Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDUAL RISET PUSTAKA BAHAN PENILAIAN PROSES

DAN UTS
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Syariah yang diampu oleh :

Drs. M Hajar Dewantoro, M.Ag.

Disusun Oleh :

Darul Fajar Muttaqin

NIM (19422144)

Kelas C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2020/2021
BAB 4
A. Analisis Aspek –Aspek Usaha
1. Analisis aspek produk
“Aspek teknis merupakan1 suatu aspek yang berkaitan dengan proses
pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan
fisik dibangun” (Kamaluddin 2004:27). Pembahasan ini termasuk dalam aspek
teknis meliputi penentuan lokasi proyek, perolehan bahan baku produksi, serta
pemilihan mesin dan jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang proses
produksi.
2. Analisis pada aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengerahhui berapa besar pasar yang
akan dimasuki, struktur dan peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang
akan dating, serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan. Aspek
pasar dan pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, perkembangan
permintaan prosuk di masa mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti
keberadaan pesaing, serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran.
3. Analisis pada asek manajemen dan organisasi2
Aspek ini mencakup menajemen dalam pembangunan proyek dan manajemen
dalam operasi. Manajemen dalam pembangunan proyek mengkaji tentang
pembangunan proyek secara fisik, sedangkan manajemen dalam operasi
mencakup pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga kerja serta kualifikasi
yang diperlukan unutk mengelola dan mengoperasikan suatu proyek. “Aspek
manajemen dan organisasi digunakan untuk meneliti kesiapan sumber daya
manusia yang akan menjalankan usaha tersebut, kemudian mencari bentuk
struktur organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan.”(Kamir dan
Jakfar, 2004:12)
4. Analisis aspek keuangan
SOfyan (2004:105) menjelaskan, “analisis finansial adalah kegiatan melakukan
pennilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap
layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha”. Pembahasan
dalam aspek ini yaitu sumber dan penggunaan dana, modal kerja, pendapatan,
biaya usaha, serta aliran kas / arus kas.

B. Analisis Investi Usaha3


1. Average Rate of Return (ARR)
1
Julay Xty Ludea Yasuha, Muhammad Saifi, 2017, “Analisis Kelayakan Investasi Atas Rencana Penambahan
Aktiva Tetap : Jurnal Administrasi Bisnis”, Vol. 46 No. 1, Malang, Hal.6
2
Abidatul Afiyah,dkk,2015, “Analisis Studi Kelayakan Usaha Pendiri Home Industry: Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB)”, Vol. 23 No. 1, Malang, Hal. 4
3
Ibid, Hal. 4
Menurut Syamsuddin (2011:438), “Perhitungan Average Rate of Return
didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak4 (EAT) yang tampak
dalam laporan rugi-laba. Pengukuran dengan teknik Rate of Return ini sering pula
disebut dengan istilah Accounting Rate of Return”.
Rumus :
ARR= (Average Earning After Taxt)/(Average Investment) x 100%.
Syarat :
ARR>return(CoC) = Layak dilaksanakan
ARR<return(CoC) = Tidak layak dilaksanakan
2. Payback period (PP)
Perbandingan modal/investasi dengan rata-rata net benefit per tahun
Rumus :
Payback period =C/E
Keterangan :
C = modal/investasi
E = rata-rata net benefit per tahun.
3. Net Present Value (NPV)
Benefit dan cost yang telah dipresent valuekan dengan nilai tingkat discount rate.
Rumus :
NPV=
∑_(t=1)^n▒█(Bt-Ct@(1+i))g
Keterangan :
Bt= Benefit/keuntungan kotor yang diperoleh pada tahun t
Ct= Cost/ biaya yang dikeluarkan pada tahun t
i= tingkat diskonto
n= umur ekonomi proyek (tahun)
4.Profitability Index (PI)

4
Shanti Emawati, Rini Widiati, I Gede Saputra B, “Analisis Investasi Usaha Tani Pembibitan
Sapi Potong di Kabupateen Sleman”. Buletin Peternakan, Vol. 32 no. 3, Oktober 2008, Hal. 227
Menurut Syamsuddin5 (2011:453). “Metode Profitability Index biasa disebut juga
dengan istilah B/C Ratio, pendekatan ini hamper sama dengan metode NVP hanya
saja PI ini mengukur present value untuk setiap rupiah yang diinvestasikan”
Rumus :
PI = (Present Value Cash Flow)/(Present Value Intial Investmen).
5.Internal Rate of Return (IRR)
Benfitt dan cost yang telah dipresent valuekan.
Rumus :
IRR = i’ - [■(NPV^'@NPV^'-NPV'')] x (i”- i’)
Keterangan :
NPV’ = NPV yang positif
NPV” =NPV yang negatif
i’ = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i” = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif

BAB 5

A. KONSER DASAR BUSSINES MODEL CANVAS


1. Pengertian Model Camvas
Business model canvas adalah bahasa yang sama untuk menggambarkan,
mengvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis. Konsep ini bisa menjadi
bahasa untuk saling berbagi ide yang memungkinkan anda mendeskripsikan dengan
mudah dan manipulasi model bisnis untuk membuat startegi baru.

5
Ibid, Hal. 226
Canva ini membagi business model menjadi Sembilan buah komponen utama,
kemudian dipisahkan lagi menjadi komponen kanan (sis kreatif) dan komponen kiri
(sisi logika). Persis seperti otak manusia.6
Pengguna BMC memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis, yaitu mampu
menggambarkan secara sederhana dan menyeluruh terhadap kondisi suatu organisai
saatini berdasarkan segmen konsumen, value yang ditawarkan, jalur penawaran nilai,
hubungan dengan pelangan, aliran pendapatan, asset vital, mitra kerja sama, serta
struktur biaya yang dimiliki
Lingkungan bisnis sekarang ini merupakan lingkungan yang kompetitif, cepat
berubah, dan merupakan lingkungan yang semakin sulit untuk perusahaan
terutama untuk membuat keputusan bisnis. Perusahaan dihadapkan dengan
informasi baru tentang teknologi informasi, siklus hidup produk yang lebih
pendek, pasar global, dan persaingan ketat. Dewasa ini perusahaan juga harus
mengelola ingkungan, saluran distribusi, rantai pasok, implementasi TI yang
mahal, kemitraan strategis, dan harus fleksibel untuk bereaksi dengan
perubahan pasar. Yang mengherankan, konsep dan perangkat lunak yang
membantu manajer memfasilitasi keputusan strategis bisnis di lingkungan yang
sulit ini masih langka. Tidak ada alat perangkat lunak yang berguna untuk
menilai, memahami, mengukur, mengubah, berkomunikasi, atau bahkan
mensimulasikan model bisnis7 (Osterwalder, 2004).
Banyak manajer tidak mengertibagaimana sebenarnya konsep bisnisnya, atau
dengan kata lain manajer tersebut tidak memiliki pemahaman intuitif tentang
model bisnis perusahaannya meskipun model bisnis ini memengaruhi semua
keputusan penting. Dalam banyak kasus, manajer jarang berkomunikasi dengan
cara yang jelas dan sederhana (Linder dan Cantrell, 2000). Oleh karena itu, akan
menarik apabila ada satu set alat yang memungkinkan pelaku bisnis untuk
memahami model bisnis mereka dan unsur-unsur yang ada di dalam model
bisnis mereka sehinggan mereka dengan mudah mengkomunikasikan model

6
R Khairiza Mohammad, Achsania H, (Jurnal) Business Model Canvas pada BMT Kanindo Syariah Malang, 2015,
hal. 3-4

7
Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)2015.hal 76
bisnis perusahaannya kepada orang lain dan membiarkan mereka untuk
mengubah dan bermain-main dengan model bisnis tersebut sekaligus belajar
mengenai peluang bisnis (Osterwalder,2004).
Dalam bukunya yang berjudul “Business Model Generation” (2010), Osterwalder
dan Pigneur membuat suatu kerangka model bisnis yang berbentuk kanvas dan
terdiri dari sembilan kotak yang berisikan elemen-elemen yang saling berkaitan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), model bisnis kanvas adalah sebuah
model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah
organisasi atau perusahaan menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai.
Dewasa ini, tidak ada kepastian mengenai konsep model bisnis. Maka dari itu,
konsep model bisnis kanvas merupakan konsep yang dapat menjadi bahasa
bersama yang memungkinkan untuk menggambarkan dan memanipulasi model
bisnis untuk membuat alternatif kebijakan strategi yang baru. Model bisnis
kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan
logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang.
Sembilan blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan,
penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan.

2. Komponen Model Kanvas


 Value Propositions adalah Nilai tambah yang diberikan kepada para
pelanggan, terdiri dari produk dan jasa yang dapat menambah nilai tambah
kepada segmentasi yang spesifik. Barile dan Polese. Menjelaskan bahwa bagi
anggan Value Propositions terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang
dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan.
 Customer Segments, Secara umum, segmen pasar terdiri dari kelompok
pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005)
Dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan, perusahaan mengelompokkan
pelanggan-pelanggan ke beberapa segmen yang berbeda berdasarkan
kesamaan perilaku, dan lain-lain.
 Customer Relationship, adalah tipe hubungan yang ingin dijalin dengan para
pelanggan dari segmen pasar yang spesifik. Perusahaan seharusnya
memikirkan tipe hubungan yang akan dijalin dengan para pelanggan dari
berbagai segmen. Tugas seorang pemasar (marketer) dalam dua kelompok
besar, yakni akuisisi pelanggan (customer acquisition) dan retensi pelanggan
(customer retention).
 Channels adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan.
Komunikasi, distribusi, dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu
usaha perusahaan untuk berkomunikasi dengan pelanggan. Channels
memainkan peranan yang penting dalam pengalaman pelanggan (Osterwalder
& Pigneur, 2010:22). Mehta et.al (2010:05) mengemukakan bahwa
menemukan channels yang tepat dalam memuaskan kebutuhan pelanggan
adalah bagian krusial dalam memberikan value Propositions bagi perusahaan.
 Revenue Streams, adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-
masing segmen pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah
pemasukan yang biasanya diukur dalam bentuk uang yang diterima
perusahaan dari pelanggannya. Revenue streams bukan mempresentasikan
keuntungan yang didapat, karena secara umum diketahui bahwa keuntungan
merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya usaha (Chem,
2012).
 Key Resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh perusahaan
supaya model bisnis dapat berjalan. Sumber daya utama ini membuat sebuah
perusahaan dapat membentuk dan menawarkan value Propositions,
mendapatkan pasar, mengawasi hubungan dengan segmen-segmen pasar, dan
mendapatkan penghasilan. Key resources dapat berupa benda fisik, finansial,
maupun manusia. Key resources dapat dimiliki oleh perusahaan maupun
bekerja sama dengan Key partners.
 Key Activities adalah kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan
oleh organisasi ataupun perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah
dengan baik. Setiap model bisnis memiliki aktivitas-aktivitas utama. Hal ini
adalah aksi yang paling penting supaya perusahaan dapat mengoperasikan
perusahaannya dengan sukses. Key activities dapat dikategorikan menjadi 3
hal yaitu, 1) Operasi Produk (desain, inovasi, pembuatan produk); 2) Operasi
Jasa (Problem solving): 3) Platform dan Jaringan.
 Key Partnerss, Key partnership adalah mitra utama dalam bisnis, misalnya
supplier, sehingga model bisnis dapat berjalan. Perusahaan menjalin
kerjasama untuk beberapa alasan dan jalinan kerjasama menjadi landasan dari
beberapa model bisnis. Perusahaan membuat aliansi untuk mengoptimasi
model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh sumber daya
(Osterwalder & Pigneur, 2010:32).
Cost Structure menjelaskan, cost structure adalah komponen-komponen biaya yang
digunakan supaya organisasi atau perusahaan bisa berjalan sesuai dengan model
bisnisnya. Membuat dan meningkatkan nilai tambah, berhubungan dengan pelanggan,
dan mendapatkan penghasilan semuanya termasuk dalam komponen biaya.8
Ada beberapa elemen atau komponen yang sebaiknya ada di dalam model bisnis
(Giesen et al, 2010):
 Nilai yang dikirimkan kepada pelanggan: customer segments, the
value proposition, the spesific “job to be done”, what it is sold and
what to be sold
 Bagaimana cara nilai tersebut sampai kepada pelanggan: critical
internal resources and processess as well as internal partnership
 Bagaimana mengumpulkan pendapatan: the pricing model and form
of monetization

Bagaimana posisi perusahaan diantara industri lainnya: the company’s role


and relationships across the value chain. Perusahaan sebagai sebuah sistem
terbuka sangat rentan dengan dinamika eksternalnya. Ketidakpastian di
lingkungan eksternal perusahaan biasanya ditentukan oleh tiga hal, yaitu
kompleksitas, kestabilan, dan kelangkaan. Ketidakpastian ini dapat
memengaruhi model bisnis perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
berinovasi dalam model bisnisnya untuk bertahan di tengah-tengah
8
R Khairiza Mohammad, Achsania H, (Jurnal) Business Model Canvas pada BMT Kanindo Syariah Malang, 2015,
hal. 3-4
ketidakpastian tersebut. Inovasi model bisnis itu penting untuk manajer,
pengusaha, dan peneliti akademis karena beberapa alasan. Pertama, model
bisnis merupakan sumber yang seringkali kurang dimanfaatkan untuk masa
depan. Kedua, pesaing mungkin akan lebih sulit untuk meniru atau
mereplikasi sistem baru untuk seluruh aktivitas dari suatu produk atau
proses. Pesaing relatif lebih mudah untuk menghancurkan inovasi produk
atau proses. Ketiga, karena inovasi model bisnis merupakan alat kompetitif
dan sangat kuat, manajer harus menyesuaikan diri terhadap persaingan,
seringkali ancaman kompetitif berasal dari luar batas-batas tradisional
industri9.

B. AKTUALISASI BUSINNES MODEL KANVAS


1. Identifikasi Karakter Bisnis Syariah Sektor Keuangan
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar 10 , sudah selayaknya
Indonesia menjadi pelopor dan kiblat pengembangan keuangan syariah di
dunia. Hal ini bukan merupakan ‘impian yang mustahil’ karena potensi
Indonesia untuk menjadi global player keuangan syariah sangat besar,
diantaranya: (i) jumlah penduduk muslim yang besar menjadi potensi
nasabah industri keuangan syariah; (ii) prospek ekonomi yang cerah,
tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi (kisaran 6,0%-
6,5%) yang ditopang oleh fundamental ekonomi yang solid; (iii) peningkatan
sovereign credit rating Indonesia menjadi investment grade yang akan
meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di sektor keuangan
9
Amit dan Zott, Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)2015 2012
10
Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 mencapai 237,6 juta jiwa
domestik, termasuk industri keuangan syariah; dan (iv) memiliki sumber
daya alam yang melimpah yang dapat dijadikan sebagai underlying transaksi
industri keuangan syariah.
Dalam penilaian Global Islamic Financial Report (GIFR) tahun 2011,
Indonesia menduduki urutan keempat negara yang memiliki potensi dan
kondusif dalam pengembangan industri keuangan syariah setelah Iran,
Malaysia dan Saudi Arabia (Grafik 1). Dengan melihat beberapa aspek dalam
penghitungan indeks, seperti jumlah bank syariah, jumlah lembaga keuangan
nonbank syariah, maupun ukuran aset keuangan syariah yang memiliki
bobot terbesar, maka Indonesia diproyeksikan akan menduduki peringkat
pertama dalam beberapa tahun ke depan. Optimisme ini sejalan dengan laju
ekspansi kelembagaan dan akselerasi pertumbuhan aset perbankan syariah
yang sangat tinggi, ditambah dengan volume penerbitan sukuk yang terus
meningkat.
Pengembangan keuangan syariah di Indonesia yang lebih bersifat market
driven dan dorongan bottom up dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
sehingga lebih bertumpu pada sektor riil juga menjadi keunggulan tersendiri.
Berbeda dengan perkembangan keuangan syariah di Iran, Malaysia, dan Arab
Saudi, dimana perkembangan keuangan syariahnya lebih bertumpu pada
sektor keuangan, bukan sektor riil, dan peranan pemerintah sangat dominan.
Selain dalam bentuk dukungan regulasi, penempatan dana pemerintah dan
perusahaan milik negara pada lembaga keuangan syariah membuat total
asetnya meningkat signifikan, terlebih ketika negaranegara tersebut
menikmati windfall profit dari kenaikan harga minyak dan komoditas.
Keunggulan struktur pengembangan keuangan syariah di Indonesia lainnya
adalah regulatory regime yang dinilai lebih baik dibanding dengan negara
lain.
Di Indonesia kewenangan mengeluarkan fatwa keuangan syariah bersifat
terpusat oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) – Majelis Ulama Indonesia
(MUI) yang merupakan institusi yang independen. Sementara di negara lain,
fatwa dapat dikeluarkan oleh perorangan ulama sehingga peluang terjadinya
perbedaan sangat besar. Di Malaysia, struktur organisasi lembaga fatwa ini
berada di bawah Bank Negara Malaysia (BNM), tidak berdiri sendiri secara
independen. Peningkatan peranan industri keuangan syariah Indonesia
menuju global player juga terlihat meningkatnya ranking total aset keuangan
syariah dari urutan ke-17 pada tahun 2009 menjadi urutan ke-13 pada tahun
2010 dengan nilai aset sebesar US$7,2 miliar (Tabel 1). Dengan melihat
perkembangan pesat keuangan syariah, terutama perbankan syariah dan
penerbitan sukuk, total aset keuangan syariah Indonesia pada tahun 2011
diyakini telah melebihi US$20 miliar sehingga rankingnya akan meningkat
signifikan11

KOPSYAH Manfaat Surabaya

KOPSYAH Manfaat merupakan lembaga keuangan berbentuk koperasi dengan


berlandaskan pada prinsip syariah dengan tujuan dapat bermanfaat bagi semua.
Motto KOPSYAH manfaat sendiri adalah "Bermanfaat untuk Semua". Modal awal
yang digunakan KOPSYAH Manfaat dalam beroperasi sebagai lembaga keuangan
berbentuk koperasi pada tahun 2006 adalah sebesar 15 juta. Dan kekayaan yang
dimiliki KOPSYAH Manfaat telah berkembang. Hingga tahun 2017 semua dana
meningkat 100 kali lipat dari modal awal, yaitu kurang lebih sebesar 1,5 Milyar.
Meskipun jumlah anggota yang meningkat selama 3-6 bulan terakhir baik simpanan
maupun pembiayaan hanya meningkat sebanyak 5 persen (%) dan total keseluruhan
jumlah hanya sebanyak 510 anggota.
Visi
Memberikan manfaat dan kesejahteraan kepada anggota, usaha, mikro, usaha kecil,
dan stakeholder.

Misi

11
Dengan menggunakan asumsi nilai kurs sebesar Rp9.100/US$, maka nilai aset perbankan syariah pada
akhir tahun 2011 mencapai US$16,37 miliar, outstanding sukuk (negara dan korporasi) sebesar US$4,41
miliar, asuransi syariah sebesar US$0,97 miliar, reksadana syariah sebesar US$0,61 miliar.
A. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah bagi anggota dan
masyarakat.

B. Meningkatkan nilai layanan dan menjadikan pilihan utama anggota dalam


transaksi keuangan Syariah.

C. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan


berprestasi.

D. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan

dan sosial sesuai syariat Islam

E. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola lembaga

keuangan yang baik.12

Tabel Business Model Canvas Tabungan Kencleng

No. Elemen Bisnis Analisis


Model Canvas
1. Customer Pada simpanan kencleng ini segmen pasar yang
Segments ini di ambil adalah ibu-ibu anggota KOPSYAH.
Dimana dengan target ibu yang akan diberi
pelatihan akan banyak ibu-ibu yang akan tertari
untuk bergabung pada simpanan kencleng ini
karena ada nilai lebihnya.

12
Ibid, Deasy Tantriana, hal 160-161
2. Value Merubah Kebiasaan Konsumen
Propositions Awalnya konsumen yang ingin menabung harus
datang ke tempat menabung, tetapi dengan
simpanan ini nasabah tidak perlu datang ke
tempat karena didatangi oleh pegawai koperasi.
Tidak hanya sekedar menabung tetapi mendapat
pelatihan yang dibuat kelompok dengan fasilitas
kencleng 1 tiap kelompok.
Inovasi Produk
Inovasi produk dengan membuat produk
kencleng yang bentuknya menyerupai celengan
selain menabung ada pelatihan ibu-ibu yang
bergabung.
3. Channel Social Media
Simpanan Kencleng memanfaatkan beberapa
sosial media yang sedang tren di masyarakat,
seperti Facebook (yang menjadi media beriklan
toast story dengan tools facebook ads), twitter,
blog, instagram.
Promotion Program
Terdapat berbagai macam promosi yang
dilakukanoleh siaran diradio
Kunjungan
Mendatangi ke rumah-rumah anggota
menjelaskan produk simpanan kencleng
KOPSYAH
4. Customer Customer relationship yang dilakukan secara
Relationship langsung dengan memberikan pelatihan,
pemberdayaan bagi ibu-ibu yang bergabung
dengan produk ini sehingga terjalin hubungan
yang baik dengan Customer
5. Revenue Streams Nisbah bagi hasil dari tabungan yang ada pada
kecleng
6. Key Resource Fisik aset fisik berupa gedung, alat perkantoran.
Intelektual. Aset intelektual yang dimiliki
perusahaan adalah brand atau nama perusahaan
yang sudah lama berdiri
Human. Aset sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan adalah karyawan yang
bekerja dan mempunyai keuletan dan kerja keras
yang tinggi
7. Key Activities Pemasaran aktivitas utama yaitu promosi baik
secara online atau pun ofline
Pemberdayaan sisi lain aktivitas utama dari
program simpanan kencleng ini adalah
pemberdayaan ibu-ibu anggota KOPSYAH
8. Key Partners Kemitraan dengan lembaga keuangan syariah
seperti bank muamalat, BNI Syariah, BTN
Syariah, dengan akad mudharabah dalam
pemenuhan modal pembiayaan
9. Cost Structure Biaya administrasi, pajak, BBM yang dipakai
dalam mengambil uang kepada nasabah.

Simpanan Kencleng KOPSYAH Manfaat Surabaya

Tabungan Kencleng merupakan salah satu program pemberdayaan, dimana pada


setiap kencleng ada perkumpulan ibu-ibu atau bisa disebut dengan kegiatan sekolah
ibu-ibu. Setiap kelompok akan ada pelatihan, pengajian yang biasa disebut 3 in one
yang terdiri dari nabung, wakaf, infak. Dengan sistemnya perkelompok dan 1
kelompok terdiri dari 15 sampai 20 orang diberi kaleng untuk digunakan nabung.
Produk KENCLENG merupakan perkembangan produk simpanan pendidikan dan
produk simpanan Idul fitri. Dari data yang peroleh tercatat sudah ada 80 anggota dari
6 kelompok yang sudah bergabung dan mengikuti program ini. Mayoritas peserta
yang mengikuti program ini dari kalangan ibu-ibu rumah tangga yang telah terdaftar
ke dalam keanggotaan KOPSYAH Manfaat yang telah menjadi anggota tetap.13

2. Identifikasi Karakter Bisnis Syariah Sektor Riil


Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PDPP)) merupakan pengelola pasar
tradisional di Kota Bogor. Hadirnya industri ritel modern, stigma masyarakat,
serta berbagai permasalahan menyebabkan sulitnya pasar tradisional untuk
berkembang Agar dapat berkembang. PDPPI membutuhkan model bisnis yang
tepat guna mencapai visi dan misi perusahaan. Salah satunya dengan
menggunakan pendekatan business model canvas (BMC) untuk mengetahui
mengevaluasi model bisnis yang dijalankan oleh perusahaan agar dapat berjalan
secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan memetakan
model bisnis kanvas PDPPJ saat ini, mengevaluasi elemen model bisnis dengan
analisis strengh weakness, opportunity dan threat (SWOT), serta membuat desain
pengembangan model bisnis kanvas. Selain itu, dilakukan penelitian pandangan
pedagang dan pembeli terhadap layanan yang diberikan oleh PDPPJ, serta analisis
benchmarking. Hasil kedua analisis tersebut digunakan sebagai data pendukung
dalam membuat desain strategi pengembangan model bisnis kanvas di PDPPJ.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PDPPJ perlu memberikan perhatian khusus
pada tiap-tiap elemen model bisnisnya, terutama pada elemen key actmitte dan key
resources. PDPPI dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk meningkatkan
kualitas layanannya sesuai dengan kebutuhan pelanggan.14

Identifikasi Model Bisnis Kanvas PDPPJ

13
Deasy Tantriana, Business model canvas Produk Simpanan Kencleng Koperasi Syariah Manfaat Surabaya,
Seminar Nasional dan Call for Paper, 2018, hlm. 161-164

14
Khoirunnisa dkk., Strategi Pengembangan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya:
Pendekatan Bisnis Model Kanvas, Jurnal aplikasi dan Manajemen (JABM). Vol. 5 No. 3, 2019, hal 500
Penelitian ini melibatkan orang-orang yang terkait dengan manajemen PDPPJ.
Penelitian sembilan elemen BMC dari Osterwalder dan Pigneur (2012).
Berdasarkan hasil penelitian sembilan elemen BMC dari Osterwalder dan
Pigneur(2012), berikut gambaran kanvas model bisnis yang dijalankan oleh
PDPPJ saat ini.
 Customer Segments menggambarkan orang atau organisasi berbeda yang
ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. PD Pasar Pakuan Jaya
sebagai perusahaan yang mengelola pasar tradisional melayani pedagang
yang akan berjualan di kawasan pasar. Lingkup segmen konsumen yang
sangat luas, mulai dari masyarakat dengan ekonomi rendah, menengah,
hingga atas. Beberapa nilai yang ditawarkan oleh perusahaan juga
dinikmati oleh pengunjung yang datang ke pasar (pembeli).

