Anda di halaman 1dari 9

3.

Kerangka Kerja Model Bisnis (Digital)

Saat ini, pengembangan dan desain digital bisnis model mengalami


peningkatan perhatian, khususnya berkaitan dengan munculnya ekonomi baru
berbasis internet. Bisnis model berbasis digital ini dibuat dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan bersaing (competitive advantages). Keberhasilan kegiatan
perusahaan sebagian besar disebabkan oleh pengelolaan model bisnis yang baik.
Oleh karena itu, sebuah perusahaan akan berusaha menyampaikan value kepada
customer di dalam kerangka bisnis modelnya.

Secara konseptual, bisnis model dimulai dari penggunaan informasi dan


informatika (information modelling and information production) yang digabungkan.
Kerangka ini disusun secara strategis untuk menilai dan mengukur bahwa kesuksesan
perusahaan dinilai dari bagaimana perusahaan tersebut mendeferensiasi berbagai
produk yang diproduksi, kemudian memberlakukan sebuah perubahan dari
interpretasi ide-ide inovatif.

Bisnis model memungkinkan para manager untuk fokus pada aspek yang harus
dipertanggungjawabkan diantaranya pada kualitas pengambilan keputusan, strategi,
dan operasi yang dilakukan dengan lebih cepat, efisien, dan efektif. Hampir setiap
perusahaan menyesuaikan model bisnis yang ada untuk menghadapi teknologi baru
atau kebutuhan pelanggan. Perubahan model bisnis tersebut merupakan komponen
penting dalam manajemen model bisnis agar dapat beradaptasi dengan kondisi yang
terkadang berubah dan bertahan di pasar dalam jangka panjang.

Kerangka kerja bisnis model sebagian besar digambarkan secara rinci sebagai
konsep model atau sistem suatu kegiatan bisnis. Di mana kerangka tersebut disajikan
dalam beberapa jenis konsep yang digambarkan dan dijelaskan ke berbagai bentuk
kerangka kerja bisnis model. Keuntungan kerangka kerja bisnis model meliputi: (a)
Fleksibel; mendorong komunikasi dan alternatif dalam menjangkau customer yang
lebih luas, (b) Memperkecil pekerjaan non value-added, agar dapat memberikan
kesempatan untuk mengeksplorasi perubahan dengan ide-ide inovatif, dan (c)
Meningkatkan hubungan kepemimpinan dan menghemat biaya dengan
memaksimalkan sumber daya.
Berikut merupakan berbagai bentuk kerangka kerja bisnis model/bisnis model
inovasi tradisional seperti Bisnis Model Kanvas, Bisnis Model Navigator, dan Model
Desain Nilai. Selain itu, terdapat kerangka kerja digital bisnis model/digital bisnis
model inovasi yang fokus pada IoT/digital terbaru seperti Model DNA, Model BM
untuk Model IoT, dan Kerangka Kerja Model Bisnis IoT.

3.1. Bisnis Model Kanvas

Bisnis model kanvas merupakan sebuah alat yang digunakan untuk


menyusun strategi bisnis ke dalam bentuk visual yang sederhana. Kerangka kerja
tersebut diciptakan oleh Alexander Osterwalder dan Pigneur pada tahun 2005
yang cukup populer dan banyak dipakai oleh pihak-pihak yang membutuhkan.
Bisnis model kanvas memberikan gambaran secara umum serta potensi yang
dijadikan bahan untuk perbandingan dan pengembangan suatu bisnis.

Pemodelan ini merupakan standar industri yang terdiri dari sembilan


elemen/blok yang dipisah secara linier menjadi lembaran persegi panjang. Di
mana pada seluruh bagian sisi kanan kanvas menggambarkan tentang nilai,
sedangkan bagian sisi kiri menggambarkan efisiensi. Keunggulan bisnis model
kanvas yaitu hanya terdiri dari satu halaman, tetapi isinya sangat powerful dalam
memberikan pemahaman mengenai model bisnis secara utuh.

Pada sembilan elemen yang tersusun, Osterwalder mengemukakan bahwa


segmen pelanggan merupakan pusat dari bisnis model tersebut. Oleh karena itu,
sebuah bisnis harus dibangun berdasar pada pemahaman akan kebutuhan segmen
pelanggan yang membutuhkan. Berikut merupakan ilustrasi sembilan elemen
pokok dari kerangka kerja bisnis model kanvas, yaitu:
a. Customer Segments.
- Siapa calon konsumen Anda, bagaimana karakteristik mereka, apa yang
mereka pikirkan/butuhkan? Konsumen mana yang akan menjadi sasaran
pangsa pasar kita yang akan dijadikan sebagai customer potensial kita.

b. Value Proposition.
- Apa diferensiasi, keunggulan, dan solusi produk Anda? Keunikan apa
yang membuat yakin bahwa produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan akan dipilih konsumen dibandingkan penawaran dari
pesaing.

c. Channells, saluran distribusi.


- Bagaimana cara agar value produk Anda bisa diterima/sampai ke tangan
konsumen? Offline atau Online. Misalnya berjualan lewat media sosial,
situs e-commerce, atau jalur lain.

d. Customer Relationship.
- Bagaimana cara Anda dapat berinteraksi untuk menjaga loyalitas
konsumen. Misalnya menyapa konsumen lewat email, postingan di sosial
media, atau cara lainnya.
e. Revenue Streams, berapa laba dari hasil penjualan produk kita.
- Bagaimana sumber pendanaannya? Misalnya modal pribadi, keuntungan
dari penjualan yang menjadi modal kembali, dan lainnya.
- Bagaimana cara bisnis menghasilkan omset/keuntungan dari value yang
ditawarkan?

f. Key Activities.
- Yang berkaitan dengan aktivitas kunci untuk menjalankan bisnis
sehingga menghasilkan produk atau value proposition yang berkualitas.
Misalnya melakukan riset pasar, merancang motif terbaru, membangun
kerjasama dengan distributor, dan lainnya.

g. Key Resources.
- Yang berkaitan dengan sumber daya kunci yang dimiliki perusahaan agar
dapat kompetitif dalam menciptakan value. Misalnya bahan baku, tenaga
terampil, alat pendukung seperti computer, dan kebutuhan lain.

h. Key Partnership.
- Yang berkaitan dengan partner kunci yang mendukung organisasi agar
selalu kompetitif. Misalnya supplier, karyawan outsourcing, dan lainnya.

i. Cost Structures.
- Biaya/pengeluaran yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis. Misalnya
penggunaan dana untuk utilitas, menggaji karyawan, promosi, dan
pembayaran lainnya. Biaya-biaya tersebut dapat kita petakan menjadi
fixed cost dan variable cost.
3.1.1. Manfaat dan Tantangan Menggunakan Bisnis Model Kanvas untuk
Digital Bisnis Model

Manfaat menggunakan bisnis model kanvas diantaranya: (1) Fokus


memberikan gambaran singkat dan sederhana terkait model bisnis dari
berbagai aspek terkait yang dituangkan dalam sembilan elemen utama,
sehingga pelaku usaha dapat lebih fokus untuk mengembangkan
bisnisnya secara kompetitif di kemudian hari. (2) Memudahkan pelaku
usaha dalam memahami bisnis yang digambarkan dalam satu kanvas. (3)
Memberikan fleksibilitas bagi para pelaku usaha dalam
memodifikasi/mengedit dengan tetap memberi pandangan secara
menyeluruh terhadap model bisnis. Dan (4) Bisnis model kanvas ini
dapat digunakan oleh berbagai kalangan perusahaan, baik perusahaan
besar, maupun perusahaan start up.

Namun, bisnis model kanvas tidak menjelaskan aspek teknologi


dan pertimbangan data acuan sebagai nilai tertentu, sehingga tidak dapat
mengakomodasi bisnis dalam tahap pengembangan yang sangat awal.
Selain itu, model ini dibangun berdasarkan asumsi atas kebutuhan
pelanggan, yang mungkin tidak berlaku untuk digital bisnis model
lainnya. Hal tersebut menjadi tantangan pengguna dalam
menggunakannya.

3.2. Bisnis Model Navigator St. Gallen: Segitiga Ajaib

Model segitiga ajaib Bisnis Model Navigator diciptakan oleh Gassmann


dkk. Pada model ini beliau mengemukakan bahwa setiap bisnis model terdiri
dari empat elemen/blok yang menjadi bangunan utama paling penting, terkait
“Siapa?, Apa?, Bagaimana?, dan Nilai?”.

Model ini menggambarkan bisnis model secara minimum. Menurut


Gassmann dkk model segitiga ajaib Bisnis Model Navigator merupakan
pemodelan bisnis sebagai keunggulan kompetitif baru yang memiliki tujuan
untuk menghindari bisnis agar tidak terjebak dalam pemikiran konvensional,
sehingga menciptakan aliran dan inovasi baru.
Berikut merupakan empat-elemen yang terdapat dalam model segitiga
ajaib Bisnis Model Navigator st. gallen, yaitu:

a. Pelanggan.
- Siapa konsumen yang akan dituju? Harus dapat memahami dengan tepat
segmen konsumen mana yang relevan untuk dijadikan sebagai segmen
konsumen potensial.

b. Proposisi Nilai.
- Apa yang ditawarkan kepada pelanggan? Digambarkan dengan
bagaimana perusahaan terkait melayani kebutuhan pelanggan.

c. Rantai Nilai.
- Bagaimana cara menghasilkan penawaran tersebut? bagaimana proposisi
nilai yang telah dibuat agar tepat sasaran. Di mana suatu perusahaan
harus menjalankan beberapa proses dan aktivitas yang berkaitan dengan
kemampuan serta sumber daya yang dimiliki.

d. Model Pendapatan.
- Mengapa model bisnis ini dapat menghasilkan laba? Bagaimana
pendapatan diciptakan dalam sebuah aktivitas perusahaan. Aspek yang
terdapat dalam elemen ini diantaranya struktur biaya, dan mekanisme
penghasil pemasukan. Di mana elemen ini menjelaskan apa yang
membuat sebuah model bisnis tersebut layak secara finansial.

3.2.1. Manfaat dan Tantangan Menggunakan Bisnis Model Navigator


untuk Digital Bisnis Model

Manfaat menggunakan bisnis model navigator diantaranya: (1)


mudah digunakan karena lebih cepat dalam memetakan keseluruhan
elemen bisnis model. Di mana kerangka tersebut dilengkapi beberapa
fasilitas seperti kursus online, perangkat lunak, dan 55 pola bisnis model
yang mampu menciptakan ide baru.

Namun, model ini tidak menghasilkan pemetaan kerangka yang


lebih rinci pada bisnis model karena tidak menjelaskan dan
menghubungkan teknologi atau data secara eksplisit, sehingga menjadi
tantangan pengguna dalam menggunakannya.

3.3. Model Desain Nilai

Model desain nilai diciptakan oleh Westerlund dkk. yang mencakup


berbagai aspek pemasaran dan strategi bisnis untuk membantu kegiatan bisnis
mencapai tujuan dengan menciptakan nilai melalui bisnis model. Model ini
terdiri dari empat elemen/blok utama yang saling berkaitan satu sama lain
diantaranya: Penggerak Nilai, Simpul Nilai, Pertukaran Nilai, dan Ekstrak Nilai.

Berikut merupakan bentuk model desain nilai, yaitu:


(1) Penggerak nilai merupakan bentuk motivasi individu dan bersama
sebagian jaringan organisasi yang bergerak dalam pelaksanaan bisnis. (2)
Simpul nilai diartikan sebagai para pelaku kegiatan bisnis dalam organisasi yang
dapat mempengaruhi hubungan satu sama lain dalam menciptakan nilai. (3)
Pertukaran nilai digambarkan sebagai arus yang menghubungkan antara nilai
dan simpul nilai. Dan (4) Value extract yang berfungsi sebagai alat untuk
menyesuaikan besar dan kecilnya arus nilai perusahaan dalam mengeksplorasi
dan mengidentifikasi beberapa kemungkinan dalam mengambil dan menciptakan
arus inovasi baru.

Pertukaran nilai merupakan elemen inti dari bisnis model ini, bentuk dari
pertukaran nilai tersebut dapat berupa moneter dan non-moneter. Menurut
Westerlund dkk. Mengemukakan bahwa konsep bisnis model yang berpusat
pada vendor hampir sama dengan value design, yang menjadi perbedaannya
yaitu terletak pada tingkat penerapan jaringan organisasi yang menggunakan dan
berpusat pada jaringan.

3.3.1. Manfaat dan Tantangan Menggunakan Model Desain Bisnis untuk


Digital Bisnis Model

Manfaat menggunakan model desain bisnis pada penerapan


pemodelan bisnis IoT yaitu konsisten memikirkan pemodelan tersebut
dari sudut pandang jaringan yang didasarkan pada kerjasama, bukan pada
sesuatu yang dilakukan oleh bisnis itu sendiri. Jaringan ini berasal dari
teori sistem yang dibentuk atas dasar gagasan bahwa sistem lebih dari
sebuah perangkat unsur kesatuan.

Model desain nilai menggambarkan biaya, arus pendapatan, nilai-


nilai lain dalam jaringan IoT, dan penggunaan nilai ekstrak bagi
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Bisnis model perusahaan
hendaknya tidak dipandang sebagai vendor-sentris, sehingga dapat
mengambil semua arus nilai yang tercipta. Keempat elemen/blok tersebut
menggambarkan konsep desain nilai, yaitu terkait bagaimana nilai
diciptakan dan diambil dengan sengaja dalam jaringan IoT.
Menurut Westerlund dkk. Mengembangkan inovasi baru mengenai
bagaimana perusahaan harus melakukan pemodelan bisnis IoT yang
berpusat pada jaringan, berarti perusahaan harus melakukan pergantian
cara berpikir konvensional dengan menggabungkan dan memahami
teknologi yang ada seiring berkembangnya zaman. Model ini masih
memiliki kekurangan pada beberapa bidang seperti kegunaan dan
kematangan suatu model desain nilai tersebut, sehingga menjadi
tantangan pengguna dalam menggunakannya.

DAFTAR PUSTAKA:

Aagaard, Annabeth. 2019. Digital Business Models I Driving Transformation and


Innovation. Switzerland: Palgrave Macmillan.

Danisa, Debora. 2022. Mengenal Bisnis Digital, Jenis, Hingga Keuntungannya.


(Diakses pada 9 September 2023)

https://finance.detik.com/solusiukm/d-6328081/mengenal-bisnis-digital-jenis-
hingga-keuntungannya

Anda mungkin juga menyukai