Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MUHAMMAD ARIF

NIM : 22064051
JURUSAN : TEKNIK LISTRIK
MAKUL : PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

PENGANTAR KEWIRAUSAHAAN

RESUME

Business Model Canvas atau BMC merupakan sebuah strategi manajemen yang disusun
untuk menjabarkan ide dan juga konsep sebuah bisnis ke dalam bentuk visual. Secara
sederhana, definisi Business Model Canvas yaitu kerangka manajemen untuk
mempermudah dalam melihat gambaran ide bisnis dan juga realisasinya secara cepat.

Jika dibandingkan dengan bisnis plan yang berpuluh-puluh halaman, business model
canvas ini jauh lebih ringkas karena disusun ke dalam satu halaman saja. Oleh karena itu,
kerangka bisnis ini paling populer di kalangan bisnis startup. Pada awalnya, business
model canvas diperkenalkan pada tahun 2005 oleh seorang entrepreneur asal Swiss yang
bernama Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model
Generation. Di dalamnya, Ia menerangkan mengenai framework sederhana yang
merepresentasikan elemen-elemen penting yang ada di dalam model bisnis. Lalu, apa
saja elemen-elemen yang ada di dalam ya? Simak informasi lengkapnya di bawah ini ya.

9 Elemen dalam Business Model Canvas


Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa business model canvas tersusun dari
sembilan elemen penting, antara lain:

Sembilan elemen tersebut adalah panduan untuk pelaku bisnis dalam menentukan
sistem kerja perusahaan dan juga media untuk mengevaluasi kegiatan perusahaan
apakah sudah berjalan sesuai sistem atau tidak. Simak informasi lengkapnya di bawah ini
untuk mengetahui informasi masing-masing elemen dalam model bisnis canvas berikut
ini:

1. Customer Segments (Segmentasi konsumen)

Elemen pertama yang wajib ada di dalam bisnis model canvas yaitu segmentasi
konsumen. Apapun jenis bisnis yang Anda miliki, tentukan dulu segmentasi pelanggan
dengan tepat dari awal. Anda juga harus menentukan siapa saja yang akan menjadi target
bisnis, segmen pelanggan yang mana yang berpotensi membeli produk ataupun jasa
Anda.

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan
segmentasi produk, antara lain:

a. Customer Jobs: di dalam segmen ini, Anda harus menentukan apa saja hal yang
ingin dicapai pelanggan, masalah yang mereka hadapi, apa saja kebutuhan yang
mereka miliki, bagaimana produk atau layanan Anda dapat membantu pelanggan.
b. Customer Gain: segmen ini memuat tentang manfaat yang diinginkan ataupun
yang diharapkan konsumen dari usaha Anda.
c. Customer Pain: segmen ini akan menggambarkan emosi negatif apa yang bisa
membuat konsumen mereka tidak nyaman, risiko yang ditakutkan, dan buruk.

2. Value Proposition (Proposisi nilai konsumen)

Setelah menentukan siapa saja yang menjadi target konsumen, kemudian Anda harus
tahu bagaimana bisnis Anda dapat bermanfaat untuk para pelanggan. Value proposition
ini akan menjelaskan mengenai poin-poin ataupun nilai yang ditawarkan oleh suatu bisnis
untuk segmen konsumennya. Agar lebih detail, dengan menjawab pertanyaan di bawah
ini bisa membantu Anda dalam menyusun value proposition yang tepat.

a. Apa saja keunggulan yang ditawarkan ke pelanggan ketika menggunakan produk Anda?
b. Manfaat apa saja yang akan diperoleh pelanggan setelah menggunakan produk?
c. Mengapa pelanggan harus memilih produk Anda dan apa yang membedakannya dari
pesaing Anda?

Dengan membuat value proposition, Anda dapat mengetahui apa saja manfaat yang
diperoleh para konsumen saat menggunakan produk dan layanan Anda nantinya. Disini
Anda bisa menunjukkan keunggulan yang membedakan bisnis Anda dengan kompetitor.
Tawarkan semua value yang sifatnya unik kepada para pelanggan.

Elemen dalam value proposition

Ada kurang lebih 11 value proposition menurut Alexander Osterwalder dan juga Yves
Pigneur, diantaranya:

