Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TECHNOPRENEURSHIP

Detergent Cair dari Minyak Kelapa

Oleh:
1.
2.
3.
4.

Dwi Setyorini
Ridlo Aanisah
Anovia Diah Riswardani
Septiani Ayustiningrum

(2313100001)
(2313100015)
(2313100037)
(2313100076)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2016
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bisnis Model Kanvas atau yang lebih dikenal dengan BMC merupakan konsep model
bisnis yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur. BMC
mendeskripsikan dasar pemikiran bagaimana organisasi diciptakan, disampaikan dan
ditangkap nilainya. Konsep BMC berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit menjadi
sederhana. Karena kesederhanaanya, metode kanvas dapat mendorong sebanyak mungkin
karyawan terlibat dalam pengembangan model bisnis organisasinya. BMC memberikan stepstep yang memfasilitasikan tentang membuat bisnis secara detail yang ditampikan dalam satu
lembar kanvas, berisi sembilan elemen (kotak). Sembilan elemen dalam BMC tersebut
mencakup Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue
Stream, Key Resourcess, Key Activities, Key Partnership dan Cost Structure.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan sumber yang kami gunakan sebagai rujukan/referensi, maka rumusan
masalah yang dapat dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penjelasan dari sembilan elemen BMC?
2. Bagaimana BMC Detergent Cair dari Minyak Kelapa?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penjelasan lebih rinci dari sembilan elemen BMC
2. Untuk mengetahui BMC Detergent Cair dari Minyak Kelapa?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEMBILAN SEGMEN BMC
2.1 1

Customer Segment

Dalam menjalankan bisnisnya, pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang


harus dilayani. Customer segment adalah pembagian kelompok yang terdiri dari orang-orang
atau organisasi yang ingin dibidik oleh perusahaan.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), sebuah bisnis model akan menetapkan
satu atau banyak customer segments. Organisasi harus sadar dalam mengambil keputusan
pelanggan yang akan dilayani atau diabaikan. Ada beberapa tipe customer segments ialah :
1. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Nilai proposisi,
distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan hanya fokus pada pelanggan yang
memiliki kebutuhan dan masalah yang sama. Tipe bisnis model ini dapat ditemukan pada
sektor elektronik.
2. Niche market, bisnis model yang target pasarnya hanya melayani segmen pelanggan
tertentu. Nilai proposisi, distribusi channel, dan hubungan dengan pelanggan disesuaikan
dengan kebutuhan pelanggan yang spesifik. Bisnis model seperti ini dapat ditemukan pada
hubungan supplier-buyer ( perusahaan suku cadang mobil bergantung pada penjualan dari
perusahaan mobil).
3. Segmented, bisnis model ini membedakan antara kebutuhan dan masalah yang berbeda
pada setiap pelanggan. Bisnis model ini dapat ditemukan pada industri jam, industri obat.
4. Diversified, bisnis model yang melayani 2 sekmen pelanggan yang tidak berhubungan dari
kebutuhan dan masalahnya. Bisnis ini dapat dilihat pada Amazon.com yang memutuskan
untuk memperluas bisnis retailnya dengan menjual pelayanan cloud computing yang
melayani segmen pelanggan yang berbeda dengan nilai proposisi yang berbeda pula.
5. Multi-sided platforms (or multisided markets), bisnis model yang melayani dua atau lebih
sekmen pelanggan yang saling ketergantungan. Bisnis model ini dapat ditemukan pada
perusahaan kartu kredit yang membutuhkan banyak pemegang kartu kredit dan banyak
merchants yang menerima kartu kredit tersebut
2.1 2

Value Proposition
Value Proposition adalah bundling (seluruh bagian) dari sebuah produk atau jasa yang

bermanfaat untuk spesifik kelompok pelanggan tertentu (customer segments). Value


Proposition adalah alasan mengapa sekelompok pelanggan memilih suatu nilai manfaat
tertentu yang ditawarkan bila dibandingkan dengan nilai manfaat yang ditawarkan perusahaan
lain. Value Propositions yang ditawarkan bisa sama dengan yang lain namun beda atribut dan
fitur atau bisa juga sebuah penawaran yang baru yang lebih inovatif dan atau disruptive.

