Anda di halaman 1dari 37

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori

Perencanaan bisnis merupakan alat yang sangat penting bagi pengusaha

maupun pengambil keputusan kebijakan perusahaan. Tujuan perencanaan bisnis

adalah agar kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan maupun yang sedang berjalan

tetap berada dijalur yang benar sesuai dengan yang direncanakan (Rangkuti,2010).

Perencanaan bisnis juga merupakan pedoman untuk mempertajam rencana-

rencana yang diharapkan, karena di dalam perencanaan kita dapat mengetahui

posisi perusahaan kita saat ini, arah tujuan perusahaan dan cara mencapai sasaran

yang kita capai. Perencanaan bisnis yang baik harus memuat tahap-tahap yang

harus dilakukan untuk memaksimalkan peluang keberhasilan.Perencanaan bisnis

juga dapat dipakai sebagai alat untuk mencari dana dari pihak ketiga, seperti pihak

perbankan,investor, lembaga keuangan,dan sebagainya.Bantuan dana yang

diperlukan tersebut dapat berupa bantuan dana jangka pendek untuk modal kerja

maupun jangka panjang untuk perluasan atau biaya investasi.

2.1.1 Nine Building Blocks

Sebuah model bisnis menggambarkan dasar dan pemikiran tentang

bagaimana organisasi menciptakan, memberikan, dan menagkap nilai.

(Osterwalder,2010). Perencanaan design suatu model bisnis dilakukan terlebih


dahulu sebelum membuat rencana bisnis. Hal ini disebabkan dengan model bisnis

akan didapat kerangka besar dari bisnis yang akan dijalankan. Ada 9 blok yang

dapat disatukan membentuk suatu model bisnis dan Gambar 2.1

(Osterwalder,.2010) menunjukkan secara umum kesembilan blok tersebut.

Gambar 2.1 Nine Building Blocks (Osterwalder,2010)

Berikut penjelasan dari setiap komponen di blok diagram tersebut

berdasarkan buku Business Model Generation (sebagaimana dikutip dari

Osterwalder&Pigneur,2010).
1. Customer Segments

Pelanggan adalah inti dari semua model bisnis. Tanpa pelanggan (yang dapat

memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu bertahan dalam

waktu lama.Sebuah model bisnis dapat menggambarkan satu atau beberapa

segmen pelanggan, besar ataupun kecil. Suatu organisasi harus memutuskan

segmen mana yang akan dilayani dan mana yang diabaikan. Setelah itu, barulah

organisasi tersebut dapat merancang model bisnis dengan hati-hati dan dengan

pemahaman yang tepat mengenai kebutuhan spesifik pelanggan.

Kelompok pelanggan mewakili beberapa segmen terpisah jika:

 Kebutuhan pelanggan memerlukan dan memperbolehkan penawaran yang

berbeda.

 Pelanggan diperoleh melalui saluran ditribusi yang berbeda.

 Pelanggan memerlukan jenis hubungan yang berbeda.

 Pelanggan pada dasarnya memiliki profitabilitas yang berbeda.

 Pelanggan bersedia membayar untuk aspek-aspek penawaran yang bebeda.

Dari beberapa klasifikasi segmen konsumen tersebut, maka ada beberapa tipe dari

segmen konsumen, yaitu:

I. Pasar umum (mass market). Model bisnis yang berfokus pada pasar

massa tidak membedakan antara segmen-segmen pelanggan yang

berbeda. Proposisi nilai, saluran distribusi dan hubungan pelanggan

berfokus pada satu kelompok besar pelanggan dengan kebutuhan


dan masalah yang sebagian besar sama. Model bisnis jenis ini

sering kali ditemukan dalam sektor produk konsumen elektronik.

II. Pasar ceruk (Niche market). Model bisnis yang memiliki target

melayani pasar ceruk menyasar segmen pelanggan yang spesifik

dan terspesialisasi. Proposisi nilai, saluran distribusi dan hubungan

pelanggan dibuat khusus untuk kebutuhan spesifik pasar ceruk.

Model bisnis semacam ini banyak ditemukan dalam hubungan

pemasok-pembeli. Contohnya, banyak pabrikan suku cadang mobil

yang sangat bergantung pada pembelian yang dilakukan pabrikan

kendaraan besar.

III. Pasar segmentasi (segmented). Beberapa model bisnis

membedakan segmen pasar dari kebutuhan dan masalahnya

masing-masing

IV. Pasar terdiversifikasi (diversified). Organisasi dengan model bisnis

pelanggan terdiversifikasi melayani dua segmen pelanggan yang

tidak terkait satu sama lain dengan kebutuhan dan masalah yang

sangat berbeda.

V. Pasar banyak sisi (Multi- sided paltform). Beberapa organisasi

melayani dua atau lebih segmen pelanggan yang saling bergantung.

Platform semacam itu akan bernilai bagi satu kelompok pelanggan

hanya jika kelompok pelanggan lain juga ada. Platform ini

menciptakan nilai dengan memfasilitasi interaksi antarkelompok

yang berbeda.Platform bersisi banyak tumbuh dalam nilai sejauh


platform tersebut menarik lebih banyak pengguna, sebuah

fenomena yang dikenal dengan sebutan efek jaringan.

2. Value Propositions

Proposisi nilai adalah alasan yang membuat pelanggan beraih dari satu

perusahaan ke perusahaan lain. Proposisi nilai dapat memecahkan masalah

pelanggan atau memuaskan kebutuhan pelanggan.Setiap proposisi nilai berisi

gabungan produk dan/atau jasa tertentu yang melayani kebutuhan segmen

pelanggan spesifik. Dalah hal ini. Proposisi nilai merupakan kesatuan atau

gabungan, manfaat-manfaat yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.

Beberapa proposisi nilai menjadi inovatif dan mewakili sebuah penawaran

baru atau justru mengubah penawaran yang ada. Proposisi nilai lain mungkin

saja sama dengan penawaran pasar yang sudah ada, tetapi dengan fitur dan

atribut tambahan. Proposisi nilai menciptakan nilai untuk segmen pelanggan

melaluinpaduan elemen-elemen berbeda yang melayani kebutuhan segmen

tersebut. Nilai dapat bersifat kuantitatif(misalnya harga dan kecepatan

layanan) atau kualitatif (misalnya desain dan pengalaman pelanggan).

