Anda di halaman 1dari 8

BUSINESS MODEL CANVAS

Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan
ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal 14). Osterwalder & Pigneur membuat sebuah
pendekatan model kanvas yaitu “Nine Building Blocks” yang memudahkan bagi para pebisnis untuk
membangun dan mengembangkan bisnis mereka. Nine Building Blocks terdiri dari : Value Proportitions,
Customer Segments, Customer Relationship, Channels, Key Resources, Key Activity, Key Partnership, Cost
Structure, dan Revenue Stream.

Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 138-139), ide inovasi dalam bisnis model dapat datang dari
mana saja. Osterwalder & Pigneur membedakan inovasi model bisnis menjadi lima bagian yaitu : Resource-
driven, Offer-driven, Customer-driven, Finance-driven, dan Multiple- epicenter.

 Resource-driven adalah inovasi yang berasal dari infrastruktur yang ada dalam sebuah organisasi atau
memperluas dalam kemitraan atau mengubah sebuah model bisnis.
 Offer-driven adalah inovasi yang dibuat menciptakan nilai proporsi yang baru yang dapat memberikan
dampak kepada building blocks bisnis model yang lain.
 Customer-driven adalah inovasi yang didasarkan pada kebutuhan pelanggan, memfasilitasi akses, atau
meningkatkan kenyamanan.
 Finance-driven adalah inovasi yang memberikan aliran penghasilan yang baru, mekanisme penetapan
harga, atau mengurangi strukur biaya yang dapat mempengaruhi pada building blocks lainnya.
 Multiple-epicenter adalah inovasi yang didorong oleh banyak faktor yang dapat memberikan dampak
signifikan terhadap beberapa building blocks lainnya.

NINE BUILDING BLOCKS BMC

1. Customer Segments
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 20), pelanggan merupakan kunci utama dalam
mendapatkan keuntungan, tanpa pelanggan maka sebuah perusahaan tidak dapat bertahan lama dalam
bisnis yang mereka bangun. Berdasarkan teori dari (Ostewalder & Pigneur , 2010, hal 20-21), mereka
membagi dua segmen pasar berdasarkan kebutuhan, perilaku konsumen yaitu segmen kelas menengah
atas dan segmen kelas menengah bawah. Ada beberapa tipe dari customer segment yaitu :
a. Mass market, bisnis model yang tidak membedakan segmen pelanggan. Mass market fokus pada
penentuan segmentasi pasar, nilai proposisi, kerja sama, dan juga saluran distribusi.
b. Niche market, bisnis model yang memiliki target pasar yang hanya melayani segmen pelanggan
tertentu atau lebih spesifik.
c. Segmented, bisnis model yang membedakan kebutuhan dan masalah yang berbeda pada pelanggan.
d. Diversified, bisnis model yang melayani dua atau lebih dengan kebutuhan yang berbeda dan saling
bergantung satu sama lain.

2. Value Propositions
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 22), proporsisi nilai menggambarkan bagaimana
pelanggan dapat beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain melalui produk atau layanan yang
ditawarkan oleh
perusahaan berbeda dengan para kompetitiornya. Hal – hal yang dapat memberikan kontribusi
untuk menipatakan nilai proporsisi menurut (ostewalder & Pigneur, 2010, hal 23-25) antara lain adalah :
 Newness, sebuah produk baru yang diciptakan yang belum pernah ada sebelumnya dan memiliki
keunikan.
 Performance, bagaimana meningkatkan kinerja suatu produk atau layanan yang ditawarkan.
 Customization, bagaimana perusahaan dapat menyesuaikan produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan pelanggannya agar mendapat nilai lebih.
 Getting the Job Done, bagaimana produk atau jasa berfungsi membantu pelanggan untuk
menyelesaikan perkerjaannya.
 Design, dengan memiliki desai yang menarik maka suatu produk akan memiliki nilai proporsisi yang
baik. Tatepai sebuah desain sangan sulit untuk diukur karena setiap masing – masing individu
memiliki pendapat yang berebeda – beda.
 Brand/Status, pelanggang dapat menemukan nilai suatu produk dari merek yang telah dikenal oleh
masyarakat luas.
 Price, bagaimana harga dapat ditentukan oleh pesaing nya dan menjadi dasar dalam menentukan
harga produk barang yang ditawarkan. Dalam hal ini, pelanggan dapat menjadi sensitive terhadap
harga.
 Cost Reduction, bagaimana sebuah nilai didapat dari biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan dalam
membeli produk atau jasa dapat dikurangi.
 Risk Reduction, resiko yang ditimbulakan oleh produk yang ditawarkan kepada pelanggan sangat
kecil. Dengan kata lain produk yang ditawarkan memiliki garansi jika terjadi kerusakan.
 Accessibility, produk yang ditawarkan dapat dengan muda digunakan atau dapat diakses oleh semua
orang.
 Convenient / Usability, bagamina sebuah produk dapat memenuhi keinganan atau kebutuhan bagi
pelanggannya dan pelanggan tersebut merasa nyaman akan kehadiran produk tersebut.

