Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI MODEL BISNIS PADA PT PAHALA

BAHARI NUSANTARA MENGGUNAKAN BUSSINESS


MODEL CANVAS

Dosen:
Trisnani Dwi Hapsari, S.Pi., M.Si

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Anggota:
Madhuri Ulinatunnuha 26030119120009
Rany Safira 26030119130035
Sadida Fathurrahman 26030119130043
Dara Luminda Nafri 26030119130046

DEPARTEMEN PERIKANAN TAGKAP


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
TAHUN 2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Model bisnis merupakan sebuah deskripsi tentang bagaimana sebuah

perusahaan membuat sebuah nilai tambah di dunia kerja, termasuk di dalamnya

kombinasi dari produk, pelayanan, citra, dan distribusi dan sumber daya serta

infrastruktur. Demikian pula konsep model bisnis telah diposisikan antara input

yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan output ekonomi. Model bisnis

sangat penting bagi perusahaan karena bisa dilihat beberapa keuntungannya, yaitu:

pertama, dengan adanya model bisnis dapat membantu perusahaan atau pelaku

usaha untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana, dimana dan kapan

produk tersebut berfungsi dengan baik. kedua, merancang model bisnis yang baik

dapat melemahkan kompetitor. Dengan adanya keuntungan tersebut dapat

membantu perusahaan memenangkan daya saing di pasar. Model bisnis merupakan

sebuah cara yang di terapkan di perusahaan untuk menjalankan perusahaan, yang

menjadikan perusahaan bertahan. Ada beberapa alat yang dapat di gunakan untuk

memetakan dan memberi evaluasi pada bisnis model yang di pakai suatu

perusahaan, business model canvas adalah satu alat yang dapat digunakan. Menurut

Hermawan dan Pravitasari (2013), inti dari konsep model bisnis adalah rantai nilai

dari perusahaan. Model ini dirancang untuk digunakan sebagai alat bantu dalam

memanfaatkan peluang atau alat yang berfokus untuk menengahi antara

pengembangan teknologi dan penciptaan nilai ekonomi.

Business model canvas merupakan sebuah bahasa bersama untuk

menggambarkan, visualisasi, menilai, dan mengubah model bisnis. Penggunaan


Bisnis Model Canvas atau biasa disebut (BMC) dapat membantu perusahaan untuk

memahami aspek bisnis yang sedang berjalan, apa mungkin sistem pada perusahaan

tersebut perlu dirubah atau ditambahkan. BMC merupakan template yang ada

dalam manajemen strategis guna perkembangan sistem yang baru atau mencetak

model bisnis yang telah di pakai. BMC terdiri dari grafik visual dengan unsur-unsur

yang menggambarkan sebuah perusahaan atau proposisi nilai produk, infrastruktur,

pelanggan, dan keuangan. Menurut Masud dan Wahid (2020), business model

kanvas guna mengetahui gambaran model saat ini dan mengetahui perancangan

model sebagai bentuk strategi pengembangan bisnis yang sesuai dan disarankan

untuk diterapkan.

PT. Pahala Bahari Nusantara merupakan salah satu perusahaan perikanan

swasta yang bergerak di bidang ekspor Indonesia. Ekspor yang dilakukan oleh

perusahaan ini merupakan ekspor ikan tuna, tongkol dan cakalang, perusahaan ini

sudah ada sejak tahun 2009. Konsep bisnis model yang digunakan oleh PT ini

adalah bisnis model kanvas dari Osterwelder dan Pigneur. Bisnis model ini

menggambarkan tidak hanya ekonomi dan bisnis proses, tetapi bagaimana

menciptakan nilai perusahaan. Keuntungan lain dari konsep bisnis model kanvas

adalah terskema dan memiliki visualisasi yang universal, serta dapat menjelaskan

proses hubungan dari sembilan blok di dalamnya. Dengan kondisi bisnis perikanan

saat ini PT. Pahala Bahari Nusantara perlu menyesuaikan model bisnis saat ini

dengan menggunakan pendekatan model bisnis kanvas. Setiap organisasi yang

ingin terus dapat bertahan akan dituntut untuk melakukan antisipasi terhadap

perubahan lingkungan yang pasti terjadi, selain itu juga dituntut untuk memikirkan

rencana dari organisasi tersebut ke depannya. Menurut Burhanudin (2018),


penerapan Business Model Cannvas (BMC) tidak hanya terbatas pada organisasi

profit akan tetapi teknik ini dapat dengan mudah diaplikasikan pada organisasi non

profit, keperluan penggalangan dana, entitas sektor publik, dan social ventura.

Sebuah model bisnis mampu menjelaskan secara rasional bagaimana organisasi

menciptakan, menyampaikan sekaligus menangkap nilai baik secara secara

ekonomi, sosial, dan lain-lain.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimana perancangan

model bisnis PT. Pahala Bahari Nusantara yang sesuai dengan kondisi sekarang ?”

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah “Untuk

mengetahui dan menganalisis perancangan model bisnis PT. Pahala Bahari

Nusantara yang sesuai dengan kondisi sekarang.


II. PEMBAHASAN

2.1. Identifikasi Bussiness Model Canvas (BMC)

BMC terdiri dari sembilan unsur guna memberikan evaluasi dan memberi

solusi pada masalah – masalah yang kompleks yang sedang ada di perusahaan.

Proses BMC ini dapat diaplikasikan pada perusahaan sebagai identifikasi dan

evaluasi untuk menjabarkan secara terperinci dari hulu sampai hilir dan

mengelompokkan proses bisnis yang sedang berjalan di perusahaan serta mencari

solusi atas kendala- kendala yang dihadapi. Hal tersebut bertujuan untuk

mempermudah dalam penyelesaian masalah. Adapun sembilan elemen BMC

tersebut mencakup tentang segmen pelanggan/customers segment (CS), proposisi

nilai/value proposition (VP), saluran/channel (CH), hubungan pelanggan/customer

relationship (CR), arus pendapatan/revenue stream (RS), sumber daya utama/key

resource (KR), aktifitas utama/key activities (KA), bangunan kemitraan/key

partnership (KP) dan struktur biaya/cost structure (CS). Elemen-elemen tersebut

saling berkaitan satu sama lainnya. Jika terdapat kendala di dalam salah satu

elemen, maka akan berdampak pada ketidak sesuaian di dalam proses bisnis yang

dijalankannya. Hasil dari BMC berguna untuk melakukan analisis SWOT dengan

fungsi perbandingan antar kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman yang akan

dialami perusahaan. Kombinasi antara analisis SWOT dan BMC menjadikan

penilaian yang fokus serta evaluasi pada model bisnis perusahaan. Sementara hasil

yang didapata dari analisis SWOT menjadi acuan untuk merubah bisnis model yang

diterapkan sekarang. Menurut Permana (2015), untuk dapat membuat strategi bisnis

yang optimal kita harus terlebih dahulu mengetahui model bisnis yang ada saat ini,
jika memeng model bisnis telah mengalami suatu perubahan terhadap prilaku

konsumen dan perubahan-perubahan lainnya maka kita harus menyusun ulang

strategi bisnis agar memperoleh hasil yang efektif dan efisien sehingga dapat

mengoptimalakan sumber daya yang dimiliki oleh suatu oraganisasi perusahaan.

Bisnis yang dijalankan PT. Pahala Bahari Nusantara sampai saat ini sudah

berjalan hampir 8 tahun, di mulai tahun 2009. Pada awal pembentukannya sampai

sekarang perusahaan bergerak sebagai penyuplai bahan baku untuk industri-industri

pengalengan di Indonesia, dengan dasar pada saat bahwa Indonesia mempunyai

sumberdaya perikanan itu menurut data salah satu yang terbesar di dunia. Kegiatan

tersebut hanya berjalan setengah tahun namun setelah berjalan perusahaan melihat

peluang besarnya market dan tren ekspor tuna kemudian perusahaan membuat

pabrik PBN yang lalu menyasar target pasar ekspor. Pertumbuhan industri

perikanan khususnya di PT. Pahala Bahari Nusantara mencapai 20%-25% setiap

tahun dari 2012-2014. Menurut PT. Pahala Bahari Nusantara, kapasitas produksi

perusahaan mencapai 100-120 ton bahan baku/hari dengan tingkat randemen 65%.