Beberapa contoh alasan yang dapat menjadi nilai pembeda dari suatu bisnis

adalah :

I. Sifat baru. Beberapa proposisi nilai memenuhu berbagai kebutuhan

pelanggan yang belum pernah mereka terima sebelumnya. Hal ini

acap kali terkait dengan teknologi, tetapi tidak selalu, misalnya


telepon seluler yang menciptakan industri baru di seputar

telekomunikasi bergerak.

II. Kinerja. Meningkatkan kinerja produk atau layanan merupakan

cara yang umum untuk menciptakan niali.

III. Penyesuaian (kustomisasi). Menyesuaikan produk atau jasa untuk

memenuhi kebutuhan spesifik pelanggan individu atau segmen

pelanggan juga menciptakan nilai.Akhir- akhir ini, konsep

kustomisasi massa dan penciptaan pelanggan menjadi semakin

penting. Pendekatan ini memungkinkan untuk menyesuaikan

produk dan jasa, sambil tetap meraih keunggulan skla ekonomi.

IV. “Getting the job done” (Menyelesaikan pekerjaan) . Nilai dapat

diciptakan karena membantu pelanggan menyelesaikan

pekerjaannya.

V. Desain. Desain itu penting tetapi sulit diukur. Sebuah produk

terlihat menonjol karena desainnya yang superior. Dalam industri

fesyen dan produk elektronik konsumen, desain dapat menjadi

bagian proposisi nilai.

VI. Merek/status. Pelanggan dapat menemukan nilai dalam sebuah

tindakan yang sederhana karena menggunakan atau memasang

merek tertentu.

VII. Harga.Menawarkan nilai yangsma pada harga yang lebih rendah

sering dilakukan untuk memuaskan kebutuhan segmen pelanggan


yang sensitif terhadap harga. Akan tetapi, proposisi nilai harga

murah memberi implikasi penting bagi seluruh model bisnis.

VIII. Pengurangan biaya. Membantu pelanggan mengurangi biaya

merupakan cara penting untuk menciptakan nilai.

IX. Pengurangan resiko. Pelanggan menghargai penguranga resiko

yang muncul ketika mereka membeli sutu produk atau jasa.

X. Kemampuan dalam mengakses. Menyediakan produk atau jasa

bagi pelanggan yang sebelumnya sulit mengakses produk atau jasa

tersebut merupakan cara lain menciptakan nilai. Produk atau jasa

ini dapat dihasilkan dari inovasi model bisnis, teknologi baru, atau

kombinasi keduanya.

XI. Kenyamanan/kegunaan. Menjadikan segala sesuatunya lebih

nyaman dan lebih mudah digunakan dapat menciptakan nilai yang

sangat berarti.

3. Channels

Saluran komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara

perusahaan dan pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat

berperan dalam setiap kejadian yang mereka alami. Saluran menjalankan

beberapa fungsi, termasuk :

 Meningkatkan kesadaran pelanggan atas produk dan jasa perusahaan.

 Membantu pelanggan mengevaluasi proposisi nilai perusahaan.

 Memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa yang spesifik.


 Memberikan proposisi nilai kepada pelanggan

 Memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan.

Saluran memiliki lima fase yang berbeda. Masing-masing saluran dapat

mencakup sebagian atau bahkan kelima fase tersebut. Menemukan paduan saluran

yang tepat untuk memenuhi bagaimana pelanggan ingin dijangkau sangat penting

untuk membawa proposisi nilai ke pasar. Sebuah organisasi dapat memilih antara

menjangkau pelanggan melalui salurannya sendiri, melalui saluran mitra atau

melalui paduan keduanya. Saluran sendiri dapat bekerja secara langsung, seperti

tenaga penjualan in- house atau situs web, atau dapat juga secara tidak langsung,

seperti toko-toko ritel yang dimiliki atau dijalankan organisasi.Saluran mitra

bersifat tidak langsung dan memiliki berbagai pilihan, seperti distribusi penjualan

dalam jumlah besar, ritel, atau situs web.

Saluran mitra menghasilkan margin yang lebih kecil,tetapi memungkinkan

organisasi mengembangkan jangkaunnya dan memanfaatkan kekuatan mitra.

Saluran sendiri , terutama yang bersifat langsung, memiliki margin yang sangat

beasr, tetapi mungkin sangat mahal untuk direalisasikan dan dijalankan. Untuk

mengatasinya, temukan keseimbangan yang tepat antara berbagai jenis saluran

yang berbeda, integrasikan semua saluran tersebut untuk menciptakan pengalaman

pelangganan yang hebat, dan memaksimalkan pendapatan.

Fase- fase saluran (channels) terdapat lima tahapan yaitu

i. Kesadaran. Bagaimana meningkatkan kesadarn terhadap produk dan jasa

perusahaan kita?
ii. Evaluasi. Bagaimana membantu pelanggan menevaluasi Proposisi nilai

organisasi?

iii. Pembelian. Bagimana memungkinkan pelanggan membeli produk dan jasa

spesifik kita?

iv. Penyampaian. Bagaimana menyampaikan proposisi nilai kepada pelanggan?

v. Purnajual. Bagaimana memberikan dukungan purnajual kepada pelanggan?

4. Customer Relationship

Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis hubungan yang ingin dibangunnya

bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat bervariasi mulai dari yang

bersifat pribadi sampai otomatis. Hubungan pelangga dapat didorong oleh

motivasi berikut:

 Akuisisi pelanggan

 Retensi (mempertahankan pelanggan)

 Peningkatan penjualan (upselling)

Adapun beberapa kategori hubungan pelanggan yang ada hubungannya

dengan segmen pelanggan tertentu yaitu

i. Bantuan personal. Hubungan ini didasarkan pada interaksi

antarmanusia.Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas pelayanan

pelanggan untuk mendapatkan bantuan selam proses penjualan atau

setelah pembelian selesai. Komunikasi ini dapat dilakukan di titk

penjualan, melalui call center, email atau saluran lainnya.


ii. Bantuan personal yang khusus. Dalam hubungan jenis ini, perusahaan

menugaskan petugas pelayanan pelanggan yang khusus

diperuntukkanbagin klien individu. Jenis hubungan ini paling dalam dan

paling intim, dan biasanya dikembangkan dalam jangka panjang.

iii. Swalayan. Dalam hubungan jenis ini, perusahaan tidak melakukan

hubungan langsung dengan pelangga, tetapi menyediakan semua sarana

yang diperlukan pelanggan agar dapat membantu dirinya sendiri.

iv. Layanan otomatis. Hubungan jenis ini mencampurkan bentuk layanan

mandiri yang lebih canggih dengan proses otomatis.Layanan otomatis

dapat mengenali pelanggan individu dan karakteristiknya, dan

menawarkan informasi yang terkait dengan pesanan atau transaksi.

v. Komunitas. Saat ini, perusahaan semakin banyak memanfaatkan komunitas

pengguna agar lebih terlibat dalam pelanggan/prospek dan dapat

memfasilitasi hubungan antaranggota komunitas. Bnayak perusahaan

mempertahnkan komunitas online yang memungkinkan pengguna bertukar

pengetahuan dan saling membantu dalam memecahkan masalah.

Komunitas juga dapat membantu perusahaan untuk lebih memahami

pelanggannya.

vi. Kokreasi. Semakin banyak perusahaan yang melakukan lebih dari sekedar

hubungan konvensional pelannggan-vendor untuk menciptakan nilai

bersama pelanggan.

5. Arus Pendapatan ( Revenue Streams)


Jika pelanngan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah urat

nadinya. Masing-masing arus pendapatan mungkin memiliki mekanisme

penetapan harga yang berbeda, seperti daftar harga yang tetap, penawaran,

pelelangankeberantungan pasar, keberantungan volume, atau manajemen

hasil. Model bisnis melibatkan dua jenis arus pendapatan yaitu

i. Pendapatan transaksi yang dihasilkan dari satu kali pembayaran

pelanggan

ii. Pendapatan berulang yang dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan

baik untuk memberikan proposisi nilai kepada pelanggan maupun

menyediakan dukungan pelanggan pasca pembelian.

Ada beberapa cara untuk mengembangkan arus pendapatan ,antara lain :

i. Penjualan aset. Pengertian arus pendapatan yang paling luas berasal

dari penjualan hak kepemilikan atas produk fisik.

ii. Biaya penggunaan. Arus pendapatan dihasilkan dari penggunaan

layanan tertentu. Semakin sering layanan tersebut digunakan,

semakin banyak pelanggan yanng membayar.

iii. Biaya berlangganan. Arus pendapatandihasilkan dari penjualan akses

yang terus-menerus atas suatu layanan.

iv. Pinjaman/Penyewaan/Leasing. Arus pendapatan tercipta karena

memberi seseorang hak eklusif sementara untuk menggunakan aset

tertentu pada periode tertentu sebagai ganti atas biaya yang ditarik.

Untuk yang meminjamkan, cara seperti ini memberikan keunggulan

dalam pengembalian pendapatan.Di sisi lain, penyewa menikmati


keuntungan karena tidak perlu mengeluarkan uang untuk

menanggung biaya penuh atas kepemilikan.

v. Lisensi. Arus pendapatan ini muncul karena memberi izin kepada

pelanggan untuk menggunakan properti intelektual terproteksi

sebagai pertukaran atasa biaya lisensi. Lisensi memungkinka

pemegang hak menghasilkan pendapatan dari properti mereka tanpa

harus memproduksi atau mengomersilkan suatu layanan.

vi. Biaya komisi. Arus pendapatan ini bersumber dari layanan perantara

yang dilakukan atas nama dua pihak atau lebih.

vii. Priklanan. Arus pendapatan ini dihasilkan dari biaya untuk

mengiklankan produk, layanan atau merek tertentu.

6. Key Resources

Setiap model bisnis memerlukan sumber daya utama. Sumber daya ini

memungkinkan perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai,

menjangkau pasar, mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan dan

memperoleh pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berbeda-beda sesuai

jenis model bisnis. Sumber daya utama dapatr berbentuk fisik, finansial,

intelektual atau manusia. Sumber daya utama dapat dimiliki atau disewa oleh

perusahaan atau di peroleh dari mitra utama. Sumber daya utama dapat

dikategorikan sebagai berikut :


I. Fisik,kategori ini meliputi semua bentuk aset fisik seperti fasilitas pabrikan,

bangunan, kendaraan, mesin,sistem, sistem titk penjualan, dan jaringan

distribusi.

II. Intelektual. Sumber daya intelektual seperti merek, pengetahuan yang

dilindungi, paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan

merupakan komponen-komponen yang semakin penting dalam model

bisnis yang kuat. Sumber daya intelektual sulit dikembangkan, tetapi jika

berhasil, akan memberikan nilai yang sangat berarti.

III. Manusia. Setiap perusahaan memerlukan sumber daya manusia, tetapi

orang-orang akan menonjol dalam model bisnis tertentu.

IV. Finansial. Beberapa model bisnis membutuhkan sumber daya finansial

dan/atau jaminan finansial, seperti uang tunai, kredit atau opsi saham

untuk merekrut karyawan andalan.

7. Key Activities

Setiap model bisnis membutuhan sejumlah aktivitas kunci, yaitu tindakan-

tindakan terpenting yang harus diambil perusahaan agar dapat beroperasi dengan

sukses. Seperti halnya sumber daya utama, aktivitas-aktivitas kunci juga

diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposisi nilai, menjangkau pasar,

mempertahankan hubungan pelanggan dan memperoleh pendapatan. Dan, seperti

sumber daya utama, aktivtas-aktivitas kunci berbeda bergantung pada jenis model

bisnisnya. Aktivitas-aktivitas kunci dikategorikan sebagai berikut:


I. Produksi. Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan dan

penyampaina produk dalam jumlah besar dan/atau kualitas unggul. Aktivitas

produksi mendominasi model bisnis perusahaan pabrikan.

II. Pemecahan masalah. Aktivitas kunci jenis ini terkait dengan penawaran

solusi baru untuk masalah-masalah, pelanggan individu. Kegiatan-kegiatan

konsultan, rumah sakit, dan organisasi jasa lain biasanya didominasi

aktivitas pemecahan masalah.Model bisnis organisasi ini membutuhkan

aktivitas-aktivitas seperti manajemen pengetahuan dan pelatihan

berkelanjutan.

III. Platform/jaringan

Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai sumber daya utama

didominasi oleh platform atau aktivitas kunci yang terkait dengan jaringan.

Jaringan, platform matcmaking, software dan bahkan merek dapat berfungsi

sebagai platform.

8. Key Partnership

Perusahaan membentuk kemitraan dengan berbagai alasan, dan kemitraan menjadi

landasan dari berbagai model bisnis. Perusahaan menciptakan aliansi untuk

mengoptimalkan model bisnis, mengurangi risiko, atau memperoleh sumber daya

mereka. Kita dapat membedakan empat jenis kemitraan yang berbeda:

1. Aliansi strategis antara non pesaing

2. Coopetition: kemitraan strategis antarpesaing

3. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru


4. Hubungan pembeli-pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat

diandalkan.

Agar bermanfaat , berikut dibedakan tiga motivasi dalam membangun kemitraan:

 Optimisasi dan skala ekonomi. Bentuk paling mendasar dari kemitraan atau

hubungan antara pembeli-pemasok dirancang untuk mengoptimalkan

alokasi sumber daya dan aktivitas. Tidak logis bagi sebuah perusahaan

memiliki sumber daya atau mengerjakan semua aktivitasnya sendiri.

Optimisasi dan skala ekonomi kemitraan biasanya dibua untuk

mengurangi biaya dan itu sering kali melibatkan outsourcing atau

pemanfaatan infrasuktur bersama.

 Pengurangan risiko dan ketidakpastian. Kemitraan dapat membantu

mengurangi resiko dalam lingkungan kompetitif yang bercirikan

ketidakpastian.Bukan sesuatu yang tidak biasa bagi pesaing untuk

membentuk aliansi startegis dalam satu area sambil tetap bersaing di area

lainnya.

 Akuisis sumber daya dan aktivitas tertentu. Hanya sedikit perusahaan yang

memiliki semua sumber daya atau melakukan semua aktivitas yang

digambarkan oleh model bisnisnya. Kebanyakan merekan lebih suka

memperluas kemampuan dengan mengandalkan perusahaan lain untuk

melengkapi sumber dayanya atau melaksanakan aktivitas-aktivitas

tertentu.Kemitraan semacam ini muncul karena adanya kebutuhan untuk

memperoleh pengetahuan, lisensi atau akses kepada pelanggan.


9. Cost Structure

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengoperasikan model bisnis.Menciptakan dan memberikan

nilai,mempertahankan hubungan pelanggan dan menghasilkan

pendapatan,menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif

lebih mudah setelah Sumber daya utama. Aktivitas-aktivitas kunci dan kemitraan

utama ditentukan. Biaya model bisnis dibedakan dalam dua kelas, yaitu yang

terpacu biaya (cost driven) dan terpacu nilai (value-driven) banyak model bisnis

yang berada di antara kedua titik ektrem ini.

1. Terpacu-biaya. Model bisnis terpacu-biaya berfokus pada peminimalan

biaya.Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan struktur biaya seramping mungkin, menggunakan

proposisi nilai dengan harga rendah, otomatisasi maksimum, dan

outsourching secara ekstensif.

2. Terpacu-nilai. Beberapa perusahaan kurang peduli terhadap implikasi

biaya deasin model bisnis tertentu, dan berfokus pada penciptaan nilai.

Proposisi nilai premium dan layanan pribadi tingkat tinggi biasanya

menjadi ciri model bisnis yang terpacu nilai.


Struktur biaya dapat memiliki karakteristik berikut:

I. Biaya teetap. Biaya-biaya yang tetap sama meskipun volume

barang atau jasa yang dihasilkan berbeda-beda. Contohnya : gaji,

uang sewa dan fasilitas fisik pabrik.

II. Biaya Variabel. Biaya-biaya yang bervariasi secara proporsional

dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan.

III. Skala ekonomi. Keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis

ketika produksinya berkembang.Perusahaan-perusahaan yang lebih

besar, misalnya mendapat manfaat dari rata-rata harga pembelian

yang lebih rendah karena membeli dalam jumlah besar.

IV. Lingkup ekonomi. Keunggulan biaya yang dinikmati bisnis terkait

dengan lingkup operasional yang lebih besar.Dalam perusahaan

besar, misalnya, aktivitas pemasaran atau saluran distribusi yang

sama dapat mendukung beberapa produk sekaligus.

Model bisnis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu amataaan dari sisi sumber

daya (resources based view/RBV) dan amatan dari sisi pasar (market based

view/MBV). RBV jika digambarkan adalah blok bagian sebelah kiri yaitu partner

utama, kegiatan utama, sumber daya utama, nilai pembeda dan struktur biaya

yang menggambarkan keadaan peruahaan dalam menjalankan operasi bisnisnya.

Dalam MBV digambarkan pada gambar blok sebelah kanan yaitu segment

konsumen, relasi dengan konsumen, saluran , nilai pembeda dan arus pemasukan,

yang menggarbarkan kegiatan perusahaan yang berhubungan denga konsumen.


2.1.2 Perencanaan Bisnis

1. Perencanaan Pemasaran

Sebelum menyusun marketing plan, wirausahawan harus mengetahui seluk

beluk atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi yang telah

dikumpulkan.Rencana Pemasaran (marketing plan) adalah isntrumen sentral

untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan usaha pemasaran. Rencana

pemasaran beroperasi pada dua tingkat yaitu strategis dan taktis. (Kotler dan

Keller,2012). Rencana pemasaran strategis (strategic marketing plan)

menjelaskan pasar sasaran dan proposisi nilai yang akan ditawarkan perusahaan

berdasarkan pada analisis peluang pasara terbaik. Rencana pemasaran taktis

(tactical marketing plan) menspesifikasikan taktik pemasaran, termasuk fitur

produk, promosi, penyediaan barang, penetapan harga, saluran penjualan dan

layanannya. Menurut Kotler dan Keller (2012) tahapan dalam menyusun rencana

pemasaran meliputi:

1. Kegiatan analisis kondisi pasar. Merupakan tahapan awal yang dilakukan

untuk mengetahui kondisi pasar yang dapat dibagi analisis secara eksternal

dan internal. Analisis secara eksternal meliputi peta persaingan, pola

konsumsi penduduk, kebutuhan pasar dan pertumbuhan pasar. Sedangkan

analisis secara internal meliputi kondisi yang dimiliki oleh perusahaan

dalam menentukan rencana pemasaran.


2. Penentuan target pemasaran, segmentasi pasar dan posisi yang hendak

dicapai perusahaan. Setelah mengetahui kondisi dari lingkup pemasaran

yang ada, tahapan berikutnya adalah melakukan tujuan dari pemasaran

yang dibangun berdasarkan segmentasi pasar yang hendak dimasuki dan

posisi yang hendak dicapai oleh perusahaan.

3. Menentukan pola kegiatan pemasaran yang meliputi penetapan harga, jalur

distribusi, kegiatan pemasaran dan komunikasi yang akan dibangun

dengan komunitas. Tahapan berikutnya dari rencana pemasaran adalah

menentukan pola dari kegiatan pemasaran yang akan dilakukan. Penentuan

pola kegiatan pemasaran ini secara umum akan dikolaborasikan dengan

strategi bisnis yang akan digunakan.

Brand Awareness

Brand awarenes adalah kesanggupan seorang pembeli untuk mengenali,

mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu kategori produk

tertentu (Kotler and keller, 2010). Tingkatan brand awareness yang berbeda

yang dapat digambarkan dalam suatu piramida berikut ini.


)
)l
)
a
n
e
c
r
o
)
a
ie
w
d
r
t
n
i
d
u
i
n
m
n
g
a
d
o
n
c
r
f
B
a
o
e
r
(
B
k
p
(d
e
ro
k
n
t
a
e
rm
(
r
B
e
m
in
(
la
ik
a
r
e
rb
i
rm
ka
e
d
e
i
m
p
k
a
y
k
n
a
a
e
m
ltc
a
n
a
u
g
n
k
e
P
n
a
g
d
i
n
ig
T
n
e
P
e
P

Gambar 2.2 Tingkatan Brand awareness (Kotler dan Keller,2010)

Peran Brand awareness dalam brand equity tergantung pada tingkatan akan

pencapaian kesadaran dibenak konsumen. Tingkatan brand awareness yang

paling adalah brand recognition (pengenalan merek) atau disebut juga sebagai

tingkatan pengingatan kembali dengan bantuan (aided recall). Tingkatan

berikutnya adalah tingkatan brand recall (pengingatan kembali merek) atau

tingkatan pengingatan kembali merek tanpa bantuan (unaided recall) karena

konsumen tidak perlu dibantu untuk mengingat merek.

2. Perencanaan Operasional

Untuk dapat melakukan perencanaan kegiatan operasional yang efektif,

diperlukan sepuluh langkah strategis yang disebut dengan operation decision.


Sepuluh langkah strategis dalam menyusun perencanaan kegiatan operasional

yang efektif adalah sebagai berikut, (Heizer dan Reinder,2012).

1. Goods and service design

Langkah pertama adalah mendesain barang dan jasa yang diikuti oleh

proses transformasi. Proses pendesainan barang dan jasa mempengaruhi

cost, quality dan human resources. Pada umumnya, desain menentukan

batas minimal biaya (cost) dan batas maksimal dari suatu kualitas barang

dan jasa.

2. Quality

Perusahaan harus menentukan standar harapan kualitas yang diinginkan

oleh customer, sehingga kebijakan serta prosedur, perusahaan di desain

untuk mencapai standar kualitas yang dikehendaki customer.

3. Process and capacity design

Proses desain ini ditujukan untuk produk dan service. Proses desain ini

berhubungan dengan manajemen tehnologi, kualitas, human resources

yang digunakan, dan maintenance.

4. Location selection

Keputusan dalam memilih fasilitas serta lokasi perusahaan dalam

manufacturing maupun service menentukan keberhasilan suatu

perusahaan.

5. Layout Design
Material flows, capacity needs, personal level, technology decisions dan

kebutuhan inventory mempengaruhi layout, dalam artian perancangan tata

ruang kegiatan operasional mempengaruhi layout.

6. Human Resources and Job Design

Manusia merupakan bagian integral dan bagian penting dalam total system

design, sehingga kualitas dari para pekerja, talenta dan skill yang

berkualitas sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional, serta perlu

ditentukan peancangan tugas deskripsi sumber daya manusia.

7. Supplay chain management

Keputusan ini menentukan apa yang harus dibuat oleh perusahaan dan apa

yang harus dibeli oleh perusahaan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan

kualitas, delivery, dan innovasi perusahaan.

8. Inventory

Inventory decision dapat maksimal apabila kepuasan customer, suppliers,

production schedule, human resources planning dipertimbangkan dan

disesuaikan.

9. Scheduling

Jadwal yang layak dari produksi dapat dikembangkan, human resources

dan fasilitas harus ditentukan dan dikontrol (pengaturan jadwal kerja).


10. Maintanance

Keputusan harus dibuat berdasarkan reliabiltas dan stabilitas, dan system

harus dibangun dan dibentuk untuk menjaga serta mempertahankan

reabilitas dan stabilitas sehingga perlu pengaturan pengontrolan kerja.

Faktor-faktor manajemen operasi yang perlu dipertimbangkan dalam membuat

suatu rencana bisnis (Rangkuti,2010) :

a. Proses produksi yang berbeda. Meskipun produk akhir yang dihasilkan

sama, tetapi perbedaan proses produksi dalam membuat produk tersebut

akan mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan. Hal ini disebabkan

karena mesin,peralatan, bahan baku maupun teknologi yang digunakan

juga berbeda

b. Perbedaan dalam skala produksi. Perusahaan yang menghasilkan produk

dalam jumlah besar secara relatif memperoleh keuntungan dari skala

ekonomis proyek,sehingga dapat menekan biaya produksi per unit

c. Lokasi yang berbeda. Setiap lokasi memiliki kelebihan dan kelemahan.

Pengusaha yang sukses selalu pengusaha yang sukses selalu

mempertimbangkan untuk mendirikan usahanya di tempat yang

meminimumkan biaya.

d. Perbedaan penjadwalan. Setiap proyek pasti memiliki perbedaan

penjadwalan, sehingga hal ini akan mempengaruhi ketersediaan bahan

baku, ketepatan jadwal pengiriman, dan efisiensi dalam perencanaan

kapasitas produksi.
3. Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan dikutip dari Ali Musa Pasaribu (2010), dimulai

dengan mengkaji jumlah dana yang dibutuhkan untuk membangun suatu usaha

dan dana untuk mengoperasikan usaha yang dimaksud. Setelah diketahui jumlah

dana yang dibutuhkan, selanjutnya sumber dana perlu dianalisis, dari mana akan

diperoleh. Apabila dana tersebut diperoleh dari lembaga keuangan,bagaimana

persyaratan peminjaman dan berapa besar pinjaman yang akan

diperoleh,kemampuan usaha kita dalam pengembalian kredit tersebut,serta

kemampuan memenuhi kewajiban finansial lainnya kepada pihak ketiga .

Langkah selanjutnya perlu dianalisis apakah pendapatan yang akan diperoleh

selama usaha beroperasi dapat memberikan laba yang memadai bagi perusahaan

dan investor. Setelah memperhitungkan nilai uang waktu sekarang dan yang akan

datang, yang berubah nilainya pada tahun kelima karena faktor inflasi, dengan

demikian perhitungan setiap masa tertentu segala benefit (pendapatan) dan biaya

yang dikeluarkan seyogyanya perlu didiskontokan sesuai dengan jangka waktu

dan besarnya keuntungan (earning) yang diharapkan. Agar besar biaya yang

dikeluarkan serta pendapatan yang diterima untuk setiap periode tertentu

(bulanan, semesteran, atau tahunan) lebih jelas serta untuk dapat menganalisis

benefit yang memperhitungkan nilai waktu, maka semua itu perlu disajikan dalam

format cash flow yang benar. Oleh karena itu, penyajian cash flow yang benar

yang mencerminkan mutasi keuangan pada setiap periode tertentu selama masa

beroperasinya suatu usaha perlu dibahas secara benar.


Untuk memberikan gambaran bagaimana melakukan analisi aspek

keuangan dalam studi kelayakan usaha akan dibahas mengenai kebutuhan dana

atau pembiayaan usaha, sumber pembiayaan serta evaluasi keuangan suatu usaha

yang meliputi kewajiban finansial kepada pihak ketiga, kemampuan menghasilkan

laba dan kemampuan finansial lainnya yang tercermin dari rasio-rasio finansial,

serta penilaian kelayakan usaha yang menggunakan kriteria NPV, IRR, Net B/C

Ratio. Selain itu perlu diketahui jumlah hasil penjualan yang harus dicapai pada

periode tertentu sehingga tidak menderita kerugian, tetapi juga tidak memperoleh

laba, atau yang disebut mencapai titik impas (break even point), serta seberapa

lama usaha dapat mencapai titik impas yang dianalisis dengan kriteria Pay Back

Period.

Mengingat suatu usaha yang akan dikembangkan memiliki rasio tertentu,

khususnya yang terkait dengan adanya peningkatan biaya-biaya produksi,

penurunan kapasitas produksi serta penurunan harga jual, maka benefit yang

diperoleh dari suatu usaha yang diproyeksikan perlu dilakukan analisis

sensitivitas. Hasilnya, akan terlihat dengan jelas sejauh mana usaha yang

dioperasikan mampu bertahan dengan berbagai kondisi yang kurang diharapkan.

4. Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dalam merencanakan bisnis, peran HR division sangat erat karena harus

mempersiapkan dan mengoptimalkan kemampuan semua sumber daya manusia

yang dimiliki perusahaan. Selain itu, organisasi tersebut tentunya harus

mempunyai strategi yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan organisasi
tersebut. Namun hal yang sulit tentunya mencari satrategi yang tepat yang dapat

berjalan dengan efektif. Greer (2001) menyatakan sistem perencanaan SDM

terdiri dari empat kegiatan yang saling berhubungan dan terpadu yakni (1)

Inventarisasi persediaan SDM (2) Forecast SDM : untuk memprediksi permintaan

dan penawaran karyawan di waktu yang akan datang (3) Penyusunan rencana-

rencana sumber daya manusia: untuk memadukan permintaan dan penawaran

personalia dalam memperoleh tenaga kerja yang qualified melalui penarikan,

seleksi, latihan, penempatan, transfer, promosi, dan pengembangan (4)

Pengawasan dan evaluasi: untuk memberikan umpan balik kepada sistem dan

memonitor derajat pencapaian tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran perencanaan

sumber daya manusia.

Jackson and Schuler (2003) menyatakan agar perencanaan SDM mampu

mengikuti perkembangan global, harus mensinergikan antara strategic business

planning dan HR planning for strategic change yang meliputi visi dan misi,

program pengembangan talent (helping others to change and adapt) memonitor

efek dari perubahan yang mengintegrasikan sistem operasional perusahaan dengan

talent yang ada. Integrasi ini akan memicu pertumbuhan kinerja perusahaan

dengan karakteristik strategis, operasional dan organisasional yang khas dan pada

akhirnya akan membuka dan menangkap ruang pasar baru dengan market demand

yang tinggi.
2.1.3 Peternakan Ayam

1. Jenis ayam berdasarkan tujuan pemeliharaan

Pembahasan mengenai tujuan pemeliharaan sekaligus menyangkut aspek

ekonomi. Ayam yang telah mengalami penyilangan dari bermacam-macam

bangsa akan menciptakan jenis ayam baru dengan nilai ekonomi produksi tinggi

dan bersifat turun-menurun. Jenis ayam baru tersebut dikenal dengan nama strain.

Pemberian nama strain biasanya dilakukan oleh breeding farm pencipta. Di

Indonesia dikenal dua istilah, yaitu ayam ras dan ayam buras/kampung. Ayam ras

yaitu ayam yan g induk atau nenek moyangnya merupakan ayam impor,

sedangkan ayam buras atau kampung adalah ayam yang menurut pengertian kita

adalah ayam yang induk atau nenek moyangnya berasal dari Indonesia.

Jenis ayam berdasarkan tujuan pemeliharaannya seperti berikut ini.

1. Ayam Bibit Penghasil Anakan Ayam (DOC)

Ayam bibit bisa berasal dari ayam ras penghasil anak ayam pedaging

maupun anak ayam petelur. Pada pemeliharaan ayam bibit harus dipelihara

ayam jantan untuk mengawini ayam betina. Sementara itu, ayam bibit

pada ayam buras belum terseleksi dengan baik. Peternak masih

membibitkan dengan cara acak dan belum terarah.

2. Tipe Ayam Petelur

Ayam tipe ini khusus menghasilkan telur dengan ciri-ciri sebagai berikut.
 Berbadan langsing dan tegap, tergantung tipe nya. Contohnya

adalah ayam ras (hode island red, white leghorn), ayam arab,

dan beberapa jenis ayam kampung yang sudah mengalami

seleksi.

 Menghasilkan telur sekitar 200-300 butir per tahun

 Mempunyai masa rontok bulu (molting) untuk peremajaan sel-

sel dalam tubuhnya

 Bila dikawinkan dengan pejantan, dapat menghasilkan telur

tetas.

3. Tipe Ayam Pedaging

Ayam tipe pedaging dapat menghasilkan relatif banyak daging dalam

waktu yang singkat. Ciri-ciri ayam tipe pedaging adalah sebagai berikut.

 Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak dan

berdaging penuh sehingga disebut tipe berat

 Jumlah telur relatif sedikit

 Bergerak lambat dan tenang

 Biasanya lebih lambat mengalami pendewasaan kelamin

 Beberpa jenis ayam tipe pedaging mempunyai bulu kaki dan masih

suka mengeram.

Ayam tope pedaging di antaranya adalah brahma putra dan cochin

cina. Selai itu, ada juga ayam tipe pedaging yang kakinya tidak

berbulu, misalnya ayam bangsa cornish dan susuex. Contoh strain


ayam pedaging adalah Cobb dan Hybro, sedangkan contoh pada ayam

kampung adalah pelung dan ayam jawa super.

4. Tipe Ayam Dwiguna

Ayam yang dapat menghasilkan telur sekaligus daging sering disebut

dengan tipe dwiguna. Ciri-ciri ayam tipe dwiguna adalah sebagai berikut.

 Ukuran badannya sedang sehingga dapat juga dijadikan tipe

pedaging

 Jumlah telurnya banyak dan besar-besar, kerabangnya berwarna

cokelat atau bercampur hitam

 Dalam satu kelompok ayam, ada yang bersifat suka mengeram.

Tipe ayam ini sangat berkembang sebagai petelur unggul dan

setelah tua dijual dagingnya. Contoh strain jenis ayam ini antara

lain hysex brown dan isa brown. Sementar itu contoh pada yam

kampung adalah ayam kedu putih,ayam merawang dan ayam jawa

super

5. Ayam untuk kesenangan karena keindahannya atau kekuatannya

Ayam yang dipelihara untuk kesenangan biasanya dijual dengan harga

yang lebih mahal dibandingkan dengan ayam jenis lainnya. Hal ini

disebabkan oleh keistimewaan yang dimiliki oleh ayam tersebut, seperti

keindahan bentuknya, kekutannya dan kemerduan suaranya

a. Keindahan bentuknya

Ciri-ciri ayam jenis ini adalah sosoknya indah, lucu, menarik dan

biasanya berbentuk mungil. Contoh ayam jenis ini di antaranya


adalah ayam kate buff cochin, kate emas, serama, ayam batik dan

ayam kate lokal

b. Kekuatannya

c. Ciri-ciri ayam jenis ini adalah besar dan kokoh, otot nya kuat,

matanya tajam dan temperamennya kejam. Contohnya adalah ayam

bangkok

d. Keindahan/kemerduan suaranya

Beberapa ayam seperti ayam pelung dan bekisar dijuluki sebagai

ayam penyanyi karena kemerduan suaranya. Ada juga ayam buras

yang terkenal dengan kokoknya yang khas, diantaranya adalah

ayam belenggek dan ayam ketawa.

2. Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung.

Di bidang peternakan dikenal tiga sitem pemeliharaan (Rasyaf.2011) sebagai

berikut:

1. Sistem pemeliharaan ekstensif

Pada cara ini tidak ada campur tangan manusia sebagai pemiliknya.

Ternak hanya dilepas begitu saja dan akan datang sendiri di malam

hari. Pemilik tidak memberikan apa-apa dan mengambil ternaknya

ketika ia butuh uang atau bila ada niat hajatan. Ternak memberikan

imbalan yang besar kepada pemiliknya, tetapi pemiliknya tidak sedikit

pun memberikan perhatian pada ternaknya. Di Indonesia, cara ini

banyak dilakukan oleh peternakan-peternakan rakyat. Cara ini disebut


sebagai cara tradisional, yaitu ayam dilepas bebas untuk berkeliaran di

kebun-kebun sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas

biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi dan menghemat

biaya pakan. Umumnya ayam cukup diberi makan pagi saat akan

dilepas. Makanan tersebut berupa sisa-sisa makanan dan tambahan

bekatul secukupnya. Selebihnya, ayam dianggap dapat mencari makan

sendiri di sekitar rumah. Kelemahan cara pemeliharaan ini diantaranya

ayam lambat untuk berkembang lebih banyak karena tingkat kematian

pada anak ayam relatif lebih tinggi, waktu mengasuh terlalu lama yang

berarti mengurangi produktivitas, kendali akan keberadaan ayam

kurang sehingga persentase kemungkinan dimangsa predator maupun

hilang lebih tinggi. Cara pemeliharaan ini mengakibatkan ternak

kurang produktif.

2. Sistem semiintensif

Sistem ini sudah mulai ada campur tangan pemelihara. Pemelihara

sudah mulai menerapkan pengetahuannya untuk meningkatkan

produksi ternak. Akan tetapi, ternak masih dilepas. Hanya saja, ternak

tidak sebebas pada sistem pemeliharaan ekstensif.

3. Sistem Intensif

Pada sistem ini, campur tangan manusia sepenuhnya sangat berperan

dalam kehidupan ternak. Mulai dari ternak kecil hingga apkir,serta

mulai dari kebutuhan yang paling kecil hingga yang terbesar,

semuanya melibatkan campur tangan manusia. Ciri- ciri cara ini adalah
diperlukan modal tambahan dan pengetahuan, tetapi hasil yang

diperoleh jauh lebih baik dan memuaskan dari pada sistem

pemeliharaan ekstensif. Ayam kampung yang dipelihara secara

intensif dapat berproduksi sekitar 112/tahun atau sekitar 30,9 %.