3. Channels
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 26), Channel menggambarkan bagaiman sebuah
perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan pelanggannya dalam menyampaikan nilai proporsisi nya.
Ada beberapa fungsi dari channel antara lain :
o Meningkatkan kesadaran kepada pelanggan atas produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
o Membantu pelanggan dalam mengevaluasi proposisi nilai dari perusahaan.
o Memungkinkan bagi pelanggan dalam membeli produk atau jasa yang lebih spesifik.
o Memberikan proposisi nilai perusahaan kepada pelanggan.
o Memberikan layanan pendukung pasca pembelian kepada pelanggan.

4. Customer Relationship
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 28), hubungan dengan pelanggan dibangun sesuai
dengan customer segment, dikarenakan setiap setiap segmentasi memiliki yang berbeda. Dalam menjalin
hubungan yang baik dengan pelanggan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : Customer Acquisition,
Customer Retention, dan Upselling.
Berdasarkan model bisnis, customer relationships sangat memengaruhi perasaan pelanggan. Ada
beberapa kategori dari customer relationships yang dapat dipadukan dengan customer segments, antara
lain:
1. Personal Assistance
Pola hubungan ini didapatkan berdasarkan interaksi antar individu. Pelanggan dapat berkomunikasi
dengan wakil dari perusahaan secara langsung selama proses pembelian ataupun pasca pembelian. Hal
ini sering dilakukan melalui call center, email, maupun media lainnya.

2. Dedicated Personal Assistance


Hubungan ini mirip dengan personal assitance namun lebih mendalam dan intensif. Di sini
perusahaan memberi perlakuan istimewa kepada pelanggan sebagai pribadi khusus. Biasanya
perusahaan menunjuk seorang wakil untuk melayani pelanggan tertentu.

3. Self Service
Dalam tipe hubungan ini, perusahaan tidak melakukan interaksi langsung atau personal terhadap
para pelanggan. Perusahaan menyediakan hal-hal yang penting untuk membantu pelanggan memenuhi
kebutuhannya.
Dalam perusahaan retail, self service mengacu pada format toko yang sering dikenal pada hari ini.
Pelanggan bisa menelusuri pilihannya di waktu luang mereka, memilih keranjang belanja mereka sendiri,
dan menyelesaikan proses belanja dengan membayar pada cash register di bagian depan toko (Neuman,
2006).

4. Automated Service
Dalam tipe hubungan ini, perusahaan tidak melakukan interaksi langsung terhadap para pelanggan,
namun menyediakan hal-hal penting yang diproses secara otomatis. Ini merupakan jenis hubungan
personal assistance dengan self service. Misalnya, profil pribadi secara online memberikan akses ke
layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Automated service ini dapat mengenali nasabah
individu dan karakteristik pelanggan tersebut sehingga dapat menawarkan produk yang sesuai dengan
pelanggan.

5. Communities
Umumnya perusahaan sering menggunakan komunitas untuk lebih mendekatkan dengan pelanggan
dan memfasilitasi pelanggan yang menjadi anggota komunitas. Perusahaan sering membuat komunitas
secara online sehingga pelanggan dapat bertukar pikiran dan saling berbagi satu sama lain.

6. Co-creation
Kebanyakan perusahaan kembali pada hubungan perusahaan-pelanggan secara tradisional untuk
memberikan nilai tambah. Dalam jenis hubungan ini, perusahaan melibatkan pelanggan untuk
menciptakan nilai bagi pelanggan itu sendiri. Misalnya, toko buku online mengundang pelanggan untuk
menulis resensi dan menciptakan nilai bagi pelanggan lainnya.

5. Revenue Streams
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 30), arus pendapatan menampilkan keadaan dari
keuangan perusahaan yang diperoleh dari uang tunai dari setiap segmen konsumen. Sebuah bisnis model
dapat melibatkan dua tipe revenue streams yang berbeda, antara lain :
 Transaction Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari sekali pembayaran dari pelanggan.
 Recurring Revenues, yaitu transaksi yang diperoleh dari pembayaran yang masih berkelanjutan untuk
memberikan value proposition kepada pelanggan dan menyediakan layanan customer support
kepala pelanggan setelah pembelian.

Dalam menghasilkan pendapatan ada beberapa cara yang dapat dilakukan menurut (Osterwalder &
Pigneur, 2010, hal 31-32) yaitu :
 Asset Sale, yaitu perusahaan menjual asetnya untuk mendapatkan pendapatan.
 Usage Fee, yaitu pendapatan yang didapat dari berapa banyak pelanggan yang menggunakan
produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Semakin banyak dan lama produk tersebut
digunakan, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan.
 Subcription Fee, yaitu pendapatan yang didapat dari menjual service secara terus menerus.
 Lending / Renting / Leasing, yaitu pendapatan yang didapat dengan cara memberikan kepada
seseorang hak eksklusif untuk menggunakan asset tersebut dalam periode tertentu dan selama
penyewaan tersebut, dikenakan biaya sewa yang harus dibayarkan kepada pemilik asset.
 Licensing, yaitu pendapatan yang didapat dari pemberian hak intelektual dari perusahaan agar orang
yang membeli lisensi tersebut dapat memakai perusahaan mereka dalam membuka usaha yang
sama.
 Brokerages Fee, yaitu pendapatan yang didapat dari layanan perarntara yang besar biaya diperoleh
dari besarnya persentase yang telah disepakati sebelumnya antara penjual dan pembeli.
 Advertising, yaitu pendapatan yang diperoleh dari mengiklankan suatu produk, merek, ataupun jasa.

6. Key Resources
Key resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya model bisnis
dapat berjalan. Sumber daya utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan
menawarkan value propositions, mendapatkan pasar, mengawasi hubungan dengan segmen-segmen
pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources dibentuk berdasarkan tipe model bisnis. Key
resources dapat berupa benda fisik, finansial, intelektual, maupun manusia. Key resources dapat dimiliki
oleh perusahaan maupun bekerjasama dengan Key partners. Key resources dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
 Fasilitas (Physical)
Dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik misalnya fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan
peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi.

 Intelektual (Intellectual)
Sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta, partnerships, dan
database pelanggan yang merupakan komponen yang penting dalam membuat model bisnis yang kuat.
Sumberdaya intelektual sangat sulit untuk dibangun namun saat telah berhasil dibangun dapat
memberikan nilai tambah yang sangat bagus.

 Manusia (Human)
Setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah aset yang sangat penting
dalam model bisnis.

 Finansial (Financial)
Beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan finansial, misalnya
uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya perusahaan.

 Teknologi (Technology)
Pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang sangat menentukan.
Pada perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru menjadi penentu untuk mewujudkan
value propositions yang dijanjikan kepada pelanggan.

 Saluran Distribusi (Channel)


Saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya yang penting. Bagi perusahaan consumer good,
saluran distribusi untuk produk mereka menjadi sangat penting.

7. Key Activities
Key activities adalah kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi ataupun
perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah dengan baik. Setiap model bisnis memiliki aktivitas-
aktivitas utama. Hal ini adalah aksi yang paling penting supaya perusahaan dapat mengoperasikan
perusahaannya dengan sukses. Seperti pada key resources, key activites juga diperlukan untuk membuat
dan menawarkan pada pelanggan value proposition, mendapatkan pasar, dan menghasilkan pendapatan.
Selain itu, key activities dibuat berdasarkan model bisnis. Key activities dapat dikategorikan sebagai
berikut:
 Operasi Produksi (Production)
Aktivitas ini bertujuan untuk mendesain, membuat, dan mengantarkan produk dalam jumlah
tertentu dan atau kualitas baik. Aktivitas produksi mendominasi dalam model bisnis dalam pabrik
pembuatan barang. Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi jenis produksi meliputi pengadaan bahan
yang diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam proses produksi, serta penyaluran produk jadi atau jasa
kepada pelanggan.

 Operasi Jasa (Problem Solving)


Aktivitas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi baru atas masalah
pelanggan secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah khususnya merupakan jenis kegiatan operasi
bagi konsultan, rumah sakit, dan organisasi- organisasi pelayanan lain.

 Platform dan Jaringan (Platform/ Network)


Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi bisnis yang berbasis platform dan jaringan adalah
perancangan, pembangunan, dan pengembangan hardwaredan software, termasuk jaringan internet dan
website. Aktivitas-aktivitasnya meliputi penyediaan pelayanan yang dibutuhkan oleh para pelanggan dan
pengguna, termasuk proses penyampaiannya dan penjagaan hubungan dengan para pelanggan.

8. Key Partnership
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 38) perusahaan membentuk aliansi atau kerja sama
karena berbagai alasan. Biasanya perusahaan menciptakan untuk mengoptimalkan bisnis, mengurangi
terjadinya resiko, dan untuk memiliki daya saing yang tinggi dengan para kompetitornya. Kemitraan
dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu :
1. Strategic alliance between non competitor/Aliansi strategis antara perusahaan bukan pesaing
2. Cooperation
3. Joint venture to develop new business (Usaha patungan untuk membuat bisnis baru)
4. Buyer supplier relationship to assure reliable supplies (Hubungan pembeli-pemasok sehingga dapat
menjamin pasokan yang didapatkan adalah pasokan yang baik)

Terdapat tiga motivasi utama dalam membangung sebuah kemitraan yang baik yaitu :

1. Optimization and economic of scale yaitu untuk mengoptimalkan alokasi dari sumber daya dan
aktivitas bisnis.
2. Reduction of risk and uncertainty yaitu kerjasamayang bertujuan untuk mengurani resiko dalam
persaingan yang kompetitif dan memiliki ciri dari ketidakpastian.
3. Acquisition of particular resources and activity yaitu perusahaan yang memiliki sumber dayanya
sendiri dan melakukan kegitan bisnis mereka sesuai dengan model bisnisnya.

9. Cost Structure
Menurut Osterwalder & Pigneur (2010, hal 40) struktur biaya menggambarkan semua biaya yang
dibutuhkan untuk menjalankan suatu model bisnis. Biaya dapat diperhitungkan dengan baik jika aktifitas
utama, sumber daya utama, dan kemitraan telah ditentukan. Cost structure dari bisnis model dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Cost Driven yaitu bisnis model yang berfokus pada penekanan biaya serendah mungkin. Pendekatan
ini bertujuan untuk mempertahankan struktur biaya agar lebih ramping, menggunakan proposisi
nilai dengan harga rendah.
b. Value Driven yaitu perusahaan yang tidak terlalu mementingkan biaya yang akan muncul dalam
mendesain sebuah bisnis model, dan lbih fokus terhadap penciptaan nilai.

Cost structure memiliki karakteristik sebagai berikut :


 Fixed Cost yaitu merupakan biaya tetap yang tidak berubah dan tidak terpengaruh dari penjualan
yang dihasilkan.
 Variable Cost merupakan biaya yang dapat berubah sesuai dengan barang yang dihasilakan.
 Economies of Scale adalah perusahaan dapat meminimalisasi biaya produksi karena memproduksi
barang dalam jumlah yang besar dibandingkan saat perusahaan tersebut hanya dapat memproduksi
brang mereka dengan kapasitas yang kecil.
 Economies of Scope adalah keunggulan biaya yang lebih murah saat operasi perusahaan menjadi
lebih beesar dengan memperluas area industry mereka baik di dalam maupun luar negeri.

