Salah satu roda penggerak perekonomian daerah adalah usaha kecil menengah
(UKM) yang memiliki bermacam-macam bentuk berupa agribisnis, pariwisata, hingga
berbagai jenis produk kreatif (Anggraini 2019). Data dari Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah (KemenkopUKM) menunjukkan bahwa pada tahun 2018
terdapat 64.194.057 UMKM yang ada di Indonesia atau sekitar 99 persen dari total
unit usaha, dan mempekerjakan 116.978.631 tenaga kerja atau sekitar 97 persen dari
total tenaga kerja di sektor ekonomi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41
persen pada tahun 2018. Kontribusi ini semakin membuktikan peran UKM sebagai
tulang punggung ekonomi nasional Indonesia.
Pemerintah saat ini sangat giat dalam mendukung perkembangan usaha mikro,
kecil, dan menengah yang mendorong banyaknya usaha-usaha baru dengan produk
unggulan daerah dan industri kreatif. Selain itu, banyak universitas juga telah
mendukung kegiatan-kegiatan kewirausahaan. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa
kewirausahaan telah dimasukkan ke dalam studi kurikulum di universitas dan
memberikan peluang bagi siswa untuk membuat inovasi dalam menciptakan bisnis
(Umar et al. 2018). Dengan skala yang kecil maupun menengah, pemilik usaha harus
mempunyai strategi yang tepat untuk mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan
besar.
PERMASALAHAN
Salah satu metode yang dapat membantu pelaku usaha untuk lebih memahami
seluk beluk usahanya adalah dengan menggunakan Bisnis Model Canvas (BMC).
Penelitian yang dilakukan oleh Swasty (2015), menunjukkan bahwa penerapan Bisnis
Model Canvas membuat pelaku usaha dapat membaca strategi lebih fokus dan terukur.
BMC adalah model bisnis yang dikembangkan dan dipublikasikan oleh Osterwalder
& Pigneur pada tahun 2010.
Gambaran Model Canvas ini terbagi dari 9 elemen, yaitu customer segments,
value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources,
key activities, key partnership, dan cost structure (Ostwalder & Pigneur, 2015) :
KESIMPULAN
Persaingan semakin ketat karena adanya MEA dan VUCA, menuntut pelaku usaha
terutama usaha kecil menengah harus berpikir lebih kreatif untuk menghasilkan
strategi yang tepat untuk usahanya. Hingga saat ini banyak pelaku usaha kecil
menengah yang belum memahami seluk-beluk usahanya. Strategi bisnis diperlukan
tidak hanya untuk dapat bertahan dalam persaingan, namun juga untuk memenangkan
persaingan dalam usaha. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menyederhanakan adalah Business Model Canvas. Analisis perusahaan dengan BMC
dinilai efektif karena dapat menjelaskan secara menyeluruh. Dengan menggunakan
analisis BMC, bukan berarti pelaku usaha langsung dapat mengetahui strategi yang
harus diambil, namun adanya BMC dapat memberikan gambaran yang lebih jelas
terhadap bisnisnya, sehingga dapat membantu dalam penentuan strategi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA