Anda di halaman 1dari 11

BUSINESS MODEL CANVAS DAN ANALISIS SWOT

“KEDANG”
Dosen Pengampu : Syofiatul Safitri, M.AB

Disusun oleh : Kelompok 7

Iqbal Amanullah 2001113548

Maulana Abrar 2001113560

Yohanna 2001114254

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2023
GAMBARAN UMUM USAHA

1. Latar Belakang Usaha


Indonesia merupakan negara dengan berbagai macam adat dan budaya.
Perbedaan budaya memiliki ciri khas masing-masing baik dalam pakaian, rumah adat,
maupun makanan. Masakan padang merupakan salah satu masakan khas Indonesia
yang cukup digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Dalam hal ini, kami ingin
mengembangkan nasi padang dengan penyajian yang menarik dan simple agar nasi
padang tetap dilestarikan diera saat ini. Dikreasikan dengan makanan yang juga
digemari masyarakat yaitu kebab, Kedang hadir dengan menciptakan produk inovasi
dari kebab dan nasi padang yaitu Kebab Nasi Padang.
2. Gambaran Umum Produk
Kebab nasi padang merupakan makanan dengan nasi padang yang dibungkus
dengan kulit kebab sehingga praktis dimakan dan mudah dibawa kemana saja.
3. Aspek Produksi
Dalam kegiatan produksi, kami menjalankan kerjasama dengan mitra penyedia
bahan baku pembuatan kebab nasi padang. Shan-shan Frozen Food sebagai penyuplai
kulit kebab, Lagoena Bahan kue sebagai penyuplai bahan dasar pembuatan nasi
padang, dan Kedai Upu panam sebagai penyuplai bahan kemasan.
4. Pemasaran
Dalam menghubungkan pelanggan deengan pelaku usaha, Kedang
menggunakan media sosial seperti instragam dan whatsapp business, dan juga outlet
sebagai sarana tempat penjualan dan interaksi langsung dengan pelanggan. Dalam
menjaga hubungan dengan pelanggan, kedang memberikan promo spesial untuk dapat
menciptakan loyalitas pelanggan. Selain itu, kedang juga memberikan ruang kritik
dan saran kepada customer dan mengadakan kuis berhadiah.
ANALISIS SWOT
1. Strengths
Strenghts merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan dalam
organisasi. Faktor-faktor kekuatan merupakan suatu kompetensi khusus atau sebuah
kompetensi keunggulan yang terdapat dalam tubuh organisasi itu sendiri. Faktor-
faktor kekuatan tersebut merupakan nilai plus atau keunggulan komparatif dari sebuah
organisasi. Hal tersebut mudah terlihat apabila sebuah organisasi memiliki hal khusus
yang lebih unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat memuaskan stakeholders
maupun pelanggan (Fatimah, 2020).
Yang menjadi keunggulan dalam produk kami yaitu hadirnya makanan yang
digemari masyarakat namun dengan inovasi dalam penyajian dan pengemasan serta
rasa khas nasi padang yang tetap kami pertahankan.
2. Weaknesses
Weaknesses merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi
kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh organisasi. Pada dasarnya,
sebuah kelemahan merupakan suatu hal yang wajar ada dalam organisasi. Namun
yang terpenting adalah bagaimana organisasi membangun sebuah kebijakan sehingga
dapat meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau bahkan dapat
menghilangkan kelemahan yang ada. Bisa juga menjadikan kelemahan menjadi
sebuah sisi kelebihan yang tidak dimiliki oleh organisasi yang lain (Fatimah, 2020).
Yang menjadi kelemahan pada produk Kedang yaitu inovasi yang ditawarkan
merupakan hal yang baru sehingga memerlukan pengenalan dan pemasaran yang
lebih untuk dapat dikenal masyarakat.
3. Opportunities
Peluang merupakan suatu kondisi lingkungan di luar organisasi yang sifatnya
menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan sebuah perusahaan/
organisasi (Fatimah, 2020).
Atas inovasi dari kebab dengan cita rasa nasi padang menjadi peluang karena
perbedaan produk dengan kompetitor.
4. Threats
Threats atau ancaman ini merupakan kebalikan dari peluang atau
opportunities. Ancaman merupakan merupakan kondisi eksternal yang dapat
mengganggu kelancaran berjalannya sebuah organisasi atau perusahaan. Ancaman
dapat meliputi hal-hal dari lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah
organisasi. Apabila ancaman tidak segera ditanggulangi maka dapat berakibat dampak
berkepanjangan sehingga menjadi sebuah penghalang atau penghambat tercapainya
visi dan misi sebuah organisasi atau perusahaan (Fatimah, 2020).
Ancaman yang dikhawatirkan yaitu diterapkannya inovasi oleh kompetitor
besar sehingga Kedang sulit mengembangkan pasar.
BUSINESS MODEL CANVAS

Business Model Canvas dikembangkan oleh guru model bisnis Swiss Alexander
Osterwalder dan profesor Sistem Informasi manajemen Yves Pigneur. Mereka
mendefinisikan sembilan kategori untuk Business Model Canvas yang mereka sebut sebagai
blok bangunan sebuah organisasi.

Bisnis Model Canvas (BMC) ialah suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis
dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan
dipahami dengan mudah. Model ini digunakan untuk menjelaskan, memvisualisasikan,
menilai, dan mengubah suatu model bisnis, agar mampu menghasilkan kinerja yang optimal.
BMC dapat digunakan untuk semua lini bisnis tanpa terbatas sektor usahanya. BMC sangat
membantu untuk mempercepat proses analisa kekuatan dan kekurangan bisnis. Dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan, maka analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan
dengan cepat.

Selain itu Bisnis Model Kanvas adalah salah satu alat untuk membantu kita melihat
lebih akurat bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita akan jalani. Dengan tool ini kita
seakan melihat bisnis dari gambaran besar namun tetap lengkap dan mendetail apa saja
elemen-elemen kunci yang terkait dengan bisnis kita. Dengan demikian kita bisa melihat
gambaran utuh yang sangat membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar bisnis
kita. Dengan mengevaluasi satu demi satu elemen-elemen kunci akan memudahkan dalam
menganalisis apa yang kurang tepat, dan pada akhirnya dapat mengambil langkah untuk
mencapai tujuan bisnis (dalam Baumassepe, 2017).

Adapun pengertian Business Model Canvas menurut para ahli diantaranya sebagai berikut.

a. Menurut Osterwalder dan Pigneur (2012) Business Model Canvas adalah bahasa yang
sama untuk menggambarkan, memvisualisasikan, menilai dan mengubah model bisnis.
b. Menurut Osterwalder (2012) Business Model Canvas (BMC) adalah salah satu alat
strategi yang membantu untuk melihat lebih akurat model bisnis yang dijalani,
mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi 9 bidang bangun yang dalam satu lembar
kanvas mencakup analisis strategi perusahaan secara internal maupun eksternal
perusahaan.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Business Model Canvas


merupakan sebuah strategi dalam manajemen yang berupa visual chart yang terdiri dari 9
elemen, yang pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang
berjudul Business Model Generation. Selain itu Business Model Canvas juga dapat diartikan
sebagai suatu strategi manajemen yang digunakan untuk merancang perencanaan bisnis
perusahaan berdasarkan proposisi nilai perusahaan, produk, infrastruktur, pelanggan, dan
keuangan.
1. Customer Segment
Menurut Osterwalder dan Pigneur (dalam Fransisca., et.al, 2021), segmen
pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi berbeda yang ingin
dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. Pelanggan adalah inti dari setiap model
bisnis. Tanpa pelanggan (yang memberikan keuntungan), tidak ada satupun usaha
yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Segmen pelanggan dari produk “Kedang” yaitu pelajar, mahasiswa, anak-
anak, generasi milenial, dan masyarakat sekitar outlet.
2. Value Proposition
Value Propositions berisi keunikan produk/jasa yang dijanjikan oleh
perusahaan kepada Customer Segments yang sudah ditentukan. (Varianto, 2017).
Selain itu, Osterwalder dan Pigneur (2014) menyatakan valuepropositions adalah
alasan yang membuat pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain.
Value propositions dapat memecahkan masalah pelanggan atau memuaskan
kebutuhan pelanggan. Setiap valuepropositions terdiri dari gabungan produk atau jasa
tertentu yang melayani kebutuhan segmen pelanggan spesifik yang manfaatnya dapat
ditawarkan perusahaan kepada pelanggan.
Adapun yang menjadi value proposition, nilai tambah ataupun keunikan yang
dimiliki produk dari “Kedang” sendiri yaitu Kebab Rendang adalah jenis kuliner
dalam bentuk kebab yang berisikan nasi padang lengkap dengan lauk pauk yang
disajikan dengan menarik dan simple sehingga mudah untuk dikonsumsi dimana saja
dan kapan saja. Memberikan pengalaman yang berbeda ketika menikmati nasi padang
dengan cara baru secara instan dalam bentuk kebab KEDANG yang disajikan cocok
juga sebagai teman santai. Dengan ciri khas nasi padang yang tentunya menggunakan
rempah rempah khas Indonesia dalam proses pembuatannya. Selain itu, Kedang hadir
dengan harga yang terjangkau.
3. Channels
Channels menjelaskan bagaimana perusahaan mengkomunikasikan,
mengantar, dan berinteraksi dengan pelanggannya (Varianto, 2017). Saluran
komunikasi, distribusi dan penjualan merupakan penghubung antara perusahaan dan
pelanggan. Saluran adalah titik sentuh pelanggan yang sangat berperan dalam setiap
kejadian yang mereka alami. Sebagian besar perusahaan menggunakan perantara atau
saluran distribusi untuk menyalurkan produk mereka ke pasar (Verrue dalam
Fransisca, 2021).
Dalam menghubungkan pelanggan deengan pelaku usaha, Kedang
menggunakan media sosial seperti instragam dan whatsapp business, dan juga outlet
sebagai sarana tempat penjualan dan interaksi langsung dengan pelanggan.
4. Customer Relationship
Customer Relationships berkaitan dengan seberapa besar kegiatan perusahaan
menjaga hubungan dengan pelanggan lama, dan seberapa giat perusahaan menjaring
pelanggan baru dan meningkatkan penjualan pelanggan pelanggan lama (Varianto,
2017). Customer relationships dapat juga diartikan sebagai tipe hubungan yang ingin
dijalin dengan para pelanggan dari segmen pasar yang spesifik. Perusahaan
seharusnya memikirkan tipe hubungan yang akan dijalin dengan para pelanggan dari
berbagai segmen.
Dalam menjaga hubungan dengan pelanggan, kedang memberikan promo
spesial untuk dapat menciptakan loyalitas pelanggan. Selain itu, kedang juga
memberikan ruang kritik dan saran kepada customer dan mengadakan kuis berhadiah.
5. Revenue Streams
Revenue Streams menggambarkan bagaimana organisasi memperoleh uang
dari setiap segmen pelanggan. Aliran dana inilah yang memungkinkan organisasi
tetap bertahan hidup (Royan, 2014). Menurut Hong dan Fauvel (2013),
revenuestreams menjelaskan bagaimana mekanisme penetapan harga, yang digunakan
dalam model bisnis, dapat menangkap nilai (capturing value). Revenue streams juga
dapat diartikan sebagai pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing
segmen pasar atau dengan kata lain revenuestreams adalah pemasukan yang biasanya
diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. (Keane
dalam Fransisca, 2021).
Kedang memperoleh penghasilan melalui penjualan produk yang dipasarkan
baik secara online maupun online.
6. Key Resources
Menurut Osterwalder (dalam Varianto, 2017), Key Resources
menggambarkan aset-aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat
berfungsi. Di bagian ini, peneliti menggunakan aset yang sudah ada seperti printer,
laptop, dan akses internet. Aset ini diharapkan akan berkembang seiring berjalannya
waktu. Key resources juga dapat diartikan sebagai sumber daya yang memungkinkan
organisasi dalam menjalankan key activities untuk menawarkan value proposition,
menjangkau pasar, menjaga hubungan dengan customer segments, dan menghasilkan
pendapatan (Tim Manajemen PPM, 2012).
Aset-aset penting dalam menjalankan usaha kedang yaitu, tim yang lihai
dalam bekerja dan mengelola usaha, alat masak untuk memproduksi Kedang,
stand/toko online sebagai sarana penjualan.
7. Key Activities
Key activities adalah tindakan-tindakan terpenting yang harus diambil
perusahaan agar dapat beroperasi dengan sukses (Osterwalder & Pigneur, dalam
Fransisca 2021). Hal ini berartibahwa setiap model bisnis memiliki aktivitas-aktivitas
kunci juga diperlukan untuk menciptakan dan memberikan proposi nilai, menjangkau
pasar, mempertahankan hubungan pelanggan, dan memperoleh pendapatan.
Dalam menjalankan usaha, kedang mengutamakan proses pembelian bahan-
bahan terbaik, melakukan proses memasak dengan higienis, jual beli produk, dan
marketing dari produk.
8. Key Partnership
Menurut Osterwalder (dalam Varianto, 2017), Key Partnerships
menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat
bekerja. Key partnership juga dapat diartikan sebagai mitra utama dalam bisnis,
misalnya supplier, sehingga model bisnis dapat berjalan (Carvalho, Galina &
Sánchez‐Hernández, 2020).
Dalam menjalin hubungan kerjasama, Kedang memiliki mitra kerja yaitu
Shan-shan frozen food, Lagoena Bahan Kue, dan Kedai Upu Panam.
9. Cost Structure
Cost structure adalah komponen-komponen biaya yang digunakan supaya
organisasi atau perusahaan bisa berjalan sesuai model bisnisnya. Membuat dan
meningkatkan nilai tambah, berhubungan dengan pelanggan, dan mendapatkan
penghasilan semuanya (Alt&Zimmermann, dalam Fransisca 2021).
Adapun komponen-komponen biaya yang diperlukan dalam menjalankan
kedang adalah sebagai berikut :

No Jenis Anggaran Jumlah (Rp)


1 Modal Investasi
a. a. Sarana Prasarana
1) Meja Rp 300.000
2) Kursi (4 unit) Rp 200.000
3) Pengeluaran tak terduga Rp 400.000
b. b. Peralatan
1) Pemanggang Kebab Rp250.000

2) Kompor gas 1 Tungku Rp150.000
3) Selang dan regulator gas Rp 70.000
4) Wajan anti lengket Rp 130.000
5) Penjepit makanan Rp 20.000
6) Tabung gas 3 kg Rp 170.000
7) Nampan Rp 30.000
8) Set container bahan makanan Rp 110.000
9) Pisau (1set) Rp 155.000
10) Piring (15 unit) Rp 85.000
11) Sendok (20 unit) Rp 50.000
12) Garpu (10 unit) Rp 50.000
13) Gelas (10 unit) Rp 65.000
14) Talenan (2 unit) Rp 44.000
Sub Total Rp 2.279.000
Persentase Modal Investasi 100%

2 Modal Kerja
c. c. Bahan Baku
1) Kulit Kebab 300 pcs/15 pak Rp 450.000
2) Daging Sapi (Rendang)/ 2kg Rp 280.000
3) Daging ayam / 2kg Rp 60.000
4) Sayur pucuk ubi Rp 40.000
5) Cabe hijau Rp 150.000
6) Cabe Merah Rp 150.000
7) Margarin (10 pcs) Rp 100.000
8) Saos sambal ( 10 pcs) Rp 200.000
9) Saos tomat ( 10 pcs ) Rp 210.000
10) Bumbu rendang Rp 150.000
11) Bumbu gulai Rp 150.000
12) Nasi Rp 300.000
13) Mayonias ( 10 botol ) Rp 240.000
d. d. Operasional
1) Air dan listrik Rp 450.000
2) Biaya BBM Rp 500.000
3) Kemasan Rp 360.000
Sub Total Rp 3.790.000
Persentase Modal Kerja 100 %

3 Lain-lain (tuliskan sesuai kebutuhan)


a. booth display kebab Rp 1.000.000
b. kebutuhan tak terduga Rp 250.000
c. Dst…
Sub Total Rp 1.250.000
Persentase Modal Lain-lain

TOTAL ANGGARAN Rp 7.319.000


Total Persentase Anggaran 100%
DAFTAR PUSTAKA

Fransisca, Yuniati., et.al. (2021). Analisis Bisnis Model Canvas Pada Operator Jasa
Online Ride-Sharing Noompang. Jurnal Bisnis Dan Iptek. 14(1), 46-55

Fatimah, Fajar Nur‟aini Dwi. (2020). Teknik Analisis SWOT. Anak Hebat Indonesia :
Yogyakarta.

Varianto, Vincent. (2017). Model Bisnis Colleges Need Menggunakan Pendekatan


Business Model Canvas. Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis. 2(3), 351-358

www.linovhr.com. (2022, 17 Agustus). Business Model Canvas : Pengertian dan


Manfaat Bagi Perusahaan. Diakses pada 2 Oktober 2023, dari
https://www.linovhr.com/business-model-canvas/

Anda mungkin juga menyukai