Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277148839

Size Perusahaan dan Profitabilitas: Kajian Empiris Terhadap Perusahaan


Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

Article  in  Economic Journal of Emerging Markets · January 2005

CITATIONS READS

16 4,057

1 author:

Hadri Kusuma
Universitas Islam Indonesia
39 PUBLICATIONS   226 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Hadri Kusuma on 05 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal
EKONOMI
PEMBANGUNAN
Kajian Ekonomi Negara Berkembang
Hal: 81 – 93

SIZE PERUSAHAAN DAN PROFITIBILITAS:


KAJIAN EMPIRIS TERHADAP PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK JAKARTA
Hadri Kusuma
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia

Abstract

This research examines the relationship between profitability and size of manufac-
turing companies for the period of 2000 to 2003. Two measures of profitability are em-
ployed: Earnings before interest, taxes, depreciation and amortization (EBITDA margin);
and earnings before interest and taxes (EBIT margin). The measure of firm size is the num-
ber of employees. The results are consistent with theories of firm size that specify trade-offs
between economies of scale and organizational costs and with theories that ascribe certain
competencies to firms that allow them to offset the advantages often ascribed to large firms
such as economies of scale.

Key Words: Size, Profitabily, Economy of Scale, Organisational, Competency, and Critical
resources

PENDAHULUAN Walaupun aplikasi teori skala eko-


Pasar modal merupakan salah satu nomi lebih banyak digunakan untuk
media yang digunakan oleh perusahaan un- mengestimasi fungsi biaya produksi suatu
tuk mendapatkan dana investasi dan men- perusahaan atau industri oleh para ahli ilmu
ciptakan kesempatan untuk tumbuh. Dengan ekonomi mikro, konsep tersebut juga bisa
masuknya ke pasar modal, bisa dikatakan dimanfaatkan di bidang yang lain. Di bidang
perusahaan tersebut ingin berkembang dan akuntansi dan keuangan beberapa penelitian
berkompetisi secara global, karena yakin sebelumnya yang mengkaji hubungan antara
memiliki keuntungan kompetitif yang input dan output mempertanyaan apakah
diperlukan agar tetap bersaing di pasar ukuran perusahaan (input) akan mendorong
global tersebut (Bawden, 1992; dan Glancy, terjadinya penguasaan pasar (market power)
1996). Ekspansi tersebut juga dimaksudkan dan apakah perusahaan-perusahaan yang
untuk mendapatkan skala ekonomi (econo- berada dalam industri terkonsentrasi (con-
mies of scale). Skala ekonomi suatu perusa- centrated industry) lebih profitable (output)
haan tercermin dengan penurunan biaya dibandingkan dengan perusahaan pada in-
produksi (input) sejalan dengan kenaikan dustri yang kurang terkonsentrasi. Hasil
jumlah produksinya (output). Bila skala penelitian-penelitian sebelumnya menunjuk-
ekonomi ini tercapai, perusahaan yang terdi- kan bukti yang berbeda. Hall dan Weiss
versifikasi (diversified firms) berpotensi (1967) melaporkan bahwa size (input) peru-
lebih profitable dari perusahaan-perusahaan sahaan-perusahaan yang terdapat dalam
kecil yang berspesialisasi (specialized Fortune 500 dari tahun 1956-1962)
firms). cenderung berhubungan dengan tingkat ke-

81
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

untungan (output) yang lebih tinggi. Akan profitibilitas meningkat dengan tingkatan
tetapi, Stekler (1963) dan Osborn (1970) yang semakin menurun (a decreasing rate),
menyimpulkan hasil yang berlawanan. dan akhirnya profitibilitas tersebut menurun
Schmalensee (1989) menemukan ketika perusahaan tersebut menjadi lebih
bahwa perusahaan-perusahaan besar lebih besar. Hasil ini mensiratkan adanya ukuran
profitable dibandingkan dengan perusahaan perusahaan yang optimal dalam bentuk
kecil dalam industri yang sama. Seperti ukuran-ukuran tingkat keuntungan laporan
peneliti lain, Schmalensee menggunakan keuangan. Dengan data penelitian dari tahun
total aktiva (asset) sebagai proksi ukuran 1990-2001, Kaen dan Baumann juga mene-
(size) perusahaan, dan pengukur tingkat ke- mukan profitibilitas berhubungan negatif
untungan akuntansi diwakili oleh profit dengan jumlah pekerja bagi perusahaan-pe-
margin dan return on asset. Akan tetapi rusahaan yang size nya diukur dengan total
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh aktiva dan penjualan.
Schmalensee (1987) menunjukan bahwa Walaupun hasil penelitian mengenai
ukuran perusahaan (firm size) dan profita- skala ekonomi di atas masih berbeda
bilitas tidak berhubungan secara signifikan (mixed), kajian sejenis sepertinya belum
bila perusahaan-perusahaan dalam suatu pernah dilakukan di Indonesia. Oleh karena
industri dikelompokkan ke dalam sub in- itu, penelitian ini berifat exploratory dan
dustri. Dengan demikian peneliti yang sama bertujuan untuk menguji apakah skala eko-
menghasilkan temuan yang berbeda. nomi terjadi pada perusahaan yang terga-
Menurut Kaen dan Baumann (2003), bung dalam industri manufaktur dan terdaf-
teori perusahaan yang ada sekarang ini be- tar dibursa efek Jakarta dengan metode
lum kuat untuk bisa menjelaskan apakah seperti yang dilakukan oleh Kaen dan
perusahaan-perusahaan besar lebih profita- Baumann (2003). Input perusahaan diukur
bel dari perusahaan kecil. Bahkan Dhawan dengan dengan besarnya size perusahaan
(2001) yang menguji hubungan antara sementara profitibilitas menggambarkan
ukuran perusahaan dengan produktifitas ouput perusahaan tersebut.
perusahaan di Amerika Serikat tahun 1970 Paper ini selanjutnya diorganisasikan
dan 1989 justru menemukan hasil yang sebagai berikut. Seksi kajian teoritis mere-
berlawanan. Dhawan menunjukan bahwa view literature teori skala ekonomi dan ha-
profitibilitas yang diukur dengan return on sil-hasil penelitian sebelumnya. Selanjutnya
asset berhubungan negatif dengan ukuran diikuti dengan bagian metode penelitian
perusahaan. Akan tetapi Dhawam tidak yang mendiskusikan populasi dan sampel,
menguji hubungan tersebut atas dasar jenis- pemilihan variabel dan design model peng-
jenis industri, karenanya penelitian tersebut ujian. Bagian hasil penelitian menguraikan
tidak dapat mengontrol faktor-faktor khusus hasil pengujian hipotesa dan makna teoritis
industri yang mungkin mempengaruhi temuan tersebut. Bagian penutup meringkas
hubungan tingkat laba dan ukuran perusa- keseluruhan artikel dan menjelaskan
haan. implikasi kebijakan yang mungkin diperoleh
Berbeda dengan Dhawan, Kaen dan dari penelitian ini.
Baumann (2003) menguji hubungan ukuran
perusahaan dengan tingkat profitibilitas pada KAJIAN TEORITIS
industri manufaktur di Amerika. Hasil Perusahaan mendapatkan skala eko-
penelitian mereka menunjukan hampir nomi bila peningkatan biaya operasi dengan
separoh perusahaan yang tergabung dalam tingkat yang lebih rendah dari outputnya.
industri manufaktur tersebut menunjukkan Pada industri manufaktur, volume produksi