Bahan baku yang digunakan dalam kegiatan produksi adalah berbagai jenis ikan

tuna, cakalang, dan sesuai permintaan pelanggan yang diperoleh dari multi supplier.

Melalui rangkaian proses kerja yang diperlukan guna menghasilkan produk

kelautan yang berkualitas tinggi sesuai dengan standar internasional HACCP

(Hazard Analysis Critical Control Point), yang dikenal sebagai standar penanganan

secara profesional, dimulai dari produk kelautan di kapal sampai akhir produksi.

PT. Pahala Bahari Nusantara memiliki tahapan dalam mengidentifikasi

elemen-elemen model bisnis kanvas melibatkan pihak internal dari PBN yang

terdiri dari manajer produksi, Spv. Production planning inventory control, HRD,
Finance, dan pemasaran. Keenam responden tersebut memiliki kapabilitas dalam

memberikan informasi yang relevan terkait data yang dibutuhkan untuk

mengidentifikasi masing-masing elemen BMC. Pihak-pihak yang disebutkan

merupakan representatif dari perusahaan yang turut serta dalam perumusan model

bisnis yang dijalankan saat ini. Hasil yang diperoleh dalam wawancara perusahaan

akan menambah aktivitasnya yakni “Canning” menciptakan tuna kaleng siap

konsumsi. Rencana ini masih dianggap masuk akal dalam 5 tahun ke depan dengan

dorongan para pelanggan yang saat ini untuk membuat produk jadi (end customer)

mereka di Indonesia. Tahap awal dalam pembuatan tersebut dengan mengerjakan

brand produk pelanggan yang ada. Hasil ini sejalan dengan apa yang disarankan

oleh evaluasi tolobranca yakni mencari peluang dengan tambahan pelanggan yang

memiliki prospek yang baik. Menurut Yusuf dan Tahir (2021), kreativiti melibatkan

perkembangan inovasi produk yang tiada tolok bandingnya dan merupakan

jawaban kepada masalah dan peluang yang diperoleh untuk menghasilkan sesuatu

produk yang mampu menarik perhatian orang ramai.

2.1.1. Customers Segment (CS)

Customer segmentation adalah strategi pemasaran yang mengelompokkan

target pasar berdasarkan karakteristik yang sama untuk dikelola secara efektif dan

tepat agar mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Karakteristik segmentasi

berdasarkan pada usia, jenis kelamin, frekuensi pembelian, loyalitas, ketertarikan,

minat, hobi, dan lainnya. Tujuan dari segmentasi ini adalah untuk mengenali

pelanggan yang berharga, mengenali peluang up-selling dan cross-selling, dan

memahami kebutuhan setiap kelompok pelanggan untuk membangun hubungan

yang lebih baik. Menurut Suwarni (2020), customer segmen menunjukkan


sekelompok orang atau organisasi yang ingin dilayani perusahaan. Pelanggan

adalah inti dari semua Business Model. Perusahaan dapat mengelompokkan

pelanggan ke dalam segmen yang berbeda berdasarkan kebutuhan, behaviour atau

atribut yang lain.

CS yang dilakukan PT. Pahala Bahari Nusantara yakni memiliki produk

utama (whole tuna, pre-cooked loin tuna, dan pre-cooked tuna flakes) ialah

produsen tuna kaleng di Mexico, Portugal, Italy, Jepang, Spanyol, dan Thailand.

CS produk sampingan (fish meal) produsen pakan ternak di Banten, dan Jawa Barat.

Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa bisnis yang dijalankan perusahaan

saat ini bersifat Business to Business dan memiliki target melayani pasar spesifik

dan terspesialisasi (pasar ceruk). Pasar ini proporsi nilai, saluran distribusi, dan

hubungan pelanggan dibuat khusus untuk kebutuhan spesifik ceruk pasar.

2.1.2. Value Proposition (VP)

Value Proposition adalah manfaat yang ditawarkan organisasi kepada

segmen pasar yang dilayani. Tentu saja, value proposition akan menentukan

segmen pelanggan yang dipilih atau sebaliknya. Value proposition juga akan

mempengaruhi komponen lain seperti Channel dan Customer Relationship.

