"Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai risiko salah saji material yang dinilai, melalui perancangan dan
penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut."
Dasar Bukti
Dasar Bukti
Jenis
Jangkauan prosedur audit mengacu pada kuantitas yang harus dilakukan, misalnya, ukuran sampel
atau jumlah pengamatan dari aktivitas pengendalian.
Bukti adalah segala sesuatu yang dapat membuat seseorang percaya bahwa suatu fakta, proposisi,
atau penegasan adalah benar atau salah.
Asersi Laporan Keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan secara wajar
sehingga mencerminkan sifat dan operasi perusahaan berdasarkan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
Prosedur substantif adalah prosedur audit yang dirancang untuk mendeteksi salah
saji material pada tingkat asersi.
Bukti audit terdiri dari dokumen sumber (source document) dan catatan akuntansi
(accounting source) yang menguatkan dari sumber lain dan dapat dikumpulkan
dengan pengujian pengendalian serta prosedur substantive.
Semakin tinggi risiko yang dinilai, semakin besar kemungkinan perluasan prosedur
substantif akan meningkat dan waktu prosedur akan dilakukan mendekati periode
tersebut.
Pengujian substantif yang biasanya dilakukan pada hutang usaha merupakanbentuk
pencarian kewajiban yang tidak tercatat.
Pengujian ini dapat menjadi bagian dari prosedur penutupan atau dilakukan bersamaan
dengan konfirmasi hutang usaha.
Tes ini memberikan bukti untuk kelengkapan dan beberapa bukti untuk penilaian.
Untuk mencari kewajiban yang tidak tercatat, auditor meninjau pengeluaran yang
dilakukan klien selama satu periode setelah tanggal neraca, atau sampai tanggal
penyelesaian pekerjaan lapangan.
Kecukupan Bukti Audit
Menurut ISA 500, tujuan auditor adalah untuk merancang dan melaksanakan
prosedur audit sedemikian rupa sehingga memungkinkan auditor memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat untuk dapat menarik kesimpulan yang masuk akal
yang menjadi dasar opini auditor.
Ketepatan adalah ukuran kualitas bukti audit, yaitu relevansi dan keandalannya
dalam memberikan dukungan untuk membuat kesimpulan yang menjadi dasar opini
auditor.
Ketika merancang dan melaksanakan prosedur audit, auditor harus
mempertimbangkan relevansi dan keandalan informasi yang akan digunakan
sebagai bukti audit.
Keandalan adalah kualitas informasi ketika bebas dari kesalahan dan bias material
dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk menyajikan dengan jujur apa yang
dimaksudkan untuk disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Relevansi bukti adalah kesesuaian antara (pertinence) bukti dengan tujuan audit yang
diuji.
Kuantitas (relevansi dan keandalan) bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh
Risiko salah saji (semakin besar risikonya, semakin banyak bukti audit yang
diperlukan) dan
Kualitas bukti audit (semakin tinggi kualitas bukti, semakin sedikit bukti audit
yang diperlukan).