82
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

harus mencapai jumlah minimal tertentu ke volume produksi yang besar sehingga
agar skala ekonomi tercapai. Dunning (1989) terjadi penurunan rerata biaya dan pening-
berargumen bahwa perusahaan-perusahaan katan tingkat pengembalian modal yang
manufaktur dapat memperoleh keuntungan diinvestasikan. Jika tidak ada batasan
dari skala ekonomi global yang berupa economies of scale, suatu perusahaan yang
spesialisasi keahlian karyawan, manajemen biaya rata-ratanya turun sejalan dengan per-
keuangan dan corporate governance. tambahan output akan bisa secara alami
Kumar, Rajan, and Zingales (2001) mendominasi industrinya sehingga tercipta
mengklasifikasikan teori skala ekonomi pe- monopoli alami (natural monopoly). Jadi,
rusahaan atas dasar input perusahaan. Menu- sebuah monopoli secara natural akan ter-
rut mereka skala ekonomi bersumber dari bentuk bila volume produksi besar. Akan
tiga kategori, yaitu “technological, organi- tetapi bila skala ekonomis terbatas, penu-
zational, dan institutional”. Seperti Kaen runan biaya produksi dan efisiensi tidak
dan Baumann (2003), ketiga teori skala eko- akan terjadi terus menerus (Kaen dan
nomi yang dikembangkan oleh Kumar et. al Baumann, 2003). Gambar 1 menunjukkan
tersebut menggunakan besarnya size perusa- hubungan ukuran perusahaan dengan profi-
haan sebagai proksi input dan profitibilitas- tabilitas karena adanya skala ekonomis.
nya sebagai ukuran ouput. Pengelompokan Teori teknologi tidak bisa menjelaskan
teori skala ekonomi tersebut juga tergantung bahwa efisiensi dan profitibilitas akan
pada apakah perusahaan menekankan pada terjadi terus menerus (rerata biaya produksi
penggunaan teknologi produksi, arsitektur meningkat) ketika perusahaan berekspansi
organisasi dan hubungan diantara stake- dengan memanfaatkan hanya teknologi
holders atau lingkungan politik dan hukum murni. Penurunan efisiensi dan profitibilitas
(legal and political environment) tempat mungkin disebabkan diseconomies of scale.
perusahaan tersebut menjalankan operasi- Teori orgnanisasi mencoba menjelaskan
nya. Ketiga teori tersebut berisi asumsi- penyebab diseconomies of scale tersebut.
asumsi yang secara implisit menjelaskan Teori organisasi menjelaskan
hubungan antara ukuran perusahaan dan hubungan profitabilitas dengan ukuran peru-
tingkat keuntungan, khususnya teori yang sahaan yang dikaitkan dengan biaya tran-
mensyiratkan ada tidaknya ukuran optimal saksi organisasi (Wikiamson, 1985), biaya
perusahaan atau batasan ukuran yang dise- keagenan (Jensen and Meckling, 1976) dan
babkan oleh diseconomies of scale atau rentang biaya-biaya pengendalian (span of
ukuran pasar. control costs)”. Teori ini juga memasukkan
Teori teknologi menekankan pada teori organisasi citical resources (Grossman
modal fisik, economies of scale, dan lingkup and Hart, 1986; dan Rajan and Zingales,
(scope) sebagai faktor-faktor yang menentu- 2001) dan teori kompetensi (Foss, 1993 dan
kan besarnya ukuran perusahaan yang opti- Niman, 2002).
mal serta pengaruhnya terhadap profitabili- Biaya transaksi merupakan biaya
tas. Teori ini memfokuskan pada proses perencanaan, pengadaptasian dan pemonito-
produksi dan investasi pada modal fisik ran penyelesaian tugas dan kinerja pada
yang diperlukan untuk menghasilkan output. suatu organisasi. Biaya-biaya tersebut ter-
Jika dalam fungsi produksi diasumsikan masuk biaya yang terjadi dalam menyiapkan
terjadi perkembangan teknologi maka out- dan menegosasikan kesepakatan kerja serta
putnya bisa meningkat. Peningkatan skala biaya yang berkaitan dengan perselisihan
ekonomis (economies of scale) memung- dan penanganan hasil yang tidak diharapkan
kinkan penyebaran biaya tetap (fixed cost) (penyelesaian perselisihan).

