Anda di halaman 1dari 24

USULAN PERANCANGAN BISNIS MODEL CANVAS PADA USAHA

MAKANAN DARI BELIMBING “OMAHBLING” DI KOTA DEMAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas / Ujian Tengah Semister (UTS) pada Mata
Kuliah Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Dr. H. MOCHAMAD EDRIS

Oleh:

TANGGUH HARTANTO
202111242

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala


yang telah melimpahkan rahmat dan Karunia nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Kewirausahaan dengan judul: Perancangan Usaha Model Canvas pada UMKM di
Kota Demak.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan artikel ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
artikel ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta melakukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembang dunia
pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
BAB III: USULAN PEMECAHAN MASALAH
BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN KATA
BAB V: ANALISIS PERMASALAHAN
1. Profil Singkat
2. Usulan Perancangan Bisnis Model Canvas
BAB VI: PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Masalah


Kota Demak merupakan kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah,
Indonesia. Kota ini memiliki sejarah yang kaya, terutama sebagai pusat
kebudayaan Islam di Indonesia pada abad ke-16. Selain itu, Kota Demak juga
memiliki potensi dalam bidang ekonomi, salah satunya dengan bisnis kuliner.
Bisnis kuliner telah menjadi salah satu jenis bisnis yang paling populer
dalam beberapa tahun terakhir. Banyak orang memilih untuk membuka usaha
kuliner karena dianggap menguntungkan dan memiliki potensi pasar yang
besar. Namun, seperti halnya bisnis lainnya, bisnis kuliner juga memiliki
tantangan tersendiri. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis kuliner.
1. Pilih jenis kuliner yang diminati pasar
Sebelum membuka bisnis kuliner, perlu melakukan riset terlebih
dahulu tentang jenis kuliner yang diminati pasar. Penting untuk
memilih jenis kuliner yang memiliki potensi pasar yang besar dan
sedang tren di kalangan masyarakat. Selain itu, penting juga untuk
memperhatikan apakah jenis kuliner tersebut cocok dengan lokasi
usaha yang diinginkan. Misalnya, jika lokasi usaha berada di dekat
kampus atau sekolah, maka bisnis kuliner yang menyediakan makanan
ringan atau makanan sehat akan lebih diminati.
2. Tentukan konsep dan brand
Setelah memilih jenis kuliner yang ingin dijual, perlu menentukan
konsep dan brand untuk bisnis kuliner tersebut. Konsep bisnis kuliner
dapat berkaitan dengan jenis masakan yang dijual, cara penyajian
makanan, atau suasana restoran. Sedangkan brand bisnis kuliner
berkaitan dengan citra dan identitas bisnis tersebut. Brand yang baik
dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan daya tarik bagi
konsumen.
3. Memperhatikan kualitas bahan baku
Kualitas bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam
bisnis kuliner. Sebaiknya memilih bahan baku yang berkualitas baik
dan segar. Hal ini dapat meningkatkan rasa dan kualitas makanan yang
dijual. Selain itu, memilih bahan baku yang berkualitas juga dapat
membantu menghindari masalah kesehatan yang mungkin terjadi
akibat penggunaan bahan baku yang tidak segar atau tidak berkualitas.
4. Menjaga konsistensi rasa
Konsistensi rasa merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
kepuasan pelanggan dan citra bisnis kuliner. Sebaiknya menjaga
konsistensi rasa pada setiap produk yang dijual. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara membuat standar resep dan prosedur pembuatan makanan
yang sama pada setiap kali membuat produk.
5. Mengoptimalkan layanan pelanggan
Layanan pelanggan yang baik dapat meningkatkan kepuasan pelanggan
dan membangun hubungan yang baik antara bisnis kuliner dan
pelanggan. Sebaiknya memberikan pelayanan yang ramah, cepat, dan
akomodatif pada setiap pelanggan. Selain itu, dapat memberikan
fasilitas seperti wifi gratis, tempat duduk yang nyaman, atau
menyediakan menu makanan untuk diet khusus.
6. Memperhatikan aspek kebersihan dan sanitasi
Aspek kebersihan dan sanitasi merupakan hal yang sangat penting
dalam bisnis kuliner. Sebaiknya menjaga kebersihan dan sanitasi pada
setiap bagian restoran, termasuk dapur, alat masak, meja makan, dan
toilet. Hal ini dapat membantu mencegah terjadi.

