Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi di dunia juga semakin


berkembang. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan dalam bidang
perindustrian di Indonesia. Semakin pesatnya perkembangan dalam bidang industri di
Indonesia mengakibatkan kebutuhan akan pekerjaan dalam bidang industri di Indonesia
bertambah. Pada beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan ekonomi tidak sebanding
dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah di Indonesia bahkan dunia. Inilah
permasalahan yang sangat umum dihadapi oleh masyarakat, sulitnya mendapatkan
pekerjaan karena sangat rendahnya kesempatan bagi masyarakat kelas menengah untuk
mendapatkan pekerjaan, selain itu juga ditengah pandemi Covid 19 yang mana berdampak
diberbagai faktor khususnya faktok ekonomi. Pada saat ini lah masyarakat pada umumnya
berlomba lomba mengunggulkan sisi kreativitas dari setiap individu untuk mengubah pola
pikir yang sebelumnya hanya menginginkan menjadi seorang pekerja/karyawan menjelma
menjadi seorang pengusaha yang mampu membuka lapangan pekerjaan dan juga mampu
memberikan keuntungan bagi dirinya sendiri ataupun orang lain.

Karena keberagaman dan bermacam-macam dari suatu lingkungan , maka suatu bisnis
usaha perlu membuat model bisnis yang unik dan baru untuk memenuhi persyaratan kinerja
harga yang bersaing dan kompetitif di pasar ini (Winterhalter, Zeschky, & Gassmann,
2016). Bisnis model adalah penafsiran aktifitas perusahaan untuk membuat, menyampaikan,
dan memberi kontrol untuk suatu nilai didalam perusahaan, dan bagaimana uang dihasilkan
didalamnya (Osterwalder & Pigneur, 2010).

Kebutuhan pokok manusia untuk hidup di muka bumi ini terbagi menjadi tiga yaitu
pangan,sandang,dan papan. Segala kegiatan perekonomian yang berhubungan dengan
kebutuhan primer manusia ini akan selalu dicari. Salah satu yang akan di kembangkan
adalah usaha dalam bidang konveksi yang akan turut membantu dalam pemenuhan
kebutuhan pokok manusia akan kebutuhan sandang karena perkembangan model sangatlah
cepat bahkan setiap tahunnya terdapat banyak sekali model-model pakaian yang ngetren
atau menjadi trencenter dalam berbusana dan dari segi ekonomi pakaian merupakan barang
yang tidak ada matinya karena merupakan barang primer yang dibilang paling banyak dicari
atau dibutuhkan konsumen selain pangan,

Dari kasus tersebutlah ditengah masa pandemi Covid 19 perancangan sebuah


bisnis di sebuah usaha sangat diperlukan. Pada UMKM Dakota Konveksi berfokus pada
usaha konveksi pakaian, dimana menghasilkan bermacam-macam produk, mulai dari kaos,
kemeja, jaket, PDL, dan produk lainnya. Dakota Konveksi sangat menjaga kualitas dari
produk-produknya, sehingga banyak pelanggan yang puas dengan hasil produk dari UMKM
Dakota Konveksi. Customer Segment dari Dakota Konveksi adalah pelanggan yang
membutuhkan konveksi yang murah dalam produknya dan dengan kualitas yang baik, serta
tepat waktu dalam proses penyelesaian produknya.

Dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat dan susahnya berbisnis perlu adanya
memodelkan bisnis, agar bisnis dapat berjalan dengan baik. Salah satu jenis pemodelan
bisnis adalah Business Model Canvas. Penggunaan Bisnis Model Canvas atau biasa disebut
(BMC) dapat membantu perusahaan untuk memahami aspek bisnis yang sedang berjalan,
apa mungkin sistem pada perusahaan tersebut perlu dirubah atau ditambahkan. BMC
merupakan template yang ada dalam manajemen strategis guna perkembangan sistem yang
baru atau mencetak model bisnis yang telah di pakai (Xing & Ness, 2016).

Bisnis model adalah penafsiran aktifitas perusahaan untuk membuat, menyampaikan,


dan memberi kontrol untuk suatu nilai didalam perusahaan, dan bagaimana uang dihasilkan
didalamnya (Osterwalder & Pigneur, 2010). Secara singkat bisnis model bagaimana
perencanaan di jalankan untuk mencapai keuntungan. Saat kondisi yang dinamis yang terjadi
pada lingkungan bisnis seperti ketidakjelasan, tidak dapat di prediksi, dan tidak adanya
kepastian perusahaan dituntuntut untuk bisnis model yang diterapkan bisa menyesuaikan
kondisi lingkungan yang ada. Perusahaan menjadikan inovasi sebagai acuan dari model
bisnisnya, maka perusahaan tersebut mampu meningkatkan kinerja dan bertahan didalam
kondisi tersebut (Frankenberger, Weiblen, & Gassmann, 2014). Business Model Canvas
adalah aras idelita dari cerminan bisnis yang dilakukan, akan tetapi dalam teknis lapangan
akan muncul GAP yang perlu ditutupi agar tercapai aras idealita yang di inginkan dengan
cara melakukan strategi-strategi bisnis, strategi bisnis adalah cara untuk mencapai tujuan
jangka panjang dalam usaha dagang, usaha komersial di dunia perdagangan atau bidang
usaha yang meliputi aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang
diinginkan oleh konsumen guna memperoleh profit. Strategi bisnis bisa berupa perluasan
geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi
karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David & Fred, 2011)

Suatu bisnis perlu dilakukan strategi bisnis yaitu dengan kelayakan finansial, agar
strategi yang dihasilkan memiliki kelayakan untuk diaplikasikan ke dalam bisnis, kelayakan
finansial yang akan diujikan adalah Besarnya Net Present Value, Internal Rate of Return,
Payback Period, dan Analisis Sensitivitas.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :


1. Apakah perancangan bisnis model industri UMKM Dakota Konevksi sesuai dengan
pandemi saat ini?
2. Bagaimana hasil kelayakan finansial dari perancangan bisnis yang di lakukan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :


1. Menentukan bahwa model bisnis UMKM Dakota Konveksi sesuai dengan kondisi
saat ini.
2. Mengetahui kelayakan finansial dari perancangan bisnis yang di terapkan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan adalah :


1. Memberikan gambaran model bisnis yang adaptif terhadap keadaan dan perubahan
berserta dengan strategi-strategi bisnis layak finansial yang mungkin dapat di
aplikasikan ke dalam bisnis Dakota Konveksi.
2. Membuka wawasan mengenai pemodelan bisnis melalui Business Model Canvas,
perancangan strategi dan uji kelayakan finansial.
1.5 Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun sedemikian rupa, sehingga diharapkan dapat memberikan
gambaran yang jelas. Penelitian ini terdiri dari enam bab yang diuraikan sebagai
berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan yang dilakukan dalam
penelitian ini.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Berisi teori-teori yang berkaitan dengan topik permasalahan yang
diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas mengenai kerangka penelitian yang mencakup objek,
subjek, dan lokasi penelitian. Metode pengumpulan data, metode
pengolahan data, serta flowchart penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Berisi data umum perusahaan dan data-data lainnya yang diperlukan
dalam penelitian ini.
BAB V PEMBAHASAN
Berisi hasil analisis pengukuran yang dilakukan untuk mendapatkan
kesimpulan dari tujuan penelitian.
BAB VI PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini dan juga saran-saran yang
perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya dan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Deduktif

Pada kajian deduktif dijelaskan mengenai kajian pustaka yang dapat menjadi
dasar untuk mendukung penelitian yang telah dilakukan.