83
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

Gambar 1: Hubungan Size perusahaan dan Profitabilitas

Skala Ekonomis

Biaya
Organisasi
Profitabilitass

Ukuran Perusahaan
Optimal

Kombinasi Skala Ekonomis


Dan Biaya Organisasi
Sebagai Fungsi Laba

Size Perusahaan
Sumber: Kaen dan Baumann (2003)

Biaya keagenan berhubungan dengan timal dalam bentuk profitabilitas. Dalam


adanya konflik kepentingan diantara stake- kontek ini, jumlah tingkatan administratif
holders sebagai akibat adanya informasi diproksikan sebagai jumlah pekerja dalam
yang diterima berbeda (asymetric informa- struktur organisasi perusahaan.
tion) dan perilaku mencari keuntungan pri- Teori critical resource menekankan
badi (self-seeking behavior). Asimetri in- pada pengendalian oleh pemilik perusahaan
formasi terbentuk karena suatu pihak (mi- terhadap sumber daya perusahaan seperti
salnya prinsipal) tidak memiliki informasi asset, technology, intellectual property se-
yang cukup mengenai kinerja pihak lain bagai faktor-faktor yang menentukan firm
(agen misalnya). Semakin besar rentang size (skala perusahaan). Hasil penelitian
informasi asimetri, maka akan semakin Kumar, Rajan, dan Zingales (2001) menun-
besar biaya keagenan. jukan bahwa ukuran perusahaan meningkat
Demikian juga, menurut Kaen dan bila institusi hukum meningkatkan per-
Baumann (2003), semakin besar rentang lindungan terhadap sumberdaya perusahaan
pengendalian dalam organisasi (jumlah ting- tersebut. Rajan and Zingales (2001) selan-
katan administratif) maka semakin besar jutnya menghubungan ukuran perusahaan
pula biaya transakasi dan biaya agensinya. dengan kemampuan entrepreneur (pemilik
Teori organisasi perusahaan yang didasarkan usaha) dalam mengendalikan “intangible
pada biaya transaksi, keagenan dan rentang factors” yang dapat mendorong perusahaan
kendali memperkirakan bahwa hingga out- lebih profitable. Mereka menemukan se-
put tertentu rerata per unit biaya transaksi makin penting intangible factors semakin
dan keagenan akan meningkat tetapi dapat kecil kemungkinan perusahaan akan tum-
menghapus (offset) luas dan skala ekonomi buh. Oleh karena itu, teori critical resources
(economies of scale and scope) sehingga juga mengindikasikan bahwa semakin besar
menghasilkan ukuran perusahaan yang op- skala perusahan maka profitabilitas juga

84
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

akan meningkat, tapi pada titik atau jumlah adanya perbedaan kompetensi yang cukup.
tertentu ukuran perusahaan akhirnya akan Oleh karena itu, perusahaan kecil mungkin
menurunkan laba (profit) perusahaan. lebih profitable dari perusahaan besar
Teori kompetensi mengatakan bahwa karena keunikan kompetensi yang
perusahaan merupakan kumpulan kompe- dimilikinya. Alasan bahwa perusahaan-
tensi yang memungkinkan memperoleh laba perusahaan kecil tidak dapat tumbuh
(profit) melebihi biaya modal (surplus, eco- berkembang dengan pesat adalah karena
nomics rents, positive net present value pangsa pasar yang kecil bagi produk-produk
projects). Kompetensi tersebut dapat berupa mereka dan atau kehilangan kompetensinya
superioritas teknologi produksi, kemampuan (Kaen dan Baumann, 2003).
memasarkan, kemampuan dalam riset dan Teori institusional mengkaitan
pengembangan produk, dan sebagainya. Bila ukuran perusahaan dengan faktor-faktor
suatu perusahaaan memiliki satu atau lebih seperti sistem perundang-undangan, peratu-
dari kompetensi tersebut, perusahaan akan ran anti-trust, perlindungan patent, ukuran
mampu bersaing dan mendapatkan return pasar dan perkembangan pasar keuangan.
(profit) lebih dari yang diharapkan. Akan Pada beberapa level industri, Kumar, Rajan,
tetapi agar perusahaan dapat melindungi dan Zingales (2002) melaporkan bahwa per-
posisi tersebut, pihak perusahaan harus ya- usahaan-perusahaan yang padat modal
kin perusahaan lain tidak memiliki superi- (capital intensive firms) lebih banyak terjadi
oritas tesebut. Kompetensi tersebut diraha- pada negara yang menerapkan sistem
siakan. peradilan yang efisien dan bahwa industri-
Dari penjelasan di atas, teori kompe- industri yang padat riset dan pengembangan
tensi mirip dengan teori critical resources: memiliki perusahaaan-perusahaan yang le-
komptensi merupakan critical resources. bih besar pada negara yang melindungi
Salah satu cara untuk mengendalikan pe- paten lebih kuat.
nyebaran rahasia (kompetensi) yang dimiliki
perusahaan adalah dengan membatasi jum- Hubungan Ukuran Perusahaan dan
lah karyawan yang mengetahui rahasia Profitabilitas Perusahaan
tersebut. Pembatasan tersebut merupakan Implikasi dasar penggabungan teori
pembatasan ukuran perusahaan bila ukuran teknologi dan organisasi yang menekankan
tersebut didifinisikan sebagai jumlah karya- biaya transaksi dan agensi adalah ukuran
wan. Dengan demikian, melindungi rahasia perusahaan dan profitibilitas berhubungan
perusahaan berarti membatasi ukuran (input) melalui batasaan (trade off) skala ekonomis,
perusahaan. biaya transaksi, dan biaya agensi (Kaen dan
Teori kompetensi tidak mengasumsi- Baumann, 2003). Pada interval produksi
kan bahwa perusahaan kecil lebih atau tertentu, skala ekonomis akan menurunkan
kurang profitable dari perusahaan besar. rata-rata biaya produksi per unit. Keuntu-
Satu ciri menarik dari teori kompetensi ngan dengan biaya rendah ini didistribusikan
adalah dalam suatu industri perusahaan kecil kepada semua stakeholders perusahaan me-
bisa mendapatkan tingkat laba yang sama lalui keunggulan kompetitif dan akhirnya
dengan perusahaan besar karena keduanya menurunkan harga barang. Dengan kata lain,
memiliki perbedaan kompetensi yang me- perusahaan dengan biaya produksi rendah
mungkinkan mereka mendapatkan kelebihan dapat membebankan harga yang rendah juga
laba. Menurut Niman (2005) keberlang- pada konsumen. Jika biaya per unit meru-
sungan perusahaan tergantung tidak kepada pakan fungsi menurun ukuran perusahaan
besar kecilnya perusahaan tetapi karena dan bila produk perusahaan kecil identik