DELTA MODEL
Delta Model Hax adalah kerangka kerja strategi dengan pendekatan pro-konsumen terhadap penerapan
manajemen yang efektif dan strategi bisnis perusahaan dalam suatu organisasi. Model Delta dikembangkan
oleh Arnoldo Hax dari Sloan School of Management di MIT dan Dean Wilde. Ini adalah strategi bisnis
yang relatif modern . Strategi kerangka kerja yang telah menerima pengakuan kritis karena efisiensi dan
efektivitasnya.
 Delta Model Hax adalah kerangka kerja strategi dengan pendekatan pro-konsumen terhadap penerapan
manajemen yang efektif dan strategi bisnis perusahaan dalam suatu organisasi.
 Delta Model Hax adalah pro-konsumen dalam arti bahwa itu adalah kerangka kerja strategi yang berpusat
pada konsumen, dengan strategi bisnis dan kerangka kerja manajerial yang melayani kebutuhan
konsumen.
 Cara kerja Delta Model Hax secara akurat dijelaskan melalui representasi diagram yang disebut "The
Triangle," yang menggambarkan tiga cara alternatif untuk menerapkan strategi manajemen bisnis model
delta. Tiga metode strategis adalah Penentuan Posisi Produk Terbaik, Total Solusi Pelanggan, dan
Penguncian Sistem.

 Bagaimana Cara Kerjanya: Segitiga


Kerja Delta Model Hax secara akurat dijelaskan melalui representasi diagram yang disebut "The Triangle."
Segitiga pada dasarnya menggambarkan tiga cara alternatif untuk menyelesaikan ikatan , untuk menerapkan
strategi manajemen bisnis model delta. Tiga metode strategis adalah:

1. Pemosisian Produk Terbaik


Opsi strategis yang ada di sisi kanan The Triangle, yang disebut Posisi Produk Terbaik, berfokus pada
kepuasan konsumen total melalui pengembangan produk yang efektif dan efisien. Ada dua cara untuk
mencapai tujuan: baik melalui minimalisasi biaya atau melalui diferensiasi produk.
Prosesnya melibatkan pengembangan rantai pasokan yang efisien. Rantai (untuk memastikan
minimalisasi biaya), datang dengan ide-ide inovatif dan teknik untuk pengembangan produk (yang
memastikan pembaruan produk), dan mengamankan saluran distribusi yang efisien (yang membantu
mendistribusikan produk ke semua pasar sasaran). Oleh karena itu, pada dasarnya advokat menjual
produk terstandarisasi dan berkarakter untuk memaksimalkan kepuasan konsumen total dan
mengalahkan persaingan.

2. Total Solusi Pelanggan


Opsi strategis yang ada di sisi kiri The Triangle, yang disebut Total Customer Solutions, benar-benar
berbeda dari mitra kanannya. Perbedaan terbesar di sini adalah bahwa, meskipun menjual produk
terstandarisasi dan terisolasi untuk memaksimalkan kepuasan konsumen, ia justru menganjurkan fokus
pada penyediaan solusi kepada konsumen, menyesuaikan produk dan layanan sesuai dengan kebutuhan
unik mereka.
Ini pada dasarnya menekankan membangun ikatan pelanggan melalui kerja sama total dengan
kebutuhan unik mereka, alih-alih menjual produk dan layanan dengan fokus hanya mengalahkan
pesaing. Pendukung opsi strategis semacam itu fokus pada kepuasan konsumen penuh dengan cara yang
memberi manfaat bagi kapasitas keuangan mereka.

3. Sistem Terkunci
Opsi strategis yang ada di bagian atas The Triangle, yang disebut System Lock-In, menekankan
ekonomi sistem sebagai kekuatan pendorong untuk bisnis. Pelengkap bisnis memainkan peran penting
dan digambarkan sebagai dasar untuk opsi strategis penguncian sistem. Strategi ini mengklaim
mendapatkan bagian pelengkap sebagai tujuan akhir, yang akhirnya menghasilkan situasi menang-
menang dari dominasi pasar - yang tidak hanya memastikan basis pelanggan terkunci, tetapi juga pesaing
terkunci.
Hax dan Wilde mengutip contoh Bill Gates, mengklaim bahwa dia adalah orang terkaya di dunia
bukan hanya karena dia mengembangkan Microsoft , tetapi juga karena pelengkapnya (sebagai pasukan
orang yang bekerja untuknya, tetapi tidak dalam daftar gaji) ) - menciptakan seluruh jaringan yang
memenuhi kebutuhan bisnisnya, mengunci basis pelanggan yang luas, mengunci pesaing, dan mencapai
dominasi pasar total.
Gates dapat membuat seluruh lingkaran jaringan untuk keuntungannya dalam bentuk konsumen
yang ingin membeli komputer dengan akses ke set aplikasi terbesar dan pengembang perangkat lunak
(pelengkap) yang ingin menulis aplikasi untuk komputer dengan basis terinstal terbesar.

Contoh Studi Kasus Ilustrasi


 Sony Wega - Mengadopsi strategi penentuan posisi Produk Terbaik dengan menawarkan produk yang
unik dan berbeda serta menemukan kesuksesan.
 Nucor Steel - Mengadopsi aspek minimalisasi biaya dari penentuan posisi Produk Terbaik dan mencapai
kesuksesan tambahan.
 Saturn Corp - Mengadopsi strategi Total Customer Solutions dengan sangat efisien dan sepenuhnya
mendefinisikan kembali pengalaman pembelian mobil di AS.
 Fidelity - Mengadopsi strategi Total Customer Solutions dan berfokus sepenuhnya pada memaksimalkan
utilitas keuangan bagi konsumen mereka dengan menyediakan cakupan penuh layanan keuangan kepada
pelanggan mereka.
 Intel - Berhasil mengikuti strategi Penguncian Sistem, seperti halnya Microsoft.

 Bekerja: Proses Adaptif


Dalam Delta Model Hax, proses adaptif memainkan peran penting dalam mencapai opsi strategis
segitiga yang dipilih bisnis untuk diadopsi. Mereka memerlukan bagaimana perusahaan dan beberapa
segmen dan prosesnya harus diselaraskan dengan opsi strategis yang dipilih. Delta Model Hax
menyediakan tiga proses adaptif bisnis untuk mencapai tujuan ini:
 Efektivitas operasional : Berfokus pada penetapan rantai pasokan diperpanjang yang efisien,
termasuk pelanggan, pemasok, dan pelengkap utama untuk memperluas ruang lingkup pengiriman
bisnis. Fokus utamanya adalah menghasilkan infrastruktur biaya dan aset yang paling efektif untuk
mendukung opsi strategis yang diinginkan yang diadopsi oleh bisnis.
 Penargetan pelanggan : Berfokus pada pengembangan dan pelaksanaan kegiatan yang menarik,
memuaskan, dan mempertahankan basis konsumen (Hax dan Wilde). Ini menekankan pengelolaan
hubungan pelanggan secara efektif. Fokus utamanya adalah menarik basis pelanggan dan
memaksimalkan utilitas keuangan dan kepuasan mereka.
 Inovasi : Berfokus pada memastikan aliran berkelanjutan produk dan layanan baru dengan
inovasi. Ini menekankan pada mobilisasi semua sumber daya kreatif yang tersedia, yaitu, sumber
daya teknis + sumber daya produksi + kemampuan pemasaran, dll., Untuk mendorong dan
memperkenalkan inovasi dalam bisnis. Ini membantu bisnis menjaga permainan mereka dan selalu
unggul dalam persaingan.
 Pengambilan Kunci dari Hax's Delta Model
 Fokus pada pelanggan : Lakukan segmentasi yang efektif dari basis pelanggan Anda. Menjalankan
ekonomi konsumen. Tekankan pada membangun hubungan dengan ikatan konsumen-pelanggan.
 Pemilihan opsi strategis : Pilih opsi strategis paling tepat dari The Triangle yang sesuai dengan
kebijakan ekonomi konsumen bisnis.
 Adopsi proses adaptif : Periksa dan adopsi proses adaptasi yang paling tepat untuk bisnis, yang
selaras dengan opsi strategis yang dipilih.
 Memfasilitasi pengembangan strategis : Gabungkan yang disebutkan di atas untuk mencapai
pengembangan strategis yang sukses.

Anda mungkin juga menyukai