Anda di halaman 1dari 11

RESUME

HUBUNGAN PERENCANAAN AUDIT DENGAN PEMAHAMAN


PENGENDALIAN INTERNAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Audit dan


Atestasi pada Program Studi Magister Akuntansi

Dosen: Dr. Ibnu Rachman, M.Si., M.M., Ak., QIA

Disusun Oleh

AGUSNI PRAYOGA
1619204002

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA,

BANDUNG 2020
Perencanaan Audit

Pengertian Perencanaan Audit

Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh

auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan

rencana audit dan program audit menyeluruh Variabel ini diukur dengan

menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan

audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.

1. Menurut Standar pekerjaan lapangan pertama Profesional Akuntan Publik

(SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai yaitu:

”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.” (IAI, 2001).

2. Menurut Sukrisno Agoes dalam bukunya “Auditing”, menerangkan bahwa:

“Perencanaan dan supervise berlangsung terus menerus selama audit,


auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat
mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan supervise auditnya
dalam kantor akuntannya (asisten)”.

8
3. Menurut Standar Auditing 316 dalam Standar

Profesional Akuntan Publik (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001)

mensyaratkan agar

“audit dirancang untuk


memberikan keyakinan memadai atas
8
pendeteksian salah saji yang material dalam laporan keuangan”.

4. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan

bahwa:

“ Auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan

biaya yang wajar “.


Prosedur Perencanaan Audit

Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan

dan supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang

berkaitan dengan satuan usaha dan diskusi dengan staf lain dalam kantor

akuntan dan pegawai satuan usaha tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi :

a. Mereview arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanent, laporan

keuangan, dan laporan audit tahun lalu.

b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan

staf kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi

satuan usaha.

c. Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis saat ini yang

berdampak terhadap satuan usaha.

d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.

e. Membicarakan type, luas, dan waktu audit dengan manajemen, dewan

komisaris, atau komite audit.

f. Mempetimbangkan dampak diterapkanya pernyataan standar

akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan

Indonesia, terutama yang baru.

g. Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai satuan usaha dalam

penyiapan data.

h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan

auditor intern

i. Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule)

j. Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit.


k. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh

tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan

sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian

terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang perlu.

Isi dari Audit Plan mencakup

1. Hal-hal mengenai klien

Pengetahuan tentang bisnis klien, membantu auditor dalam :

a. Mengindentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus.

b. Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah,


direview dan dikumpulkan dalam organisasi.

c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi,


penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka
panjang.

d. Menilai kewajaran representasi manajemen

e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan


kecukupan pengungkapannya.

2. Hal–hal yang mempengaruhi klien

Bisa didapat dari majalah–majalah ekonomi / surat kabar, antara lain :


Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia. Contoh : adanya peraturan-
peraturan baru yang dapat mempengaruhi klien.

3. Rencana kerja auditor, hal–hal penting antara lain:

a.Staffing

b. Waktu pemeriksaan,

1. Waktu dimulainya suatu pemeriksaan

2. Berapa lama waktu pemeriksaan


3. Dead Line

4. Budget, baik dalam jumlah jam kerja maupun biaya pemeriksaan

c. Jenis jasa yang diberikan

1. General Audit

2. Special Audit.

3. Bantuan Adminstrasi

4. Menyusun Neraca / Laba Rugi

5. Perpajakan

Hal–hal tambahan :

b. Bantuan–bantuan yang dapat diberikan klien.

1. Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang


2. Membuat schedule-schedule

c. Time Schedule

Elemen-elemen Perencanaan Audit

Ruang lingkup dari perencanaan pemeriksaan ini adalah bervariasi sesuai

dengan besarnya dan kompleksitas permasalahan objek yang diperiksa dan

pengetahuan mengenai jenis usaha objek yang diperiksa. Adapun elemen-

elemen perencanaan audit menurut Arens and Loebbecke (2000:219) adalah :

1. Praplan
2. Memperoleh latar belakang informasi
3. Memperoleh informasi tentang kewajiban sah/tentang undang-
undang klien
4. Melaksanakan prosedur menurut penelitian persiapan
5. Materialitas yang diset dan auditor bisa mengambil risiko dan tidak bisa
dipisahkan
6. Memahami struktur pengawasan intern dan menilai risiko kendali
7. Mengembangkan program audit dan rencana audit.
. Perencanaan Awal

Beberapa hal penting yang terdapat dalam perencanaan awal ini adalah

menyangkut informasi mengenai alasan klien untuk diaudit, menerima atau

menolak klien baru maupun klien lama, mengidentifikasi alasan klien untuk

diaudit, menentukan staf untuk penugasan dan memperoleh surat penugasan.

Perencanaan awal itu terdiri dari hal-hal berikut ini :

o Menyelidiki klien baru

Menyelidiki klien baru adalah hal yang penting bagi auditor sebelum mereka

memutuskan untuk menerima atau menolak klien tersebut. Hal itu dilakukan

dengan cara mengevaluasi prospek klien dalam lingkungan usaha, stabilitas

keuangan dan hubungan klien dengan kantor akuntan terdahulu. Auditor

pengganti diwajibkan untuk berhubungan dengan auditor sebelumnya dan

harus mendapatkan izin dari klien sebelum komunikasi dilakukan.

o Melanjutkan klien lama

Untuk melanjutkan klien lama juga harus di evaluasi untuk memutuskan

apakah diterima atau tidak dapat dilanjutkan, penyebab tidak bisa

dilanjutkannya pemeriksaan karena perselisihan sebelumnya, jika terjadi

tuntutan hukum terhadap Kantor Akuntan Publik oleh klien.

o Mengidentifikasi alasan klien untuk diaudit

Dua faktor utama yang mempengaruhi bahan bukti audit yang akan

dikumpulkan adalah siapa pemakai laporan dan maksud penggunaan


laporan. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bahan bukti audit

jika laporan digunakan secara luas.

o Staf untuk penugasan

Menentukan staf yang pantes untuk penugasan adalah penting untuk

memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan dan meningkatkan efisiensi

audit. Pertimbangan yang mempengaruhi penyusunan staf adalah orang-

orang yang diserahi tugas harus akrab dengan bidang usaha klien.

o Memperoleh surat penugasan

Tujuan dibuatnya surat penugasan adalah untuk mengurangi salah

pengertian sehingga harus dibuat secara tertulis. Surat penugasan adalah

kesepakatan antara KAP dengan klien, isi dari surat tersebut adalah

menyatakan batasan dari penugasan, batas waktu, bantuan akan diberikan

atau daftar rincian yang perlu disiapkan untuk auditor, serta honorariuran.

Memperoleh informasi mengenai latar belakang klien

Auditor harus memiliki tentang ciri-ciri lingkungan kegiatan perusahaan

klien yang akan diaudit yang berguna sebagai acuan dalam menentukan surat

penugasan atau perlu tidaknya prosedur-prosedur audit khusus. Hal-hal yang

harus dilakukan untuk memperoleh informasi sehingga dapat memahami latar

belakang klien adalah dengan cara : meninjau lokasi pabrik dan kantor,

menelaah kebijakan-kebijakan penting perusahaan, mengidentifikasi pihak-pihak

yang mempunyai hubungan istimewa serta mengevaluasi kebutuhan akan

spesialis dari luar.


Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien

Faktor-faktor yang menyangkut lingkungan hukum industri klien

mempunyai dampak besar terhadap hasil audit. Pengetahuan auditor untuk

menafsirkan fakta yang berkaitan selama pekerjaan berlangsung akan

meyakinkan bahwa pengungkapan yang semestinya telah dilaksanakan dalam

laporan keuangan. Dalam hal ini dokumen-dokumen hukum yang penting untuk

diperiksa oleh auditor adalah Akta Pendirian Perusahaan, anggaran dasar

perusahaan, masalah rapat dewan komisaris, para pemegang saham, komite

audit dan para pejabat eksekutif termasuk didalamnya adalah ringkasan pokok

mengenai keputusan yang dibuat oleh direksi dan pemegang saham serta

dokumen mengenai kontrak penjualan maupun pembelian.

Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan

Melakukan analisis ini sangat penting artinya karena dengan demikian

keseluruhan kegiatan pemeiksaan dapat tergambar didalamnya. Prosedur

analitis ini diantaranya : Memahami bidang usaha klien, penetapan kemampuan

satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya, indikasi adanya

kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan dan mengurangi pengujian

yang terinci.

Menentukan materialitas dan menetapkan risiko audit yang dapat diterima.

Besarnya salah saji dalam informasi akuntansi dapat membuat

pertimbangan pengambilan keputusan terpengaruh. Tanggung jawab auditor

adalah menetapkan apakah suatu laporan keuangan terdapat salah saji material,

apabila auditor berpendapat adanya salah saji yang material ia harus


memberitahukan hal ini pada klien, sehingga koreksi dapat dilakukan. Jika klien

menolak untuk mengoreksi laporan keuangan tersebut maka auditor dapat

memberikan pendapat dengan pengecualian.

Ada lima langkah dalam menetapkan materialitas dua langkah pertama

diperlukan untuk merencanakan luas pengujian, sedangkan tiga langkah

berikutnya untuk mengevaluasi hasil atau melaksanakan pengujian audit,

langkah-langkah tersebut adalah:

1. Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas

2. Mengalokasikan pertimbangan awal mengenai materialitas kedalam

segmen.

3. Mengestimasikan total salah saji dalam segmen

4. Mengestimasikan salah saji gabungan.

5. Membandingkan estimasi gabungan dengan pertimbangan awal mengenai

materialitas.

Mengembangkan rencana dan program audit menyeluruh

Untuk melaporkan serta memberikan pendapat yang tepat maka auditor

harus melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan dan meneliti keaslian

bukti-bukti. Guna mempermudah pelaksanaan maka auditor harus menyusun

program yang direncanakan secara logis untuk prosedur-prosedur audit bagi

setiap pemeriksaan. Program pemeriksaan juga merupakan suatu alat

pengendalian dimana pemeriksa dapat menyesuaikan pemeriksaannya dengan

anggaran dan jadwal yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP) dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2001:311.3)

menyatakan bahwa:

“Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,


luas, dan saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat
suatu program audit secara tertulis. Program audit membantu auditor
dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang
harus dilakukan. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat
bervariasi”.

Proses Audit

Proses audit adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk

membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti pendukung yang

kompeten. Ada empat tahap dalam proses audit, keempat tahap tersebut

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1

Empat tahap Audit

Tahap I : Merencanakan dan merancang


pendekatan audit

Tahap II : Melakukan pengujian


pengendalian dan transaksi

Tahap III : Melaksanakan prosedur analisis


dan pengujian terinci atas saldo

Tahap IV : Menyelesaikan audit dan


menerbitkan laporan audit

Sumber : Arens and Loebbecke, yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf ( 1996:132)
11

Anda mungkin juga menyukai