85
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

dengan produk yang ditawarkan oleh peru- produksi (faktor-faktor produksi) tergantung
sahaan besar, maka perusahaan kecil akan dari teknologi. Karenanya penempatan teori
membebankan harga yang sama dengan atau kompetensi dalam kontek teori teknologi
lebih rendah dari perusahaan besar. Dengan mungkin akan menghasilkan suatu prediksi
demikian, perusahan besar akan mendapat- yang berupa hubungan terbalik antara
kan laba per unit yang rendah dan tingkat ukuran perusahaan dan profibilitas, tapi
pengembalian modal yang rendah juga. Al- mungkin juga tida ada hubungan.
ternatifnya, pada saat skala ekonomi tidak Keterkaitan teori kompetensi dengan
lagi terjadi, rerata biaya produksi mungkin teori organisasi juga kurang jelas. Perusa-
tidak berkaitan lagi dengan ukuran perusa- haan dengan rahasia kompetensinya dapat
haan. Dengan demikian baik perusahaan menimbulkan biaya transaksi atau keagenan
menengah maupun besar mungkin memiliki ketika mereka menjadi lebih besar. Jika
tingkat profitibilitas yang sama. hubungan tersebut terjadi, ukuran perusa-
Dalam kontek teori organisasi, pada haan dan profitibilitas berhubungan secara
saat suatu perusahaan tumbuh, biaya tran- negatif (invers). Tetapi bila ternyata kom-
saksi, keagenan dan rentang kendali me- petensi tidak menimbulkan biaya transaksi,
ningkat dan dapat ditutup (offset) skala eko- ukuran perusahaan tidak berhubungan de-
nomis seperti ditunjukan pada Gambar 1 ngan profitibilitas. Dengan demikian profiti-
(lihat garis skala ekonomi dan garis kombi- bilitas akuntansi awalnya meningkat dan
nasi skala ekonomis dan fungsi laba biaya kemudian menurun sejalan dengan kenaikan
organisasi). Selisih yang terjadi antara skala ukuran perusahaan, atau tidak ada hubungan
ekonomis dan fungsi laba biaya organisasi antara ukuran perusahaan dengan pengukur-
dinamakan biaya organisasi. Akan tetapi pengukur laba akuntansi.
pada saat skala ekonomis tidak lagi terjadi,
pertumbuhan berjalan terus dan biaya orga- METODE PENELITIAN
nisasi dan biaya produksi juga meningkat. Populasi dan Penentuan Sampel
Secara keseluruhan laba perusahaan akan Target populasi dalam penelitian ini
menurun. Esensinya biaya-biaya organisai adalah semua perusahaan manufaktur yang
tersebut membentuk batasan seberapa besar terdaftar. Perusahaan yang menjadi sampel
suatu perusahaan dapat tumbuh pada pasar penelitian adalah perusahaan yang menyaji-
yang kompetitif bila tujuan perusahaan kan laporan keuangan secara lengkap terma-
adalah memaksimalkan kemakmuran pemi- suk catatan atas laporan keuangan pada
liknya. periode tahun 2000-2003, dan mendapatkan
Akan tetapi dalam kontek teori kom- profit atau laba positif selama periode terse-
petensi dan critical resoures, hubungan but.
ukuran perusahaan dengan profitibilitas
menjadi lebih komplek. Kedua teori tersebut Variabel Penelitian
mensyiratkan perlunya pembatasan terhadap Seperti dijelaskan di muka, tujuan
ukuran perusahaan apakah secara langsung penelitian ini adalah untuk menguji hubu-
seperti menjaga kerahasiaan atau tidak lang- ngan antara tingkat profitibilitas dengan
sung melalui besarnya pangsa pasar produk ukuran perusahaan. Beberapa proksi yang
atau jasa. Akan tetapi prediksi teori kompe- digunakan untuk mengukur profitabilitas
tensi bisa kurang jelas arahnya karena peru- seperti return on network, return on asset,
sahaan mungkin menggunakan kompetensi net profit margin, net income, earnings be-
berupa media produksi yang berbeda se- fore interest and taxes (EBIT), earnings be-
mentara teori teknologi menganggap media fore interest, taxes, depreciation and amor-