2.1.1 Bisnis Model

Bisnis model adalah sebuah penjelasan tentang sebuah perusahaan melakukan


nilai tambah pada produk atau usaha yang telah dikerjakan dengan kreatifitas
penggabungan dari pelayanan, distribusi, citra produk, dan infrastruktur serta
sumber daya. Serta dalam konsep bisnis model telah dilakukan sesuai posisi
antara input yang dimiliki perusahaan untuk output ekonomi yang lebih baik
(Hermawan & Pravitasari, 2013).

Tujuan dari konsep bisnis model yaitu dengan penekanan penciptaan


nilai yang lebih diunggulkan sebagai bagrian dari suatu proses pengembangan
teknologi. Bisnis model juga dapat dimengerti sebagai alat untuk fokus
mengenai penengahan antara penciptaan suatu nilai ekonomi dan suatu proses
pengembangan teknologi (Hermawan & Pravitasari, 2013).

Bisnis model memiliki penerapan disebuah perusahaan dengan


berbagai macam manfaat yang dimiliki. Yang pertama, dengan komponen-
komponen bisnis model memudahkan dalam merencanakan dan mengambil
keputusan di perusahaan dengan hubungan kompononen-komponen di dalam
bisnis perusahaan. Kemudian pada bisnis model dapat digunakan untuk menguji
konsistensi hubungan dengan komponen bisnis. Lalu pada bisnis model dapat
dipakai untuk pengujian pada pasar dengan asumsi yang dilakukan untuk
pengembangan bisnis. Dan yang terakhir yaitu dapat digunakan dalam
menunjukkan seberapa besar suatu perubahan yang ada dipasar dengan
konsekuensinya (Tim PPM Manajemen, 2012).

Bagi suatu bisnis usaha kecil, bisnis model dilakukan rancangan untuk
kompetensi internal yang berdampak pada hasil keuntungan kompetensi bagi
suatu usaha kecil. Hal-hal inilah yang konsiten dengan resourced-based theory ,
yang dapat dilihat bahwa perusahaan kecil sebagao suatu kumpulan dari sumber
daya dan kapabilitas (Hermawan & Pravitasari, 2013).

2.2.1 Business Model Canvas (BMC)

Pada dasarnya, Business Model Canvas memiliki definsi yaitu merupakan suatu
cara untuk membantu suatu bisnis perusahaan dalam merancang bisnis model
yang memiliki inovasi bagi suatu bisnis yang dijalankan oleh perusahaan
dengan tercapainya sesuai dengan tujuan keinginan perusahaan. Serta dalam
BMC menggambarkan dasar suatu pemikiran tentang bagaiamana sebuah
organisasi bisnis atau perusahaan dapat menciptakan, memberikan, dan
menangkap nilai. Pada bisnis model kanvas berguna untuk memahami model
bisnis dari para pelaku bisnis dengan terdapat berbagai macam unsur sehingga
dengan mudah mengkomunikasikan model bisnis perusahaanya serta berguna
untuk melihat bisnis dari gambaran luas akan tetapi tetap lemgkap dan lebih
detail tentang berbagai macam elemen kunci terkait dengan bisnis (Osterwalder
& Pigneur, 2012). Menurut Osterwalder & Pigneur konsep Business Model
Canvas memiliki konsep sembilan elemen.
Gambar 2. 1 The Nine Building Blocks Business Model Canvas

Berikut ini merupakan elemen blok pada Business Model Canvas.

A. Customer Segments
Pada Customer Segments menggambarkan sekupumpulan beberapa
orang atau organisasi yang berbeda yang ingin dijangkau dilayani oleh
perusahaan. Jadi customer segments terdiri dari berbagai macam pembeli
yang membeli suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan. Suatu
perusahaan harus memperhatikan pelanggan tertarik dengan produk atau
jasa dikarenakan pelanggan adalah inti dari suatu model bisnis.
Kemudian perusahaan merancang model bisnis sesuai spesifik dengan
keinginan yang diinginkan oleh pelanggan dipasar (Osterwalder &
Pigneur, 2012)

B. Value Propositions
Value Propositions atau nilai tambah produk, adalah nilai suatu produk
atau keunggulan dari suatu poduk atau jasa yang diberikan kepada
konsumen dengan lebih spesifik dan memiliki nilai tambah bagi
konsumen. Sehingga value propositions merupakan suatu kesatuan atau
penggabungan dari manfaat yang diberikan perusahaan kepada
konsumen (Osterwalder & Pigneur, 2012)
C. Channels
Channels adalah alur bagaimana untuk berhubungan atau komunikasi
dengan konsumen dengan memberikan nilai tambah terhadap
penyampaian produk atau jasa kepada konsumen. Saluran komunikasi,
distribusi, dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan
dengan konsumen. Serta saluran penyampaian produk tersebut bisa
melalui website, social media, forum jual beli online, dan tenaga
marketing (Osterwalder & Pigneur, 2012).

D. Customer Relationship
Customer Relationship atau hubungan pelanggan, adalah
menggambarkan jenis hubungan yang dibangun bersama oleh
perusahaan dengan segmen konsumen yang lebih spesifik. Customer
Relationship menjelaskan bahwa suatu perusahaan harus sangat
memperhatikan dan menentukan dengan baik hubungan yang ingin
dibangun dengan segmen pelanggannya. Di dalam hubungan tersebut
bermanfaat untuk mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan
lama, mendapatkan pelanggan baru baik dari pelanggan lawan bisnis
ataupun pelanggan yang sebelumnya bukan menjadi pelanggan menjadi
pelanggan, serta mendorong pelanggan yang sudah ada untuk membeli
lebih banyak bagi perusahaan (Osterwalder & Pigneur, 2012).

