Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

INDUSTRI KREATIF PERTANIAN


“BISNIS MODEL CANVAS (BMC) PADA USAHA BUDIDAYA
PAKCOY SEHAT HIDROPONIK”

IKHSAN WALFINDO
NIM. 19254211017

Dosen Pembimbing :
Mega Amelia Putri, SP, M.Si

PROGRAM STUDI PENGELOLAAN AGRIBISNIS


PROGRAM SERJANA TERAPAN
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH
2022
Business Model Canvas (BMC)
Business Model Canvas merupakan alat pembuat model bisnis yang kini
sangat popular dalam dunia keriwausahaan karena kemampuannya dalam
menggambarkan elemen inti dalm sebuah bisnis dengan lebih mudah dalam satu
lembar kanvas. Selain itu keunggulan BMC adalah kemudahannya untuk diubah-
ubah model bisnis dengan cepat dan melihat implikasinya perubahan seuatu
elemen pada elemen bisnis yang lain (Putro & Sopyan, 2020).
Business Model Canvas (BMC) dikembangkan oleh Alexander Osterwalder
Tahun 2010. Model bisnis ini berupa kanvas yang terdiri dari 9 building blocks
yang saling berintegrasi dan berhubungan satu sama lain, meupakan strategi
manajemen untuk merencanakan konsep bisnis, infrastruktur maupun keuangan
perusahaan dan biasanya dipakai oleh pebisnis pemula (StartUp). Dengan
menggunakan model bisnis ini, dapat menggambarkan dan mengerucutkan
beberapa aspek bisnis sebagai strategi utuh, sebuah cara dinilai efektif untuk
menggambarkan bisnis yang akan dijalankan secara keseluruhan dengan jelas
(Hendarsih, 2021).
Kerangka model bisnis kanvas terdiri dari sembilan komponen kotak yang
saling terkait. Kotak-Kotak ini berisikan elemen-elemen penting yang
menggambarkan bagaimana organisasi menciptakan benefit bagi pelanggan dan
mendapat manfaat dari para pelanggan utamanya. Sembilan komponen tersebut
mencakup empat area utama bisnis yaitu, Customer, Penawaran, Infrastruktur dan
Financial viability. Sembilan komponen tersebut adalah customer segment, value
proposition, channel, customer relationship, revenue stream, key resources, key
activities, key partnership, dan cost structure (Hanik & Mas’ud, 2019).

1. Customer Segment (Segmen Pelanggan)


Customer Segment (Segmen Pelanggan) merupakan blok bangunan segmen
pelanggan yang menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang
ingin di jangkau atau dilayani perusahaan. Pelanggan adalah inti dari semua
model bisnis. Tanpa pelanggan, tidak ada perusahaan yang mampu bertahan
dalam waktu lama. Untuk lebih memuaskan pelanggan, perusahaan dapat
mengelompokkan mereka dalam segmen-segmen berbeda berdasarkan kesamaan
kebutuhan, perilaku, atau atribut lain (Hendarsih, 2021).
Segmen pelanggan/konsumen yang dituju dalam usaha budidaya pakcoy
sehat hidroponik ini adalah kalangan mahasiswa, dosen Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh dan masyarakat umum yang sadar akan kesehatan dengan
mengkonsumsi sayur. Target lokasi pelanggan dari usaha budidaya pakcoy sehat
hidroponik adalah masyarakat yang tinggal di daerah Tanjung Pati, Pulutan,
Sarilamak, dan Kandang Lamo. Lokasi ini dipilih karena wilayah tersebut dekat
dengan wilayah produksi yaitu di Jorong Kandang Lamo sehingga tidak
memerlukan biaya lebih dalam proses pemasaran produk.
2. Value Propositions (Nilai Tambah)
Value Propositions (Nilai Tambah) yang diberikan kepada konsumen dari
produk pakcoy adalah kualitas, kuantitas, dan kontinuetas. Hal ini akan
menambah ketertarikan konsumen untuk mengkonsumsi produk sayuran pakcoy.
Value propositions terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi
atau terpenuhinya kebutuhan. (Wati et al., 2018).
Dalam aspek nilai tambah terdapat beberapa elemen yang berperan penting
dalam pembentukan nilai tambah adalah kebaruan, kinerja, kostumisasi, merek,
harga, pengurangan biaya, pengurangan resiko, akses, dan kenyamanan/
kemudahan penggunaan barang atau jasa. Pada usaha budidaya pakcoy sehat
hidroponik nilai tambah yang diberikan dari produk tersebut antara lain sayur
pakcoy yang bebas pestisida karena pada saat budidaya pakcoy hidroponik tidak
menggunakan pestisida kimia dalam proses perawatan tanamannya, pakcoy
hidroponik dikemas dengan menggunakan plastik bening dan diberikan label
produk yang berfungsi untuk memberikan informasi dari produk yang dipasarkan,
hasil budidaya pakcoy juga dapat dijadikan suatu produk baru yang telah
mengalami diferensiasi yaitu berupa mengubah daun pakcoy yang biasanya
dikonsumsi hanya dengan direbus tapi pada kegiatan ini pakcoy juga diolah
menjadi keripik pakcoy yang membuat nilai jual produk meningkat.

3. Channel (Saluran)
Channel yaitu elemen yang menyatakan bagaimana organisasi berkomunikasi
dengan pelanggan segmennya dan menyampaikan value propositions nya.
Komunikasi, distribusi, dan saluran penjualan adalah faktor-faktor yang
memungkinkan perusahaan berinteraksi dengan pelanggannya. Channel
menggambarkan interaksi dengan pelanggan dan berperan penting dalam proses
yang dialami oleh pelanggan (Hanik & Mas’ud, 2019).
Usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik memiliki saluran distribusi yang
terdiri dari penjualan langsung dan penjualan tidak langsung. Penjualan langsung
dilakukan dengan menjual produk langsung kepada konsumen, penjualan tidak
langsung menggunakan pihak ketiga dalam proses penjualan sehingga produk
mengalami peningkatan harga jual jika melewati saluran distribusi yang lebih
panjang. Penulis juga menyalurkan informasi berupa Open Order sehingga
pelanggan dapat memesan produk meskipun hanya dari rumah.

4. Customer Relationship (Hubungan Pelanggan)


Customer Relationships (Hubungan Pelanggan), Hubungan pelanggan
menggambarkan berbagai jenis hubungan yang di-bangun perusahaan bersama
segmen pelanggan yang spesifik. Sebuah perusahaan harus menjelaskan jenis
hubungan yang ingin dibangun bersama segmen pelanggan. Hubungan dapat
bervariasi mulai dari yang bersifat pribadi sampai otomatis. Hubungan pelanggan
dapat di dorong oleh motivasi berikut: Akuisisi pelanggan, Retensi
(mempertahankan) pelanggan, Peningkatan penjualan (Upselling) (Hendarsih,
2021).
Usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik memiliki beberapa hubungan
terhadap pelanggan sebagai tujuan utama pemasaran produk. Hubungan dalam
usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik dapat berupa hubungan langsung atau
hubungan yang langsung terlibat antara penjual dan pembeli dalam proses
transaksi produk, hubungan tidak langsung atau bisa dikatakan sebagai hubungan
dunia maya, hubungan ini diartikan ketika penjual dan pembeli melakukan
transaksi melakukan media digital baik dari pemesanan sampai dengan
pembayaran, selanjutnya yang terakhir adalah hubungan penjual dengan tengkulak
atau agen, agen disini berperan sebagai penyambung tangan atau distributor
produk yang menyalurkan produk dari produsen ke konsumen.

5. Revenue Stream (Arus Pendapatan)


Revenue Stream (Arus Pendapatan) merupakan blok bangunan yang
menggambarkan uang tunai yang dihasilkan perusahaan dari masing-masing
segmen pelanggan (biaya harus mengurangi pendapatan untuk menghasilkan
pemasukan). Jika pelanggan adalah inti dari model bisnis, arus pendapatan adalah
urat nadinya. Revenue Streams adalah pemasukan yang biasanya diukur dalam
bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya (Warnaningtyas, 2020).
Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan revenue
streams yaitu dengan penjualan aset, biaya pemakaian, biaya langganan, sewa,
lisensi, biaya jasa perantara, iklan, dan donasi. Untuk revenue streams pada usaha
budidaya pakcoy sehat hidroponik ini didapatkan dari penjualan pakcoy yang
dihasilkan dari proses budidaya pakcoy tersebut.

6. Key Resources (Sumber Daya Utama)


Sumber daya utama ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan
menawarkan value propositions. Key Resources dapat berupa benda fisik,
finansial, intelektual, maupun manusia (Warnaningtyas, 2020). Blok bangunan
sumber daya utama menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar
sebuah model bisnis dapat berfungsi. Setiap model bisnis memungkinkan
perusahaan menciptakan dan menawarkan proposisi nilai, menjangkau pasar
mempertahankan hubungan dengan segmen pelanggan dan memperoleh
pendapatan. Kebutuhan sumber daya utama berbeda-beda sesuai jenis model
bisnis (Hendarsih, 2021).
Sumberdaya ini membuat sebuah perusahaan dapat membentuk dan
menawarkan value propositions, mendapatkan pasar, mengawasi hubungan
dengan segmen-segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources yang
digunakan dalam model bisnis pakcoy ini adalah: benih pakcoy, rockwoll, nutrisi
AB Mix. Bahan baku diperoleh dari toko pertanian yang ada di Kabupaten
Limapuluh Kota dan pembelian online diluar Sumatera Barat.
7. Key Activities (Aktivitas Kunci)
Key Activities adalah kegiatan model bisnis yang memiliki aktivitas utama
yang dilakukan oleh perusahaan. Aktivitas tersebut mencakup proses produksi dan
pengembangan produk. Promosi yang dilakukan dengan pemberian informasi
secara langsung dari mulut ke mulut. Sarana teknologi dan informasi yang
merupakan media untuk melakukan promosi karena jangkauannya yang luas.
Aktivitas produksi pada organisasi meliputi pengadaan bahan yang
diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam proses produksi, serta penyaluran
produk jadi atau jasa kepada pelanggan. Untuk kegiatan utama didalam proses
budidaya pakcoy ini terbagi menjadi 3 yaitu proses pra produksi, proses produksi
dan proses pasca produksi. Proses pra produksi identik dengan tahapan
perencanaan. Tahapan pra produksi meliputi proses persiapan instalasi hidroponik
dan menyiapkan bibit yang akan ditanam nantinya dalam proses budidaya. Proses
produksi merupakan tahapan dimana produk dari usaha budidaya pakcoy sehat
hidroponik dibudidayakan, pada saat ini tanaman sudah mendapatkan perawatan
yang lebih agar dapat tumbuh dengan optimal. Memasuki tahapan pasca produksi
adalah proses pemanenan dan pemasaran produk. Pemanenan produk
dilaksanakan saat ada pesanan yang masuk dari konsumen, pemasaran produk
dilakukan menggunakan 2 metode yaitu langsung datang ke lokasi atau
menggunakan sistem Pre Order.

8. Key Partnerships (Kemitran Utama)


Key Partnerships (Kemitran Utama) menggambarkan mengenai jaringan
pema-sok dan mitra yang membuat model bisnis dapat bekerja. Perusahaan yang
memben-tuk kemitraan dengan berbagai alasan dan kemitraan menjadi landasan
dari berbagai model bisnis. Perusahaan menciptkan aliansi untuk mengoptimalkan
model bisnis, mengurangi risiko, atau memperoleh sumberdaya mereka. Blok
bangunan kemitraan utama menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang
membuat model bisnis dapat bekerja. Perusaahaan membentuk kemitraan dengan
berbagai alasan, dan kemitraan menjadi landasan dari berbagai model bisnis
mengurangi risiko atau memperoleh sumber daya mereka (Warnaningtyas, 2020).
Kemitraan dalam usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik memiliki peranan
penting dalam kelangsungan usaha ini. Mitra menjadikan suatu usaha menjadi
lebih berkembang dan berproses lebih baik sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai. Usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik memiliki mitra antara lain
pelanggan setia yang selalu membeli produk dan Restoran&Hotel yang rutin
melalukan pembelian pakcoy sehat hidroponik.

9. Cost Structure (Struktur Biaya)


Cost Structure adalah komponen biaya yang digunakan oleh perusahaan agar
bisa menjalankan model bisnis yang dijalankan. Komponen biaya tersebut terdiri
dari biaya investasi, biaya variabel, biaya overhead, arus kas dan biaya promosi
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa usaha ini layak dijalankan (Wati et al.,
2018).
Biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya pakcoy sehat hidroponik
terdiri dari biaya bahan baku, biaya alat, biaya tenaga kerja dan biaya lain-lain.
Biaya bahan baku merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan yang
diperlukan dalam proses budidaya pakcoy selama 3 kali proses produksi dalam 1
periode. Biaya alat merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat yang
dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkat bahan baku.
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan
upah/gaji kepada tenaga kerja yang ikut berperan dalam proses usaha.
Biaya bahan baku, biaya alat, biaya tenaga kerja dalam usaha budidaya
pakcoy sehat hidroponik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
a. Biaya Alat

b. Biaya Bahan Baku

c. Biaya Tenaga Kerja


d. Biaya Lain-Lain
Daftar Pustaka

Hanik, U., & Mas’ud, M. I. (2019). Perencanaan Inovasi Pengembangan


Agrowisata Bukit Flora Dengan Pendekatan Metode Bisnis Model Kanvas.
Jurnal JKIE, 6(3), 91–100.

Hendarsih, I. (2021). Analisis Penerapan Strategi Business Model Canvas (Bmc)


Pada Jasa Zigzag Laserwork Semarang Jawa Tengah. Jurnal Akrab Juara,
6(11), 152–167.

Putro, B. E., & Sopyan, N. A. (2020). Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan


Untuk Pemberdayaan Pangan Mandiri Berbasis Teknologi Hidroponik.
Ikraith-Abdimas, 3(3), 137–146.

Warnaningtyas, H. (2020). Desain Bisnis Model Canvas ( BMC ) Pada Usaha


Batik Kota Madiun. Jurnal Manajemen, Ilmu Ekonomi Kreatif Dan Bisnis,
9(79), 52–65.

Wati, R., Suresti, A., Hellyward, J., Masrizal, & Indrayani, I. (2018). Model
Pengembangan Industri Rendang Untuk Meningkatkan Daya Saing Melalui
Analisis Swot Dan Metode Kanvas Dalam Rangka Penguatan Sistem Inovasi
Daerah (Sida).

Anda mungkin juga menyukai