PERENCANAAN AUDIT
Ruang E.II.3
Oleh :
KELOMPOK 2
JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM NON REGULER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
I. PERENCANAAN
Standar Audit 300 tentang "Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan",
mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan keuangan. Standar
tersebut menyatakan bahwa tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit agar audit
tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif.
Perencanaan suatu audit mencakup penetapan strategi audit secara keseluruhan
untukperikatan (penugasan) audit dan pengembangan rencana audit. Perencanaan yang cukup
akanbermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam beberapa hal, termasuk hal-hal
sebagaiberikut (SA 300-Para.2) :
Ada delapan tahapan dalam proses perencanaan audit. Tujuh tahapan pertama
dimaksudkanuntuk membantu auditor dalam mengembangantahapan yang terakhir, yaitu
perumusan strategiaudit keseluruhan yang efektif dan efisien, dan program audit.
Perencanaan Audit dan Perancangan Pendekatan Audit
- Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran tentang seberapa jauh
auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung
kesalahan penyajian material setelah audit diselesaikan dan diberi pendapat wajar
tanpa pengecualian.
- Risiko inheren adalah suatu ukuran berupa penilaian auditor mengenai
kemungkinan adanya kesalahan penyajian material dalam saldo akun sebelum
mempertimbangkan efektivitas pengendalian internal.
Salah satu pertimbangan dalam penentuan staf adalah perlu adanya kontinuitas dari
tahun ke tahun. Kontinuitas akan membantu kantor akuntan dalam menjaga familiaritas
dengan persyaratan tehnis dan memiliki kedekatan antar personal dengan personil perusahaan
klien.
Auditor harus memiliki pemahaman mengenai bidang usaha industry computer dan
apabila staf yang akan melaksanakan audit persediaan haruslah orang yang memiliki
pengalaman dalam audit persediaan. Kantor akuntan bias menyewa pakar dari luar apabila
kantor akuntan tersebut, tidak memiliki staf yang mampu untuk menilai apakah persediaan
termasuk dalam kategori usang atau tidak.
"Seseorang atau organisasi yang memiliki keahlian (expertise) dalam suatu bidang di
luar accounting atau auditing, yang pekerjaannya dalam bidang tersebut digunakan oleh
auditor/KAP untuk membantunya memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat."
Seorang pakar auditor bisa berasal dari KAP tersebut (atau jaringannya) yang disebut
pakar auditor internal atau berasal dari luar atau pakar auditor eksternal.
Pakar auditor memberikan bukti audit dalam bentuk laporan, pendapat, penilaian, dan
pernyataan. Contoh pakar auditor adalah:
- Auditor perlu memahami sifat bisnis klien dan memahami dampak penurunan
ekonomi terhadap laporan keuangan klien dan kemampuan untuk melanjutkan
usahanya.
- Teknologi informasi menghubungkan klien dengan pelanggan dan pemasok
utama. Akibatnya auditor harus memiliki pemahaman yang lebih besar tentang
pelanggan dan pemasok utama serta resiko terkait.
- Klien telah mengembangkan usahanya secara global, seringkali melalui join
ventures atau aliansi strategis.
- Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien, memperbaiki kualitas
dan ketepatan waktu informasi akuntansi.
- Meningkatkan arti penting sumberdaya manusia dan aset tak berwujud lainnya
telah menyebabkan akuntansi menjadi semakin komplek dan memelukan
pertimbangan serta penafsiran manajemen.
- Banyak klien telah melakukan investasi dalam instrument keuangan yang
kompleks yang telah menurun nilainya, memerlukan perlakuan akuntansi yang
kompleks, dan melibatkan pihak lain yang tidak diketahui yang telah
menciptakan resiko keuangan yang tidak diharapkan bagi klien.
Tiga alasan utama mengapa auditor perlu mendapatkan pemahaman yang terbaik
tentang bidang usaha dan lingkungan eksternal klien, yaitu:
1. Risiko yang berkaitan dengan bidang usaha tertentu bisa mempengaruhi penilaian
auditor tentang risiko bisnis klien dan tingkat risiko audit bisa diterima dan bisa
mempengaruhi pertimbangan untuk menerima atau menolak klien yang bergerak
dalam bidang usaha yang beresiko tinggi.
2. Banyak risiko inheren lazim dijumpai pada semua klien yang bergerak dalam bidang
usaha tertentu. Pengenalan terhadap risiko relevansinya terhadap klien.
3. Banyak bidang usaha memiliki persyaratan akuntansi yang unik dan harus diapahami
auditor untuk menilai apakah laporan keuangan klien sesuai dengan standar akuntansi.
Transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan dengan pihak yang berelasi dengan
klien bukanlah transaksi yang dilakukan dengan tawar-menawar bebas. Terdapat risiko
bahwa transaksi tidak dinilai dengan harga yang sama dengan harga seandainya transaksi
dilakukan dengan pihak ketiga yang independen.
Karena transaksi dengan pihak berelasi yang material harus diungkapkan, semua
pihak yang berelasi dengan klien harus diidentifikasi dan dicantumkan dalam kertas kerja
permanen auditor sejak awal audit.Cara yang lazim dilakukan auditor dalam mengidentifikasi
pihak-pihak yang berelasi adalah meminta keterangan dari manajemen, meriview laporan ke
Bapepam, dan memeriksa daftar pemegang saham untuk mengidentifikasi pemegang saham
mayoritas.
Auditor harus menilai falsafah manjemen dan gaya operasi, serta kemampuannya
mengidentifikasi dan menanggapi risiko, karena hal-hal tersebut berpengaruh signifikan
terhadap risiko terjadinya kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan. Dalam
memahami system tata kelola yang dilakukan klien, auditor harus memahami bagaimana
dewan komisaris dan komite audit melakukan pengawasan, termasuk di dalamnya perumusan
kode etik perusahaan serta pengevaluasian notulen rapat-rapat.
Kode Etik
Auditor harus memahami kode etik yang berlaku pada perusahaan (jika ada) dan
memeriksa setiap perubahan atau penghapusan aturan dalam kode etik yang mempunyai
dampak terhadap system tata kelola dan integritas, serta nilai etis manajemen senior.
Notulen Rapat
Notulen rapat adalah catatan resmi perusahaan sebagai hasil dari rapat dewan
komisaris dan rapat pemegang saham. Notulen meliputi persetujuan (otorisasi) penting dan
ringkasan berbagai topic yang dibahas dalam rapat dan keputusan yag diambil oleh dewan
komisaris dan pemegang saham. Auditor harus membaca notulen untuk mendapatkan
otorisasi-otorisasi dan informasi lainnya yang relevan untuk pelaksanaan audit.Auditor harus
memastikan informasi tersebut untuk memastikan manajemen telah bertindak sesuai dengan
keputusan pemegang saham dan dewan komisaris.
Strategi adalah pendekatan yang diikuti perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi.
Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan:
PENGUKURAN KINERJA
1. Data Industri
2. Data serupa dari periode sebelumnya.
3. Hasil ekspektasi yang ditentukan klien.
4. Hasil ekspektasi yang ditentukan auditor.
5. Hasil ekspektasi dengan menggunakan data non-keuangan.
MEMBANDINGKAN DATA KLIEN DENGAN DATA SERUPA DARI TAHUN
SEBELUMNYA
Misalkan persentase laba kotor perusahaan berkisar antara 26 dan 27 persen selama 4
tahun terakhir, tetapi telah turun menjadi 23 persen pada tahun ini. Penurunan dalam laba
kotor ini akan menjadi perhatian auditor apabila penurunan tersebut tidak terduga. Penyebab
penurunan bisa diakibatkan oleh penurunan kondisi ekonomi. Tetapi hal itu bisa juga
disebabkan karena kesalahan penyajian dalam laporan keuangan.
Pada umumnya perusahaan membuat anggaran untuk berbagai aspek operasi dan hasil
keuangannya. Karena anggaran mencerminkan ekspektasi klien untuk periode tertentu.
Apabila data klien dibandingkan dengan anggaran, ada dua hal penting yang harus
diperhatikan. Pertama, auditor harus mengevaluasi apakah anggaran merupakan rencana yang
realistis. Yang kedua, kemungkinan bahwa informasi keuangan tahun ini telah diubah oleh
klien agar sesuai dengan anggaran. Apabila itu terjadi maka auditor akan menemukan
perbedaan dalam perbandingan antara data aktual dengan anggaran.
Pembandingan lain yang lazin dilakukan antara data klien dengan hasil yang
diharapkan terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan
dengan saldo sesungguhnya. Dalam prosedur analitis jenis ini, auditor membuat suatu
estimasi tentang berapa besar saldo seharusnya dengan menghubungkan saldo tersebut
dengan saldo-saldo akun neraca atau akun laba rugi atau dengan membuat suatu proyeksi
berdasarkan data nonkeuangan atau trend masa lalu.
Misalkan pengauditan sebuah hotel, bisa dibuat ekspektasi untuk totall pendapatan
penjualan kamar dengan mengalikan jumlah kamar, rata-rata tarif harian untuk tiap kamar
dan tingkat hunian rata-rata. Selanjutnya dapat dibandingkan dengan hasil estimasi dengan
total menurut pembukuan klien sebagai uji kewajaran pendapatan. Masalah terbesar dalam
penggunaan data nonkeuangan adalah ketelitian data.
VIII. RASIO-RASIO KEUANGAN YANG LAZIM DIGUNAKAN
Prosedur analitis yang digunakan auditor seringkali berupa rasio-rasio keuangan pada
tahap perencanaan dan tahap review akhir dari suatu audit laporan keuangan. Cara ini
bermanfaat untuk memahami kejadiaan-kejadiaan mutahir dan status keuangan perusahaan
dan untuk melihat laporan dari perspektif pemakai laporan keuangan. Apabila digunakan
rasio-rasio tersebut, auditor harus yakin dalam membuat perbandingan yang tepat.
Pembandingan yang paling penting adalah pembandingan dengan tahun yang lalu dan
pembandingan dengan rata-rata industri atau dengan perusahaan sejenis pada tahun yang
sama.
Perusahaan perlu memiliki tingkat likuiditas tertentu untuk membayar kewajiban yang
akan jatuh tempo dan digunakan untuk mengukur likuiditas tersebut. Rasio kas berguna untuk
mengukur kemampuan membayar kewajiban segera, sedangkan rasio lancar masih
membutuhkan waktu untuk mengubah piutang dan persediaan menjadi kas sebelum bisa
digunakan membayar kewajiban. Perbedaan terpenting antara rasio cepat dan rasio lancar
adalah dimasukkannya persediaan dalam aset lancar untuk menghitung rasio lancar
Apabila perusahaan tidak memiliki kas dan setara kas untuk memenuhi kewajibannya,
maka kunci untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban adalah waktu yang
diperlukan perusahaan untuk mengubah aset lancar yang kurang likuid menjadi kas. Hal ini
diukur dengan rasio-rasio aktivitas likuiditas.
RASIO-RASIO PROFITABILITAS