Value Proposition harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Nilai


tambah apa yang bisa kita tawarkan ke pelanggan? Permasalahan pelanggan mana yang ingi n
diselesaikan? Kebutuhan pelanggan apa yang hendak di penuhi? Bundling produk atau
jasa apa yang di tawarkan untuk masing-masing kelompok pelanggan.
2.1 3

Channel
Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan value proporsition

kepada customer segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam beberapa tahap mulai dari
kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual. Channel menggambarkan bagaimana
sebuah perusahaan mengkomunikasikan dan mendeliver nilai proposisi tertentu yang
ditawarkan ke sebuah kelompok pelanggan. Channels adalah touch point sebuah organisasi
dengan pelanggan yang berperan sangat penting dalam membangun customer experience.
Beberapa Fungsi Channels:

Membangun awareness diantara pelanggan tentang penawaran sebuah produk atau jasa
Bagaimana membantu pelanggan memilih Value Proposition dari sebuah perusahaan
Memungkinkannya untuk sebuah kelompok pelanggan membeli produk atau jasa yang

spesifik
Bagaimana men-deliver sebuah produk atau jasa
Menyediakan post-purchase customer support
Bagaimana cara untuk menjangkau segmen pelanggan yang dibidik? Bagaimana

saluran distribusi segmen pelanggan yang ada sekarang? Mana yang terbaik dan saluran mana
yang Cost-Efficient? Serta bagaimana caranya mengintegrasikan saluran itu dengan rutinitas
pelanggan?
2.1 4

Customer Relationship
Merupakan cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya. Menurut

Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 28), Customer Relationship dibagi menjadi 6 :
1. Personal Assistant, merupakan komunikasi langsung antara customer dengan customer
representative sehingga kualitas barang dapat terjamin.
2. Dedicated Personal Assistant, merupakan satu customer representative hanya ditujukan
untuk satu pelanggan sehingga penjelasan dapat lebih jelas dibandingkan dengan personal
assistant ( contoh : asuransi).
3. Self service, dalam hal ini pelanggan tidak melakukan kontak langsung dengan customer
representative. Dalam self service dapat dijalankan dengan penggunaan Vending Machine

yang menjual makanan-makanan yang dapat disajikan dalam keadaan dingin seperti salad
sayur, salad buah dan minuman berprotein dan jus buah.
4. Automated Service, merupakan perkembangan dari self-service. Sebagai contoh dibuatnya
vending machine yang berfungsi untuk melihat menu makanan hari ini, untuk memesan dan
untuk membayar dengan men-tap kan kartu yang telah terisi saldo
5. Communities, sebagai wadah untuk berkumpul sebagai sharing ilmu pengetahuan, sehingga
dapat membantu perusahaan dalam mengerti keinginan mereka.
6. Co-creation, merupakan hubungan antara customer dan penjual untuk menciptakan value
propotition baru, dengan contoh toko makanan membuat forum untuk meminta para
pelanggan menilai dan menambahkan masukkan seperti rasa dan bentuk baru sebagai
inovasi produk.
2.1 5

Revenue Stream
Merupakan komponen yang dianggap paling vital. Umumnya organisasi memperoleh

pendapatan dari pelanggan. Revenue Stream pada 9 building blocks, merepresentasikan


bagaimana sebuah perusahaan memperoleh cash dari setiap sekmen pelanggan.
Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30-31) menjelaskan bahwa bila customer adalah
jantung dari perusahaan, maka revenue streams adalah pembuluh darahnya. Dan perusahaan
perlu mempertanyakan untuk nilai seperti apa customer rela untuk membayar. Setiap revenue
stream memiliki pricing mechanism yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan
lainnya antara lain sistem tawar-menawar, pelelangan, mengikuti permintaan pasar, harga
tergantung dari volume, dan sebagainya.
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30), sebuah bisnis model dapat melibatkan
dua tipe revenue streams yang berbeda, yakni:
1. Transaction revenues yang diperoleh dari 1 kali pembayaran dari customer
2. Recurring revenues yang berasal dari pembayaran yang masih berlanjut untuk
menyampaikan value proposition kepada pelanggan (Rent,Credit, Subscription) dan
menyediakan customer support setelah pembelian.
Jadi, menurut Osterwalder & Pigneur ( 2010, hal 30-31), pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab dalam revenue streams adalah untuk nilai apakah yang akan membuat customer
mau untuk membayar, untuk apa mereka bayar dan bagaimana cara pembayaran, cara
pembayaran apa yang mereka lebih sukai

2.1 6

Key Resourcess
Merupakan sumber daya milik organisasi yang digunakan untuk mewujudkan proposisi

nilai. Sumber daya umumnya berwujud manusia, teknologi, peralatan, channel maupun brand.
2.1 7

Key Activities
Merupakan kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan proposisi nilai.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal. 36-37), key activities mendeskripsikan aktifitas
penting yang harus dilakukan perusahaan agar bisnis modelnya dapat berjalan dengan baik.
Key activities dapat dikategorikan menjadi 3, yakni :
1. Produksi, aktivitas ini berhubungan dengan desain, membuat dan menyampaikan produk
dengan jumlah tertentu atau kualitas yang baik. Biasanya produksi didominasi oleh
perusahaan manufacturing.
2. Solusi masalah, tipe key activities yang berhubungan dengan langsung dengan solusi baru
untuk masalah pada individu. Konsultasi di rumah sakit sebagai contoh. Konsultasi ini
memberikan solusi yang berbeda pada tiap individu.
3. Platform / network, bisnis model yang didominasi oleh platform/network.
2.1 8

Key Partnership
Merupakan sumberdaya yang diperlukan oleh organisasi untuk mewujudkan proposisi

nilai, tetapi tidak dimiliki oleh organisasi tersebut. Pemanfaatan Key Partnership oleh
perusahaan dapat berbentuk outsourcing, join venture, joint operation, atau aliansi strategis.
Partnership atau kemitraan adalah kesepakatan dan kerjasama antara dua belah pihak untuk
mencapai suatu kepentingan bersama. Sudah menjadi strategi umum perusahaan untuk
menjalin partnership yang ditujukan agar memiliki daya saing yang tinggi dari rivalnya.
Menurut buku Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) kemitraan dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu :
1) Strategic alliances between non-competitor
2) Cooperation
3) Joint ventures to develop new bussinesses
4) Buyer supplier relationships to assure reliable supplies
2.1 9

Cost Structure

Merupakan komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan proposisi


nilai yang diberikan kepada pelanggan. Struktur biaya yang efisien, menjadi kunci besarnya
laba yang diperoleh organisasi. dalam bukunya Business Model Generation, Osterwalder &
Pigneur (2010, hal 40-41), dalam block Cost Structure ini dijelaskan seluruh biaya yang akan
muncul dalam menjalankan sebuah bisnis model. Biaya yang dijelaskan biasanya adalah pospos biaya paling penting.
Dalam aktivitas usaha untuk men-deliver Value Propositions kepada pelanggan,
menjaga Customer Relationships dan men-generate Revenue, seluruhnya memerlukan biaya.
Biaya-biaya itu dapat dihitung dengan mudah setelah Key Resources, key Activities dan Key
Partnerships telah ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam pos Cost
Structure dalam 9 building blocks ini adalah biaya apa saja yang paling penting dan
dibutuhkan untuk menjalankan suatu bisnis model, mana biaya yang paling mahal dan Key
Activities apa yang paling mahal.

2.2 BMC Detergent Cair dari Minyak Kelapa


Dalam suatu perusahaan ketika perusahaan tersebut akan merencanakan bisnis yang
akan dijalankan pada masa yang akan datang ataupun yang segera dijalankan, tidak lepas dari
perencanaan dan menentukan metode yang digunakan. Dibawah ini adalah BMC produk
Detergent Cair dari Minyak Kelapa
2.2.1
Customer Segment
Untuk konsumen yang ditargetkan dalam memasarkan ataupun dalam penjualan, yang
ditargetkan adalah semua kalangan baik itu kalangan menengah kebawah ataupun menengah
keatas. Khususnya ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, dan wanita. Selain itu juga
menargetkan pada pengusaha laundry karena harga produk ini bersaing di pasaran.
2.2.2
Value Proposition
Produk Detergent Cair dari Minyak Kelapa ini adalah produk deterjen yang ramah
lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan alami yang ramah lingkungan (biodegradable).
Bahan alami tersebut salah satunya adalah minyak kelapa. Dengan tetap menjaga kualitas dan
juga sesuai standar SNI, harga produk ini juga relative lebih murah daripada deterjen lain yang
beredar di pasaran.

2.2.3
Channel
Pengenalan dan pemasaran produk ini melalui beberapa macam proses pemasaran
seperti mendistribusi produk-produk ke toko kelontong, super market, mini market,
department store di berbagai wilayah, melalui pameran, sponsorship, dan juga melalui media
online yaitu website dan berbagai media social antara lain; website, line, facebook, whatsapp.
2.2.4
Customer Relationships
Dalam mendapatkan, menambah jumlah konsumen dan mempertahankan konsumen
agar terus setia dengan kita adalah dengan membuat hubungan baik dengan pelanggan. Hal ini
dapat dialakukan untuk terus berhubungan dan semakin mempererat hubungan dengan para
pelanggan. Dimana dalam menjaga hubungan dengan para pelanggan dapat melalui pemberian
diskon atau potongan harga dari produk, kemudian dapat melaui website yang dapat
menampung kritik dan saran dari para pelanggan, serta dapat berkonsultasi langsung mengenai
produk ini melalui customer service. Ada juga delivery service yang bertujuan memberikan
kenyamanan dengan pengantaran atas produk dan servis atas produk yang diantarkan sehingga
dapat memuaskan para pelanggan.
2.2.5
Key Resources
Dalam menjalankan usaha pastinya membutuhkan pihak-pihak yang mendukung dari
segi manajemen dan bahan baku dari produk cimory tersebut, antara lain karyawan, sumber
daya alam sebagai bahan baku, peralatan, tempat, teknologi dan juga modal usaha.
2.2.6
Key Activities
Aktivitas yang dilakukan dalam menjalankan usaha adalah memproduksi, marketing,
promosi, desain, penelitian, dan pembelian bahan baku. Adapun juga menyediakan jasa
delivery yang bertujuan memberi kemudahan kepada pelanggan dalam memesan dan
menikmati jasa antar yang diberikan.
2.2.7
Key Partners
Dalam memperkenalkan dan memasarkan produk, dapat melalui berbagai macam cara
seperti melalui televisi, government, distributor dan costumer. Pada televisi dapat
memperkenalkan melalui iklan yang bertujuan agar semua masyarakat tahu akan produk yang
ditawarkan. Adapun pemerintahan yang mendukung usaha dengan memberikan izin dalam
mendirikan dan menjalankan usaha. Kemudian supplier bahan baku yang mendukung penuh
dalam supply bahan baku dalam pembuatan produk, produsen kemasan yang mendukung

dalam hal penyediaan kemasan produk, dan pihak distributor yang mendukung dengan
memasarkan produk. Serta pelanggan yang merupakan partner utama yang telah mempercayai
produk ini sebagai bagian dari kebutuhan sehari-hari.
2.2.8
Cost Structure
Struktur biaya yang digunakan meliputi biaya untuk pembelian bahan baku, biaya
untuk pemasaraan, termasuk transportasi dan promosi/publikasi dalam penjualan produk ke
berbagai wilayah. Kemudian biaya produksi dari bahan baku yang kemudian diproses atau
diolah menjadi produk, biaya utilitas yaitu biaya yang diperlukan untuk bahan-bahan atau alatalat penunjang produksi, biaya pemeliharaan alat-alat, dan juga biaya upah karyawan.
2.2.9
Revenue Stream
Revenue stream merupakan pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan yang dihasilkan
berasal dari keuntungan dari semua produk yang ditawarkan kepada para konsumen

BAB III
KESIMPULAN
Bisnis Model Kanvas (BMC) memiliki sembilan elemen, yaitu mencakup Customer
Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship, Revenue Stream, Key
Resourcess, Key Activities, Key Partnership dan Cost Structure.
Dengan BMC kami dapat mengetahui bagaimana dan dengan cara apa bisnis Detergent
Cair dari Minyak Kelapa ini dijalankan dan siapa saja yang terkait baik itu dalam proses
produksi, pemasaran serta bagaimana produsen menjaga hubungan dengan para pelanggannya
dalam menjaga keberlangsungan aktivitas perusahaan. Bisnis ini kami harapkan dapat
terlaksana dengan penerapan BMC yang dapat memudahkan kami dalam mengetahui aspekaspek terpenting dalam pembuatan bisnis.

Anda mungkin juga menyukai