86
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

tization (EBITDA) dan pengukuran-pengu- koordinasi dan pengendalian mempunyai


kuran lainnya. Sama dengan Kaen dan hubungan (correlated) yang erat dengan
Baumann (2003), penelitian ini mengguna- nilai tambah setiap pekerja dan jumlah
kan EBITDA dan EBIT sebagai pengukur pekerja. Terakhir, teori critical resources
profitibilitas perusahaan. Kedua variabel memprediksikan bahwa pihak perusahaan
EBITDA dan EBIT merupakan pengukur akan menjaga kerahasiaan kompetensi yang
laba operasi perusahaan sebelum beban dimilikinya. Oleh karena itu, menurut teori
bunga dan pajak dan mengeluarkan efek ini, semakin banyak jumlah pekerja maka
keputusan pembiayaan (financing decision) kebocoran rahasia akan semakin cepat.
oleh pihak perusahaan. EBITDA merupakan Secara keseluruhan, model dasar dalam
proksi yang baik untuk mengukur aliran kas penelitian ini menggunakan jumlah pekerja
operasi sebab depresiasi dan amortisasi me- sebagai pengukur size perusahaan.
rupakan beban bukan kas. EBITDA dapat
mengurangi terjadinya distorsi laba operasi Model Penelitian
yang disebabkan pembebanan depresiasi Teori teknologi dan teori organisasi
yang arbiter. memperkirakan peningkatan ukuran perusa-
Size perusahaan dapat diukur dengan haan, profitabilitas akan meningkat dengan
beberapa proksi: aktiva (asset), penjualan, tingkat kenaikan yang semakin menurun (a
jumlah pekerja dan nilai tambah (value decreasing rate) dan akhirnya negatif. Ben-
added). Teori teknologi perusahaan yang tuk model yang cocok menggambarkan
menekankan skala ekonomis yang timbul prediksi tersebut adalah second degree poly-
dari capital input akan menggunakan asset nominal sebagai berikut:
atau penjualan sebagai pengukur size. Akan Pf =  + b₁ (EMPLf) + b₂ (EMPLf)²+ e.. (1)
tetapi kedua pengukur tersebut mungkin Dimana:
bukan pengukur yang baik pada teori orga- Pf : ukuran profit perusahaan
nisasi. Teori organisasi menekankan biaya EMPLf : ukuran untuk jumlah pekerja
transaksi, biaya agensi, dan span of control EMPLf² : jumlah pekerja dikuadratkan
cost yang mampu mempengaruhi profiti- Dari persamaan 1 di atas, koefisien
bilitas melalui hirarki organisasi perusahaan.
Teori tersebut tidak melihat berapa nilai dan EMPLf (b₁) diharapkan bertanda positif dan
jumlah fisik aktiva. Oleh karena itu nilai koefisien EMPLf²(b₂) bersimbol negatif.
tambah dan jumlah pekerja mungkin lebih Tanda positif koefisien EMPLf menunjukan
tepat digunakan sebagai ukuran perusahaan bahwa laba meningkat sebagai akibat dari
pada teori organisasi. pertumbuhan perusahaan, dan koefisien
Keuntungan penggunaan variabel EMPLf² bertanda negatif mengindikasikan
value added adalah karena nilai tambah da- bahwa profitabilitas perusahaan akan me-
pat menjelaskan kompleksitas dalam or- ningkat seiring semakin bertambahnya
ganisasi. Kompleksitas tersebut berhubu- ukuran perusahaan, namun pada akhirnya
ngan dengan kebutuhan akan skill (kemam- tingkat kenaikannya akan menurun hingga
puan) pekerja, dan biaya koordinasi dan negatif.
biaya pengendalian yang lebih tinggi walau- Persamaan 1 di atas kemudian ditam-
pun nilai tambah sulit diukur secara objektif. bah dengan variabel dummy tahunan untuk
Bila sebagian besar nilai tambah suatu pro- mengontrol variabel makro ekonomi seperti
duk timbul dari “labor inputs”, maka jum- resesi ekonomi dan ekspansi yang mungkin
lah pekerja dapat juga digunakan sebagai mempengaruhi hubungan size dan profiti-
pengukur nilai tambah. Di samping itu biaya bilitas, dan untuk menghilangkan kemung-

87
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

kinan adanya efek distorsi yang berhubu- vestasikan (aktiva) dibandingkan dengan
ngan dengan tahun baik dan tahun buruk. pesaingnya, begitu juga sebaliknya.
Data tahun 2000 digunakan sebagai tahun Efek penjualan terhadap profitibilitas
dasar dan model kemudian menjadi: juga perlu dipisahkan dengan asumsi jumlah
Pf,y = a + b₁ ( EMPLf,y) + b₂ (EMPLf,y)² karyawan dan tingkat aktiva tidak berubah
2003 dengan persamaan berikut:
+  byYy + e f,y ......................................... (2) SALESf,y = a + b1 (EMPLf,y) + bf,y (TA
2000 RES f,y) + S_RESf,y ............ (4)
Dimana :
Dimana Y2000 (Y2001 dan seterus- SALESf,y = Log penjualan perusahaan f
nya) bernilai 1 jika data laba dan ukuran pada tahun y
perusahaan pada tahun 2000 (2001 dan se- EMPLf,y = Log pekerja perusahaan f pada
terusnya) dan bernilai 0 bila data tersebut tahun y
bukan tahun 2000 (2001 dan seterusnya). TA_RESf,y= residual atau error perusahaan
Seperti yang telah dijelaskan sebe- f pada tahun y
lumnya, total aktiva dan penjualan juga me- S_RESf,y = residual perusahaan f pada
rupakan alternatif lain ukuran perusahaan. tahun y
Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi Koefisien S_RESf,y bernilai positif
hubungan yang tinggi antara jumlah karya- berarti perusahaan dengan jumlah karyawan
wan dengan total aktiva dan penjualan. Un- yang lebih sedikit dapat menghasilkan pen-
tuk itu, perlu dicari cara mengukur bagai- jualan yang tinggi setelah mengontrol per-
mana perbedaan dalam hal jumlah aktiva bedaan jumlah aktiva bagi perusahaan de-
dan penjualan bagi perusahaan yang tingkat ngan jumlah karyawan yang sama, dan
karyawannya identik mempengaruhi profiti- jumlah penjualan setiap karyawan lebih
bilitas. Prosedur untuk memisahkan dan tinggi dari yang diperkirakan setelah jumlah
mengontrol pengaruh volume penjualan dan karyawan dan aktiva per karyawan dikon-
aktiva terhadap tingkat keuntungan dilaku- trol. S_RES juga dimasukan ke dalam per-
kan dengan meregresikan jumlah pekerja samaan 2 sehingga hubungan ukuran peru-
dengan total aktiva dengan formula berikut: sahaan dan profitibilitas akan diuji dengan
TAf,y = a + b1 (EMPLf,y) + TA_RESf,y.......... (3) persamaan berikut:
Dimana : Pf,y = a + b1(EMPLf,y) + b2(EMPL f,y)²
TAf,y = Log total asset perusahaan f 2003
pada tahun y +  byYy + b3(TA_RESf,y)
EMPLf,y = Log jumlah pekerja pada 2000
perusahaan f pada tahun y + b4(S_RESf,y) + ef,y .................... (5)
TA_RESf,y = residual perusahaan f pada Dimana :
tahun y Pf = ukuran profit perusahaan
Residual TA_RESf,y merupakan per- EMPLf = ukuran untuk jumlah pekerja
bedaan antara tingkat aktiva perusahaan f EMPLf² = jumlah pekerja dikuadratkan
dan nilai prediksinya atas dasar jumlah Yy = variabel dummy tahunan
karyawan. Variabel TA_RESf,y kemudian (dummy)
digunakan untuk mengontrol persamaan 2. TA_RESf,y= residual atau error perusahaan
Bila koefisien TA_RES bernilai positif f pada tahun y
mengindikasikan bahwa perusahaan berope- S_RESf,y = residual perusahaan f pada
rasi dengan tingkat pekerja yang lebih tahun y
sedikit dari setiap rupiah dana yang diin-

