Anda di halaman 1dari 13

kelompok 6

BUKTI AUDIT
NAMA ANGGOTA
1. IGA MARISKA LANDAK (33119136)
2. EMILIA SARMENTO (33119128)
3. ANGELIA SEPTIAWATI FANTURA (33119145)
4. THERESIA SURATNA MAWAR (33119125)
5. KRISANTI A. ABUK (33119134)

6. IGNATIUS SURYA WIBOWO FAHIK (33117078)


A. PENGERTIAN BUKTI AUDIT

Pengauditan merupakan proses yang sistematis dalam memperoleh bukti audit mengenai asersi
tentang kejadian dan peristiwa ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi dengan
kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasiannya kepada pihak-pihak berkepentingan.
Bukti audit adalah informasi yang digunakan auditor dalam menarik kesimpulan sebagai basis opini
auditor. Bukti audit mencakup baik informasi yang terkandung dalam catatan akuntansi yang mendasari
laporan keuangan maupun informasi lainnya. Untuk itu, auditor harus memperoleh bahan bukti audit
yang cukup dan kompeten sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Sebagai contoh,
catatan akuntansi termasuk di dalamnya :
 Cek dan catatan transfer dana elektronik.
 Faktur
 Kontrak/perjanjian
 Buku besar umum dan buku besar anak perusahaan.
 Jurnal entri dan penyesuaian lain untuk laporan keuangan yang tidak tercermin dalam jurnal
entri resmi.
B. TUJUAN AUDIT

Dalam memperoleh bukti untuk mendukung pendapat atas laporan


keuangan, auditor mengembangkan tujuan audit spesifik bagi
setiap akun dalam laporan keuangan.

1. Tujuan audit 2. Tujuan audit


berkait transaksi berkait saldo

3. Pengungkapan
tujuan audit
C.Ketepatan dan Kecukupan Bukti Audit
Keputusan penting yang dihadapi auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti audit yang tepat, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan telah disajikan secara wajar.
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat
sesuai dengan kondisi untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
Ketepatan bukti audit (appropriateness of audit evidence) adalah ukuran tentang
kualitas bukti audit. Bukti audit dianggap kualitas jika bukti tersebut relevan dan
andal dalam mendukung kesimpulan yang dijadikan basis opini auditor.
Kecukupan bukti (sufficiency of audit evidence) adalah ukuran kuantitas dari bukti
audit.Kuantitas bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh penilaian auditor
atas risiko kesalahan penyajian material dan juga kualitas bukti tersebut.
KOMPETENSI atau KETEPATAN BUKTI AUDIT
KECUKUPAN BUKTI AUDIT
Kompetensi bukti adalah berkaitan dengan
Berkaitan dengan kuantitas bukti audit. kuantitas atau mutu dari bukti–bukti
Faktor yang mempengaruhi kecukupan tersebut. Bukti yang kompeten adalah
bukti audit, meliputi : bukti yang dapat dipercaya, sah, obyektif,
● Materialitas dan relevan. Untuk menentukan
kompetensi bukti harus
● Resiko audit
mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu :
● Ukuran dan karakteristik populasi Relevansi bukti audit
Faktor lain yang berhubungan dengan
keandala bukti audit
Penilaian profesional
jenis -jenisBukti
buktiaudit
audit
dikelompokan
menjadi 2 :

2. Bukti
1. Bukti Akuntansi Pendukung/Bukti
penguat
BUKTI AKUNTANSI
• a. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan
laporan keuangan, seperti jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan
akuntansi dipergunakan oleh auditor sebagai bukti untuk mendukung
laporan keuangan yang diperiksa.

b. Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam
melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian internal
lah seorang auditor mendapatkan indikator seberapa banyak bukti yang
harus dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian internal tinggi, itu
artinya risiko audit yang direncanakan harusnya rendah.
Bukti Pendukung/ Penguat

• Bukti penguat terdiri dari 6 jenis :


1. Bukti Dokumenter
2. Bukti Fisik
3. Bukti Matematis
4. Bukti Rasio
5. Bukti Spesialis
6. Bukti Lisan
D.Prosedur Audit untuk Memperoleh Bukti Audit

Prosedur audit adalah rincian instruksi yang menjelaskan bukti audit yang harus diperoleh
selama audit berlangsung. Bukti audit dapat diperoleh dengan melaksanakan:
 Prosedur analitis (analytical procedures)
 Inspeksi (inspecting)
 Konfirmasi (confirming)
 Pengajuan pertanyaan (inquiring)
 Penghitungan (counting)
 Penelusuran (tracing)
 Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)
 Pengamatan (observing)
 Pelaksanaan ulang (reperforming)
 Tekhnik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
E.Memilih Item untuk Memperoleh Bukti Audit
Cara-cara yang tersedia bagi auditor untuk memilih unsur untuk pengujian :
1. Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%)
Auditor dapat memutuskan bahwa memeriksa seluruh populasi unsur yang
membentuk suatu golongan transaksi atau saldo akun (atau suatu strata dalam
populasi tersebut) merupakan metode yang paling cocok.
2. Memilih unsur spesifik (tertentu)
Auditor dapat memutuskan untuk memilih unsur spesifik dalam suatu populasi.
Faktor yang mungkin relevan dalam pengambilan keputusan ini mencakup
pemahaman auditor atas entitas, risiko yang telah ditentukan atas kesalahan
penyajian material, dan karakteristik populasi yang diuji.
3. Sampling audit
Auditor dapat memutuskan untuk memilih unsur spesifik dalam suatu populasi.
Faktor yang mungkin relevan dalam pengambilan keputusan ini mencakup
pemahaman auditor atas entitas, risiko yang telah ditentukan atas kesalahan
penyajian material, dan karakteristik populasi yang diuji.
Tujuan penggunaan sampling audit oleh auditor adalah
untuk memberikan basis yang memadai bagi auditor untuk
menarik kesimpulan mengenai populasi yang menjadi sumber
pemilihan sampel.
Reablitas bukti
• Reliabilitas bukti ini mengacu pada tingkat dimana bukti tersebut dianggap dapat
dipercaya atau layak dipercaya. Terdapat enam karakteristik reliabilitas dari bukti
audit, yaitu :
1. Indenpendensi Penyediaan Bukti
2.Efektivitas Pengendalian Intern Klien
3. Pengetahuan Langsung Auditor
4. Kualifikasi Individu Yang Menyediakan Informasi
5. . Tingkat Objektivitas
6. Ketepatan Waktu
7. Kecukupan bukti
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai