Anda di halaman 1dari 16

BUSINESS MODEL CANVAS

“CHIFFON PUDDING”

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kewirausahaan

dosen pengampu Dr. Endang Supardi, M.Si

Disusun Oleh:

Dedeh Jubaedahh 1707874


Devy Putri Romadhoni 1705237
Febrian Aulyarachman 1703363
Nabila Nur Pratiwi 1702280

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN


PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,
hidayah dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah bentuk
sebuah makalah yang berjudul “Bisnis Model Canvas Chiffon Pudding”. Makalah
ini dibuat dengan tujuan agar dapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah
Kewirausahaan.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga saya


mengharapkan, kritik dan saran positif yang kiranya dapat membantu dalam
penyempurnaan makalah berikutnya.

Bandung, Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Rumusan Makalah ...............................................................................
1.3 Tujuan Observasi.................................................................................

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................


2.1 Pengertian Manajemen Aset.................................................................
2.2. Tujuan Manajemen Aset ......................................................................
2.3 Fungsi-Fungsi Manajemen Aset ..........................................................
2.4 Siklus Manajemen Aset ........................................................................

BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................


3.1 Pelaksanaan Observasi .........................................................................
3.2 Narasumber ..........................................................................................
3.3 Profil Sekolah .......................................................................................
3.4 Hasil Observasi ....................................................................................

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 9


4.1 Sistem Pengelolaan dan Manajemen Aset ......................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................


LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan industri makanan dan minuman menjadi salah satu penopang


pertumbuhan non migas nasional. Sektor makanan dan minuman selalu
menunjukkan pertumbuhan positif dan memberikan kontribuasi terbesar pada
pertumbuhan non migas nasional. Bahkan industri makanan dan minuman nasional
terbukti menjadi salah satu industri dengan tingkat pertumbuhan cukup tinggi pada
sektor industri pengolahan non migas di Indonesia, yakni sebesar 31,51%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sektor industri makanan dan minuman mempunyai
peranan yang besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia (Husin, 2016). Peluang
usaha industri makanan dan minuman memiliki prospek yang cukup
menjanjikandibanding bidang usaha lainnya dengan berbagai alasan. Tingginya
tingkat permintaan masyarakat akan berbagai jenis makanan dan minuman,
terutama di wilayah perkotaan yang masyarakatnya memiliki kecenderungan untuk
menyukai kuliner. Disamping itu, usaha industri makanan dan minuman relatif
mudah, menggunakan teknologi yang relatif sederhana dan ketersediaan bahan
baku yang mudah di dapatkan.
Untuk dapat bersaing di pasar dimana UMKM yang kini semakin
menjamur, wirausahawan dituntut untuk mempunyai strategi yang inovatif dan
kreatif agar para entrepreneur dapat bersaing dengan para pelaku bisnis lainnya
yang ada. Salah satu perusahaan yang mengalami permasalahan dalam model
bisnisnya adalah Chiffon Pudding yang merupakan salah satu usaha dalam sektor
makanan. Chiffon Pudding adalah sebuah usaha yang mengkhususkan untuk
membuat pudding yang berbeda dengan pudding pada umumnya. Kemasan yang
bagus juga menjadikan Chiffon Pudding sangat cocok untuk dijadikan sebagai buah
tangan. Munculnya pesaing – pesaing baru dalam bisnis ini, menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap popularitas Chiffon Pudding, ditambah dengan pesaing-
pesaing ini banyak yang sudah lebih dikenal oleh masyarakat dibanding Chiffon
Pudding. Masalah ini ditimbulkan karena usaha marketing Chiffon Pudding yang
masih kurang. menikmati produk dari Chiffon Pudding. Oleh sebab itu dari masalah
masalah diatas, peneliti beranggapan bahwa business model canvas sangat
dibutuhkan agar Chiffon Pudding dapat meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan, meningkatkan aliran pendapatan, dan menyampaikan value perusahaan
kepada konsumen dengan lebih baik.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan identifikasi Business Model
Canvas dari Chiffon Pudding saat ini yang tergambar dalam sembilan elemen yaitu
Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Relationship,
Revenue Streams, Key Resources, Key Activities, Key Partnerships, Cost
Structure. Menurut Wallin, Chriumalla, dan Thompson (2013), business model
canvas adalah sebuah alat manajemen stratejik yang membantu kita untuk
menggambarkan, mendesain, dan mengembangkan bisnis model yang sudah ada
ataupun membuat bisnis model yang baru. Business Model Canvas penting untuk
dimiliki oleh sebuah perusahaan terutama perusahaan yang ingin berkembang,
karena business model canvas bisa menggambarkan pola yang menunjukkan
bagaimana logika perusahaan untuk menghasilkan uang. Business model canvas
dapat diibaratkan seperti cetak biru untuk strategi yang akan diimplementasikan ke
seluruh struktur organisasi, proses, dan sistem yang ada (Osterwalder & Pigneur,
2010).
Kemudian peneliti akan melakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang,
dan ancaman pada sembilan blok elemen Chiffon pudding saat ini. Setelah
melakukan analisis SWOT, penulis menggunakan hasil dari analisis SWOT pada
business model canvas Chiffon pudding sebagai acuan atau panduan untuk
melakukan evaluasi menggunakan kerangka kerja empat tindakan. Setelah
melakukan evaluasi dengan kerangka kerja empat tindakan (eliminate, reduce,
raise, & create), selanjutnya dilakukan perumusan business model canvas baru yang
lebih baik dengan sembilan elemen business model canvas.
Besarnya peluang untuk mendirikan sebuah unit usaha baru dengan melihat
berbagai potensi yang ada saat ini, tidak serta merta membuat unit usaha dapat
berkembang. Sebuah unit bisnis harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungannya. Semakin dinamis lingkungan dimana unit usaha itu berada, maka
semakin sulit untuk mengetahui dan mengantisipasi perubahan yang diperlukan.
Permintaan konsumen yang semakin beragam menuntut pemilik usaha dalam
keberlangsungan usahanya perlu menerapkan strategi dengan mengevaluasi model
bisnisnya agar dapat sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Chesbrought
(2006) mengemukakan bahwa strategi usaha yang dijalankan oleh perusahaan tidak
akan dapat berjalan maksimal jika tidak didasari oleh pengkajian dan perumusan
model bisnis yang tepat. Model bisnis bila dikaitkan dengan strategi bisnis adalah
gambaran hubungan antara keunggulan dan sumberdaya yang dimiliki perusahaan,
serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengakuisisi dan menciptakan nilai
yang membuat perusahaan mampu menghasilkan laba.

Konsep strategi adalah konsep model bisnis perusahaan. Konsep strategi


berkaitan erat dengan model bisnis perusahaan. Strategi berkaitan dengan
persaingan kompetitif dan pendekatan bisnis, sementara model bisnis perusahaan
berkaitan dengan apakah pendapatan dan biaya yang mengalir dari strategi
menunjukan kelayakan bisnis. Tim PPM Manajemen (2012) mengemukakan
bahwa kepopuleran model bisnis dikarenakan banyak organisasi yang tumbuh pesat
dapat menciptakan model bisnis yang tepat. Salah satu konsep model bisnis yang
sederhana adalah Business Model Canvas yang dikembangkan oleh Osterwalder
dan Yves Pigneur. Pengembangan aplikasi visualisasi model bisnis telah dilakukan
oleh Osterwalder dan Pigneur (2012) dalam bentuk kanvas model bisnis.
Penggunaan kanvas model bisnis dapat memberikan gambaran mengenai model
bisnis perusahaan dan hubungan yang terjadi antar-blok dengan cara yang lebih
atraktif.
Business model canvas tidak hanya dapat digunakan untuk memotret model
bisnis perusahaan saat ini, namun juga dapat digunakan sebagai alat untuk
memberikan usulan rancangan model bisnis yang baru. Penerapan business model
canvas di Indonesia masih relatif baru dibandingkan dengan beberapa model
manajemen strategi bisnis lainnya. Olehnya itu, penelitian ini ditujukan untuk
mengetahui gambaran model bisnis dan menghasilkan desain transformasi model
bisnis dengan menggunakan pendekatan bisnis model canvas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan
permasalahan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran model bisnis Chiffon Pudding jika ditinjau dari
aspek Business Model Canvas
2. Bagaimana penjelasan dari sembilan elemen Business Model Canvas
3. Bagaimana analisis SWOT Chiffon Pudding pada Business Model Canvas
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui gambaran model bisnis Chiffon Pudding jika ditinjau
dari aspek Business Model Canvas
2. Untuk mengetahui penjelasan dari sembilan elemen Business Model
Canvas
3. Untuk mengetahui analisis SWOT Chiffon Pudding pada Business Model
Canvas
1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan informasi
mengenai konsep Business Model Canvas dan analisisnya pada produk Chiffon
Pudding yang berguna bagi para pelaku bisnis atau dunia kewirausahaan.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Business Model Canvas