 Valiue Proposition merupakan nilai yang ditawarkan oleh perusahaan


kepada pelanggan. Jasa layanan yang diberikan oleh PDPPJ adalah
kemampuan dalam mengakses (accessibility) bagi pedagang untuk masuk
dan menggunakan sarana pasar melalui layanan sewa kios dan los. Nilai
lain yang ditawarkan bagi pedagang adalah membantu pedagang dalam
pembuatan perizinan (getting the job done) BHPTB dan KIPTB yang
wajib dimiliki oleh pedagang. Perusahaan juga menyediakan berbagai
fasilitas penunjang untuk mendukung kenyamanan (comvenience) wilayah
pasar, seperti layanan perparkiran, fasilitas MCK, anjungan tunai mandiri
(ATM), sarana penyewaan ruang dan reklame pengelolaan kebersihan,
ketertiban dan keamanan pasar, pengelolaan listrik, serta layanan bongkar
muat bagi pedagang. Keberadaan pasar tradisional membantu para
pengunjung dapat melakukan tawar menawar dengan pedagang untuk
mendapatkan harga yang lebih murah (cost reduction).

 Channels (saluran) yang digunakan oleh PD Pasar Pakuan Jaya berupa


saluran langsung melalui kantor pusat dan kantor unit kepada pelanggan.
Perusahaan memiliki website yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat
untuk mengetahui proposisi nilai yang ditawarkan oleh perusahaan, serta
layanan call Center bagi pengunjung untuk memperoleh informasi, saran,
kritik, dan masukan bagi memberikan perusahaan.

 Customer Relationship PDPPJ bersifat personal assistance (bantuan


personal) dengan para pedagang melalui kantor pusat dan kantor unit.
Pedagang langsung bertemu dengan perusahaan untuk membuat perizinan,
melakukan penyewaan, dan penyampaian ataupun saran bagi perusahaan.
Permasalahan Perusahaan juga memiliki info bagi pelanggan dan calon
pelanggan mengenai kegiatan, Jasa yang ditawarkan hingga pergerakan
harga dipasar. Selain itu, perusahaan memiliki call center yang dapat
digunakan oleh masyarakat sebagai media untuk berkomunikasi dengan
perusahaan.

 Revemie Stream dipengaruhi kesediaan pelanggan dalam membayar nilai


yang ditawarkan oleh perusahaan Pendapatan utama perusahaan berasal
dari pembayaran sewa, baik kios dan los, penyewaan reklame, maupun
penyewaan lokasi ruang terbuka Pendapatan dari pembayaran sewa
merupakan pendapatan berulang15

 Key Resources terbagi menjadi dua, yakni sumber daya yang terlihat
(tangible) dan tidak terlihat (intangible) Sumber daya tangible merupakan
sumber daya fisik berupa gedung-gedung pasar yang tersebar di berbagai
wilayah Kota Bogor. Sementara itu, sumber daya mtangible adalah
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan pasar.

 Key Actvity yang dilakukan oleh PDPPJ adalah pengelolaan pasar dan
pengawasan bahan berbahaya, serta pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur pasar. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur

15
Ibid, Khoirunnisa dkk., hal 504-505
dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
pasar.

 Key Partnership dari PDPPI adalah kerjasama dengan sistem bagi hasil
dengan pihak ketiga dalam memberikan pelayanan MCK, kebersihan,
bongkar muat, dan parkir. Perusahaan juga bekerja sama dengan
perusahaan (investor) dalam melakukan revitalisasi pasar. PD Pasar
Pakuan Jaya sebagai perusahaan daerah juga bekerja sama dengan dinas-
dinas terkait seperti Dinas UMKM, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian
Dinas Kebersihan, dan Dinas Kesehatan Kota Bogor.

 Cost Structure, biaya yang dikeluarkan oleh PPDPPJ terbagi menjadi tiga,
yakni biaya umum untuk pengeluaran perusahaan berupa kebutuhan
pengadaan AlK, seragam, biaya rapat, dan pembayaran listrik,
pengeluaran laninya yakni biaya tenaga kerja dan pemeliharaan
infrastruktur pasar.16

16
Ibid, Khoirunnisa dkk., hal 505

Anda mungkin juga menyukai