Penggunaan Bisnis Model Canvas atau biasa disebut (BMC) dapat membantu
perusahaan untuk memahami aspek bisnis yang sedang berjalan, apa mungkin
sistem pada perusahaan tersebut perlu dirubah atau ditambahkan. BMC merupakan
template yang ada dalam manajemen strategis guna perkembangan sistem yang
baru atau mencetak model bisnis yang telah di pakai (Xing & Ness, 2016). BMC
terdiri dari grafik visual dengan unsur-unsur yang menggambarkan sebuah
perusahaan atau proposisi nilai produk, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan.
BMC terdiri dari sembilan unsur guna memberikan evaluasi dan memberi solusi
pada masalah – masalah yang kompleks yang sedang ada di perusahaan. Proses
BMC ini dapat diaplikasikan pada perusahaan sebagai identifikasi dan evaluasi
untuk menjabarkan secara terperinci dari hulu sampai hilir dan mengelompokkan
proses bisnis yang sedang berjalan di perusahaan serta mencari solusi atas kendala-
kendala yang dihadap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor
ekonomi yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Menurut data dari
Kementerian Koperasi dan UKM, terdapat sekitar 64 juta UMKM di Indonesia
yang menyumbang sekitar 60% dari produk domestik bruto (PDB) dan
menciptakan sekitar 97% dari lapangan kerja di sektor swasta (Kementerian
Koperasi dan UKM, 2021). Namun, bisnis UMKM di Indonesia masih
menghadapi berbagai tantangan yang membuat sebagian besar dari mereka
mengalami kesulitan untuk bertahan dan berkembang. Salah satu tantangan
terbesar yang dihadapi oleh UMKM adalah kurangnya perencanaan bisnis yang
matang dan terstruktur.

Dalam konteks ini, Model Kanvas Bisnis (Business Canvas Model) dapat
menjadi alat yang efektif dalam membantu UMKM untuk merencanakan bisnis
mereka dengan lebih baik. Model Kanvas Bisnis adalah sebuah kerangka kerja
yang dirancang untuk membantu perusahaan untuk menggambarkan,
merencanakan, dan mengevaluasi model bisnis mereka secara holistik dan
terstruktur (Osterwalder & Pigneur, 2010). Model ini terdiri dari sembilan elemen
penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan bisnis, yaitu segmentasi
pasar, proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan pelanggan, sumber daya kunci,
aktivitas kunci, mitra kunci, struktur biaya, dan sumber pendapatan.

Tantangan UMKM dalam Merencanakan Bisnis Meskipun Model Kanvas


Bisnis menawarkan banyak manfaat dalam perencanaan bisnis, UMKM masih
menghadapi berbagai tantangan dalam menerapkannya. Beberapa tantangan
tersebut antara lain:
1. Kurangnya pengetahuan tentang Model Kanvas Bisnis Banyak UMKM
yang masih belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang Model
Kanvas Bisnis dan bagaimana cara menerapkannya dalam perencanaan
bisnis mereka.
2. Kurangnya waktu untuk merencanakan bisnis UMKM seringkali sibuk
dengan tugas-tugas operasional sehari-hari dan kurang memiliki waktu
untuk merencanakan bisnis mereka dengan matang.
3. Sulitnya mengidentifikasi segmentasi pasar yang tepat UMKM seringkali
kesulitan dalam mengidentifikasi segmentasi pasar yang tepat dan
memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan potensial mereka.
4. Terbatasnya sumber daya UMKM seringkali memiliki keterbatasan dalam
hal sumber daya, termasuk sumber daya manusia, keuangan, dan teknologi.

Cara Mengatasi Tantangan dan Menerapkan Model Kanvas Bisnis di UMKM


Untuk membantu UMKM dalam menerapkan Model Kanvas Bisnis, beberapa
strategi berikut dapat digunakan:

1. Pelatihan dan pendidikan tentang Model Kanvas Bisnis UMKM dapat


mengikuti pelatihan dan pendidikan tentang Model Kanvas Bisnis yang
diselenggarakan oleh berbagai lembaga dan organisasi. Hal ini akan
membantu mereka memahami konsep dan cara menerapkannya dalam
bisnis mereka.
2. Menggunakan alat bantu perencanaan bisnis UMKM dapat menggunakan
alat bantu perencanaan bisnis yang tersedia secara online seperti aplikasi
Model Kanvas Bisnis atau perangkat lunak perencanaan bisnis lainnya. Hal
ini akan membantu mereka menghemat waktu dan tenaga dalam
merencanakan bisnis mereka.
3. Melakukan riset pasar yang tepat UMKM dapat melakukan riset pasar yang
lebih mendalam dan memanfaatkan data-data pasar yang tersedia untuk
mengidentifikasi segmentasi pasar yang tepat dan memahami kebutuhan
dan keinginan pelanggan potensial mereka.
4. Mengoptimalkan sumber daya yang ada UMKM dapat mengoptimalkan
sumber daya yang mereka miliki dengan cara memanfaatkan teknologi dan
memperbaiki manajemen operasional mereka. Hal ini akan membantu
mereka meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis mereka.

Kesimpulan Model Kanvas Bisnis dapat menjadi alat yang efektif dalam
membantu UMKM untuk merencanakan bisnis mereka dengan lebih baik.
Namun, UMKM masih menghadapi berbagai tantangan dalam menerapkannya.
Dengan menggunakan strategi yang tepat, UMKM dapat mengatasi tantangan
tersebut dan mengoptimalkan manfaat dari Model Kanvas Bisnis dalam
merencanakan bisnis mereka.

1. Customer Segment adalah kelompok atau segmen dari pasar yang memiliki
karakteristik dan kebutuhan yang serupa, dan yang bisa menjadi target untuk
produk atau layanan tertentu. Segmen pelanggan ini dibedakan berdasarkan
faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, preferensi, perilaku, dan
lokasi geografis.
2. Value Proposition adalah nilai atau manfaat yang dijanjikan sebuah produk
atau layanan kepada pelanggan untuk memecahkan masalah atau memenuhi
kebutuhan mereka. Value Proposition ini biasanya mencakup atribut-atribut
seperti harga, kualitas, kecepatan, kemudahan penggunaan, inovasi, dan
pengalaman pengguna.
3. Channels adalah saluran atau cara yang digunakan oleh sebuah perusahaan
untuk menyampaikan produk atau layanannya kepada pelanggan. Channels
bisa berupa toko fisik, toko online, agen penjualan, distributor, jaringan afiliasi,
atau media sosial.
4. Customer Relationship adalah hubungan yang dibangun oleh sebuah
perusahaan dengan pelanggannya, yang bisa mencakup komunikasi, dukungan,
pemeliharaan, dan pengembangan pelanggan. Customer Relationship yang
baik dapat membantu perusahaan mempertahankan pelanggannya,
meningkatkan loyalitas pelanggan, dan memperoleh umpan balik yang
berguna.
5. Revenue Streams adalah sumber pendapatan utama sebuah perusahaan, yang
berasal dari penjualan produk atau layanan kepada pelanggan atau dari
sumber-sumber lain seperti iklan, biaya langganan, atau lisensi. Revenue
Streams ini penting untuk menentukan strategi bisnis dan mengelola keuangan
perusahaan.
6. Key Activities adalah kegiatan-kegiatan kunci yang dilakukan oleh sebuah
perusahaan untuk menghasilkan produk atau layanan dan menjalankan
operasinya. Key Activities ini bisa mencakup riset dan pengembangan,
produksi, pemasaran, penjualan, distribusi, dukungan pelanggan, dan
manajemen.
7. Key Resources adalah sumber daya kunci yang dibutuhkan sebuah
perusahaan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan kuncinya dan mencapai
tujuannya. Key Resources bisa berupa sumber daya manusia, teknologi,
fasilitas, modal, merek, atau kekayaan intelektual.
8. Key Partnerships adalah kerja sama strategis antara sebuah perusahaan
dengan pihak lain, yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan produk atau layanan dan memasarkannya
kepada pelanggan. Key Partnerships ini bisa mencakup kemitraan dengan
pemasok, mitra teknologi, jaringan distribusi, atau afiliasi.
9. Cost Structures adalah struktur biaya sebuah perusahaan yang terdiri dari
semua biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau layanan dan
menjalankan operasinya. Cost Structures ini mencakup biaya-biaya seperti
bahan baku, tenaga kerja, fasilitas, peralatan, distribusi, pemasaran, dan
penelitian dan pengembangan.

Sembilan Blok Pada Model Bisnis Canvas


BAB III
USULAN PEMECAHAN MASALAH

Untuk mengembangkan Business Model Canvas, berikut adalah beberapa


usulan yang dapat dilakukan:
1. Integrasi dengan teknologi: Dalam era digital saat ini, teknologi menjadi
faktor penting dalam bisnis. Oleh karena itu, pengembangan Business
Model Canvas dapat memperhatikan aspek teknologi yang digunakan
dalam bisnis. Contohnya, dengan menambahkan kolom khusus untuk
teknologi yang digunakan, sehingga dapat membantu mengidentifikasi
potensi masalah atau peluang dalam penggunaan teknologi dalam bisnis.
2. Inovasi dalam value proposition: Value proposition merupakan inti dari
sebuah bisnis. Oleh karena itu, pengembangan Business Model Canvas
dapat memperhatikan inovasi dalam value proposition. Contohnya, dengan
menambahkan kolom khusus untuk mengevaluasi keunikan dari value
proposition yang ditawarkan, sehingga dapat membantu mengembangkan
produk atau layanan yang lebih kompetitif.
3. Peningkatan keterlibatan pelanggan: Pelanggan adalah sumber pendapatan
utama bagi sebuah bisnis. Oleh karena itu, pengembangan Business Model
Canvas dapat memperhatikan cara-cara untuk meningkatkan keterlibatan
pelanggan. Contohnya, dengan menambahkan kolom khusus untuk
mempertimbangkan strategi yang dapat meningkatkan keterlibatan
pelanggan, seperti pengembangan program loyalitas atau keterlibatan
melalui media sosial.
4. Analisis persaingan yang lebih rinci: Dalam bisnis, persaingan menjadi
faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, pengembangan Business
Model Canvas dapat memperhatikan analisis persaingan yang lebih rinci.
Contohnya, dengan menambahkan kolom khusus untuk
mempertimbangkan strategi persaingan yang lebih detail, seperti analisis
SWOT dari pesaing atau evaluasi strategi pemasaran dari pesaing.

5. Peningkatan fleksibilitas: Bisnis selalu berubah dan berkembang seiring


waktu. Oleh karena itu, pengembangan Business Model Canvas dapat
memperhatikan fleksibilitas dalam model bisnis yang dibuat. Contohnya,
dengan menambahkan kolom khusus untuk mempertimbangkan cara untuk
memperbarui model bisnis yang ada atau menyesuaikan model bisnis
dengan perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.

Dengan mempertimbangkan usulan-usulan di atas, pengembangan Business Model


Canvas dapat lebih baik membantu pengusaha dalam mengembangkan model
bisnis yang tepat dan kompetitif untuk bisnis mereka.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bambwi Jaya bergerak di bidang makanan dan minuman. Terdapat berbagai


macam kue dan snack dengan bahan dasar belimbing dan jambu sebagai bahan
utuma pembuatannya, namun terdapat juga produksi jenis lain, misal isian Snack
box dan lain sebagainya. Bambwi jaya bergerak di bidang makanan dan minuman
karena menyesuaikan dengan skill yang dimiliki owner karena usaha makanan dan
minuman merupakan usaha yang sudah ditekuni turun temurun sehingga usaha
inilah yang sepertinya tak lekang oleh jaman.
Pada penelitian ini metode yang dilakukan adalah metode deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memperoleh
gambaran informasi, penjelasan, dan kondisi yang berkaitan dengan obyek
penelitian secara faktual akurat dan sistematis. Metode yang dilakukan adalah
dengan menggunakan pendekatan business model canvas menggunakan telaah
literatur (literature review) dan artikel penelitian (research article), dari jurnal dan
pemberitaan online seperti media sosial yang bertujuan untuk membuat kesimpulan
dan evaluasi pada permasalahan yang penulis kaji. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan sumber data
sekunder dari hasil penelitian, referensi dan berita online yang terkait langsung
dengan penelitian ini.
Langkah pertama yang dilakukan dalam model bisnis kanvas adalah membuat
hipotesis awal kemudian dikonfirmasikan kepada konsumen secara langsung dan
tidak langsung (on line). Konfirmasi dilakukan dengan test the problem dan test the
solution kepada konsumen dan penjualan produk (Blank dan Dorf, 2012).
Model bisnis kanvas memiliki komponen bisnis. Kesembilan komponen bisnis
yang ada pada model bisnis kanvas adalah sebagai berikut (urut dari kanan ke kiri):
1. Customer segment (CS), yaitu menentukan segmen target customer dari
produksi edamame goreng yang akan dikembangkan,
2. Value proposition (VP), yaitu memperkirakan kebutuhan customer yang
sudah diidentifikasi pada customer segment,
3. Customer relationship (CR), yaitu mendefinisikan hubungan antara sektor
usaha dengan customer,
4. Channel (CH), yaitu suatu cara untuk mencapai customer,
5. Revenue stream (RS) yaitu representasi dari jalur penerimaan uang yang
akan
diterima dari setiap customer segment,
6. Key resource (KR) adalah sumber daya utama yang menjelaskan mengenai
asset terpenting yang diperlukan dalam membuat model bisnis,
7. Key activities (KA) adalah kegiatan utama,
8. Key partners (KP) adalah kunci kemitraan yang menjelaskan jaringan
pemasok dan mitra,
9. Cost structure (CR) adalah struktur biaya yang menggambarkan semua
biaya yang dikeluarkan.
BAB V
ANALISIS PEMBAHASAN

1. Profil Singkat
Omabling adalah produk yang memasarkan olahan berbahan
Belimbing dan Jambu sebagai bahan pokok utamanya. Produk ini
merupakan hasil pemikiran dari UMKM Bambwi Jaya.
Bambwi Jaya merupakan UMKM yang bergerak pada bidang
makanan dan minuman. Terdapat juga produksi jenis lain, misal isian
Snack box dan lain sebagainya. Bambwi jaya bergerak di bidang makanan
dan minuman karena menyesuaikan dengan skill yang dimiliki owner
karena usaha makanan dan minuman merupakan usaha yang sudah
ditekuni turun temurun sehingga usaha inilah yang sepertinya tak lekang
oleh jaman.
Buah jambu dan belimbing menjadi andalan kota Demak karena
banyak diminati oleh masyarakat. Akan tetapi, jumlah buah belimbing di
pasaran mulai berkurang yang diakibatkan oleh banyaknya budidaya
tanaman jambu.
Upaya untuk mempertahankan ikon Demak, selaku owner Omah
Belimbing, Bambwi Jaya mengembangkan kreatifitasnya dalam bentuk
olahan belimbing. Aneka olahan berbahan dasar belimbing berupa bollen,
cake, klappe tart, strudel, pie, manisan dan sari belimbing
Rumiyati menuturkan “Usaha ini dimulai dari tahun 2017, kita
sebagai warga Demak harus melestarikan ikon buah yang ada di Demak,
misalnya buah belimbing. Saya termotivasi mengolah belimbing menjadi
beberapa produk guna mengangkat nilai jualnya juga. Apalagi belimbing
memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Target pasar kami pun
kalangan muda dan usia diatas 40 tahun. Sedangkan sari belimbing paling
diminati masyarakat karena rasanya segar ketika diminum”.

Gambar 1. Snack Omabling


2. Usulan Perancangan Bisnis Model Canva
Elemen Model Bisnis Saat Ini Desain Transformasi Model

1. Customer Segments - pelanggan dari anak- anak Segmen pelanggan yang


sampai orang dewasa
- Pembeli oleh-oleh khas ada dipertahankan.
daerah
- Reseller

2. Value proposition - Kualitas Bahan Value yang ada di


- Delivery Order pertahankan, dengan
- makanan ringan khas penambahan :
daerah Layanan kustomisasiproduk
- Mudah ditemukan

3. Channels Penjualan Website & media sosial


Reseller

4. Customer relationship Layanan Personal Mempertahankan


Customer relationships
yang ada dengan
penambahan :
- Website & media sosial
5. Revenue Streams Penjualan Olahan dari Sumber penerimaan
ditingkatkan dengan
Belimbing menciptakan variasi produk
baru:
-penjualan olahan
belimbing lainnya

6. Key Partnership -UMKM Pemasok Mempertahankan Mitra


yang telah ada dan
- Reseller menambah mitra baru yaitu:
- frenchise
- Jasa Pengiriman

7. Key Activities Aktivitas produksi - Pertahankan dan -


ditingkatkan Key
Aktivitas penjualan aktivities

8. Key resources Sumberdaya Fisik Pertahan kan dan tingkatkan


- Sumberdaya Manusia - Key resources yang telah
Sumberdaya Intektual ada
- Sumberdaya Finansial
9. Cost Structure Biaya tetap Perlu tambahan biaya
Biaya Variabel - Biaya Kustomisasi

Usulan perancangan bisnis model canvas pada usaha makanan dari


belimbing dapat menjadi sebuah solusi untuk memulai bisnis kuliner yang
kreatif dan inovatif. Dalam bisnis model canvas, ada 9 elemen kunci yang
harus diperhatikan:
1. Segmen pasar: Bisnis makanan dari belimbing dapat menargetkan
segmen pasar yang peduli dengan gaya hidup sehat dan makanan
organik.
2. Proposisi nilai: Produk yang dihasilkan harus memiliki nilai
tambah yang membuat konsumen tertarik untuk mencoba dan
membeli. Misalnya, produk makanan dari belimbing yang rendah
kalori dan kaya akan serat.
3. Saluran distribusi: Bisnis model canvas harus mempertimbangkan
saluran distribusi yang paling efektif, seperti penjualan langsung di
lokasi bisnis atau melalui platform online.
4. Hubungan dengan pelanggan: Pemilik bisnis harus membangun
hubungan yang baik dengan pelanggan agar mereka merasa
dihargai dan termotivasi untuk kembali membeli.
5. Sumber pendapatan: Bisnis model canvas harus
mempertimbangkan sumber pendapatan yang paling efektif,
seperti penjualan langsung atau melalui program afiliasi.
6. Kegiatan kunci: Bisnis makanan dari belimbing harus memiliki
kegiatan kunci yang berfokus pada produksi, pemasaran, dan
distribusi produk.
7. Sumber daya: Bisnis model canvas harus memiliki sumber daya
yang cukup untuk memulai dan menjalankan bisnis, seperti bahan
baku, mesin produksi, dan tenaga kerja.
8. Mitra kunci: Bisnis makanan dari belimbing harus mencari mitra
kunci yang dapat membantu dalam produksi, pemasaran, dan
distribusi produk, seperti petani belimbing lokal atau influencer
makanan.
9. Struktur biaya: Bisnis model canvas harus mempertimbangkan
biaya yang diperlukan untuk memulai dan menjalankan bisnis,
seperti biaya produksi, biaya pengiriman, dan biaya pemasaran.

Dengan mempertimbangkan semua elemen ini, usaha makanan dari


belimbing dapat memiliki perancangan bisnis model canvas yang kuat
dan efektif dalam menghasilkan pendapatan dan mengembangkan
bisnis ke depannya.
BAB VI
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari perancangan bisnis model canvas pada usaha makanan dari
belimbing, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Segmen Pasar: Usaha makanan dari belimbing ini ditargetkan untuk
konsumen yang peduli dengan kesehatan dan keunikan rasa. Dalam
bisnis model canvas, segmen pasar ini diwakili oleh Customer
Segment. Penawaran Nilai: Penawaran nilai dari usaha makanan dari
belimbing ini adalah makanan sehat dan unik dengan bahan utama
belimbing. Penawaran nilai ini diwakili oleh Value Proposition.
Saluran Distribusi: Usaha makanan dari belimbing ini akan
menggunakan saluran distribusi online dan offline untuk menjangkau
konsumen. Saluran distribusi ini diwakili oleh Channels. Sumber
Pendapatan: Sumber pendapatan dari usaha makanan dari belimbing
ini adalah penjualan makanan dan minuman dari belimbing. Sumber
pendapatan ini diwakili oleh Revenue Streams. Aktivitas Utama:
Aktivitas utama dalam usaha makanan dari belimbing ini meliputi
pengolahan belimbing, pembuatan makanan dan minuman, pemasaran,
dan pengiriman. Aktivitas utama ini diwakili oleh Key Activities.
Mitra Kunci: Mitra kunci dalam usaha makanan dari belimbing ini
adalah pemasok belimbing dan bahan-bahan lainnya, pemasok
kemasan, dan platform online untuk penjualan. Mitra kunci ini
diwakili oleh Key Partners. Sumber Daya Kunci: Sumber daya kunci
dalam usaha makanan dari belimbing ini meliputi bahan baku
belimbing, bahan baku lainnya, tenaga kerja, fasilitas produksi,
peralatan, dan modal. Sumber daya kunci ini diwakili oleh Key
Resources.
Dengan menggunakan bisnis model canvas, usaha makanan dari
belimbing ini dapat dirancang dengan lebih efektif dan efisien. Dalam
bisnis model canvas, seluruh elemen bisnis diintegrasikan dan saling
terkait satu sama lain, sehingga dapat membantu para pengusaha untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan bisnis mereka serta
mengambil tindakan yang tepat untuk memperbaiki bisnis mereka.

2. Saran
Meskipun penulis sudah berusaha untuk menyempurnakan
susunan makalah, tapi nyatanya penulis masih banyak memiliki
kekurangan yang harus diperbaiki.
Oleh karena itu, berbagai macam kritik dan saran dari pembaca
yang membangun sangat diharapkan guna bahan evaluasi
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Jati Paras. (2021). Perencanaan Model Bisnis pada UMKM dalam


Mengembangkan Oleh-oleh Khas Bekasi. Journal of Research on Business
and Tourism, Vol 1, No 1, 79–81.
https://doi.org/https://doi.org/10.37535/104001120216

Warnaningtyas, H. (2020). Desain Bisnis Model Canvas (BMC) Pada Usaha Batik
Kota Madiun. Jurnal Manajemen, Ilmu Ekonomi Kreatif Dan Bisni, Vol 9,
No 2, 53–55.

Muhammad dan Nasikh Diaudin. (2022). Bussiness Model Canvas: Perencanaan


Strategi Pengembangan Agrowisata Belimbing Karangsari Kota Blitar di
Masa Pandemi COVID-19. Junal Ampta, Vol 20, No 1, 89–94.
https://doi.org/10.36275/mws

Anda mungkin juga menyukai