lain yang berpayung panji kepada PKDP pada Tingkat Cabang; yang
jumlahnya ditetapkan oleh DPC PKDP.
c. Peserta MUSCAB sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf a mempunyai hak bicara dan
hak suara
d. Peninjau MUSCAB sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) huruf b hanya mempunyai hak
bicara.
e. Setiap peserta dianggap sah apabila memiliki mandat dari unsur/lembaga yang diwakilinya, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris.
f. Tempat penyelenggara MUSCAB ditetapkan melalui Rapat Pleno DPC PKD
Pasal 28
MUSCABLUB
1. MUSCABLUB dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang kurangnya 75% jumlah DPR.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSCABLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. DPR yang meminta dilaksanakanya MUSCABLUB menjadi penyelenggara dan penanggung jawab
MUSCABLUB.
4. DPR yang meminta dilaksanakanya MUSCABLUB, sebagaimana di maksud pada ayat (3) dapat
membentuk komite bersifat ad-hoch sebagai penyelenggara MUSCABLUB atas persetujuan Dewan
Pengawas Cabang.
5. Pada MUSCABLUB tidak ada peninjau
Pasal 29
Pasal 30
MUSRANLUB
1. MUSRANLUB dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang kurangnya 75% jumlah anggota
ranting.
2. Mengenai tahap-tahap penyelenggaraan MUSRANLUB diatur lebih lanjut dalam PO.
3. Anggota DPR, sebagaimana dimaksud angka 1 diatas, yang meminta dilaksanakanya
MUSRANLUB menjadi penyelenggara dan penanggung jawab MUSRANLUB.
Pasal 31
1. Tingkat Nasional :
a. Rapat Dewan Pengawas Pusat dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Pusat.
b. UndanganRapat Dewan Pengawas Pusat dilakukan oleh Dewan Pengawas Pusat yang berhak
mewakili Dewan Pengawas Pusat.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Pusat disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Pusat secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal undangan
dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Pusat diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
f. Rapat Dewan Pengawas Pusat dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Pusat.
2. Tingkat Provinsi :
a. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Wilayah.
b. UndanganRapat Dewan Pengawas Wilayah dilakukan oleh Dewan Pengawas Wilayah yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Wilayah.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Wilayah disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Wilayah secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal undangan
dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Wilayah diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
f. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Wilayah.
3. Tingkat Kabupaten/Kota :
a. Rapat Dewan Pengawas Daerah dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Daerah.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Daerah dilakukan oleh Dewan Pengawas Daerah yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Daerah.
c. Undangan Rapat Dewan Pengawas Daerah disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Daerah secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
undangan dan tanggal Rapat.
d. UndanganRapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
e. Rapat Dewan Pengawas Daerah diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
f. Rapat Dewan Pengawas Daerah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Daerah.
4. Tingkat Kecamatan :
a. Rapat Dewan Pengawas Cabang dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Cabang.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Cabang dilakukan oleh Dewan Pengawas Cabang yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Cabang.
c. UndanganRapat Dewan Pengawas Cabang disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Cabang secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
d. cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
panggilan dan tanggal Rapat.
e. Undangan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
f. Rapat Dewan Pengawas Cabang diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
g. Rapat Dewan Pengawas Cabang dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Cabang.
5. Tingkat Nagari/Desa/Kelurahan :
a. Rapat Dewan Pengawas Ranting dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu atas
permintaan dari seorang atau lebih anggota Dewan Pengawas Ranting.
b. Undangan Rapat Dewan Pengawas Ranting dilakukan oleh Dewan Pengawas Ranting yang
berhak mewakili Dewan Pengawas Ranting.
c. Undangan Rapat Dewan Pengawas Ranting disampaikan kepada setiap anggota Dewan
Pengawas Ranting secara langsung, atau melalui surat dengan mendapat tanda terima, paling
d. cepat 7 (Tujuh) hari sebelum Rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal
undangan dan tanggal Rapat.
e. Undangan Rapat itu harus mencantumkan tanggal, waktu, tempat dan acara Rapat.
f. Rapat Dewan Pengawas Ranting diadakan ditempat kedudukan PKDP atau di tempat kegiatan
PKDP.
g. Rapat Dewan Pengawas Wilayah dapat diadakan di tempat lain dalam wilayah hukum Republik
Indonesia dengan persetujuan mayoritas anggota Dewan Pengawas Ranting.
BAB IX
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
QUORUM
Pasal 37
Quorum
1. Rapat-rapat dinyatakan sah apabila semua peserta telah diundang secara resmi.
2. Keputusan diambil secara Rapat mufakat dan apabila tidak memungkinkan diambil
dengan suara terbanyak.
3. Setiap peserta dalam Rapat-rapat mempunyai hak suara.
4. Semua keputusan Rapat-rapat pada semua tingkat mengikat bagi seluruh anggota
menurut jenjang organisasi.
5. Bila ada 2 (dua) atau lebih keputusan/kebijaksanaan yang bertentangan, maka yang
berlaku adalah keputusan dari tingkat yang lebih tinggi.
BAB X
Pasal 38
Pasal 39
Penetapan kepengurusan DPW PKDP menjadi wewenang DPP PKDP melalui Surat
Keputusan atas dasar hasil MUSWIL/MUSWILLUB
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB XI
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 47
1. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat tidak dibentuk oleh
PKDP.
2. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat ditetapkan oleh DPP
PKDP.
3. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP Tingkat Pusat dilantik oleh DPP PKDP
dan dalam keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilakukanoleh Bupati Kepala Daerah
Kabupaten Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariamandan/atau pejabat lainnya
dan/atau pihak lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
4. DPP PKDP berhak menjadi peserta dalam MUBES dan RAKERNAS
5. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP mempunyai azas, sifat dan tujuan yang
sejalan dengan PKDP.
6. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP mempunyai AD/ART serta lambang
sendiri yang dibuat atas kepakatan anggotanya.
7. Pimpinan Pusat Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP dapat membentuk
kepengurusan sampai tingkat daerah atau berbentuk cabangatau berbentuk perwakilan
dan harus selalu berkoordinasi dengan PDKP setingkat.
8. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP yang ruang lingkup gerakannya hanya
di satu Provinsi ditetapkan dan dilantik oleh DPW PKDP setempat dan dalam keadaan
tertentu pengukuhannya dapat dilakukan oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak
lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
9. Organisasi yang berpayung panji kepada PKDP yang ruang lingkup gerakannya hanya
di satu Kabupaten/Kotaditetapkan dan dilantik oleh DPD PKDP setempat dan dalam
keadaan tertentu pengukuhannya dapat dilantik oleh Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Padang Pariaman dan/atau Walikota Pariaman dan/atau pejabat lainnya dan/atau pihak
lain yang berjasa (akan) kepada PKDP.
10. Anggota Organisasi Yang Berpayung Panji kepada PKDP, otomatis menjadi anggota
PKDP, secara administratif lebih lanjut diatur dalam PO.
BAB XII
TINDAKAN ORGANISASI
Pasal 48
Sanksi
1. Anggota PKDP, Anggota Dewan Pengurus dan Anggota Dewan Pengawas yang
melanggar aturan dan atau ketentuan dalam AD/ART PKDP dapat dikenakan sanksi
berupa tindakan disiplin organisasi.
2. Tindakan disiplin organisasi dapat berupa:
a. Peringatan lisan maupun tulisan.
Pasal 49
Pembekuan DPP
1. DPP PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Pusat setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPP PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUBES
dapat mengajukan perpanjangan kepada Dewan Pengawas Pusat PKDP paling lama 3
(tiga) bulan disertai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPP PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUBES dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Pusat PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPP PKDP, maka Dewan Pengawas Pusat PKDP dapat
menunjuk pejabat yang diberikan kewenangan menyelenggarakan MUBES.
5. DPP selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Pusat
PKDP.
Pasal 50
Pembekuan DPW
1. DPW PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Wilayah setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPW PKDP yang masa baktinya telah berakhir tetapi belum menyelenggarakan MUSWIL
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPP PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPW PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSWIL dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Wilayah PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPW PKDP, maka DPP PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSWIL.
5. DPW selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Wilayah
PKDP.
Pasal 51
Pembekuan DPD
1. DPD PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Daerah setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPD PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSDA
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPW PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPD PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila
masa perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSDA dan telah diberi
surat peringatan oleh Dewan Pengawas Daerah PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPD PKDP, maka DPW PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSWIL.
5. DPD selama masa peralihanberada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Daerah
PKDP.
Pasal 52
Pembekuan DPC
1. DPC PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Cabang setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPC PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSCAB
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPD PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPC PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas, dapat dibekukan apabila masa
perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSCAB dan telah diberi surat
peringatanoleh Dewan Pengawas Cabang PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPC PKDP, maka DPD PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSCAB.
5. DPC selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Cabang
PKDP.
Pasal 53
Pembekuan DPR
1. DPR PKDP yang tidak dapat melaksanakan fungsinya bisa dibekukan oleh Dewan
Pengawas Ranting setelah yang bersangkutan diberi peringatan tertulis.
2. DPR PKDP yang masa baktinya telah berakhirtetapi belum menyelenggarakan MUSRAN
dapat mengajukan perpanjangan kepada DPC PKDP paling lama 3 (tiga) bulan disertai
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. DPR PKDP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas dapat dibekukan apabila masa
perpanjangan telah berakhir namun belum melaksanakan MUSRAN dan telah diberi surat
peringatanoleh Dewan Pengawas Ranting PKDP.
4. Apabila terjadi pembekuan DPR PKDP, maka DPC PKDP dapat menunjuk pejabat yang
diberikan kewenangan menyelenggarakan MUSRAN.
5. DPR selama masa peralihan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas Ranting
PKDP.
Pasal 54
Mekanisme Penindakan
BAB XIII
PIMPINAN ORGANISASI
Pasal 55
Pasal 56
1. Tata cara Pemilihan Ketua Umum, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC, Ketua DPR
PKDP dan tim formatur diatur dalam Tata Tertib Pemilihan yang diputuskan oleh peserta
Rapat Anggota.
2. Ketua Umum DPP, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC, Ketua DPR PKDP terpilih
didampingi Tim Formatur yang dipilih atau yang ditunjuk bertugas menyusun
kepengurusan PKDP di masing-masing tingkatan selambat-lambatnya 20 (dua puluh)
hari setelah terpilih.
Kriteria Calon Ketua Umum, Ketua DPW, Ketua DPD, Ketua DPC dan Ketua DPR
Pasal 57
BAB XIII
Bentuk Lambang
Pasal 60
Arti Lambang
1. Secara keseluruhan :
Makna lambang (logo) PKDP secara keseluruhan adalah falsafah adat Minangkabau
"Adat Basandikan Syarak, Syarak Basandikan Kitabullah, Syarak Mangato Adat
Mamakai”, menggambar kan kearifan lokal serta alam ranah Piaman.
2. Secara terurai :
a. Segi lima menggambarkan Rukun Islam yang 5 ( lima ), sholat 5 (lima) waktu dan
dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu Pancasila.
b. Bulan Bintang warna kuning emas menggambarkan “Syarak (bahwa orang Piaman)
Beragama Islam Ahlusunnah Wal Jamaah / Islam Sunni dan warna kuning Emas
logam mulia menggambarkan mulianya agama Islam.
c. Miniatur Rumah Gadang (Rumah Bagonjong ) menunjukkan identitas, bahwa orang
Piaman adalah Orang Minangkabau.
d. Bagian Rumah Pangggung Tungkuih Daun adalah bentuk/model ciri khas rumah
orang Piaman zaman dahulu bersifat Melayu.
e. Pohon Kelapa (batang karambie) menggambarkan, bahwa kelapa merupakan pohon
yang cukup dibanggakan, banyak manfaatnya dan salah satu komoditi ladang orang
Piaman dan ukuran kemakmuran masyarakat ( suatu kaum) karena bisa diwariskan
kepada anak-anak dan sanak keponakan suatu kaum di Piaman.
f. Gelombamg air laut menggambarkan, bahwa Piaman merupakan daerah Pinggir
Pantai (daerah pesisir). Kehidupan orang Piaman sebahagian sebagai Nelayan.
g. Tiga warna dasar adalah ciri khas warna bendera marawa (hitam, merah dan
kuning ) menggambarkan Luhak asal orang Minangkabau, yaitu Luhak Agam, Luhak
Tanah Datar dan Luhak 50 ( Lima Puluh Koto ) dan makna 3 (tiga) warna terdapat
pada marawa/bendera Minang. Niniak mamak, cadiak pandai dan alim ulama
bermakna Tigo Tungku Sajarangan, yaitu
Bila terjadi permasalahan di Nagari tungku tigo sajaranganlah yang utama
menyelesaikan masalah.
h. Arti dan makna Warna Yang terdapat dilogo tersebut yaitu :
Warna Hitam memnggambarkan Ninik Mamak, bertanggungjawab, pekerja keras
sekaligus paga dalam nagari kalau mau pergi tempat bertanya dan kalau pulang
membawa berita.
Warna merah menggambarkan keberanian.
Warna Kuning menggambarkan Adat Istiadat.
