Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kewirausahaan Syariah

Dosen Pengampu:
Agus Abdurrahman Drs. M. M.

Anggota Kelompok:
Yahya Ayash Tarigan - 21311629
Zaidan Rabbani Musashi - 21311015
Bagas Nur Hadiyanto - 21311048
Rezi Riski - 21311470
Faddly Utama - 21311429
Fakultas Bisnis & Ekonomika
Prodi Manajemen
Yogyakarta
Dalam menjalankan sebuah bisnis, memang membutuhkan perencanaan sebaik
mungkin, salah cara dalam mempersiapkannya yakni dengan menggunakan Business Model
Canvas. Apakah Anda pernah mendengar mengenai model perencanaan bisnis yang satu ini?
Banyak perusahaan yang menggunakan konsep bisnis model canvas, khususnya untuk
mereka yang baru saja merintis usaha. Model bisnis yang satu ini umumnya digunakan oleh
para pengusaha dalam mengembangka usahanya supaya lebih efisien untuk menjangkau
target pasar.

Apa itu bussines model canvas?


Business Model Canvas atau BMC merupakan sebuah strategi manajemen yang disusun
untuk menjabarkan ide dan juga konsep sebuah bisnis ke dalam bentuk visual. Secara
sederhana, definisi Business Model Canvas yaitu kerangka manajemen untuk mempermudah
dalam melihat gambaran ide bisnis dan juga realisasinya secara cepat.

Jika dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, business model canvas
ini jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Oleh karena itu, kerangka
bisnis ini paling populer di kalangan bisnis startup. Pada awalnya, business model canvas
diperkenalkan pada tahun 2005 oleh seorang entrepreneur asal Swiss yang bernama
Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Di
dalamnya, Ia menerangkan mengenai framework sederhana yang merepresentasikan elemen-
elemen penting yang ada di dalam model bisnis.

1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)


Elemen pertama yang wajib ada di dalam bisnis model canvas yaitu segmentasi konsumen.
Apapun jenis bisnis yang Anda miliki, tentukan dulu segmentasi pelanggan dengan tepat dari
awal. Anda juga harus menentukan siapa saja yang akan menjadi target bisnis, segmen
pelanggan yang mana yang berpotensi membeli produk ataupun jasa Anda.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan segmentasi
produk, antara lain:

a. Customer Jobs: di dalam segmen ini, Anda harus menentukan apa saja hal yang ingin
dicapai pelanggan, masalah yang mereka hadapi, apa saja kebutuhan yang mereka
miliki, bagaimana produk atau layanan Anda dapat membantu pelanggan.
b. Customer Gain: segmen ini memuat tentang manfaat yang diinginkan ataupun yang
diharapkan konsumen dari usaha Anda.
c. Customer Pain: segmen ini akan menggambarkan emosi negatif apa yang bisa
membuat konsumen mereka tidak nyaman, risiko yang ditakutkan, dan buruk.
2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)
Setelah menentukan siapa saja yang menjadi target konsumen, kemudian Anda harus tahu
bagaimana bisnis Anda dapat bermanfaat untuk para pelanggan. Value proposition ini akan
menjelaskan mengenai poin-poin ataupun nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis untuk
segmen konsumennya. Agar lebih detail, dengan menjawab pertanyaan di bawah ini bisa
membantu Anda dalam menyusun value proposition yang tepat.

3. Channels (Saluran)
Channel adalah media interaksi antara bisnis dengan para konsumen untuk menyampaikan
produk dan juga layanannya. Penentuan channel ini merupakan salah satu faktor penentu
kesuksesan dalam menjalankan bisnis. Pikirkan dengan baik channel apa saja yang akan
digunakan untuk menjangkau konsumen. Misalnya saja dengan menggunakan media sosial,
website, ada, dan lain sebagainya.

Salah satu channel yang paling pas untuk menyampaikan produk kepada para konsumen yaitu
melalui website. Dengan membuat website bisnis bisa membantu Anda untuk menjangkau
lebih banyak konsumen dan mudah. Selain itu, website juga bisa menampilkan katalog
produk Anda dengan menarik dan juga menjadi tempat para pelanggan untuk melakukan
transaksi.

4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)


Setelah mengetahui dan memahami segmentasi pasar yang sesuai dan channel yang akan
digunakan, maka sekarang adalah saatnya untuk menentukan bagaimana bisnis Anda bisa
berinteraksi dengan pelanggan. Pahami bagaimana cara menjalin sebuah hubungan dengan
pelanggan supaya mereka tidak mudah berpaling ke kompetitor. Contoh yang dapat Anda
terapkan misalnya saja dengan memberikan potongan harga, mengadakan giveaway, atau
menyediakan program membership.

5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)


Elemen business canvas yang satu ini menggambar sumber pendapatan yang berasal dari
bisnis Anda. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dan perlu dikelola dengan
semaksimal mungkin. Cobalah untuk pikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan
pendapatan bisnis yang Anda rintis. Misalnya saja, selain mengandalkan sumber penghasilan
utama dari penjualan produk, seiring dengan perkembangan bisnis, Anda juga dapat membuat
program membership ataupun memberikan pilihan untuk upgrade kahanan dengan harga
yang cenderung lebih tinggi. Pahami strategi yang dapat Anda lakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Jangan sampai ada produk ataupun kinerja yang tidak
digunakan secara maksimal.

6. Key Resource (Sumber daya)


Agar tetap kompetitif dalam ranah bisnis yang Anda jalani, Anda perlu sumber daya yang
sesuai guna mendukung kegiatan bisnis Anda. Key resource adalah daftar sumber daya yang
sebaiknya Anda miliki untuk mewujudkan value proposition. Untuk key resource sendiri
dapat dikategorikan menjadi empat tipe, antara lain:

1. Physical resource: tempat usaha, bangunan atau gedung, kendaraan, mesin, bahan baku
atau produk.
2. Intellectual resource: merek, hak cipta, partnership, paten, trademark.

3. Human resource: orang yang melakukan kegiatan perusahaan, sumber daya manusia.
4. Financial resource: saldo tunai, dana, kredit, dan lain sebagainya.

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)


Key activities merupakan sebuah elemen yang ada di dalam business model canvas yang
menggambarkan mengenai semua aktivitas yang berkaitan dengan bisnis. Semua aktivitas
tersebut harus menghasilkan value proposition perusahaan.

8. Key Partnership (Kerja sama)


Key partnership merupakan elemen yang ada di dalam bisnis model canvas yang berisi
mengenai daftar sumber daya di luar perusahaan yang Anda perlukan untuk mencapai key
activities dan juga untuk menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama iji bisa berupa
third party, seperti hanya supplier, mitra bisnis ataupun perusahaan lain yang mendukung
kegiatan bisnis Anda.

9. Cost Structure (Struktur biaya)


Cost structure adalah elemen terakhir yang ada di dalam business model canvas. Di dalam
elemen ini mencakup pemerataan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai dengan value
proposition. Selain itu, juga untuk mengelola anggaran bisnis secara lebih efisien untuk
meminimalisir risiko kerugian dan juga kondisi keuangan perusahaan yang tidak sehat. Untuk
mengelola keuangan di dalam bisnis, Anda perlu membuat dan menyusun laporan keuangan
dan juga pembukuan yang baik.

Tips Cara Membuat Business Model Canvas


Setelah memahami tentang elemen-elemen penting yang ada di dalam business model canvas,
kini saatnya kita membahas tentang cara membuat business model canvas seperti berikut ini:

1. Analisa Kompetitor
Dengan melakukan analisa kompetitor atau pesaing bisnis, hal tersebut sangat baik untuk
menambah pengetahuan Anda. Anda juga bisa melihat dari sisi keberhasilan ataupun
kegagalan kompetitor sebagai sebuah pembelajaran untuk bisnis Anda kedepannya. Melalui
informasi yang Anda peroleh dari situ, Anda bisa mengetahui celah yang dapat dimanfaatkan
untuk mengembangkan bisnis dan menjangkau pasar secara lebih baik dibandingkan
kompetitor.

2. Mengurutkan Elemen Secara Sistematis


Cara selanjutnya yaitu dengan mengurutkan sembilan elemen di atas secara sistematis agar
Anda bisa mengetahui manakah prioritas yang harus dijalankan terlebih dulu. Selain itu,
Anda juga bisa menyusun strategi dengan jangka waktu tertentu. Karena semakin jelas target
waktu serta tujuannya, maka akan semakin mudah dalam mengukur keberhasilannya.

3. Hubungkan Tiap Elemennya


Menghubungkan tiap elemen yang ada bisa membantu Anda dalam menyusun strategi yang
tepat. Setiap elemen dalam model bisnis kanvas ini harus terhubung dan mendukung satu
sama lain.

4. Fokus Pada Kondisi Saat Ini


Anda bisa saja membuat sebuah strategi bisnis untuk kedepannya. Akan tetapi, alangkah
lebih baik untuk fokus ke dalam penyusunan strategi dengan kondisi sekarang ini. Sebab,
kondisi bisa saja berubah sewaktu-waktu karena berbagai macam faktor. Misalnya saja,
perubahan konsumen ataupun munculnya kompetitor baru. Oleh karena itu, penting untuk
selalu fokus menyusun strategi dengan kondisi saat ini supaya perhitungannya lebih tepat.

5. Melakukan Review
Setelah selesai menyusun kerangka, pastikan dulu semua elemen saling berhubungan.
Kemudian lakukan pengecekan ulang. Dengan melakukan pengecekan ulang, akan membantu
Anda untuk memeriksa kekurangan dan juga memperbaikinya apabila dirasa kurang tepat.

Contoh Penerapan Business Model Canvas


Agar grameds lebih pahami lagi, kali ini kita akan memberikan beberapa contoh business
model canvas yang berasal dari berbagai industri bisnis sebagai gambaran:

a. Contoh business model canvas Gojek


Di bawah ini adalah contoh business model canvas untuk perusahaan jasa transportasi online:

Adapun salah satu yang membedakan Gojek dengan perusahaan jasa transportasi pada
umumnya adalah ada pada key resource. Jika umumnya perusahaan jasa transportasi harus
mempunyai aset berupa kendaraan dan juga tempat parkir yang luas, maka hal itu tidak
diperlukan oleh perusahaan Gojek. Karena model bisnis Gojek menawarkan nilai kebaruan
yang mana layanannya mengandalkan mitra driver dengan kendaraan yang mereka miliki
sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa model bisnis Gojek terkesan lebih
efisien dan dapat menawarkan harga yang lebih terjangkau.

b. Contoh business model canvas usaha makanan


Berikutnya adalah contoh business model canvas untuk usaha makanan. Jika bisnis Anda
bergerak di bidang kuliner, maka contoh berikut ini akan menjadi sebuah gambaran
sederhana untuk Anda terapkan. Anda hanya perlu menyesuaikan segmentasi dengan target
konsumen bisnis Anda. Kemudian hubungkan dengan elemen-elemen lainnya.
Jalankan Strategi dengan Bisnis Model Canvas
Business model canvas merupakan sebuah strategi perencanaan yang mempermudah Anda
dalam menjelaskan ide dan juga konsep bisnis. Di dalamnya, ada sembilan elemen yang
semuanya saling berkaitan satu sama lain seperti yang sudah dijelaskan di atas. Masing-
masing elemen penting digunakan supaya Anda dapat menyusun prioritas dalam berbisnis.

Membuat perencanaan dengan menggunakan business model canvas adalah langkah yang
sangat tepat. Cobalah untuk selalu mengusahakan yang terbaik saat mempersiapkan bisnis ya.
Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai