Abstrak
UMKM Tasya Collection (TC) merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
bergerak pada bidang fesyen yang terletak di JL. P. Dewata, Setia Mulya ,Tarumajaya, Bekasi Jawa
Barat. Konveksi merupakan salah satu bisnis di bidang fesyen yang biasanya memproduksi pakaian
dalam partai besar sesuai dengan permintaan konsumen. Salah satu metode untuk bisa
menggambarkan bagaimana model bisnis dari suatu perusahaan adalah dengan menggunakan
Business Model Canvas (BMC) dimana owner dari perusahaan dapat melihat 9 komponen penting
yang dapat mendukung berlangsungnya usaha. Penelitian ini dimulai dengan menyusun business
model canvas eksisting, data lingkungan bisnis, customer profile, data kuisioner dengan karyawan,
dan hasil wawancara dengan pelanggan perusahaan. Data tersebut dikumpulan dan diolah untuk bisa
mendapatkan hasil SWOT yang digunakan untuk merancang strategi pengembangan bisnis. Usulan
dari strategi pengembangan bisnis inilah yang akan ditambahakan untuk bisa menjadi business model
canvas usulan dari UMKM TC. Tahap penilaian model bisnis juga dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan yang menggambarkan kondisi model bisnis perusahaan sehingga pemilik dapat
mengetahui apa saja yang harus ditambahkan, dikurangkan, ditingkatkan, dan tetap.
Kata Kunci: Business Model Canvas, Analisis Lingkungan Bisnis, Customer Profile, SWOT,
Model Bisnis, Industri Fesyen
Abstract
Tasya Collection (TC) is a micro small medium enterprises (SMES) engaged in the fashion field
located on JL. P. Dewata, Setia Mulya, Tarumajaya, Bekasi, West Java. Garment is one of the
business in the field of fashion that usually produces underwear in the big party according to
consumer demand. One method to describe how the business model of a company is to use a Business
Model Canvas (BMC) where the owner of the company can see 9 important components that can
support the business continuity. The research began by drafting the existing business model canvas,
business environment data, customer profile, and questionnaire data with employees and the results
of interviews with the company's customers. The Data is in-group and processed to be able to get the
SWOT result used to design business development strategy. The proposal from this business
development strategy will be added to be a business model canvas proposed of Tasya Collection.
The assessment stage of the business model is also done by providing several questions describing
the condition of the company's business model so that the owner can know what to add, be reduced,
improved, and fixed.
Keywords: Business Model Canvas, Business Model Environment, Customer Profile, SWOT,
Business Model, Fashion Industry.
1. Pendahuluan
Saat ini tercatat bahwa 3 subsektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap ekonomi
kreatif, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen sebesar 18,15 persen, dan
industri kriya sebesar 15,70 persen. Sedangkan, subsektor lainnya, seperti industri animasi masih
mempunyai harapan untuk berkembang dengan pertumbuhan di atas 6 persen. Menurut data yang
ada Industri fesyen di Indonesia telah menyumbang kontribusi terhadap PDB (Pendapatan Domestik
Bruto) nasional sebesar 3,76 persen, dengan nilai ekspor pada tahun 2017 mencapai USD 13,29
milyar, telah meningkat 8,7 persen dari tahun sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 1.
UMKM Tasya Collection (TC) merupakan sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang
bergerak pada bidang fesyen yang terletak di JL. P. Dewata, Setia Mulya ,Tarumajaya, Bekasi Jawa
Barat. Konveksi merupakan salah satu bisnis di bidang fesyen yang biasanya memproduksi pakaian
dalam partai besar sesuai dengan permintaan konsumen. Hal yang mendasari bisnis ini dijalankan
adalah melihat dari potensi usaha konveksi itu sendiri dimana saat ini permintaan pasar sangat tinggi
namun kompetitornya masih rendah. Mayoritas pelanggan dari UMKM TC adalah lembaga
pendidikan atau sekolah yang berada di sekitar lingkungan toko, setiap bulannya pasti ada pesanan
dari lembaga pendidikan tersebut. Untuk saat ini UMKM TC sudah memiliki 7 orang karyawan dan
1 tambahan toko untuk kegiatan produksi dan juga penjualan baju. Penjualan yang dilaksanakan
masih bersifat konvensional sehingga sedikit mempersulit usaha ini untuk bisa mengekspansi
bisnisnya. Dari Gambar I.3 dapat dilihat bahwa laba bersih yang didapatkan oleh UMKM TC masih
fluktuatif dan belum memiliki tren yang meningkat, hal inilah yang menjadi masalah dan perlu di
evaluasi apakah model bisnis yang ada saat ini sudah maksimal atau belum. Masalah lainnya adalah
belum ada pencatatan yang terperinci mengenai pemasukan dan pengeluaran perusahaan, selain itu
ancaman dari beberapa pesaing yang mulai menggunakan teknologi dalam menjalankan bisnisnya
harus menjadi perhatian serius bagi UMKM TC.
4 Pembahasan
4.1 Business Model Canvas Eksisting UMKM TC
Berikut merupakan model bisnis saat ini dari UMKM TC :
5 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari penelitian ini yang berupa rancangan model bisnis UMKM TC
menggunakan Business Model Canvas.
Daftar Pustaka
[1] Y. Pigneur, Business Model Generation, New Jersey: John Wiley & Son, Inc, 2013.
[3] A. Osterwalder, Value Proposition Canvas, New Jersey: John Wiley & Son Inc, 2013.