Keberhasilan"
Disusun Oleh
NIM : 210701055
2023
Pendahuluan
Business Model Canvas telah menjadi sebuah perangkat yang mendapat popularitas tinggi
dalam lingkup bisnis global. Hal ini disebabkan oleh kapasitasnya untuk mengilustrasikan
elemen-elemen esensial dari sebuah usaha dengan cara yang lebih sederhana, terkonsentrasi
dalam satu dokumen berupa kanvas tunggal. Kelebihan utama dari BMC terletak pada
kemampuannya untuk dengan cepat menyesuaikan model bisnis dan mengevaluasi dampak
perubahan pada satu elemen terhadap elemen bisnis lainnya.
Dalam dunia bisnis, pentingnya strategi sangat mencolok, karena strategi menjadi faktor
utama dalam mengembangkan bisnis untuk memastikan kelangsungan dan daya saingnya.
Strategi adalah cara di mana perusahaan menciptakan inovasi yang membedakannya dari
pesaingnya, dan memanfaatkan sumber daya manusianya untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan (Prasojo, 2018). Pembuatan strategi memerlukan pemikiran jangka panjang dan
pendek karena lingkungan bisnis dinamis dengan fluktuasi untung-rugi, perubahan pelanggan,
dan variasi dalam kinerja. Oleh karena itu, pengusaha perlu merancang rencana strategis yang
sesuai agar bisnis mereka dapat meningkatkan profitabilitas dan bertahan dalam persaingan
yang sengit.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan bisnis di Indonesia telah ditandai oleh
meningkatnya persaingan, perubahan, dan ketidakpastian yang semakin kompleks. Situasi ini
telah menghasilkan persaingan yang intensif antara perusahaan-perusahaan, baik akibat
peningkatan jumlah pesaing, peningkatan volume produksi, maupun kemajuan teknologi yang
cepat. Sebagai akibatnya, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada kebutuhan yang mendesak
untuk lebih memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang dapat berdampak pada kinerja
perusahaan mereka. Ini diperlukan agar perusahaan dapat merumuskan strategi pemasaran
yang sesuai dengan kondisi dan persyaratan pasar saat ini. Oleh karena itu, perusahaan-
perusahaan perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan mereka
dalam lingkungan persaingan. Tindakan ini akan memberikan wawasan berharga yang
memungkinkan perusahaan untuk memahami situasi internal mereka dengan lebih baik,
mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang tersedia, sambil mengurangi atau
menghindari ancaman yang berasal dari faktor-faktor eksternal.
Pembahasan
Konsep Bisnis
Banyak penelitian yang telah dilakukan telah menghasilkan berbagai definisi yang
beragam mengenai model bisnis dalam literatur akademis. Namun demikian, dapat
dikategorikan bahwa definisi model bisnis ini dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori
utama, yaitu sebagai metode atau cara, sebagai komponen-komponen atau elemen, dan sebagai
strategi bisnis. Pendekatan pertama melihat model bisnis sebagai metode atau cara untuk
menciptakan nilai, sementara pendekatan kedua mengidentifikasi model bisnis berdasarkan
komponen-komponennya seperti produk, manfaat, pendapatan, pelanggan, aset, dan
pengetahuan. Pendekatan ketiga menganggap model bisnis sebagai alat yang digunakan dalam
merumuskan strategi bisnis perusahaan. Secara keseluruhan, model bisnis menggambarkan
hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, serta tindakan
yang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai, yang pada akhirnya memungkinkan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (PPM Manajemen, 2012).
Mengidentifikasi sebuah model bisnis merupakan langkah yang sering kali rutin
dilaksanakan, tetapi merancang sebuah model bisnis yang inovatif dan baru menghadirkan
tantangan tersendiri. Pemetaan model bisnis adalah salah satu komponen tahap awal dalam
proses perancangan model bisnis.
Dalam mendesain konsep bisnis, ada tiga hal yang perlu diperhatikan
Analisis tersebut merupakan langkah esensial dalam rangka mengidentifikasi kelemahan yang
terdapat dalam kerangka konseptual model bisnis yang eksis, yang nantinya dapat memberikan
pijakan bagi perusahaan dalam melakukan peningkatan atau modifikasi ke arah yang lebih baik
di masa depan.
Dalam merancang model bisnis, baik dalam proses penyempurnaan atau pembuatan
prototipe model bisnis yang baru, diperlukan kemampuan berpikir kreatif untuk menghasilkan
beragam ide yang relevan dalam pengembangan model bisnis, dan selanjutnya memilih ide
terbaik dari kumpulan tersebut. Proses ini dikenal sebagai "ideation." Oleh karena itu,
penguasaan teknik ideasi ini memegang peranan krusial dalam upaya menciptakan model
bisnis yang inovatif.
Secara umum, banyak industri mengadopsi model bisnis yang mendominasi dalam periode
tertentu. Namun, perlu dicatat bahwa situasi ini tidak bersifat permanen. Saat ini, ada
peningkatan dalam keragaman pilihan dalam perancangan model bisnis. Terdapat banyak
model bisnis yang bersaing dalam pasar yang sama, dan sebagian di antaranya akan bertahan
sementara yang lain mungkin akan mengalami penurunan eksistensi.
Kata kunci dalam bisnis adalah strategi, karena strategi adalah unsur kunci dalam
mengembangkan bisnis sehingga bisnis dapat bertahan dan bersaing. Strategi mencakup
metode perusahaan untuk menciptakan inovasi yang membedakannya dari pesaing, serta
memanfaatkan tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Prasojo, 2018).
berikut adalah sebuah ringkasan implementasi Business Model Canvas, sebuah alat yang
digunakan untuk merancang, menggambarkan, mengevaluasi, dan mengembangkan model
bisnis:
1. Segmen Pelanggan:
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), blok segmen pelanggan dalam bisnis
mengindikasikan kelompok individu atau organisasi yang beragam yang ingin dijangkau atau
dilayani oleh perusahaan. Konsep segmen pelanggan menjelaskan cara perusahaan memilih
dengan cermat segmen pelanggan yang paling berpotensi untuk dijadikan target, sehingga
usaha yang dijalankan dapat mencapai tujuannya dengan tepat sasaran sesuai dengan preferensi
konsumen yang diinginkan. Osterwalder dan Pigneur (2012) juga menegaskan bahwa
pelanggan merupakan elemen sentral dalam model bisnis. Tanpa pelanggan yang dapat
memberikan profit, tidak ada perusahaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam konteks Toreko, sementara pelanggan potensialnya mencakup berbagai kelompok usia,
segmen pelanggan yang menjadi fokus utama adalah remaja dan dewasa dengan gaya hidup
konsumtif yang menyukai camilan.
2. Proposisi Nilai:
Blok proposisi nilai dalam bisnis mengilustrasikan kombinasi produk dan layanan yang
membentuk nilai khusus bagi segmen pelanggan tertentu, seperti yang dijelaskan oleh
Osterwalder dan Pigneur (2012). Value Propositions menjelaskan cara perusahaan memberikan
nilai optimal kepada pelanggan sesuai dengan proposisi nilai yang ada dalam perusahaan.
Tindakan ini dapat membawa manfaat jangka panjang bagi perusahaan dengan membangun
basis pelanggan yang setia.
3. Saluran Distribusi:
5. Sumber Pendapatan:
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), blok arus pendapatan menggambarkan sejumlah
uang yang diperoleh oleh perusahaan dari setiap segmen pelanggan (dengan biaya dikurangkan
dari pendapatan untuk menghasilkan pemasukan). Arus pendapatan menjadi elemen kunci
yang perlu dioptimalkan agar perusahaan bisa meraih keuntungan maksimal. Jika pelanggan
merupakan inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah urat nadi utamanya. Saat kita
membicarakan pendapatan, kita juga sedang membicarakan bagaimana perusahaan meraih laba
atau profit. Profitabilitas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari aktivitasnya. Untuk mengoptimalkan laba dan efisiensi perolehan laba, kita
harus menghubungkan laba bersih dengan aset yang digunakan untuk menghasilkan laba.
Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012), "key resources" atau sumber daya kunci adalah
komponen esensial dalam kerangka kerja model bisnis yang menggambarkan aset-aset krusial
yang diperlukan untuk operasionalisasi model bisnis tersebut. Sumber daya utama ini
merupakan aset yang dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mendukung aktivitas usahanya.
Setiap model bisnis membutuhkan akses kepada sumber daya utama ini, yang dapat digunakan
untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, mencapai pasar, menjalin hubungan
dengan segmen pelanggan, dan menghasilkan pendapatan. Sumber daya utama ini bisa
memiliki berbagai bentuk, termasuk sumber daya fisik, finansial, intelektual, atau sumber daya
manusia. Sumber daya utama ini dapat dimiliki oleh perusahaan, disewa, atau diperoleh melalui
mitra-mitra strategis.