Menurut Pradana et al. (2021), value propositions secara sederhana juga dikenal

sebagai keunggulan dari sebuah produk yang membedakannya dengan produk dari

bisnis pesaing. PT. Pahala Bahari Nusantara memberikan Value Proposition berupa

kualitas produk, harga produk, kontinuitas pasokan produk, dan berbagai sertifikasi

menjamin produk dan membangun kepercayaan pelanggan terhadap produk yang

dimiliki seperti:
1. Sertifikasi Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), merupakan

suatu sistem yang mengakui bahwa sistem dan prosedur bisnis makanan

telah dikembangkan, didokumentasikan dan diterapkan sesuai dengan

HACCP. HACCP pada dasarnya merupakan alat untuk membantu

mengidentifikasi dan mengendalikan bahaya keamanan pangan yang

mungkin terjadi dalam bisnis makanan.

2. Sertifikat Halal, merupakan suatu fatwa tertulis dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI) yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan

syari'at Islam.

3. Sertifikat ISO 22000, merupakan standar sistem manajemen keamanan

pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan. Standar ini berfokus

pada pemastian rantai pasok, apakah prinsip prinsip sistem manajemen telah

diterapkan dan sesuai dengan prinsip-prinsip HACCP dari Codex

Alimentarius.

4. Dolphin safe certificate adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh pihak EII

(Earth Island Institute) untuk melindungi ikan lumba-lumba.

5. Sertifikat keterlacakan, kesetaraan, dan keberlanjutan dari Kementerian

Kelautan Perikanan

6. Sertifikat kelayakan pengolahan yang dikeluarkan oleh Dirjen Penguatan

Daya Saing Produk Kelautan KKP.

2.1.3. Channels (CH)

Channels merupakan sarana bagi organisasi untuk menyampaikan Value

Proposition kepada Customer Segment yang dilayani. Channel berfungsi dalam

beberapa tahapan mulai dari kesadaran pelanggan sampai ke pelayanan purna jual.
Dua elemen lain yang harus diperhitungkan secara cermat dalam membuat model

Channel adalah Value Proposition dan Customer Segment. Menurut Saptaria et al.

(2022), pengembangan channels yang diusulkan sebelumnya akan berdampak pada

konsumen baru melalui pengambangan jaringan pasar seperti pemasaran melalui

online (membuka toko online), serta jaringan instansi pemerintah, institusi,

pengusaha, maupun akademisi yang juga turut membantu pemasaran produk.

Channels yang dilakukan PT. Pahala Bahari Nusantara dibagi menjadi 2 cara.

Pertama dengan cara langsung menggunakan tenaga penjual. Kedua secara tidak

langsung menggunakan media massa atau penjualan web.

2.1.4. Customer Relationship (CR)

Customer Relationship, yaitu cara organisasi menjalin ikatan dengan

pelanggannya. Menurut Sukarno dan Ahsan (2021), Customer Relationships

merupakan suatu ikatan emosional yang baik yang telah direncanakan oleh

perusahaan dalam menarik segmen pelanggan untuk membeli produk perusahaan.

CR yang dilakukan PT. Pahala Bahari Nusantara bersifat personal assistance

(bantuan personal) pada pelanggan produk utama maupun sampingan. PT. Pahala

Bahari Nusantara juga melakukan CR yang bersifat communities untuk membantu

dan memfasilitasi terjalinnya hubungan saling menguntungkan antara pelanggan

dengan komunitas.

2.1.5. Revenue Stream (RS)

Revenue Stream merupakan komponen yang dianggap paling vital.

Umumnya organisasi memperoleh pendapatan dari pelanggan. Meskipun demikian

banyak organisasi bisa membuka aliran masuk pendapatan dari kantong bukan

pelanggan langsung. Menurut Widiyanti (2021), Revenue Streams juga disertakan


dalam elemen BMC, yaitu membahas mengenai transaksi apa saja untuk

memperoleh pendapatan dari setiap customer segment. RS atau aliran pendapatan

PT. Pahala Bahari Nusantara berasal dari penjualan produk-produk yang dihasilkan

perusahaaan. Produk tersebut dibagi menjadi dua produk utama (whole tuna, pre-

cooked loin tuna, dan pre-cooked tuna flakes) dan produk sampingan (fish meal).

2.1.6. Key Activities (KA)

Key Activities adalah kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan

proposisi nilai. Menurut Pamungkas et al. (2021), key activities adalah semua

aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas usaha/bisnis yang berkaitan

dengan sebuah produk, di mana kegiatan utamanya adalah menghasilkan proposisi

nilai. Key Activities yang dilakukan PT. Pahala Bahari Nusantara dikelompokkan

menjadi 5, yakni kemitraan, produksi, pemasaran, pelayanan dan audit.

2.1.7. Key Resource (Sumber Daya)

Key resources adalah sumber daya yang harus dimiliki dalam sebuah bisnis

untuk bisa mencapai tujuan. Key resource adalah sekat dalam bisnis model kanvas

yang berisikan daftar sumber daya yang sebaiknya direncanakan dan dimiliki

perusahaan untuk mewujudkan value proposition mereka. Menurut Umam dan

Moh (2021), Sumber daya (Key Resource) yang mendukung kegiatan berupa SDM

yang memadai dengan rata-rata Pendidikan SMA dan didukung dengan unit

pengembang pelayanan, memanfaatkan lahan Irigasi dan areal perumahan. PT.

Pahala Bahari mempunyai Key resource PBN dikelompokkan pertama, sumber

daya fisik berupa bahan baku, fasilitas produksi dan teknologi, kedua, sumber daya

manusia berjumlah 1.063 pegawai tetap dan tidak tetap dan sumber daya

intelektual.
2.1.8. Cost Structures (Struktur Biaya)

Struktur biaya atau Cost structure adalah biaya yang mengacu pada jenis

dan juga proporsi relatif dari biaya tetap dan variabel yang dikeluarkan secara rutin

oleh perusahaan. umumnya cost structure ini dikenal sebagai suatu alat pengendali

biaya produksi, yang mana bertujuan untuk bisa memperoleh perencanaan dan juga

pengambilan keputusan pada suatu perusahaan. Menurut Warnaningtyas (2020),

Struktur biaya menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk

mengoperasikan model bisnis. Blok bangunan ini menjelaskan biaya terpenting

yang muncul ketika mengoperasikan model bisnis tertentu. Menciptakan dan

memberikan nilai mempertahankan hubungan pelanggan dan menghasilkan

pendapatan, menyebabkan timbulnya biaya. Perhitungan biaya semacam ini relatif

lebih mudah setelah sumber daya utama, aktivitas- aktivitas kunci dan kemitraan

utama ditentukan. Meskipun demikian, beberapa model bisnis lebih terpacu dalam

hal biaya daripada model bisnis lain. Cost structure model bisnis dalam PT. Pahala

Bahari terdiri dari biaya operasional, biaya pemasaran, dan biaya CSR.

2.2. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengevaluasi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan

ancaman (threats). Teknik ini biasanya diterapkan di dalam seluruh perusahaan atau

organisasi secara umum, maupun dalam proyek-proyek tertentu. Di tingkat

organisasi, analisis SWOT dapat digunakan untuk menganalisa pertumbuhan

perusahaan beserta tolak ukur keberhasilannya. Sementara dalam proyek, analisis

SWOT dapat digunakan untuk memastikan seberapa baik kinerja sebuah proyek
berdasarkan proyeksi di awal. Menurut Subaktilah et al. (2018), Analisis SWOT

digunakan untuk mengetahui faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang

dimiliki perusahaan serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang tengah

dihadapi perusahaan. Analisis SWOT PT. Pahala Bahari dilakukan dengan cara

pembobotan masing-masing elemen dan menginterpretasikan hasilnya dengan

aplikasi Tolo Branca V3.3 untuk melihat kondisi setiap elemen (berbahaya,

waspada atau kuat).

2.2.1. Strengths (Kekuatan)

Elemen strengths merujuk pada kelebihan atau hal-hal yang sudah berhasil

dilakukan oleh perusahaan atau proyek. Bisa berupa sesuatu yang tidak berwujud

seperti atribut brand perusahaan, unique selling proposition dari produk, atau aset

teknologi dan sumber daya manusia yang dimiliki. Menurut Nggini (2019), Elemen

kekuatan (strengths) termasuk kedalam analisis lingkungan internal (IFAS) elemen

ini menfokuskan hal-hal yang sudah dicapai oleh perusahaan sebagai patokan

kedepannya. Elemen strengths dalam PT. Pahala Bahari saat ini menunjukan

fokusnya pada manajemen infrastruktur dan manajemen hubungan pelanggan.

2.2.2. Weakness (Kelemahan)

Kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan dari peluang

(opportunities) yang ada. Bisnis itu tidak ada yang selalu sempurna. Pasti pernah

mengalami berbagai masalah, dan akhirnya tertutupi oleh keunggulan dan keunikan

yang membuat pelanggan jadi puas. Menurut Ratnawati (2020), Analisa SWOT

(strenght, weakness, opportunity, treads) merupakan salah satu metode dalam

melakukan penyusunan strategi perusahaan dengan melihat kondisi lingkungan

perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal. Analisa SWOT lebih
menekankan kepada bagaimana kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam

menghadapi peluang dan ancaman yang ada. Kelemahan dalam PT. Pahala Bahari

salah satunya ialah kurangnya inovasi. Inovasi produk membutuhkan sumber daya

manusia yang berbakat dan kreatif agar perusahaan dapat terus melakukan

terobosan pasar. Sehingga perusahaan belum bisa dikatakan fokus terhadap inovasi

produk dikarenakan bisnis ini yang menjadi kunci adalah skala ekonomi.

2.2.3. Opportunity (Peluang)

Peluang PT Pahala Bahari Nusantara dapat berupa letaknya yang strategis

dan adanya dukungan pemerintah terhada kegatan ekspor yang dilakukan. Tentunya

adanya perusahaan ini juga mampu memberikan peluang bagi masyarakat didaerah

tersebut. Menurut Ary dan Sanjaya (2020), Analisis SWOT atau matriks SWOT

merupakan alat yang digunakan untuk menilai kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dari suatu produk, proyek, atau bisnis. Analisis SWOT merupakan alat

yang membatu pengambil keputusan untuk mengembangkan tipe strategi

perusahaan atau instansi. Analisis SWOT menggunakan matriks untuk menjelaskan

strategi pengembangan perusahaan atau instansi.

2.2.4. Treads (Ancaman)

Ancaman bagi PT Pahala Bahari Nusantara seperti minimnya pengetahuan

terhadap teknlogi dalam penangkapan ikan dan adanya fluktuasi biaya kegiatan

penangkapan dengan fluktuasi biaya BBM membuat usaha ini harus berupaya

untuk berinovasi terkai kegiatan ekspor yang dilakukan agar persediaan bahan baku

tetap stabil. Menurut Astuti dan Ratnawati (2020), Analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan


kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Analisis ini didasari

pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan

peluang yang ada serta meminimalkan kelemahan dan ancamannya.


III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kombinasi antara analisis SWOT dan BMC menjadikan penilaian yang

fokus serta evaluasi pada model bisnis perusahaan. Sementara hasil yang didapata

dari analisis SWOT menjadi acuan untuk merubah bisnis model yang diterapkan

sekarang. Bisnis yang dijalankan PT. Pahala Bahari Nusantara memiliki tahapan

dalam mengidentifikasi elemen-elemen model bisnis kanvas melibatkan pihak

internal dari PBN yang terdiri dari manajer produksi dan supervisor. Tujuan dari

segmentasi ini adalah untuk mengenali pelanggan, peluang up-selling dan cross-

selling, serta memahami kebutuhan setiap kelompok pelanggan untuk membangun

hubungan yang lebih baik. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dan ancaman (threats). Analisis ini didasari pada asumsi bahwa suatu

strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada serta

meminimalkan kelemahan dan ancamannya.


Daftar Pustaka
Ary, M dan Sanjaya, R. 2020. Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Program
Studi Menggunakan Analisis Swot (Studi Kasus Program Studi Sistem
Informasi Ars University). Jurnal Tekno Insentif, 14(1): 1-8.

Astuti dan S. Ratnawati. 2020. Analisis SWOT dalam menentukan Strategi


Pemasaran. Jurnal Ilmu Manajemen., 1792) : 58-69.

Burhanudin, M. F. 2019. Integrasi Peran Pada Wisata Hiu; Model Bisnis Ekowisata
Daya Tarik Hiu di Pulau Tinabo Takabonerate. Jurnal Pusat Riset
Perikanan. 1(1): 331-338.

Hermawan, A., dan Pravitasari, R. J. 2013. Business Model Canvas (Kanvas Model
Bisnis). Akselerasi. Id, 1-23.

Masud, M. I., dan Wahid, A. 2020. Model pengembangan pengelolaan hasil


tangkap ikan masyarakat pesisir kabupaten Pasuruan melalui pendekatan
linear programming dan business model canvas dalam industri
4.0. Agromix. 11(1): 115-124.

Nggini, Y. H. (2019). Analisis Swot (Strength, Weaknes, Opportunity, Threats)


Terhadap Kebijakan Pengembangan Pariwisata Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah
Dinamika Sosial, 3(1), 141-152.

Pamungkas, A. S., H. Widjaya, H. Wiyanto dan H. Budiono. 2021. Pengembangan


Dan Pelatihan Menggunakan Model Bisnis Canvas Bagi Siswa/I Smk Santo
Leo Mangga Besar Jakarta. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia. 3(2).

Permana, D. J. 2015. Analisis peluang bisnis media cetak melalui pendekatan bisnis
model canvas untuk menentukan strategi bisnis baru. Faktor Exacta. 6(4):
309-319.

Pradana, W., A. Bunyamin dan D. Purnomo. 2021. Rancangan Mutu Biobriket


Menggunakan Tools Value Proposition Canvas. Kumawula: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat. 4(1): 1-7.

Ratnawati, S. (2020). Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran


(Studi Kasus di Kantor Pos Kota Magelang 56100). Jurnal Ilmu
Manajemen, 17(2), 58-70.

Saptaria, L., R. A. Shobirin, R. Astuti, I. Habibi dan P. Handayati. 2022.


Implementasi Business Model Canvas Terintegrasi Dalam Pengembangan
Usaha Pupuk Organik. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri). 6(2): 925-942.

Subaktilah, Y., Kuswardani, N., & Yuwanti, S. (2018). Analisis SWOT: Faktor
internal dan eksternal pada pengembangan usaha gula merah tebu (Studi
Kasus di UKM Bumi Asih, Kabupaten Bondowoso). Jurnal
Agroteknologi, 12(02), 107-115.
Sukarno, B. R. dan M. Ahsan. 2021. Implementasi Strategi Pengembangan Bisnis
Dengan Business Model Canvas. Jurnal Manajemen dan Inovasi
(MANOVA). 4(2): 51-61.

Suwarni, Emi. 2020. Strategi Pengembangan Bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah
Keripik Pisang Dengan Pendekatan Business Model Kanvas: (Studi Kasus
UMKM Arabar Shop di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung).
Journal Management, Business, and Accounting, 19 (3): 320-330.

Umam, M. F., & Moh, A. S. (2021). Inovasi Budidaya Ikan Sidat Pada Mitra
Kelompok PT. Permana Sidat Indonesia Dengan Menggunakan Bisnis
Model Canvas (BMC). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, 1(3), 25-32.

Warnaningtyas, H. (2020). Desain Bisnis Model Canvas (BMC) Pada Usaha Batik
Kota Madiun. JURNAL EKOMAKS: Jurnal Manajemen, Ekonomi Kreatif
dan Bisnis, 9(2), 52-65.

Widiyanti, W. 2021. Business Model Canvas Sebagai Alat Bantu Dalam


Menentukan Strategi Bisnis Jasa Penyewaan Mainan. Jurnal Muara Ilmu
Ekonomi dan Bisnis. 5(2): 285-296.

Yusof, M. Z. M., dan Tahir, Z. 2021. Faktor Kejayaan Usahawan Muda dalam
Perniagaan Industri Kecil dan Sederhana (EKS) di Malaysia. Jurnal Wacana
Sarjana. 5(1): 1-13.

Anda mungkin juga menyukai