1. Newness: sebuah nilai kebaruan yang sebelumnya belum pernah ditawarkan oleh
bisnis lainnya.
2. Performance: ini adalah peningkatan performa ataupun kinerja bisnis.
3. Customisation: produk yang bisa disesuaikan dengan keperluan individual pelanggan.
4. Getting the job done: ini adalah nilai dari membantu pelanggan dalam melakukan
pekerjaan atau membantu memecahkan masalah tertentu.
5. Design: nilai dari sisi desain sebuah produk, misalnya saja di industri fashion.
6. Brand atau status: menunjukkan status sosial tertentu saat menggunakan produk.
7. Price: menawarkan nilai yang serupa dengan harga yang lebih murah atau terjangkau
kepada segmen pelanggan yang sensitif terhadap harga.
8. Cost reduction: nilai yang ditawarkan kepada pelanggan berupa pengurangan biaya
dari kegiatan yang dilakukan. Misalnya saja kepada produk aplikasi kasir, payroll, atau HR.
9. Risk reduction: ini adalah nilai yang berupa pemberian garansi terhadap produk dan
juga layanan dalam hal pengurangan risiko.
10. Accessibility: memberikan akses kepada pelanggan yang awalnya tidak dapat
memperoleh produk atau jasa tersebut. Misalnya saja program pegadaian yang sekarang
bisa memungkinkan pesertanya untuk menabung emas tanpa perlu membelinya secara
fisik.
11. Convenience: memberikan kenyamanan dan juga kemudahan kepada para
pelanggan.

3. Channels (Saluran)
Channel adalah media interaksi antara bisnis dengan para konsumen untuk
menyampaikan produk dan juga layanannya. Penentuan channel ini merupakan salah
satu faktor penentu kesuksesan dalam menjalankan bisnis. Pikirkan dengan baik channel
apa saja yang akan digunakan untuk menjangkau konsumen. Misalnya saja dengan
menggunakan media sosial, website, ada, dan lain sebagainya.

Salah satu channel yang paling pas untuk menyampaikan produk kepada para konsumen
yaitu melalui website. Dengan membuat website bisnis bisa membantu Anda untuk
menjangkau lebih banyak konsumen dan mudah. Selain itu, website juga bisa
menampilkan katalog produk Anda dengan menarik dan juga menjadi tempat para
pelanggan untuk melakukan transaksi.

4. Customer Relationship (Hubungan konsumen)

Setelah mengetahui dan memahami segmentasi pasar yang sesuai dan channel yang akan
digunakan, maka sekarang adalah saatnya untuk menentukan bagaimana bisnis Anda
bisa berinteraksi dengan pelanggan. Pahami bagaimana cara menjalin sebuah hubungan
dengan pelanggan supaya mereka tidak mudah berpaling ke kompetitor. Contoh yang
dapat Anda terapkan misalnya saja dengan memberikan potongan harga, mengadakan
giveaway, atau menyediakan program membership.

Perlu dipahami bahwa karakter setiap pelanggan berbeda-beda. Oleh karena itu, Anda
harus memahami bagaimana cara mengambil hati dan mempertahankan pelanggan yang
sudah ada. Tidak hanya saat menjual produk saja, namun juga saat menghadapi
komplain, menjawab berbagai pertanyaan konsumen, dan lain sebagainya

5. Revenue Streams (Sumber pendapatan)

Elemen business canvas yang satu ini menggambar sumber pendapatan yang berasal dari
bisnis Anda. Hal ini merupakan hal yang sangat penting dan perlu dikelola dengan
semaksimal mungkin. Cobalah untuk pikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan
pendapatan bisnis yang Anda rintis. Misalnya saja, selain mengandalkan sumber
penghasilan utama dari penjualan produk, seiring dengan perkembangan bisnis, Anda
juga dapat membuat program membership ataupun memberikan pilihan untuk upgrade
kahanan dengan harga yang cenderung lebih tinggi. Pahami strategi yang dapat Anda
lakukan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Jangan sampai ada produk
ataupun kinerja yang tidak digunakan secara maksimal.

6. Key Resource (Sumber daya)

Agar tetap kompetitif dalam ranah bisnis yang Anda jalani, Anda perlu sumber daya yang
sesuai guna mendukung kegiatan bisnis Anda. Key resource adalah daftar sumber daya
yang sebaiknya Anda miliki untuk mewujudkan value proposition. Untuk key resource
sendiri dapat dikategorikan menjadi empat tipe, antara lain:

1. Physical resource: tempat usaha, bangunan atau gedung, kendaraan, mesin, bahan
baku atau produk.
2. Intellectual resource: merek, hak cipta, partnership, paten, trademark.
3. Human resource: orang yang melakukan kegiatan perusahaan, sumber daya manusia.
4. Financial resource: saldo tunai, dana, kredit, dan lain sebagainya.

7. Key Activities (Aktivitas yang dijalankan)

Key activities merupakan sebuah elemen yang ada di dalam business model canvas yang
menggambarkan mengenai semua aktivitas yang berkaitan dengan bisnis. Semua
aktivitas tersebut harus menghasilkan value proposition perusahaan.

8. Key Partnership (Kerja sama)

Key partnership merupakan elemen yang ada di dalam bisnis model canvas yang berisi
mengenai daftar sumber daya di luar perusahaan yang Anda perlukan untuk mencapai
key activities dan juga untuk menyampaikan value ke pelanggan. Partner utama iji bisa
berupa third party, seperti hanya supplier, mitra bisnis ataupun perusahaan lain yang
mendukung kegiatan bisnis Anda.

9. Cost Structure (Struktur biaya)

Cost structure adalah elemen terakhir yang ada di dalam business model canvas. Di
dalam elemen ini mencakup pemerataan biaya untuk mengoperasikan bisnis sesuai
dengan value proposition. Selain itu, juga untuk mengelola anggaran bisnis secara lebih
efisien untuk meminimalisir risiko kerugian dan juga kondisi keuangan perusahaan yang
tidak sehat. Untuk mengelola keuangan di dalam bisnis, Anda perlu membuat dan
menyusun laporan keuangan dan juga pembukuan yang baik.

Tips Cara Membuat Business Model Canvas


Setelah memahami tentang elemen-elemen penting yang ada di dalam business model
canvas, kini saatnya kita membahas tentang cara membuat business model canvas
seperti berikut ini:

1. Analisa Kompetitor

Dengan melakukan analisa kompetitor atau pesaing bisnis, hal tersebut sangat baik untuk
menambah pengetahuan Anda. Anda juga bisa melihat dari sisi keberhasilan ataupun
kegagalan kompetitor sebagai sebuah pembelajaran untuk bisnis Anda kedepannya.
Melalui informasi yang Anda peroleh dari situ, Anda bisa mengetahui celah yang dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis dan menjangkau pasar secara lebih baik
dibandingkan kompetitor.

2. Mengurutkan Elemen Secara Sistematis

Cara selanjutnya yaitu dengan mengurutkan sembilan elemen di atas secara sistematis
agar Anda bisa mengetahui manakah prioritas yang harus dijalankan terlebih dulu. Selain
itu, Anda juga bisa menyusun strategi dengan jangka waktu tertentu. Karena semakin
jelas target waktu serta tujuannya, maka akan semakin mudah dalam mengukur
keberhasilannya.

3. Hubungkan Tiap Elemennya

Menghubungkan tiap elemen yang ada bisa membantu Anda dalam menyusun strategi
yang tepat. Setiap elemen dalam model bisnis kanvas ini harus terhubung dan
mendukung satu sama lain.

4. Fokus Pada Kondisi Saat Ini

Anda bisa saja membuat sebuah strategi bisnis untuk kedepannya. Akan tetapi, alangkah
lebih baik untuk fokus ke dalam penyusunan strategi dengan kondisi sekarang ini. Sebab,
kondisi bisa saja berubah sewaktu-waktu karena berbagai macam faktor. Misalnya saja,
perubahan konsumen ataupun munculnya kompetitor baru. Oleh karena itu, penting
untuk selalu fokus menyusun strategi dengan kondisi saat ini supaya perhitungannya
lebih tepat.

5. Melakukan Review

Setelah selesai menyusun kerangka, pastikan dulu semua elemen saling berhubungan.
Kemudian lakukan pengecekan ulang. Dengan melakukan pengecekan ulang, akan
membantu Anda untuk memeriksa kekurangan dan juga memperbaikinya apabila dirasa
kurang tepat.

Contoh Penerapan Business Model Canvas


Agar grameds lebih pahami lagi, kali ini kita akan memberikan beberapa contoh business
model canvas yang berasal dari berbagai industri bisnis sebagai gambaran:

1. Contoh business model canvas Gojek

Di bawah ini adalah contoh business model canvas untuk perusahaan jasa transportasi
online:

Adapun salah satu yang membedakan Gojek dengan perusahaan jasa transportasi pada
umumnya adalah ada pada key resource. Jika umumnya perusahaan jasa transportasi
harus mempunyai aset berupa kendaraan dan juga tempat parkir yang luas, maka hal itu
tidak diperlukan oleh perusahaan Gojek. Karena model bisnis Gojek menawarkan nilai
kebaruan yang mana layanannya mengandalkan mitra driver dengan kendaraan yang
mereka miliki sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa model bisnis Gojek
terkesan lebih efisien dan dapat menawarkan harga yang lebih terjangkau.

2. Contoh business model canvas usaha makanan

Berikutnya adalah contoh business model canvas untuk usaha makanan. Jika bisnis Anda
bergerak di bidang kuliner, maka contoh berikut ini akan menjadi sebuah gambaran
sederhana untuk Anda terapkan. Anda hanya perlu menyesuaikan segmentasi dengan
target konsumen bisnis Anda. Kemudian hubungkan dengan elemen-elemen lainnya.
Jalankan Strategi dengan Bisnis Model Canvas
Business model canvas merupakan sebuah strategi perencanaan yang mempermudah
Anda dalam menjelaskan ide dan juga konsep bisnis. Di dalamnya, ada sembilan elemen
yang semuanya saling berkaitan satu sama lain seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Masing-masing elemen penting digunakan supaya Anda dapat menyusun prioritas dalam
berbisnis.

Membuat perencanaan dengan menggunakan business model canvas adalah langkah


yang sangat tepat. Cobalah untuk selalu mengusahakan yang terbaik saat
mempersiapkan bisnis ya. Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai