Anda di halaman 1dari 11

TUJUAN DAN BUKTI AUDIT

Nama kelompok :
1. Meilana Nur Aena (1810102040)
2. Muhammad Aldino .R (1810102084)
3. Maulidha Endah Nur Kaesti (1810102086)
A.TUJUAN
Tujuan umum Audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas yang sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Asersi-asersi dapat diklarifikasikan sebagai berikut :
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan kewajiban
4. Penilaian dan pengalokasian
5. Penyajian dan pengungkapan
B. BUKTI AUDIT
Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam
audit. Hal itu dinyatakan secara jelas dalam standar pekerjaan lapangan
ketiga, yang menyatakan bahwa:
“bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengujian, pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.”
Dari kalimat di atas, diperoleh hal penting yang berkaitan dengan
audit, yaitu:
a. Kecukupan bukti audit
b. Kompetensi bukti audit
c. Dasar yang memadia atau rasional
d. Sifat bukti
e. Prosedur yang dapat dilakukan untuk menghimpun bukti.
C. KECUKUPAN AUDIT
Faktor yang mempengaruhi kecukupan audit, meliputi:
a. Materialitas
Semakin rendah tingkat materialitas semakin banyak kuantitas bukti yang
diperlukan. Sebaliknya jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang
diperlukan sedikit.
b. Risiko Audit
Rendahnya risiko audit berarti juga tingginya tingkat kepastian yang diyakini auditor
mengenai ketepatan pendapatnya.
c. Faktor-faktor Ekonomi
Auditor harus memperhitungkan apakah setiap tambahan biaya dan waktu untuk
menghimpun bukti seimbang dengan keuntungan atau manfaat yang diperoleh
melalui kuantitas dan kualitas bukti yang dihimpun.
d. Ukuran dan Karakteristik Populasi
Semakin besar polulasinya semakin besar jumlah sampel bukti audit yang harus
diambil dari populasinya.
D. KOMPETENSI BUKTI

Semakin efektif pegendalian internal klien semakin kompeten catatan


akuntansi yang dihasilkan. Kompetensi bukti audit yang berupa
informasi yang berupa informasi penguat tergantung pada beberapa
faktor, yaitu:
a. Relevansi
b. Sumber
c. Ketepatan Waktu
d. Obyektivitas
E. DASAR YANG MEMADAI

Auditor tidak diharuskan standar pekerjaan lapangan ketiga untuk


mempunyai dasar yang absolut, pasti, dan terjamin untuk menyatakan
pendapatnya. Pertimbangan yang dilakukan auditor dipengaruhi
berbagai factor, yaitu:
1.Pertimbangan professional auditor
2. Intergitas Manajemen
3. Jenis kepemilikan perusahaan
4. Transaksi yang Terjadi di Perusahaan
5. Kondisi Keuangan
SIFAT BUKTI
PROSEDUR UNTUK MENGHIMPUN BUKTI

Ada empat tindakan yang dapat diambil dalam menghimpun bukti audit seperti
tercantum dalam standar pekerjaan lapangan yang ketiga, yaitu;
1. Inspeksi
2. Pengamatan
3. Pengajuan Pertanyaan
4. Dan konfirmasi.
Ada beberapa hal lain yang perlu diketahui berkaitan dengan keputusan yang
diambil auditor dalam proses pengumpulan bukti yaitu:
1. Penentuan prosedur audit
2. Penentuan besarnya sampel
3. Penentuan elemen tertentu yang harus dipilih sebagai sampel
4. Penentuan waktu pelaksanaan prosedur audit
JENIS BUKTI AUDIT

Berikut adalah Sembilan jenis bukti audit:


1. Struktur pengendalian Intern
2. Bukti fisik
3. Catatan Akuntansi
4. Konfirmasi
5. Bukti documenter
6. Bukti Surat Pernyataan Tertulis
7. Perhitungan Kembali sebagai bukti matematis.
8. Bukti Lisan
9. Bukti Analistis dan Perbandingan
PROSEDUR AUDIT
Bukti audit diperoleh auditor melalui penerapan prosedur
auditing. Pemilihan prosedur dilakukan saat tahap perencanaan audit.
Pemilihan prosedur auditing mempertimbangkan efektivitas potensial
prosedur dalam memenuhi tujuan spesifik audit, dan biaya untuk
melaksanakan prosedur tersebut.
KLASIFIKASI PRESEDUR AUDITING
Prosedur auditing dapat diklasifikasikan atas tiga kategori, yaitu:
a. Prosedur untuk memperoleh pemahaman stuktur pengendalian
internal
b. Pengujian pengendalian
c. Pengujian substantif.
EVALUASI BUKTI AUDIT

Evaluasi bukti audit diperlukan untuk menyiapkan laporan audit yang tepat.
Evaluasi bukti audit dilakukan selama dan pada akhir audit atau pada akhir pekerjaan
laporan. Pengevaluasian pada akhir pekerjaan lapangan dilakukan saat auditor akan
memutuskan pendapat yang akan dinyatakan dalam laporan audit.
Evaluasi bukti ini harus lebih teliti lagi bila menghadapi situasi audit yang
mengandung risiko besar. Situasi tersebut adalah sebagai berkut:
a. Pengawasan itern yang lemah
b. Kondisi keuangan klien yang tidak sehat
c. Manajemen yang tidak dapat dipercaya
d. Penggantian kantor akuntan publik
e. Perusahaan peraturan perpajakkan
f. Usaha yang bersifat spekulatif
g. Transaksi yang kompleks

Anda mungkin juga menyukai