7. Aktivitas Kunci:
Osterwalder dan Pigneur (2012) menyatakan bahwa blok "aktivitas kunci" dalam kerangka
model bisnis menggambarkan tindakan-tindakan esensial yang harus diimplementasikan oleh
perusahaan agar model bisnisnya dapat beroperasi efektif. Dalam setiap model bisnis, terdapat
serangkaian aktivitas kunci yang merupakan tindakan paling signifikan yang harus diambil
perusahaan untuk mencapai keberhasilan operasional. Seperti halnya "key resources" atau
sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci ini juga merupakan komponen penting dalam
menciptakan dan memberikan proposisi nilai, mencapai pasar, menjaga hubungan dengan
pelanggan, serta mencapai tingkat profitabilitas. Aktivitas-aktivitas kunci ini bervariasi antara
perusahaan sesuai dengan jenis usaha yang dijalankan dan model bisnis yang diadopsi. Oleh
karena itu, aktivitas kunci mencakup seluruh tindakan bisnis yang memiliki peran vital dalam
mendorong operasional perusahaan menuju pencapaian tujuan perusahaan di masa mendatang.
8. Mitra Kunci:
Blok "Key Partnerships" dalam konteks model bisnis adalah elemen yang menggambarkan
jaringan kolaborasi antara perusahaan dengan pemasok dan mitra lain yang penting untuk
mendukung operasional model bisnis tersebut. Perusahaan membentuk kemitraan dengan
berbagai motif, dan kemitraan ini adalah dasar yang esensial dalam beragam model bisnis
(Osterwalder dan Pigneur, 2012). Salah satu bentuk kemitraan yang relevan yang dapat dijalin
oleh pelaku bisnis dalam perusahaan adalah melalui saluran pemasaran dan distributor. Dengan
demikian, "Key Partnerships" adalah representasi dari kerja sama kemitraan yang dijalin oleh
perusahaan dengan entitas lain untuk mengokohkan aktivitas bisnis yang dilakukan. Selain
menjalankan manajemen hubungan pelanggan yang efisien, pemasar juga harus berfokus pada
penerapan manajemen hubungan kemitraan (partner relationship management) yang berkinerja
tinggi.
9. Biaya Kunci:
Blok "Struktur Biaya" merupakan komponen yang menguraikan semua pengeluaran yang
diperlukan dalam menjalankan operasional model bisnis. Dalam konteks struktur biaya, ini
mencakup semua elemen biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama pelaksanaan aktivitas
bisnisnya. Osterwalder dan Pigneur (2012) menjelaskan bahwa blok bangunan "cost structure"
ini memberikan gambaran tentang biaya-biaya yang paling signifikan yang muncul saat
menjalankan model bisnis tertentu. Sebagian besar biaya ini berkaitan dengan penciptaan dan
pengiriman nilai, pemeliharaan hubungan pelanggan, dan pencapaian pendapatan, sehingga
munculnya biaya adalah konsekuensi dari berbagai aktivitas ini. Estimasi dan pengaturan biaya
semacam ini secara umum lebih sederhana setelah sumber daya utama telah diidentifikasi.
Keseluruhan, struktur biaya menjelaskan jenis biaya yang harus dikeluarkan untuk
menjalankan operasi bisnis yang sedang berlangsung.
Dalam kerangka Business Canvas, blok "Arus Pendapatan" adalah komponen yang sangat
penting dalam menggambarkan bagaimana perusahaan menghasilkan uang. Arus pendapatan
ini mencakup berbagai sumber pemasukan yang berasal dari segmen pelanggan yang telah
ditentukan. Pengusaha perlu memahami dengan jelas bagaimana model bisnis mereka akan
menghasilkan pendapatan. Ini mungkin berasal dari penjualan produk atau layanan, langganan
bulanan, biaya berlangganan, atau bahkan pendapatan dari iklan. Menyusun dengan baik
strategi arus pendapatan adalah langkah kunci untuk menjaga keberlanjutan dan profitabilitas
perusahaan. Selain itu, pengembangan sumber pendapatan yang beragam dapat membantu
mengurangi risiko terkait dengan bergantung pada satu sumber pendapatan tunggal,
memastikan keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang, dan memungkinkan perusahaan untuk
menyesuaikan model bisnis mereka sesuai dengan perubahan pasar dan kebutuhan pelanggan.
DAFTAR REFRENSI
Ambadar, Jackie., Miranty Abidin, & Yanty Isa. 2010. Dari Peluang Menjadi
Osterwalder, Alexander, dan Yves Pigneur. 2012. Business Model Generation. Jakarta:
Rusdiana, M, dan S.M Moch. Irfan. 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung:
Pustaka Setia.