2.2 Model Teoritikal

Model teoritikal bisnis berfungsi sebagai pemandu dalam melakukan

strategi perencanaan bisnis. Target rencana perencanaan bisnis pada ParthaChick

Farm adalah merancang sebuah usaha di bidang agribisnis dalah hal ini

peternakan ayam jawa super. Berikut bagian perencanaan dari model teoritikal

bisnis peternakan ayam jawa super

1. Perencanaan pemasaran

Dalam perencanaan bisnis, langkah perencanaan pemasaran

merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan.

American Marketing Association mendefinisikan pemasaran

sebagai aktivitas atau proses dalam membuat,

mengkomunikasikan, delivering value bagi customer, clients,

partner dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan teori

tahapan perencanaan pemasaran menurut Kotler dan Keller

(2012). maka rencana strategi yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut.

a. Choosing the value


Dalam tahap ini, Partha ChickFarm akan memetakan segmen

pasar dengan menentukan serta memilih target pasar yang

tepat. Pemetaan pasar tersebut dilakukan dengan tahapan

segmetation, targeting and positioning.

b. Providing the value

Dalam tahap ini, proses pemasaran dilakukan dengan cara

menentukan feature produk yang lebih spesifik, harga

produk, dan distribusi yang tepat. Partha ChickFarm akan

menentukan harga produk dan jalur distribusi yang tepat

sesuai dengan target pasar yang sudah ditentukan

sebelumnya.

c. Comunicating the value

Dalam tahap ini, Partha ChickFarm akan memilih media

yang tepat dalam penjualan. Media yang dapat digunakan

antara lain melalui internet, periklanan, atupun media lain

yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan produk.

2. Perencanaan operasional

Heizer dan Reinder(2012). menjelaskan sepuluh langkah

strategis dalam menyusun perencanaan kegiatan operasional

yang efektif adalah sebagai berikut:


a. Menentukan jenis barang dan jasa yang akan ditawarkan

b. Menentukan kualitas kegiatan operasional

c. Perencanaan proses kegiatan operasional

d. Penentuan lokasi

e. Perencanaan tata ruang kegiatan operasional

f. Perencanaan deskripsi tugas sumber daya manusia

g. Merancang rantai pasokan

h. Perancangan persediaan

i. Pengaturan jadwal kerja

j. Pengontrolan kinerja

Sasaran produksi gunanya adalah sebagai arah untuk

melakasanakan manajemen agar dapat dinilai sudah seberapa jauh

dapat dinilai efektifitas dan efisiensi nya.( Rasyaf,2010). Tanpa

sasaran tidak akan dapat dinilai, karena pembandingnya tidak ada.

Dalam ilmu peternakan dikenal standar produksi secara keilmuan.

Peternak yang mengoperasikan peternakan jelas mempunyai suatu

kebijakan dalam menentukan skala produksi sesuai dengan

kemampuannya dan kondisi bisnisnya.Dalam hal ini jelas bahwa

sasaran itu dibuat selaras dengan tujuan peternakan per aktifitas

produksi. Sasaran berguna untuk menilai hasil yang akan diperoleh

kelak, yaitu telur dan ayam hidup sebagai sumber daging. Sesuai

dengan sifatnya,maka sasaran ini dibuat sebelum produksi dimulai dan


kelak dibandingkan setelah aktifitas produksi selesai. Sedangkan

selama produksi berlangsung digunakan sebagai arah dalam aktifitas

teknis. Dalam bentuk diagram tampak pada gambar 2 dibawah ini.

Aktifitas Produksi Sasaran

manajemen

Gambar 3. Aktivitas produksi mempunyai arah pada sasaran dan


dicapai melalui penerapan manajemen peternakan yang tetap.

Sasaran produksi menyangkut segala aspek teknis berdasarkan

perencanaan pemasaran telur dan daging hasil riset pasar. Dalam

hal ini sasaran dibagi lagi menjadi beberapa sub sasaran agar lebih

operasional. Sub sasaran ini komponennya lebih operasional dan

langsung melibatkan ukuran-ukuran teknis yang mudah

dibandingkan . Agar lebih mudah dan sebelum sampai pada

contoh-contoh, maka di bawah ini diberikan beberapa ukuran

yangdapat dijadikan komponen sub-sasaran yang sifatnya

operasional,yakni:

a. Bobot badan, yaitu bobot badan yang biasa dicapai oleh

ayam kampung umum nya. Ukuran ini digunakan untuk

mendeteksi penyakit, kesalahan dalam pemberian ransum,

kuantitas dan kualitas ransum, kelalaian petugas kandang


dan kesalahan dalam penerapan sistem kandang yang

digunakan. Dari satu ukuran ini saja sudah banyak hal yang

dapat kita lihat dan kita evaluasi

b. Pertambahan bobot badan. Ukuran ini digunakan untuk

melihat efisiensi ayam kampung, kualitas ransum yang

diberikan, penyakit dan kesalahan petugas kandang.

Pertambahan bobot badan ini juga berdasarkan apa yang

bisa dicapai oleh ayam kampung.

c. Konsumsi Ransum. Konsumsi ransum paling mudah

digunakan untuk mengawasi kemungkinan adanya

penyakit, kualitas ransum yang buruk, sifat pertambahan

bobot tubuh, efisiensi pertumbuhan dan masih banyak lagi.

d. Efisiensi penggunaan makanan. Hal ini juga bermanfaat

untuk sub sasaran dan banyak sekali manfaatnya bagi

manajemen.

3. Perencanaan sumber daya manusia

Untuk dapat membangun usaha yang berkelanjutan,

diperlukan sumberdaya manusia yang mampu bembentuk tim

di dalam suatu organisasi. Menurut Kreitner dan Kinicki

(2011), tim adalah grup kecil yang memiliki komplementari

skill, yang secara bersama-sama saling menahan ego diri,

dan bertanggung jawab untuk tujuan bersama. Untuk


membentuk dan memanajemen sebuah tim, berikut rencana

strategi yang akan dilakukan oleh Partha ChickFarm.

a. Membentuk tim

b. Menyiapkan tim yang sudah terbentuk

c. Membangun tim kerja dan kepercayaan di dalamnya

d. Memotivasi dan memimpin tim

4. Perencanaan keuangan

Kegiatan perencanaan ini dilakukan dengan penyusunan

laporan keuangan tahunan dan melakukan proyeksi

keuangan, serta menganalisa apakah rencana bisnis layak

untuk dijalankan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai