DAN UTS
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Syariah yang diampu oleh :
Disusun Oleh :
NIM (19422144)
Kelas C
YOGYAKARTA
2020/2021
BAB 4
A. Analisis Aspek –Aspek Usaha
1. Analisis aspek produk
“Aspek teknis merupakan1 suatu aspek yang berkaitan dengan proses
pembangunan fisik usaha secara teknis dan pengoperasiannya setelah bangunan
fisik dibangun” (Kamaluddin 2004:27). Pembahasan ini termasuk dalam aspek
teknis meliputi penentuan lokasi proyek, perolehan bahan baku produksi, serta
pemilihan mesin dan jenis teknologi yang digunakan untuk menunjang proses
produksi.
2. Analisis pada aspek pasar dan pemasaran
Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk mengerahhui berapa besar pasar yang
akan dimasuki, struktur dan peluang pasar yang ada, prospek pasar di masa yang
akan dating, serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan. Aspek
pasar dan pemasaran menyajikan tentang peluang pasar, perkembangan
permintaan prosuk di masa mendatang, kendala-kendala yang dihadapi seperti
keberadaan pesaing, serta beberapa strategi yang dilakukan dalam pemasaran.
3. Analisis pada asek manajemen dan organisasi2
Aspek ini mencakup menajemen dalam pembangunan proyek dan manajemen
dalam operasi. Manajemen dalam pembangunan proyek mengkaji tentang
pembangunan proyek secara fisik, sedangkan manajemen dalam operasi
mencakup pengadaan sumber daya manusia, jumlah tenaga kerja serta kualifikasi
yang diperlukan unutk mengelola dan mengoperasikan suatu proyek. “Aspek
manajemen dan organisasi digunakan untuk meneliti kesiapan sumber daya
manusia yang akan menjalankan usaha tersebut, kemudian mencari bentuk
struktur organisasi yang sesuai dengan usaha yang akan dijalankan.”(Kamir dan
Jakfar, 2004:12)
4. Analisis aspek keuangan
SOfyan (2004:105) menjelaskan, “analisis finansial adalah kegiatan melakukan
pennilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap
layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha”. Pembahasan
dalam aspek ini yaitu sumber dan penggunaan dana, modal kerja, pendapatan,
biaya usaha, serta aliran kas / arus kas.
4
Shanti Emawati, Rini Widiati, I Gede Saputra B, “Analisis Investasi Usaha Tani Pembibitan
Sapi Potong di Kabupateen Sleman”. Buletin Peternakan, Vol. 32 no. 3, Oktober 2008, Hal. 227
Menurut Syamsuddin5 (2011:453). “Metode Profitability Index biasa disebut juga
dengan istilah B/C Ratio, pendekatan ini hamper sama dengan metode NVP hanya
saja PI ini mengukur present value untuk setiap rupiah yang diinvestasikan”
Rumus :
PI = (Present Value Cash Flow)/(Present Value Intial Investmen).
5.Internal Rate of Return (IRR)
Benfitt dan cost yang telah dipresent valuekan.
Rumus :
IRR = i’ - [■(NPV^'@NPV^'-NPV'')] x (i”- i’)
Keterangan :
NPV’ = NPV yang positif
NPV” =NPV yang negatif
i’ = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i” = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
BAB 5
5
Ibid, Hal. 226
Canva ini membagi business model menjadi Sembilan buah komponen utama,
kemudian dipisahkan lagi menjadi komponen kanan (sis kreatif) dan komponen kiri
(sisi logika). Persis seperti otak manusia.6
Pengguna BMC memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis, yaitu mampu
menggambarkan secara sederhana dan menyeluruh terhadap kondisi suatu organisai
saatini berdasarkan segmen konsumen, value yang ditawarkan, jalur penawaran nilai,
hubungan dengan pelangan, aliran pendapatan, asset vital, mitra kerja sama, serta
struktur biaya yang dimiliki
Lingkungan bisnis sekarang ini merupakan lingkungan yang kompetitif, cepat
berubah, dan merupakan lingkungan yang semakin sulit untuk perusahaan
terutama untuk membuat keputusan bisnis. Perusahaan dihadapkan dengan
informasi baru tentang teknologi informasi, siklus hidup produk yang lebih
pendek, pasar global, dan persaingan ketat. Dewasa ini perusahaan juga harus
mengelola ingkungan, saluran distribusi, rantai pasok, implementasi TI yang
mahal, kemitraan strategis, dan harus fleksibel untuk bereaksi dengan
perubahan pasar. Yang mengherankan, konsep dan perangkat lunak yang
membantu manajer memfasilitasi keputusan strategis bisnis di lingkungan yang
sulit ini masih langka. Tidak ada alat perangkat lunak yang berguna untuk
menilai, memahami, mengukur, mengubah, berkomunikasi, atau bahkan
mensimulasikan model bisnis7 (Osterwalder, 2004).
Banyak manajer tidak mengertibagaimana sebenarnya konsep bisnisnya, atau
dengan kata lain manajer tersebut tidak memiliki pemahaman intuitif tentang
model bisnis perusahaannya meskipun model bisnis ini memengaruhi semua
keputusan penting. Dalam banyak kasus, manajer jarang berkomunikasi dengan
cara yang jelas dan sederhana (Linder dan Cantrell, 2000). Oleh karena itu, akan
menarik apabila ada satu set alat yang memungkinkan pelaku bisnis untuk
memahami model bisnis mereka dan unsur-unsur yang ada di dalam model
bisnis mereka sehinggan mereka dengan mudah mengkomunikasikan model
6
R Khairiza Mohammad, Achsania H, (Jurnal) Business Model Canvas pada BMT Kanindo Syariah Malang, 2015,
hal. 3-4
7
Aji Hermawan dan Rachel Jessica Pravitasari Business Model Canvas (Kanvas Model Bisnis)2015.hal 76
bisnis perusahaannya kepada orang lain dan membiarkan mereka untuk
mengubah dan bermain-main dengan model bisnis tersebut sekaligus belajar
mengenai peluang bisnis (Osterwalder,2004).
Dalam bukunya yang berjudul “Business Model Generation” (2010), Osterwalder
dan Pigneur membuat suatu kerangka model bisnis yang berbentuk kanvas dan
terdiri dari sembilan kotak yang berisikan elemen-elemen yang saling berkaitan.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), model bisnis kanvas adalah sebuah
model bisnis yang menggambarkan dasar pemikiran tentang bagaimana sebuah
organisasi atau perusahaan menciptakan, menyerahkan, dan menangkap nilai.
Dewasa ini, tidak ada kepastian mengenai konsep model bisnis. Maka dari itu,
konsep model bisnis kanvas merupakan konsep yang dapat menjadi bahasa
bersama yang memungkinkan untuk menggambarkan dan memanipulasi model
bisnis untuk membuat alternatif kebijakan strategi yang baru. Model bisnis
kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan
logika bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang.
Sembilan blok ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan,
penawaran, infrastruktur, dan kelayakan keuangan.
Misi
11
Dengan menggunakan asumsi nilai kurs sebesar Rp9.100/US$, maka nilai aset perbankan syariah pada
akhir tahun 2011 mencapai US$16,37 miliar, outstanding sukuk (negara dan korporasi) sebesar US$4,41
miliar, asuransi syariah sebesar US$0,97 miliar, reksadana syariah sebesar US$0,61 miliar.
A. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah bagi anggota dan
masyarakat.
12
Ibid, Deasy Tantriana, hal 160-161
2. Value Merubah Kebiasaan Konsumen
Propositions Awalnya konsumen yang ingin menabung harus
datang ke tempat menabung, tetapi dengan
simpanan ini nasabah tidak perlu datang ke
tempat karena didatangi oleh pegawai koperasi.
Tidak hanya sekedar menabung tetapi mendapat
pelatihan yang dibuat kelompok dengan fasilitas
kencleng 1 tiap kelompok.
Inovasi Produk
Inovasi produk dengan membuat produk
kencleng yang bentuknya menyerupai celengan
selain menabung ada pelatihan ibu-ibu yang
bergabung.
3. Channel Social Media
Simpanan Kencleng memanfaatkan beberapa
sosial media yang sedang tren di masyarakat,
seperti Facebook (yang menjadi media beriklan
toast story dengan tools facebook ads), twitter,
blog, instagram.
Promotion Program
Terdapat berbagai macam promosi yang
dilakukanoleh siaran diradio
Kunjungan
Mendatangi ke rumah-rumah anggota
menjelaskan produk simpanan kencleng
KOPSYAH
4. Customer Customer relationship yang dilakukan secara
Relationship langsung dengan memberikan pelatihan,
pemberdayaan bagi ibu-ibu yang bergabung
dengan produk ini sehingga terjalin hubungan
yang baik dengan Customer
5. Revenue Streams Nisbah bagi hasil dari tabungan yang ada pada
kecleng
6. Key Resource Fisik aset fisik berupa gedung, alat perkantoran.
Intelektual. Aset intelektual yang dimiliki
perusahaan adalah brand atau nama perusahaan
yang sudah lama berdiri
Human. Aset sumber daya manusia yang
dimiliki perusahaan adalah karyawan yang
bekerja dan mempunyai keuletan dan kerja keras
yang tinggi
7. Key Activities Pemasaran aktivitas utama yaitu promosi baik
secara online atau pun ofline
Pemberdayaan sisi lain aktivitas utama dari
program simpanan kencleng ini adalah
pemberdayaan ibu-ibu anggota KOPSYAH
8. Key Partners Kemitraan dengan lembaga keuangan syariah
seperti bank muamalat, BNI Syariah, BTN
Syariah, dengan akad mudharabah dalam
pemenuhan modal pembiayaan
9. Cost Structure Biaya administrasi, pajak, BBM yang dipakai
dalam mengambil uang kepada nasabah.
13
Deasy Tantriana, Business model canvas Produk Simpanan Kencleng Koperasi Syariah Manfaat Surabaya,
Seminar Nasional dan Call for Paper, 2018, hlm. 161-164
14
Khoirunnisa dkk., Strategi Pengembangan Pengelolaan Pasar Oleh Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya:
Pendekatan Bisnis Model Kanvas, Jurnal aplikasi dan Manajemen (JABM). Vol. 5 No. 3, 2019, hal 500
Penelitian ini melibatkan orang-orang yang terkait dengan manajemen PDPPJ.
Penelitian sembilan elemen BMC dari Osterwalder dan Pigneur (2012).
Berdasarkan hasil penelitian sembilan elemen BMC dari Osterwalder dan
Pigneur(2012), berikut gambaran kanvas model bisnis yang dijalankan oleh
PDPPJ saat ini.
Customer Segments menggambarkan orang atau organisasi berbeda yang
ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. PD Pasar Pakuan Jaya
sebagai perusahaan yang mengelola pasar tradisional melayani pedagang
yang akan berjualan di kawasan pasar. Lingkup segmen konsumen yang
sangat luas, mulai dari masyarakat dengan ekonomi rendah, menengah,
hingga atas. Beberapa nilai yang ditawarkan oleh perusahaan juga
dinikmati oleh pengunjung yang datang ke pasar (pembeli).
Key Resources terbagi menjadi dua, yakni sumber daya yang terlihat
(tangible) dan tidak terlihat (intangible) Sumber daya tangible merupakan
sumber daya fisik berupa gedung-gedung pasar yang tersebar di berbagai
wilayah Kota Bogor. Sementara itu, sumber daya mtangible adalah
sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dan memiliki keahlian
dalam pengelolaan pasar.
Key Actvity yang dilakukan oleh PDPPJ adalah pengelolaan pasar dan
pengawasan bahan berbahaya, serta pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur pasar. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
15
Ibid, Khoirunnisa dkk., hal 504-505
dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing
pasar.
Key Partnership dari PDPPI adalah kerjasama dengan sistem bagi hasil
dengan pihak ketiga dalam memberikan pelayanan MCK, kebersihan,
bongkar muat, dan parkir. Perusahaan juga bekerja sama dengan
perusahaan (investor) dalam melakukan revitalisasi pasar. PD Pasar
Pakuan Jaya sebagai perusahaan daerah juga bekerja sama dengan dinas-
dinas terkait seperti Dinas UMKM, Dinas Perindustrian, Dinas Pertanian
Dinas Kebersihan, dan Dinas Kesehatan Kota Bogor.
Cost Structure, biaya yang dikeluarkan oleh PPDPPJ terbagi menjadi tiga,
yakni biaya umum untuk pengeluaran perusahaan berupa kebutuhan
pengadaan AlK, seragam, biaya rapat, dan pembayaran listrik,
pengeluaran laninya yakni biaya tenaga kerja dan pemeliharaan
infrastruktur pasar.16
16
Ibid, Khoirunnisa dkk., hal 505