Anda di halaman 1dari 7

PERANCANGAN MODEL BISNIS DENGAN PENDEKATAN

BUSINESS MODEL CANVAS SEBAGAI BENTUK STRATEGI


PENGEMBANGAN BISNIS USAHA KONVEKSI PADA UMKM
TASYA COLLECTION (TC)
BUSINESS MODEL DESIGN USING BUSINESS MODEL CANVAS
APPROACH AS FORM OF THE GARMENT BUSINESS
DEVELOPMENT IN MSMEs TASYA COLLECTION (TC)
Azzavira Liyanshurullah1, Ir. Budi Praptono M.M.2, Ir. Rosad Ma’ali El Hadi, M.Pd, M.T.3
1,2,3
Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
1
azzaviraliyanshurullah@gmail.com, 2budipraptono35@gmail.com 3rosadm@telkomuniversity.ac.id

Abstrak
UMKM Tasya Collection (TC) merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
bergerak pada bidang fesyen yang terletak di JL. P. Dewata, Setia Mulya ,Tarumajaya, Bekasi Jawa
Barat. Konveksi merupakan salah satu bisnis di bidang fesyen yang biasanya memproduksi pakaian
dalam partai besar sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satu metode untuk bisa
menggambarkan bagaimana model bisnis dari suatu perusahaan adalah dengan menggunakan
Business Model Canvas (BMC) dimana owner dari perusahaan dapat melihat 9 komponen penting
yang dapat mendukung berlangsungnya usaha. Penelitian ini dimulai dengan menyusun business
model canvas eksisting, data lingkungan bisnis, customer profile, data kuisioner dengan karyawan,
dan hasil wawancara dengan pelanggan perusahaan. Data tersebut dikumpulan dan diolah untuk bisa
mendapatkan hasil SWOT yang digunakan untuk merancang strategi pengembangan bisnis. Usulan
dari strategi pengembangan bisnis inilah yang akan ditambahakan untuk bisa menjadi business model
canvas usulan dari UMKM TC. Tahap penilaian model bisnis juga dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang menggambarkan kondisi model bisnis perusahaan sehingga pemilik dapat
mengetahui apa saja yang harus ditambahkan, dikurangkan, ditingkatkan, dan tetap.
Kata Kunci: Business Model Canvas, Analisis Lingkungan Bisnis, Customer Profile, SWOT,
Model Bisnis, Industri Fesyen

Abstract
Tasya Collection (TC) is a micro small medium enterprises (SMES) engaged in the fashion field
located on JL. P. Dewata, Setia Mulya, Tarumajaya, Bekasi, West Java. Garment is one of the
business in the field of fashion that usually produces underwear in the big party according to
consumer demand. One method to describe how the business model of a company is to use a Business
Model Canvas (BMC) where the owner of the company can see 9 important components that can
support the business continuity. The research began by drafting the existing business model canvas,
business environment data, customer profile, and questionnaire data with employees and the results
of interviews with the company's customers. The Data is in-group and processed to be able to get the
SWOT result used to design business development strategy. The proposal from this business
development strategy will be added to be a business model canvas proposed of Tasya Collection.
The assessment stage of the business model is also done by providing several questions describing
the condition of the company's business model so that the owner can know what to add, be reduced,
improved, and fixed.
Keywords: Business Model Canvas, Business Model Environment, Customer Profile, SWOT,
Business Model, Fashion Industry.
1. Pendahuluan
Saat ini tercatat bahwa 3 subsektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi
kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen sebesar 18,15 persen, dan
industri kriya sebesar 15,70 persen. Sedangkan, subsektor lainnya, seperti industri animasi masih
mempunyai harapan untuk berkembang dengan pertumbuhan di atas 6 persen. Menurut data yang
ada Industri fesyen di Indonesia telah menyumbang kontribusi terhadap PDB (Pendapatan Domestik
Bruto) nasional sebesar 3,76 persen, dengan nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD 13,29
milyar, telah meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Subsektor Unggulan Ekonomi Kreatif


(Sumber : www.kemenperin.go.id)

UMKM Tasya Collection (TC) merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
bergerak pada bidang fesyen yang terletak di JL. P. Dewata, Setia Mulya ,Tarumajaya, Bekasi Jawa
Barat. Konveksi merupakan salah satu bisnis di bidang fesyen yang biasanya memproduksi pakaian
dalam partai besar sesuai dengan permintaan konsumen. Hal yang mendasari bisnis ini dijalankan
adalah melihat dari potensi usaha konveksi itu sendiri dimana saat ini permintaan pasar sangat tinggi
namun kompetitornya masih rendah. Mayoritas pelanggan dari UMKM TC adalah lembaga
pendidikan atau sekolah yang berada di sekitar lingkungan toko, setiap bulannya pasti ada pesanan
dari lembaga pendidikan tersebut. Untuk saat ini UMKM TC sudah memiliki 7 orang karyawan dan
1 tambahan toko untuk kegiatan produksi dan juga penjualan baju. Penjualan yang dilaksanakan
masih bersifat konvensional sehingga sedikit mempersulit usaha ini untuk bisa mengekspansi
bisnisnya. Dari Gambar I.3 dapat dilihat bahwa laba bersih yang didapatkan oleh UMKM TC masih
fluktuatif dan belum memiliki tren yang meningkat, hal inilah yang menjadi masalah dan perlu di
evaluasi apakah model bisnis yang ada saat ini sudah maksimal atau belum. Masalah lainnya adalah
belum ada pencatatan yang terperinci mengenai pemasukan dan pengeluaran perusahaan, selain itu
ancaman dari beberapa pesaing yang mulai menggunakan teknologi dalam menjalankan bisnisnya
harus menjadi perhatian serius bagi UMKM TC.

Gambar 2 Pendapatan UMKM TC


2. Dasar Teori
2.1 Business Model Canvas
Business Model Canvas (BMC) merupakan suatu bahasa yang sama untuk menggambarkan,
memvisualisasikan, menilai, dan mengubah suatu model bisnis. Dalam peta model bisnis ini terdapat
9 blok bangunan yang terdiri dari segmen pelanggan, proposisi nilai, saluran, hubungan pelanggan,
arus pendapatan, sumber daya utama, aktivitas kunci, kemitraan utama, dan struktur biaya [1].
2.2 Analisis Lingkungan Bisnis
Sebuah ide bisnis bisa dikatakan baik atau buruk tergantung dari konteks yang ada dalam sebuah
perusahaan. Perusahaan biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan faktor-faktor
yang mempengaruhinya.Dengan menyadari hal tersebut tentunya perusahaan akan lebih mudah
dalam menghadapi perubahaan perusahaan sehingga dapat mengadaptasi suatu model bisnis yang
lebih baik untuk menggeser kekuatan eksternal perusahaan. Business model environment tersusun
atas empat bidang utama, yaitu : market forces, key trends, industry forces, dan macro economic
forces [1].
2.3 Analisis SWOT
Alat ini adalah suatu metode perencanaan strategis untuk mengevaluasi faktor-faktor yang
berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities), dan ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang. Terdapat 4 sub-variabel dalam buku business model generation yaitu proposisi nilai,
biaya/pendapatan yang terdiri dari cost structure dan revenue streams, infrastruktur yang terdiri dari
key resources, key activities dan key partnership, dan hubungan pelanggan yang terdiri dari customer
relationship, channels, dan customer segment [2].
2.4 Value Proposition Canvas
Value Proposition Canvas adalah alat yang dapat membantu memastikan bahwa produk atau jasa
diposisikan sesuai dengan kondisi nilai pelanggan dan kebutuhan. Value Proposition Canvas dapat
digunakan ketika ada perlu untuk memperbaiki produk atau layanan yang ada menawarkan atau di
mana penawaran baru sedang dikembangkan dari awal. Value Proposition Canvas dibentuk sekitar
dua blok bangunan yang terdiri dari profil pelanggan dan proposisi nilai perusahaan [3].
3 Metodologi Penelitian
Berikut merupakan model konseptual yang digunakan pada penelitian ini :
3.1 Perancangan model bisnis saat ini UMKM TC
Dengan metode observasi dan wawancara ini dibutuhkan rancangan pertanyaan yang berhubungan
dengan proses bisnis dari UMKM TC. Data tersebut akan digunakan untuk membangun model bisnis
yang ada saat ini menggunakan business model canvas.
3.2 Data Konsumen dan Customer Profiling
Pada tahapan customer profiling merupakan langkah untuk bisa memetakan serta mendalami profil
pelanggan dengan baik. Nantinya keingginan dan kebutuhan pelanggan akan bisa diolah sehingga
perusahaan dapat menentukan langkah kedepannya.
3.3 Analisis Lingkungan Bisnis
Dari hasil pengolahan data market force, industry force, key trends, dan macro economic forces yang
ada akan disusun menjadi analisis lingkungan bisnis UMKM TC.
3.3 Analisis SWOT dan Perancangan Strategi Usulan
Hasil perhitungan SWOT akan dianalisis berdasarkan kuadran yang ada. Dari nilai kuadran tersebut
dapat ditentukan strategi usulan pengembangan bisnis. Hasil rancangan strategi ini merupakan
tambahan untuk model bisnis yang dirasa sesuai dengan kondisi bisnis dan permasalahan yang
dihadapi oleh UMKM TC saat ini.
3.4 Value Proposition Canvas
Merupakan hubungan antara blok customer profile dan blok value maps yang nantinya dapat
mendefinisikan customer fit antara hal apa saja yang menjadi keinginan pelanggan dan hal apa saja
yang menjadi strategi usulan untuk pengembangan bisnis dari UMKM TC.
3.5 Perancangan Model Bisnis Usulan
Dari hasil penilaian terhadap rancangan business model canvas dari UMKM TC, terdapat
beberapa perbaikan yang dapat dilakukan. Hal yang dilakukan diantaranya menambahkan,
meningkatkan, mengurangi, dan mempertahankan.
3.6 Kesimpulan dan Saran
Pada tahap akhir ini merupakan tujuan utama dari penelitian ini yaitu ingin mendapatkan
sebuah rancangan model bisnis UMKM TC sebagai upaya untuk bisa mengembangkan
bisnis yang ada saat ini. Oleh karena itu dibutuhkan kesimpulan dan saran yang dapat
bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

4 Pembahasan
4.1 Business Model Canvas Eksisting UMKM TC
Berikut merupakan model bisnis saat ini dari UMKM TC :

Tabel 1 Business Model Canvas Eksisting

4.2 Customer Profile


Pada tahap ini merupakan tahapan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan yaitu segmen
pelanggan individu, berikut merupakan customer profile dari segmen pelanggan individu UMKM
TC :
1. Customer Jobs
a. Menggunakan pakaian sesuai trend
b. Meningkatkan status sosial dengan pakaian yang premium
c. Menggunakan pakaian yang digunakan ke media social
2. Pains
a. Pembelian sulit karena harus ke toko
b. Kurangnya informasi mengenai produk yang dijual
c. Warna pakaian yang belum bervariasi
d. Stok pakaian tidak menentu
e. Sistem pembayaran belum praktis
3. Gains
a. Kualitas pakaian yang baik
b. Memesan pakaian melalui website
c. Mendapatkan informasi produk di sosial media
d. Harga pakaian yang terjangkau
e. Mendapatkan garansi pengembalian pakaian
4.3 Analisis Lingkungan
Berikut merupakan hasil analisis lingkungan bisnis dari UMKM TC :
1. Market Forces
a. Trend busana muslim di Indonesia
b. Masyarakat Indonesia gemar belanja online
c. Industri fesyen memiliki peluang perkembangan yang pesat
d. Keamanan dalam bertransaksi
e. Kemudahan melakukan transaksi digital
f. Pemberian diskon atau promo
g. Kemudahan mendapatkan informasi produk di sosial media
2. Industry Forces
a. Pesaing
b. Produk pengganti
c. Pemasok dan pelaku rantai nilai
d. Stakeholder
3. Key Trends
a. Metode pembayaran digital
b. UMKM Go Digital
c. Perilaku belanja online
d. Gaya hidup konsumptif
4. Macro Economic Forces
a. Jumlah perdagangan online yang besar
b. Pasar modal Indonesia ingin memperluas layanan
c. Peluang ekspor barang
4.4 Analisis SWOT dan Strategi
Berikut merupakan analisis matriks dari 4 variabel SWOT dan strategi usulan untuk pengembangan
model bisnis dari UMKM TC:

Gambar 3 Matriks SWOT

1. Variabel nilai proposisi


Berikut merupakan strategi usulan yang dapat dilakukan oleh UMKM TC yang mengacu pada
variabel proposisi nilai yaitu :
a. Membuat website produk dan penjualan
b. Membuat aplikasi point of sales
c. Menciptakan variasi warna pakaian
d. Menciptakan layanan E-Katalog
e. Menciptakan layanan baru : Custom your T-shirt
2. Biaya dan pendapatan
Berikut merupakan strategi usulan yang dapat dilakukan oleh UMKM TC yang mengacu pada
variabel biaya dan pendapatan yaitu :
a. Penambahan marketplace E-commerce
b. Penambahan website perusahaan
c. Penambahan biaya operasional : biaya digital marketing
3. Infrastruktur
Berikut merupakan strategi usulan yang dapat dilakukan oleh UMKM TC yang mengacu pada
variabel infrastruktur yaitu :
a. Melakukan penambahan toko cabang penjualan
b. Melakukan benchmarking dengan usaha sejenis
c. Melakukan kerjasama dengan perusahaan ekspedisi
d. Melakukan penambahan jumlah karyawan
e. Melakukan penambahan jumlah mesin
4. Hubungan pelanggan
Berikut merupakan strategi usulan yang dapat dilakukan oleh UMKM TC yang mengacu pada
variabel hubungan pelanggan yaitu :
a. Menambahkan layanan Gopay offline
b. Website informasi produk
c. Pemberian cashback pembelian
d. Penambahan konten digital marketing
e. Garansi pengembalian pakaian yang defect

4.5 Value Proposition Canvas


Berdasarkan strategi dari analisis SWOT, berikut merupakan value proposition canvas dari UMKM
TC :
1. Pain relievers
Berdasarkan hasil customer pain dari UMKM TC berikut merupakan pain relievers yang bisa
diberikan oleh perusahaan yaitu dengan menyediakan pembelian melalui website dan juga
marketplace ecommerce, penambahan website penjualan, memberikan variasi warna pakaian,
aplikasi point of sales dan Go pay offline.
2. Gains creators
Berdasarkan hasil dari customer gains dari UMKM TC berikut merupakan gains creator yang bisa
diberikan oleh perusahaan yaitu dengan menyediakan pembelian melalui website, penambahan
konten digital marketing, garansi pengembalian pakaian yang defect, jaminan kualitas produk, dan
harga yang kompetitif.
3. Product and services
Berdasarkan hasil dari produk atau layanan tambahan dari UMKM TC berikut merupakan product
and services bisa diberikan oleh perusahaan yaitu dengan menyediakan penambahan website
penjualan, aplikasi point of sales, layanan Go-pay offline, layanan Costume your T-shirt, penambahan
konten digital marketing, dan penambahan variasi warna pakaian.
4.5 Perancangan Model Bisnis Usulan
Berikut merupakan hasil usulan model bisnis untuk UMKM TC :
1. Customer segments
Pelanggan individu usia 18-25 tahun.
2. Value propositions
Website penjualan, aplikasi point of sales, variasi warna, E-katalog, custom your T-shirt.
3. Revenue streams
Penjualan online
4. Key partners
UMKM TC berkerjasama dengan perusahaan ekspedisi.
5. Key activities
UMKM TC melakukan kegiatan benchmarking dengan perusahaan sejenis.
6. Channels
UMKM TC memberikan tambahan layanan website dan konten digital marketing.
7. Customer relationship
Penambahan Go pay offline, pemberian cashback, dan garansi pengembalian barang defect.
8. Key resources
UMKM TC melakukan peningkatan jumlah pegawai, toko offline, dan mesin
9. Cost structure
Biaya operasional untuk konten digital marketing dan mengurangi biaya bensin dan perawatan
kendaraan.

5 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari penelitian ini yang berupa rancangan model bisnis UMKM TC
menggunakan Business Model Canvas.

Gambar 4 Business model canvas usulan dari UMKM TC

Daftar Pustaka

[1] Y. Pigneur, Business Model Generation, New Jersey: John Wiley & Son, Inc, 2013.

[2] A. Sarsby, SWOT Analysis, England: Spectaris Ltd, 2016.

[3] A. Osterwalder, Value Proposition Canvas, New Jersey: John Wiley & Son Inc, 2013.

Anda mungkin juga menyukai