E. Revenue Stream
Revenue Stream menggambarkan masuknya uang tunai yang dihasilkan
oleh perusahaan yang diperoleh dari masing-masing segmen
pelanggannya. Dalam revenue stream terdapat 2 jenis faktor yang
terlibat dalam arus pendapatan, yaitu :
1. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran oleh
pelanggan.
2. Pendapatan yang berkelanjutan yang dihasilkan dengan memberikan
nilai tambah kepada pelanggan maupun menyediakan dukungan
pelanggan paska proses pembelian (Osterwalder & Pigneur, 2012).
F. Key Activities
Key Activities adalah tindakan-tindakan yang terpenting yang dijalankan
oleh suatu perusahan agar berjalan dengan keinginan perusahaan dan
sukses. Suatu bisnis perlu adanya aktivitas kunci untuk menciptakan
nilai lebih, menguasai pasar dan memperoleh pendapatan, oleh sebab itu
hal-hal terpenting yang harus dipilih perusahaan tersebut dapat
beroperasi dengan baik. Key activities dikategorikan dalam 3 kategori,
yaitu sebagai berikut :
1. Operasi produksi : operasi produksi yaitu bertujuan untuk membuat,
mendesain, dan menyampaikan produk dalam jumlah tertentu
dengan kualitas baik.
2. Problem solving : bertujuan untuk mengatasi saat terjadinya suatu
masalah dan memberikan solusi yang dapat mengatasi masalah serta
tepat kepada pelanggan.
3. Platform dan network : aktivitas-aktivitas yang melakukan
penyediaan pelayanan yang dibutuhkan yang dibutuhkan oleh para
pelanggan dengan perancangan, pengembangan, dan pembangunan
hardware dan software seperti jaringan internet dan website.
(Osterwalder & Pigneur, 2012).

G. Key Resources
Key Resources adalah sumber daya utama menggambarkan aset-aset
penting yang dapat tercapainya keberhasilan berjalannya dari suatu
model bisnis. Dalam key resources dapat berupa benda fisik, finansial,
intelektual maupun manusia. Maka aset-aset berharga ini memungkinkan
sekelompok orang untuk mendapat nilai tambah yang dijanjikan kepada
konsumen dengan baik (Osterwalder & Pigneur, 2012).

H. Key Partnership
Dalam key partnership kemitraan utama dalam kerjasama yang membuat
suatu bisnis dapat berjalan, misalnya supplier. Dalam melakukan
kemitraan perusahaan perusahaan memiliki berbagai macam pilihan dan
menjadi landasan yang penting untuk kerjasama. Serta dengan kemitraan
perusahaan bertujuan untuk mengoptimalkan usaha bisnis agar dapat
berjalan lancar, mengurangi resiko yang tidak diinginkan atau
memperoleh sumber daya dari mitra kerja (Osterwalder & Pigneur,
2012).

I. Cost Structure
Cost structure adalah unsur-unsur biaya yang digunakan oleh organisasi
atau perusahaan untuk menjalankan model bisnisnya. Biaya-biaya ini
sangat penting untuk menjalankan model bisnis sehingga keefisien biaya
sangat diperlukan untuk mendapatkan keuntungan dari perusahaan
(Osterwalder & Pigneur, 2012).

2.3.1 Strategi Bisnis

Strategi bisnis adalah suatu alat untuk melakukan pencapaian dalam waktu
jangka lama. Suatu perusahaan harus melakukan perjuangan untuk mencapai
laba yang lebih kompetitif dengan cara berkelanjutan, terus mengubah dan
melakukan adaptasi terhadap apa yang sedang menjadi trend, memiliki
kemampuan berpikir inovatif serta memiliki sumber daya yang baik.
Kemudian melakukan perencanaan yang lebih efektif dalam melakukan usaha
bisnis dan evaluasi strategi sesuai dengan keinginan pasar sehingga perusahaan
dapat beroperasi dengan baik (David & Fred, 2011).

Manfaat strategi bisnis yaitu untuk memungkinkan suatu perusahaan


dapat memperoleh seefisien mungkin serta dapat mempertahankan usaha
bisnis dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Serta berfokus pada perbaikan
posisi persaingan produk barang atau jasa suatu perusahaan dalam segmen
pasar sehingga dapat meningkatkan laba dalam produksi dan penjualan
produk.

2.4.1 Net Present Value

Metode Net Present Value (NPV) adalah menghitung selisih antara nilai
sekarang investasi dengan nilai dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih
(operasional maupun terminal cash flow) di masa yang akan datang. NPV
menjelaskan besarnya tingkat pengembalian dari usulan suatu usaha, jadi
usulan suatu usaha yang layak diterima haruslah memiliki nilai NPV>0, jika
tidak maka usaha tersebut mengalami kerugian (Nasarudin, 2013).

Kelebihan menggunakan Metode Net Present Value yaitu


memperhitungkan nilai uang karena faktor waktu sehingga lebih realistis
terhadap perubahan harga, memperhitungkan arus kas selama usia suatu usaha,
dan memperhitungkan adanya nilai sisa suatu usaha (Subagyo, 2007).

Kekurangan dalam menggunakan metode ini yaitu adanya kesulitan


dalam penentuan besarnya tingkat bunga yang dianggap layak yang akan
digunakan sebagai dasar diskonto, lalu apabila dihadapkan pada suatu pilihan
usaha investasi yang tidak sama, maka perbedaan proceeds dari suatu usaha
investasi yang dihitung dengan metode NPV tidak bisa digunakan sebagai
pedoman (Hansen & Mowen, 2005).

2.5.1 Payback Period

Metode Payback Period (PBP) adalah jangka waktu pengembalian biaya awal.
Semakin cepat proses pengembalian maka alternatif tersebut lebih menarik
dibandingkan alternatif yang lainnya. Metode Payback Period bertujuan untuk
mengetahui berapa lama suatu investasi dilakukan dan akan dapat
dikembalikan saat terjadinya jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus
kas keluar (Purnatiyo, 2015).

Kekuatan metode payback period yaitu untuk memilih investasi yang


mana yang mempunyai masa pemulihan tercepat, masa pemulihan modal
dapat digunakan untuk alat prediksi resiko ketidakpastian pada masa
mendatang, dan masa pemulihan tercepat memiliki resiko lebih kecil
dibandingkan dengan masa pemulihan yang relatif lebih lama. Sedangkan
kelemahan metode ini yaitu mengabaikan adanya perubahan nilai uang dari
waktu ke waktu, mengabaikan arus kas setelah periode pemulihan modal
dicapai, dan mengabaikan nilai sisa proses (Purnatiyo, 2015).
Rencana investasi dikatakan layak jika periode pengembalian (n)
estimasi masa pakai. Untuk itu perlu prediksi nilai sisa jika aset tersebut
digunakan sebelum umur ekonomisnya (bisa sama atau lebih besar).

2.6.1 Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) adalah merupakan metode yang digunakan untuk
mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan di masa datang atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan
investasi awal (Susilowati & Kurniati, 2018).

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan


nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan pada masa yang akan datang atau
penerimaan kas dengan pengeluaran investas awal (Djuhatmoko, 2019).

Jika hasil perhitungan IRR > discount factor, maka dapat dikatakan
investasi yang akan dilakukan layak untuk dilakukan. Jika IRR = discount
factor, dikatakan investasi yang ditanamkan akan balik modal, sedangkan jika
IRR < discount factor maka investasi yang ditanamkan tidak layak.

2.7.1 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas memberikan penjelasan bahwa seberapa jauh suatu pilihan


keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau
parameter-parameter yang mempengaruhi. Analisis ini dilakukan dengan cara
mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat
pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi. Parameter-
parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos investasi,
aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya (Wulandari,
Siregar, & Tanjung, 2018).
Analisis sensitivitas digunakan ketika pertimbangan senstivitas
pengukuran efektifitas ekonomi disebakan oleh perubahan dari satu atau lebih
parameter input (Putra, 2015).

2.2 Kajian Induktif

Kajian induktif berisi tentang studi pustaka terhadap jurnal ilmiah, buku, serta
penelitian-penelitian yang ada sebelumnya berkaitan dengan topik yang diambil
oleh peneliti. Tujuan dengan adanya dari kajian literatur adalah untuk
membantu peneliti dalam menyelesaikan masalah penelitian dengan mengacu
pada hasil-hasil penelitian yang ada sebelumnya. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Aji Guntoro Gandung dan Triyono (2019), “Penerapan E-
Commerce berbasis Content Management Content System (CMS) dengan
metode Business Model Canvas (BMC) pada Konvenksi Gamis Tawakal”.
Penelitian ini mengatasi permasalahan dalam penjualan maka dibuatlah website
toko online untuk Konveksi Gamis Tawakal menggunakan salah satu CMS
(Content Management System) yaitu Wordpress dengan menggunakan
metode Business Model Canvas (BMC) serta menambahkan jangkuan
pelanggan dari berbagai daerah (Guntoro & Triyono, 2019).

Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh John Roni Coyanda


(2020), “Model Technopreneur IT Mahasiswa Pada Masa Pandemic Covid 19
dengan Metode Business Model Canvas”. Penelitian ini membahas aplikasi
penjualan online di buat untuk melaksanakan pelajaran yang telah diterapkan di
sistem technopreuneur untuk menerapkan langsung dalam penerapan usaha oleh
mahasiswa pada masa pandemi serta pengembangan teknologi dengan metode
BMC untuk mencari dan memilih ide bisnis potensial dan rencana bisnis
(Coyanda, 2020).

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Petrus Pius Salamin,


Francisca, & Hermawan, Purnama Putri Sari (2018), “Analisis Bisnis Model
Kanvas dan Kelayakan Keuangan (Studi Kasus Pada Teri Sambal
Terateri)”.Dari penelitian ini hasil analisis Bisnis Model Kanvas dapat
memberikan pilihan rencana strategi bisnis yang tepat pada Teri Sambal Terateri
disetiap elemen-elemen. Dan hasil perhitungan berdasarkan laba setelah pajak
selama 5 tahun kedepan, dapat disimpulkan bahwa nilai NPV TeraTeri sebesar
Rp1.159.716.330,00 yang menunjukkan bahwa nilai NPV > 0, bernilai positif,
maka usaha dapat dijalankan. Sedangkan dari hasil perhitungan payback period
TeraTeri menunjukkan bahwa jangka waktu yang dibutuhkan dalam
pengembalian investasi awal yang dikeluarkan adalah selama 1 tahun 5 bulan 4
hari (Salamin & Hermawan, 2018).

Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Herbert Siregar, Agus


Rahayu, & Lili Adi Wibowo (2020), “Manajemen Strategi di Masa Pandemi
Covid-19”. Hasil dari penelitian ini dikumpulkan sejumlah 34 artikel yang
berasal dari jurnal internasional dan mengelompokkannya sesuai dengan isu
yang dihadapi.Klasifikasi yang dihasilkan sebanyak 20 bidang. Bidang yang
paling sering muncul adalah bidang marketing diikuti dengan bidang hospitality,
dan bidang supply chain. Oleh karena itu setiap organisasi harus selalu meninjau
ulang manajemen strategis mereka, baik itu strategi yang sedang berlangsung
atau yang akan direncanakan (Siregar, Rahayu, & Wibowo, 2020).

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Wan Laura Hardilawati


(2020), “Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19”. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan
langkah eksploratif dengan teknik observasi partisipatif. Hasil penelitian ini
merekomendasi strategi bertahan untuk UKMK berupa melakukan perdagangan
secara ecommerce, melakukan pemasaran secara digital, melakukan perbaikan
kualitas produk dan penambahan layanan serta menjalin dan mengoptimalkan
hubungan pemasaran pelanggan. Tujuan penelitian ini dipahami dan diadopsi
oleh pelaku UMKM dan diharapkan pelaku UMKM selalu responsif dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan agar bisa terus bertahan
(Hardilawati, 2020).

Pada penelitian lainnyaa yang dilakukan oleh Mikhail Nikolaevich


Dudin (2015), “The Innovative Business Model Canvas in the System of
Effective Budgeting”. Hasil dari penelitian ini untuk pertumbuhan suatu usaha
yang berkelanjutan antara lain dengan cara promosi dan manajemen yang
efektif, serta strategi keuangan suatu perusahaan harus mempertimbangkan dari
faktor eksternal maupun internal. Strategi keuangan bertujuan untuk
pengembangan perusahaan ke periode kedepan. Kemudian pada penelitian ini
metode BMC juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan utama
pelanggan dan konsekuensi untuk meramalkan potensi keuntungan dan biaya
pengeluaran yang dibutuhkan (Dudin, Kutsuri, Fedorova, Dzusova, &
Namitulina, 2015).

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Gonçalo Cardeal, Kristina


Höse, In ês Ribeiro, & Uwe Götze (2020), “Sustainable Business Models–
Canvas for Sustainability, Evaluation Method, and Their Application to
Additive Manufacturing in Aircraft Maintenance”. Tujuan dari penelitian ini
untuk mendorong perusahaan untuk mencari peluang meningkatkan dampak
keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang menguntungkan. Serta
metode BMC bertujuan untuk diterapkan dan divalidasi pada model baru untuk
perawatan pesawat, perbaikan, dan pengembangan yang dapat dioptimalkan
dengan keuntungan (Cardeal, Höse, Ribeiro, & Götze, 2020).

Pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Ni Wayan Purnawati, &


Djoko Budiyanto Setyohadi (2017), ”The Analysis of Implementation Bussiness
Model Canvas At The E-Marketplace Dipeta Company”. Hasil dari penelitian
ini untuk membentuk bisnis model baru dan memberikan rekomendasi dimana
E-Marketplace saat ini telah berjalan membutuhkan inovasi untuk
pengembangan usahanya. Metode BMC yang sudah diaplikasikan E-
Marketplace www.pesansaja.com bisa diterapkan sebagai model bisnis baru
karena diterapkan berdasarkan evaluasi SWOT dan evaluasi pelanggan
potensial. Penelitian ini membutuhkan evaluasi data yang lengkap pada folder
empty keluar dari pemikiran agen, tentunya sekaligus bisa mempertahankan
konsumen juga bersaing dengan pesaing lainnya (Purnawati & Setyohadi,
2017).

Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Roma Strulak-


Wójcikiewicza, Natalia Wagner, Aleksandra Łapko, & Ewa Hącia (2020),
“Applying the Business Model Canvas to Design the E-platform for Sailing
Tourism”. Hasil penelitian ini dengan menggunakan metode BMC melakukan
tahap perencenaan dan konsep untuk menyadari elemen yang diusulkan proyek,
Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan area utama, mengidentifikasi klien,
hubungan timbal balik dan saluran untuk menjangkau mereka. Pada awalnya
fase desain e-platform BMC telah memungkinkan penciptaan cepat berbagai
kemungkinan untuk fungsinya dan penciptaan ide sebanyak mungkin tentang
nilai yang dapat ditawarkan kepada konsumen. Berkat aplikasi BMC,
dimungkinkan untuk menentukan proposal model bisnis untuk e-platform
marina dengan komponen miliknya (Strulak-Wójcikiewicz, Wagner, Lapko, &
Hacia, 2020).

Pada penelitian yang lainnya dilakukan oleh Manuel Brunner, & Josef
Wolfartsberger (2020), “Virtual Reality enriched Business Model Canvas
Building Blocks for enhancing Customer Retention”. Penelitian ini
menghasilkan Virtual Reality dimana teknologi mutakhir dengan potensi di
berbagai bidang seperti pengembangan produk, presentasi produk, dan
dukungan jarak jauh dengan hasil tersebut bertujuan untuk pengoptimalan
produk dan proses bisnis, melakukan model bisnis berbasis data baru, dan
perspektif baru untuk interaksi dengan pelanggan, penggunaan metode BMC
memberi perusahaan template dan pedoman untuk mendokumentasikan yang
ada dan mengembangkan model bisnis baru (Brunner & Wolfartsberger, 2020).
Tabel 2. 1 Kajian Induktif

No Judul Peneliti Tahun Hasil


1. Penerapan E- Aji Guntoro 2019 Hasil dari penelitian ini
Commerce berbasis Gandung & untuk mengatasi
Content Management Triyono permasalahan dalam
Content System (CMS) penjualan maka dibuatlah
dengan metode website toko online
Business Model Canvas untuk Konveksi Gamis
(BMC) pada Konvenksi Tawakal menggunakan
Gamis Tawakal salah satu CMS (Content
Management System)
yaitu Wordpress dengan
menggunakan metode
Business Model Canvas
(BMC) serta
menambahkan jangkuan
pelanggan dari berbagai
daerah.
2. Model Technopreneur John Roni 2020 Dari aplikasi penjualan
IT Mahasiswa Pada Coyanda online di buat untuk
Masa Pandemic Covid melaksanakan pelajaran
19 dengan Metode yang telah diterapkan di
Business Model sistem technopreuneur
Canvas. untuk menerapkan
langsung serta
pengembangan teknologi
dengan teknik BMC
untuk mencari dan
memilih ide bisnis
potensial dan rencana
bisnis.
3. Analisis Bisnis Model Petrus Pius 2018 Dari penelitian ini hasil
Kanvas dan Kelayakan Salamin, analisis Bisnis Model
Keuangan (Studi Kasus Francisca, & Kanvas dapat
Pada Teri Sambal Hermawan, memberikan pilihan
Terateri). Purnama Putri rencana strategi bisnis
Sari. yang tepat pada Teri
Sambal Terateri disetiap
elemen-elemen. Dan
hasil perhitungan
berdasarkan laba setelah
pajak selama 5 tahun
kedepan, dapat
disimpulkan bahwa nilai
NPV TeraTeri sebesar
Rp1.159.716.330,00
yang menunjukkan
bahwa nilai NPV>0,
bernilai positif, maka
usaha dapat dijalankan.
Sedangkan dari hasil
perhitungan payback
period TeraTeri
menunjukkan bahwa
jangka waktu yang
dibutuhkan dalam
pengembalian investasi
awal yang dikeluarkan
adalah selama 1 tahun 5
bulan 4 hari.

4. Manajemen Strategi di Herbert 2020 Hasil dari penelitian ini


Masa Pandemi Covid- Siregar, Agus dikumpulkan sejumlah 34
19 Rahayu, & Lili artikel yang berasal dari
Adi Wibowo jurnal internasional dan
mengelompokkannya
sesuai dengan isu yang
dihadapi.Klasifikasi yang
dihasilkan sebanyak 20
bidang. Bidang yang
paling sering muncul
adalah bidang marketing
diikuti dengan bidang
hospitality, dan bidang
supply chain.
5. Strategi Bertahan Wan Laura 2020 Metode penelitian yang
UMKM di Tengah Hardilawati digunakan dalam
Pandemi Covid-19 penelitian ini adalah
analisis kualitatif dengan
langkah eksploratif
dengan teknik observasi
partisipatif. Hasil
penelitian ini
merekomendasi strategi
bertahan untuk UMKM
berupa melakukan
perdagangan secara
ecommerce, melakukan
pemasaran secara digital,
melakukan perbaikan
kualitas produk dan
penambahan layanan
serta menjalin dan
mengoptimalkan
hubungan pemasaran
pelanggan.
6. The Innovative Mikhail 2015 Hasil dari penelitian ini
Business Model Canvas Nikolaevich untuk pertumbuhan suatu
in the System of Dudin usaha yang berkelanjutan
Effective antara lain dengan cara
Budgeting promosi dan manajemen
yang efektif, serta
strategi keuangan suatu
perusahaan harus
mempertimbangkan dari
faktor eksternal maupun
internal. Kemudian pada
penelitian ini metode
BMC juga bertujuan
untuk mengidentifikasi
kebutuhan utama
pelanggan dan
konsekuensi untuk
meramalkan potensi
keuntungan dan biaya
pengeluaran yang
dibutuhkan.
7. Sustainable Business Gonçalo 2020 Tujuan dari penelitian ini
Models–Canvas for Cardeal, untuk mencari peluang
Sustainability, Kristina Höse, meningkatkan dampak
Evaluation Method, In ês Ribeiro, keberlanjutan ekonomi,
and Their & Uwe Götze sosial, dan lingkungan
Application to Additive yang menguntungkan.
Manufacturing in Serta metode BMC
Aircraft Maintenance bertujuan untuk
diterapkan dan divalidasi
pada model baru untuk
perawatan pesawat,
perbaikan, dan
pengembangan yang
dapat dioptimalkan
dengan keuntungan.
8. The Analysis of Ni Wayan 2017 Hasil dari penelitian ini
Implementation Purnawat, & untuk membentuk bisnis
Business Model Canvas Djoko model baru dan
At The E-Marketplace Budiyanto memberikan
Dipeta Company Setyohadi rekomendasi dimana E-
Marketplce yang perlu
membutuhkan inovasi
untuk mengembangkan
usahanya. Metode BMC
yang sudah diaplikasikan
E-Marketplace
www.pesansaja.com bisa
diterapkan sebagai model
bisnis baru karena
diterapkan berdasarkan
evaluasi SWOT dan
evaluasi pelanggan
potensial.
9. Applying the Business Roma Strulak- 2020 Hasil penelitian ini
Model Canvas to Wójcikiewicza dengan menggunakan
Design the E-platform , Natalia metode BMC dengan
for Sailing Tourism Wagner, tahap perencenaan dan
Aleksandra konsep untuk menyadari
Łapko,& Ewa elemen yang diusulkan
Hącia proyek, Metode ini
bertujuan untuk
mendeskripsikan area
utama, mengidentifikasi
klien, hubungan timbal
balik dan saluran untuk
menjangkau mereka.
Pada awalnya fase desain
e-platform BMC telah
memungkinkan
penciptaan cepat
berbagai kemungkinan
untuk fungsinya dan
penciptaan ide sebanyak
mungkin tentang nilai
yang dapat ditawarkan
kepada konsumen.
10. Virtual Reality enriched Manuel 2020 Penelitian ini
Business Model Canvas Brunner, & menghasilkan Virtual
Building Blocks for Josef Reality dimana teknologi
enhancing Customer Wolfartsberger mutakhir dengan potensi
Retention di berbagai bidang
seperti pengembangan
produk, presentasi
produk, dan dukungan
jarak jauh, penggunaan
metode BMC memberi
perusahaan template dan
pedoman untuk
mendokumentasikan
yang ada dan
mengembangkan model
bisnis baru.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah suatu model bisnis industri dan strategi perencangan
bisnis yang digunakan di Dakota Konveksi.

3.2 Subjek Penelitian

Untuk subjek penelitian ini adalah Dakota Konveksi yang berfokus pada bidang
konveksi pakaian yang berlokasi di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3.3 Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdapat 2 jenis data, yaitu :

a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui pengambilan
data secara langsung dari objek yang akan diteliti. Pada penelitian ini data
diperoleh melalui wawancara dengan melakukan tanya jawab secara langsung
untuk mendapatkan data, serta pengisian kuesioner dengan customer terkait
dengan proses bisnis yang dilakukan dan strategi yang telah dirancang dan akan
dirancang. Data primer yang akan digunakan pada penelitian ini adalah data
customer, dan data penjualan.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, data tersebut
didapatkan dari informasi yang telah ada sebelumnya seperti data melalui literatur
buku, artikel, jurnal dan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya.

3.4 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini terdapat 4 metode dalam melakukan pengumpulan data dan
pengumpulan data tersebut sebagai berikut :

a. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan data
yang mendukung tujuan penelitian dengan secara langsung bertatap muka dan
tanya jawab dengan pihak karyawan dan pemilik Dakota Konveksi. Data yang
diperoleh dari wawancara antara lain keputusan yang telah dilakukan dan akan
dilakukan.
b. Focus Group Discussion (FGD)
Pada Focus Group Discussion (FGD) dilakukan sebuah diskusi yang sangat
terperinci antara para ahli dan peneliti dengan tujuan untuk membahas
permasalahan yang ada dalam suasana informal. Data yang yang diperoleh antara
lain data proses bisnis, model bisnis yang efektif, dan strategi perancangan bisnis
yang sesuai untuk pengembangan usaha Dakota Konveksi.
c. Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini dilakukan untuk memberikan daftar pertanyaan
secara tertulis kepada customer secara daring.
d. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk memperkuat dalam proses pengambilan data dan
mendukung penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Studi
literatur pada penelitian ini dilakukan melalui buku, artikel, jurnal, laporan
perusahaan, serta penelitian-penelitian terdahulu yang dapat memberikan
masukan dalam penelitian ini.

3.5 Pengolahan Data


Dalam pengolahan data, data yang didapatkan dari pengumpulan data kemudian
dilakukan proses pengolahan data. Pada proses pengolahan data menjelaskan
secara menyeluruh terkait 9 elemen penting pada usaha bisnis Dakota Konveksi
digambarkan dengan Business Model Canvas, kemudian melihat dari
ketidaksamaan antara model bisnis dengan penerapan yang ada dilapangan, serta
menyusun strategi perancangan bisnis dari ketidaksamaan tersebut dan
melakukan uji kelayakan finansial dari strategi perancangan tersebut. Terdapat
beberapa hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengolah data, diantaranya sebagai
berikut :

3.5.3.1 Business Model Canvas (BMC)


9 elemen yang dianalisis menggunakan bisnis model canvas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Customer Segment
Target konsumen yang akan ditawarkan mengenai produk untuk menjadi
pelanggan.
b. Value Propotions
Nilai tambah atau keunggulan produk yang ditawarkan untuk pelanggan.
c. Channels
Bagaimana cara untuk menyampaikan produk kepada pelanggan sesuai dengan
segment pasar dan paling mudah dalam jangkuan pelanggan.
d. Customer Relationship
Cara yang digunakan untuk berhubungan dengan pelanggan agar terjaga dan
terbangun hubungan yang baik.
e. Revenue Stream
Berbagai cara untuk menghasilkan keuntungan dari pelanggan, dan berasal
darimana sumber dana yang masuk.
f. Key Activities
Kegiatan yang dianggap terpenting dalam menawarkan produk untuk
mengahasilkan produk yang telah ditawarkan sehingga bisnis dapat berjalan
dengan lancar.
g. Key Resources
Hal-hal yang terpenting dalam bisnis yang dijalankan seperti sumber daya yang
akan dibutuhkan untuk menghasilkan produk serta menjaga hubungan baik
dengan pelanggan.
h. Key Partnerships
Pihak-pihak yang akan melakukan kerjasama dengan usaha bisnis, dimana pihak
partner kerjasama tersebut memberikan hubungan timbal balik dengan saling
menguntungkan dan dapat saling membantu terkait dengan jalannya usaha bisnis
tersebut.
i. Cost Structure
Rincian biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan model bisnis dan
menentukan terkait biaya tetap dan biaya variabel untuk menghasilkan produk
yang akan digunakan dapat memberikan profit.

3.5.3.2 Strategi Bisnis


Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap perancangan strategi bisnis di
dalam usaha Dakota Konveksi yang mengalami ketidaksamaan dilapangan
dengan bisnis model yang dirancangkan dan diterapkan.
Unsur-unsur aspek strategi dalam unit usaha yang akan dirancangkan strateginya,
yaitu :

1. Aspek Keuangan
Keadaan keuangan dalam suatu sangatlah penting terhadap keberlangsungan
berjalannya suatu usaha, maka kekuatan keuangan atau usaha bisnis sangat
diutamakan agar menarik daya tarik para investor sehingga perusahaan mampu
bersaing dengan baik. Kuatnya keuangan suatu usaha bisnis harus bisa dirancang
dengan seefektif mungkin.
2. Aspek Produksi
Kegiatan produksi merupakan hal yang paling dominan dalam modal suatu
perusahaan dan sumber daya manusia. Suatu nilai tambah dan pengembangan
dari suatu produk yang diproduksi mempengaruhi kelebihan dan kekurangan dari
suatu perusahaan.
3. Aspek Pemasaran
Strategi pemasaran sangatlah penting untuk menjangkau pelanggan, maka
penjualan dan pemasaran usaha Dakota Konveksi perlu dilakukan sesuai dengan
jangkauan pasar.
4. Aspek Sumber Daya Manusia
Sebuah perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila sumber daya manusia
mampu bekerja dengan memiliki kemampuan, ketrampilan, serta mampu
mengatur manajemen dengan baik. Dikarenakam sumber daya manusia
merupakan faktor dalam perusahaan menjalankan kegiatan-kegiatan didalam
perusahaan.

3.5.3.3 Kelayakan Finansial


Pada penelitian ini dilakukan kelayakan finansial untuk menentukan jumlah
kebutuhan dana serta alokasinya sekaligus mencari dana yang berkaitan secara
efektif dan efisien guna mendapatkan keuntungan bagi perusahaan.
Uji kelayakan finansial dalam unit usaha yang akan dirancangkan strateginya,
yaitu :

3.5.3.1 Net Presen Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR)

Net Presen Value (NPV) adalah nilai dari usaha yang diperoleh berdasarkan
selisih antara cash flow yang didapatkan terhadap investasi yang dikeluarkan.
Sedangkan Internal Rate of Return (IRR) adalah matriks yang digunakan dalam
anggaran modal untuk memperkirakan profit investasi potensial, IRR merupaka
discount rate yang membuat NPV dari semua arus kas dari suatu usaha sama
dengan nol.
Pada penelitian ini, perhitungan Net Presen Value (NPV) dan Internal
Rate of Return (IRR) menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excell
dengan fitur formula NPV dan IRR serta menggunakan persamaan NPV =
NPV(MARR; Net Cash Flow tahun x − tahun y) + Net Cash Flow tahun Investasi )
dan persamaan IRR = IRR(Net Cash Flow tahun x − tahun y).
3.5.3.2 Payback Period (PBP)

Metode Payback Period (PBP) bertujuan untuk mengetahui berapa lama suatu
investasi dilakukan dan akan dapat dikembalikan saat terjadinya jumlah arus kas
masuk sama dengan jumlah arus kas keluar. Sebuah usaha dikatakan
menguntungkan jika Payback Period (PBP) lebih awal tercapai dari umur
penjualan.
Perhitungan Payback Period (PBP) menggunakan persamaan sebagai
berikut :
( X −X 1)
Y = Y1 + (Y2-Y1)
( X 2−X 1)

3.5.3.3 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas memberikan penjelasan bahwa seberapa jauh suatu pilihan


keputusan akan cukup kuat berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau
parameter-parameter yang mempengaruhi. Analisis ini dilakukan dengan cara
mengubah nilai dari suatu parameter pada suatu saat untuk selanjutnya dilihat
pengaruhnya terhadap akseptabilitas suatu alternatif investasi.
Parameter-parameter yang biasanya berubah dan perubahannya bisa
mempengaruhi keputusan-keputusan dalam studi ekonomi teknik adalah ongkos
investasi, aliran kas, nilai sisa, tingkat bunga, tingkat pajak, dan sebagainya. Pada
penelitian ini parameter yang berubah yaitu beban biaya, harga jual, dan target
penjualan. Perhitungan dilakukan dengan Microsoft Excel menggunakan fitur
What if Analysis-Goal Seek. Kemudian dimasukan sel NPV sebagai Set Cell,
Nilai 0 sebagai To Value, serta sel harga jual atau tarif pengiriman dan sel market
share sebagai By Changing.
1.6 Alur Penelitian

Berikut merupakan alur


penelitian yang dilakukan dalam
penelitian ini :
Berikut adalah penjelasan alur penelitian dari gambar diatas :

a. Penelitian ini diawali dengan melakukan identifikasi masalah yang diperoleh


dari hasil observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait.
b. Kajian literatur dilakukan sebagai refrensi dan teori-teori dari penelitian
sebelumnya dengan sumber jurnal, paper, ataupun buku yang memiliki
keterkaitan dengan topik penelitian ini.
c. Selanjutnya penentuan objek dan subjek penelitian untuk mempermudah proses
pengumpulan data dan pengolahan data yang akan diteliti.
d. Langkah berikutnya pengumpulan data dan pengolahan data, pada tahap
pengumpulan data dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, FGD
yang dilakukan diskusi peneliti kepada pihak expert di UKM Dakota Konveksi
secara langsung, kemudian penyebaran kuesioner secara daring kepada customer,
serta kajian literatur dan pengumpulan data-data historis perusahaan yang
diperlukan, seperti data penjualan produk konveksi.
e. Selanjutnya pada tahap pengolahan data, langkah pertama yang dilakukan yaitu
secara garis besar dijelaskan sembilan elemen penting antara lain customer
segment, value propositon, channels, customer relationship, revenue streams, key
resources, key activities, key partnership, dan cost structure yang ada dalam
bisnis Dakota Konveksi dengan gambaran Business Model Canvas.
f. Kemudian melakukan analisa strategi bisnis sesuai dengan internal usaha
Dakota Konveksi terhadap ketidaksamaan dilapangan langsung dengan bisnis
model yang diterapkan dan dirancang. Dengan unsur-unsur aspek dalam unit
usaha yang akan dirancangkan strateginya antara lain aspek keuangan, aspek
produksi, aspek pemasaran, dan aspek sumber daya manusia.
g. Selanjutnya dilakukan uji kelayakan finansial
- Yang pertama dengan metode NPV dan IRR yang menggunakan bantuan
perangkat lunak Microsoft Excell dengan fitur formula NPV dan IRR serta
menggunakan persamaan NPV = NPV(MARR; Net Cash Flow tahun x −
tahun y) + Net Cash Flow tahun Investasi ) dan persamaan IRR = IRR(Net
Cash Flow tahun x − tahun y).
- Kemudian metode yang kedua yaitu Payback Period (PBP) bertujuan untuk
mengetahui berapa lama suatu investasi dilakukan dan akan dapat
dikembalikan saat terjadinya jumlah arus kas masuk sama dengan jumlah arus
kas keluar. Sebuah usaha dikatakan menguntungkan jika Payback Period
(PBP) lebih awal tercapai dari umur penjualan.
h. Dan yang terakhir dengan metode analisis sensitivitas yang memberikan
penjelasan bahwa seberapa jauh suatu pilihan keputusan akan cukup kuat
berhadapan dengan perubahan faktor-faktor atau parameter-parameter yang
mempengaruhi, perhitungan dilakukan dengan Microsoft Excel.
i. Selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan, pada tahap ini dilakukan analisis
terhadap perhitungan, model bisnis, dan strategi binis yang telah diperoleh dari
pengolahan data kemudian dilakukan pembahasan untuk menemukan dan
merekomendasikan solusi terhadap penelitian ini.
j. Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
secara menyeluruh terhadap hasil sesuai dengan tujuan penelitian, serta
memberikan saran pihak terkait sebagai pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, M., & Wolfartsberger, J. (2020). Virtual reality enriched business model canvas
building blocks for enhancing customer retention. Procedia Manufacturing, 42(2019),
154–157. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2020.02.062

