Anda di halaman 1dari 8

PENGAUDITAN

“PERENCANAAN AUDIT”

Disusun Oleh :
Kelompok : 5
Kelas : FC

Compiled By:

1. Rossa Febrina Dhamayanti (2020310071)


2. Rina Ambarwati (2020310282)
3. Yasintha Barbara Zlata Patty (2020310426)
4. Chika Dwi Anggraeni (2020310465)

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS SURABAYA

JL. Wonorejo Permai Utara V No. 16, Wonorejo, Kec. Rungkut,


Kota Surabaya, Jawa Timur 60296

- PERENCANAAN
Standar audit 300 tentang “Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan”,
mengatur tanggungjawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan keuangan.
Standar tersebut menyatakan bahwa tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit
agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif. Perencanaan suatu audit
mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk perikatan (penugasan)
audit dan pengembangan rencana audit.
Ada 8 tahapan dalam proses perencanaan audit, yaitu :
1. Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal
2. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima dan risiko
inheren
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
8. Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit

- PENERIMAAN KLIEN DAN PEMBUATAN RENCANA AUDIT


PENDAHULUAN
Perencanaan audit pendahuluan meliputi 4 hal yang harus dilakukan pada tahap awal
audit, yaitu :
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan
klien lama.
Meskipun mendapatkan dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah
dalam profesi akuntan publik, kantor akuntan publik harus berhtai-hati dalam
memutuskan klien yang akan diterima. Tanggungjawa hokum dan tenggungjawab
professional yang berkaitan dengan klien yang integrasinya rendah akan
menimbulkan banyak masalah dibandingkan dengan pendapatannya. Banyak
kantor akuntan menolak klien yang bergerak dalam bidang usaha tertentu, seperti
perusahaan pembuat software, kesehatan, dan perusahaan asuransi. Kantor
akuntan biasanya tidak akan bersedia untuk mengaudit perusahaan publik, karena
tingginya risiko dintuntut di pengadilan atau karena tingginya biaya yang
diperlukan untuk mendaftarkan diri sebgai kantor akuntan yang berwenang
mengaudit perusahaan publik.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan
audit.
Ada 2 faktor yang mempengaruhi risiko audit bias diterima yaitu calon pemakai
laporan keuangan dan tujuan pemakai laporan keuangan auditan. Audito biasanya
akan mengumpulkan bukti lebih banyak apabila laporan keuangan auditan akan
digunakan oleh banyak pihak.
3. Auditor menyamakan pemahaman dengan klien mengenai berbagai hal yang
berkaitan dengan audit yang dituangkan dalam perjanjian kerja.
Pemahaman yang benar mengenai pasal-pasal yang tercantum dalam surat
perjanjian kerja untuk perikatan (penugasan) audit harus dimiliki baik oleh klien
maupun auditor. Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam
surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus
mencakup :
a. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan
b. Tanggungjawab auditor
c. Tanggungjawab manajemen
d. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan
e. Pengacuan bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan oleh auditor dan
suatu pernyataan bahwa dalam kondisi tertentu terdapat kemungkinan
laporan yang diterbitkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang
diharapkan.
4. Auditor menilai strategi audit menyeluruh
Setelah diperoleh pemahaman tentang alasan klien minta diaudit, auditor harus
menetapkan strategi audit pendahuluan. Strategi tersebut harus
mempertimbangkan sifat bidang usaha klien, termasuk juga mempertimbangkan
area-area yang mempunyai risiko terjadinya kesalahan penyajian sginifikan.
 MEMILIH STAF AUDIT
Auditor harus menugasi staf yang memenuhi syarat untuk melaksanakan
penugasan sesuai dengan standar auditing dan melaksanakan audit dengan
efisien
 MENENTUKAN KEBUTUHAN UNTUK MENGGUNAKAN
PEKERJAAN PAKAR AUDITOR
Pakar audit memeberikan bukti audit dalam bentuk laporan, pendapat,
penilaian dan pernyataan. Contoh pakar auditor adalah :
 Juru hitung persediaan dengan kepakaran tertentu
 Penilaian asset seperti tanah, bangunan, pabrik, pekerjaan seni, batu
berharga, persediaan, dan instrument keuangan yang rumit
 Pengukuran kuantitas/kondisi fisik suatu asset, seperti mineral yang
disimpan dalam tumpukan (stockpiles)
 Penentuan nilai dengan Teknik khusus seperti penilaian aktuari
 Analisis atas kepatuhan perpajakan yang rumit dan luar biasa
 Pengukuran pekerjaaan yang sudah selesai dan yang masih harus
dikerjakan untuk kontrak” dalam penyelesaian
 Pendapat hukum (legal opinions) untuk menginterpretasikan perjanjian,
statuta, dan peraturan

- MEMAHAMI BISNIS & BIDANG USAHA KLIEN


Pemahaman atas entitas dan lingkungannya yang diharuskan diperoleh auditor
meliputi :
a. Faktor” industri, peraturan, dan factor eksternal lain termasuk kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku
b. Sifat entitas termasuk :
 Operasinya
 Struktur kepemilikan & tata kelolanya
 Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh
entitas, termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus
 Cara entitas tersebut distruktuarisasi dan bagaimana entitas tersebut
dibiayai untuk memungkinkan auditor memahami golongan transaksi,
saldo akun, dan pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan
keuangan
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk alasan
perubahannya
d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat menimbulkan
risiko kesalahan penyajian material
e. Pengukuran dan penelaahan atas kinerja keuangan entitas
 Faktor yang dapat meningkatkan pentingnya pemahaman tentang bisnis dan bidang
usaha klien, yaitu :
1. Penurunan kondisi ekonomi dunia beberapa tahun terakhir ini telah meningkatkan
risisko bisnis perusahaan klien secara signifikan
2. Tehnologi informasi menghubungkan klien dengan pelanggan” utama serta
pemasok utama
3. klien telah mengembangkan usahanya secara global, sering kali melalui joint
ventures/aliansi strategies
4. Tehnologi informasi mempengaruhi proses internal klien, memperbaiki kualitas
dan ketepatan waktuinformasi akuntansi
5. Meningkatnya arti penting SDM dan asset tak berwujud lainnyatelah
menyebabkan akuntansi jadi semakin kompleks dan memerlukan pertimbangan
serta penafsiran manajemen
6. Memerlukan perlakuan akuntansi yang kompleks
- BIDANG USAHA & LINGKUNGAN EKSTERNAL KLIEN
3 alasan mengapa auditor perlu mendapatkan pemahaman yang baik tentang bidang
usaha & lingkungan eksternal klien :
1. Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha tertentu bisa mempengaruhi penilaian
auditor tentang risiko bisnis klien dan tingkat risiko audit bisa diterima
2. Banyak risiko inheren lazim dijumpai pada semua klien yang bergerak dalam
bidang usaha tertentu
3. Banyak bidang usaha memiliki persyaratan akuntansi yang unik dan harus
dipahami auditor untuk menilai apakah laporan keuangan klien sesuai dengan
standar akuntansi

- OPERASI BISNIS & PROSES


Auditor harus memahami berbagai factor seperti sumber” utama yang pendapatan,
pelanggan & pemasok utama, sumber pendanaaan, dan informasi ada tidaknya
hubungan istimewa yang bisa menjadi petunjuk bagian mana yang memiliki risiko
tinggi

- MENGUNJUNGI FASILITAS & TEMPAT OPERASI KLIEN


Dapat memberi kesempatan kepada auditor untuk mengobservasi dan melihat secara
langsung fasilitas yang dimiliki klien dan sekaligus juga berkenalan dengan pejabat
pejabat kunci kunci di perusahaan

- MENGIDENTIFIKASI HUBUNGAN DENGAN PIHAK BERELASI


Pihak berelasi didefinisikan sebagai suatu perusahaan afiliasi, pemilik utama
perusahaan klien/pihak lain yang mempunyai kesepakatan dengan klien, dimana salah
satu pihak bisa mempengaruhi manajemen/ kebijakan operasi perusahaan lain

- MANAJEMEN DAN TATA KELOLA


Harus menilai falsafah manajemen dan gaya operasi serta kemampuannya
mengidentifikasi dan menanggapi risiko

- KODE ETIK
Auditor harus memahami kode etik yang berlaku pada perusahaan dan memeriksa
setiap perubahan / penghapusan aturan dalam kode etik

- NOTULEN RAPAT
Catatan resmi perusahaan sebagai hasil dari rapat dewan komisaris dan rapat
pemegang saham

- TUJUAN STRATEGI KLIEN


1. Realibilitas pelaporan keuangan
2. Efektivitas dan efisiensi operasi
3. Kesesuaian dengan undang undang & peraturan

- PENGUKURAN KINERJA
Meliputi indikator” kinerja kunci yang digunakan manajemen untuk mengukur
progress dalam upaya mencapai tujuan
- MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN
Auditor menggunakan pemahamannya tentang bisnis dan bidang usaha klien untuk
menilai risiko bisnis klien, yaitu risiko kegagalan klien dalam mencapai
tujuannya.Risiko bisnis klien bisa timbul dari berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap klien dan lingkungannya , seperti terjadi penurunan ekonomi yang
memperburuk aliran kas klien , teknologi baru yang menganggu keuntungan
kompetitif klien, atau klien tidak berhasil melaksanakan strateginya sebaik yang
dilakukan para pesaingnya.
SA 315.15 menegaskan bahwa auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
apakah entitas memiliki suatu proses untuk :
a) Mengidentifikasi resiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaporan
keuangan
b) Mengestimasi signifikansi resiko
c) Menentukan kemungkinan terjadinya resiko tersebut
d) Memutuskan tindakan untuk menangani resiko tersebut

- MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUAN


Audito melakukan prosedur analitis pendahuluan untuk mendapat pemahaman yang
lebih baik tentang bisnis klien dan menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur
demikian adalah membandingkan rasio-rasio pada perusahaan klien dengan industri
atau perusahaan pesaing untuk mendapatkan indikasi kinerja perusahaan klien.

- PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis didefinisikan dalam standar auditing (SA 520.4) sebagai : “
Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis
hubungan antara data keuangan dan data non-keuangan. Prosedur analitis juga
mencakup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan
teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda
dari nilai yang diharapkan dalam jumlah yang signifikan”.
Prosedur analitis bisa dilaksanakan pada setiap waktu sepanjang audit berlangsung
berikut ini:
1) Prosedur analitis diperlukan pada tahap perencanaan audit dalam rangka
prosedur penilaian risiko.
2) Prosedur analitis sering juga dilakukan selama tahap pengujian audit
berlangsung sebagai suatu prosedur analitis substantif untuk mendukung saldo
akun (SA 520.5)
3) Prosedur analitis juga diperlukan dalam tahapan penyelesaian audit.

- LIMA TIPE PROSEDUR ANALITIS


Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada bagaimana
auditor mengembangkan suatu ekspetasi tentang harus seperti apa suatu saldo akun
atau rasio, apapun tipe prosedur analitis yang digunakan. Auditor biasanya
membandingkan saldo-saldo akun dalam pembukuan klien dan rasio-rasio dengan
saldo dan rasio yang diharapkan auditor dengan menggunakan satu atau lebih dari
tipe-tipe prosedur analitis dibawah ini .Dalam prosedur analitis,audito
membandingkan data klien dengan :
1. Data industri
2. Data serupa dari periode sebelumnya
3. Hasil ekspetasi yang ditentukan klien
4. Hasil ekspetasi yang ditentukan auditor
5. Hasil ekspteasi dengan menggunakan data non-keuangan.

Anda mungkin juga menyukai