88
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

HASIL DAN DISKUSI dangkan pada tahap yang kedua, total asset
Statistik Deskriptif diregresikan dengan jumlah pekerja dan
Seperti yang telah diuraikan sebe- meregresikan total penjualan dengan jumlah
lumnya bahwa penelitian ini menguji pekerja, dimana dengan meregresikan kedua
hubungan ukuran perusahaan, yang diukur variabel tersebut diperoleh nilai residual
dengan menggunakan jumlah pekerja, total masing-masing variabel (TA_RES dan
asset dan penjualan perusahaan, dengan S_RES) yang digunakan dalam persamaan
profitabilitas perusahaan, yang diukur de- 5. Pada tahap yang ketiga, EMPL, EMPL²,
ngan menggunakan EBIT, dan EBITIDA. TA_RES dan S_RES dan dummy tahun
Jumlah sampel (perusahaan) yang meme- 2000, 2001, 2002 diregresikan dengan profi-
nuhi kriteria dan berhasil diperoleh adalah tabilitas perusahaan yang diukur dengan
276 perusahaan selama periode pengamatan EBIT dan EBITDA.
tahun 2000 s/d 2003. Gambaran mengenai
karakteristik sampel yang digunakan dapat Hasil Pengujian Model Dasar
dilihat pada Tabel 1. Model regresi linier berganda yang
Analisa data untuk menguji hubu- digunakan untuk menguji pengaruh ukuran
ngan antara ukuran perusahaan dengan perusahaan terhadap profitabilitas yang di-
profitabilitas perusahaan dalam penelitian dasarkan pada jumlah pekerja dapat dilihat
ini adalah dengan menggunakan metode pada persamaan 1. Pada persamaan tersebut
regresi linear. Regresi tersebut dilakukan profitibilitas diukur dengan EBIT dan
melalui tiga tahap yaitu, meregresikan jum- EBITDA. Hasil pengujian dapat diringkas
lah pekerja dengan EBIT dan EBITDA. Se- pada Tabel 2.

Tabel 1: Statistik Diskriptif (dalam jutaan)


Rerata Median Standar Diviasi
ASETS 2,485,141 529,423 5,683,809
SALES 2,215,786 549,802 4,907,091
EMPL 0.0050303 0.0015805 0.0102952
EMPL2 131 2 480
EBIT 320,347 61,799 829,450
EBITDA 408,305 86,352 938,378
TA_RES 0.000000 (457,654) 3,847,139
S_RES (0.000000) 47,212 1,589,583

Tabel 2: Hasil pengujian Persamaan 1


Profitibilitas Variabel Size Koefisien Std.Error T Sig.
EBIT
Konstanta 39149494125.936 28947904784.125 1.352 0.177
EMPL 47702040.026 8394484.823 5.683 0.000 *
EMPL2 150.744 193.283 0.780 0.436

EBITDA Konstanta 40421025821.413 32933780336.896 1.227 0.221


EMPL 75825491.702 9550332.616 7.940 0.000 *
EMPL2 -311.489 219.897 -1.417 0.158
* signifikan pada 1%, ** signifikan pada 5%, dan *** signifikan pada 10%

89
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

Berdasarkan tabel diatas, terlihat memperoleh kerugian yang cukup besar


bahwa secara keseluruhan koefisien variabel karena kesulitan keuangan sementara pihak
EMPL (β) adalah positif dan signifikan baik perusahaan tidak mengurangi jumlah peker-
profitibilitas diukur dengan EBIT maupun janya secara besar-besaran. Dengan
dengan EBITDA. Signifikansi hasil ini di- demikian walaupun jumlah output atau ka-
tunjukan oleh besarnya probabilitas t hitung pasitas produksi perusahaan stabil profita-
koefisien regresi sebesar 0,000 yang lebih bilitas perusahaan tetap menurun sebagai
kecil dari tingkat signifikansi 1%. Dengan akibat menurunnya daya beli masyarakat.
demikian size perusahaan yang diukur de-
ngan jumlah pekerja berhubungan dengan Hasil Pengujian Persamaan 5
tingkat profitabilitas perusahaan. Koefisien Pengujian pada persaman 1 merupa-
regresi yang bertanda positif mengindikasi- kan pengujian awal tanpa mengontrol varia-
kan bahwa tingkat profitabilitas perusahaan bel lain yang mungkin ikut mempengaruhi
semakin tinggi seiring semakin besarnya besarnya profitibilitas perusahaan. Oleh
ukuran perusahaan. Hasil ini sesuai dengan karena itu persamaan 5 digunakan untuk
harapan teori skala ekonomis yang mempre- mengukur hubungan ukuran perusahaan
diksikan tingkat profitabilitas perusahaan dengan profitabilitas setelah mengikutserta-
pada awalnya akan meningkat. kan variabel industry wide macroeconomics
Akan tetapi bila dilihat dari nilai koe- shocks dan menghilangkan kemungkinan
fisien EMPL² ternyata koefisien tersebut adanya efek distorsi karena adanya perbe-
tidak signifikan. Ketika EBIT sebagai varia- daan jumlah kekayaan (aktiva) dan penju-
bel tergantung, koefisien EMPL² justru ber- alan. Hasil pengujian tampak pada Tabel 3.
tanda positif walaupun tidak signifikan. Seperti ditunjukan Tabel 3, koefisien
Ketika EBITDA sebagai proksi profitibili- regresi EMPL untuk kedua proksi profiti-
tas, koefisien EMPL² memang bertanda bilitas adalah positif dan signifikan baik
negatif, tapi tidak signifikan. Hasil ini jelas ketika profitibilitas diukur dengan EBIT
gagal membuktikan prediksi teori skala eko- maupun dengan EBITDA. Koefisien EMPL
nomis seperti yang diungkapkan dan dibuk- bertanda positif, sementara itu arah koefisien
tikan oleh Kaen dan Baumann (2003). regresi variabel EMPL² adalah negatif dan
Mereka menyatakan bahwa ukuran perusa- signifikan. Hasil ini sejalan dengan arah
haan yang diukur dengan jumlah pekerja yang diprediksikan oleh teori skala ekono-
yang dikuadratkan berhubungan secara mis dan teori critical resources. Menurut
negatif dengan tingkat profitabilitas perusa- Kaen dan Baumann (2003) terjadi hubungan
haan. Secara keseluruhan, hasil penelitian yang terbalik antara ukuran perusahaan yang
ini berlawanan dengan teori skala ekonomis diukur dengan jumlah pekerja yang dikwa-
yang memprediksikan bahwa tingkat profit- dratkan dengan tingkat profitabilitas perusa-
abilitas perusahan pada mula-mula akan haan. Dengan demikian, secara keseluruhan
meningkat yang pada akhirnya tingkat ke- hasil pada tabel 3 menunjukkan bahwa
naikannya akan menurun seiring semakin ukuran tingkat profitabilitas perusahaan
bertambah besarnya ukuran perusahaan pada mula-mula akan semakin tinggi seiring
(ukuran perusahaan mencapai titik optimal). semakin bertambah besarnya ukuran perusa-
Perbedaan hasil di atas dengan hasil haan, namun pada akhirnya tingkat kenaikan
penelitian sebelumnya mungkin dipicu oleh profitabilitasnya akan mengalami penurunan
terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang ketika besarnya ukuran perusahaan sudah
terjadi mulai tahun 1997. Pada saat terjadi mencapai titik yang optimal.
krisis ekonomi, banyak perusahaan yang

90
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

Tabel 3: Hasil Pengujian Persamaan 5


Profitibilitas Variabel Size Koefisien Std Eror T Sig
EBIT
Konstanta -1.1E+11 4.8E+10 -2.300 0.022**
EMPL 1.0E+08 9473470 11.079 0.000*
EMPL² -924.097 205.304 -4.501 0.000*
D2000 6.9E+09 6.7E+10 0.103 0.918
D2001 -1.6E+10 6.2E+10 -0.250 0.803
D2002 8.9E+10 5.8E+10 1.525 0.129
TA_RES 2.085E-02 0.006 3.583 0.000*
S_RES 0.246 0.016 15.249 0.000*
EBITA
Konstanta -8.2E+10 4.8E+10 -1.699 0.090
EMPL 1.2E+08 9469504 12.775 0.000*
EMPL² -1059.585 205.218 -5.163 0.000*
D2000 7.1E+08 6.7E+10 0.011 0.992
D2001 -2.4E+10 6.2E+10 -0.389 0.698
D2002 8.6E+10 5.8E+10 1.483 0.139
TA_RES 5.856E-02 0.006 10.067 0.000*
S_RES 0.247 0.016 15.345 0.000*
* signifikan pada α = 1%, dan **signifikan pada α = 5%

Dalam kontek teori organisasi, hasil perusahaan akan semakin tinggi. Dalam te-
ini bisa diinterprestasikan bahwa besarnya ori skala ekonomis juga disebutkan bahwa
biaya transaksi, keagenan dan rentang ken- sampai dengan suatu titik tertentu skala eko-
dali perusahaan manufaktur di Indonesia nomis akan terhenti dan selanjutnya terjadi
yang meningkat dapat ditutup (offset) oleh skala disekonomis yang mengakibatkan ke-
skala ekonomis. Akan tetapi pada saat skala naikan biaya rata-rata seiring semakin be-
ekonomis tidak lagi terjadi sementara per- sarnya ukuran perusahaan.
tumbuhan perusahaan-perusahaan manu- Hasil menarik juga tampak pada tabel
faktur berjalan terus, biaya organisasi dan 3 bahwa variabel industry wide macroeco-
biaya produksi juga meningkat. Secara ke- nomics shocks tidak ada yang signifikan,
seluruhan laba perusahaan manufaktur suatu indikasi kebijaksanaan tahunan indus-
tersebut akhirnya menurun. Dengan demi- tri manufaktur di Indonesia tidak mem-
kian, skala ekonomi terjadi pada peru- pengaruhi hubungan size perusahaan dengan
sahaan-perusahaan manufaktur. profitibilitasnya. Akan tetapi dua variabel
Hasil di atas juga konsisten dengan kontrol yang berupa jumlah aktiva
teori skala ekonomis yang menjelaskan (TA_RES) dan volume penjualan (S_RES)
bahwa skala ekonomis merupakan ciri dari secara signifikan mempengaruhi hubungan
LRAC (Long Run Average Cost) yang size dengan profitibilitas perusahaan.
menunjukkan perubahan biaya per unit jika Koefisien TA_RES bernilai positif
output dan ukuran pabriknya berubah. Skala mengindikasikan bahwa perusahaan-perusa-
ekonomis ini akan tercermin dengan menu- haan manufaktur yang menjadi sampel
runnya biaya rata-rata sejalan dengan kenai- beroperasi dengan tingkat pekerja yang lebih
kan jumlah produksi sehingga profitabilitas sedikit dari setiap rupiah dana yang diin-

91
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 81 – 93

vestasikan (aktiva) dibandingkan dengan PENUTUP


pesaingnya. Akan tetapi, hal tersebut bukan Secara keleseluruhan penelitian ex-
berarti perusahaan-perusahaan tersebut lebih sploratory ini berhasil menunjukan ke-
atau kurang profitable dari pada perusahaan beradaan skala ekonomi pada perusahaan
lainnya. Jika perusahaan beroperasi dengan yang tergabung dalam industri manufaktur
tingkat asset yang lebih tinggi dari tingkat yang terdaftar dibursa efek Jakarta. Input
pekerja berarti perusahaan memiliki inves- perusahaan diukur dengan dengan besarnya
tasi yang lebih (over investment) pada asset. size perusahaan (jumlah pekerja) sementara
Over investment mengindikasikan bahwa profitibilitas (EBIT dan EBITDA) mewakili
perusahaan mempunyai rata-rata penjualan ouput perusahaan tersebut. Hasil ini mem-
setiap karyawan yang sama atau lebih ren- bawa implikasi bahwa pekerja masih meru-
dah dibandingkan dengan pesaingnya dan pakan determinan utama bagi perusahaan
akibatnya tingkat rata-rata profitabilitasnya dalam meningkatkan profitibilitasnya. De-
bisa menjadi lebih rendah. Selain itu, jika ngan tetap memelihara kualitas karyawan
perusahaan memiliki asset yang berlebihan dan menjaga hubungan baik dengan mereka
sedangkan tingkat pekerja sedikit, maka perusahaan akan mampu menciptakan nilai
akan muncul kemungkinan terjadinya ka- bagi pemiliknya. Implikasi selanjutnya, ke-
pasitas menganggur pada asset perusahaan. konsistenan dengan hasil penelitian terda-
Asset perusahaan banyak yang tidak dapat hulu seperti yang dilakukan oleh Kaen dan
dimanfaatkan secara optimal karena tingkat Baumann (2003) mengindikasikan bahwa
pekerja lebih kecil dari tingkat asset. Asset teori-teori yang dikembangkan untuk men-
yang menganggur justru akan menurunkan jelaskan perilaku biaya produksi dalam teori
tingkat profitabilitas perusahaan karena akan ekonomi mikro dapat menjelaskan perilaku
menimbulkan beban bagi perusahaan. hubungan input dan output dalam bidang
Terakhir, koefisien regresi variabel akuntansi dan keuangan.
S_RES juga bertanda positif dan signifikan. Penelitian ini mensyaratkan perusa-
Hasil regresi ini juga menunjukkan bahwa haan-perusahaan yang memperoleh laba
volume penjualan setelah dikontrol dengan pada periode penelitian untuk digunakan
jumlah aktiva mempengaruhi tingkat profi- sebagai sampel penelitian dan data diolah
tabilitas perusahaan secara positif. Arah secara kumulatif (pooled data). Penelitian-
prediksi positif mengindikasikan bahwa pe- penelitian berikutnya bisa menyertakan pe-
rusahaan-perusahaan yang menjadi sampel rusahaan yang memperoleh laba atau meng-
beroperasi dengan tingkat asset yang sama alami kerugian dengan periode yang lebih
atau seimbang dengan tingkat pekerja dan panjang, melakukan pengujian secara time
memiliki penjualan yang tinggi, memiliki series, dan memisahakan sampel ke dalam
tingkat profitabilitas yang lebih tinggi. kelompok perusahaan kecil dan besar.

REFERENSI
Bawden, William J. (1992). The Global Risks and Rewards for US Insurers. Price
Waterhouse Review, 36 (2): 38-45.
Dhawan, R. (2001). Firm size and productivity differential: theory and evidence from a panel
of US firms, Journal of Economic Behavior and Organization 44, 269-293.

92
Size Perusahaan dan Profitibilitas: Kajian Empiris terhadap Perusahaan Manufakturing … (Hadri Kusuma)

Dunning, John H. (1989). Transnational Corporation and the Growth of Service: Some
Conceptual and Theoretical Issues. UNCTC Current Studies Series A No.9 New
York, NY: United Nations Publications.
Foss, N. (1993). Theories of the firm: Contractual and competence perspectives, Journal of
Evolutionary Economics 22, 479-495.
Glancy, Simon. (1996). Trends in Word Insurance: A World Wide Study Based on the 1994
Vintage Annual Reports of 100 Major Insurers. Dublin: Lafferty Publications.
Grossman, S. and O. Hart, (1986). The costs and the benefits of ownership: A theory of
vertical integration, Journal of Political Economy, 619-719.
Hall, M. and L. Weiss, (1967). Firm size and profitability, The Review of Economics and
Statistics 49, 319-331.
Jensen, M. and W. Meckling, (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs
and capital structure, Journal of Financial Economics 3, 305-360.
Kumar, K.B. and R.G. Rajan and L. Zingales, (2001). What determines firm size?, Working
paper, University of Chicago.
Niman, N. (2005). The evolutionary firm and Cournot’s dilemma, Cambridge Journal of
Economics.
Ogawa, Kazuo., & Uchiyama, Hirochima. Does Agency Cost Model Explain Business
Fluctuation in Japan?: An Empirical Attempt to EstimateAgency Cost by Firm Size
(On-line), Available http://www.SSRN.com
Osborn, R.C. (1970). Concentration and profitability of small manufacturing corporations,
Quarterly Review of Economics and Business 10, 15-26.
Rajan, R. and L. Zingales. (2001). The firm as a dedicated hierarchy: A theory of the origins
and growth of firms, Quarterly Journal of Economics.
Schmalessee, R. (1987). Collusion versus differential efficiency: Testing alternative
hypothesis, Journal of Industrial Economics, 35, 399-425.
Schmalensee, R. (1989). Intra-Industry profitability differences in US manufacturing: 1953-
1983, Journal of Industrial Economics, 37, 337-357.
Sekaran, Uma, (2000). Research Methods For Business (A Skill-Building Approach), John
Wiley & Sons, Inc, Third Edition, New York.
Stekler, H.O., (1963). Profitability and size of firm (Institute of Business and Economic
Research, University of California, Berkeley, CA.)
Williamson, O., (1985). The Economic Institutions of Capitalism (The Free Press, New
York).

93

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai