Anda di halaman 1dari 45

PEDOMAN KONGRES NASIONAL V

HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA


Surabaya, 1 – 2 Juni 2023

SEKRETARIAT PP HIPKABI

Perumahan Cipinang Indah II, Jl. Camar Blok CC No. 18 RT 015/003 Pondok Bambu, Duren
Sawit Jakarta Timur 13430
Website : www.hipkabipusat.org Email : hipkabipusat@yahoo.com
Telp : 0813 1628 5104

1
Kata Pengantar

Assalamu’allaikum warohmatullohi wabarakatuh,

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunianya, kita semua dapat berkumpul
dan bersatu dalam rangka mengemban tugas dan tanggung jawab selaku pengurus HIPKABI yang
diberikan oleh anggota kita yang sedang menanti ditempat kerja masing - masing kepada bapak ibu
sekalian, untuk melaksanakan Kongres Nasional V HIPKABI tahun 2023.

Di dalam melaksanakan tugas ini kita dituntut keseriusan dan kearifan agar hasil yang kita capai
nanti dapat memenuhi paling tidak mendekati keinginan dari para anggota kita dan jangan
mementingkan keegoisme kita masing – masing, Sehingga didalam menjalankan tugas pelayanan
kepada masyarakat dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan kompetensi kita
masing – masing.

Di samping itu didalam menghadapi era global nanti kita tidak perlu takut dan bahkan justru
dapat menjadi tantangan untuk dapat memajukan kreatifitas dan pengembangan diri untuk
meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai perawat yang profesional didalam menjalankan
tugas pelayanan dimasyarakat . Dan kita semua berharap agar perawat kamar bedah dapat tersertifikasi
melalui pelatihan – pelatihan yang kita laksanakan sesuai dengan kompetensi kita.

Tidak lupa pula kami laporkan bahwa pelaksanaan KONAS ini diikuti utusan PP, Dewan
Pertimbangan pusat, 31 Pengurus Wilayah (Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera
Barat, Jambi,Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI, Jabar, Jateng,
DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Kal-Bar, Kal-Teng, Kal-Tim, Kal-Sel, Kal-Tara, Sulsel, Sulteng, Sultra,
Sulut, Gorontalo, Papua, Papua Barat), 18 Pengurus Daerah ( Sisiti, Padang, Depok-Bogor, Sukabumi,
Ciayumajakuning, Kebumen, Solo Raya, Madiun, Tuban, Bojonegoro, Pentagon, Malang, Madina,
Surabaya, Gersik, Mataraman, Banua Anam, Merauke) Organisasi seminat dibawah HIPKABI
(ITCSNA), mudah – mudahan para wakilnya dapat mengikuti prosesi dari awal hingga akhir.

2
Sekian sepatah kata kami, kami atas nama panitia mengucapkan selamat mengukuti Kongres
Nasional V dan dapat menghasilkan program – program yang selanjutnya dapat dijalankan oleh
pengurus terpilih nanti.
Wabilahi taufik walhidayah wassalamu’alaikum warahmatullohi wabarokatu .

Jakarta, 1 Juni 2023


Panitia Kongres Nasional V
Ketua

Ns. Ade Suhendri,S.Kep,SH,M.Kes


NIRA : 32760072223

3
DRAFT RUNDOWN KONGRES NASIONAL PP HIPKABI HOTEL
WYNDHAM SURABAYA, 1-2 JUNI 2023

WAKTU KEGIATAN PEMATERI PIC


RABU, 31 MEI 2023
Peserta
14.00 – Registrasi dan Cek In Hotel
Menunjukkan Surat Sie Registrasi
Selesai Wyndham untuk peserta
Mandat KONAS
KONAS.
dari PP, PW,PD
KAMIS , 1 JUNI 2023
Registrasi Ulang Peserta
07.30 – 08.30 Team Registrasi
Konas dengan scan
barcode.
08.30 – 08.35 Pembukaan MC Sie Acara

1. Menyanyikan lagu Indonesia Raya


Dirigen :
08.35 – 08.45 2. Menyanyikan Mars PPNI Sie Acara/IT
Wiwik, S.Kep.,Ns
3. Mars HIPKABI
Ns. Ade
08.45 – 08.55 Laporan Ketua Panitia Sie Acara
Suhendri,SH,
M.Kes
08.55 – 09.10 Sambutan Ketua Umum PP Ns. Suatmaji, Sie Acara
HIPKABI M.Kep
Perkenalan Peserta KoNas
09.10 – 09.20 Ns. Suatmaji, Sie Acara
Perwakilan Wilayah
M.Kep
Sambutan Ketua Umum DPP
09.20 – 09.30 Sie Acara
PPNI yang diwakili oleh Ketua
DPP Bidang Organisasi dan Abdul Rakhmat
Kaderisasi PPNI sekaligus
Membuka KONAS V
09.30 – 09.35 Doa Is Purnomo, Sie Acara
S.Kep.Ns.
09.35 – 10.00 Coffee break Sie Konsumsi
10.00 – 12.00 Sidang Paripurna I Pimpinan
1. Penetapan Kuorum, Sidang
SC
2. Pembahasan, Pengesahan Jadwal Sementara
(Bidang
3. Pembahasan, Tata Tertib (PP
Persidangan)
4. Pemilihan & Pengesahan HIPKABI)
Pimpinan KoNas  Ketua
Umum

4
 Sekretaris
Umum
 Ketua
Bidang
Hukum
dan
organisasi
15.00 – 16.00 Istirahat, Sholat
16.00 – 17.30 Sidang Paripurna II
1. Laporan Pertanggung Jawaban
SC
Pengurus PP HIPKABI Periode
Pimpinan Sidang (Bidang
2018
Tetap Persidangan)
– 2023
(PP 2 orang, PW 2
2. Pandangan Umum PW HIPKABI
orang, PD 1 orang)
3. Pernyataan Demisioner oleh
Pimpinan Sidang
17.30 – 19.00 ISHOMA Sie Konsumsi
19.00 – 21.00 Sidang Paripurna III Pimpinan
1. Pembentukan Komisi : Komisi (Ketua,
 Komisi A : Perubahan Sekretaris)
AD/ART menjadi Peraturan
Organisasi Internal PIC Komisi A SC
 Komisi B (Garis Besar (Eko Harsono (Bidang
Program kerja Bidang) : S.Kep.,Ns) Persidangan)
- Organisasi dan
Kaderisasi PIC Komisi B
- Hukum dan Kerjasama (Altje Tulandi
- Pendidikan,Pelatihan BSN., SpKV)
dan Penelitian (Diklit)
 Komisi C (Garis PIC Komisi C
Besar Program kerja (Suhendar
Bidang) : Atmaja, S.Kep)
- Kesejahteraan dana
dan Usaha
- Pelayanan dan
Sosial
Kemasyarakatan
- Hubungan
masyarakat,
informasi dan
komunikasi

5
2. Sidang Komisi : Pimpinan
 Komisi A : Perubahan Komisi (Ketua, SC
AD/ART menjadi Peraturan Sekretaris) (Bidang
Organisasi Internal Persidangan)
 Komisi B : (Garis Besar PIC Komisi A
Program kerja Bidang) (Eko Harsono
- Organisasi dan Kaderisasi S.Kep.,Ns)
- Hukum dan Kerjasama
- Pendidikan,Pelatihan PIC Komisi B
dan Penelitian (Diklit) (Altje Tulandi
 Komisi C : (Garis Besar BSN., SpKV)
Program kerja Bidang)
PIC Komisi C
- Kesejahteraan dana dan
(Suhendar
Usaha
Atmaja, S.Kep)
- Pelayanan dan Sosial
Kemasyarakatan
- Hubungan masyarakat,
informasi dan komunikasi

JUMAT, 2 JUNI 2023


08.00 – 09.30 Lanjutan Sidang Paripurna III
Sidang Komisi Pimpinan SC
Komisi (Ketua, (Bidang
Sekretaris) Persidangan)
09.30 – 10.00 Coffee Break
10.00 – 11.30 Sidang Paripurna IV SC
Penyampaian Hasil Sidang Komisi Pimpinan Komisi (Bidang
(20 Menit per Komisi) Persidangan)
Pengesahan Hasil Sidang Komisi
11.30 – 13.30 Istirahat, Sholat
13.30 – 15.30 Sidang Paripurna V
1. Penentuan Balon Ketua Umum
2. Penentuan Calon Ketua Umum SC
3. Penyampaian VISI & MISI Pimpinan Sidang (Bidang
4. Pemilihan Ketum Persidangan)
5. Pengesahan Ketua Umum terpilih

15.30 – 16.00 ISHOMA

6
16.00 – 17.00 Sidang Paripurna VI
1. Serah Terima dari
Pimpinan Sidang kepada SC
Ketua Umum Terpilih Pimpinan Sidang (Bidang
2. Pemilihan Tim Formatur Persidangan)

17.00 – 17.30 Penentuan Tuan Rumah Konas 2028 Pimpinan Sidang


17.30 – 18.00 Penutupan Kongres Nasional Pimpinan Sidang

Steering Committee
Kongres Nasional V HIPKABI 2023

Ketua Panitia Sekretaris

Ns. Ade Suhendri S.Kep.,S,H,M.Kes Wahyu Pramuliana, S.Kep.,Ns


NIRA : 32760072223 NIRA: 31720178084

Mengetahui,
Ketua Umum Pengurus Pusat HIPKABI

Ns. Suatmaji. M.Kep


NIRA: 31730126190

7
TATA TERTIB KONAS V
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
Jakarta, 1 – 2 Juni 2023

BAB I
STATUS DAN WEWENANG

Pasal 1
Status

1) Kongres Nasional merupakan pemegang kedaulatan tertinggi HIPKABI yang selanjutnya di


dalam Tata Tertib ini disebut KONAS .
2) KONAS dilaksanakan mengacu pada AD/ART HIPKABI Tahun 2018 : BAB VII pasal 18 &
19 Anggaran Dasar dan BAB VI pasal 18, 19 & 21 Anggaran Rumah Tangga HIPKABI

Pasal 2
Wewenang

KONAS mempunyai wewenang:


1) Menetapkan Perubahan AD/ART menjadi Peraturan Organisasi Internal HIPKABI
2) Menilai pertanggungjawaban Pengurus Pusat HIPKABI Periode 2018 – 2023
3) Memilih Ketua Umum (Ketum) HIPKABI Periode 2023 – 2028
4) Menunjuk Ketum terpilih sebagai Ketua Tim Formatur
5) Memberikan wewenang kepada Ketum terpilih untuk mengajukan calon anggota formatur agar
mendapatkan persetujuan peserta KONAS
6) Memberikan mandat kepada tim formatur untuk melengkapi personil Pengurus Pusat HIPKABI
7) Memberikan mandat kepada Ketum terpilih untuk melantik Pengurus Pusat HIPKABI
8) Menetapkan program kerja HIPKABI 2023 – 2028

8
BAB II
PENYELENGGARAAN, PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 3
Penyelenggaraan KONAS

1) KONAS diselenggarakan Pengurus Pusat HIPKABI bersama dengan Panitia Pelaksana


KONAS yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat.
2) Panitia Pelaksana bertanggung jawab menyiapkan materi pembahasan dalam sidang – sidang
KONAS
3) Panitia Pelaksana bertanggung jawab terhadap tehnis penyelenggaraan KONAS
4) Untuk ketertiban KONAS disusun Tata Tertib KONAS yang disahkan pada sidang
paripurna I KONAS .

Pasal 4
Peserta KONAS

1) Peserta KONAS terdiri dari Utusan dan Peninjau sesuai dengan AD/ART HIPKABI Tahun
2018-2023 pasal 21
2) Peserta utusan KONAS terdiri dari :
a. Pengurus Pusat HIPKABI periode 2018 – 2023 (Utusan 8 orang)
b. Pengurus Wilayah masing – masing 3 orang (31 PW daftar terlampir)
c. Pengurus Daerah masing-masing 2 orang (18 PD daftar terlampir)
d. Organisasi Seminat dibawah HIPKABI : 1 orang (ITCSNA)
e. Dewan pertimbangan PP HIPKABI periode 2018 – 2023 sebanyak 1 orang
3) Peserta peninjau KONAS terdiri dari :
a. Pengurus DPP PPNI
b. Perwakilan Ikatan/Himpunan Badan Kelengkapan PPNI
c. Utusan provinsi/Kab/Kota Yang belum ada pengurus wilayah, pengurus daerah HIPKABI.
d. Utusan RS
4) Peserta harus membawa dan menyerahkan surat mandat dari masing-masing PP/PW/PD,
Seminat yang ditanda tangani oleh ketua dan sekertaris dan di stempel kepada panitia KONAS.

9
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA KONAS

Pasal 5
Hak Peserta dan Pimpinan KONAS

1) Peserta Utusan KONAS memiliki hak :


a. Hak bicara, yaitu Berbicara untuk mengajukan pendapat baik lisan maupun tulisan kepada
pimpinan Sidang
b. Hak suara, yaitu Memilih dan dipilih
c. Menghadiri sidang – sidang KONAS
2) Peserta Peninjau memiliki hak bicara dan TIDAK memiliki hak suara. Peserta peninjau hanya
boleh menghadiri sidang paripurna saja.
3) Setiap peserta utusan KONAS memiliki hak 1 (satu) suara.
4) Pimpinan Sidang berhak mengambil keputusan atas pendapat yang diajukan dengan terlebih
dahulu mendengar pendapat peserta sidang .
5) Peserta berhak mengajukan usul perubahan terhadap rancangan yang diajukan oleh Pengurus
Pusat HIPKABI.
6) Semua pengambilan keputusan dilakukan secara Musyawarah dan Mufakat, kecuali pemilihan
menyangkut Pengurus atau nama orang atau cara Musyawarah dan Mufakat menemui jalan
buntu maka dapat dilakukan Voting.

Pasal 6
Kewajiban Pimpinan dan Peserta KONAS

1) Setiap peserta KONAS wajib mematuhi ketentuan – ketentuan yang diatur dalam Tata tertib
ini.
2) Setiap peserta harus.
a. Menunjukan surat mandat untuk peserta utusan pada saat registrasi untuk mendapatkan
identitas peserta
b. Mengisi daftar hadir setiap kali mengikuti sidang.
c. Mentaati keputusan rapat
d. Mengenakan tanda pengenal sebagai peserta KONAS

10
BAB IV
CARA PENYAMPAIAN PENDAPAT

Pasal 7

1) Setiap peserta dapat menyampaikan pendapat/usulanya secara lisan dan tertulis dalam rapat
dengan izin pimpinan rapat
2) Pendapat yang disampaikan sesuai dengan konteks pembahasan dalam rapat secara singkat dan
jelas
3) Sebelum menyampaikan pendapatnya setiap peserta mengangkat tangan, menyebut nama dan
atau utusan dari mana
4) Peserta dapat mengajukan pertanyaan lanjutan bila tanggapan yang diberikan kurang jelas

BAB V
PELAKSANAAN KONAS

Pasal 8

1) Acara KONAS mencakup acara organisasi


2) Acara KONAS disusun oleh Panitia Pelaksana dan diajukan kepada peserta KONAS untuk
disahkan.

Pasal 9
Pimpinan KONAS

1) KONAS dipimpin oleh pimpinan KONAS


2) Komposisi pimpinan KONAS terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang wakil
ketua merangkap anggota, seorang sekretaris merangkap anggota, dan 2 (dua) orang anggota
yang dipilih dari dan oleh peserta utusan dalam sidang paripurna yang diadakan khusus untuk
itu
3) Pimpinan KONAS terdiri dari 5 orang yang merupakan perwakilan dari
a. 2 (dua) orang Pengurus Pusat
b. 2 (dua) orang Pengurus Wilayah
c. 1 (satu) orang Pengurus Daerah
4) Pimpinan KONAS Mempunyai wewenang :
a. Memimpin sidang selama KONAS berlangsung, kecuali sidang Tata Tertib, dan
sidang pemilihan pimpinan KONAS dipimpin oleh Pengurus Pusat HIPKABI,
selanjutnya sidang paripurna dipimpin oleh Pimpinan KONAS .
b. Menjaga kelancaran dan ketertiban dalam sidang - sidang yang dilaksanakan.
c. Penentuan komposisi dan pembagian tugas di antara unsur – unsur pimpinan KONAS
terpilih, diatur lebih lanjut oleh Pimpinan KONAS .

11
Pasal 10
Komisi

1) KONAS membentuk komisi dan sub komisi sesuai kebutuhan


2) Pimpinan komisi terdiri dari Ketua, sekretaris dan seorang anggota yang dipilih dari dan oleh
anggota Komisi.
3) Komisi KONAS bertugas membahas materi dan mengambil keputusan terkait pokok bahasan
Komisi bidang tugasnya.
4) Laporan Komisi disusun oleh Pimpinan Komisi dibantu oleh sekretaris Komisi dengan
memperhatikan saran-saran dan pendapat para anggota Komisi (pada saat sidang komisi)
5) Hasil keputusan sidang Komisi dipaparkan kepada sidang paripurna KONAS pada saat sidang
paripurna
6) Hasil pembicaraan Komisi disusun dalam rísalah/berita acara
7) Setiap peserta KONAS harus menjadi salah satu anggota komisi kecuali Pimpinan KONAS

Pasal 11
Panitia Perumus

1) Panitia Perumus KONAS dapat dibentuk untuk melakukan tugas – tugas perumusan hasil
KONAS
2) Panitia Perumus dan anggotanya dibentuk oleh pimpinan KONAS dengan Persetujuan Peserta
KONAS
3) Panitia Perumus wajib menyelesaikan tugas-tugasnya dalam waktu 60 (Enam Puluh) hari
kalender sejak tanggal ditetapkan
4) Panitia perumus bertanggungjawab kepada Pengurus Pusat periode 2023 – 2028
5) Apabila panitia perumus telah menyampaikan hasil kerjanya kepada Pengurus Pusat, maka
statusnya secara otomatis tidak berfungsi lagi dan tidak memiliki kekuatan hukum.

Pasal 12
Persidangan

1) Panitia KONAS dari unsur Pengurus Pusat HIPKABI membuka Sidang Paripurna pertama
KONAS HIPKABI dan Pimpinan KONAS Menutup rapat sidang Paripurna Penutupan
KONAS
2) Sidang Paripurna dipimpin oleh Pimpinan KONAS , kecuali sidang penetapan jadwal,
penetapan tatib dan penetapan Pimpinan KONAS dipimpin oleh Pengurus Pusat
3) Sidang-sidang komisi yang dibentuk untuk membahas materi KONAS , dipimpin oleh ketua
didampingi oleh sekretaris komisi dan satu orang anggota yang dipilih oleh anggota sidang
komisi dari dan oleh peserta utusan.
4) Sidang-sidang komisi dipimpin oleh Ketua komisi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
anggota komisi masing-masing.
5) Jenis persidangan dalam KONAS terdiri dari:
a). Sidang Paripurna
b). Sidang Komisi / Sub Komisi (bila dibagi menjadi sub komisi)
c). Sidang Formatur

12
Pasal 13
Tata Cara Memimpin Sidang

1) Pimpinan sidang memberikan kesempatan yang cukup kepada setiap peserta sesuai alokasi
waktu yang diberikan.
2) Pimpinan sidang berbicara selaku pimpinan untuk menjelaskan yang menjadi pokok
pembicaraan, mengembalikan pokok persoalan dan menyimpulkan pembicaraan .
3) Apabila Pimpinan Sidang hendak berbicara selaku peserta sidang, maka untuk sementara
Pimpinan Sidang diserahkan kepada wakil Pimpinan Sidang .

Pasal 14
Tata Cara Mengajukan Usul dan Pendapat

1) Peserta yang ingin mengajukan usul, pendapat atau pertanyaan dengan mengangkat tangan
dan menyebutkan nama ke Pimpinan Sidang, peserta yang tidak mengangkat tangan dan
menyebutkan nama tidak akan dilayani.
2) Giliran berbicara diberikan menurut urutan
3) Peserta berbicara setelah mendapat `izin dari Pimpinan Sidang.
4) Pembicara tidak boleh diganggu selama berbicara, kecuali melebihi waktu yang diberikan
oleh pimpinan sidang
5) Untuk memberi kesempatan kepada peserta KONAS yang lain, maka pendapat atau
pertanyaan yang diajukan harus disusun secara singkat dan jelas serta disampaikan dalam
waktu 3 (tiga) menit
6) Apabila pimpinan sidang belum jelas, maka peserta sidang dapat mengulangi pertanyaan
secara singkat dalam waktu 2 (dua) menit.
7) Kesempatan interupsi diberikan kepada peserta untuk :
a). Meminta penjelasan duduk perkara yang menjadi persoalan
b). Mengajukan usul mengenai prosedur / hal yang dibicarakan
c). Mengajukan usul penundaan sidang sementara (skors)
d). Mengingatkan pimpinan sidang tentang materi sidang
8) Waktu menyampaikan interupsi tidak lebih dari 2 (dua) menit
9) Apabila seorang pembicara menyimpang dari pokok pembicaraan, maka pimpinan sidang
dapat mengingatkan dan meminta kembali kepada pokok pembicaraan .

13
Pasal 15
Kuorum dan Tata Cara Pengambilan Keputusan

1) Sidang Paripurna pengambilan keputusan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah lebih
satu dari jumlah peserta
2) Sidang paripurna pemilihan ketua umum dinyatakan sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua
pertiga) dari jumlah peserta.
3) Apabila hal dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini tidak tercapai, maka sidang di skors /
ditunda 2 x 10 (dua kali sepuluh) menit, dan apabila setelah dua kali penundaan / skors
masih belum tercapai kuórum maka :
a). Pada sidang paripurna KONAS pengambilan keputusan diserahkan kepada
pimpinan KONAS
b). Pada sidang komisi, sub komisi maka pengambilan keputusan diserahkan kepada
ketua komisi

Pasal 16
Sanksi terhadap Pelanggaran Tata Cara Penyampaian Pendapat

1) Apabila seorang berbicara dalam sidang menggunakan kata-kata tidak layak, mengganggu
ketertiban sidang, maka pimpinan sidang dapat memberi peringatan / teguran.
2) Apabila peringatan/teguran pimpinan sidang diindahkan dan yang bersangkutan menarik
kata-kata atau meminta maaf kepada pimpinan sidang dan peserta sidang lain, maka kata-
kata atau perbuatan tersebut tidak dimuat dalam rísalah sidang.
3) Apabila tidak mengindahkan peringatan/teguran pimpinan sidang, maka pimpinan sidang
berhak menghentikan pembicaraan yang bersangkutan.
4) Apabila peringatan/teguran sebanyak 3 (tiga) kali tidak diindahkan maka, pimpinan sidang
dapat mengeluarkan peserta sidang dari ruangan dan dieliminasi dari kepersertaannya
5) Jika diperlukan, pimpinan sidang dapat menunda waktu persidangan paling lama 1 (satu)
jam dengan persetujuan peserta sidang (skors)

Pasal 17
Sifat Sidang KONAS

1) Sidang KONAS dapat bersifat terbuka dan tertutup


2) Sidang – sidang Pimpinan KONAS pada dasarnya bersifat tertutup
3) Pembicaraan dalam rapat tertutup hanya boleh diumumkan oleh Pimpinan Sidang khususnya
yang bersifat rahasia atas usulan dari pimpinan dan atau peserta
4) Rahasia sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) pasal ini harus dipegang teguh oleh
peserta sidang yang hadir.

14
Pasal 18
Risalah / Berita Acara Sidang

Setiap Sidang perlu dibuat Risalah lengkap yang memuat:


1) Tempat, Jenis, dan Acara Sidang
2) Hari, tanggal, jam permulaan dan penutupan Sidang
3) Nama-nama pembicara dan pendapat masing – masing
4) Penjelasan tentang keputusan dan kesimpulan Sidang.

BAB VI
PENILAIAN PERTANGGUNG JAWABAN PENGURUS PUSAT

Pasal 19

1) Pengurus Pusat Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)_masa bakti 2018 –
2023 menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Sidang Paripurna dan
ditanggapi oleh Peserta KONAS yakni Utusan PW
2) Setelah laporan pertanggung jawaban disampaikan, dan mendapatkan tanggapan dari
peserta KONAS , maka Pengurus Pusat HIPKABI masa bakti 2018 – 2023 dinyatakan
demisioner.
3) Penyerahan bendera pataka

BAB VII
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM HIPKABI
DAN TIM FORMATUR

Pasal 20
Tata Cara Pemilihan Ketua Umum HIPKABI

1) Bakal Calon (Balon) Ketua Umum dapat diajukan sebagai nominasi Calon Ketua Umum
apabila diajukan oleh atau di dukung oleh minimal 9 (sembilan) Pengurus Wilayah (PW) :
a. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Sehat Jasmani dan Rohani
c. Loyal dan Komitmen terhadap organisasi
d. Pendidikan D3 Keperawatan dan S1 Keperawatan
e. Mampu melaksanakan kegiatan organisasi yang ditandai dengan meluangkan waktu
dan sukarela
f. Pengalaman di kamar bedah minimal 10 tahun
g. Domisili tempat kerja di Ibu Kota Negara
h. Pernah menjadi Pengurus Pusat HIPKABI MINIMAL 1 (satu) Periode terakhir
i. Bersedia dicalonkan menjadi Ketua Umum HIPKABI
j. Bersedia menyampaikan Visi dan Misi
k. Memiliki NIRA dan STR aktif

15
2) Pemilihan ketua umum dilakukan secara langsung dari dan oleh peserta utusan KONAS
dengan ketentuan:
a. Apabila dalam pencalonan hanya ada satu orang balon yang memenuhi ketentuan
pencalonan maka secara otomatis ditetapkan sebagai Ketua Umum terpilih.
b. Apabila calon ketua umum lebih dari 2 (dua) orang dan belum mencapai 50% + 1,
maka 2 calon dengan suara terbanyak akan diulang ketahap berikutnya.
c. Pemilihan langsung, dilakukan secara tertutup.
d. Sebelum memulai pemilihan langsung Pimpinan KONAS akan membuka kotak
suara yang berisi surat suara dalam keadaan terkunci KONAS V HIPKABI,
didepan seluruh peserta utusan dengan disaksikan dari dekat oleh 3 (tiga) orang
saksi yakni 1 (satu) orang dari PP, 1 (satu) orang dari PW, dan 1 (satu) orang dari
PD.
e. Surat suara dihitung bersama – sama dan kotak suara yang kosong diperlihatkan
pada peserta dan saksi, setelah itu langsung dikunci kembali, dan kuncinya
dipegang oleh pimpinan sidang. Kotak suara diawasi oleh tiga orang saksi.
f. Surat suara dipegang oleh pimpinan KONAS diberikan kepada peserta setelah
peserta menyerahkan Name tag kepada panitia pemilihan/pimpinan KONAS untuk
di stempel .
g. Pemberian suara dilakukan oleh peserta satu persatu dan peserta langsung menulis
nama calon pada surat suara di bilik suara, setelah itu surat suara dilipat kembali
dan dimasukkan kedalam kotak suara yang terkunci dengan disaksikan oleh 3 (tiga)
orang saksi .
h. Penghitungan suara dilakukan langsung pada periode waktu yang sama dan tidak
ada jeda waktu istirahat dengan pemberian suara.

3) Calon Ketua Umum harus menyampaikan visi dan misi mengenai pengembangan
organisasi HIPKABI.

16
Pasal 21
Tata Cara Pemilihan Formatur

1) Formatur dipimpin oleh ketua umum terpilih dan dilengkapi oleh anggota formatur yang
terdiri dari Pengurus Pusat HIPKABI Periode 2018-2023 dan Pengurus Wilayah
2) Anggota Formatur berjumlah 7 (tujuh) orang ( 1 Ketua terpilih, 3 (tiga) orang Pengurus
Pusat HIPKABI Periode 2018-2023, 3 (tiga) unsur PW).
3) Peserta Utusan melalui juru bicara masing – masing unsur dapat mengajukan Calon
Formatur kepada Pimpinan Sidang .
4) Berdasarkan usul – usul yang diajukan sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal ini Pimpinan
sidang mengumumkan nama – nama calon komposisi formatur kapada Sidang Paripurna
KONAS .
5) Anggota formatur tidak harus menjadi Pengurus Pusat HIPKABI
6) Dalam sidang Paripurna, Pimpinan KONAS menyerahkan Mandat kepada Ketua Umum
terpilih sebagai Ketua formatur dan tim formatur untuk melengkapi personil Pengurus
Pusat periode 2023 – 2028 .
7) Ketua Umum terpilih dilantik oleh Ketua Umum DPP PPNI atau Pengurus DPP PPNI yang
diberikan mandat,
8) Paling lambat 60 (enam puluh) hari, Susunan Pengurus Pusat HIPKABI, Pengurus Dewan
Pertimbangan periode 2023 – 2028 telah terbentuk, maka tim formatur dinyatakan tidak
berfungsi lagi dan tidak mempunyai kekuatan hukum setelah tugasnya selesai dan atau
telah melewati batas akhir masa tugasnya. Tugas selanjutnya menjadi tanggung jawab
Ketua Umum terpilih.

17
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22
1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diatur dan diputuskan selama KONAS
berlangsung.
2) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal : 1 Juni 2023

Pimpinan Sidang
Kongres Nasional Ke V
Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia

Jabatan Nama Tanda Tangan


Ketua Ns. Suatmaji, M.Kep 1.

Sekretaris Ns. Neny Listiowati, M.Kep 2.

Anggota Ns. Ade Suhendri, S.Kep., 3.


S.H.,MKes.

18
KEPUTUSAN
KONGRES NASIONAL V
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
Nomor : 06 /KONAS V/HIPKABI/VI/2023
Tentang
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
MENJADI PERATURAN ORGANISASI INTERNAL
HIMPUNAN PERAWAT KAMR BEDAH INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KONGRES NASIONAL V HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

Menimbang :
1. Bahwa anggota memegang kekuasaan tertinggi yang kedaulatannya
disalurkan melalui Kongres Nasional
2. Bahwa KONAS V HIPKABI berwenang menetapkan dan atau melakukan
Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Menjadi
Peraturan Organisasi Internal HIPKABI
3. Bahwa dalam rangka membangun organisasi seminat HIPKABI yang kuat,
dewasa, mandiri, dan profesional dipandang perlu melakukan perubahan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga HIPKABI
4. Bahwa berhubungan dengan itu perlu ditetapkan keputusan KONAS V
HIPKABI tentang Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
HIPKABI

Mengingat :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-undang Kesehatan No. 36 tehun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang Nomor 17 tahun 2013 Tentang Organisasi
Kemasyarakatan.
4. Undang-undang Nomor 16 tahun 2017 Tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2017 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan Menjadi Undang- Undang.
5. Keputusan MUNAS X Persatuan Perawat Nasional Indonesia Nomor
005/DPP.PPNI/SK/K.S/XI/2021 tentang Perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
6. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 06/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Anggaran Dasar dan Peraturan Organisasi
HIPKABI

19
7. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 01/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Jadual Acara KONAS V
8. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 02/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Peraturan dan Tata Tertib KONAS V
9. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 03/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Pimpinan Sidang Munas
10. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 04/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Laporan Pertanggung Jawaban Ketua Umum
2018 - 2023
11. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 05/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Pembentukan Komisi-Komisi KONAS V
12. Keputusan KONAS V HIPKABI Nomor : 06/KONAS -
V/HIPKABI/VI/2023 Tentang Pembentukan Komisi KONAS V HIPKABI

Memperhatikan :
1. Keputusan MUNAS X Persatuan Perawat Nasional Indonesia Nomor
005/DPP.PPNI/SK/K.S/XI/2021 tentang Perubahan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Persatuan Perawat Nasional Indonesia BAB XIII
tentang Kolegium dan Badan Kelengkapan Bagian Kedua tentang Badan
Kelengkapan Pasal 49 tentang Persyaratan Pembentukan Badan
Kelengkapan Ayat 2: Badan kelengkapan tidak memiliki AD dan ART tapi
mengikuti AD dan ART PPNI
2. Hasil Musyawarah dalam Sidang Komisi KONAS V HIPKABI
3. Saran-saran dan Pendapat yang dikemukakan dalam sidang Paripurna
KONAS V HIPKABI

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KONGRES NASIONAL V HIPKABI TENTANG


PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH
TANGGA MENJADI PERATURAN ORGANISASI INTERNAL
HIPKABI

PERTAMA : Melakukan perubahan Keputusan MUNAS IV HIPKABI di Jakarta tentang


Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga menjadi Peraturan Organisasi
Internal HIPKABI tahun 2023- 2028

20
KEDUA : Naskah lengkap Peraturan Organisasi Internal HIPKABI yang telah
dilakukan perubahan sebagai mana dimaksud dalam diktum KEDUA
dalam lampiran ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dipisahkan dari
keputusan ini

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 2 Juni 2023

KONGRES NASIONAL V
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
SELAKU PIMPINAN SIDANG KONAS V HIPKABI

JABATAN NAMA TANDA TANGAN


Ketua

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

21
VISI DAN MISI
ORGANISASI HIPKABI

VISI :
Menjadi organisasi profesi perawat kamar bedah profesional yang berstandar internasional tahun 2028.

MISI :
1. Mengembangkan profesionalisme perawat kamar bedah dalam memberikan asuhan
keperawatan perioperatif di kamar bedah yang berstandar internasional.
2. Mengembangkan kemampuan SDM perawat kamar bedah melalui pendidikan, pelatihan dan
penelitian yang berbasis kompetensi.
3. Menggalang kebersamaan antar anggota melalui kegiatan organisasi di tingkat nasional dan
internasional.
4. Mengupayakan berbagai usaha dalam memandirikan organisasi untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota.
5. Mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
sosial kemasyarakatan

22
PERATURAN ORGANISASI INTERNAL
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

MUKADIMAH

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling
sempurna dan di beri potensi untuk bisa mengembangkan diri dalam mengisi cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, yaitu membangun
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila & UUD’45, juga merupakan komitmen dan
tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia yang dalam hal ini termasuk Himpunan Perawat Kamar
Bedah Indonesia.

Seiring peningkatan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan sesuai dengan perkembangan Ilmu
dan Teknologi (IPTEK), menuntut adanya tenaga perawat kamar bedah yang profesional dalam bidang
pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan perioperatif di kamar bedah.
Merupakan suatu keharusan bagi seluruh tenaga perawat kamar bedah di Indonesia untuk menyatu
dalam suatu wadah organisasi profesi yang kokoh, kuat, dinamis dan mandiri serta untuk
meningkatkan kompetensi profesi mencakup: pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta akuntabilitas
dalam keperawatan perioperatif di kamar bedah sesuai dengan standar praktek profesi yang diperoleh
melalui pendidikan dasar dan lanjutan perawat kamar bedah.

23
PERATURAN ORGANISASI INTERNAL
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA

BAB I

Pasal 1
Penjelasan Umum

1) Yang dimaksud dengan perawat kamar bedah dalam organisasi ini adalah seseorang yang telah
lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan telah lulus Pelatihan
Keterampilan Dasar perawat kamar bedah yang diakui HIPKABI.
2) Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia yang selanjutnya disingkat HIPKABI merupakan
pembaharuan dan perpaduan serta kelanjutan dari berbagai macam dan corak organisasi seminat
yang sejenis yang berdiri sejak 15 November 2000 pada saat acara pertemuan perawat kamar
bedah seluruh Indonesia di Dr RSUP Cipto Mangunkusumo Jakarta, tersebar di seluruh tanah air
dengan visi, misi dan tujuan yang sama.
3) HIPKABI adalah organisasi profesi seminat yang program kerjanya terutama menekankan pada
kegiatan yang meningkatkan mutu dan keterampilan perawat kamar bedah di Indonesia.
4) Ruang lingkup dan keanggotaan HIPKABI adalah seluruh tenaga keperawatan di kamar bedah baik
yang masih aktif maupun tidak aktif termasuk pensiunan serta tenaga lain yang memiliki komitmen
yang tinggi guna memajukan organisasi.
5) Keperawatan perioperatif di kamar bedah adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari asuhan keperawatan perioperatif pada area praktik spesifik
keperawatan perioperatif di kamar bedah yang mencakup tiga fase; yaitu pre, intra, dan post
operasi. Pre operatif dimulai dari klien tiba di ruang penerimaan sampai dengan klien masuk di
kamar operasi. Intra operatif dimulai dari klien masuk kamar operasi dan berakhir sampai dengan
klien masuk ruang pemulihan/ Unit pelayanan post anesthesi, sedangkan Post operatif adalah mulai
dari klien masuk kamar pemulihan sampai kondisi pulih dan interfensi operasi.
6) Profesi keperawatan kamar bedah dalam Peraturan Organisasi Internal ini adalah pelayanan
keperawatan kamar bedah dengan kriteria sebagai berikut;
a) Menerapkan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan kamar bedah yang terus menerus
diwujudkan dalam praktek keperawatan kamar bedah.
b) Memiliki otonomi.
c) Memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat.
d) Mandiri dalam melaksanakan fungsi dan perannya melaksanakan praktek keperawatan di
kamar bedah berdasarkan standar dan kode etik keperawatan di kamar bedah.

24
BAB II
NAMA, BENTUK, SIFAT DAN AZAS ORGANISASI

Pasal 2
Nama Organisasi

Organisasi ini diberi nama Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia disingkat HIPKABI
(Indonesian Operating Room Nurses Association disingkat IORNA)

Pasal 3
Bentuk Organisasi

Organisasi ini sebagai wadah yang menghimpun perawat kamar bedah seluruh Indonesia yang
merupakan badan kelengkapan PPNI.

Pasal 4
Sifat Organisasi

HIPKABI adalah organisasi perawat kamar bedah yang bersifat bebas, demokratis, bertanggung jawab
dan aspiratif serta tidak berafiliasi pada organisasi sosial politik apapun.

Pasal 5
Azas Organisasi

HIPKABI berazaskan Pancasila dan UUD 1945 dengan bercirikan kemitraan, kebersamaan, gotong
royong, musyawarah dan mufakat untuk mencapai tujuan.

BAB III
PEMBENTUKAN DAN KEDUDUKAN

Pasal 6
Pembentukan

1) HIPKABI dibentuk di Jakarta pada tanggal Lima belas Bulan November Tahun Dua ribu,
pukul Lima belas, Waktu Indonesia Bagian Barat.
2) HIPKABI dibentuk untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 7
Kedudukan

1) Pengurus Pusat (PP) HIPKABI berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
2) Pengurus Wilayah (PW) berkedudukan di Ibu kota Propinsi

25
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 8
Maksud

Menjadikan HIPKABI sebagai wadah untuk mempersatukan perawat kamar bedah di seluruh
Indonesia.

Pasal 9
Tujuan

1) Menjadikan HIPKABI sebagai tempat untuk menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya
Manusia (SDM) perawat kamar bedah berstandar internasional.
2) Menjadikan HIPKABI sebagai pusat rujukan keilmuan bagi perawat kamar bedah
3) Menjadikan HIPKABI tempat untuk menambah wawasan, ilmu, pengetahuan dan ketrampilan
khususnya tentang keperawatan perioperatif di kamar bedah sesuai perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi
4) Terbinanya sikap solidaritas bagi sesama anggota dalam mempertanggungjawabkan hak dan
kewajibannya sebagai perawat kamar bedah.

BAB V
FUNGSI DAN PERAN

Pasal 10
Fungsi

1) Organisasi ini berfungsi untuk menampung aspirasi dan kreatifitas anggota untuk mencapai tujuan
bersama.
2) Memberikan perlindungan dan advokasi terhadap anggotanya.

Pasal 11
Peran

Organisasi ini berperan untuk mengarahkan dan memelihara serta mewujudkan cita-cita perawat
kamar bedah yang mandiri, profesional dan berstandar internasional.

26
BAB VI
LAMBANG/ LOGO DAN ETIKA

Pasal 12
Lambang/ Logo Organisasi

Lambang HIPKABI perwujudan dari:


1) Bendera Merah Putih berkibar:
Melambangkan organisasi ini adalah perhimpunan perawat kamar bedah yang berkibar
diseluruh wilayah Indonesia.
2) Anyaman tambang membentuk lingkaran penuh:
Melambangkan ikatan persatuan dan persaudaraan, diantara sejawat perawat kamar bedah di
seluruh Indonesia.
3) Dua garis tepi lingkaran berwarna putih:
Melambangkan jalinan rasa persahabatan yang tulus diantara sejawat perawat kamar bedah di
Indonesia.
4) Tulisan dalam lingkaran:
Melambangkan nama organisasi ini adalah Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia/
Indonesian Operating Room Nurses Association.
5) Bintang berwarna kuning:
Melambangkan bahwa organisasi ini dapat berkembang dan bersinar diantara organisasi-
organisasi seminat lainnya di Indonesia.
6) Dasar tulisan dalam lingkaran berwarna merah marun:
Melambangkan organisasi ini berani dalam menghadapi persaingan bebas bagi perawat kamar
bedah di era globalisasi.
7) Gambar tangan memegang pemegang jarum:
Melambangkan organisasi ini sebagai wadah bagi sejawat perawat kamar bedah yang mampu
memberikan pelayanan pembedahan yang optimal.
8) Gambar tangan menerima pemegang jarum:
Melambangkan bahwa perawat kamar bedah harus dapat bekerjasama dan diterima dalam tim
dimanapun dia berada.
9) Dasar lingkaran berwarna biru dongker:
Melambangkan organisasi yang besar bagaikan samudera yang luas yang mampu menampung
aspirasi sejawat perawat kamar bedah di Indonesia.

Pasal 13
Etika

1) Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan perawat kamar bedah dalam bentuk apapun yang
mengatasnamakan HIPKABI harus sepengetahuan organisasi yang lebih tinggi.
2) Setiap pembentukan organisasi yang berkaitan dengan kegiatan kamar bedah harus sepengetahuan
dan mendapat ijin dari PP HIPKAB

27
BAB VII
SUSUNAN DAN KEPENGURUSAN ORGANISASI

Pasal 14
Susunan Organisasi

Susunan organisasi terdiri dari organisasi tingkat Pusat dan Provinsi.

Pasal 15
Susunan Pengurus

Susunan pengurus organisasi terdiri dari:


1) Pengurus Pusat
2) Pengurus Wilayah

Pasal 16
Komposisi Kepengurusan

1) Komposisi Pengurus Pusat HIPKABI terdiri dari:

(a) Ketua Umum


Ketua I
Ketua II
(b) Sekretaris Umum
Sekretaris I
Sekretaris II
(c) Bendahara Umum
Bendahara I
Bendahara II
(d) Bidang Organisasi dan Kaderisasi
Ketua
Anggota
(e) Bidang Hukum dan Kerjasama
Ketua
Anggota
(f) Bidang Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian (Diklit)
Ketua
Anggota
(g) Bidang Kesejahteraan, Dana, dan Usaha
Ketua
Anggota
(h) Bidang Pelayanan & Sosial Kemasyarakatan
Ketua
Anggota

28
(i) Bidang Hubungan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi
Ketua
Anggota
2) Komposisi Pengurus Wilayah terdiri dari:
(a) Ketua
Wakil Ketua
(b) Sekretaris
Wakil Sekretaris
(c) Bendahara
Wakil Bendahara
(d) Divisi Organisasi dan Kaderisasi
Ketua
Anggota
(e) Divisi Hukum dan Kerjasama
Ketua
Anggota
(f) Divisi Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian
Ketua
Anggota
(g) Divisi Kesejahteraan, Dana, dan Usaha
Ketua
Anggota
(h) Divisi Pelayanan & Sosial Kemasyarakatan
Ketua
Anggota
(i) Divisi Hubungan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi
Ketua
Anggota
(j) Perwakilan Kabupaten/Kota atau Gabungan Kabupaten Kota
Ketua
Sekretaris
Bendahara
Anggota
3) Ketua, sekretaris, bendahara tidak boleh merangkap jabatan sebagai pengurus inti (Ketua,
Sekretaris, Bendahara) pada organisasi seminat lainnya.

Pasal 17
Masa Kepengurusan

1) Pengurus Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia dipilih untuk masa bakti 5 (Lima) tahun.
2) Ketua Umum, Ketua Pengurus Wilayah hanya dapat dipilih untuk 2 (dua) periode kepengurusan
dan tidak dapat dipilih kembali.

29
BAB VIII
WEWENANG & KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 18
Wewenang dan Kewajiban

1) Pengurus Pusat adalah pelaksana organisasi tertinggi yang bersifat kolektif dan kolegial di
tingkat pusat.

a) Dalam melaksanakan tugasnya pengurus pusat berwenang:


(i) Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi ditingkat nasional berdasarkan
Peraturan Organisasi Internal, Program Kerja, Keputusan Kongres Nasional, hasil
rapat tingkat nasional serta peraturan organisasi lainnya.
(ii) Menentukan dan mensyahkan kompetensi perawat kamar bedah
(iii) Bertindak untuk dan atas nama organisasi secara nasional dalam mewakili organisasi
baik di dalam maupun luar negeri
(iv) Kebijakan seperti pasal 18 Ayat 1a point (i) dinyatakan sah bila ditandatangani oleh
Ketua Umum dan Sekretaris Umum
(v) Mewakili organisasi di dalam maupun di luar pengadilan
(vi) Mensyahkan kepengurusan Wilayah.

b) Pengurus Pusat HIPKABI berkewajiban:


(i) Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada Kongres Nasional.
(ii) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi berdasarkan Peraturan
Organisasi Internal, Garis-Garis Besar Program Kerja, Keputusan Kongres Nasional,
hasil rapat tingkat nasional serta peraturan organisasi lainnya.
(iii) Melaksanakan pembinaan organisasi secara berjenjang

2) Pengurus Wilayah adalah badan pelaksana organisasi yang bersifat kolektif di tingkat provinsi.
a) Pengurus Wilayah berwenang:
(i) Menentukan dan melaksanakan kebijakan organisasi di wilayah kerjanya
berdasarkan Peraturan Organisasi Internal, Program Kerja, Keputusan Kongres
nasional, dan hasil rapat tingkat nasional maupun tingkat wilayah serta peraturan
organisasi lainnya.
(ii) Membentuk Perwakilan Kabupaten/Kota atau Gabungan Kabupaten Kota di
wilayahnya. Perwakilan Kabupaten/Kota dapat dibentuk dengan syarat minimal
memiliki jumlah anggota…….orang atau terdiri dari minimal ….rumah sakit. Jika
persyaratan tidak terpenuhi, maka dapat membentuk Gabungan Kabupaten/Kota di
wilayahnya.
(iii) Melakukan pembinaan Perwakilan Kabupaten/Kota atau Gabungan Kabupaten
Kota di wilayahnya.
(iv) Kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan Kabupaten/Kota atau Gabungan
Kabupaten Kota atas nama pengurus wilayah.

30
b) Pengurus Wilayah berkewajiban:
(i) Memberikan pertanggungjawaban organisasi pada Kongres Wilayah.
(ii) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan organisasi diwilayah kerjanya
berdasarkan Peraturan Organisasi Internal, Keputusan Kongres nasional dan hasil
rapat tingkat nasional, maupun wilayah serta peraturan organisasi lainnya.

BAB IX
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS

Pasal 19
Tugas Dan Tanggung Jawab Pengurus

1). Tugas pokok dan tanggung jawab PP HIPKABI :


a) Menetapkan kebijakan untuk melaksanakan rencana kerja jangka panjang organisasi.
b) Memilih susunan Pengurus Pusat.
c) Mengesahkan dan melantik Pengurus Wilayah.
d) Memberhentikan Pengurus Wilayah
e) Memberikan petunjuk kepada Pengurus Wilayah tentang segala sesuatu yang berkenaan
dengan organisasi.
f) Mengadakan pengawasan pelaksanaan tugas dan kebijakan anggaran Pengurus Wilayah.

2). Tugas dan tanggung jawab ketua umum HIPKABI adalah :


a) Memimpin PP HIPKABI.
b) Mengatur dan mengkoordinir pembagian tugas antara ketua I, Ketua II, sekretaris,
bendahara dan ketua bidang.
c) Memberikan laporan pertanggung jawaban pada Kongres Nasional (KONAS) tentang
pelaksanaan peraturan organisasi, program kerja, perkembangan dan penggunaan keuangan
HIPKABI.

3). Tugas dan tanggung jawab Ketua I dan Ketua II.


a) Membantu Ketua umum untuk melaksanakan tugasnya.
b) Melaksanakan pembagian tugas yang diberikan oleh ketua umum yaitu:
(i) Ketua I membawahi : Bidang Organisasi dan Kaderisasi, Bidang Hukum dan
Kerjasama, Bidang Pendidikan Pelatihan dan penelitian.
(ii) Ketua II membawahi : Bidang Pelayanan & Sosial Kemasyarakatan; Bidang Dana
Usaha dan Kesejahteraan; Bidang Hubungan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi.

4) Tugas dan tanggung jawab sekretaris


a) Membantu Ketua umum, Ketua I dan Ketua II dalam melaksanakan tugasnya
b) Memimpin dan menyelenggarakan administrasi Pengurus Pusat.

5) Tugas dan tanggung jawab bendahara


31
a) Memberikan pendapat dan saran kepada Ketua umum tentang langkah-langkah yang perlu
diambil dalam bidang keuangan
b) Melaksanakan tugas yang diberikan Ketua umum dibidang keuangan organisasi
c) Membuat laporan keuangan organisasi secara berkala dalam sidang-sidang organisasi
d) Menyelenggarakan pembukuan sekurang-kurangnya sebagai berikut:
(1) Penerimaan, terdiri dari hasil iuran uang pangkal dari usaha-usaha lain
(2) Pengeluaran, terdiri dari biaya: pengurus, tata usaha, perjalanan tugas organisasi, sosial,
serta program-program lainnya.
e) Bertanggung jawab dalam pengelolaan dana dan aset organisasi.
6) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang organisasi dan kaderisasi :
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya
7) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang Hukum dan kerjasama:
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya
8) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang pendidikan, pelatihan dan penelitian (Diklit):
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.
9) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang Kesejahteraan, Dana dan Usaha:
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.
10) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang pelayanan dan sosial kemasyarakatan usaha dan
kesejahteraan:
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.
11) Tugas dan tanggung jawab Ketua bidang Hubungan Masyarakat, Informasi dan Komunikasi:
- Mengkoordinir tugas-tugas sesuai dengan cakupan bidangnya.

BAB X
KEANGGOTAAN

Pasal 20
Syarat – Syarat Anggota

1) Anggota HIPKABI terdiri dari:


a) Anggota penuh
(a) Warga negara Indonesia.
(b) Perawat yang bekerja di kamar Bedah dan/atau perawat yang memiliki minat di kamar
bedah
(c) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan oleh organisasi.
(d) Menyatakan diri untuk menjadi anggota HIPKABI melalui pengisian formulir
keanggotaan pada unit organisasi terkait.
b) Anggota kehormatan :
Seorang perawat dan/atau bukan perawat yang berkontribusi dan memiliki komitmen dalam
pengembangan HIPKABI yang telah di tetapkan oleh pengurus pusat.

32
Pasal 21
Syarat – Syarat Pembuatan Kartu Anggota

1) PW diberi kewenangan membuat kartu anggota dengan nomor registrasi dari PP HIPKABI
2) KTA berlaku selama 5 (lima) tahun

Pasal 22
Kewajiban Anggota

1) Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Angaran Rumah Tangga
organisasi
2) Membayar uang pangkal dan organisasi, kecuali anggota kehormatan
3) Mentaati dan melaksanakan kewajiban organisasi
4) Menghadiri rapat-rapat yang diadakan oleh organisasi
5) Menyampaikan usul-usul dan saran–saran untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program
kerja.
6) Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekuen dan konsisten pada hal-hal yang
bersifat positif.
7) Setiap calon anggota yang akan menjadi anggota membayar uang pangkal organisasi sebesar Rp.
100.000,00 (seratus ribu rupiah).
8) Biaya pembuatan/perpanjangan KTA sebesar Rp 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah)

Pasal 23
Hak Anggota

1) Setiap anggota berhak mendapatkan kesempatan mengembangkan karier


2) Setiap anggota berhak mendapatkan perlindungan dan advokasi

Pasal 24
Pemberhentian Anggota

1) Anggota berhenti atau hilang keanggotaannya apabila:


a) Meninggal dunia.
b) Permintaan sendiri secara tertulis.
c) Diberhentikan oleh Pengurus melalui rapat pengurus baik di tingkat Pusat, Wilayah maupun
Daerah setelah terbukti berbuat hal-hal yang merugikan organisasi.
2) Tata cara pemberhentian dan hak membela diri anggota diatur dalam peraturan organisasi.

33
Pasal 25
Pengkaderan

1) Untuk kesinambungan organisasi perlu dibina kader-kader pemimpin.


2) Kader-kader tersebut telah diteliti dan disaring dengan kriteria :
a) Memiliki prestasi, dedikasi, kecukupan waktu, dan loyalitas kepada organisasi.
b) Mempunyai bakat pengetahuan dan pengalaman serta kepemimpinan di dalam organisasi
keperawatan kamar bedah
c) Tidak pernah melakukan tindakan tercela
3) Ketentuan-ketentuan lain yang dianggap perlu tentang pengkaderan diatur melalui peraturan
organisasi yang di sahkan oleh PP Hipkabi.

Pasal 26
Sanksi

1) Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban organisasi dapat diberikan sanksi
2) Tata cara pemberian sanksi harus diatur lebih lanjut melalui peraturan organisasi yang dikeluarkan
oleh pengurus pusat
3) Jenis sanksi yang dapat diberikan berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pemberhentian sementara dari keanggotaan
d. Pemberhentian permanen dari keanggotaan

BAB XI
KONGRES DAN RAPAT KERJA

Pasal 27
Kongres dan Rapat Kerja

Kongres dan rapat kerja diatur sebagai berikut;


1) Kongres Nasional (KoNas)
2) Kongres Wilayah (KoWil)
3) Kongres Luar Biasa (KLB)
4) Rapat Kerja terdiri dari;
a) Rapat Kerja Nasional.
b) Rapat Kerja Wilayah
5) Rapat Pimpinan

34
Pasal 28
Kongres Nasional

1) Kongres Nasional (KONAS) merupakan pemegang kedaulatan dan pelaksanaan kekuasaan


tertinggi organisasi.
2) Kongres Nasional diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali dan dihadiri oleh :
a) PP HIPKABI
b) PW HIPKABI
c) Organisasi Spesialisasi kamar bedah.
3) Kongres Nasional berwenang untuk :
a) Mengubah dan Menetapkan Peraturan Organisasi Internal HIPKABI
b) Menilai laporan pertanggung jawaban PP HIPKABI
c) Menetapkan rencana jangka panjang organisasi HIPKABI
d) Memilih dan menetapkan Ketua Umum
e) Memilih dan menetapkan tim Formatur

Pasal 29
Kongres Nasional Luar Biasa

1) Kongres Nasional Luar Biasa dapat diselenggarakan atas permintaan sekurang-kurangnya 2/3
dari seluruh jumlah Pengurus Wilayah HIPKABI.

2) Kongres Nasional Luar Biasa dapat dilaksanakan bilamana :


a) Diperlukan untuk mengganti Ketua Umum
b) Organisasi berada dalam keadaan darurat atau keadaan yang membahayakan Persatuan dan
Kesatuan dan atau keadaan lainnya yang membahayakan kelangsungan hidup organisasi.
c) Apabila tidak diselenggarakan Kongres nasional Luar Biasa dalam waktu 2 (dua) bulan
sejak permintaan maka atas kesepakatan sekurang-kurangnya 2/3 dari seluruh Pengurus
Wilayah HIPKABI dapat dibentuk Tim Independen dengan tugas melaksanakan Kongres
Nasional Luar Biasa.

Pasal 30
Kongres Wilayah

1) Kongres Wilayah dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun dan dihadiri oleh :


a) Utusan PP HIPKABI
b) PW HIPKABI
c) Perwakilan HIPKABI dan/atau perwakilan dari rumah sakit di Wilayah tersebut

35
2) Kongres Wilayah berwenang untuk :
a) Menilai laporan pertanggung jawaban PW HIPKABI
b) Menetapkan rencana kerja jangka panjang daerah sebagai penjabaran dari rencana kerja
jangka panjang Organisasi
c) Memilih dan menetapkan ketua PW HIPKABI.

Pasal 31
Penundaan Kongres Nasional/Wilayah

1) Yang dimaksud dengan Penundaan adalah memundurkan waktu pelaksanaan KONAS dan
KOWIL dari waktu yang seharusnya
2) Untuk Penundaan Kongres Nasional dapat mengikuti aturan sebagai berikut :
a) Penundaan Kongres Nasional paling lama 6 (enam) bulan atas persetujuan PP HIPKABI.
b) Apabila setelah ditunda 6 (enam) bulan ternyata tidak dapat dilaksanakan Kongres
Nasional, maka atas kesepakatan sekurang-kurangnnya 2/3 dari seluruh Pengurus Wilayah
HIPKABI dapat dibentuk Tim Independen dengan tugas melaksanakan Kongres Nasional
3) Penundaan sebagaimana dimaksud pada point a) hanya dapat dilakukan bila terjadi kondisi
Force Majour yang bersifat Nasional dan Wilayah provinsi berdasarkan ketetapan
pemerintah.

Pasal 32
Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah

1) HIPKABI dalam Melaksanakan Visi dan misinya dapat membentuk organisasi spesialisasi perawat
kamar bedah

2) Pendirian Semua Organisasi Spesialisasi Perawat Kamar Bedah di Seluruh Wilayah NKRI wajib
mendapatkan ijin dan pengesahan dari pengurus pusat HIPKABI

3) Organisasi spesialisasi menyelenggarakan berbagai kegiatan yang meningkatkan Profesionalisme


perawat kamar bedah sesuai spesialisasinya

Pasal 33
Koordinator Wilayah

1. Koordinator Wilayah (Korwil) adalah badan kelengkapan HIPKABI non struktural yang
dibentuk berdasarkan kebutuhan koordinasi PP HIPKABI

2. Koordinator Wilayah (Korwil) terdiri dari :


a. Korwil Sumatera
b. Korwil Jawa Bali Nusa Tenggara
c. Korwil Kalimantan
d. Korwil Sulawesi, Maluku, dan Papua

36
3. Koordinator Wilayah bertugas :
a. Melakukan pembinaan dan pengawasan di wilayah koordinasinya
b. Bekerja sama dan berkoordinasi dengan Pengurus Wilayah dalam pengembangan organisasi di
wilayah
c. Bekerja sama dengan bidang Organisasi dan Kaderisasi untuk membentuk Pengurus Wilayah
di Provinsi yang belum terbentuk struktur HIPKABI
d. Memberikan laporan kepada Pengurus Pusat terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan
minimal 6 (enam) bulan sekali
4. Koordinator Wilayah diangkat dan ditetapkan oleh Ketua Umum PP HIPKABI

Pasal 34
Dewan Pakar

1. Dewan Pakar adalah unsur non struktural HIPKABI yang dibentuk berdasarkan atas kepakaran dan
keilmuan yang dibutuhkan PP HIPKABI
2. Dewan Pakar diangkat dan ditetapkan oleh Ketua Umum PP HIPKABI
3. Dewan Pakar terdiri dari mantan pengurus HIPKABI Pusat, Wilayah dan lintas profesi yaitu
Dokter, Perawat, Akademisi, Advokat, dan bidang profesi lain yang dibutuhkan PP HIPKABI
dalam menjalankan tugas dan fungsinya
4. Dewan Pakar mempunyai tugas pokok menyediakan layanan dan dukungan keahlian sesuai dengan
kebutuhan program organisasi HIPKABI.
5. Dewan Pakar mempunyai kewenangan sebagai narasumber, memberikan masukan, saran,
pertimbangan organisasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
keperawatan perioperatif untuk kemajuan organisasi.
6. Dewan Pakar bersifat kolektif dengan komposisi terdiri dari ketua dan anggota. Jumlah Dewan
Pakar sesuai kebutuhan Organisasi.

Pasal 35
Rapat Kerja Nasional

1) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) mempunyai tugas mengevaluasi dan menilai serta
merekomendasikan program organisasi yang dilaksanakan oleh seluruh perangkat organisasi.
2) Rapat Kerja Nasional berwenang menetapkan pedoman tindak lanjut pelaksanaan program
organisasi.
3) Rapat Kerja Nasional dilakukan minimal 6 bulan setelah kepengurusan disahkan dan sekurang-
kurangnya 2 kali dalam periode kepengurusan
4) Rapat Kerja Nasional diikuti oleh :
a) PP HIPKABI
b) PW HIPKABI
c) Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah
5) Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh PP HIPKABI
6) Rapat Kerja Nasional adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan rencana kerja organisasi.

37
Pasal 36
Rapat Kerja Wilayah

1) Rapat Kerja Wilayah adalah forum evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
mengembangkan keterpaduan dan koordinasi pelaksanaan rencana kerja di tingkat wilayah.

2) Rapat Kerja Wilayah diikuti :


a) PW HIPKABI
b) Perwakilan Perawat Kamar Bedah Rumah Sakit di wilayahnya
3) Rapat Kerja Wilayah dilakukan minimal 6 bulan setelah kepengurusan disahkan dan sekurang-
kurangnya 2 kali dalam periode kepengurusan

4) Rapat Kerja Wilayah dipimpin oleh Ketua PW HIPKABI.

Pasal 37
Rapat Umum Pengurus

1) Rapat Umum Pengurus diselenggarakan untuk :


a) Pemberhentian atau pergantian Pengurus Pusat HIPKABI.
b) Pemberhentian atau pergantian Pengurus Wilayah HIPKABI
2) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) butir a dihadiri
oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari seluruh Pengurus Pusat HIPKABI dan dilaksanakan di
tingkat Pusat
3) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) butir b dihadiri
oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari seluruh Pengurus Wilayah HIPKABI dan dilaksanakan
di tingkat Wilayah
4) Rapat Pengurus yang diselenggarakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) butir c dihadiri
oleh sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari seluruh Pengurus Daerah HIPKABI dan dilaksanakan
di tingkat daerah
5) Pengangkatan pengurus sebagai pengganti pengurus yang diberhentikan dilakukan pada Rapat
Umum Pengurus.
6) Pengangkatan Pengurus inti PW dipimpin utusan pengurus PP HIPKABI dengan cara pemilihan
umum para anggota PW dan calon pengurus diusulkan anggota PW dan dalam pelaksanaannya
dilakukan ditempat PW yang bersangkutan.
7) Biaya yang timbul dibebankan pada penyelenggara masing-masing sesuai dengan tingkatan
struktur organisasi HIPKABI.

38
BAB XII
PEMILIHAN PENGURUS DAN PENGAKUAN SYAHNYA PENGURUS

Pasal 38
Pengurus Pusat HIPKABI

1) Tata cara pemilihan Pengurus Pusat HIPKABI diatur dengan ketetapan Kongres Nasional (Konas)
2) Ketua Umum Pengurus Pusat HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh Kongres Nasional (Konas)
3) Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum PP HIPKABI domisili institusi kerja di
Ibu kota Negara.
4) Ketua umum PP HIPKABI dilantik oleh Ketua Umum DPP PPNI atau Anggota Pengurus DPP
PPNI yang diberikan mandat pada acara Kongres Nasional HIPKABI.
5) Pengurus Pusat HIPKABI disyahkan oleh DPP PPNI dan dilantik oleh Ketua Umum HIPKABI

Pasal 39
Pengurus Wilayah

1) Tata cara pemilihan pengurus Wilayah HIPKABI diatur dalam ketetapan kongres wilayah.
2) Ketua Pengurus Wilayah HIPKABI dipilih dan ditetapkan oleh Kongres Wilayah
3) Ketua Pengurus Wilayah HIPKABI dilantik oleh Ketua Umum PP HIPKABI atau Pengurus Pusat
HIPKABI yang diberikan mandat pada acara Kongres wilayah HIPKABI.
4) Pengurus Wilayah HIPKABI ditetapkan dan disahkan oleh PP HIPKABI
5) Pengurus Wilayah HIPKABI dilantik oleh Ketua PW HIPKABI disaksikan oleh pengurus DPW
PPNI provinsi yang diberikan mandat.

Pasal 40
Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah

1) Tata cara pemilihan pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dalam ketetapan Kongres Spesialisasi
Kamar Bedah.
2) Ketua Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dipilih dan ditetapkan oleh Kongres Spesialisasi Kamar
Bedah.
3) Ketua Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dilantik oleh Ketua Umum PP HIPKABI atau Pengurus
Pusat HIPKABI yang diberikan mandat pada acara Kongres Spesialisasi Kamar Bedah.
4) Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah ditetapkan dan disahkan oleh PP HIPKABI
5) Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah dilantik oleh Ketua Pengurus Spesialisasi Kamar Bedah.

39
PASAL 41
Syarat- Syarat Pengurus Organisasi

1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2) Sehat jasmani dan rohani
3) Berasal dari anggota yang berpengalaman, mempunyai kepribadian yang baik, prestasi, dedikasi,
punya kecukupan waktu, sukarela, loyalitas, komitmen yang tinggi.
4) Mempunyai integritas yang tinggi serta wawasan yang luas.
5) Mampu bekerjasama secara kolektif serta mampu meningkatkan dan mengembangkan peranan
organisasi.
6) Sanggup bekerja aktif dalam organisasi.
7) Memiliki jiwa kepemimpinan dengan memperjuangkan kepentingan organisasi.
8) Menjunjung tinggi kode etik organisasi.
9) Pengurus organisasi adalah anggota penuh.

Pasal 42
Penggantian Pengurus Antar Waktu

1) Penggantian kepengurusan organisasi dalam satu masa jabatan dimungkinkan apabila:


a) Berhenti atas permintaan sendiri.
b) Pindah ketempat lain yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat aktif lebih dari satu
tahun.
c) Pengurus meninggal dunia.
d) Tidak aktif mengikuti kegiatan organisasi dalam kurun waktu 1 (satu) tahun berturut-turut
tanpa ada pemberitahuan secara resmi.
2) Kewenangan pemberhentian pengurus pada ayat 1 (satu), diatur sebagai berikut:
a) Untuk Pengurus Pusat dilakukan melalui rapat pleno pengurus pusat.
b) Untuk Pengurus Wilayah dilakukan oleh Pengurus Pusat atas usul Pengurus Wilayah
3) Pengisian kekosongan antar waktu pada pengurus, diatur sebagai berikut:
a) Untuk Pengurus Pusat dilakukan melalui rapat pleno pengurus pusat.
b) Untuk Pengurus Wilayah dilakukan oleh Pengurus Pusat atas usul Pengurus Wilayah

Pasal 43
Pembentukan Pengurus Wilayah

1) Pembentukan Pengurus Wilayah HIPKABI wajib berkoordinasi dengan Pengurus Pusat.

2) Pembentukan Pengurus HIPKABI Wilayah melalui kongres yang dihadiri oleh perwakilan perawat
kamar bedah dari rumah sakit di wilayah kerjanya dan dihadiri oleh pengurus pusat

3) Hasil kongres wilayah diajukan ke pengurus pusat

40
BAB XIII
PELAKSANA TUGAS PENGURUS (CARETAKER)

Pasal 44
Pelaksana Tugas (Caretaker)

1) Pelaksana tugas (caretaker) merupakan pengurus sementara yang bertugas mempersiapkan dan
melaksanakan musyawarah dalam rangka pergantian pengurus.

2) Pelaksana tugas (caretaker) ditunjuk oleh Pengurus Pusat HIPKABI

BAB XIV
KONGRES

Pasal 45
Syarat Sah Kongres

Kongres Nasional atau disingkat KONAS dan Kongres Nasional Luar Biasa atau disingkat
KONASLUB, kongres wilayah di singkat KOWIL dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnnya 2/3 dari jumlah peserta yang berhak hadir atau quorum.

Pasal 46
Pengambilan Keputusan

1) Keputusan kongres diambil atas dasar musyawarah dan mufakat.


2) Apabila musyawarah dan mufakat seperti yang dimaksud pada ayat 1 (satu) pada pasal ini tidak
menghasilkan keputusan, maka diadakan pemungutan suara dan hasilnya atas dasar suara
terbanyak.

41
Pasal 47
Peserta dan Hak Suara Dalam Kongres Nasional

1) Peserta KONAS adalah:


a) Utusan terdiri dari:
i. Utusan PP HIPKABI sebanyak 10 orang
ii. Utusan PW HIPKABI sebanyak 3 orang
iii. Utusan Perwakilan HIPKABI Kabupaten/Kota atau gabungan kabupaten/kota sebanyak 2
orang
iv. Organisasi Spesialisasi Kamar Bedah sebanyak 1 orang
v. Utusan wajib dibuktikan dengan surat tugas/mandat sebagai utusan dari struktur yang
diwakilinya.
vi. Setiap peserta utusan memiliki satu hak suara.

b) Peninjau terdiri dari Pengurus PPNI, Perwakilan Ikatan/Himpunan Badan kelengkapan PPNI,
Utusan Provinsi/Kabupaten Kota yang belum ada Pengurus Wilayah dan Utusan RS.

2) Peserta Peninjau hanya dapat memberikan masukan, rekomendasi, atau hal-hal lain yang tidak
berhubungan dengan hak suara. Peninjau hanya boleh menghadiri sidang paripurna saja. Peserta
Peninjau hanya memiliki hak bicara dan tidak memiliki hak suara.

Pasal 48
Hak Suara Dalam Kongres Wilayah

1) Yang memiliki hak suara dalam Kongres Wilayah adalah:


a) Pengurus Wilayah HIPKABI
b) Utusan Perwakilan HIPKABI Kabupaten/Kota sejumlah 2 (dua) orang
c) Perwakilan perawat kamar bedah dari rumah sakit di wilayah kerjanya
2) Setiap peserta Kongres Wilayah memiliki 1 (satu) hak suara, kecuali utusan pengurus PP
HIPKABI yang bertindak sebagai Peninjau.
3) Peninjau sebagaimana dimaksud ayat 2 (dua) hanya dapat memberikan masukan, rekomendasi,
atau hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan hak suara.
4) Bagi wilayah yang tidak ada perwakilan Kab/kota maka hak suara ditentukan dalam tata tertib
kongres wilayah

42
BAB XV
BADAN BADAN LAIN

Pasal 49
Badan Badan Lain
1) Badan- badan lain dapat dibentuk sesuai kebutuhan.
2) Pembentukan badan-badan lain sesuai ayat (1) disahkan oleh PP HIPKABI.

BAB XVI
KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 50
Sumber Keuangan
1) Uang Pangkal Anggota.
2) Usaha-usaha lain yang sah
3) Sumbangan-sumbangan lainnya yang tidak mengikat.

Pasal 51
Kekayaan Organisasi
Kekayaan organisasi terdiri atas; benda-benda yang bergerak dan tidak bergerak yang digunakan untuk
kegiatan organisasi.
Pasal 52
Alokasi Keuangan
1) Pengalokasian uang pangkal anggota :
a) Untuk PP sebanyak 30%
b) Untuk Pengurus Wilayah sebanyak 70%
2) Pembagian uang hasil usaha dari unit pelaksana teknis atau usaha-usaha lain.
a) Sebelum di bagi antara pelaksana usaha dan organisasi maka disisihkan untuk keperluan
HIPKABI PEDULI sebesar 2,5%
b) Unit Pelaksana usaha 60% dari pendapatan bersih, sisanya sebanyak 40% dialokasikan
dengan rincian sebagai berikut:
(1) Perwakilan Kabupaten/Kota atau gabungan Kabupaten /Kota sebesar 55 %
(2) PW sebesar 30 %
(3) PP sebesar 15 %
(4) Bila tidak ada perwakilan Kabupaten /Kota atau gabungan Kabupaten /Kota, maka
pembagiannya PP 30% dan PW 70 %
3) Pengurus HIPKABI sebagai pengajar dan pembicara berkewajiban menyetorkan 10% dari jasa
yang diterima
4) Pemasukan dan pengeluaran keuangan dari dan untuk organisasi wajib dipertanggungjawabkan
dalam forum kongres dan rapat sesuai tingkat organisasi.
5) Khusus dalam penyelenggaraan Kongres Nasional/Wilayah semua pemasukan dan pengeluaran
keuangan harus dipertanggungjawabkan kepada Pengurus Pusat/Wilayah terpilih berdasarkan hasil
kongres.

43
6) Segala kekayaan yang dimiliki organisasi pada akhir masa jabatan kepengurusan harus
diserahterimakan kepada pengurus baru berdasarkan hasil kongres.

BAB XVII
PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENELITIAN

Pasal 53
Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian yang diselenggarakan oleh HIPKABI diatur dalam Peraturan
Organisasi.

BAB XVIII
PERUBAHAN PERATURAN ORGANISASI INTERNAL

Pasal 54
Perubahan Peraturan Organisasi Internal

Perubahan Peraturan Organisasi Internal hasil Kongres Nasional hanya dapat dilaksanakan dalam
Kongres Nasional (KONAS).

BAB XVII
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 55
Pembubaran Organisasi

1) Pembubaran organisasi hanya dapat dilakukan dalam Kongres Nasional khusus pembubaran
organisasi dengan ketentuan memenuhi Quorum.

2) Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi diserahkan kepada Lembaga/Badan
Sosial di Indonesia.

BAB XVIII
KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 56

1) Perbedaan penafsiran peraturan organisasi Internal HIPKABI ini diputuskan oleh PP HIPKABI.
2) Hal- hal yang belum diatur didalam peraturan organisasi Internal ini diatur dalam peraturan
Organisasi, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan Organisasi internal.

44
Penutup BAB XIX
PENUTUP

Pasal 57
Penutup
1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Peraturan Organisasi Internal ini diatur lebih lanjut dalam
Peraturan lain.
2) Peraturan Organisasi Internal ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 2 Juni 2023

KONGRES NASIONAL V
HIMPUNAN PERAWAT KAMAR BEDAH INDONESIA
PIMPINAN SIDANG KONAS V HIPKABI

Jabatan Nama Tanda Tangan


Ketua    
Sekretaris    
Anggota    
Anggota    
Anggota    

45

Anda mungkin juga menyukai