Cardeal, G., Höse, K., Ribeiro, I., & Götze, U. (2020). Sustainable Business Models–Canvas
For Sustainability, Evaluation Method, And Their Application To Additive
Manufacturing In Aircraft Maintenance. Sustainability (Switzerland), 12(21), 1–22.
https://doi.org/10.3390/su12219130

Coyanda, J. R. (2020). Model Technopreneur IT Mahasiswa Pada Masa Pandemic Covid 19


dengan Metode Business Model Canvas. Jurnal Ilmiah Informatika Global, 11(1), 27–
32. https://doi.org/10.36982/jig.v11i1.1069

David, & Fred, R. (2011). Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep (Edisi 12).
Jakarta: Salemba Empat.

Djuhatmoko, N. (2019). ANALISIS INVESTASI PENGADAAN ALAT RADIOTERAPI


(LINEAR ACCELERATOR) DENGAN METODA NET PRESENT VALUE, PAYBACK
PERIOD DAN INTERNAL RATE OF RETURN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.
SARDJITO YOGYAKARTA. STIE Widya Wiwaha.

Dudin, M. N., Kutsuri, G. N., Fedorova, I. J. evna, Dzusova, S. S., & Namitulina, A. Z.
(2015). The Innovative Business Model Canvas In The System Of Effective Budgeting.
Asian Social Science, 11(7), 290–296. https://doi.org/10.5539/ass.v11n7p290

Frankenberger, K., Weiblen, T., & Gassmann, O. (2014). The antecedents of open business
models : an exploratory study of incumbent firms [ Karolin Frankenberger Tobias
Weiblen Oliver Gassmann ]. Retrieved from
https://www.alexandria.unisg.ch/Publikationen/nach-Institut/ITEM/230319

Guntoro, A., & Triyono, G. (2019). Penerapan E-Commerce Berbasis Content Management
System ( CMS ) Dengan Metode Business Model Canvas ( BMC ) Pada Konveksi
Gamis Tawakal. Jurnal IDEALIS, 5(2), 16–22.

Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2005). Akuntansi Manajemen (Buku 2. Ed). Jakarta:
Salemba Empat.

Hardilawati, W. laura. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19.


Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika, 10(1), 89–98.
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934

Hermawan, A., & Pravitasari, J. (2013). Business Model Canvas ( Kanvas Model Bisnis ).
Akselerasi.Id, 1–23.

Nasarudin, I. Y. (2013). Analisis Kelayakan Ekonomi Dan Keuangan Usaha Ikan Lele Asap
Di Pekanbaru. Etikonomi, 12(2), 165–178. https://doi.org/10.15408/etk.v12i2.1915

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation : A Handbook for
Visionaries, Game Changers dan Challangers. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2012). Business Model Generation. Jakarta: Penerbit PT
Elex Media Komputindo.

Purnatiyo, D. (2015). ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI ALAT DNA REAL TIME


THERMAL CYCLER (RT-PCR) UNTUK PENGUJIAN GELATIN. Jurnal PASTI,
VIII(2), 212–226.

Purnawati, N. W., & Setyohadi, D. B. (2017). The Analysis of Implementation Business


Model Canvas At The E-Marketplace Dipeta Company. Scientific Journal of
Informatics, 4(2), 125–133. https://doi.org/10.15294/sji.v4i2.9945

Putra, A. P. (2015). Analisis Kelayakan dan Sensitivitas Investasi Monorail Yogyakarta,


(November), 132.

Salamin, P., & Hermawan, F. (2018). Analisis Bisnis Model Kanvas dan Kelayakan
Keuangan (Studi Kasus Pada Teri Sambal Terateri). Jurnal Manajemen Dan Bisnis
Sriwijaya, 15(1), 31–38. https://doi.org/10.29259/jmbs.v15i1.5645

Siregar, H., Rahayu, A., & Wibowo, L. A. (2020). Manajemen Strategi Di Masa Pandemi
Covid19. Jurnal Ilmiah Manajemen, 1(2). https://doi.org/10.36761/jt.v4i3.793

Strulak-Wójcikiewicz, R., Wagner, N., Lapko, A., & Hacia, E. (2020). Applying the business
model canvas to design the E-platform for sailing tourism. Procedia Computer Science,
176, 1643–1651. https://doi.org/10.1016/j.procs.2020.09.188
Subagyo, A. (2007). Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.

Susilowati, E., & Kurniati, H. (2018). Analisis Kelayakan dan Sensitivitas: Studi Kasus
Industri Kecil Tempe Kopti Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. BISMA
(Bisnis Dan Manajemen), 10(2), 102. https://doi.org/10.26740/bisma.v10n2.p102-116

Tim PPM Manajemen. (2012). Business Model Canvas Penerapan di Indonesia. Jakarta:
PPM Manajemen.

Winterhalter, S., Zeschky, M. B., & Gassmann, O. (2016). Managing dual business models in
emerging markets: An ambidexterity perspective. R and D Management, 46(3), 464–
479. https://doi.org/10.1111/radm.12151

Wulandari, L., Siregar, H., & Tanjung, H. (2018). Analisis Investasi dan Sensitivitas Unit
Usaha Pembiayaan Syariah menuju Spin Off (Studi Kasus: Adira Finance). Al-
Muzara’ah, 5(2), 125–133. https://doi.org/10.29244/jam.5.2.125-133

Xing, K., & Ness, D. (2016). Transition to Product-service Systems: Principles and Business
Model. Procedia CIRP, 47, 525–530. https://doi.org/10.1016/j.procir.2016.03.236

Anda mungkin juga menyukai