Warna Putih menggambarkan bersih dan suci serta diidentik dengan warna
syarak.
Warna Biru menggambarkan kesejukkan.
Pasal 59
1. Bendera Pataka :
● Aksesoris/ kelengkapan :
BAB XV PENUTUP
Pasal 62
Penutup
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam ART ini diatur dalam peraturan tersendiri yang
ditetapkan oleh DPP PKDP dengan cara mengadakan Rapat Pleno DPP PKDP.
2. ART ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
BAHAGIAN – BAHAGIAN USULAN PENGGANTIAN LOGO BARU
USULAN PAKAIAN DEMANG MINANGKABAU UNTUK SERAGAM PELANTIKAN
KHUSUS UNTUK KETUA, SEKRETARIS DAN BENDAHARA ( DPP, DPW dan
DPD ) PKDP SE INDONESIA
BERITA ACARA
Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi
telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman
Ketua Sidang Pleno 1 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.
Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja mengusulkan
pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara MUBES tersebut,
dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:
1. Menyetujui Kourum Kehadiran Peserta MUBES, yaitu telah dihadiri sebanyak . peserta
MUBES, dari anggota peserta MUBES.
2. Menyetujui pembacaan dan pengesahan jadwal MUBES, dengan catatan terlampir.
3. Menyetujui pembahasan dan pengesahan draft Tata Tertib MUBES, dengan catatan
terlampir.
4. Menyetujui Pimpinan pada Sidang Pleno 2 MUBES :
- Sdr. , sebagai Ketua Sidang.
- Sdr. , sebagai anggota Sidang.
- Sdr. , sebagai anggota Sidang.
5. Menyetujui penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 1 MUBES ini kepada Pimpinan
Sidang.
6. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Pimpinan Sidang Pleno 1 MUBES dan anggota-
anggotanya, baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan keputusan ini
dalam suatu akta notaris.
7. Dan lain-lain
VI. PENUTUP
Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Rapat ini, maka Ketua menutup
Rapat pada pukul WIB
1.
2.
3.
4.
5.
BERITA ACARA
Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi
telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman
Ketua Sidang Pleno 2 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.
Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 2 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja mengusulkan
pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara MUBES tersebut,
dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:
VI. PENUTUP
Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Rapat ini, maka Ketua menutup
Rapat pada pukul WIB
1.
2.
3.
4.
5.
BERITA ACARA
Tempat : Hotel Truntum Padang, jalan Gereja Nomor 34, Belakang Tangsi
telah diadakan MUBES PKDP, berkedudukan di Jakarta, yang Anggaran Dasarnya dimuat dalam
Akta Nomor : 06 Tanggal 19 Oktober 2022 yang dibuat oleh YOBANA SAMIAL, S.H. tentang
Pengesahan Badan Hukum Perkumpulan PKDP tanggal 19 Oktober 2022, yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-
0010595.Ah.01.07.Tahun 2022 Tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persatuan Keluarga
Daerah Piaman
Ketua Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES membuka dan memimpin MUBES dengan terlebih dahulu
menjelaskan bahwa MUBES, telah sesuai dengan ketentuan pasal ….. dan , Anggaran Dasar
PKDP, antara lain dihadiri dan/atau diwakili oleh Peserta MUBES, yang jumlah kehadirannya
telah memenuhi kourum, sehingga MUBES ini adalah sah dan berhak mengambil keputusan-
keputusan yang sah dan mengikat mengenai hal-hal yang dibicarakan.
Oleh karena MUBES ini telah diketahui sepenuhnya oleh peserta MUBES, maka setelah
pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES memberikan keterangan seperlunya, terus saja
mengusulkan pada peserta MUBES untuk secara musyawarah mufakat menyetujui acara
MUBES tersebut, dan kemudian MUBES secara musyawarah mufakat dengan suara bulat:
7. Menyetujui penandatanganan Berita Acara Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES ini kepada
Pimpinan Sidang Pleno 3, 4 dan 5 MUBES
8. Menyetujui pemberian kuasa kepada Ketua Umum terpilih dan/atau Pimpinan Sidang
Pleno 3, 4 dan 5 MUBES, baik sendiri-sendiri dan/atau bersama-sama untuk menyatakan
keputusan ini dalam suatu akta notaris.
9. Dan lain-lain.
VI. PENUTUP
Akhirnya, oleh karena tidak ada lagi yang dibicarakan dalam Sidang ini, maka Pimpinan Sidang
menutup Rapat pada pukul WIB
1.
2.
3.
4.
5.