Business Model Canvas pertama kali dikembangkan oleh Alexander
Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model Generation. Dan dalam
buku Business Model Generation ini, Alexander Osterwalder mencoba
menjelaskan sebuah framework sederhana untuk mempresentasikan elemen-
elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis secara sederhana dan
mudah dimengerti. Intinya bahwa model bisnis itu terdiri dari 9 elemen yang
disebut sebagai 9 building blocks.
Business Model Canvass adalah sebuah alat (tools) yang digunakan untuk
mensederhanakan konsep model bisnis yang rumit dan kompleks agar dapat
dimanfaatkan oleh sebuah organisasi / wirausahawan untuk membuat,
mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis.
Dalam salah satu referensi menyebutkan pengertian Model Bisnis Kanvas
adalah sebuah management startegi bisnis yang memungkinkan kita untuk
menggambarkan, mendesain kemudian mengerucutkan beberapa aspek bisnis
menjadi satu strategi bisnis yang utuh. Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur model
bisnis kanvas nampak cukup sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari
satu elemen bisnis menuju elemen penting berikutnya.
2.2 Beberapa Cara Penggunaan BMC
1. Visual Thinking
Cara terbaik menggunakan BMC adalah dengan membuat poster berukuran
besar dan menempelkannya di dinding. Setelah itu founder dapat
menggunakan sticky note seperti post-it untuk mengisi 9 elemen. Sticky note
memungkinkan group thinking karena setiap orang dalam tim dapat
berpartisipasi aktif.
2. Iterasi dengan cepat
Iterasi adalah proses dimana founder ”keluar dari kantor / ruangannya” dan
mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali ke kantor untuk
memperbaiki model bisnis dan produknya berdasarkan feedback yang didapat
dari market. Dengan sifat ringkas dan menyeluruh dari BMC, founder dapat
dengan cepat melakukan iterasi ini.
3. Dengan cepat melihat kaitan 9 komponen
Dengan cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar atau
proposisi nilai unik. Sehingga diharapkan tim dapat mendokumentasikan ide-
ide baru sebagai hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.
4. Memaksa tim dengan ringkas menyampaikan pikirannya
Tim dipaksa menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang akan mereka uji
atau yang akan mereka tindak lanjuti pada iterasi berikutnya, karena
informasi-informasi dicatat dengan pendek pada post-it.
5. Memudahkan startup untuk membaginya dengan partner / rekan kerja
Karena BMC disajikan dalam bentuk poster besar dan ditempel pada dinding,
maka mudah untuk berbagi melalui foto atau mengambil poster dari dinding
untuk diperlihatkan pada pihak lain yang berkepentingan.
2.3 Keuntungan BMC
1. Bisa dipakai untuk semua jenis model bisnis, seperti: travelling, restoran,
hotel, perkebunan, mining, dan sebagainya.
2. Cepat mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekurangan bisnis.
3. Proses analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat.
4. Memetakan bisnis untuk mengetahui kelemahan sejak dini dan memahami
kekuatan bisnis dari sudut pandang yang benar.
5. Pemetaan BMC menggambarkan secara sistematis bisnis yang kemudian
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan pengembangan manajemen
strategis bisnis.
2.4 Business Model Canvas yang baru
Business model canvas yang baru terdiri dari sembilan elemen yang
masing-masing elemennya memuat hasil dari analisis SWOT dan sudah dievaluasi
menggunakan kerangka kerja empat tindakan.
1. Customer Segments
Pada elemen customer segments yang baru, pelanggan luar kota lebih baik
dikurangi karena hal ini merupakan upaya untuk menjaga nama baik
perusahaan dan juga kualitas produk yang diberikan agar pelanggan yang
menerima tidak kecewa dengan hasil yang diberikan perusahaan kepada
pelanggan. Karakteristik dari segmen pelanggan perusahaan ini adalah
pelanggan mengutamakan rasa dan kualitas yang baik, daripada harga dan
juga merupakan penggemar makanan penutup atau dessert terutama pudding.
Sedangkan fokus utama perusahaan adalah mencari dan melayani pelanggan
agar menjadi pelanggan loyal dan melakukan repeat order.
2. Value Propositions
Pada elemen value propositions sebelumnya, perusahaan ingin
memunculkan sebuah images perusahaan dimata pelanggan sebagai pudding
specialist. Untuk value propositions yang baru harus ada brand images baru
yang harus ditambahkan pada images perusahaan yaitu sebagai homemade
pudding yang halal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menambahkan
logo atau motto yang dapat disandingkan dengan logo produk Chiffon
Pudding. Selanjutnya, perusahaan membuat produk baru yaitu customizable
product dan single portion product yang merupakan upaya agar perusahaan
dapat mengikuti trend yang kini ada di bazaar, sehingga Chiffon Pudding
tidak harus menjual pudding dengan ukurang per loyang tetapi juga bisa
menjual produk untuk individiual.
Chiffon Pudding juga perlu untuk menjaga kualitas dan layanannya terutama
pada saat bazaar, selain berfokus pada performa perusahaan juga perlu
berfokus pada promosi yang baiknya juga dilakukan pada saat bazaar dimana
banyak orang berkumpul. Berikutnya, karena perusahaan mempunyai sangat
banyak varian rasa yang dimana belum semuanya pula dijual, maka sebaiknya
varian rasa yang tidak terlalu laku lebih baik dihapuskan. Sebagai gantinya,
customizable product dapat menggantikan produk-produk yang kurang
menjual tersebut yang sudah pasti sesuai dengan kemauan konsumen.
3. Channels
Pada elemen channel, perusahaan hendaknya memberikan syarat untuk
layanan delivery yaitu maksimal jarak pengiriman, hal ini merupakan upaya
agar perusahaan dapat meminimalisir resiko terjadinya hal-hal yang membuat
konsumen kecewa dan juga membengkaknya biaya bahan bakar yang harus
dikeluarkan untuk tujuan yang jauh. Penggunaan social media juga harus
dimaksimalkan untuk mendorong penjualan, seperti menggunakan instagram,
twitter, dan sebagainya. Selanjutnya untuk meningkatkan upaya promosi
pada social media. Realisasi partner channel dapat dilakukan dengan
memasukkan produk pudding sebagai dessert di kafe dan restoran baru yang
sudah ternama. Selain menitipkan produk ke kafe maupun restoran,
perusahaan bisa melakukan perluasan usaha keluar kota dengan menerapkan
sistem franchise agar produk Chiffon Pudding tidak lagi terhambat oleh jarak
antar kota yang jauh.
4. Customer Relationships
Dalam elemen customer relationships hal yang perlu dipertahankan dan
ditingkatkan adalah komunikasi antara perusahaan dan pelanggan yang sudah
baik agar tetap baik dan bisa menjadi lebih baik lagi. Hal ini dapat membuat
peningkatan dalam jumlah repeat order yang dilakukan oleh pelanggan loyal.
Selanjutnya hal yang perlu dibuat dalam perusahaan adalah adanya sistem
reward untuk pelanggan loyal, hal ini dianggap penting yang dibuktikan
dengan adanya pendapat dari praktisi yang sudah dicantumkan sebelumnya.
Jika ada website perusahaan bisa dicantumkan kolom bagian kritik dan saran,
sebaiknya diberikan bagian tersebut karena dengan bagian tersebut maka
perusahaan juga bisa menerima masukan dari pelanggan meskipun tidak
bertemu langsung dengan pelanggan yang dimana upaya ini termasuk dalam
kategori self services dan automated services.
5. Revenue Streams
Baiknya arus pendapatan dapat dikembangkan menjadi beberapa sumber,
seperti mengadakan kursus atau kelas membuat pudding untuk anak-anak
dimana perusahaan akan mendapatkan pemasukan subscription fee setiap
bulan atau pertemuan, dan sekaligus juga mendapatkan asset sales dari bahan
baku yang diberikan kepada murid-murid yang akan mengikuti kelas
membuat pudding. Selanjutnya untuk mengurangi resiko penipuan, maka
lebih baik perusahaan menerapkan sistem DP (down payment) 50% untuk
pembelian yang banyak dan juga menghapuskan sistem pembayaran COD
(cash on delivery) untuk pembelian dengan jumlah banyak.
6. Key Resources
Pada key resources, aset fisik yang seharusnya dimiliki perusahaan adalah
gedung untuk toko fisik dan juga genset yang berguna sebagai tindakan
preventif akan pemadaman listrik yang sering terjadi, hal ini juga mengurangi
resiko kemungkinan lelehnya pudding pada saat listrik mati. Dari aset
manusia, perusahaan sebaiknya menerapkan sistem percobaan selama 2-3
bulan untuk karyawan baru agar perusahaan dapat menilai attitude yang
dimiliki karyawan tersebut dimana hal itu dapat dipantau dari tingkah lakunya
selama 2-3 bulan. Hal yang perlu dijaga dan ditingkatkan adalah kualitas
bahan baku yang ada saat ini, hubungan dengan karyawan yang sudah sangat
baik, kekuatan brand yang masih lemah, dan juga meningkatkan standar
perekrutan karyawan baru harus bisa menggunakan social media dan juga
internet sebagai syarat dasar.
7. Key Activities
Dalam elemen key activities, aktivitas yang perlu ditambahkan selain yang
telah ada yaitu adalah aktivitas inventory control yang dimana hal tersebut
adalah aktivitas yang penting untuk menjaga kualitas bahan baku agar terjaga
dan mengawasi jumlah bahan baku yang tersisa sehingga perusahaan dapat
menghindari terjadinya kehabisan bahan baku dan juga resiko adanya bahan
baku yang rusak. Hal yang perlu ditingkatkan dan dijaga adalah product
consistency yang sangat penting untuk keberlanjutan perusahaan, dimana
produk harus selalu konsisten dalam segi rasa dan kualitas bahan yang
digunakan agar pelanggan tidak kecewa dengan perusahaan yang telah
mereka percaya. Selain itu, hal yang perlu dijaga juga adalah kerahasiaan
resep yang dimana hal ini bisa berakibat fatal jika resep dapat diketahui oleh
kompetitor.
8. Key Partnerships
Pada elemen key partnerships hal yang ditambahkan adalah adanya pemasok
bahan baku untuk produk baru dari Chiffon Pudding seperti mentega, tepung,
dan buah yang dapat digunakan untuk pudding cake dan pudding drink. Selain
itu juga perusahaan lebih baiknya mencari partner kurir yang khusus untuk
makanan di area sekitar rumah produksi. Untuk hal yang perlu dikurangi dari
key partnerships adalah pembelian dari supermarket yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan yang dimana harga yang ditetapkan supermarket
termasuk tinggi. Hal lain yang perlu dikurangi adalah jumlah bahan baku
yang tidak pasti yang menyebabkan pemesanan bahan baku kepada supplier
menjadi ambigu dan tidak jelas.
9. Cost Structures
Dalam elemen ini nilai baru yang diterima perusahaan adalah mencari bahan
baku dengan harga yang lebih murah tetapi tetap dengan kualitas yang sama
atau bahkan lebih baik. Hal ini diharapkan dapat menekan biaya yang
dibutuhkan Chiffon Pudding untuk membeli bahan baku ke pemasok. Nilai
yang perlu dijaga dan ditingkatkan adalah economies of scale dimana
pengurangan biaya terjadi karena pembelian bahan baku dalam jumlah yang
banyak. Selain dari bahan baku, economies of scale juga dapat dilakukan
dengan melakukan penghematan saat melakukan delivery maupun saat
melakukan penyimpanan produk. Economies of scope yang merupakan
penghematan dengan memanfaatkan perluasan dan pelebaran manfaat dari
suatu proses bisnis yang dilakukan oleh perusahaan, dan yang terakhir adalah
melakukan penghematan pada kebutuhan operasional seperti menggunakan
air dan listrik secukupnya, menggunakan bahan bakar mesin secara optimal,
dan sebagainya.
2.5 Merumuskan Business Model Canvas
Business Model Canvas dapat dirumuskan ke dalam suatu ide bisnis
dengan cara memanfaatkan Bisnis Model Canvas, diantaranya:
1. Membangun Relasi Konsumen
Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk membangun relasi dengan
konsumen. Relasi dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak lari ke
pesaing.
2. Meningkatkan Penjualan
Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC ini, diharapkan target
penjualan tercapai. Customer Segment, Chanel, Custome Relationship (3
blok di BMC) memiliki tujuan untuk meningkatkan penjualan.
3. Menghadapi Pesaing
Hal yang tidak kalah penting ketika BMC sudah dijalankan adalah kita akan
membangun bisnis yang kokoh untuk mengahadapi pesaing.
4. Memastikan bisnis berjalan
Seringkali kita bingung memulai dan menjalankan bisnis, di BMC ini kita
memasukan siapa-siapa saja yang nantinya akan mendukung bisnis kita
berjalan. BMC ini penting untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan agar
bisnis kita tetap berjalan.
5. Mempunyai Sistem Bisnis
BMC ini adalah cara yang efektif untuk membuat sistem bisnis, tujuannya
membuat bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal meskipun
kita tidak berada di bisnis kita.
BAB III
PROFIL USAHA DAN BUSINESS MODEL CANVAS

3.1 Profil Usaha


DAFTAR PUSTAKA

Alexander Osterwalder and Yves Pigneur (2012). Business Model Generation.

Nugroho (2013, October 2). Menkop: Makanan Minuman Kemasan Andalan Sektor
Industri. Retrieved August 25, 2015,
from http://sumbar.antaranews.com/berita/ 63408/menkop-makananminuman-
kemasan-andalansektor industri.html?utm_source=fly&utm_medium
=related&utm_campaign=news

Osterwalder, A., Pigneur, Y. (2010). Business model generation. United States of


America: John Wiley & Sons, Inc.

Suprapto, Nurlaila (2008, December 3). Omzet Industri Makanan Rp 326 Triliun.
Retrieved August 25, 2015,
fromhttp://bisnis.news.viva.co.id/news/read/13446omzet_industri_makanan_r
p_326_triliun

Wallin, J., Chirumalla, K., dan Thompson, A. (2013). Developing PSS concepts
from traditional product sales situation: The use of business model canvas.
Retrieved September 4, 2015,
fromhttp://www.bth.se/tek/mspi.nsf/attachments/Developing_PSS_Concepts_
Use_BMC_pdf/$file/Developing_PSS_Concepts_Use_BMC .pdf

Anda mungkin juga menyukai