Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN STRATEGI BISNIS


Business Model Canvas dan Value Innovation Strategy
Dosen Pengampu : Dr. Gunarianto, SE, M.Si, Ak

Disusun Oleh :
Alif Fidiyanti Mulyani (181622018151598)
Aliviatus Zahro (181622018151614)
Novita Alja Widyiah Wulandari (181622018151652)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Pengertian Business Model Canvas..................................................................................................3
B. Elemen Bussines Model Canvas.......................................................................................................5
C. Pengertian Value Innovation Strategy............................................................................................16
BAB III......................................................................................................................................................18
KASUS......................................................................................................................................................18
A. Kasus Bisnis Model Canvas.............................................................................................................18
B. Kasus Value Innovation Strategy....................................................................................................19
BAB IV.....................................................................................................................................................20
PENUTUP.................................................................................................................................................20
A. Kesimpulan....................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia sedang mengalami peningkatan yang


begitu pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkembangan bisnis kecil maupun yang
sudah besar dari pelaku bisnis online maupun offline. Model bisnis merupakan sebuah
deskripsi tentang bagaimana sebuah perusahaan membuat sebuah nilai tambah di dunia kerja,
termasuk di dalamnya kombinasi dari produk, pelayanan, citra, dan distribusi dan sumber
daya serta infrastruktur.

Demikian pula konsep model bisnis telah diposisikan antara input yang digunakan
oleh perusahaan untuk mendapatkan output ekonomi (Afuah, 2004). Model bisnis sangat
penting bagi perusahaan karena bisa dilihat beberapa keuntungannya, yaitu: pertama, dengan
adanya model bisnis dapat membantu perusahaan atau pelaku usaha untuk mendapatkan
informasi mengenai bagaimana, dimana dan kapan produk tersebut berfungsi dengan baik.
kedua, merancang model bisnis yang baik dapat melemahkan kompetitor. dengan adanya
keuntungan tersebut dapat membantu perusahaan memenangkan daya saing di pasar. Konsep
dari business model canvas (BMC) adalah cara untuk menggambarkan, menvisualisasikan,
menilai dan mengubah model bisnis. Usaha bisnis dapat memetakan model bisnisnya
kedalam 9 elemen yaitu: segmen pelanggan, aliran pendapatan, sumber daya utama, kegiatan
utama, mitra utama, dan biaya-biaya

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Business Model Canvas?


2. Apa saja 9 elemen yang ada di dala Business Model Canvas?
3. Apa yang dimaksud dengan Value Innovation Strategy?
4. Apa saja Value Innovation yang digunakan dalan bisnis?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang Business Model Canvas


2. Untuk mengetahui 9 elemen yang terdapat dalam Business Model Canvas
3. Untuk mengetahui tentang Value Innnovation Strategy
4. Untuk mengetahu Value Innovation yang digunakan dalam bisnis

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Business Model Canvas

Menurut Fred R. David (2004) manajemen strategis merupakan seni atau


pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan
sehigga membuat organisasi dapat mencapai target yang diinginkan. Fokus utama dari
manajemen strategi pemasaran adalah untuk mengalokasikan dan menkoordinasikan sumber
daya pemasaran dengan kegiatan dalam pencapaian tujuan dan melakuakan upaya untuk
mendapatkan keuntungan bersaiang dari kompetitor. Pada dasarnya suatu perencanaan
strategi merupakan cara yang dipertimbangkan untuk menghadapi peningkatan
ketidakpastian perilaku pasar.

Menurut Hughes dan Kapoor (2010) Business is the organized effort of individuals to
produce and all a profit, the good services that satisfy society needs. The general term
business refers to all such effort within a industry. Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha
individu yang diorganisasi untuk menghasilkan atau menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan Menurut Dun
Steinhoff (1993), Business is all activities involved in providing the good and service needed
or desired by people. Artinya, bisnis merupakan seluruh aktivitas yang mencakup
pengandaan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.

Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Bisnis
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
menyediakan barang dan jasa dengan tujuan memperoleh 7 keuntungan. Orang yang
berusaha menggunakan waktunya dengan menanggung resiko dengan menjalankan bisnis
disebut entrepeneur. Untuk menjalakan bisnis, entrepreneur harus mengkombinasikan empat
macam sumber, yaitu material human, financial dan information. Bisnis pada umumnya
menekankan tiga hal, yaitu usaha perseorangan kecil – kecilan dalam bidang barang dan jaaa,
usaha perusahaan besar (seperti pabrik, transportasi, perusahaan surat kabar, hotel dan
sebagainya), dan usaha dalam budang struktur ekonomi bangsa

3
Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur, mengemukakan Business Model Canvas
(BMC) salah satu alat strategi yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah model bisnis
dan menggambarkan dasar pemikirantentang bagaimana organisasi menciptakan,
memberikan, dan menangkap nilai. Business Model Generation lebih populer dengan sebutan
Business Model Canvas merupakan suatu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat rupa
usaha yang sedang atau kita akan jalani. Mengubah konsep bisnis yang rumit menjadi
sederhana yang ditampilkan pada satu lembar kanvas berisi rencana bisnis dengan sembilan
elemen kunci yang terintegrasi dengan baik didalamnya mencangkup analisis strategi secara
internal maupun ekternal perusahaan.

Menurut Wheelen dan Hunger, model bisnis dapat diartikan sebagai alat yang
digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan uang dilingkungan bisnis dimana perusahaan
beroperasi. Definisi lain dari model bisnis yang mengatakan kalau model bisnis itu “metode
yang digunakan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya, yang membuat perusahaan dapat
bertahan.” Dengan kata lain model bisnis adalah metode atau cara, yaitu cara menciptakan
nilai.

Business Model Canvas dikembangkan oleh guru model bisnis Swiss Alexander
Osterwalder dan profesor Sistem Informasi manajemen Yves Pigneur. Model bisnis ini akan
memudahkan pebisnis untuk membangun dan mengembangkan bisnis atau perusahaan yang
dijlankan. Business model canvas ditampilkan dalam sebuah kanvas terdiri dari 9 elemen

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Bisnis model canvas (BMC)
adalah sebuah alat representasi visual yang berfungsi untuk menjelaskan sebuah proses bisnis
secara komprehensif. Dengan tools BMC yang terdiri dari 9 elemen utama ini, Anda dapat
memahami garis besar sebuah bisnis, tanpa harus menyusun dokumen bisnis plan panjang
lebar.

Pembuatan business model canvas bertujuan dalam membantu perusahaan guna


merancang perencanaan bisnisnya serta menetapkan dan memvalidasi berbagai poin penting
dalam bisnis seperti sumber daya yang ada,aktivitas, hubungan yang hendak dijalani dengan
pihak-pihak terkait, mengenai pendapatan serta pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Terdapat empat manfaat yang didapatkan ketika kita mempunyai model bisnis yaitu:

4
1. Terkait dengan komponennya, model bisnis memudahkan para perencana dan pengambil
keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara komponen-komponen dalam
bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi konsumen dan nilai bagi perusahaan.
2. model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponennya.
3. model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan untuk mengembangkan bisnis.
4. model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan seberapa radikalsuatu perubahan
dilakukan dan konsekuensinya

B. Elemen Bussines Model Canvas

Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation (2014)


menciptakan sebuah framework yang sederhana dan mudah dimengerti untuk
menggambarkan bisnis kita yaitu Business Model Canvas. Model Bisnis Kanvas merupakan
model bisnis yang dituang ke dalam visual gambar dan dibagi menjadi 9 Aspek Bisnis yang
meliputi : Segmen Pelanggan (Customer Segment), Porsi Nilai (Value Proposition), Jaringan
(Channel), Hubungan dengan Pelanggan (Customer Relationship), Aliran Dana (Revenue
Stream), Sumber Daya Kunci (Key Resourcess), Kegiatan Inti (Key Activities), Kemitraan
Kunci (Key Partners), Struktur Biaya (Cost Structure).

1. Segmen pelanggan (customer segment)

5
Customer segment atau segmen pelanggan adalah pihak yang menggunakan jasa/produk
dari organisasi dan mereka yang berkontribusi dalam memberikan penghasilan bagi
organisasi. Menurut Osterwalder dan Pigneur bahwa pelanggan adalah inti dari model bisnis.
Tanpa pelanggan (yang dapat memberikan keuntungan), tidak ada perusahaan yang mampu
bertahan dalam waktu lama. Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur juga menyebutkan
ragam Customer Segments sebagai berikut:

a. Pasar Terbuka: Model bisnis yang menetapkan sasaran pelanggannya pada pasar
terbuka tidak menetapkan segmen khusus tertentu. Disini, perusahaan semua orang
adalah pelanggan.
b. Ceruk pasar: Model bisnis mengarah ke pasar khusus (ceruk) yang jumlahnya sangat
kecil yang selama ini belum terlayani oleh siapapun. Value proposition, Distribution
Channels, dan Customer Relationships semua didesain khusus mengarah ke
kelompok pelanggan khusus.
c. Pasar Tersegmentasi: Model bisnis diarahkan untuk melayani pelanggan yang
diklasifikasikan lagi berdasarkan kebutuhan dan permasalahan mereka.
d. Diversifikasi Pasar: Model bisnis diarahkan untuk melayani dua atau lebih segmen
pelanggan yang tidak berkaitan dalam hal permasalahan dan kebutuhannya. Kedua
atau lebih segmen pelanggan ini tampaknya mempunyai kebutuhan yang sama, akan
tetapi berbedah karakteristik nya.
e. Multipasar Model bisnis diarahkan untuk melayani dua atau lebih segmen pelanggan
yang saling berkaitan (multiside market).

2. Porsi nilai (value proposition)

Value proposition adalah nilai (atau manfaat) yang ditawarkan perusahaan kepada
pelanggan. Manfaat ini terwujud dalam bentuk sekumpulan produk atau jasa. Bagi
pelanggan, value proposition terwujud dalam bentuk pemecahan masalah yang dihadapi atau
terpenuhinya kebutuhan

Sedangkan Menurut (Kotler, 1996:24) Value Propositions menggambarkan tentang


bagaimana perusahaan memberikan nilai terbaik untuk pelanggannya sesuai dengan proposisi

6
nilai yang ada pada perusahaan tersebut. Dengan menciptakan nilai yang unggul , perusahaan
menciptakan pelanggan yang sangat puas dan tetap setia serta mau membeli lagi.

Sehingga dapat disimpulkan, elemen ini mengambarkan gabungan antara produk dan layanan
yang menciptakan nilai unggul untuk segmen pelanggan yang spesifik.

Beberapa elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai unggul (value proposition)
adalah:

a. Kebaruan (Newness): Proposisi nilai kebaruan adalah proposisi nilai yang


sebelumnya tidak pernah ditawarkan oleh perusahaan manapun, baik dari segi fitur
atau layanan baru dan sifatnya inovasi.
b. Kinerja (Performance): Meningkatkan kualitas produk ataupun kinerja dalam
pelayanan merupakan cara yang umum untuk membuat nilai tambah.
c. Kustomisasi (Customization): Customization adalah produk atau jasa yang
disesuaikan dengan kebutuhan individual pelanggan.
d. Menyelesaikan pekerjaan (Getting the Job Done). Nilai tambah ini dapat dibuat
dengan cara membantu pelanggan dalam menyelesaikan beberapa pekerjaan.
e. Desain (Design): Nilai tambah desain adalah atribut yang penting namun sulit untuk
diukur.
f. Merek/Status (Brand/ Status) Pelanggan dapat menemukan nilai tambah dalam merek
dari suatu produk ataupun jasa.
g. Harga (Price): Ketika perusahaan menawarkan produk yang mirip dengan produk
yang telah ada di pasar dan lebih murah dibanding produk lain tersebut adalah cara
umum untuk memenangkan segmen pasar yang sensitif terhadap harga.
h. Pengurangan Biaya (Cost Reduction): Perusahaan dapat memberikan nilai kepada
pelanggan berupa pengurangan biaya dari aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan.
i. Pengurangan Risiko (Risk Reduction). Perusahaan dapat memberikan nilai kepada
pelanggan dengan cara mengurangi risiko yang dihadapi pelanggan.
j. Akses (Accessibility). Cara lain untuk memberikan nilai tambah adalah membuat
produk atau jasa yang dapat dijangkau oleh pelanggan dimana pelanggan sebelumnya
tidak dapat menjangkau produk atau jasa tersebut.

7
k. Kenyamanan/Kemudahan Penggunaan (Convenience/ Usability). Perusahaan juga
dapat menciptakan nilai tambah dengan cara membuat produk yang lebih nyaman dan
mudah untuk digunakan pelanggan adalah pembentukan nilai tambah yang sangat
penting

3. Jaringan (channel)

Dalam konsep BMC, saluran merupakan wadah untuk menyampaikan produk/jasa (nilai
unggul) kita kepada pasar sasaran yng sudah kita akan tuju. Agar dapat berfungsi secara
optimal, saluran perlu didesain dengan mempertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi.

Sedangkan Menurut Kotler dan Keller (2009:106) Channels adalah sekelompok


organisasi yang saling bergantung yang terlihat proses pembuatan produk atau jasa yang
disediakan untuk digunakan atau dikonsumsi. Menurut Tjiptono. Fandy (2008:285) Channels
merupakan saluran pemasaran yang dapat diartikan juga kegiatan yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Channels menggambarkan interaksi dengan pelanggan dan berperan penting dalam


proses yang dialami oleh pelanggan. Dalam konsep BMC, saluran merupakan wadah untuk
menyampaikan produk/jasa (nilai unggul) kita kepada pasar sasaran yng sudah kita akan tuju.
Agar dapat berfungsi secara optimal, saluran perlu didesain dengan mempertimbangkan
aspek efektifitas dan efisiensi.

Alexander dan Osterwalder (2012:26) merinci fungsi Channels untuk:

a) Memunculkan kesadaran dari pelanggan mengenai adanya produk atau jasa


perusahaan

b) Membantu pelanggan mengevaluasi Value Proposition perusahaan

c) Memfasilitasi pelanggan membeli produk atau jasa perusahaan

d) Menyampaikan value proposition kepada pelanggan

e) Menyediakan dukungan pascapenjualan

8
Fase-fase dalam channel:
a) Awareness: berfungsi mengenalkan perusahaan kepada pelanggan. Pertanyaan yang
perlu diajukan adalah: Bagaimana kita dapat memunculkan kesadaran di kalangan
segmen yang disasar mengenai produk/jasa perusahaan kita?

b) Evaluation: berfungsi sebagai fase dimana perusahaan dan pelanggan dapat saling
menilai satu sama lain. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah: Apa yang dapat kita
lakukan untuk membantu pelanggan mengevaluasi produk/jasa kita?

c) Purchase: fase yang berfungsi sebagai proses transaksi. Tantangannya adalah


bagaimana mengelola agar proses tersebut berjalan dengan efektif dan efisien.
Perusahaan dapat memilih jenis transaksi antara transaksi fisik dan non-fisik.

d) Delivery: fase pemenuhan “janji” atau pembuktian proposisi nilai. Aspek yang perlu
dipertimbangkan adalah aspek efisiensi.

e) After sales: merupakan fase purnajual. Perusahaan perlu memahami bagaimana


kondisi dan perasaan pelanggan setelah mendapatkan “janji” yang ditawarkan. Fase
ini merupakan penentu apakah pelanggan melakukan transaksi ulang dengan
perusahaan atau pelanggan sudah cukup sekali saja. Fase ini dapat digunakan sebagai
fase evaluasi apakah pelanggan telah mendapat „janji‟ sesuai dengan yang
ditawarkan.

4. Hubungan dengan pelanggan (customer relationship)

Elemen ini mengambarkan berbagi jenis hubungan yang dibungan perusahaan


bersama segmen pelanggan yang spesifik. Membina hubungan dengan pelanggan bertujuan
untuk mendapatkan pelanggan baru (akusisi), mempertahankan pelanggan baru (retention),
dan menawarkan produk atau jasa lama dan baru pada pelanggan lama (upselling).

Menurut Tim PPM Manajemen (2012:33) Customer relationships merupakan


pembinaan hubungan dengan pelanggan bertujuan untuk mendapatkan pelanggan baru
(akuisisi), mempertahankan pelanggan lama (retention) , dan menawarkan produk atau jasa

9
lama dan baru pada pelanggan lama. Dalam Business Model Canvas (BMC), elemen
Customer Relationships menggambarkan jenis hubungan yang dibangun perusahaan dengan
segmen pasar tertentu.

Menurut Tim PPM Manajemen (2010:130) bagi perusahaan atau organisasi apapun,
Customer Relationships memiliki peran yang vital, karena menjalankan paling tidak 3 fungsi:
a. Mengakuisisi (acquisition) pelanggan, yaitu mengubah calon pelanggan (prospek)
menjadi pelanggan aktual
b. Mempertahankan Pelanggan (Customer retention), yaitu menjaga pelanggan yang sudah
ada agar tetap menjadi pelanggan
c. Meningkatkan Penjualan (boasting sales), yaitu mendorong pelanggan yang sudah ada
untuk berbelanja lebih banyak bagi perusahaan

Terdapat beragam cara bagi perusahaan untuk menjalin hubungan dengan


pelanggannya. Alexander Ostewalder dan Yves Pigneur menyebutkan ada enam kategori
Customer Relationships. Perusahaan dapat menggunakan keenam kategori sekaligus. Enam
kategori Customer Relationships yaitu:

a. Bantuan personal: berdasarkan pola interaksi antar manusia, ada proses komunikasi
dua arah, sifatnya personal. Pelanggan dapat berkomunikasi dengan petugas
pelayanan pelanggan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau
setelah selesai pembelian.
b. Bantuan personal khusus: Dalam hubungan jenis ini, perusahaan menugaskan
petugas pelayanan pelanggan yang khusus diperuntukkan bagi kline individu.
Sifatnya memang di desain khusus untuk melayani kebutuhan klien agar mereka
lebih mendapat perlakukan khusus.
c. Swalayan: perusahaan tidak menyediakan hubungan khusus atau petugas tetapi
hanya menyediakan semua sarana yang diperlukan untul pelanggan agar dapat
membantu dirinya sendiri dalam berbelanja.
d. Layanan otomatis: dapat dikatakan gabungan antara layanan bantuan personal dan
swalayan. Disini pelanggan mendapat layanan istimewa namun semua serba
otomatis.

10
e. Komunitas : Inti dari saluran ini adalah membangun hubungan dengan pelanggan
dengan membuat komunitas atau kelompok. Komunitas berdasarkan hobi atau minat
tertentu.
f. Kokreasi : kita menlibatkan pelanggan atau mitra lain untuk menciptakan produk/jasa
yang mereka butuhkan.

5. Aliran dana (revenue stream)

Revenue streams mendeskripsikan aliran kas yang didapatkan oleh perusahaan dari
masing-masing segmen pelanggan. Apabila pelanggan diibaratkan sebagai jantung, maka
aliran pendapatan adalah arteri-nya.

Menurut Osterwalder dan Yves Pigneur menyebutkan bahwa ada beberapa cara untuk
membangun arus pendapatan antara lain:

a. Penjualan asset: Jual beli merupakan aktivitas ekonomi menusia yang telah hadir di
muka bumi ini seja peradaban dimulai berabad-abad lampau. Hasil produksi
perusahaan manufaktur adalah aset perusahaan tersebut.
b. Biaya pemakaian: Aliran pendapatan ini tercipta dari pembayaran atas jasa atau
barang tidak berwujud lainnya yang dimanfaatkan oleh pelanggan. Semakin banyak
jasa yang ditawarkan dimanfaatkan oleh pelanggan, semakin banyak pula pelanggan
akan membayar, dan akhirnya semakin besar pula aliran pendapatan.
c. Biaya langganan: Aliran pendapatan ini tercipta dari pembayaran oleh pelanggan
dalam segmen-segmen tertentu atas hak dan aksesibilitas untuk jasa yang dapat
dimanfaatkan selama periode waktu tertentu pula.
d. Sewa: Berbeda dengan biaya pemakaian ataupun biaya langganan, aliran pendapatan
ini tercipta dari pembayaran oleh pelanggan dalam segmen-segmen tertentu atas
penyerahan hak eksklusif untuk pemanfaatan asset yang dimiliki perusahaan.
e. Lisensi: Aliran pendapatan lainnya, yaitu lisensi, tercipta dari pembayaran yang
dilakukan oleh pelanggan karena mereka mendapatan izin untuk menggunakan hak
atas kekayaan intelektual perusahaan yang dilindungi secara hukum.

11
f. Biaya jasa perantara (brokerage fee): suatu aliran pendapatan yang pada umumnya
diperoleh oleh perusahaan atupun perorangan yang menerapkan model bisnis
keagenan.
g. Iklan: Aliran pendapatan ini dihasilkan dari pembayaran oleh pelanggan atas
penggunaan media komunikasi sebagai tempat untuk mengiklankan atau
mempromosikan produk barang atau jasanya.

6. Sumber dana kunci (key resources)

Menurut Tim PPM Manajemen Key Resource menggambarkan aset-aset terpenting


yang menentukan keberhasilan pengoperasiannya model bisnis. Aset-aset berharga inilah
yang memungkinkan organisasi mewujudkan value propositions yang dijanjikannya kepada
pelanggan dengan baik.

Sumber daya utama ini dapat berbentuk fisik (teknologi, mesin atau perlatan),
finansial, intelektual, atau manusia.

a) Fisik :kategori ini meliputi semua asset fisik, seperti fasilitas pabrikan, bangunan,
kendaraan, mesin, sistem titik penjualan, atau jaringan distribusi.

b) Finansial : meliputi ketersediaan uang tunai perusahaa, baik berbentuk modal sendiri,
pinjaman pihak ketiga.

c) Intelektual : meliputi merek, pengetahuan yang dilindungi, paten atau hak cipta,
kemitraan atau data base palanggan. Perlu kiranya pengusaha melindungi merek
mereka atau mempatenkan usaha unik untuk melindungi diri dari pesaing. Merek juga
akan membantu pengusaha agar dikenal oleh konsumennya.

d) Manusia : orang-orang yang bekerja untuk kita atau bermitra untuk kita. Apakah
mereka akan menjadi tenaga penjualan kita, membantu kita memproduksi produk /
jasa kita yang kita recruit dengan sistem gaji atau kerjasama.

7. Kegiatan inti (key activities)

Menurut Tim PPM Manajemen yang dimaksut Key Activities (kegiatan inti) adalah
kegiatan yang menentukan keberhasilan suatu model bisnis. Aktifitas utama menunjukkan

12
bahwa kegiatan-kegiatan operasional yang harus dilakukan oleh pemilik usaha dalam
mewujudkan suatu produk/jasa yang unggul sesuai dengan segment pasar yang disasar.
Setelah produk itu terwujud langkah selanjutnya pengusaha tersebut mendeliveri atau
menghantarkan kepada pelanggan yang disasar dengan desain channel yang ditetapkan
sebelumnya, kemudian mempertahankan hubungan dengan pelanggan tersebut agar
memperoleh pendapatan sebagaimana yang telah di tetapkan.

Key activites dapat dibedakan menjadi:

a. Produksi: berhubungan dengan mendesain, membuat, dan menyalurkan produk dalam


jumlah substansial atau kualitas superior. Produksi mendominasi model bisnis pada
perusahaan manufaktur.
b. Pemecahan masalah: berhubungan dengan pemberian solusi atas masalah pelanggan
individual. Contohnya pekerjaan konsultasi, rumah sakit, dan organisasi pelayanan
lainnya.
c. Platform/network: model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai key
resources didominasi oleh platform atau key activity yang terkait dengan network.

8. Kemitraan kunci (key partners)

Menurut Tim PPM Manajamen, Key Partnerships atau kemitraan kunci merupakan
mitra kerjasama mengoperasikan organisasi. Organisasi membutuhkan kemitraan ini untuk
berbagai motif yang umumnya adalah: penghematan karena tidak tercapainya ekonomi skala,
mengurangi risiko, memperoleh sumber daya atau pembelajaran.

Osterwalder dan Pigneur (2012:38) membedakan empat jenis kemitraan yang berbeda,
antara lain :

a. Aliansi strategi antara non pesaing


b. Competition: kemitraan strategi antar pesaing

c. Usaha patungan untuk mengembangkan bisnis baru

d. Hubungan pembeli dan pemasok untuk menjamin pasokan yang dapat diandalkan.

13
beberapa motivasi perusahaan dalam menciptakan kemitraan:
a) Optimisasi dan skala ekonomi: Wujud paling dasar dari kemitraan adalah
mengoptimalkan alokasi sumber daya dan aktivitas. Menjadi tidak logis apabila
perusahaan memiliki semua jenis sumber daya atau mengerjakan setiap aktivitas oleh
perusahaan sendiri.
b) Pengurangan risiko dan ketidakpastian: Kemitraan dapat membantu dalam
mengurangi risiko dalam lingkungan yang bersaing dan penuh ketidakpastian. Sudah
menjadi hal yang umum apabila perusahaan pesaing menciptakan kemitraan di satu
area dan bersaing di area lainnya.
c) Memperoleh sumber daya dan aktivitas tertentu: Sedikit perusahaan yang mempunyai
semua sumber daya atau melakukan setiap aktivitasnya sendiri yang dijabarkan dalam
model bisnisnya. Sebaliknya, banyak perusahaan yang bergantung kepada perusahaan
lain dalam rangka memperoleh sumber daya atau melakukan aktivitas tertentu.

9. Struktur Biaya (Cost Structure)

Menurut Tim PPM Manajemen (2012:38) Cost Structure atau struktur biaya
menggambarkan semua biaya yang muncul sebagai akibat dioperasikannya model bisnis ini.

Pada dasarnya biaya sebaiknya diperkecil dalam setiap model bisnis. Tetapi struktur
biaya yang rendah menjadi sangat penting dalam model bisnis tertentu.

Model bisnis secara umum mempunyai dua jenis struktur biaya:

a. Cost-driven: Berfokus pada memperkecil biaya sekecil mungkin. Pendekatan ini


bertujuan untuk menciptakan dan mempertahankan struktur biaya yang paling kecil,
menggunakan harga murah sebagai proposisi nilai, automasi maksimum, dan
outsourcing yang luas.
b. Value-driven: Sebagian model bisnis suatu perusahaan tidak terlalu berfokus pada
implikasi biaya, melainkan berfokus pada penciptaan nilai

Struktur biaya dapat mempunyai beberapa karakteristik berikut:

14
a) Biaya tetap: adalah biaya yang tetap sama tidak bergantung pada perubahan jumlah
produk & layanan yang diberikan kepada pelanggan.
b) Biaya variabel: adalah biaya yang bervariasi bergantung pada jumlah produk atau
layanan yang diberikan kepada pelanggan.
c) Skala Ekonomi: adalah keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis tertentu ketika
output-nya meluas.
d) Lingkup ekonomi: adalah keunggulan biaya yang dinikmati suatu bisnis tertentu
karena lingkup operasional yang semakin besar.

Dalam membuat bisnis canvas, ada tahapan:

1. Mempelajari Kompetitor

Anda memang bisa saja membuat bisnis model canvas sendiri. Namun, mempelajari
kompetitor bisa membantu Anda mendapatkan wawasan dari keberhasilan atau kegagalan
kompetitor di bisnis tersebut.

Dengan informasi yang diperoleh, Anda jadi tahu apa yang diinginkan konsumen di
bisnis tersebut dan apa solusi yang tepat untuk ditawarkan. Hal ini memungkinkan Anda
menemukan celah yang bisa Anda manfaatkan untuk menjangkau pasar yang lebih baik
dibanding kompetitor.

2. Sesuaikan dengan Urutan Elemen yang Ada

Semua elemen di dalam bisnis model canvas itu penting. Namun, kalau Anda sudah
merancang model bisnis Anda dengan jelas, Anda akan tahu manakah yang menjadi
prioritas dari sembilan elemen yang ada.

Anda juga dapat memetakan strategi Anda dalam waktu tertentu. Semakin jelas target
waktu dan tujuan yang harus dicapai, akan semakin mudah mengukur keberhasilannya.

3. Hubungkan Setiap Elemennya

Hubungkan setiap elemen bisnis model canvas agar dapat mendukung satu sama lain
sebagai strategi yang matang. Sebagai contoh, value propositions yang ditawarkan tentu

15
harus memiliki segmentasi pelanggan yang jelas agar diketahui bagaimana revenue
stream didapatkan.

4. Fokus pada Kondisi Sekarang

Anda bisa merancang konsep bisnis untuk masa depan menggunakan bisnis model
canvas. Namun, kondisi bisa saja berubah baik dari hadirnya kompetitor maupun
perubahan perilaku konsumen.

Oleh karena itu, ketika merencanakan bisnis, fokuslah pada kondisi saat ini agar
perhitungan strategi Anda lebih tepat.

5. Lakukan Review

Jika semua elemen sudah terhubung, ada baiknya Anda melakukan pengecekan ulang.
Apakah semua elemen sudah terhubung dengan tepat? Pastikan semua elemen di bagian
kiri bisnis Canvas sesuai dan siap mendukung bagian kanan Canvas.

C. Pengertian Value Innovation Strategy

Value Innovation atau inovasi nilai merupakan istilah yang penting dalam Blue Ocean
Strategy (BOS). Pada dasarnya value innovation merupakan proses kreatif dalam rangka
mencari strategi yang ‘berbeda’ dalam suatu persaingan usaha sedemikian rupa sehingga
perusahaan yang menerapkan BOS mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh para
pesaingnya.

Value Innovation merupakan inti dari Blue Ocean Strategy. Value Innovation memberikan
penekanan setara pada Value dan Innovation. Value tanpa Innovation cenderung berfokus
pada penciptaan Value yang standar dan umum berlaku tanpa adanya keunggulan dari
Innovation, sedangkan Innovation tanpa Value cenderung bersifat mengandalkan persepsi
pribadi tanpa Feasibility Study (studi kelayakan) atau futuristis, dan sering membidik sesuatu
yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.

Menurut Kim dan Maugborgne (2005:26), dalam penelitiannya berjudul “value


innovation: a leap into the blue ocean” menjelaskan blue ocean strategy adalah cara strategi
perusahaan yang menciptakan pasar yang tidak terbantahkan ruang yang membuat kompetisi

16
tidak relevan. Dengan mengandalkan studi pada 150 perusahaan dalam 30 industri lebih dari
100 tahun dan beralasan adanya dua jenis pasar yakni red ocean dan blue ocean.

Menurut Rostami dan Ehtehsami Akbari (2011:223), dalam penelitiannya berjudul “the
blue ocean strategy” menerangkan dalam sebuah analogi untuk menggambarkan luas-
dalamnya ruang pasar yang potensial yang belum dikaji lebih dalam.

Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa blue ocean strategy adalah
strategi perusahaan dengan menciptakan segmen pasar baru belum dilakukan oleh pesaing
lain agar mampu membuat kompetisi baru dengan jenis pasar yakni red ocean dan blue
ocean.

D. Value innovation yang digunakan dalam bisnis


1. Brain (Price Value)
Maksudnya dari hal ini adalah pengusaha harus membuat customer berpikir bahwa,
Selain mendapatkan kualitas, customer bisa berpikir bahwa uang yang dikeluarkan, kalau
dibagi dengan kuantitas dan waktu itu menjadi lebih murah.
customer pada umumnya yang memahami value ini cenderung memilih produk atau
layanan yang lebih berkualitas dan memiliki manfaat berjangka lebih panjang dibanding
dengan yang hanya terlihat lebih murah, karena itu tugas Anda adalah membuat customer
bisa memahami bahwa value yang Anda berikan lebih besar dari harga yang mereka
bayarkan dibandingkan dengan kompetitor.
2. Behaviour (Emotional Value)
customer harus merasakan Safety Needs (ketenangan pikiran). Hal ini bisa Anda rasakan
saat Anda membeli asuransi. Jangan sampai customer masih merasa ragu. Maka, kebutuhan
customer untuk mendapatkan feel atau rasa– Tidak Terpenuhi. Perasaan kedua adalah Self
Esteem atau perasaan dihargai.
Sangat penting untuk membuat customer merasa lebih terpenuhi kebutuhan emotionalnya
berdasarkan Hierarchy Of Needs. Sehingga pengusaha harus berhasil memberikan emotional
value yang lebih kepada customer dibanding kompetitor.
3. Beauty (Physical Value)

17
Physical Value artinya apa yang paling penting bagi customer Anda secara fisik. Hal
pertama yang akan dirasakan seorang customer adalah kenyamanan. Kemudian setelah
mereka puas secara fisik, customer akan mendapatkan value dari sebuah bisnis.

BAB III

KASUS

A. Kasus Bisnis Model Canvas

Falafel Lacker adalah bisnis yang dibuat karena kewajiban mahasiswa dalam
memenuhi tugas proyek kewirausahaan. Dibentuk oleh 4 mahasiswa yaitu. Muhammad
Farid, Nau Fadly mahas, Farhan Boniran, Ryan Perdana Kusuma. Falafel Lacker merupakan
bisnis yang bergerak dibidang makanan cepat saji tetepai Falafel Lacker ini dibuat dengan
bahan-bahan pilihan yang berkualitas tinnggi dan sudah berstandar nasional. Oleh sebeb itu
Farlafel Lacker tidak akan menimulkan berbagai macam penyakit serius apabila dikonsumsi
secara terus menerus. Produk yang ditawarkan oleh Falafel Lacker ada 4 yaitu:
1. Falafel Special (Sandwich isi daging, keju, telur, dan sayuran)
2. Falafel Beef (Sandwich isi daging, keju, dan sayuran)
3. Falafel Egg (Sandwich isi telur, dan sayuran)
4. Falafel Veggie (Sandwich isi sayuran)

18
B. Kasus Value Innovation Strategy

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bisnis model canvas (BMC) adalah sebuah alat representasi visual yang berfungsi
untuk menjelaskan sebuah proses bisnis secara komprehensif. Dengan tools BMC yang
terdiri dari 9 elemen utama ini, Anda dapat memahami garis besar sebuah bisnis, tanpa harus
menyusun dokumen bisnis plan panjang lebar. Elemen tersebut meliputi : Segmen Pelanggan
(Customer Segment), Porsi Nilai (Value Proposition), Jaringan (Channel), Hubungan dengan
Pelanggan (Customer Relationship), Aliran Dana (Revenue Stream), Sumber Daya Kunci
(Key Resourcess), Kegiatan Inti (Key Activities), Kemitraan Kunci (Key Partners), Struktur
Biaya (Cost Structure).

Pembuatan business model canvas bertujuan dalam membantu perusahaan guna


merancang perencanaan bisnisnya serta menetapkan dan memvalidasi berbagai poin penting
dalam bisnis seperti sumber daya yang ada,aktivitas, hubungan yang hendak dijalani dengan
pihak-pihak terkait, mengenai pendapatan serta pengeluaran yang harus dikeluarkan.

Terdapat empat manfaat yang didapatkan ketika kita mempunyai model bisnis yaitu:

5. Terkait dengan komponennya, model bisnis memudahkan para perencana dan pengambil
keputusan di perusahaan melihat hubungan logis antara komponen-komponen dalam
bisnisnya, sehingga dapat dihasilkan nilai bagi konsumen dan nilai bagi perusahaan.
6. model bisnis dapat dipakai untuk membantu menguji konsistensi hubungan antar
komponennya.
7. model bisnis dapat digunakan untuk membantu menguji pasar dan asumsi yang
digunakan untuk mengembangkan bisnis.
8. model bisnis dapat dipakai untuk menunjukkan seberapa radikalsuatu perubahan
dilakukan dan konsekuensinya

20
Dalam membuat bisnis canvas, ada tahapan meliputi: mempelajari kompetitor,
sesuaikan dengan urutan elemen yang ada, hubungkan setiap elemen, fokus pada kondisi
sekarang, lakukan review.

Value Innovation atau inovasi nilai merupakan istilah yang penting dalam Blue Ocean
Strategy (BOS). Pada dasarnya value innovation merupakan proses kreatif dalam rangka
mencari strategi yang ‘berbeda’ dalam suatu persaingan usaha sedemikian rupa sehingga
perusahaan yang menerapkan BOS mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh para
pesaingnya.

Value Innovation merupakan inti dari Blue Ocean Strategy. Value Innovation memberikan
penekanan setara pada Value dan Innovation. Value tanpa Innovation cenderung berfokus
pada penciptaan Value yang standar dan umum berlaku tanpa adanya keunggulan dari
Innovation, sedangkan Innovation tanpa Value cenderung bersifat mengandalkan persepsi
pribadi tanpa Feasibility Study (studi kelayakan) atau futuristis, dan sering membidik sesuatu
yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli.

blue ocean strategy adalah strategi perusahaan dengan menciptakan segmen pasar baru
belum dilakukan oleh pesaing lain agar mampu membuat kompetisi baru dengan jenis pasar
yakni red ocean dan blue ocean.

Value Innovatioan yang dapat digunakan dalan bisnis meliputi: price value, emotional
value, beauty value.

21
DAFTAR PUSTAKA

Osterwalder, A, and Pigneur Y. (2010) Business Model Generation. New


Jersey: John Wily & Sons. Inc

Manajemen, TIM PPM. (2012) Business Model Canvas: Penerapan di


Indonesia. Jakarta: PPM

https://rekandigital.com/3-value-innovation-dari-blue-ocean-strategy-dalam-
industri-kecantikan/

https://www.academia.edu/35196545/TUGAS_SCBD_MAKALAH_Bisnis_Model_
Canvas_Falafel_Lacker

22

Anda mungkin juga menyukai